PS
: All images credit and content copyright : KBS
Dan Ah
memulai pemanasan, Tuan Baek panik meminta Dan Ah agar menghentikanya dan tidak
punya bukti. Dan Ah pikir kalau Buktinya akan terungkap setelah dipukuli, lalu
mulai memberikan tendangan. Tuan Baek bisa menghindarinya.
“Aku juga
handal. Aku seorang ahli bela diri tingkat 18, kalau kau ingin gelar sepertiku
juga.” Ucap Tuan Baek
“Bagus
sekali. Akan kubuat kau menderita.” Kata Dan Ah dan keduanya pun saling
menyerang dan menghindar
“Pasti
itu Hapkido. Sepertinya kau sudah lama berlatih.” Kata Tuan Baek. Dan Ah
membenarkan kalau untuk mengalahkan si mesum seperti Tuan Baek.
Keduanya
kembali berkelahi, Dan Ah ingin menendang dan Tuan Baek menahanya, dengan
tanganya. Tapi tangan kanannya, tak sengaja menyentuh bagian dada Dan Ah. Tuan
Baek meminta maaf dengan wajah panik kalau tak sengaja menyentuhnya. Dan Ah
langsung menendang selangkanganya, Tuan Baek merasa kalau ini curang.
“Ini baru
yang namanya pertempuran. Kalau kau berkeliaran di sekitar rumahku lagi, takkan
kubiarkan kau lolos begitu saja. Mengerti?” ucap Dan Ah.
“Dan
Ah... Dan Ah... Aku mencintaimu.” Kata Tuan Baek sebelum Dan Ah pergi. Dan Ah
langsung memberikan tendangan dan Tuan Baek langsung jatuh berguling.
Ji Yoon
terlihat bahagia karena sudah Jam pulang kerja, lalu berpisah pada dua temanya
yang berbeda jalan. Ji Yoon berjalan tersenyum
bahagia mendapat upah 39.000 won.
“Aku bekerja
di hari kerja, jadi sekitar 20 hari per bulan. Jadi kira-kira totalnya 800.000
Won per bulan?” Kata Ji Yoon. Lalu melihat baju yang dipakainya bisa 2 juta
won.
“Ah..
Tidak, yang penting aku sudah mendapatkannya.” Kata Ji Yoon menyakinkan diri.
Saat itu sebuah mobil mengikutinya dan Jin Kyu menyalakan klakson.
“Kau
aktris yang baik. Apa Kau jurusan teater? Aku kenal banyak orang di jurusan
itu. Apa Mau kukenalkan padamu? Harusnya kau bekerja sesuai bakatmu.” Ucap Jin
Kyu mengejek. Ji Yoon mencoba untuk kabur
“Bagus
juga larimu... Bakat apa lagi yang kau punya?” ejek Jin Kyu. Ji Yoon meminta
maaf dan memohon agar menghentikanya.
“Lebih
cepat lagi! Buatlah rekor barumu hari ini. Kau harus ikut Olimpiade.” Ejek Jin
Kyu melihat Ji Yoon terus berlari, sampai akhirnya sebuah motor tiba-tiba
datang dan berhenti didepanya.
Ji Yoon
kaget melihat Kang Soo yang datang, Kang Soo memastikan kalau Ji Yoon baik-baik
saja. Jin Kyu turun dari mobil dengan wajah kesal melihat Kang Soo lagi yang
membuat masalah padanya. Kang Soo memarahi sikap Jin Kyu karena bisa menyakiti
seseorang.
“Jangan
khawatir. Aku bisa berkendara lebih baik darimu. Aku hanya bermain-main.” Kata
Jin Kyu. Kang Soo makin marah mendengarnya. Ji Yoon menahan Kang Soo agar tak
berkelahi dan mengajak pergi saja.
“Pria
seperti ini pantas dipukuli.” Ucap Kang Soo. Jin Kyu mengaku memang suka dipukuli. Kang Soo ingin
memukulnya, Ji Yoon kembali menahanya dan akan bicara sendiri dengan Jin Kyu.
