Eun Ho
panik mendengar dari ruangan dapur untuk menangkap X. Tae Woon sudah dipegang
oleh petugas sampai tak bisa bergerak. KeSek Yang terlihat senang akhirnya bisa
menangkap X dan siap untuk membuka penutup kepala. Saat itu Tae Woon melihat
Eun Ho berdiri di depan pintu memberikan kode. Eun Ho dengan sengaja
menjatuhkan gelas.
Kepsek
Yang dan Petugas pun menengok. Saat itu juga, Tae Woon mencari kesempatan untuk
menendang lalu berlari menarik Eun Ho keluar dari sekolah bersama. Keduanya
berlari menghindari kejaran petugas dan juga Kepsek Yang.
Tae Woon
menarik Eun Ho ke sisi dinding, mengucapkan selama tinggal dan akan bertemu di
markas. Eun Ho ingin mengejar tapi Kepsek dan yang lainya kembali mengejar Tae
Woon yang berlari sendirian.
“Pak, apa
kau tidak lihat X di sekitar sini?” ucap Tae Woon berpura melihatnya.
“Apa yang
kau lakukan di sini, Tae Woon?” ucap Kepsek Yang datang bersama Guru Park
“Aku
barusan mengejar X.” Kata Tae Woon lalu berusaha mengelabuhi mereka dengan
berlari kesana kemari mengejar X. Guru dan petugas yang sudah tua sangat lelah
berlari kesana kemari.
Tae Woon
berlari lebih dulu lalu berteriak kalau menemukan jaketnya. Guru Park dan
Kepsek Yang datang dengan terengah-engah dan langsung duduk, bertanya apakah
sudah menemukan X-nya Tae Woon memperlihatkan Jaket yang ditemukan
disemak-semak.
“Apa kau
hanya menemukan jaketnya?” ucap Guru Park
“Padahal
hampir saja tertangkap. Dia melepaskan jaketnya dan kabur.” Kata Tae Woon
berpura-pura.
“Siapa sebenarnya
pemilik jaket ini? Aku benar-benar ingin menangkapnya.” Kata Kepsek Yang
“Kalian
pasti lelah karena berlari. Istirahat sebentar kemudian pergilah.” Ucap Tae
Woon dengan senyuman bisa mengelabuhi Kepsek dkk.
Kepsek
Yang mengumpat kesal karena harus menangkapnya. Petugas pun bertanya siapa anak
yang mengajak mereka untuk mencari-cari X. Guru Park memberitahu kalau Tae Woon
adalah anaknya Pak Direktur yaitu Direktur
masa depan SMA Geumdo.
(Episode
14, Bagaimana Menghadapi Kesalahpahaman)
Eun Ho
terlihat gelisah di markas sampai akhirnya Tae Woon masuk dengan sedikit
berkeringat. Ia langsung panik menanyakan keadaan Tae Woon apakah tidak
tertangkap. Tae Woon dengan bangga kalau tak mungkin tertangkap.
“Aku ini
X. Tidak akan dengan mudah tertangkap.” Ucap
Tae Woon. Eun Ho kasihan melihat keringat Tae Woon di wajahnya seperti
sangat kelelahan.
“Apa
benar kau tidak terluka?” ucap Eun Ho memeriksanya, Tae Woon mengaku baik-baik
saja tapi saat berjalan merasa kakinya sakit lalu berjalan pincang.
Eun Ho
panik langsung menuntun Tae Woon ke Bangku, bertana kenapa kakinya. Tae Woon
pikir kakinya terkilir. Eun Ho binggung melihat Tae Woon yang kesakitan. Tae
Woon merasanya baik-baik saja tapi sekarang sakit sekali.
“Kau tidak
simpan obat di sini 'kan?” ucap Eun Ho melihat ke rak buku. Tae Woon mengaku Tidak.
Eun Ho mengajak Tae Woon agar segera cepat pulang.
“Aku
tidak yakin bisa jalan sendiri atau tidak.” Kata Tae Woon seperti merencanakan
sesuatu.
