Sa Rang
berjalan ke belakang sekolah melihat ibunya sedang bicara dengan seorang pria.
Ibu Sa Rang mengeluh kalau ini tak benar kalau
tiba-tiab di pecat lalu memohon akan bekerja lebih baik lagi dan meminta
maaf karena ini adalah satu-satunya pencaharianknya.
“Ini sama
sekali tidak mendadak... Kuberi kau waktu sebulan.” Ucap si pria
“Maksudmu
kau akan memecatku sebulan lagi. Apa salahku? Katakan supaya aku bisa
memperbaikinya.” Kata Ibu Sa Rang
“Dengar.
Kami juga tidak punya pilihan. Aku menerima perintah dari atasan untuk
memecatmu. Cepatlah pergi, jangan membuat keributan.” Kata Si pria. Sa Rang
yang mendengarnya langsung bergegas pergi.
“Dia
selalu bilang sekolah harus terus bersih. dan menyapu serta mengepelnya.”kata
Sa Rang membela ibunya.
“Oh,
begitu... jadi Mulai sekarang dia bisa mulai membersihkan rumahnya berkat
anaknya yang setia ini.” Kata Kepsek Yang. Sa Rang berteriak marah. Kepsek Yang
mengumpat Sa Rang yang berani berteriak.
“Makanya
beritahu aku siapa X! Terserah kau mau mengatakannya atau tidak, tapi kalau kau
tetap tutup mulut, maka ibumu tidak akan pernah mendapatkan pekerjaannya lagi!
Aku benar-benar tidak mengerti. Apa X lebih penting daripada ibumu?” ucap
Kepsek Yang.
Eun Ho
berjalan dan tak sengaja berpapasan dengan Sa Rang, tapi Sa Rang yang masih
marah memilih untuk berjalan kearah yang lain. Eun Ho akhirnya hanya duduk dengan
menatap sedih kearah langit. Petugas Han duduk disampingnya berkomentar kalau Awan-awan
itu sangat beruntung.
“Yang
harus mereka lakukan hanya mengapung tanpa perlu mencemaskan soal dunia.” Ucap
Petugas Han. Eun Ho mengaku kalau iri pada mereka.
“Kau kelihatan
sedang bermasalah.” Kata Petugas Han melihat raut wajah Eun Ho yang tak cerita.
“Kukira
aku sangat mengenalnya, dan paling mengerti dirinya, tapi sekarang, aku bahkan
tidak tahu apa artinya kami satu sama lain.” Kata Eun Ho
“Sebuah
hubungan akan semakin kuat, seiring dengan adanya masalah.” Kata Petugas Han
memberikan nasehat lalu menerima telp dan
akan segera ke sana.
“Hubungan
memang selalu berat untuk dipertahankan. Makanya kau harus melakukan semua yang
kau bisa. Semoga beruntung.” Kata Petugas Han lalu bergegas pergi. Eun Ho
terdiam menatap kosong.
Petugas
Han bertemu dengan ketua polisi diruanganya. Ketua Polisi memberitahu Tugas
Petugas Han di SMA Geumdo akan berakhir di akhir bulan ini dan akan dapat tugas
baru. Petugas Han mengerti.
“Aku
sudah memberimu kesempatan, tapi Kau gagal karena kau tidak kompeten. Kau adalah
orang yang tidak pernah kehilangan kepercayaan dirimu. Bagaimana bisa kau
mendadak jadi tidak kompeten begini? Masih ada waktu menjelang penugasan
barumu, jadi gunakan kemampuan yang selama ini kau sembunyikan itu, untuk
membalikkan keadaan. Mengerti?” ucap Ketua Polisi
Eun Ho
sedang mengambar untuk webtoon dan Tae Woon melihatnya berkomentar kalau Eun Ho
butuh materi baru dan berpikir harus menaruh obat pencuci perut dalam makanan Kepsek.
Eun Ho mengeluh nanti kalau Kepsek Yang marah dan mengamuk. Tae Woon pikir Itu
malah akan semakin lucu.