“Pelanggan,
aku sungguh minta maaf. Aku minta maaf untuk hari ini dan untuk sebelumnya
juga. Tapi, yang bisa kulakukan hanyalah minta maaf. Aku tidak punya uang, atau
hal apa pun juga. Jadi, tolong hentikan ini.” Ucap Jin Kyu
“Aku juga
tidak tahu, tapi aku berharap itu yang akan kau lakukan. Jika kau melakukan ini
lagi, maka aku akan beritahukan ini padanya. Aku tinggal bersamany dan Dia
pendampingku. Dia juga seorang petarung yang hebat.” Ucap Ji Yoon merangkul
Kang Soo
“Wow,
kalian berdua memang pasangan yang serasi. Kalian pasangan yang sempurna.” Ejek
Jin Kyu makin menjadi-jadi.
Kang Soo
kembali ingin memukul, Ji Yoon langsung menahanya. Jin Kyu menyuruh keduanya
hidup saja bersama hingga ribuan tahun sambil mengejek kalau Ini wilayah yang
menyenangkan dan mereka Semoga hidup bahagia. Kang Soo mengumpat kesal pada Jin
Kyu si brengsek kurang ajar itu saat pergi meninggalkanya.
Ji Yoon
mengaku kalau ia yang berbuat salah. Kang Soo heran menanyakan apa sebenarnya
yang dilakukan itu. Ji Yoon menceritakan cuma bertemu dengannya karena salah
paham.Kang Soo ingin Ji Yoon mengatakan yang sebenarnya. Ji Yoon menolak tak ingin memberi tahu ini
pada Ahjussi.
“Kau
benar-benar memuakkan.” Keluh Kang Soo. Ji Yoon ingin tahu alasanya.
“Kau
tidak perlu tahu. Dan Jangan saling gandengan lengan begini.” Ungkap Kang Soo.
Ji Yoon kembali bertanya kenapa.
“Pulanglah
ke rumah dan tidurlah. Aku harus pergi ke suatu tempat.”ucap Kang Soo. Ji Yoon
ingin tahu kemana.
“Apa Kau
tak mau mengantarku pulang?” ucap Ji Yoon merengek. Kang Soo menyuruh Ji Yoon
pulang sendiri. Ji Yoon merengek kalau takut. Kang Soo menyuruh Jin Yoon lari
saja. Ji Yoon mengaku kalau masih takut. Kang Soo tak peduli memilih langsung
pergi saja. Ji Yoon hanya bisa berteriak memanggilnya.
Kang Soo
memperbaiki motor yang rusak, salah satu adiknya itu baru tahu kalau Kang Soo
tinggal di wilayah itu. Kang Soo bertanya apakah tahu wilayah itu. Hyun Soo
sudah pasti tahu karena neneknya punya restoran seolleongtang dengan nama Hanyang
Seolleongtang. Kang Soo pun jadi tahu kalau Hyun Soo cucu dari Nenek Jung.
“Kau
banyak berjalan supaya bisa bertemu dengan banyak orang.” Ejek adik satunya.
“Aigoo,
ceritakan tentang hal itu. Dia kelihatan seperti orang baik.” Kata Kang Soo
lalu meminta teman yang sudah dianggapnya adik menyalakan mesin motornya.
Motor
antar makanan pun bisa dinyalakan kembali,
Kang Soo meminta upahuntuk memperbaikinya. Temanya merengek kalau mereka
sudah seperti saudara. Kang Soo terus meminta bayaran, dan akhirnya mereka pun
makan sosis di minimarket.
Kang Soo
menanyakan kabar mereka. Si pria kaos hitam pikir sama saja.jadi tukang antar
seharian lalu tidur. Hyun Soo pikir kalau di tokonya ada lowongan kerja, agar
memberitahukanya supaya bisa bersama Kang Soo. Kang Soo mengeluh temanya itu
pergi dari rumah demi Seoul, padahal tahu kalau ibunya tinggal sendirian.
“Aku
tidak pernah bersama ibuku. Dia malah selalu mengomeliku. Aku kesal melihatnya.”
Ucap Hyun Soo. Kang Soo langsung memukul kepala Hyun Soo dengan sangat keras.
Temanya heran meminta Kang Soo mengatakan saja dari pada memukul Hyun Soo.