Eun Ho
akhirnya memapah Tae Woon untuk berjalan pulang. Tae Woon terlihat bahagia
karena bisa memeluk Eun Ho dan berdekatan. Eun Ho menanyakan keadaan Tae Woon.
Tae Woon mengaku kalau Sakit sekali. Eun Ho bertanya apakah sangat sakit. Tae
Woon mengangguk
“Haruskah
kita ke UGD?” kata Eun Ho panik. Tae Woon pikir tak perlu karena tidak separah
itu.
“Omong-omong,
kalau kakimu terkilir begini, kau tidak akan bisa naik motor, 'kan? Mungkin
kuantar saja kau pulang.” Kata Eun Ho, Tae Woon merasa bahagia mendengarnya.
Eun Ho
mengantar Tae Woon pulang mengeluh kalau sangat marah melihat kekasihnya itu
sakit. Lalu menanyakan Kapan ayahnya akan pulang. Tae Woon seperti sudah biasa
ayahnya tak ada dirumah. Eun Ho melihat kaki Tae Woon, merasa khawatir apakah
besok akan lebih baik.
“Entahlah...
Sepertinya akan lumayan lama sembuhnya.” Ucap Tae Woon. Eun Ho pun mengajak Tae
Woon ke rumah sakit besok. Tae Woon setuju.
“Tapi
kepala sekolah sekarang akan berpikir kalau X itu dua orang karena dia juga
melihatku. Sepertinya dia akan melakukan sesuatu lagi. Ah.. Kenapa juga aku
mendadak harus berpikir untuk ke sana? Aku tadinya hanya cemas.” Ucap Eun Ho
kesal sendiri
“Apa Kau
mencemaskanku? Kenapa? Apa yang kau cemaskan dariku?” kata Tae Woon mengoda
dengan mengenggam tangan Eun Ho dan menatap dalam. Eun Ho gugup dengan wajah
yang saling berdekatan.
“Aku
pergi sekarang... Kompres kakimu dengan es.” Ucap Eun Ho langsung berdiri dan
bergegas pergi. Tae Woon mengerti dengan senyuman bahagia.
Eun Ho
akan keluar rumah, Tae Woon memanggilnya dan berpura-pura jalan dengan kaki
pincang. Eun Ho bertanya ada apa lagi. Tae Woon berpesan agar Eun Ho Hati-hati
di jalan karena Setidaknya aharus mengantar pacarnya sampai ke pintu rumah. Eun
Ho tak percaya Tae Woon menganggapnya pacar, lalu mengucapkan salam perpisahan
dengan melambaikan tangan.
“Ahh..
Senang sekali berbohong begini, tapi aku jadi tidak bisa mengantarnya. Aku harus
melakukan ini lagi besok.” Ucap Tae Woon bahagai menendang dengan kaki yang
baik-baik saja.
Kepsek
Yang mulai menelaah kembali dengan kejadian kemarin kalau sudah bisa dipastikan X itu ada dua orang dan
Jelas ada kaki tangan. Ia melihat dari bagan yang dibuatnya, dengan yakin kalau
Salah satunya pasti Ra Eun Ho Dan menduga-duga siapa yang satunya..
Ia
melihat foto Dae Hwi, mengingat sebelumnya pernah menyelinap ke ruang guru Dan
mencuri soal untuk kompetisi Matematika. Menurutnya Dae Hwi mencurigakan tapi
merasa yakin kalau ketua Osis itu bukan X.
“Mereka
membuatnya seolah-olah jadi X, untuk membuatku bingung. Terakhir kali X muncul,
Dae Hwi dan Tae Woon sedang ada di gudang..” Kata Kepsek Yang mengingat saat
sebelumnya akan masuk ke ruang kontainer melihat sosok X yang ditunjuk oleh Hee
Chan .
Flash Back
Ia masuk
ke ruang Kontainer, melihat semua berkumpul lalu bertanya apa yang sedang
mereka lakukan. Dae Hwi mengatakn hanya
sedang ingin belajar dengan suasana tenang dan ruangan Kontainer itu ruang
belajar mereka.
“Untuk
menyembunyikan identitas X, mereka membuat Song Dae Hwi terlihat mencurigakan.
Yah... Ini masuk akal. Sekarang Aku jauh lebih cocok jadi detektif daripada
kepala sekolah.” Ucap Kepsek Yang bangga
Semua
berkumpul di ruang kontainer, Bo Ra merasa Sekarang, kepala sekolah yakin kalau
X ada 2 orang dan pasti akan membuat langkah besar. Menurutnya Untuk sementara,
Tae Woon harus hati-hati.
“Eun
Pal... Kau akan dalam masalah kalau kali ini kau tertangkap lagi.” Kata Sa Rang
pada Eun Ho
“Kau
benar... Sepertinya mereka mencoba menutupi kasus makanan kedaluwarsa itu. Dan
lagi, sekarang makanannya sudah jauh membaik. Jadi.. mari kita tunggu bagaimana
perkembangannya.” Kata Tae Woon.
Guru Park
memberitahu mereka tidak bisa melakukan seperti ini lagi karena Dana terbatas
jadi tidak bisa menyediakan makan siang kualitas tinggi. Kepsek Yang pikir
sudah pasti mereka tak mungkin terus melakukannya.
“Kita
sudah menenangkan mereka, jadi kita akan mengembalikan keadaan seperti semula.”
Ucap Kepsek Yang. Guru Park pun mengangguk mengerti.
“Kita
akan menurunkan kualitas bahan bakunya dan menyediakan makanan yang biasa saja.
Lakukan secara tertutup.. hingga tidak ada orang yang sadar.” Perintah Kepsek
Yang.
Eun Ho
berjalan bersama di taman, menanyakan keadaan kaki Tae Woon. Tae Woon mengaku sudah baikan sekarang dan
ingin mengandeng tangan Eun Ho. Eun Ho panik langsung melepaskan karena dan
teman mereka yang lewat. Tae Woon mengeluh ada orang yang menganggu.
“Apa kau
sudah gila? Kita ini sedang di sekolah.” Keluh Eun Ho sambil berisik.
“Lalu
kenapa??” kata Tae Woon seperti tak peduli. Eun Ho yakin nanti Anak-anak bisa
lihat dan bisa jadi gosip.
“Apa
maksudmu? Kalau begitu aku akan sangat senang. Akulah yang ingin menyebarkan
gosip ini.” Kata Tae Woon bangga.
Eun Ho
langsung memeluk Tae Woon dan saat itu teman lain melihat kedekatan keduanya
mulai mengejek. Tae Woon heran Kenapa mereka tidak boleh tahu, menurutnya Semua
orang tentu harus tahu jadi tidak ada lagi cowok yang akan jatuh cinta pada Eun
Ho.
“Kalau
mereka sampai tahu, maka kita tidak bisa apa-apa lagi. Kalau ayahmu tahu..”
ucap Eun Ho khawatir.
“Kau
bilang Tidak bisa apa-apa?” kata Tae Woon lalu melihat Byung Goo yang sudah
membuat Gossip. Eun Ho panik memohon agar Tae Woon tak melakukanya.
Tae Woon
tak peduli mengajak Byung Goo pergi. Eun Ho mencoba menahanya tapi Tae Woon
sudah menarik Byung Go agar mengabaikan saja Eun Ho dan minum jus jeruk.
Keduanya
duduk di kantin, Tae Woon mulai bertanya Apa Byung Goo sudah dengar gosip kalau
Eun Ho punya pacar menurutnya Jadi kalau temanya itu sampai tahu gosip ini,
maka semua orang pasti juga akan tahu. Byung Goo pikir tentang Pacar Ra Eun Ho sudah
dengar soal itu. Tae Woon kali ini yang kaget.
“Pacar
Eun Ho, Semua orang sudah tahu. Cowok yang waktu itu menempel note itu 'kan?”
ucap Byung Goo polos. Tae Woon hanya bisa menghela nafas kalau bukan yang itu.
“Si
Kunyuk itu bukan pacarnya. Pacarnya adalah....” kata Tae Woon terhenti melihat
Eun Ho sudah melonggo di depan kantin mengancam akan membunuh Tae Woon.
“Kita
harus bicara.” Ucap Eun Ho, Tae Woon melonggo dan panik langsung berlari. Eun
Ho tersadar kalau kaki Tae Woon baik-baik saja. Tae Woon serba salah dan
memilih untuk meninggalkan kantin.
Tae Woo
mengaku Baru saja baikan dan meminta maaf. Eun Ho terus mengejarnya berkeliling
ruangan kelas. Dae Hwi melihat keduanya memang seperti tom and jerry tapi
saling menyayangi. Ia menatap ke arah meja Nam Joo yang masih kosong dan belum
masuk sekolah setelah kejadian sebelumnya.
Nam Joo
berjalan dengan baju sekolahnya, seperti pamit sekolah tapi hanya
berjalan-jalan. Lalu berhenti di depan toko musik, tatapan mengarah pada biola
seperti ingin memainkannya tapi karena ekonomi keluarga membuatnya menghentikan
mimpinya.
Guru Shim
menelp Tuan Hong meminta agar Jangan
terlalu mencemaskan Nam Joo karena akan bicara dengan anak muridnya itu di
telepon. Ia yakin kalau Nam Joo akan segera kembali lalu menutup ponselnya.
Wajahnya langsung gelisah melihat foto Nam Joo yang tak masuk sekolah beberapa
hari.
Nam Joo
pun pulang sekolah di tengah malam, Ayahnya sudah menunggu didepan rumah
melihat anaknya yang baru pulang. Nam Joo hanya menatap wajah ayahnya dengan
rasa kecewa dan akan masuk rumah. Ayahnya bertanya kemana saja anaknya bahkan
bolos sekolah. Nam Joo hanya diam.
“Nam
Joo... Kau pasti kesulitan, 'kan? Maafkan ayah... Kau pasti ingin melakukan
banyak hal. Tapi kau harus menyerah karena ayah.... Maafkan ayah.” Ucap Tuan
Hong merasa bersalah.
“Sudah Hentikan.”
Kata Nam Joo lalu bergegas masuk rumah. Ayah Nam Joo terlihat sedih tak bisa
memenuhi keinginan anaknya. Dae Hwi pulang sekolah melewati rumah Nam Joo
seperti bisa tahu keadaan mantan pacarnya itu sama dengan dirinya.
Eun Ho
terlihat sedikit aneh dengan makan siang di kantin. Tae Woon bertanya apakah
Eun Ho tidak selera makan dan akan membeli sesuatu yang lain untuk makan siang.
Eun Ho mengaku tak perlu mencoba untuk makan masakan kantin.
“Eun
Ho... Kudengar kau pacaran... Itu Tae Woon yang bilang. Siapa pacarmu” Ucap
Byung Joo. Eun Ho kaget melirik pada Tae Woon.
“Ya.. aku
memang punya pacar, Dia jago sekali berakting. Akting seolah-olah kakinya
sakit.” Kata Eun Ho dengan lirikan sinis
“Apa dia
selebriti? apa dia aktor?” ucap Duk Soo penuh wajah penasaran.
“Kenapa
mereka selalu saja menyediakan makan siang yang parah di Korea ini?” keluh
Kyung Woo.
Sa Rang
membenarkan lalu kembali memanggil Issue denan panggilan “Oppa” untuk mengajak
makan ramyun. Byung Goo dan Duk Soon melonggo karena itu artinya sama saja
mengajak menginap. Issue hanya mengeluh Sa Rang yang memanggil “Oppa” padahal
mereka seumur.
“Kau
harus berhati hati dan bisa saja sakit perut seperti waktu itu.” Ucap Dae Hwi
khawatir pada Eun Ho. Tae Woon langsung melotot dengan tatapan cemburu.
“Kenapa
kau harus peduli?” ucap Tae Woon. Dae Hwi pun hanya bisa Maaf. Eun Ho menyuruh
Tae Woon untuk tak kelahi dan mengaku
akan baik-baik saja sambil makan yang ada di piringnya.
Tae Woon
menepuk bahu Eun Ho saat pelajaran selesai. Tapi Eun Ho terlihat mual dan
langsung bergegas keluar kelas. Tae Woon mengejarnya, dan saat itu pula Eun Ho
langsung jatuh pingsan. Tae Woon panik mencoba menyadarkan Eun Ho, Guru Shim
yang ada di lorong pun melihat keadaan anak muridnya.
Eun Ho
akhirnya dibawa ke UGD dengan Tae Woon yang duduk disampingnya. Dokter
memberitahu kalau Eun Ho keracunan makanan dan karena sistem pertahanan
tubuhnya Lemah maka ada risiko komplikasi. Tae Woon yang khawtir berpikir Eun
Ho harus diopname.
“Tidak
separah itu, Dia hanya perlu berhati-hati menjaga makanannya untuk sementara
dan harus istirahat selama beberapa jam.” Kata Dokter. Guru Shim pun
mengucapkan Terima kasih pada dokter.
“Kita
harus menghubungi orangtuanya 'kan?” kata Tae Woon khawatir.
“Dokter
bilang dia akan baikan dalam beberapa jam, jadi Bapak saja nanti yang
menghubungi orangtuanya. Kau bisa pergi sekarang.” Ucap Guru Shim. Tae Woon
binggung karena tak mau jauh dari Eun Ho.
“Bapak
saja yang menjaganya dan Kau kembalilah ke sekolah.” Kata Guru Shim. Tae Woon
sedikit binggung menjelaskanya posisinya.
“Itu....
Emm.. Aku harus ada di sini. Karena aku ini teman sekelasnya, jadi aku sangat cemas.”
Ucap Tae Woon memberikan alasan.
“Bapak tidak
tahu kalau kau orang yang sangat peduli pada teman sekelasmu.” Ucap Guru Shim.
Tae Woon mengaku kalau memang Sangat peduli.
Guru Shim
menerima telp memberitahubukan pulang ke rumah Salah satu murid, lalu mengingat
kalau ada Data yang harus dikirim, Ia pun berjanji kalau akan segera
mengirimkannya. Ia pun meminta maaf pada Tae Woon agar bisa sementara menjaga
Eun Ho dan akan segera kembali.
“Tentu.
Tidak usah kembali juga tidak apa-apa. Aku akan menjaganya, Sebagai teman
sekelasnya.” Kata Tae Woon dengan senang hati. Guru Shim pun terlihat senang
lalu keluar dari IGD. Tae Woon dengan puas menatap Eun Ho yang tertidur.
“Dasar..
Tidak sopan sekali. Kau mana boleh secantik ini padahal kau sedang sakit.” Ucap
Tae Woon menatap Eun Ho dan sedikit mengeluh bagian wajahnya.
Eun Ho pun sudah sadar berjalan pulang, Tae Woon
menelp Guru Shim agar tak perlu cemas lagi.
Setelah itu menanyakan keadaan Eun Ho sekarang. Eun Ho tidak tahu kalau
punya masalah kesehatan seperti itu. Tae Woon pikir Sepertinya makanan sekolah kembali
seperti semula.
“Anak-anak
lain di kelas juga mengalami ruamdan sakit perut.” Kata Tae Woon. Eun Ho pikir
sudah menduganya.
“Aku
merasa aneh waktu makan tadi. Makanannya masih sama saja.” Kata Eun Ho
“Kalau
ini memang karena makanan sekolah, maka aku tidak akan memaafkan mereka.” Ucap
Tae Woon memegang wajah Eun Ho terlihat lebih kurus
“Apa aku
kelihatan menyedihkan? Apa hatimu sakit melihatnya?” ucap Eun Ho memperlihatkan
Aegyonya.
“Jangan
bersikap sok imut... Sadarlah kau.” Balas Tae Woon tak ingin Eun Ho
memperlihatkan Aegyo.