“Apa menjadi
X hanyalah lelucon bagimu? Apa Kau melakukannya untuk bersenang-senang?” ucap
Sa Rang dengan nada tinggi. Dae Hwi dan Bo Ra
binggung mendengar ucapan Sa Rang. Tae Woon pikir Memang ada alasan
apalagi
“Dan kami
semua berada dalam masalah karena leluconmu itu.” Ucap Sa Rang sinis. Tae Woon
merasa ucapan Sa Rang kasar sekali dan
bertanya marah padanya. Sa Rang membenarkan.
“Aku
Sangat marah... Kukira kau punya naluri keadilan. Aku kecewa karena ternyata
jadi X hanyalah kesenangan saja bagimu. Karena kau.. Aku..” ucap Sa Rang tak
bisa berkata-kata
“Aku
bukan pahlawan. Apa yang kau harapkan dariku?” kata Tae Woon dengan nada marah.
Eun Ho menghentikan keduanya yang terlihat mulai emosi.
“Sa Rang.
Tae Woon mencemaskan semua anak-anak di sekolah.” Kata Eun Ho mencoba
menjelaskan
“Apa kau
hanya mencemaskan dia?” ucap Sa Rang sinis. Eun Ho binggung ada apa sebenarnya
dengan Sa Rang.
“Aku
merasa kesulitan karenamu belakangan ini.” Ucap Eun Ho
“Maaf
karena membuatmu kesulitan.” Kata Sa Rang lalu keluar dari ruangan. Dae Hwi dan
Bo Ra hanya diam saja karena tak mengerti.
Sa Rang
pergi keluar membawa barang, melihat Ibunya yang kena marah oleh seorang Guru.
Ia memperingatkan agar bekerja dengan benar. Ibu Sa Rang pun meminta maaf
karena hanya pergi untuk istirahat sebentar. Si pria tetap memarahi ibu Sa Rang
yang berkerja dengan tak baik.
Eun Ho
mencuci wajahnya wajahnya seperti ingin menurutkan rasa kesalnya, Tae Woon
memberikan handuk untuk pacarnya. Eun Ho pikir Tae Woon bisa mendengarkan saja
apa yang dikatakan Sa Rang dan tak harus berdebat dengannya. Tae Woon merasa
kalau Sa Rang yang mulai duluan.
“Kau dengar
dia menyebutku kekanakan.” Ucap Tae Woon tak terima
‘”Dia itu
temanku dan Itu bukan hal serius. Kau harusnya membiarkan dia saja. Aku
mendadak mengaku pacaran padanya, dan soal X..” ucap Eun Ho. Tae Woon akhirnya
meminta maaf.
“Tapi dia
juga keterlaluan.” Kata Tae Woon membela diri. Eun Ho pikir benar juga karena
Sa Rang yang sensitif sekali belakangan ini.
“Kalau
dia kesal, harusnya bilang padaku. Kalau tidak bilang, bagaimana aku bisa
tahu?” keluh Eun Ho.
Eun Ho
berjalan pulang tiba-tiba Kepsek Yang sudah menghadangnya. Kepsek Yang
pikir seharusnya memperhatikan semuanya
dengan saksama dan sudah membiarkan semuanya jadi besar. Eun Ho pikirKalau
belum ada bukti, sebaiknya Kepsek Yang jangan bersikap seperti menuduhnya.
“Aku akan
memberikan bukti sebentar lagi. Mata-mataku.. akan membawakan bukti yang kuat.”
Kata kepsek Yang. Eun Ho kaget kalau Kepsek Yang punya Mata-mata.
“Jadi.. tak
usah menanggung konsekuensinya nanti, mengakulah apa yang bisa kau akui
sekarang.” Ucap Kepsek Yang. Eun Ho terlihat gugup tapi berusaha untuk tak
memperlihatkanya.
Guru Shim
berjalan pulang heran melihat Guru Jang yang minum di minimarket. Guru Jang
mengatakan kalau adalah kompetisinya dan mengajak minum. Guru Shim melihat ada
dua kaleng bir tak percaya kalau Guru Jang sudah mabuk hanya karena dua kaleng
bir.