“Apa yang
membuatmu kesal? Apa tidak bisa orangtua mengomeli anak mereka sendiri? Beberapa
ibu membuang anak-anak mereka dan meninggalkanya. Dia membesarkanmu sampai umur
20 tahun dan bahkan tidak bisa mengomelmu?” kata Kang Soo. Hyun Soo seperti
merasa bersalah.
“Jangan
bicara seperti itu. Aku mungkin tidak akan pernah menemuimu lagi. Mengerti?”
tegas Kang Soo. Hyun Soo mengangguk mengerti.
“Dasar
gila. Kenapa kau tiba-tiba marah begitu?” keluh temanya. Kang Soo pun hanya
bisa diam saja, seperti menyimpan sesuatu dalam diri.
Di depan
minimarket
Hyun Soo
tertunduk meminta maaf pada Kang Soo,
Kang Soo menyuruh Hyun Soo agar mengunjungi ibunya hari ini. Hyun Soo
mengangguk setuju dan memastikan kalau Kang Soo tak marah lagi padanya. Kang
Soo mengatakan kalau Tergantung dari sikapnya. Hyun Soo tersenyum bahagia
mendengarnya.
“Jangan
ketawa... Aku akan selalu menyayangimu.” Ucap Kang Soo. Temanya menyuruh Kang
Soo tidur di rumah mereka dan pergi pagi-pagi.
“Tidak
bisa. Ada seorang gadis yang bersembunyi di kamarku.” Kata Kang Soo dan
bergegas pergi dengan motornya.
Si pria
berbaju hitam seperti tak percaya kalau Kang Soo memiliki pacar. Hyun Soo pikir
itu cuma angan-angannya saja dan Siapa tahu Kang Soo punya boneka aneh yang
pernah dibelinya. Mereka pun tertawa,
lalu akan segera pergi.
“Kau
duluan saja, Hyung. Karena dia mengungkitnya, kurasa aku mau berkunjung ke
rumahku dulu.” Ucap Hyun Soo pada rekan kerjanya.
“Aigoo,
dasar. Kenapa Kang Soo mengatakan
sesuatu seperti itu...” keluh temanya dan mereka pun pergi dengan arah yang
berbeda.
Hyun Soo
terlihat gembira akan bertemu dengan
ibunya, dengan jalan yang tak ramai mulai memacu motornya. Lampu mulai
berganti dari Hijau, kuning dan merah, tapi karena melaju dengan cepat Hyun Soo
malah menabrak mobil yang didepanya.
Sopir
Taksi membawa Hyun Soo yang tergeletak dengan darah dikepalanya, Ia meminta
agar Hyun Soo bisa bertahan karena mereka segera ke rumah sakit. Ketika
berbelok mobilnya malah di hentikan, meminta agar melalui jalan lain karena
sedang ada kontruksi. Sopir memberitahu kalau ada pasien darurat jadi meminta
agar lewat saja.
“Tidak,
kedua jalur sedang diblok. Anda harus mencari jalan alternatif.” Ucap si pria.
Sopir taksi pikir Kalau mencari jalan akan memakan waktu lama. Dua pria
menegasakan taksi itu masih belum bisa melewatinya dan menyuruh agar memutar
balik. Hyun Soo yang kesakitan hanya bisa memanggil ibunya.
Di dua
jalur jalur ternyata, Jin Kyu dan temanya sedan melakukan adu balap liar dengan
sengaja menutup jalan. Seorang wanita merangkul Jin Kyu seperti ingin
memberikan semangat. Jin Kyu yakin kalau Kali ini akan menang.
Balapan
liar pun terjadi, di jalan raya dengan dianggaps sebagai sirkuit. Sampai
akhirnya Jin Kyu yang lebih dulu sampai ke garis finish, lawanya hanya bisa
terlihat kesal karena dikalahkan oleh Jin Kyu. Saat itu seseorang mengambil
gambar Jin Kyu yang sedang balapan liar.
Tuan Jang
membawakan sepiring Daging babi asam manis untuk pesanan. Dan Ah tiba-tiba
membahas tentang lantai dua. Kang Soo terlihat panik. Dan Ah mengatakan di
lantai dua sebenarnya seperti bis bersusun. Kang Soo dengan nada sinis merasa
itu tak sama.