Sepasang
pria dan wanita berdiri didepan toko buka, seperti baru saja membeli bunga
sebagai tanda cinta. Eun Ho melihatnya berkomentar kalau buket bunganya sangat
cantik. Tae Woon bertanya apakah Eun Ho
mau bunga. Eun Ho menganguk. Tapi Woon berpikir kalau akan belikan daging sapi
saja karena Lebih cocok untuk Eun Ho, lalu memeluknya mengajak pergi.
Tae Woon
menelp Eun Ho dikamarnya berpesan agar
Jangan makan sembarangan hanya karena lapar. Ia berjanji tidak akan
mengusilnya dan berhenti melakukannya lalu mengucapkan Selamat malam dan
menutup telpnya. Wajahnya terlihat mengingat saat dokter berkata “Dia keracunan makanan, dan karena sistem
pertahanan tubuhnya lemah, ada kemungkinan terjadi komplikasi.”
“Ini pasti
karena makan siang sekolah. Berani sekali mereka memberi kami makanan sampah?
Akan kubalas kalian kali ini.” Ucap Tae Woon bangun dari tempat tidurnya dengan
wajah penuh amarah.
Seorang
kurir masuk ruangan bertanya Apa Bapak adalah Kepala Sekolah Yang Do Jin.
Kepsek Yang membenarkan. Kurir memberitahu Tuan
Hyun Kang Woo mengirim kotak makan siang, untuk berterima kasih atas
kerja kerasm dan meminta menyantapnya. Kepsek Yang pun terlihat bahagia
menerimanya.
Ia mulai
membuka kotak makan siang, dengan macam-macam sushi dan juga buah. Guru Park masuk mengajak Kepsek Yang untuk makan
siang. Kepsek Yang menyuruh Guru Park pergi sendiri saja menikmati makan
siangnya. Guru Park melirik ada banyak sushi lalu bertanya apakah Kepsek Yang
bisa menghabiskanya sendiri. Kepsek Yang menyuruh Guru Park untuk pergi saja.
Guru Park
keluar ruangan merasa ada yang Aneh. Di tangga, Eun Ho dkk menunggu reaksi
Kepsek Yang. Eun Ho berharap agar Kepsek yang suka. Di dalam ruangan Kepsek
Yang merasakan sushi dengan lahap bahkan sempat merasa Terlalu banyak wasabi,
sampai akhirnya menemukan sebuah gulungan kertas dan membacanya.
"Apa kau menikmati makanannya?
Ini dibuat dengan bahan-bahan yang sudah kedaluwarsa. Kau menggunakan bahan
yang sama untuk makan siang di sekolah. Kalau kau keracunan setelah makan ini
maka itu karena kau lemah. Tidak ada yang salah dengan makanannya. Seperti yang
selalu kau bilang.”
Kepsek
Yang langsung panik mencium semua makanan yang dianggapnya sudah basi, lalu
mencoba untuk memuntahkanya. Ia berteriak kelau dari ruangan agar memanggil
Ambulance. Eun Ho dkk hanya bisa tertawa melihat Kepsek Yang panik.
Guru Park
dan Guru Goo keluar ruangan menanyakan ada apa dengan Kepsek Yang. Kepsek Yang mengaku Keracunan makanan dan
mengalami gatal-gatal jadi meminta agar memanggil Ambulance.
“Kami
akan memanggilkannya, tapi kau kelihatan baik-baik saja.” Ucap Guru Goo. Kepsek
Yang mengaku kalau keracunan makanan.
“Dengan
tenagamu itu, kau harusnya bisa ke rumah sakit sendiri.” Kata Guru Goo. Kepsek
Yang merasa perutnya sakit dan harus
pergi sekarang. Guru Park pikir Kepsek Yang bisa mati kalau tidak berhati-hati.
Semua
hanya bisa tertawa melihat tingkah Kepsek Yang panik karena mengetahui semua
makanan sudah basi. Mereka tak bisa tidak
bisa berhenti tertawa. Eun Ho bertanya apakah ini tidak keterlaluan dan
bagaimana kalau nanti Kepsek Yang benar-benar sakit.
“Hei.
Makanannya segar, Aku memesannya dari hotel.” Ucap Tae Woon. Dae Hwi binggung
dengan tingkah kepala sekolah yang dilihatnya.
“Dia
hanya ketakutan saja makanya begitu.” Ucap Tae Woon. Dae Hwi mendengar Kepsek
Yang merasa gatal-gatal.
“Semua hanya
ada dalam pikirannya saja” kata Tae Woon. Eun Ho pu bisa nafas lega.
Kepsek
Yang berbaring di IGD bersama dengan Guru Park dan Guru Goo mengeluh Ada banyak
sekali pekerjaan tapi malah ada dirumah sakit. Dokter datang membangunkan
Kepsek Yang untuk tak berbaring.
“Dokter..
dia sangat sakit, gatal-gatal dan diare.” Ucap Guru Park. Dokter tak peduli
menurutnya Kepsek yang baik-baik saja jadi memintanya untuk bangun.
“Apa
masalahmu? Aku makan makanan basi.” Ucap Kepsek Yang merasa tubuhnya yang
sakit.
“Pemeriksaannya
tidak akan bohong. Kau baik-baik saja,
Kami memerlukan tempat tidur untuk pasien lain jadi mohon pergilah.”
Ucap si dokter. Kepsek Yang mengeluh dengan sikap dokter seperti mengusirnya.
“Astaga...
Pasien yang katanya keracunan makanan ternyata bisa makan dengan lancar.” Ejek
Guru Goo dan Kepsek Yang mulai mengeluarkan suara kekenyangan. Guru Park
mengeluh kalau Banyak sekali yang sudah dimakan Kepsek yang lalu memilih untuk
pergi dengan Guru Goo.
“Akan
kutangkap kalau aku tahu siapa mereka.. Dasar X, brengsek kau.” Ucap Kepsek
Yang marah.
Kepsek
Yang dengan sengaja menendang sampah plastik. Ibu Sa Rang menyindir kalau Sampah
saja masih bisa didaur ulang. Kepsek yang mendengarnya merasa kala dirinya
lebih buruk dari sampah karena tidak bisa didaur ulang. Ibu Sa Rang sedikit
gugup melihat Kepsek Yang ada didepanya.
“Bagaimana
bisa aku mengatakannya dengan mulutku sendiri? Itu hanya karena Bapak merasa
seperti itu. Kalau Bapak ke sini karena komplainku waktu itu, maka ini sedikit
kekanak-kanakan.” Ungkap Ibu Sa Rang
“Kau
bilang Kekanakan? Kalau begitu jangan lakukan hal semacam itu.” Ucap Kepsek
Yang marah
Saat itu
Sa Rang dengan sengaja menendang botol kaleng bekas kearah Kepsek Yang. Kepsek
Yang makin marah karan Sa Rang berani melakukanya menendangi sampah. Sa Rang
berpura-pura kaget kalau tadinya mau menendangnya ke tempat sampah. Eun Ho juga
menendang sampah.
“Astaga.
Aku pernah melihat Bapak menendangnya seperti ini. Jadi kutiru. Maaf.” Ucap Eun
Ho mengejek
“Kalian
selalu saja menempel berdua seperti kecoa saja... Kalian mencurigakan sekali,
bahkan Sangat mencurigakan. Kalian selalu bersama.” Ucap Kepsek Yang mendekati
keduanya. Eun Ho dan Sa Rang terlihat gugup.
Kepsek
Yang memperlihatakn berkas Penyedia Jasa Kebersihan, pada Sa Rang memberitahu
kalau itu adalah penawaran jasa petugas kebersihan. Menurutnya kalau ibu Sa
Rang dipecat maka ada banyak orang yang
bisa menggantikannya.Sa Rang membela kalau ibunya tidak salah apa-apa.
“Dia merecokiku
soal makanan sekolah. Itu adalah kesalahan. Jadi katakan padaku siapa X-nya.
Supaya ibumu bisa tetap bekerja di sekolah.” Ucap Kepsek Yang mengancam
“Aku
sungguh tidak tahu.”kata Sa Rang tak ingin memberitahu kalau Tae Woon adalah
pelakunya.
“Apa Kau
selalu bersama Eun Ho dan tidak tahu? Kalau begitu aku tidak punya pilihan
lain. Minta ibumu mencari pekerjaan lain.” Ucap Kepsek Park. Sa Rang terlihat
menahan rasa sedihnya.
Sa Rang melihat
ibunya yang sedang membereskan sampah, terlihat kebingungan apa yang dilakuan
sekarang. Akhirnya ia duduk dengan tatapan sedih, Eun Ho memegang drone dengaan
wajah Kepsek Yang mengikuti gaya bicaranya “Etika sudah jatuh ke dasar jurang.”
Dengan tawanya merasa kalau ini lucu. Sa Rang yang sedang sedih hanya
menatapnya.
“Bagaimana
bisa dia memikirkan semua ini? Bukankah itu sangat inovatif?” ucap Eun Ho
bangga terhadap Tae Woon.
“Apa dia
tidak berencana menyerahkan diri? Tae Woon. Kalau dia mengaku sebagai X, maka
semua masalah akan selesai. Dia adalah anak direktur sekolah, jadi tidak akan
kena hukum.” Ucap Sa Rang
“Itu..
Ada alasan kenapa dia tidak bisa mengaku.” Kata Eun Ho
“Kau
bilang Alasan? Kenapa aku merasa X itu hanyalah permainan sok pahlawan yang
kekanakan?” ucap Sa Ran marah
“Itu
tidak benar. Kalau dia dengar, maka dia bisa tersinggung.” Ucap Eun Ho panik.
Sa Rang pikir Tersinggung soal apa menurutnya itu Memang benar.
“Memang
benar dia anaknya direktur dan kalaupun dia ketahuan,maka dia masih punya
ayahnya. Dia itu menyebalkan.” Kata Sa Rang. Eun Ho binggung melihat sikap Sa
Rang seperti tak suka dengan Tae Woon ingin tahu apakah memiliki masalah
“Kau juga
sama saja. Berapa lama kalian sudah pacaran sampai kau memperlakukan aku
seperti ini? Kalau kau sangat menyukainya, pergi saja kau dengan dia. Kau tidak
akan butuh orang seperti aku lagi.” Ucap Sa Rang marah. Eun Ho pikir Sa Rang
Ucapa kasar sekali.
“Kalau kau
marah, katakan apa sebabnya. Jangan bicara ngawur seperti ini.” Ucap Eun Ho
“Kau
beruntung karena bisa mengatakan semua yang kau mau.” Kata Sa Rang lalu
bergegas pergi. Eun Ho dibuat binggung melihat Sa Rang yang sangat marah.
Kyung Woo
berjalan di samping Sa Rang jalan sendirian. Sa Rang heran karena Kyung Woo
tidak bertanya apa-apa dan apakah tidak penasaran mengenai apa yang terjadi.
Kyung Woo mengaku tidak penasaran tapi hanya hanya cemas. Sa Rang sedikit gugup
karena Kyung Woo mencemaskanya.
“Kau orang
yang bijak, jadi kau akan mengatasi
masalahmu dengan baik. Aku berharap kau
tidak akan terlalu terluka karenanya. Itulah kecemasanku.” Kata Kyung Woo. Sa Rang
bisa tersenyum, keduanya pun saling menatap dengan senyuman.
Eun Ho
dan Tae Woon duduk bersama di cafe. Eun Ho dengan wajah binggung menceritakan
kalau Sa Rang seharusnya bilang apa yang salah. Dan bagaimana bisa tahu apa
masalahnya kalau Sa Rang tak mengatakanya. Tae Woon pikir Mungkin Sa Rang sakit
hati karena Eun Ho mendadak punya pacar..
“Aku
yakin Bukan itu. Kami sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Dia ikut
senang, Ada apa sebenarnya? Dia adalah orang yang baik, dan dia pasti punya alasan.”
Ucap Eun Ho terlihat sangat khawatir.
Bersambung ke Part 2
kak, makin seru ceritanya Eun Ho sama Tae Woon,apa lagi si ganteng yang sering main gitar deket sama Sa Rang bikin penaran mereka berdua
BalasHapus