“Aku
sangat lemah dan Tidak jago minum. Tapi aku tidak bisa kalau tidak minum. Bu
Soo Ji akan segera pergi.” Ucap Guru Jang. Guru Shim kaget kalau Petugas Han
akan pergi dari sekolah.
“Dia
dipecat karena gagal menangkap X.” Kata Guru Jang lalu memohon agar Petugas Han
jangan pergi. Guru Shim pun langsung bergegas pergi.
Petugas
Han menemui Guru Shim bertanya alasan datang, Guru Shim bertanya apakah Petugas
Han merasa senang karena meninggalkan sekolah. Petugas Han menceritakan kalau
sudah gagal dalam tugas, jadi harus bertanggungjawab. Guru Shim pikir itu pasti
gara-gara dirinya yaitu Karena tidak bisa menangkap X.
“Itu
karena diriku sendiri, Karena aku dibutakan oleh perasaanku. Pria yang kusukai
ingin melindungi anak-anak. Bagaimana bisa aku menangkap mereka?” ungkap
Petugas Han. Guru Shim merasa tak enak hati mendengarnya.
“Aku
merasa sedikit buruk karena dia ingin melindungi anak-anak melebihi dia ingin
melindungiku, tapi sekali lagi, itulah pesonanya” akui Petugas Han.
“Aku
harus melindungi semuanya. Aku harus melindungi anak-anak, juga melindungi
wanita yang kusukai. Aku akan menemukan cara jadi mohon beri aku waktu.” Kata
Petugas Han lalu memberikan ciuman di pipi Petugas Han.
“Aku
mengembalikan ciuman darimu waktu itu. Harusnya pria yang melakukan ini lebih
dulu.” Kata Guru Shim lalu beranjak pergi. Petugas Han hanya bisa terdiam
seperti masih Shock. Guru Shim tiba-tiba kembali mendekati Petugas Han.
“ Dan.. Sekarang,
aku yang melakukannya duluan.” Kata Guru Shim lalu menarik tangan Petugas Han
untuk mendekat, lalu mencium bibirnya dan pergi. Petugas Han tersenyum menerima
ciuman dari Guru Shim.
Sa Rang
dudk ditaman bermain, wajahnya terlihat sedih mengingat ucapan Eun Ho seperti
membela Tae Woon kalau sebenarnya mencemaskan semua anak-anak di sekolah.
“Apa kau
hanya mencemaskan dia?” ucap Sa Rang sinis. Eun Ho benar-benar bingggung dengan
sikap Sa Rang.
“Aku merasa
kesulitan belakangan ini karena kau.” Ucap Eun Ho, Saat itu Sa Rang terlihat
sangat marah dan pergi. Sa Rang berjalan pulang melihat ibunya juga baru pulang
berkerja dan mengingat sesuatu.
Flash Back
Ibu Sa
Rang mengunakan seragam kerja lalu bertanya apakah cocok denganya. Sa Rang
melihat seragam ibunya Lucu sekali dan terlihat sesenang itu. Ibu Sa Raang
mengaku lelah bekerja di restoran jadi Sekarang tidak perlu bergerak ke
sana-sini lagi.
“Ibu juga
akan sering melihatmu, jadi sangat senang. Tapi.. kalau ibu bekerja di
sekolahmu, apa kau tidak akan malu?” ucap Ibu Sa Rang khawatir.
“Aku
sangat senang.” Kata Sa Rang seperti tak malu ibunya hanya berkerja sebagai
petugas kebersihan sekolah.
“Ibu akan
bekerja dengan keras untukmu.” Ucap Ibu Sa Rang bersemangat.
Sa Rang
melihat ibunya berkaca-kaca lalu memanggilnya,
Ibu Sa Rang melihat anaknya yang baru pulang dan bertanya Kenapa lama
sekali. Sa Rang mengaku tidak tahu. Ibunya melihat mata Sa Rang yang basah
berpikir kalau habis menangis. Sa Rang menyangkalnya.