“Apa Kau
tidak suka lantai dua? Oh, kau tidak harus menyukainya, 'kan? Tapi Aku sangat
suka.” Ucap Dan Ah sambil menyanyikan lirik "Pemandangan dari lantai
dua."
“Apa Kau
tahu lagu itu?” ucap Tuan Jung heran. Dan Ah mengaku kalau hanya tahu lirik itu
saja dan pamit pergi.
Kang Soo
sudah selesai membungkus makanan lalu bertanya kemana harus diantar. Soon Ae
memberitahu Ke Charge Car (bengkel mobil). Kang Soo menghela nafas
mendengarnya, tapi akhirnya pergi mengantarnya.
Sementara
Di bengkel, Jin Kyu membagi-bagikan uang sebagai imbalan karena sudah menang
balapan liar. Kang Soo datang membawa pesanan, Jin Kyu kesal mereka selalu
memesan mie di restoran itu. Salah satu temanya merasa kalau hanya disana
tempat mie yang paling dan mereka pikir Ji Kyu akan makan lebih dulu.
“Dia
malah menurunkan kesenanganku pagi ini.” Ucap Jin Kyu lalu menyuruh Kang Soo
segera menaruh maakan dan pergi. Mereka pun sudah siap untuk makaan mendekati
Kang Soo.
Sementara
Jin Kyu kaget melihat di ponselnya, terlihat nama [Bahaya] lalu mengangkat telp
dari ayahnya.
Video
saat Jin Kyu yang bermain balapan liar sudah ada di depan Tuan Oh.
Sekertarisnya memberitahu Videonya sudah
terkirim ke salah satu stasiun siaran, tapi Sebelum disiarkan, mereka bisa
memblokirnya. Tuan Oh pun memikirkan kalau nanti akan jadi berita.
“Mereka
memblok jalan raya, Itu adalah kejahatan serius. Akan ada kritik media yang signifikan”
Ucap Seketarisnya.
“Dan
juga, semua hal akan terungkap tentang yang terjadi malam tadi.Nama perusahaan
kita juga diketahui masyarakat.” Tuan Oh.
Saat itu
Jin Kyu masuk ke dalam rumah seperti merasa tak ada masalah. Sekertarinya pun keluar dari ruangan. Jin Kyu
tahu ayahnya sibuk dan ingin tahu alasan memanggilnya. Tuan Oh melepaskan jas
dan melipat kemejanya.
“Kalau
Ayah tidak terlalu sibuk, ayo kita bermain golf. Hari ini aku agak senang.”
Ucap Jin Kyu. Tuan Oh setuju mengambil stick golfnya. Jin Kyu bisa melihat
kalau ia yang jadi bola golf-nya.
Saat itu
terdengar suara dari dalam ruangan, Seketarisnya seperti ingin masuk untuk
mencegahnya, tapi menahan diri agar tidak boleh masuk. Jin Kyu sudah terkapar
dilantai dengan Tuan Oh yang memegang stick golf. Tuan Oh memperingatkan Jin
Kyu agar jangan muncul di hadapannya lagi. Jin Kyu yang kesakitan pun menganguk
mengerti.
“Karena
Ayah ini adalah ayahmu, maka Ayah jadi tidak tahan untuk membunuhmu sendiri.
Jadi, tidak bisakah kau pergi entah ke mana dan mati?” ucap Tuan Oh benar-benar
marah.
“Aku
akan... Aku akan memikirkannya.” Kata Jin Kyu. Tuan Oh pun menyuruh agar
memikirkanlah tentang itu lalu memanggil pengawal agar menyingkirkan anaknya.
Jin Kyu
dibawah keluar dari ruangan, dari lobby banyak pegawai yang melihat Jin Kyu.
Lalu dilempar begitu saja didepan
gedung. Jin Kyu masih kesakitan, tak bisa berdiri. Beberapa orang
melihatnya yang tergeletak begitu saja.
Dan Ah
sudah siap pulang memberitahu Kang Soo Hari ini adalah hari sampah, jadi buang
semua sisa makanannya. Lalu Keringkan sarung tangan karet di bagian dalam
setelah selesai. Kang Soo kesal menyuruh agar menghentikan ocehanya karen
memang sudah mengerti.
“Baiklah
kalau begitu. Tidur yang nyenyak di lantai dua.” Ejek Dan Ah. Kang Soo kembali
tanpa bisa berkata apa-apa. Saat itu Dan Ah melihat adiknya seperti sudah
menunggunya.
Keduanya
bertemu di tempat Jin Kyu berkerja. Dan Ah bertanya kenapa adiknya datang. Adik
Dan Ah mengaku sudah megatakan pada ibu apa saja yang diinginkan meminta bisa
membantunya sekali saja, serta berjanji tidak
akan pernah kehilangan beasiswanya lagi. Dan ia melakukan karena sangat
kesepian.
“Sejak
kelas 1, aku hanya belajar untuk tetap menjadi juara kelas. Tapi Aku rupanya
menjadi orang buangan. Jadi, aku bergaul dengan sebagian orang hanya sebentar
saja. Aku minum dengan mereka dan melanjutkan perjalanan. Tapi... Aku tidak
akan melakukannya lagi... takkan pernah. Sekali ini saja. Bantulah aku... aku
mohon.” Ucap Adik Dan Ah memohon.
“Aku
tidak bisa. Bahkan kalau kau lulus pun susah untuk cari kerja. Lulus dari
sekolah di luar Seoul mungkin kau dapat kerja dengan gaji yang lumayan banyak.
Kalau begitu, kau akan hidup seperti Ibu dan Ayah. Kau akan bekerja sampai
mati, tapi yang ada hutangmu malah meningkat. Itulah sistem negara ini. Kau
juga tahu itu.” Ucap Dan Ah seperti sudah sangat muak.
Adiknya
tetap memohon karena mereka adalah keluarga. Dan Ah mengaku kalau memang
keluarga, tapi menurutnya membantu saudara kandung itu sesuatu yang hanya bisa
dilakukan oleh orang yang punya banyak uang. Dan Jika orang seperti mereka saling
membantu, maka mereka berdua hanya jatuh
ke bawah dan pamit pergi. Adik Dan Ah
memanggil Dan Ah seperti masih memohon.
Dan Ah menyuruh adiknya pulang naik bus, seperti tak peduli. Adiknya
memanggil sang kakak.
“Maaf..
Kau tidak punya kakak lagi. Aku... tidak punya keluarga.” Ucap Dan Ah lalu
beranjak pergi.
Dan Ah
pulang ke rumah degan Yeon Jin yang sudah tertidur, Teman satu kamarnya
bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi. Dan Ah mengaku tak ada. Yeon Jin
heran karena Dan Ah yang cepat sekali tidurnya dan harusnya belajar bahasa Inggris.
Dan Ah mengaku hanya ingin saja.
“Hari ini
aku tidak suka dengan Bahasa Inggris.” Ucap Dan Ah yang berbaring dengan mata
yang terbuka.
Kang Soo
membuka tas Jin Yoon dan sengaja mencari ponsel dan sengaja menyalakan sambil
meminta maaf karena hanya ini satu-satunya cara untuk mengantarnya pulang, tapi
tak bisa membuka ponselnya. Dan dikejutkan dengan getaran ponselnya sendiri.
Teman
Kang Soo menelp memberitahu kalauHyun Soo mengalami kecelakaan dan berada di
Rumah Sakit Youngin di Namyangju. Kang Soo langsung mengemudikan mobilnya
menuju rumah sakit. Sementara Hyun Soo
tak sadarkan diri, Ibu dan Neneknya menemaninya dengan wajah sedih, menyakinkan
kalau Hyun Soo pasti akan baik-baik saja.
“Dia
kehilangan banyak darah sehingga dia tidak sadarkan diri. Cepat. Aku terus memikirkan hal terburuk.” Ucap
temanya. Kang Soo mengemudikan motornya memohon agar tak terjadi padanya.
Semenntara
Jin Kyu di rumah sambil minum merasa kejadian tadi Memalukan sekali dan padahal
cuma balapan, tapi memang bodoh karena ketahuan, akhirnya ia berjalan pergi
tanpa membawa ponselnny, padahal Sang kakak menelp.
Dan Ah
melihat ponselnya dengan hitungan mundur menyakinkan diri kalau akan tetap
semangat dan seorang gadis kuat. Jin Kyu sudah berdiri di pinggir sungai Han, karena suda Melakukan hal yang bodoh, jadi
lebih baik hentikan saja.
“Ayah!
Aku akan melakukan satu tugas berbakti sebagai anak ayah!” teriak Jin Kyu dan
sudah siap melompat tapi ketakutan.
“Kau
bahkan tidak bisa mati dengan benar. Dasar bodoh. Mati saja, dasar brengsek.”
Umpat Jin Kyu.
Dan Ah
melihat Jin Kyu binggung apa yang sedang dilakukanya, Jin Kyu mulai menghitung mundur, Dan Ah
datang menahanya lalu mencium bau alkohol yang sangat menyengat dan mengajaknya
segera naik. Jin Kyu bertanya siapa wanita itu. Dan Ah pikir itu tak penting
dan lebih baik naik dulu.
“Pergi
kau. Biar aku yang mengurusnya.” Ucap Jin Kyu tak peduli. Dan Ah menyuruh Jin
Kyu agar naik saja. Jin Kyu kesal Dan Ah yang Berisik sekali tapi akhirnya
memutuskan kalau akan naik.
Dan Ah
membantunya, Jin Kyu malah terpeleset dan jatuh. Tangan Dan Ah bisa meraihnya.
Jin Kyu panik meminta agar Dan Ah tak menyelamatkanya, Dan Ah mengumpat kesal,
Jin Kyu kembali menarik karena tidak tahu berenang. Dan Ah binggung karena
tidak bisa bertahan.
“Tarik
napasmu kuat-kuat dan buatlah tubuhmu masuk dalam air.”ucap Dan Ah dan saat itu
badanya juga ikut masuk ke dalam sungai. Jin Kyu seperti mengingat kejadian
sebelumnya sementara Dan Ah terlihat mengingat kesedihanya.
[Epilog]
Dan Ah
mengancam rentenir dengan pisau meminta agar mengatakan totalnya. Ketiga
keluarganya terlihat ketakuatan dengan rumah yang sudah berantakan. Rentenir
yang ketakutan menjawab 10 juta Won. Dan Ah menegaska kalau akan membayarnya.
“Jadi....jangan
kembali ke sini lagi. Kalau kau kembali dengan menapakkan kakimu ke sini lagi, Kalau kau menaruh tanganmu pada orangtuaku
lagi, maka Akan kubunuh kau.” Ucap Dan Ah mengancam.
“Dan Ah,
sudah hentikan.” Kata ibunya yang juga ketakutan. Dan Ah meminta agar si
rentenir yang menjawabnya.
“Apa Kau
pikir aku tidak bisa? Kau pikir aku tidak bisa membunuhmu!” ucap Dan Ah. Si
rentenir merasa yakin Dan Ah yang bisa melakukanya.
“Baiklah,
aku akan melakukannya. Aku akan memberimu waktu enam bulan. Termasuk bunga, kirimkan
aku uang 2 juta Won per bulan.” Ucap si rentenir lalu berjalan pergi dengan
anak buahnya.
Dan Ah
membawa koper keluar dari rumah, Ibunya memanggil anaknya yang pergi. Dan Ah tak percaya dengan ibunya karena sudah
bekerja matian-matian setiap hari tapi bahkan tidak bisa punya uang 10 juta Won
dan kenapa ibunya itu harus hidup seperti ini.
“Baiklah,
Ibu minta maaf. Ibu memang salah, jadi jangan lakukan ini dan kembalilah.” Kata
Ibunya.
“Lihat
saja... Aku tidak mau hidup seperti Ibu. Aku tidak akan pernah hidup seperti
Ibu.” Kata Dan Ah. Ibunya kembali memanggil anaknya.
Dan Ah
tak peduli memilih untuk pergi, saat menaiki kereta melihat brosur [Paket Orientasi
Departemen Bahasa Inggris Universitas Korea] wajahnya terlihat sangat letih
dengan penuh kecewa. Di kereta yang sama ada Kang Soo yang duduk di bangku
belakang dan keduanya sama-sama menatap ke arah jendela.
Bersambung
ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar