PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 30 Agustus 2017

Sinopsis School 2017 Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Eun Ho panik mendengar dari ruangan dapur untuk menangkap X. Tae Woon sudah dipegang oleh petugas sampai tak bisa bergerak. KeSek Yang terlihat senang akhirnya bisa menangkap X dan siap untuk membuka penutup kepala. Saat itu Tae Woon melihat Eun Ho berdiri di depan pintu memberikan kode. Eun Ho dengan sengaja menjatuhkan gelas.
Kepsek Yang dan Petugas pun menengok. Saat itu juga, Tae Woon mencari kesempatan untuk menendang lalu berlari menarik Eun Ho keluar dari sekolah bersama. Keduanya berlari menghindari kejaran petugas dan juga Kepsek Yang.
Tae Woon menarik Eun Ho ke sisi dinding, mengucapkan selama tinggal dan akan bertemu di markas. Eun Ho ingin mengejar tapi Kepsek dan yang lainya kembali mengejar Tae Woon yang berlari sendirian. 


 Tae Woon melihat beberapa petugas mencari dari beberapa sisi dan membuat dirinya terjebak, bahkan Guru Park juga ikut mencari dengan petugas. Akhirnya Tae Woon berlari dengan pakaian biasa dan bertemu dengan salah satu petugas. Si petugas kaget melihat Tae Woon menanyakan siapa.
“Pak, apa kau tidak lihat X di sekitar sini?” ucap Tae Woon berpura melihatnya.
“Apa yang kau lakukan di sini, Tae Woon?” ucap Kepsek Yang datang bersama Guru Park
“Aku barusan mengejar X.” Kata Tae Woon lalu berusaha mengelabuhi mereka dengan berlari kesana kemari mengejar X. Guru dan petugas yang sudah tua sangat lelah berlari kesana kemari.

Tae Woon berlari lebih dulu lalu berteriak kalau menemukan jaketnya. Guru Park dan Kepsek Yang datang dengan terengah-engah dan langsung duduk, bertanya apakah sudah menemukan X-nya Tae Woon memperlihatkan Jaket yang ditemukan disemak-semak.
“Apa kau hanya menemukan jaketnya?” ucap Guru Park
“Padahal hampir saja tertangkap. Dia melepaskan jaketnya dan kabur.” Kata Tae Woon berpura-pura.
“Siapa sebenarnya pemilik jaket ini? Aku benar-benar ingin menangkapnya.” Kata Kepsek Yang
“Kalian pasti lelah karena berlari. Istirahat sebentar kemudian pergilah.” Ucap Tae Woon dengan senyuman bisa mengelabuhi Kepsek dkk.
Kepsek Yang mengumpat kesal karena harus menangkapnya. Petugas pun bertanya siapa anak yang mengajak mereka untuk mencari-cari X. Guru Park memberitahu kalau Tae Woon adalah  anaknya Pak Direktur yaitu Direktur masa depan SMA Geumdo.

 (Episode 14, Bagaimana Menghadapi Kesalahpahaman)
Eun Ho terlihat gelisah di markas sampai akhirnya Tae Woon masuk dengan sedikit berkeringat. Ia langsung panik menanyakan keadaan Tae Woon apakah tidak tertangkap. Tae Woon dengan bangga kalau tak mungkin tertangkap.
“Aku ini X. Tidak akan dengan mudah tertangkap.” Ucap  Tae Woon. Eun Ho kasihan melihat keringat Tae Woon di wajahnya seperti sangat kelelahan.
“Apa benar kau tidak terluka?” ucap Eun Ho memeriksanya, Tae Woon mengaku baik-baik saja tapi saat berjalan merasa kakinya sakit lalu berjalan pincang.
Eun Ho panik langsung menuntun Tae Woon ke Bangku, bertana kenapa kakinya. Tae Woon pikir kakinya terkilir. Eun Ho binggung melihat Tae Woon yang kesakitan. Tae Woon merasanya baik-baik saja tapi sekarang sakit sekali.
“Kau tidak simpan obat di sini 'kan?” ucap Eun Ho melihat ke rak buku. Tae Woon mengaku Tidak. Eun Ho mengajak Tae Woon agar segera cepat pulang.
“Aku tidak yakin bisa jalan sendiri atau tidak.” Kata Tae Woon seperti merencanakan sesuatu. 


Eun Ho akhirnya memapah Tae Woon untuk berjalan pulang. Tae Woon terlihat bahagia karena bisa memeluk Eun Ho dan berdekatan. Eun Ho menanyakan keadaan Tae Woon. Tae Woon mengaku kalau Sakit sekali. Eun Ho bertanya apakah sangat sakit. Tae Woon mengangguk
“Haruskah kita ke UGD?” kata Eun Ho panik. Tae Woon pikir tak perlu karena tidak separah itu.
“Omong-omong, kalau kakimu terkilir begini, kau tidak akan bisa naik motor, 'kan? Mungkin kuantar saja kau pulang.” Kata Eun Ho, Tae Woon merasa bahagia mendengarnya. 

Eun Ho mengantar Tae Woon pulang mengeluh kalau sangat marah melihat kekasihnya itu sakit. Lalu menanyakan Kapan ayahnya akan pulang. Tae Woon seperti sudah biasa ayahnya tak ada dirumah. Eun Ho melihat kaki Tae Woon, merasa khawatir apakah besok akan lebih baik.
“Entahlah... Sepertinya akan lumayan lama sembuhnya.” Ucap Tae Woon. Eun Ho pun mengajak Tae Woon ke rumah sakit besok. Tae Woon setuju.
“Tapi kepala sekolah sekarang akan berpikir kalau X itu dua orang karena dia juga melihatku. Sepertinya dia akan melakukan sesuatu lagi. Ah.. Kenapa juga aku mendadak harus berpikir untuk ke sana? Aku tadinya hanya cemas.” Ucap Eun Ho kesal sendiri
“Apa Kau mencemaskanku? Kenapa? Apa yang kau cemaskan dariku?” kata Tae Woon mengoda dengan mengenggam tangan Eun Ho dan menatap dalam. Eun Ho gugup dengan wajah yang saling berdekatan.
“Aku pergi sekarang... Kompres kakimu dengan es.” Ucap Eun Ho langsung berdiri dan bergegas pergi. Tae Woon mengerti dengan senyuman bahagia.

Eun Ho akan keluar rumah, Tae Woon memanggilnya dan berpura-pura jalan dengan kaki pincang. Eun Ho bertanya ada apa lagi. Tae Woon berpesan agar Eun Ho Hati-hati di jalan karena Setidaknya aharus mengantar pacarnya sampai ke pintu rumah. Eun Ho tak percaya Tae Woon menganggapnya pacar, lalu mengucapkan salam perpisahan dengan melambaikan tangan.
“Ahh.. Senang sekali berbohong begini, tapi aku jadi tidak bisa mengantarnya. Aku harus melakukan ini lagi besok.” Ucap Tae Woon bahagai menendang dengan kaki yang baik-baik saja. 



Kepsek Yang mulai menelaah kembali dengan kejadian kemarin kalau  sudah bisa dipastikan X itu ada dua orang dan Jelas ada kaki tangan. Ia melihat dari bagan yang dibuatnya, dengan yakin kalau Salah satunya pasti Ra Eun Ho Dan menduga-duga siapa yang satunya..
Ia melihat foto Dae Hwi, mengingat sebelumnya pernah menyelinap ke ruang guru Dan mencuri soal untuk kompetisi Matematika. Menurutnya Dae Hwi mencurigakan tapi merasa yakin kalau ketua Osis itu bukan X.
“Mereka membuatnya seolah-olah jadi X, untuk membuatku bingung. Terakhir kali X muncul, Dae Hwi dan Tae Woon sedang ada di gudang..” Kata Kepsek Yang mengingat saat sebelumnya akan masuk ke ruang kontainer melihat sosok X yang ditunjuk oleh Hee Chan .
Flash Back
Ia masuk ke ruang Kontainer, melihat semua berkumpul lalu bertanya apa yang sedang mereka lakukan.  Dae Hwi mengatakn hanya sedang ingin belajar dengan suasana tenang dan ruangan Kontainer itu ruang belajar mereka.
“Untuk menyembunyikan identitas X, mereka membuat Song Dae Hwi terlihat mencurigakan. Yah... Ini masuk akal. Sekarang Aku jauh lebih cocok jadi detektif daripada kepala sekolah.” Ucap Kepsek Yang bangga 


Semua berkumpul di ruang kontainer, Bo Ra merasa Sekarang, kepala sekolah yakin kalau X ada 2 orang dan pasti akan membuat langkah besar. Menurutnya Untuk sementara, Tae Woon harus hati-hati.
“Eun Pal... Kau akan dalam masalah kalau kali ini kau tertangkap lagi.” Kata Sa Rang pada Eun Ho
“Kau benar... Sepertinya mereka mencoba menutupi kasus makanan kedaluwarsa itu. Dan lagi, sekarang makanannya sudah jauh membaik. Jadi.. mari kita tunggu bagaimana perkembangannya.” Kata Tae Woon. 

Guru Park memberitahu mereka tidak bisa melakukan seperti ini lagi karena Dana terbatas jadi tidak bisa menyediakan makan siang kualitas tinggi. Kepsek Yang pikir sudah pasti mereka  tak mungkin terus melakukannya.
“Kita sudah menenangkan mereka, jadi kita akan mengembalikan keadaan seperti semula.” Ucap Kepsek Yang. Guru Park pun mengangguk mengerti.
“Kita akan menurunkan kualitas bahan bakunya dan menyediakan makanan yang biasa saja. Lakukan secara tertutup.. hingga tidak ada orang yang sadar.” Perintah Kepsek Yang. 

Eun Ho berjalan bersama di taman, menanyakan keadaan kaki Tae Woon.  Tae Woon mengaku sudah baikan sekarang dan ingin mengandeng tangan Eun Ho. Eun Ho panik langsung melepaskan karena dan teman mereka yang lewat. Tae Woon mengeluh ada orang yang menganggu.
“Apa kau sudah gila? Kita ini sedang di sekolah.” Keluh Eun Ho sambil berisik.
“Lalu kenapa??” kata Tae Woon seperti tak peduli. Eun Ho yakin nanti Anak-anak bisa lihat dan bisa jadi gosip.
“Apa maksudmu? Kalau begitu aku akan sangat senang. Akulah yang ingin menyebarkan gosip ini.” Kata Tae Woon bangga.
Eun Ho langsung memeluk Tae Woon dan saat itu teman lain melihat kedekatan keduanya mulai mengejek. Tae Woon heran Kenapa mereka tidak boleh tahu, menurutnya Semua orang tentu harus tahu jadi tidak ada lagi cowok yang akan jatuh cinta pada Eun Ho.
“Kalau mereka sampai tahu, maka kita tidak bisa apa-apa lagi. Kalau ayahmu tahu..” ucap Eun Ho khawatir.
“Kau bilang Tidak bisa apa-apa?” kata Tae Woon lalu melihat Byung Goo yang sudah membuat Gossip. Eun Ho panik memohon agar Tae Woon tak melakukanya.
Tae Woon tak peduli mengajak Byung Goo pergi. Eun Ho mencoba menahanya tapi Tae Woon sudah menarik Byung Go agar mengabaikan saja Eun Ho dan minum jus jeruk.