“Kenapa
aku harus menangis?” ucapSa Rang. Ibu Sa rang yakin kalau Pasti ada masalah. Sa
Rang tetap menyangkalnya.
“Ibu...
Mulai sekarang aku hanya akan memikirkan Ibu.” Kata Sa Rang. Ibunya heran
melihat tingkah Sa Rang tak seperti biasanya.
“Yang
kubutuhkan hanya Ibu.” Ucap Sa Rang bahagia lalu mengajak segara pulang.
Sa Rang
membawa kotak berisi semua barang-barang milik X dan berdiri di depan
Ruang Kepala Sekolah. Ia mengingat perkataan Kepsek Yang “Jadi katakan padaku
siapa X itu! Terserah kau mau bilang atau tidak, tapi kalau kau diam saja, maka
ibumu tidak akan mendapatkan pekerjaannya lagi!”
Tangan Sa
Rang gemetar ingin membuka pintu, tapi saat itu Eun Ho bisa menahanya dan
melihat Sa Rang yang membawa semua barang bukti kalau Tae Woon adalah X dan
ternyata temanya itu mata-mata.
Keduanya
keluar dari ruangan, Eun Ho tak percaya Sa Rang bisa melakukan ini dengan jadi
mata-mata. Sa Rang bikin ini urusan Eun Ho kalau ia menjadi mata-mata atau
bukan karena sama sekali tidak peduli
padanya. Eun Ho benar-benar tak mengerti dengan sikap Sa Rang dan ingin tahu
apa yang terjadi sebenarnya.
“Kau bisa
memberitahu aku. Kita.. selalu mengatakan segalanya satu sama lain.” Ucap Eun
Ho
“Kaulah
yang menyimpan rahasia dariku lebih dulu. Siapa X, apa hubunganmu dengan Tae
Woon, kau yang awalnya merahasiakan semua dariku. Kenapa kau menyalahkanku?”
ucap Sa Rang marah
“Aku
memberitahumu semua itu! Aku bahkan menjelaskan bagaimana situasinya padamu.
Ada apa sebenarnya denganmu? Kau bisa jelas” kata Eun Ho binggung.
“Kau
hanya memberiku peringatan. "Ini sudah terjadi, jadi terima sajalah."
Aku juga tidak komplain padamu. Aku tahu kau punya alasan dan mencoba mengerti.”
Kata Sa Rang sinis
“Apa kau
kira ini mudah bagiku? Apa Kau kira aku tidak pernah mencoba mengatakan semua
padamu? Ini adalah rahasianya Tae Woon, jadi aku tidak bisa sembarangan
memberitahu orang. Kau ini kenapa sebenarnya?” kata Eun Ho benar-benar marah
dan binggung.
“Jadi
yang penting hanya dia, benar'kan? Kau
bahkan tidak memikirkanku. Kau punya pacar sekarang jadi tidak butuh teman
bodoh sepertiku lagi.” Ucap Sa Rang lalu beranjak pergi.
Eun Ho
menahanya lalu bertanya apakah Sa Rang mau melaporkan kalau Tae Woon adalah X
dan akan jadi mata-mata, lalu apakah selama ini hanya sebatas ini pertemanan
mereka. Sa Rang membenarkan kalau hanya sebatas ini jadi biarkan melaporkan
semuanya serta akan menjadi mata-mata dan mengungkap siapa dia.
“Inilah
yang kau pikirkan tentangku, jadi aku tidak punya alasan untuk tidak
melakukannya.” Tegas Sa Rang lalu membawa kotak barang bukti. Eun Ho menatap
berkaca-kaca pada sikap temanya.
Kepsek
Yang terlihat bahagia sudah ada diluar ruangan, seperti sedang bersiap-siap
Flash Back
Kepsek
Yang menerima semua barang bukti, lalu memuji
Pemikiran Sa Ran yang bagus
karena Ibunya yang lebih penting, bukan
kesetiaan pada temanya. Sa Rang tahu kalau Kepsek Yang ingin bertemu dengan X,
jadi akan mempertemukanya hari ini Tapi meminta agar kalau Pergi sendirian
karena Hanya dengan cara itu X akan menunjukkan diri.
Kepsek
Yang pergi ke belakang sekolah dengan penuh semangat kalau Akhirnya akan
menangkap X. Eun Ho berjalan menuruni tangga, Kepsek Yang kaget kalau Eun Ho
itu adalah X. Eun Ho hanya terdiam lalu mengejek, kalau Sudah bilang bukan X
dan sedang jalan mau pulang.
“Kenapa
kau mempermainkan orang dewasa? Kau itu X, 'kan? Kau ingin bertemu di sini.”
Ucap Kepsek Yang. Eun Ho menegaksan bukan dia orangnya.
Kepsek
Yang menerima pesan “X tidak bisa muncul karena ada Ra Eun Ho.” Ia pun merasa
sedikit yakin kalau Bukan Eun Ho dan menyuruhnya segera pergi karena ingin
bertemu X. Eun Ho pikir Ada sesuatu yang
ingin katakan.
“Aku masuk
UGD beberapa waktu lalu setelah makan siang di kantin sekolah. Sejujurnya,
makanannya..” ucap Eun Ho langsung disela oleh Kepsek Yang dengan wajah panik
menyuruh Eun Ho agar pergi saja.
“Ini
sangat penting bagiku. Dokter di UGD bilang aku keracunan makanan. Sepertinya
dari makan siang sekolah.” Kata Eun Ho terus mengoceh. Kepsek Yang makin panik
agar Eun Ho segera pergi saja.
“Ada
masalah dengan makan siangnya..” ucap Eun Ho. Kepsek Yang mendorong Eun Ho agar
pulang dan goreng ayam untuk membantu ayahnya.
Eun Ho
pun akhirnya berjalan pulang dan saat itu di depan sekolah. Tuan Hyun turun
dari mobil. Tae Woon melihat ayahnya datang memberikan hormat seperti
ketakutan.
Saat itu
Ibu Sa Rang datang. Kepsek Yang berpikir kalau Ibu Sa Rang adalah X. Ibu Sa
Rang menegasakan kalau tidak tahu soal X, Z atau apalah itu, lalu mengomel
dengan Kepsek Yang berani mencoba membungkam dengan uang yang diberikan Ia pikir Cuaca sedang panas jadi Pakailah
uang itu untuk membeli es.
“Kenapa aku harus membungkammu? Apa kau benar
bukan X?” ucap Kepsek Yang dibuat binggung.
“Aku
tidak tahu soal itu. Sa Rang bilang aku bisa menemuimu di sini. Makanya aku
datang.” Ucap Ibu Sa Rang. Kepsek Yang mulai mengumpat marah.
“Kau
harus dipecat supaya dapat pelajaran.” Kata Kepsek Yang. Ibu Sa Rang merasa tak
takut untuk memecatnya saja.
“Aku
tidak akan tinggal diam dengan apa yang kulihat waktu itu. Jadi Sebaiknya Bapak
bersiaplah.” Kata Ibu Sa Rang. Kepsek Yang menantang apa yang dilihat oleh ibu
Sa Rang dan punya bukti.
Ibu Sa
Rang menumpahkan semua bungkus makanan. Kepsek Yang binggung karena Ibu Sa Rang
malah membuang semua bungkus makanan, Ibu Sa Rang menegaskan kalau Kepsek Yang
ingin bukti dan punya banyak bungkus makanan yang sudah kedaluwarsa, bahkan
kalau memang mau akan menyusunnya di
halaman sekolah.
“Kau
bilang Kadaluwarsa? Mereka tidak akan mati hanya karena itu. Aku tidak bisa
memberi mereka makanan enak dengan uang yang sedikit.” Ucap Kepsek Yang sombong
“ Dasar
tak tahu malu. Apa kau tidak merasa bersalah.. setelah melihat semua ini?” ucap
Ibu Sa Rang marah. Kepsek Yang mengaku Sama sekali tidak.
“Apa kau
punya bukti kalau semua ini berasal dari kantin kita? Apa Kau punya itu semua?”
ejek Kepsek Yang kalau Ibu Sa Rang bodoh
dan sudah memecatnya jadi Jangan buang waktunya dan menyingkir.
“Kau
terus membicarakan soal barang bukti jadi kubawakan ini untukmu.” Ucap Ibu Sa
Rang memberikan ponsel. Kepsek Yang binggung dan melihat video dari dapur
dengan semua kemasan yang sudah kadaluarsa.
Flash Back
Ibu Sa
Rang melihat hasil video yang direkam oleh Tae Woon dkk merasa tak percaya
kalau pihak sekolah bisa memberi makan anak-anak dengan ini. Tae Woon
mengajarkan Ibu Sa Rang untuk mengirimkan file video nanti pada Kepala sekolah.
Ibu Sa Rang pun mengerti.
Kepsek
yang bertanya apa yang direncanakan Ibu Sa Rang sekarang. Ibu Sa Rang tahu
kalau sudah dipecat jadi tentu saja mau pulang. Tapi sebelumnya akan singgah ke
kantor TV, koran dan juga kantor Kementerian Pedidikan, lalu menunjukkan video
ini pada mereka. Kepsek Yang mulai panik
mengejar Ibu Sa Rang.
Saat itu
Tuan Hyun sudah berdiri diatas melihat keduanya, bertanya apa yang terjadi.
Kepsek Yang terlihat kebingungan. Eun Ho dkk keluar dari ruangan dengan
senyuman. Tae Woon berdiri disamping ayahnya memberikan jempolnya. Eun Ho pun
membalasnya, semua terlihat senang bisa membalas Kepsek Yang.
Flash Back
Sa Rang
menegaskan Karena ini yang dipikirkan Eun Ho tentang dirinya, jadi tidak alasan
baginya untuk tidak melakukannya. Eun Ho memanggil Sa Rang dengan menagis
merasa kalau Sa Rang seperti membuatnya jadi orang yang paling brengsek. Sa
Rang melotot kaget melihat Eun Ho menangis.
“Apa kau
tahu seberapa besar...” ucap Eun Ho tak bisa berkata-kata
“ Apa Kau
kira aku senang? Apa kau tahu betapa kesalnya aku? Kalian hanya berkumpul
dengan sesama kalian saja, dan tertawa bersama-sama. Kenapa kau menangis? Kau memang brengsek” kata Sa Rang marah.
Di bangku
lapangan sekolah.
Eun Ho mulai
mengumpat kepala sekolah psiko, karena
mengancam Sa Rang dengan, menurutnya seharusnya bilang lebih cepat karena
membuatnya sangat kesal. Sa Rang pikir kalau memang mengatakannya, apa yang bisa mereka lakukan, Apa Tae Woon akan mengaku sebagai X
karena ia juga tidak tahu harus
bagaimana.
“Tetap
saja.. Kau ini bodoh sekali. Aku bisa saja membantu.... Aku memang jahat. Aku
tidak berhak jadi temanmu. Aku memang tidak berhak, tapi.. bisakah kau
memaafkan aku kali ini saja?” ucap Eun Ho
“Tidak...
Kalau bukan karena kau, maka aku pasti sudah melaporkannya.” Kalaupun Tae Woon
ketahuan hidupnya tidak akan terpengaruh. Tapi kita.. kalau kita berhenti, maka
kita harus menghadapi pertarungan kita sendiri. Jadi aku merasa tidak masalah kalaupun
harus melaporkannya.” Kata Sa Rang. Eun Ho seperti sedih mendengarnya.
“Tapi.. bagaimana
kalau ibuku benar dipecat? “ kata Sa Rang khawatir
“Kepala
sekolah jahat itu. Berani sekali dia mengancammu.. seperti itu? Tapi Jangan
cemas. Kita akan melakukan apa saja untuk melindungi ibumu.”kata Eun Ho yakin
“Kau
kedengaran seolah kau adalah X-nya.”ejek Sa Rang. Eun Ho tersenyum bahagia dan
melihat temanya yang sudah kembali tersenyum. Sa Rang berusah menyangkalnya
tapi Eun Ho bisa melihatnya.
“Ayo kita
balas dendam. Temui dia dan pura-puralah jadi mata-matanya.” Kata Eun Ho dengan
wajah penuh semangat.
Sa Rang
menatap sedih pada Eun Ho yang mengulurkan tangan pada Bo Ra bukan pada
dirinya. Young Gun pun juga seperti merasa kesal karena Bo Ra lebih dekat
dengan Eun Ho. Lalu Eun Ho bersama Bo Ra mengulurkan tangan pada Sa Rang untuk
berjalan bersama. Bo Ra pun dengan senyuman menerima uluran tangan dari
temanya.
“Kesalahpahaman kecil memang bisa
merenggangkan sebuah hubungan. Tapi di antara kerenggangan itu ada sebuah
kesempatan yang tercipta. Kesempatan untuk pertemuan yang baru, kesempatan
untuk memperkuat hubungan yang sudah berjalan lama. Cara terbaik menyembuhkan
kerenggangan itu adalah dengan menggenggam tangan satu sama lain dengan erat.”
Ibu Eun
Ho masuk rumah melihat suami dan anaknya sibuk membungkus makanan dalam kotak
makan. Tuan Ra mengatakan kalau akan membawakan Eun Ho makan siang mulai besok
dan Bekal makan siang 3 kotak. Eun Ho memberika dua jempol pada ayahnya.
“Aku
tidak percaya pada sekolah dan Makanannya membuat dia sakit.” Ucap Tuan Ra. Ibu
Eun Ho merasa suaminya terlalu berlebihan Seperti bipolar saja.
“Apa kau
menghabiskan semua yang kita punya untuk bekal makan siangnya?” ucap Ibu Eun Ho
kesal.
“Apa ibu
bilang ini Bekal makan siang? Itu ide bagus, Mungkin kita bisa mulai berbisnis
bekal makan siang.” Kata Tae Sik bahagia.
Ibu Eun Ho
bertanya apakah sang anak memang menginginkanya. Tae Sik mengangguk. Ibu Eun Ho
pikir anaknya perlu dipukul dengan kotak makan, lalu kejar-kejaran sampai masuk
rumah. Ayah Eun Ho bertanya apda anaknya kalau Makanan di sekolah masih sama
saja. Eun Ho mengangguk tapi seperti tidak sama juga.
Eun Ho
membuka lokernya dan dikagetkan dengan sebuket bunga, Tae Woon berjalan
mendekat dengan senyuman. Eun Ho mengingat perkataak Tae Woon kalau daging
lebih cocok daripada bunga untuknya. Tae Woon tahu kalau Eun Ho tidak punya
bunga kesukaan jadi Tidak usah merasa kecewa.
Flash Back
Tae Woon
yang ingin bicara berdua pada Eun Ho bertanya bunga apa yang disukainya. Eun Ho
heran Tae Woon tiba-tiba menanyakan hal itu.
Eun Ho
melihat bunga yang berikan Tae Woon merasa tidak butuh makan siang hari ini
karena sudah kenyang. Tae Woon pun memberikan earphone pada telinga Eun Ho dan
mereka menikmati musik bersama dengan saling berpandangan.
Tae Woon
pulang dikagetkan dengan semua perlengkapan sebagai X sudah ada diatas meja. Ayahnya
terlihat sangat marah kalau sudah
memperingatakan agar jangan lakukan hal bodoh. Ia mengetahui Tae Woon adalah X
dan semua Sampah ini. Tae Woon berusaha menjelaskan tapi ayahnya sudah lebih
dulu berbicara.
“Sudah
kubilang, aku akan membebaskanmu dari semua masalah ini. Tapi Ra Eun Ho, gadis
itu.. dia akan dikeluarkan dari sekolah.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon melotot kaget
karena ayahnya kembali membuat dirinya merasa bersalah untuk kedua kalinya.
Bersambung
ke Episode 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar