PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 Agustus 2017

Sinopsis School 2017 Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Ibu Sa Rang kembali ke ruangan Kepsek dengan membawa tas dan mengunakan pakaian biasa. Kepsek Yang dengan sinis bertanya Ada apa lagi sekarang dan apakah tidak mau bersih-bersih. Ibu Sa Rang mengatakan kalau hari libur jadi tidak kerja dan datang sebagai orang tua dari siswa.
“Aku tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Aku merasa sangat marah karena anak-anak memakan makanan  macam ini.” Ucap Ibu Sa Rang
“Akulah yang harusnya marah. Kenapa kau masih menyimpannya? Lebih baik Buang itu dan keluarlah dan Berhenti bertindak bodoh.” Kata Kepsek Yang
“Aku tidak akan keluar... Sebagai orang tua, bagaimana bisa aku hanya diam setelah melihat ini? Akan kutunggu sampai Bapak menyetujui adanya pemeriksaan. Aku tidak akan pergi sampai kau mengatakannya.” Ucap Ibu Sa Rang
“Kau mengambil uang yang diberikan sekolah sebagai bayaran. Bagaimana bisa kau mengklaim hakmu sebagai orang tua? Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Siapa nama anakmu? Bagaimana kalau anakmu dapat masalah karena ini?” kata Kepsek Yang mengancam
Ibu Sa Rang pun panik, mengatakan bukan seperti itu maksudnya. Kepsek Yang memperingatakan kalau Sa Ranbg akan dapat masalah karena ini. Ibu Sa Rang pun memilih untuk bergegas pergi. Kepsek Yang pikir akan  Lebih parah lagi kalau tidak memecatnya, lalu menelp agar menghubungkan dengan perusahaan penyedia jasa kebersihan.


Ibu Sa Rang baru keluar dari toilet, seorang prai datang melihat ibu Sa Rang yang tidak istirahat di hari liburnya. Ibu Sa Rang mengaku Ada sesuatu yang harus diurus. Si pria itu tahu kalau Ibu Sa Rang pasti capek, karena tahu Bukan pekerjaan yang mudah membersihkan sekolah.
“Namanya juga pekerjaan dan Di mana-mana sama.” Kata Ibu Sa Rang
“Ini bonusmu, Jadi Belikan anakmu daging.” Kata si Pria. Ibu Sa Rang menolak karena belum waktunya liburan.
“Kau sudah bekerja keras belakangan ini. Aku tahu kau juga mencemaskan anakmu. Kalau kau melupakan semua, akan lebih baik dan damai. Tapi kalau kau mempermasalahkannya, semua akan jadi canggung. Yang baik, biarkanlah tetap baik.” Kata si pria
Ibu Sa Rang tetap ingin menolaknya, Si pria tetap menyuruh Ibu Sa Rang mengambilnya dan mendengar anaknya itu  sekolah disini. Ibu Sa Rang membenarkan, lalu si pria pun pergi. 

Sa Rang bercerita pada Eun Ho dkk kalau yang ibunya lihat Semua sudah kadaluwarsa dengan Memikirkan anaknya makan.. dari makanan yang tidak layak membuatnya marah. Eun Ho pikir Itu sudah pasti dan Orang tua mana yang akan diam kalau tahu anaknya makan makanan basi.
“Kalau ibuku yang tahu, maka dia akan menjambak rambut kepala sekolah.” Kata Eun Ho kesal
“Eun Ho sakit kemarin, sepertinya juga karena makan siang kita.” Kata Bo Ra. Eun Ho menatap Tae Woon seperti memikirkan sesuatu. 

Tuan Hyun membaca laporan Pertemuan Dewan Sekolah. Tae Woon meminta ayahnya agar memeriksa perusahaan penyedia makan siangnya. Tuan Hyun pikir Perusahaan itu adalah perusahaan besar dan mereka adalah rekan bisnisku jadi Itu bukan masalah.
“Jangan cemaskan soal itu dan belajar sajalah.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon pun hanya bisa diam saja dengan sikap ayahnya. Tuan Hyun melihat kembali berkas dan mulai merasakan sesuatu. 

Tae Woon membelikan sandwich untuk Eun Ho sambil bertanya Apa ini cukup untuk makan siang. Eun Ho mengangguk karena Setelah sakit dihari itu jadi tidak bisa makan di kantin lagi. Tae Woon mengaku sangat mencemaskan Eun Ho tapi tidak bisa makan di luar kantin terus menerus.
“Apa kau pura-pura sakit dan tidak selera makan agar bisa makan berdua saja denganku?” goda Tae Woon. Eun Ho kesal ingin memukulnya.
“Pokoknya, bagaimana kalau memang ada masalah dengan makan siang di sekolah kita? Untungnya aku tidak parah, tapi bagaimana kalau anak-anak lain sakitnya makin parah?” kata Eun Ho khawatir
“Makanya. Kita tidak bisa tinggal diam.” kata Tae Woon.

Malam hari
Tae Woon dengan jaket hitamnya masuk ke dalam sekolah dengan kartu akses mencoba masuk dapur. Tapi saat itu pundaknya ditepuk, Tae Woon langsung menghempaskanya. Ternyata Dae Hwi dan yang lainya ikut bersamanya.
“Kau anggap apa kami? Kau mana bisa melakukan ini sendirian.” Ucap Eun Ho yang datang dengan Bo Ra dan juga Sa Rang. Tae Woon mengeluh kalau ini Menyusahkan saja. 

Mereka pun masuk ke dapur melihat semua makanan kemasan, Tanggal Kedaluwarsa: 15 Mei 2017. Eun Ho merasa ini gila karena sudah tidak layak makan sejak 3 bulan lalu. Bo Ra juga tak percaya Yang ini lebih parah. Ada yang sudah kadaluwarsa sejak setahun lalu.
Tae Woon dan Dae Hwi sibuk merekam sebagai bukti, mereka terus mencoba melihat semua makanan ternyata yang selama ini mereka makan sudah kadaluarsa. Dae Hwi berjalan mundur tanpa sengaja menyenggol sendok sayur dan akhirnya jatuh. Semua langsung terkejut. Dae Hwi pun panik. 

Di luar sekolah
Petugas Han dan Young Gun sedang berpatroli, dan Petugas Han merasa dengar sesuatu lalu mencoba masuk. Tae Woon dkk sudah siap akan menuruni tangga, tapi melihat ada sinar lampu menyuruh semua untuk naik kembali. Dae Hwi bertanya ada Apa lagi sekarang. Tae Woon menyuruh mereka untuk Cepat masuk dan berpencar,lalu bersembnyi.
Mereka pun mencari tempat bersembunyi, Sa Rang dengan Bo Ra, Dae Hwi dibelakang meja dan Tae Woon serta Eun Ho disudut lemari dengan jarak yang dekat. Eun Ho meminta Tae Woon Jangan terlalu dekat. Tae Woon menyuruh Eun Ho diam karena nanti kena tangkap, lalu memuji Eun Ho yang cocok juga jadi X hari ini. 



Petugas Han dan Young Gun akhirnya masuk ke dapur. Semua terlihat gugup bahkan berusaha untuk menahan nafas. Young Gun pikir  Tidak ada siapa-siapa di dapur. Petugas Han penasaran merasakan ada sesuatu yang janggal dan berjalan masuk, Eun Ho dan Tae Woon panik karena bisa ketahuan.
“Coba Lihat... Suaranya pasti dari sendok sayur ini” ucap Young Gun mengambil sendok sayur yang jatuh. Semua terlihat bisa sedikit lega. Young Gun pun mengajak Petugas Han untuk keluar saja
Semua akhirnya keluar dari persembunyian, Tae Woon meminta agar Dae Hwi agar bisa berHati-hati. Dae Hwi meminta Maaf. Sa Rang mencoba menenangkan jantungnya karean mengira mereka akan tertangkap. Tae Woon mengaku Jantungnya mau copot juga. Semua heran kenapa Tae Woon juga merasakan hal yang sama  padahla sudah biasa jadi X.
“Kenapa, ya jantungku mau copot?” goda Tae Woon melirik pada Eun Ho yang terlihat masih gugup. Dae Hwi mengajakmereka agar segara keluar sekarang. Mereka pun bergegas. Tae Woon mengatakan kalau X tak mungkin bisa pergi begitu saja.

Pagi hari
Semua pekerja menutup hidung karena bau  yang tak sedap, semua makana sudah dikeluarkan dari lemari dan semua berantakan di dapur.  Kepsek Yang marah, bertanya Siapa yang melakukannya, menurutnya Ini keterlaluan sekali.
“Sampahnya disusun jadi "X"” kata Guru Park melihat tulisan di meja dapur.
“Jangan main-main dengan makanan. X.” Teriak Kepsek Yang lalu melonggo melihat Guru Park mencoba saus dari pesan yang dtuliskan X.
“Sausnya sudah di sini selama 10 jam. Rasanya manis dan asam.” Kata Guru Park. Kepsek yang terlihat makin marah pada X.
“Tapi ada sesuatu yang lebih serius dari ini.” Kata Guru Park. Kepsek yang binggung Apa yang lebih serius dari ini. Guru Park menunjuk ke arah pintu masuk ada banyak kurir makanan. 

Semua kurir masuk ke ruangan kepala sekolah mengatakan kalau mengantar semua pesanan dan Nomor teleponnya dari sekolah itu. Pria lain memberitahu kalau ini 100 paket kotak makan siang untuk acara sekolah. Kepsek Yang kesal karena tidak pernah menelepon.
“Aku ingat nada bicaramu "Sudah kubilang." Begitulah caramu bicara di telepon.” Ucap Si pria. Kepsek Yang binggug.
“Kau bilang di telp "Aku memesan banyak, jadi jangan lupa..gratisannya. Sudah kubilang, 'kan.Goreng dagingnya yang benar dan renyah. Sudah kubilang, 'kan." Caramu bicara mirip sekali dengannya.” Ucap si pria meminta mereka dibayar.
“Aku tidak pesan! Sudah kubilang, 'kan?” teriak Kepsek Yang kesal. 

Dikantin
Jajangmyun dan juga mandu dibagikan untuk makan siang, Semua terlihat senang bisa makan jajamyun di kantin sekolah. Eun Ho dkk pun makan bersama dengan senyuman bahagia. Byung Goo berharap pihak menghilangkan makanan kantin dan memberi meni makan seperti ini setiap hari.
“Hei. Apa yang terjadi?” tanya Dae. Tae Woon dengan senyuman merasa kalau semua bisa Senang sekali makan makanan enak. Dae Hwi penasaran apa yang dilakukan temanya sampai mereka bisa makan jajangmyun. 

Flash Back
Tae Woon masuk ke ruangan kepala sekolah, dengan nada bicara Kepsek Yang memesan atas nama SMA Geumdo untuk mengantar  makanan dengan cepat.
Tae Woon dengan senyuman bahagia mengajak semua makan dengan banyak begitu juga Eun Ho. Tapi Eun Ho memang mengambil mie jajang dengan banyak di sumpitnya. Tae Woon langsung menyuruh Eun Ho agar  jangan makan terlalu banyak.
“Biarpun aku makan banyak, aku masih cantik 'kan?” ucap Eun Ho makan dengan senyuman
“Ya. Kau mirip sekali dengan mi, irisan daging dan pangsit goreng.”ejek Tae Woon menunjuk ke badan Eun Ho. 

Petugas Han bertemu dengan Guru Shim sambil mengeluh kalau  tidak lihat sekolah sedang kacau, lalu mau bertindak sesukanya begini, menurutnya apa gunanya hukum dan peraturan dan Buat saja masalah dan selesaikan semaunya sendiri. Guru Shim pikir Tidak ada yang kacau di sini.
“Anak-anak hanya mencari keadilan dengan cara mereka.” Kata Guru Shim
“Tetap saja, ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan secara resmi mengambil alih kasus X.” Kata Petugas Han. Guru Shim langsung melarangnya.
“Kalau begitu, satu sekolah akan tahu. Kalau kepala sekolah tahu, bahawa X adalah anaknya direktur sekolah dan karena dia tidak akan bisa menindak X, maka dia akan mengorbankan anak yang tidak bersalah. Kalau semua terbongkar, maka semuanya akan jadi semakin buruk.” Kata Guru Shim
“ Kita tidak akan tahu sampai membuktikannya sendiri.”tegas Petugas Han.
Guru Shim mengeluh petugas Han yang dingin sekali. Petugas Han juga balik bertanya dengan sikap Guru Shim, ia meminta Sekali saja, agar mepertimbangkanlah posisinya dan sekolah.


Tuan Hyun marah karena Kepsek Yang tidak bisa menangkap X dalam seminggu Dan sekarang  malah ada masalah baru lagi terjadi. Ia measa tidak tahu harus bilang apa menurutnya Orang tua sangat sensitif soal urusan makan siang.
“Kalau sampai kita ketahuan, maka keadaan ini tidak akan bisa teratasi lagi.” Kata Tuan Hyun marah
“Aku akan mengurusnya bagaimanapun caranya.” Kata Kepsek Yang
“Cari solusi sebelum semua makin parah. Pastikan X tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Sewalah petugas keamanan khusus atau apa saja” kata Tuan Hyun. Kepsek yang mengerti dan meminta maaf. 

Kepsek Yang berbicara pada Guru Park kalau semua ini adalah yang terbaik untuk mereka dan Masalah ini harus selesai agar mereka ebrdua bisa tetap aman. Guru Park mengerti dan juga sedang memikirkannya dengan otaknnya.
“Kalau karena masalah makan siang ini Direktur dan kita sampai ditendang keluar..” ucap Guru Park
“Apa maksudmu kita akan "ditendang"? Pokoknya, kita harus menghapus ketidakpercayaan mereka.” Kata Kepsek Yang panik
“Ada solusi yang simpel. Apa yang kau lihat adalah segalanya.” Kata Guru Park 

Semua murid masuk ke kantin tak percaya ada banyak makanan dalam kantin, Byung Joo merasa seperti mimpi kalau Daging bakar dan daging asam manis bersamaan, Mereka pun tak percaya seperti mustahil, melihat menu makanan. Eun Ho pun memminta agar memberikan banyak lauk.
Kepsek Yang mencoba untuk membuat semua murid tenang agar bisa mkaan dan belajar saja. Eun Ho pikir mereka tidak sedikit berlebihan. Sa Rang yakin Makanan itu benar-benar kedaluwarsa. Bo Ra pikir Mungkin karena apa yang mereka  lakukan, maka kepala sekola mengubah taktiknya. Dae Hwi pikir itu bisa saja.
“Kalau semua di luar kendali dan para orang tua serta wartawan tahu, dia pasti akan kebakaran jenggot.” Kata Dae Hwi
“Kenapa aku merasa ini semakin mengganggu, ya?” kata Tae Woon.
“Apanya? Aku harap besok mereka memberi kita daging iga.” Ucap Byung Goo bersemangat. Tae Woon menyuruh Byung Goo makan saja. Byung Goo heran merasa mereka tidak suka iga.
“Orang-orang akan merasa iri, Coba kau Lihat warnanya. Kami dulu tidak pernah dapat makanan seperti ini di sekolah. Ini pasti Enak sekali.” Ucap Kepala Sekolah mencoba mencari muka pada semua murid. Tae Woon menatap sinis Kepsek Yang selalu bisa mencari muka. 

Bo Ra berjalan pulang tak sengaja bertemu dengan Petugas Han dan Young Gun. Petugas Han bertanya Kenapa masih ada disekolah jam segini. BO Ra mengaku habis belajar. Petugas Han yakin Punggungnya  pasti sakit lalu menawarkan untuk ikut patroli saja dengan mereka dan menganggap seperti olah raga. Bo Ra terlihat binggung.
Akhirnya ketiga masuk ke dalam ruangan, Petugas Han  mengucapkan Terima kasih atas bantuan BO Ran dan akan membelikan camilan. Young Gun mengeluh kalau Tidak ada masalah sama sekali, jadi Apa gunanya berpatroli. Petugas Han menjelaskan kalau Insiden biasanya terjadi kalau tidak menduganya sambil mengeluarkan borgol dari saku bajunya.
“Petugas Han... Apa borgolnya sungguhan?” tanya Bo Ra. Petugas membenarkan kalau  itu sungguhan.
“Kau tidak pernah lihat borgol sebelumnya, ya?” ucap Petugas Han. Bo Ram pikir itu Kelihatan seperti mainan. Young Gun mengejek kalau ituKekanakan sekali. Petugas Han pun memasangkan borgol pada dua tangan mereka.
“Bagaimana menurutmu? Ini bukan mainan, 'kan?” kata Petugas Han. Young Gun mengeluh dengan sikap Petugas Han meminta agar melepaskanya.
Petugas Han mengingat kalau lupa bawa kuncinya dan harus ke kantor polisi. Bo Ra binggung, Young Gun mengatakan  akan ikut dengan dan harus melepaskan borgolnya. Petugas Han pikir Akan susah berjalan dengan tangan seperti itu jadi lebih baik menunggu dan akan segera kembali.
“Polisi macam apa yang tidak membawa kunci borgolnya?” kata Young Gun. Petugas Han membenarkan lalu berpikir mereka akan melaporkan ke 119 lalu keluar. Bo Ra memangil Petugas Han.
“Nikmati waktu kalian bersama-sama. Ibu akan segera kembali” Ucap Petugas Han keluar dari ruangan memegang kunci menurutnya mereka  harus ditempelkan seperti itu supaya bisa berbaikan.


Young Gun terlihat kesal melakukan ini pada mereka. Bo Ra mengaku tidak peduli menurutnya Kalau tidak begini, maka Young Gun pasti tidak akan mau mendengarkannya. Young Gun pikir Tidak ada yang ingin dikatakan padam Bo Ra. Bo Ra mengatakan tidak menyesal atas semua yang sudah terjadi.
“Aku senang bisa menolongmu.” Kata Bo Ra. Young Gun dengan sinis menyuruh Bo Ra dan mengumpatnya Pengkhianat.
“Kau benar. Aku mengkhianatimu. Tapi kalau aku harus melakukannya lagi, maka aku akan tetap mengkhianatimu dan mengatakan pada polisi kalau kau bertengkar.” Ucap Bo Ra.
“ Apa kau tahu apa yang terjadi padaku karena itu? Aku dianggap sebagai perusuh di sekolah..” kata Young Gun marah
“Itu lebih baik daripada kau harus mengakhiri hidupmu. Kalau kau melawan waktu itu, maka kau tidak akan dicap nakal. Kau bisa saja jadi terpidana.” Kata Bo Ra.
Young Gun ingin memukul Bo Ra tapi Bo Ra terlihat mimisan, wajahnya mulai panik. Akhirnya ia menyuruh Bo Ra berdiri. Mereka pun sampai di toilet dan Bo Ra mengambil tissue untuk menahan darahnya agar tak keluar.  Young Gun membantu Bo Ra agar menahan darahnya agar tak keluar. 


Flash Back
Young Gun membantu Bo Ra yang mimisan, sambil mengomel kalau temanya itu lemah dan menyuruhnya Makanlah yang banyak. Bo Ra mengaku sdudah makan banyak, tapi Tidak tahu kenapa bisa mimisan. Young Gun pun dengan tulus membantu Bo Ra yang sedang sakit sambil menepuk bokong temanya. Bo Ra mengeluh Young Gun yang menepuk bokongnya.
Bo Ra tersenyum merasa teringat dulu, kalau Setiap kali mimisan, maka selalu merawatku. Young Gun menyuruh Bo Ra Berhentilah bicara dan mengambil tissue lalu memberikan pada Bo Ra. Keduanya berjalan kembali ke ruangan, tak sengaja bertemu dengan Guru Shim. 

“Hei anak-anak.... Ada apa ini?” ucap Guru Shim binggung melihat keduanya berjalan dengan tangan diborgol.
“Bu Soo Ji sedang memamerkan borgol ini pada kami.” Ucap BO Ra. Guru Shim binggung melihat keduanya masih terborgol begini.
“Dia lupa meninggalkan kuncinya di kantor polisi.” Kata Young Gun kesal
“Itu tidak benar. Barusan Bapak melihatnya, sekarang Ikut dengan Bapak. Biar Bapak lepaskan.” Kata Guru Shim. 

Ketiganya masuk ruangan dan Petugas Han sedang membaca majalah.  Guru Shim mengeluh dengan yang Petugas Han lakukan pada anak-anak Young Gun mengeluh karena tadi Petugas Han bilang mau ke kantor polisi. Petugas Han mengatakan pergi sebentar saja.
“Lalu Apa ada yang berbeda antara kalian berdua?” kata Petugas Han. Young Gun masih saja terlihat kesal.
“Aku tidak masalah” kata Bo Ra merasa bisa kembali dekat dengan Young Gun. Guru Shim meminta agar mereka segera dilepaskan saja.
Petugas Han membuka borgol sambil berkata kalau Bo Ra bisa terluka jadi meminta agar Young Gun pulang dan itu adalah tugas tambahannya. Young Gun seperti tak peduli berjalan keluar. Guru Shim pun berpesan pada keduanya Hati-hati di jalan.

Guru Shim mengejar Petugas Han keluar dari sekolah agar bisa bicara. Petugas Han sudah berjalan lebih dulu. Guru Shim mengatakan kalau Anak-anak itu bukan penjahat dan kenapa Petugas Han malah memborgol mereka. Petugas Han menjelaskan aklau ingin membuat mereka baikan, karena Sepertinya ada kesalahpahaman antara mereka tapi mereka kehilangan kesempatan untuk berbaikan.
“Tapi  Tetap saja, tadi itu keterlaluan.” Ucap Guru Shim dengan nada sedikit tinggi.
“Itu 'kan menurutmu. Mungkin saja akan ada efeknya untuk orang lain.” Kata Petugas Han.
“Kau seharusnya menjauhkan benda itu dari anak-anak tapi kau malah memasangkannya ke tangan mereka.” Keluh Guru Shim
“Kau harus Dengar,  Caramu tidak selalu benar. Aku tidak pernah protes tentang bagaimana kau mengatasi anak-anak. Kenapa kau komplain padaku?” ucap Petugas Han dengan nada marah. Guru Shim merasa serba salah kalau bukan itu maksudnya.
“Kritikanmu yang pedas itu membuatku jadi merasa tak berguna dan Aku sedikit tersinggung karenanya.” Kata Petugas Han kesal ingin melangkah pergi.
“Aku tidak tahu kenapa aku begini. Ini bukan maksudku, tapi aku selalu membuatmu marah. Aku ingin melihatmu tersenyum sepanjang waktu. Tapi yang ada aku membuatmu marah, dan aku kesal karenanya. Dan....” ucap Guru Shim kebinggungn lalu tiba-tiba Petugas Han berjalan mendekat.
“Apa kau..sedang minta maaf atau sedang mengungkapkan perasaan padaku?” ucap Petugas Han lalu memberikan kecupan di pipi Guru Shim lalu pamit pergi. Guru Shim terlihat kaget menerima kecupan dari pipi petugas Han. 


Eun Ho berjalan pulang dengan Sa Rang tapi temanya itu terlihat murung. Tae Woon yang melihatnya bertanya apakah Eun Ho bertengkar dengan Sa Rang. Eun Ho mengelengkan kepala tapi itu karena Ibu Sa Rang  protes soal makan siang sekolah dan sepertinya dapat masalah dari kepala sekolah, jadi Sa Rang sangat cemas dan merasa kasihan. Tae Woon pikir Pasti ada masalah
 “Aneh sekali karena mendadak makanan kantin jadi membaik. Benar, 'kan?” ucap Eun Ho
“Seperti ada yang disembunyikan. Mereka melakukanya karena masalahnya jadi semakin besar. Tapi karena anggaran makan siang sudah ditentukan,jadi tinggal menunggu waktu saja.” Kata Tae Won
“Makanannya pasti akan kembali seperti dulu, begitu 'kan?” ucap Eun Ho seperti memuji Tae Woon dengan bangga.
“Sudah kubilang... Aku ini pintar. Aku hanya..” kata Tae Woon langsung disela oleh Eun Ho yang tak ingin mendengar pembelaanya dan ingin tahu apa yang mereka lakukan.  
“Harus kita beri mereka pelajaran. Jadi mereka tidak bisa main-main dengan makanan lagi. Mereka sudah membuat Eun Ho-ku sakit jadi Tentu mereka harus dihukum.” Kata Tae Woon.
“Tidak. Jangan lakukan itu.” Ucap Eun Ho khawatir. Tae Woon heran karena tadi mengatakan mencemaskan Sa Rang.
“Melakukan sesuatu sebagai X tidak akan menyelesaikan masalah. Kepala sekolah sedang mengawasi kita belakangan ini.” Kata Eun Ho
“Aku ini X. Aku baik-baik saja.” Ucap Tae Woon. Eun Ho menegaskan untuk melarang Tae Woon melakukanya.
“Apa Kau tahu berapa banyak orang yang sudah terlibat karena kau?” ucap Eun Ho marah. Tae Woon menyakinkan kalau baik-baik saja.
“Kubilang jangan!” tegas Eun Ho dengan nada tinggi. Tae Woon heran melihat Eun Ho terlihat marah lalu pergi mengayuh sepedanya. 


Eun Ho pergi masuk ke ruangan kontainer, mencoba menelp Tae Woon tak tak diangkat. Wajahnya panik mengingat Tae Woon sebelumnya mengatakan harus beri mereka pelajaran Jadi tidak bisa main-main dengan makanan lagi.
“Mereka sudah membuat Eun Ho-ku jadi sakit. Tentu saja mereka harus dihukum.” Ucap Tae Woon.
Eun Ho melihat di laci, jaket hitam sudah tak ada akhirnya dengan gugup mengambil jaket hitam lainya dan berjalan ke arah sekolah. Tae Woon sudah masuk ke dapur tapi saat itu ada beberapa petugas yang menghadangnya.
Tae Woon berusaha melawan dan saat itu Eun Ho sudah berdiri didepan pintu dengan menutupi wajahnya. Tae Woon bisa di pegang oleh beberapa petugas. Kepsek Yang terlihat senang dan ingin menarik hoddie untuk melihat siapa dibalik jaket hitam.
Bersambung ke episode 14

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar