PS
: All images credit and content copyright : KBS
Ibu Sa
Rang kembali ke ruangan Kepsek dengan membawa tas dan mengunakan pakaian biasa.
Kepsek Yang dengan sinis bertanya Ada apa lagi sekarang dan apakah tidak mau
bersih-bersih. Ibu Sa Rang mengatakan kalau hari libur jadi tidak kerja dan datang
sebagai orang tua dari siswa.
“Aku
tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Aku merasa sangat marah karena anak-anak
memakan makanan macam ini.” Ucap Ibu Sa
Rang
“Akulah
yang harusnya marah. Kenapa kau masih menyimpannya? Lebih baik Buang itu dan keluarlah
dan Berhenti bertindak bodoh.” Kata Kepsek Yang
“Aku
tidak akan keluar... Sebagai orang tua, bagaimana bisa aku hanya diam setelah
melihat ini? Akan kutunggu sampai Bapak menyetujui adanya pemeriksaan. Aku
tidak akan pergi sampai kau mengatakannya.” Ucap Ibu Sa Rang
“Kau mengambil
uang yang diberikan sekolah sebagai bayaran. Bagaimana bisa kau mengklaim hakmu
sebagai orang tua? Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Siapa nama anakmu?
Bagaimana kalau anakmu dapat masalah karena ini?” kata Kepsek Yang mengancam
Ibu Sa
Rang pun panik, mengatakan bukan seperti itu maksudnya. Kepsek Yang
memperingatakan kalau Sa Ranbg akan dapat masalah karena ini. Ibu Sa Rang pun
memilih untuk bergegas pergi. Kepsek Yang pikir akan Lebih parah lagi kalau tidak memecatnya, lalu
menelp agar menghubungkan dengan perusahaan penyedia jasa kebersihan.
Ibu Sa
Rang baru keluar dari toilet, seorang prai datang melihat ibu Sa Rang yang tidak
istirahat di hari liburnya. Ibu Sa Rang mengaku Ada sesuatu yang harus diurus.
Si pria itu tahu kalau Ibu Sa Rang pasti capek, karena tahu Bukan pekerjaan
yang mudah membersihkan sekolah.
“Namanya
juga pekerjaan dan Di mana-mana sama.” Kata Ibu Sa Rang
“Ini
bonusmu, Jadi Belikan anakmu daging.” Kata si Pria. Ibu Sa Rang menolak karena belum
waktunya liburan.
“Kau sudah
bekerja keras belakangan ini. Aku tahu kau juga mencemaskan anakmu. Kalau kau
melupakan semua, akan lebih baik dan damai. Tapi kalau kau mempermasalahkannya,
semua akan jadi canggung. Yang baik, biarkanlah tetap baik.” Kata si pria
Ibu Sa
Rang tetap ingin menolaknya, Si pria tetap menyuruh Ibu Sa Rang mengambilnya
dan mendengar anaknya itu sekolah
disini. Ibu Sa Rang membenarkan, lalu si pria pun pergi.
Sa Rang
bercerita pada Eun Ho dkk kalau yang ibunya lihat Semua sudah kadaluwarsa
dengan Memikirkan anaknya makan.. dari makanan yang tidak layak membuatnya
marah. Eun Ho pikir Itu sudah pasti dan Orang tua mana yang akan diam kalau
tahu anaknya makan makanan basi.
“Kalau
ibuku yang tahu, maka dia akan menjambak rambut kepala sekolah.” Kata Eun Ho
kesal
“Eun Ho
sakit kemarin, sepertinya juga karena makan siang kita.” Kata Bo Ra. Eun Ho
menatap Tae Woon seperti memikirkan sesuatu.
Tuan Hyun
membaca laporan Pertemuan Dewan Sekolah. Tae Woon meminta ayahnya agar memeriksa
perusahaan penyedia makan siangnya. Tuan Hyun pikir Perusahaan itu adalah
perusahaan besar dan mereka adalah rekan bisnisku jadi Itu bukan masalah.