Keduanya duduk di kantin, Tae Woon mulai bertanya Apa Byung Goo sudah dengar gosip kalau Eun Ho punya pacar menurutnya Jadi kalau temanya itu sampai tahu gosip ini, maka semua orang pasti juga akan tahu. Byung Goo pikir tentang Pacar Ra Eun Ho sudah dengar soal itu. Tae Woon kali ini yang kaget.
“Pacar Eun Ho, Semua orang sudah tahu. Cowok yang waktu itu menempel note itu 'kan?” ucap Byung Goo polos. Tae Woon hanya bisa menghela nafas kalau bukan yang itu.
“Si Kunyuk itu bukan pacarnya. Pacarnya adalah....” kata Tae Woon terhenti melihat Eun Ho sudah melonggo di depan kantin mengancam akan membunuh Tae Woon.
“Kita harus bicara.” Ucap Eun Ho, Tae Woon melonggo dan panik langsung berlari. Eun Ho tersadar kalau kaki Tae Woon baik-baik saja. Tae Woon serba salah dan memilih untuk meninggalkan kantin.
Tae Woo mengaku Baru saja baikan dan meminta maaf. Eun Ho terus mengejarnya berkeliling ruangan kelas. Dae Hwi melihat keduanya memang seperti tom and jerry tapi saling menyayangi. Ia menatap ke arah meja Nam Joo yang masih kosong dan belum masuk sekolah setelah kejadian sebelumnya.
Nam Joo berjalan dengan baju sekolahnya, seperti pamit sekolah tapi hanya berjalan-jalan. Lalu berhenti di depan toko musik, tatapan mengarah pada biola seperti ingin memainkannya tapi karena ekonomi keluarga membuatnya menghentikan mimpinya. 


Guru Shim menelp Tuan Hong meminta agar  Jangan terlalu mencemaskan Nam Joo karena akan bicara dengan anak muridnya itu di telepon. Ia yakin kalau Nam Joo akan segera kembali lalu menutup ponselnya. Wajahnya langsung gelisah melihat foto Nam Joo yang tak masuk sekolah beberapa hari.
Nam Joo pun pulang sekolah di tengah malam, Ayahnya sudah menunggu didepan rumah melihat anaknya yang baru pulang. Nam Joo hanya menatap wajah ayahnya dengan rasa kecewa dan akan masuk rumah. Ayahnya bertanya kemana saja anaknya bahkan bolos sekolah. Nam Joo hanya diam.
“Nam Joo... Kau pasti kesulitan, 'kan? Maafkan ayah... Kau pasti ingin melakukan banyak hal. Tapi kau harus menyerah karena ayah.... Maafkan ayah.” Ucap Tuan Hong merasa bersalah.
“Sudah Hentikan.” Kata Nam Joo lalu bergegas masuk rumah. Ayah Nam Joo terlihat sedih tak bisa memenuhi keinginan anaknya. Dae Hwi pulang sekolah melewati rumah Nam Joo seperti bisa tahu keadaan mantan pacarnya itu sama dengan dirinya. 


Eun Ho terlihat sedikit aneh dengan makan siang di kantin. Tae Woon bertanya apakah Eun Ho tidak selera makan dan akan membeli sesuatu yang lain untuk makan siang. Eun Ho mengaku tak perlu mencoba untuk makan masakan kantin.
“Eun Ho... Kudengar kau pacaran... Itu Tae Woon yang bilang. Siapa pacarmu” Ucap Byung Joo. Eun Ho kaget melirik pada Tae Woon.
“Ya.. aku memang punya pacar, Dia jago sekali berakting. Akting seolah-olah kakinya sakit.” Kata Eun Ho dengan lirikan sinis
“Apa dia selebriti? apa dia aktor?” ucap Duk Soo penuh wajah penasaran.
“Kenapa mereka selalu saja menyediakan makan siang yang parah di Korea ini?” keluh Kyung Woo. 

Sa Rang membenarkan lalu kembali memanggil Issue denan panggilan “Oppa” untuk mengajak makan ramyun. Byung Goo dan Duk Soon melonggo karena itu artinya sama saja mengajak menginap. Issue hanya mengeluh Sa Rang yang memanggil “Oppa” padahal mereka seumur.
“Kau harus berhati hati dan bisa saja sakit perut seperti waktu itu.” Ucap Dae Hwi khawatir pada Eun Ho. Tae Woon langsung melotot dengan tatapan cemburu.
“Kenapa kau harus peduli?” ucap Tae Woon. Dae Hwi pun hanya bisa Maaf. Eun Ho menyuruh Tae Woon untuk tak kelahi dan mengaku  akan baik-baik saja sambil makan yang ada di piringnya.
Tae Woon menepuk bahu Eun Ho saat pelajaran selesai. Tapi Eun Ho terlihat mual dan langsung bergegas keluar kelas. Tae Woon mengejarnya, dan saat itu pula Eun Ho langsung jatuh pingsan. Tae Woon panik mencoba menyadarkan Eun Ho, Guru Shim yang ada di lorong pun melihat keadaan anak muridnya. 
Eun Ho akhirnya dibawa ke UGD dengan Tae Woon yang duduk disampingnya. Dokter memberitahu kalau Eun Ho keracunan makanan dan karena sistem pertahanan tubuhnya Lemah maka ada risiko komplikasi. Tae Woon yang khawtir berpikir Eun Ho harus diopname.
“Tidak separah itu, Dia hanya perlu berhati-hati menjaga makanannya untuk sementara dan harus istirahat selama beberapa jam.” Kata Dokter. Guru Shim pun mengucapkan Terima kasih pada dokter.
“Kita harus menghubungi orangtuanya 'kan?” kata Tae Woon khawatir.
“Dokter bilang dia akan baikan dalam beberapa jam, jadi Bapak saja nanti yang menghubungi orangtuanya. Kau bisa pergi sekarang.” Ucap Guru Shim. Tae Woon binggung karena tak mau jauh dari Eun Ho.

“Bapak saja yang menjaganya dan Kau kembalilah ke sekolah.” Kata Guru Shim. Tae Woon sedikit binggung menjelaskanya posisinya.
“Itu.... Emm.. Aku harus ada di sini. Karena aku ini teman sekelasnya, jadi aku sangat cemas.” Ucap Tae Woon memberikan alasan.
“Bapak tidak tahu kalau kau orang yang sangat peduli pada teman sekelasmu.” Ucap Guru Shim. Tae Woon mengaku kalau memang Sangat peduli.
Guru Shim menerima telp memberitahubukan pulang ke rumah Salah satu murid, lalu mengingat kalau ada Data yang harus dikirim, Ia pun berjanji kalau akan segera mengirimkannya. Ia pun meminta maaf pada Tae Woon agar bisa sementara menjaga Eun Ho dan akan segera kembali.
“Tentu. Tidak usah kembali juga tidak apa-apa. Aku akan menjaganya, Sebagai teman sekelasnya.” Kata Tae Woon dengan senang hati. Guru Shim pun terlihat senang lalu keluar dari IGD. Tae Woon dengan puas menatap Eun Ho yang tertidur.
“Dasar.. Tidak sopan sekali. Kau mana boleh secantik ini padahal kau sedang sakit.” Ucap Tae Woon menatap Eun Ho dan sedikit mengeluh bagian wajahnya. 
Eun  Ho pun sudah sadar berjalan pulang, Tae Woon menelp Guru Shim agar tak perlu cemas lagi.  Setelah itu menanyakan keadaan Eun Ho sekarang. Eun Ho tidak tahu kalau punya masalah kesehatan seperti itu. Tae Woon pikir Sepertinya makanan sekolah kembali seperti semula.
“Anak-anak lain di kelas juga mengalami ruamdan sakit perut.” Kata Tae Woon. Eun Ho pikir sudah menduganya.
“Aku merasa aneh waktu makan tadi. Makanannya masih sama saja.” Kata Eun Ho
“Kalau ini memang karena makanan sekolah, maka aku tidak akan memaafkan mereka.” Ucap Tae Woon memegang wajah Eun Ho terlihat lebih kurus
“Apa aku kelihatan menyedihkan? Apa hatimu sakit melihatnya?” ucap Eun Ho memperlihatkan Aegyonya.
“Jangan bersikap sok imut... Sadarlah kau.” Balas Tae Woon tak ingin Eun Ho memperlihatkan Aegyo.
Sepasang pria dan wanita berdiri didepan toko buka, seperti baru saja membeli bunga sebagai tanda cinta. Eun Ho melihatnya berkomentar kalau buket bunganya sangat cantik.  Tae Woon bertanya apakah Eun Ho mau bunga. Eun Ho menganguk. Tapi Woon berpikir kalau akan belikan daging sapi saja karena Lebih cocok untuk Eun Ho, lalu memeluknya mengajak pergi. 

Tae Woon menelp Eun Ho dikamarnya berpesan agar  Jangan makan sembarangan hanya karena lapar. Ia berjanji tidak akan mengusilnya dan berhenti melakukannya lalu mengucapkan Selamat malam dan menutup telpnya. Wajahnya terlihat mengingat saat dokter berkata  “Dia keracunan makanan, dan karena sistem pertahanan tubuhnya lemah, ada kemungkinan terjadi komplikasi.”
“Ini pasti karena makan siang sekolah. Berani sekali mereka memberi kami makanan sampah? Akan kubalas kalian kali ini.” Ucap Tae Woon bangun dari tempat tidurnya dengan wajah penuh amarah. 

Seorang kurir masuk ruangan bertanya Apa Bapak adalah Kepala Sekolah Yang Do Jin. Kepsek Yang membenarkan. Kurir memberitahu Tuan  Hyun Kang Woo mengirim kotak makan siang, untuk berterima kasih atas kerja kerasm dan meminta menyantapnya. Kepsek Yang pun terlihat bahagia menerimanya.
Ia mulai membuka kotak makan siang, dengan macam-macam sushi dan juga buah.  Guru Park masuk mengajak Kepsek Yang untuk makan siang. Kepsek Yang menyuruh Guru Park pergi sendiri saja menikmati makan siangnya. Guru Park melirik ada banyak sushi lalu bertanya apakah Kepsek Yang bisa menghabiskanya sendiri. Kepsek Yang menyuruh Guru Park untuk pergi saja.

Guru Park keluar ruangan merasa ada yang Aneh. Di tangga, Eun Ho dkk menunggu reaksi Kepsek Yang. Eun Ho berharap agar Kepsek yang suka. Di dalam ruangan Kepsek Yang merasakan sushi dengan lahap bahkan sempat merasa Terlalu banyak wasabi, sampai akhirnya menemukan sebuah gulungan kertas dan membacanya.
"Apa kau menikmati makanannya? Ini dibuat dengan bahan-bahan yang sudah kedaluwarsa. Kau menggunakan bahan yang sama untuk makan siang di sekolah. Kalau kau keracunan setelah makan ini maka itu karena kau lemah. Tidak ada yang salah dengan makanannya. Seperti yang selalu kau bilang.”


Kepsek Yang langsung panik mencium semua makanan yang dianggapnya sudah basi, lalu mencoba untuk memuntahkanya. Ia berteriak kelau dari ruangan agar memanggil Ambulance. Eun Ho dkk hanya bisa tertawa melihat Kepsek Yang panik.
Guru Park dan Guru Goo keluar ruangan menanyakan ada apa dengan Kepsek Yang.  Kepsek Yang mengaku Keracunan makanan dan mengalami gatal-gatal jadi meminta agar memanggil Ambulance.
“Kami akan memanggilkannya, tapi kau kelihatan baik-baik saja.” Ucap Guru Goo. Kepsek Yang mengaku kalau keracunan makanan.
“Dengan tenagamu itu, kau harusnya bisa ke rumah sakit sendiri.” Kata Guru Goo. Kepsek Yang merasa perutnya sakit dan  harus pergi sekarang. Guru Park pikir Kepsek Yang bisa mati kalau tidak berhati-hati.

Semua hanya bisa tertawa melihat tingkah Kepsek Yang panik karena mengetahui semua makanan sudah basi.  Mereka tak bisa tidak bisa berhenti tertawa. Eun Ho bertanya apakah ini tidak keterlaluan dan bagaimana kalau nanti Kepsek Yang benar-benar sakit.
“Hei. Makanannya segar, Aku memesannya dari hotel.” Ucap Tae Woon. Dae Hwi binggung dengan tingkah kepala sekolah yang dilihatnya.
“Dia hanya ketakutan saja makanya begitu.” Ucap Tae Woon. Dae Hwi mendengar Kepsek Yang merasa gatal-gatal.
“Semua hanya ada dalam pikirannya saja” kata Tae Woon. Eun Ho pu bisa nafas lega.

Kepsek Yang berbaring di IGD bersama dengan Guru Park dan Guru Goo mengeluh Ada banyak sekali pekerjaan tapi malah ada dirumah sakit. Dokter datang membangunkan Kepsek Yang untuk tak berbaring.
“Dokter.. dia sangat sakit, gatal-gatal dan diare.” Ucap Guru Park. Dokter tak peduli menurutnya Kepsek yang baik-baik saja jadi memintanya untuk bangun.
“Apa masalahmu? Aku makan makanan basi.” Ucap Kepsek Yang merasa tubuhnya yang sakit.
“Pemeriksaannya tidak akan bohong. Kau baik-baik saja,  Kami memerlukan tempat tidur untuk pasien lain jadi mohon pergilah.” Ucap si dokter. Kepsek Yang mengeluh dengan sikap dokter seperti mengusirnya.
“Astaga... Pasien yang katanya keracunan makanan ternyata bisa makan dengan lancar.” Ejek Guru Goo dan Kepsek Yang mulai mengeluarkan suara kekenyangan. Guru Park mengeluh kalau Banyak sekali yang sudah dimakan Kepsek yang lalu memilih untuk pergi dengan Guru Goo.
“Akan kutangkap kalau aku tahu siapa mereka.. Dasar X, brengsek kau.” Ucap Kepsek Yang marah. 

Kepsek Yang dengan sengaja menendang sampah plastik. Ibu Sa Rang menyindir kalau Sampah saja masih bisa didaur ulang. Kepsek yang mendengarnya merasa kala dirinya lebih buruk dari sampah karena tidak bisa didaur ulang. Ibu Sa Rang sedikit gugup melihat Kepsek Yang ada didepanya.
“Bagaimana bisa aku mengatakannya dengan mulutku sendiri? Itu hanya karena Bapak merasa seperti itu. Kalau Bapak ke sini karena komplainku waktu itu, maka ini sedikit kekanak-kanakan.” Ungkap Ibu Sa Rang
“Kau bilang Kekanakan? Kalau begitu jangan lakukan hal semacam itu.” Ucap Kepsek Yang marah
Saat itu Sa Rang dengan sengaja menendang botol kaleng bekas kearah Kepsek Yang. Kepsek Yang makin marah karan Sa Rang berani melakukanya menendangi sampah. Sa Rang berpura-pura kaget kalau tadinya mau menendangnya ke tempat sampah. Eun Ho juga menendang sampah.
“Astaga. Aku pernah melihat Bapak menendangnya seperti ini. Jadi kutiru. Maaf.” Ucap Eun Ho mengejek
“Kalian selalu saja menempel berdua seperti kecoa saja... Kalian mencurigakan sekali, bahkan Sangat mencurigakan. Kalian selalu bersama.” Ucap Kepsek Yang mendekati keduanya. Eun Ho dan Sa Rang terlihat gugup. 


Kepsek Yang memperlihatakn berkas Penyedia Jasa Kebersihan, pada Sa Rang memberitahu kalau itu adalah penawaran jasa petugas kebersihan. Menurutnya kalau ibu Sa Rang dipecat maka  ada banyak orang yang bisa menggantikannya.Sa Rang membela kalau ibunya tidak salah apa-apa.
“Dia merecokiku soal makanan sekolah. Itu adalah kesalahan. Jadi katakan padaku siapa X-nya. Supaya ibumu bisa tetap bekerja di sekolah.” Ucap  Kepsek Yang mengancam
“Aku sungguh tidak tahu.”kata Sa Rang tak ingin memberitahu kalau Tae Woon adalah pelakunya.
“Apa Kau selalu bersama Eun Ho dan tidak tahu? Kalau begitu aku tidak punya pilihan lain. Minta ibumu mencari pekerjaan lain.” Ucap Kepsek Park. Sa Rang terlihat menahan rasa sedihnya. 

Sa Rang melihat ibunya yang sedang membereskan sampah, terlihat kebingungan apa yang dilakuan sekarang. Akhirnya ia duduk dengan tatapan sedih, Eun Ho memegang drone dengaan wajah Kepsek Yang mengikuti gaya bicaranya “Etika sudah jatuh ke dasar jurang.” Dengan tawanya merasa kalau ini lucu. Sa Rang yang sedang sedih hanya menatapnya.
“Bagaimana bisa dia memikirkan semua ini? Bukankah itu sangat inovatif?” ucap Eun Ho bangga terhadap Tae Woon.
“Apa dia tidak berencana menyerahkan diri? Tae Woon. Kalau dia mengaku sebagai X, maka semua masalah akan selesai. Dia adalah anak direktur sekolah, jadi tidak akan kena hukum.” Ucap Sa Rang
“Itu.. Ada alasan kenapa dia tidak bisa mengaku.” Kata Eun Ho
“Kau bilang Alasan? Kenapa aku merasa X itu hanyalah permainan sok pahlawan yang kekanakan?” ucap Sa Ran marah
“Itu tidak benar. Kalau dia dengar, maka dia bisa tersinggung.” Ucap Eun Ho panik. Sa Rang pikir Tersinggung soal apa menurutnya itu Memang benar.
“Memang benar dia anaknya direktur dan kalaupun dia ketahuan,maka dia masih punya ayahnya. Dia itu menyebalkan.” Kata Sa Rang. Eun Ho binggung melihat sikap Sa Rang seperti tak suka dengan Tae Woon ingin tahu apakah memiliki masalah
“Kau juga sama saja. Berapa lama kalian sudah pacaran sampai kau memperlakukan aku seperti ini? Kalau kau sangat menyukainya, pergi saja kau dengan dia. Kau tidak akan butuh orang seperti aku lagi.” Ucap Sa Rang marah. Eun Ho pikir Sa Rang Ucapa kasar sekali.
“Kalau kau marah, katakan apa sebabnya. Jangan bicara ngawur seperti ini.” Ucap Eun Ho
“Kau beruntung karena bisa mengatakan semua yang kau mau.” Kata Sa Rang lalu bergegas pergi. Eun Ho dibuat binggung melihat Sa Rang yang sangat marah. 

Kyung Woo berjalan di samping Sa Rang jalan sendirian. Sa Rang heran karena Kyung Woo tidak bertanya apa-apa dan apakah tidak penasaran mengenai apa yang terjadi. Kyung Woo mengaku tidak penasaran tapi hanya hanya cemas. Sa Rang sedikit gugup karena Kyung Woo mencemaskanya.
“Kau orang yang bijak, jadi kau akan  mengatasi masalahmu dengan baik.  Aku berharap kau tidak akan terlalu terluka karenanya. Itulah kecemasanku.” Kata Kyung Woo. Sa Rang bisa tersenyum, keduanya pun saling menatap dengan senyuman. 

Eun Ho dan Tae Woon duduk bersama di cafe. Eun Ho dengan wajah binggung menceritakan kalau Sa Rang seharusnya bilang apa yang salah. Dan bagaimana bisa tahu apa masalahnya kalau Sa Rang tak mengatakanya. Tae Woon pikir Mungkin Sa Rang sakit hati karena Eun Ho mendadak punya pacar..
“Aku yakin Bukan itu. Kami sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Dia ikut senang, Ada apa sebenarnya? Dia adalah orang yang baik, dan dia pasti punya alasan.” Ucap Eun Ho terlihat sangat khawatir.
Bersambung ke Part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. kak, makin seru ceritanya Eun Ho sama Tae Woon,apa lagi si ganteng yang sering main gitar deket sama Sa Rang bikin penaran mereka berdua

    BalasHapus