“Jangan
cemaskan soal itu dan belajar sajalah.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon pun hanya bisa
diam saja dengan sikap ayahnya. Tuan Hyun melihat kembali berkas dan mulai
merasakan sesuatu.
Tae Woon
membelikan sandwich untuk Eun Ho sambil bertanya Apa ini cukup untuk makan
siang. Eun Ho mengangguk karena Setelah sakit dihari itu jadi tidak bisa makan
di kantin lagi. Tae Woon mengaku sangat mencemaskan Eun Ho tapi tidak bisa
makan di luar kantin terus menerus.
“Apa kau
pura-pura sakit dan tidak selera makan agar bisa makan berdua saja denganku?”
goda Tae Woon. Eun Ho kesal ingin memukulnya.
“Pokoknya,
bagaimana kalau memang ada masalah dengan makan siang di sekolah kita?
Untungnya aku tidak parah, tapi bagaimana kalau anak-anak lain sakitnya makin
parah?” kata Eun Ho khawatir
“Makanya.
Kita tidak bisa tinggal diam.” kata Tae Woon.
Malam
hari
Tae Woon
dengan jaket hitamnya masuk ke dalam sekolah dengan kartu akses mencoba masuk
dapur. Tapi saat itu pundaknya ditepuk, Tae Woon langsung menghempaskanya.
Ternyata Dae Hwi dan yang lainya ikut bersamanya.
“Kau
anggap apa kami? Kau mana bisa melakukan ini sendirian.” Ucap Eun Ho yang
datang dengan Bo Ra dan juga Sa Rang. Tae Woon mengeluh kalau ini Menyusahkan
saja.
Mereka
pun masuk ke dapur melihat semua makanan kemasan, Tanggal Kedaluwarsa: 15 Mei
2017. Eun Ho merasa ini gila karena sudah tidak layak makan sejak 3 bulan lalu.
Bo Ra juga tak percaya Yang ini lebih parah. Ada yang sudah kadaluwarsa sejak
setahun lalu.
Tae Woon
dan Dae Hwi sibuk merekam sebagai bukti, mereka terus mencoba melihat semua
makanan ternyata yang selama ini mereka makan sudah kadaluarsa. Dae Hwi
berjalan mundur tanpa sengaja menyenggol sendok sayur dan akhirnya jatuh. Semua
langsung terkejut. Dae Hwi pun panik.
Di luar
sekolah
Petugas
Han dan Young Gun sedang berpatroli, dan Petugas Han merasa dengar sesuatu lalu
mencoba masuk. Tae Woon dkk sudah siap akan menuruni tangga, tapi melihat ada
sinar lampu menyuruh semua untuk naik kembali. Dae Hwi bertanya ada Apa lagi
sekarang. Tae Woon menyuruh mereka untuk Cepat masuk dan berpencar,lalu
bersembnyi.
Mereka
pun mencari tempat bersembunyi, Sa Rang dengan Bo Ra, Dae Hwi dibelakang meja
dan Tae Woon serta Eun Ho disudut lemari dengan jarak yang dekat. Eun Ho
meminta Tae Woon Jangan terlalu dekat. Tae Woon menyuruh Eun Ho diam karena
nanti kena tangkap, lalu memuji Eun Ho yang cocok juga jadi X hari ini.
Petugas
Han dan Young Gun akhirnya masuk ke dapur. Semua terlihat gugup bahkan berusaha
untuk menahan nafas. Young Gun pikir
Tidak ada siapa-siapa di dapur. Petugas Han penasaran merasakan ada
sesuatu yang janggal dan berjalan masuk, Eun Ho dan Tae Woon panik karena bisa
ketahuan.
“Coba Lihat... Suaranya
pasti dari sendok sayur ini” ucap Young Gun mengambil sendok sayur yang jatuh.
Semua terlihat bisa sedikit lega. Young Gun pun mengajak Petugas Han untuk
keluar saja
Semua
akhirnya keluar dari persembunyian, Tae Woon meminta agar Dae Hwi agar bisa
berHati-hati. Dae Hwi meminta Maaf. Sa Rang mencoba menenangkan jantungnya
karean mengira mereka akan tertangkap. Tae Woon mengaku Jantungnya mau copot
juga. Semua heran kenapa Tae Woon juga merasakan hal yang sama padahla sudah biasa jadi X.
“Kenapa,
ya jantungku mau copot?” goda Tae Woon melirik pada Eun Ho yang terlihat masih
gugup. Dae Hwi mengajakmereka agar segara keluar sekarang. Mereka pun bergegas.
Tae Woon mengatakan kalau X tak mungkin bisa pergi begitu saja.
Pagi hari
Semua
pekerja menutup hidung karena bau yang
tak sedap, semua makana sudah dikeluarkan dari lemari dan semua berantakan di
dapur. Kepsek Yang marah, bertanya Siapa
yang melakukannya, menurutnya Ini keterlaluan sekali.
“Sampahnya
disusun jadi "X"” kata Guru Park melihat tulisan di meja dapur.
“Jangan
main-main dengan makanan. X.” Teriak Kepsek Yang lalu melonggo melihat Guru
Park mencoba saus dari pesan yang dtuliskan X.
“Sausnya
sudah di sini selama 10 jam. Rasanya manis dan asam.” Kata Guru Park. Kepsek
yang terlihat makin marah pada X.
“Tapi ada
sesuatu yang lebih serius dari ini.” Kata Guru Park. Kepsek yang binggung Apa
yang lebih serius dari ini. Guru Park menunjuk ke arah pintu masuk ada banyak
kurir makanan.
Semua
kurir masuk ke ruangan kepala sekolah mengatakan kalau mengantar semua pesanan
dan Nomor teleponnya dari sekolah itu. Pria lain memberitahu kalau ini 100
paket kotak makan siang untuk acara sekolah. Kepsek Yang kesal karena tidak pernah
menelepon.
“Aku
ingat nada bicaramu "Sudah kubilang." Begitulah caramu bicara di telepon.”
Ucap Si pria. Kepsek Yang binggug.
“Kau
bilang di telp "Aku memesan banyak, jadi jangan lupa..gratisannya. Sudah
kubilang, 'kan.Goreng dagingnya yang benar dan renyah. Sudah kubilang,
'kan." Caramu bicara mirip sekali dengannya.” Ucap si pria meminta mereka
dibayar.
“Aku
tidak pesan! Sudah kubilang, 'kan?” teriak Kepsek Yang kesal.
Dikantin
Jajangmyun
dan juga mandu dibagikan untuk makan siang, Semua terlihat senang bisa makan
jajamyun di kantin sekolah. Eun Ho dkk pun makan bersama dengan senyuman
bahagia. Byung Goo berharap pihak menghilangkan makanan kantin dan memberi meni
makan seperti ini setiap hari.
“Hei. Apa
yang terjadi?” tanya Dae. Tae Woon dengan senyuman merasa kalau semua bisa Senang
sekali makan makanan enak. Dae Hwi penasaran apa yang dilakukan temanya sampai
mereka bisa makan jajangmyun.
Flash Back
Tae Woon
masuk ke ruangan kepala sekolah, dengan nada bicara Kepsek Yang memesan atas
nama SMA Geumdo untuk mengantar makanan
dengan cepat.
Tae Woon
dengan senyuman bahagia mengajak semua makan dengan banyak begitu juga Eun Ho.
Tapi Eun Ho memang mengambil mie jajang dengan banyak di sumpitnya. Tae Woon
langsung menyuruh Eun Ho agar jangan makan
terlalu banyak.
“Biarpun
aku makan banyak, aku masih cantik 'kan?” ucap Eun Ho makan dengan senyuman
“Ya. Kau
mirip sekali dengan mi, irisan daging dan pangsit goreng.”ejek Tae Woon
menunjuk ke badan Eun Ho.
Petugas
Han bertemu dengan Guru Shim sambil mengeluh kalau tidak lihat sekolah sedang kacau, lalu mau
bertindak sesukanya begini, menurutnya apa gunanya hukum dan peraturan dan Buat
saja masalah dan selesaikan semaunya sendiri. Guru Shim pikir Tidak ada yang
kacau di sini.
“Anak-anak
hanya mencari keadilan dengan cara mereka.” Kata Guru Shim
“Tetap
saja, ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan secara resmi mengambil alih kasus X.”
Kata Petugas Han. Guru Shim langsung melarangnya.
“Kalau begitu,
satu sekolah akan tahu. Kalau kepala sekolah tahu, bahawa X adalah anaknya
direktur sekolah dan karena dia tidak akan bisa menindak X, maka dia akan
mengorbankan anak yang tidak bersalah. Kalau semua terbongkar, maka semuanya
akan jadi semakin buruk.” Kata Guru Shim
“ Kita
tidak akan tahu sampai membuktikannya sendiri.”tegas Petugas Han.
Guru Shim
mengeluh petugas Han yang dingin sekali. Petugas Han juga balik bertanya dengan
sikap Guru Shim, ia meminta Sekali saja, agar mepertimbangkanlah posisinya dan
sekolah.
Tuan Hyun
marah karena Kepsek Yang tidak bisa menangkap X dalam seminggu Dan
sekarang malah ada masalah baru lagi
terjadi. Ia measa tidak tahu harus bilang apa menurutnya Orang tua sangat
sensitif soal urusan makan siang.
“Kalau
sampai kita ketahuan, maka keadaan ini tidak akan bisa teratasi lagi.” Kata
Tuan Hyun marah
“Aku akan
mengurusnya bagaimanapun caranya.” Kata Kepsek Yang
“Cari
solusi sebelum semua makin parah. Pastikan X tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Sewalah petugas keamanan khusus atau apa saja” kata Tuan Hyun. Kepsek yang
mengerti dan meminta maaf.
Kepsek
Yang berbicara pada Guru Park kalau semua ini adalah yang terbaik untuk mereka
dan Masalah ini harus selesai agar mereka ebrdua bisa tetap aman. Guru Park
mengerti dan juga sedang memikirkannya dengan otaknnya.
“Kalau
karena masalah makan siang ini Direktur dan kita sampai ditendang keluar..”
ucap Guru Park
“Apa maksudmu
kita akan "ditendang"? Pokoknya, kita harus menghapus ketidakpercayaan
mereka.” Kata Kepsek Yang panik
“Ada
solusi yang simpel. Apa yang kau lihat adalah segalanya.” Kata Guru Park
Semua
murid masuk ke kantin tak percaya ada banyak makanan dalam kantin, Byung Joo
merasa seperti mimpi kalau Daging bakar dan daging asam manis bersamaan, Mereka
pun tak percaya seperti mustahil, melihat menu makanan. Eun Ho pun memminta
agar memberikan banyak lauk.
Kepsek
Yang mencoba untuk membuat semua murid tenang agar bisa mkaan dan belajar saja.
Eun Ho pikir mereka tidak sedikit berlebihan. Sa Rang yakin Makanan itu
benar-benar kedaluwarsa. Bo Ra pikir Mungkin karena apa yang mereka lakukan, maka kepala sekola mengubah
taktiknya. Dae Hwi pikir itu bisa saja.
“Kalau
semua di luar kendali dan para orang tua serta wartawan tahu, dia pasti akan
kebakaran jenggot.” Kata Dae Hwi
“Kenapa
aku merasa ini semakin mengganggu, ya?” kata Tae Woon.
“Apanya? Aku
harap besok mereka memberi kita daging iga.” Ucap Byung Goo bersemangat. Tae
Woon menyuruh Byung Goo makan saja. Byung Goo heran merasa mereka tidak suka
iga.
“Orang-orang
akan merasa iri, Coba kau Lihat warnanya. Kami dulu tidak pernah dapat makanan
seperti ini di sekolah. Ini pasti Enak sekali.” Ucap Kepala Sekolah mencoba
mencari muka pada semua murid. Tae Woon menatap sinis Kepsek Yang selalu bisa
mencari muka.
Bo Ra
berjalan pulang tak sengaja bertemu dengan Petugas Han dan Young Gun. Petugas
Han bertanya Kenapa masih ada disekolah jam segini. BO Ra mengaku habis
belajar. Petugas Han yakin Punggungnya
pasti sakit lalu menawarkan untuk ikut patroli saja dengan mereka dan
menganggap seperti olah raga. Bo Ra terlihat binggung.
Akhirnya
ketiga masuk ke dalam ruangan, Petugas Han
mengucapkan Terima kasih atas bantuan BO Ran dan akan membelikan
camilan. Young Gun mengeluh kalau Tidak ada masalah sama sekali, jadi Apa
gunanya berpatroli. Petugas Han menjelaskan kalau Insiden biasanya terjadi kalau
tidak menduganya sambil mengeluarkan borgol dari saku bajunya.
“Petugas
Han... Apa borgolnya sungguhan?” tanya Bo Ra. Petugas membenarkan kalau itu sungguhan.
“Kau
tidak pernah lihat borgol sebelumnya, ya?” ucap Petugas Han. Bo Ram pikir itu
Kelihatan seperti mainan. Young Gun mengejek kalau ituKekanakan sekali. Petugas
Han pun memasangkan borgol pada dua tangan mereka.
“Bagaimana
menurutmu? Ini bukan mainan, 'kan?” kata Petugas Han. Young Gun mengeluh dengan
sikap Petugas Han meminta agar melepaskanya.
Petugas
Han mengingat kalau lupa bawa kuncinya dan harus ke kantor polisi. Bo Ra
binggung, Young Gun mengatakan akan ikut
dengan dan harus melepaskan borgolnya. Petugas Han pikir Akan susah berjalan
dengan tangan seperti itu jadi lebih baik menunggu dan akan segera kembali.
“Polisi
macam apa yang tidak membawa kunci borgolnya?” kata Young Gun. Petugas Han
membenarkan lalu berpikir mereka akan melaporkan ke 119 lalu keluar. Bo Ra
memangil Petugas Han.
“Nikmati
waktu kalian bersama-sama. Ibu akan segera kembali” Ucap Petugas Han keluar
dari ruangan memegang kunci menurutnya mereka
harus ditempelkan seperti itu supaya bisa berbaikan.
Young Gun
terlihat kesal melakukan ini pada mereka. Bo Ra mengaku tidak peduli menurutnya
Kalau tidak begini, maka Young Gun pasti tidak akan mau mendengarkannya. Young
Gun pikir Tidak ada yang ingin dikatakan padam Bo Ra. Bo Ra mengatakan tidak
menyesal atas semua yang sudah terjadi.
“Aku
senang bisa menolongmu.” Kata Bo Ra. Young Gun dengan sinis menyuruh Bo Ra dan
mengumpatnya Pengkhianat.
“Kau
benar. Aku mengkhianatimu. Tapi kalau aku harus melakukannya lagi, maka aku
akan tetap mengkhianatimu dan mengatakan pada polisi kalau kau bertengkar.”
Ucap Bo Ra.
“ Apa kau
tahu apa yang terjadi padaku karena itu? Aku dianggap sebagai perusuh di
sekolah..” kata Young Gun marah
“Itu
lebih baik daripada kau harus mengakhiri hidupmu. Kalau kau melawan waktu itu,
maka kau tidak akan dicap nakal. Kau bisa saja jadi terpidana.” Kata Bo Ra.
Young Gun
ingin memukul Bo Ra tapi Bo Ra terlihat mimisan, wajahnya mulai panik. Akhirnya
ia menyuruh Bo Ra berdiri. Mereka pun sampai di toilet dan Bo Ra mengambil tissue
untuk menahan darahnya agar tak keluar.
Young Gun membantu Bo Ra agar menahan darahnya agar tak keluar.
Flash Back
Young Gun
membantu Bo Ra yang mimisan, sambil mengomel kalau temanya itu lemah dan
menyuruhnya Makanlah yang banyak. Bo Ra mengaku sdudah makan banyak, tapi Tidak
tahu kenapa bisa mimisan. Young Gun pun dengan tulus membantu Bo Ra yang sedang
sakit sambil menepuk bokong temanya. Bo Ra mengeluh Young Gun yang menepuk
bokongnya.
Bo Ra
tersenyum merasa teringat dulu, kalau Setiap kali mimisan, maka selalu
merawatku. Young Gun menyuruh Bo Ra Berhentilah bicara dan mengambil tissue
lalu memberikan pada Bo Ra. Keduanya berjalan kembali ke ruangan, tak sengaja
bertemu dengan Guru Shim.
“Hei
anak-anak.... Ada apa ini?” ucap Guru Shim binggung melihat keduanya berjalan
dengan tangan diborgol.
“Bu Soo
Ji sedang memamerkan borgol ini pada kami.” Ucap BO Ra. Guru Shim binggung
melihat keduanya masih terborgol begini.
“Dia lupa
meninggalkan kuncinya di kantor polisi.” Kata Young Gun kesal
“Itu
tidak benar. Barusan Bapak melihatnya, sekarang Ikut dengan Bapak. Biar Bapak
lepaskan.” Kata Guru Shim.
Ketiganya
masuk ruangan dan Petugas Han sedang membaca majalah. Guru Shim mengeluh dengan yang Petugas Han
lakukan pada anak-anak Young Gun mengeluh karena tadi Petugas Han bilang mau ke
kantor polisi. Petugas Han mengatakan pergi sebentar saja.
“Lalu Apa
ada yang berbeda antara kalian berdua?” kata Petugas Han. Young Gun masih saja
terlihat kesal.
“Aku
tidak masalah” kata Bo Ra merasa bisa kembali dekat dengan Young Gun. Guru Shim
meminta agar mereka segera dilepaskan saja.
Petugas
Han membuka borgol sambil berkata kalau Bo Ra bisa terluka jadi meminta agar
Young Gun pulang dan itu adalah tugas tambahannya. Young Gun seperti tak peduli
berjalan keluar. Guru Shim pun berpesan pada keduanya Hati-hati di jalan.
Guru Shim
mengejar Petugas Han keluar dari sekolah agar bisa bicara. Petugas Han sudah
berjalan lebih dulu. Guru Shim mengatakan kalau Anak-anak itu bukan penjahat
dan kenapa Petugas Han malah memborgol mereka. Petugas Han menjelaskan aklau
ingin membuat mereka baikan, karena Sepertinya ada kesalahpahaman antara mereka
tapi mereka kehilangan kesempatan untuk berbaikan.
“Tapi Tetap saja, tadi itu keterlaluan.” Ucap Guru
Shim dengan nada sedikit tinggi.
“Itu 'kan
menurutmu. Mungkin saja akan ada efeknya untuk orang lain.” Kata Petugas Han.
“Kau seharusnya
menjauhkan benda itu dari anak-anak tapi kau malah memasangkannya ke tangan
mereka.” Keluh Guru Shim
“Kau
harus Dengar, Caramu tidak selalu benar.
Aku tidak pernah protes tentang bagaimana kau mengatasi anak-anak. Kenapa kau
komplain padaku?” ucap Petugas Han dengan nada marah. Guru Shim merasa serba
salah kalau bukan itu maksudnya.
“Kritikanmu
yang pedas itu membuatku jadi merasa tak berguna dan Aku sedikit tersinggung
karenanya.” Kata Petugas Han kesal ingin melangkah pergi.
“Aku
tidak tahu kenapa aku begini. Ini bukan maksudku, tapi aku selalu membuatmu
marah. Aku ingin melihatmu tersenyum sepanjang waktu. Tapi yang ada aku
membuatmu marah, dan aku kesal karenanya. Dan....” ucap Guru Shim kebinggungn
lalu tiba-tiba Petugas Han berjalan mendekat.
“Apa
kau..sedang minta maaf atau sedang mengungkapkan perasaan padaku?” ucap Petugas
Han lalu memberikan kecupan di pipi Guru Shim lalu pamit pergi. Guru Shim
terlihat kaget menerima kecupan dari pipi petugas Han.
Eun Ho
berjalan pulang dengan Sa Rang tapi temanya itu terlihat murung. Tae Woon yang
melihatnya bertanya apakah Eun Ho bertengkar dengan Sa Rang. Eun Ho mengelengkan
kepala tapi itu karena Ibu Sa Rang protes
soal makan siang sekolah dan sepertinya dapat masalah dari kepala sekolah, jadi
Sa Rang sangat cemas dan merasa kasihan. Tae Woon pikir Pasti ada masalah
“Aneh sekali karena mendadak makanan kantin
jadi membaik. Benar, 'kan?” ucap Eun Ho
“Seperti
ada yang disembunyikan. Mereka melakukanya karena masalahnya jadi semakin
besar. Tapi karena anggaran makan siang sudah ditentukan,jadi tinggal menunggu
waktu saja.” Kata Tae Won
“Makanannya
pasti akan kembali seperti dulu, begitu 'kan?” ucap Eun Ho seperti memuji Tae
Woon dengan bangga.
“Sudah
kubilang... Aku ini pintar. Aku hanya..” kata Tae Woon langsung disela oleh Eun
Ho yang tak ingin mendengar pembelaanya dan ingin tahu apa yang mereka lakukan.
“Harus
kita beri mereka pelajaran. Jadi mereka tidak bisa main-main dengan makanan
lagi. Mereka sudah membuat Eun Ho-ku sakit jadi Tentu mereka harus dihukum.” Kata
Tae Woon.
“Tidak.
Jangan lakukan itu.” Ucap Eun Ho khawatir. Tae Woon heran karena tadi
mengatakan mencemaskan Sa Rang.
“Melakukan
sesuatu sebagai X tidak akan menyelesaikan masalah. Kepala sekolah sedang
mengawasi kita belakangan ini.” Kata Eun Ho
“Aku ini
X. Aku baik-baik saja.” Ucap Tae Woon. Eun Ho menegaskan untuk melarang Tae
Woon melakukanya.
“Apa Kau
tahu berapa banyak orang yang sudah terlibat karena kau?” ucap Eun Ho marah.
Tae Woon menyakinkan kalau baik-baik saja.
“Kubilang
jangan!” tegas Eun Ho dengan nada tinggi. Tae Woon heran melihat Eun Ho
terlihat marah lalu pergi mengayuh sepedanya.
Eun Ho
pergi masuk ke ruangan kontainer, mencoba menelp Tae Woon tak tak diangkat.
Wajahnya panik mengingat Tae Woon sebelumnya mengatakan harus beri mereka
pelajaran Jadi tidak bisa main-main dengan makanan lagi.
“Mereka
sudah membuat Eun Ho-ku jadi sakit. Tentu saja mereka harus dihukum.” Ucap Tae
Woon.
Eun Ho
melihat di laci, jaket hitam sudah tak ada akhirnya dengan gugup mengambil
jaket hitam lainya dan berjalan ke arah sekolah. Tae Woon sudah masuk ke dapur
tapi saat itu ada beberapa petugas yang menghadangnya.
Tae Woon
berusaha melawan dan saat itu Eun Ho sudah berdiri didepan pintu dengan
menutupi wajahnya. Tae Woon bisa di pegang oleh beberapa petugas. Kepsek Yang
terlihat senang dan ingin menarik hoddie untuk melihat siapa dibalik jaket
hitam.
Bersambung
ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar