PS
: All images credit and content copyright : KBS
Phil yang
kesal mulai mengingat dimana tempatnya berada, dengan kesal heran harus berada
di pantai padahal seharus kembali ke masa ke SMA. Seorang pria datang mengumpat
menyuruhnya untuk cepat bangun, Phil mengeluh pada pamanya kalau berada di
tempat yang salah. Pamanya terlihat binggung.
“Bukan
tempat ini yang aku tuju tadi.” Ucap Phil. Pamannya pikir tak ada gunanya
mendengar perkataan keponakanya itu.
“Bukankah
kau ke sini untuk membantuku? Tapi kau justru sibuk minum siang bolong. Ayahmu
mengatakan padaku kalau kau menguras kesabaran, jadi kurasa dia benar.” Ucap
Paman Phil. Phil merengek bukan seperti itu maksudnya.
“Itu
sudah Jelas begitu. Ayahmu memberikan perintah keras untukku agar menjadikanmu
manusia yang kompeten. Aku tidak akan melepaskanmu Biar aku ingatkan padamu
seperti apa angkatan laut itu!” ucap Paman Phil menyuruh Phil segera bangun
sekarang dan Berdiri yang tegak.
Phil
tetap diam, Paman ingin memberikan hukuman. Akhirnya Phil dengan wajah kesal
akan segera bangun tapi tetap tidak bisa berdiri tegak. Paman Phil menyuruh
minum soda saja kalau kepalanya sakit dan mulai berkerja.
Phil
berbaring mengeluh Kepalanya sakit dan bergumam kalau Segalanya berakhir dan
Apa yang dapat dilakukan di pantai, menurutnya tidak bisa menyelesaikan apa pun.
Saat itu terdengar suara wanita dengan logat Busan, bertanya apakah Phil
baik-baik saja. Phil bertanya-tanya siapa wanita yang mendekatinya.
“Kau
masih mabuk, kan? Kau memang tidak tahan pada alkohol.” Ucap si wanita. Phil
hanya bergumam kalau si wanita memang terlihat familiar.
“Kelihatannya,
kau perlu tidur sebentar lagi.... Kau lucu” ucap Si wanita yang terlihat sangat
mengoda. Phil sempat melihat bagian tubuh si wanita yang sexy dan menyakinkan
diri kalau harus sadar.
“Sadarkan
dirimu, Bong Phil!..Alkohol memang musuh beratku.” Gumam Phil dengan wajah kesal
(Episode
4, Cintailah Penuh Semangat!)
Soo Jin
dkk berada dalam mobil sambil menyanyi bahagia, Jin Sook menyetir mobil dengan
wajah tegang. Soo Jin duduk disampingnya sibuk dengan kamera. Jin Sook
berteriak menyuruh semuanya diam karena tidak bisa konsentrasi menyetir.
“Hei, Jung
Ae , banyak ruang di sini. Kemarilah.” Kata Goo Gil melihat Jung Ae yang
menempel terus dengan Dal Soo. Jung Ae tak peduli tetap ingin dekat dengan Dal
Soo. Sementara Dal Soo seperti berusaha untuk menjauh.
“Kalau
begitu, bisa berikan ruang untukku? Aku kepanasan.” Ucap Dal Soo lalu Goo Gil
meminta agar menyalakan pendinginnya. Jin Sook mengatakan kalau sudah dari tadi
menyalakanya.
“Sekalipun
ada badai salju di sini, Dal Soo Oppa, tetap akan kepanasan gara-gara semangat
Jung Ae.” Kata Soo Jin
“Tapi,
Jin Sook, kita belum sampai juga?” tanya Suk Tae yang ada dibelakang. Jin Sook
berteriak marah agar jangan banyak tanya.
“Anggap
saja kau sudah mati, tidur sana!” teriak Jin Sok. Suk Tae mengeluh karena tak
bisa tidur akibat terlalu panas, lalu meminta air minum. Soo Jin pun memberikan
botol minumnya.
Tiba-tiba
semua yang ada di mobil satu persatu merengek meminta Jin Sook agar menyetir
lebih cepat, karena sudah lelah duduk di mobil. Lalu meminta agar memutar lagu
dan meminta agar menyalakan AC bahkan meminta membuka jendela karena terlalu
panas. Jin Sook yang kesal langsung membanting stirnya.
Dal Soo,
Goo Gil, Jung Ae dan Soo Jin turun dari mobil dengan wajah tertunduk. Jin Sook
mengungkapkan semua amarahnya kalau sudah mengorbankan waktuyang berharga untuk
liburan ini tapi mereka seperti tak pernah menghargainya.
“Aku yang
menyewa mobil, membeli semua barang, bahkan mengemudi! Kalau kalian tidak
melakukan apa-apa, tutup saja mulut kalian! Kalau mau, kalian saja yang
mengemudi! Kita makan, ke toilet, lalu bertemu lagi di sini dalam 20 menit. Kalau
telat kutinggal, mengerti?” ucap Jin Sook, semua menganguk mengerti.
Sementara
Suk Tae masih ada didalam mobil meminta agar bisa mengeluarkanya, bahkan
meminta Jin Sook menyalakan AC dalam mobil. Mereka seperti lupa kalau Suk Tae
duduk di bagian belakang.
Phil
kembali tertidur seperti bermimpi kalau semua terbakar dan akhirnya mulai
mengigau. Pamanya kembali datang dengan menguyur Phil mengunakan air. Phil pun
terbangun. Paman Phil berteriak marah Kalau kebakaran maka harus segera
padamkan apinya. Phil merasakan dingin dari air yang disiram pamannya.
“Aku
menyuruhmu untuk menjaga toko, Tapi kau malah tidur.” Ucap Paman Phil marah
“Tidak...
Hei, sekarang sudah petang. Dan, apa kebakaran itu tadi?” kata Phil memikirkan
kalau akan terjadi kebakaan.
“Apa yang
aku katakan padamu saat pertama kali mengajarimu minum? Sudah kubilang kau
harus makan sesuatu dulu agar tidak gila keesokan harinya.” Ucap Paman Phil
Phil
seperti mengingat kejadian Kebakaran. Pamanya merasa keponakanya itu sedang tak
waras setelah banyak minum dan berpikir Sekarang memikirkan minyak dari pada
alkohol. Phil memberitahu kalau Kebakaran dan itu Buruk sekali.
Dal Soo
dkk sudah kembali berkumpul dan foto-foto, sementara Jin Sook menatap kesal.
Soo Jin datang membelikan minuman yang paling mahal di restoran sebagai Pelayanan
spesial untuk Jin Sook. Jin Sook pun menerimanya walaupun masih dengan wajah
cemberut.
“Omong
kosong... Tapi, untunglah kau bisa diandalkan.” Kata Jin Sook. Soo Jin meminta
temanya agar tersenyum dan mereka selfie dari kamera yang dibawa Soo Jin.
“Hei,
menurutmu kenapa Phil ingin kita datang?” kata Soo Jin. Jin Sook pikir tak ada
alasan lain yaitu itu karena Soo Jin
“Kalau
hanya mengundangmu, mana mungkin kau datang? Kami hanya pelengkap. Apa Mungkin
Phil memang ingin melihat kita semua?” ucap Jin Sook
“Kudengar,
pamannya adalah pimpinan di daerah itu.” Kata Soo Jin. Jin Sook malah mengumpat
Phil yang memiliki taktik yang jitu.
“Kau
tidak pernah tahu betapa licik dan gigihnya Phil.” Kata Jin Sook. Soo Jin tak
mengerti. Jin Sook pun tak ingin membahasnya mengajak mereka kembali berangkat
pergi.
Mereka
semua baru saja masuk mobil, Seseorang dengan mobil terbuka menyapa mereka
bertanya Soo Jin yang sudah lama tak bertemu dan bertanya mau kemana mereka.
Soo Jin kaget melihat si Pria. 3 teman Soo Jin mengingat kalau itu adalah “Oppa
Gereja”. Dal Soo merasa Musuh selalu ditemui di tempat terburuk dan akan
membunuhnya.
“Kalau
cuma omong saja, maka aku bisa menguasai dunia seperti Napoleon. Rasanya pasti
seperti ini saat bertemu mantan suami, 'kan? Aku pintar, 'kan?” komentar Jung
Ae setelah didalam mobil.,
“Jung Ae,
kau pintar menciptakan masalah dengan mulutmu. Kau benar-benar tidak berguna,
kecuali tubuhmu itu.” Sindir Jin Sook yang melihat Soo Jin terlihat gugup.
“Apa aku
salah bicara?” ucap Jung Ae. Soo Jin pikir tidak tapi Hanya saja, seleranya
buruk sekali soal pria dan mengingat kenangan buruk itu. Jin Sook menyuruh
temanya mengunakan kacamata hitman karena Wajahnya merah sekali.
“Mereka
tiga orang lelaki, jumlah kita juga sama. Apa Mau berkelahi saja?” kata Goo Gil
“Waktu
tidak bisa diputar balik. Jangan sembarangan mengatakan hal semacam itu.” Ucap
Dal Soo
“Kita kan
punya Seok Tae. Dia tidak akan merugikan kita, pasti membuat kekacauan besar.”
Ucap Goo Gi berbisik.
Suk Tae
duduk dibagasi bertanya apakah mereka membutuhnya. Goo Gil menyuruhnya agar
tidu saja. Saat itu Jin Sook berteriak bahagai karena mereka bisa melihat
pantai juga.Soo Jin terus mengambil gambar selama perjalanan menuju pantai.
Phil
seperti mengingat kejadian sebelumny di pantai duduk bersama Soo Jin dengan
temanya bermain kembang api. Lalu tiba-tiba ia panik kalau di pantai berbahaya
dan tak boleh datang. Pamanya heran melihat Phil seperti orang yang kebingungan
mondar mandir.
“Apa yang
bahaya?” tanya Pamanya. Phil terus mengatakan kalau tak boleh terjadi dan
mencari-cari ponselnya. Pamanya memberitahu kalau itu pasti ada di kantung
celannya.
Phil
menemukan ponselnya tapi tak menyala, akhirnya ia mencoba mencari ponsel milik
pamanya saja, Pamannya sampai geli karena diraba-raba oleh Phil dan memberikan
ada di saku sebelah kiri. Phil berhasil memegang ponsel tapi tersadar kalau tidak
ingat nomornya.
Pamanya
benar-benar heran apa yang terjadi pada Phil seperti orang yang kebingungan
padahal dulu pintar. Phil pikir jaman sekarang sudah tak ada lagi orang yang masih
menghapal nomor ponsel orang lain. Paman Phil mengeluh kalau di toko ada
pengisi daya di dalam toko. Phil pun berlari masuk ke toko.
“Aigoo,
saudari dan iparku sudah menghancurkan anak itu.” Ucap Paman Phil dan Phil
bergegas mengisi daya ponselnya, tapi terdengar teriakan Soo Jin dkk
“Mereka
sudah sampai di sini... Tidak bisa dipercaya, cepat sekali sampainya.” Ucap
Phil mengeluh kesal.
Jin Sook
membuka bagasi mobil dan Suk Tae turun setelah duduk berjam-jam dengan
barang, Mereka semua terlihat bahagia
karena bisa melihat pantai. Phil menemui mereka semua, Temanya pun menyapa Phil
yang sdang berlibur ditempat pamanya.
“Hei,
kalian tidak boleh di sini... Lebih baik Pulang saja... jangan di sini.” Ucap
Phil. Mereka malah mengagumi kulit Phil yang hitam, bahkan Jin Sook menanyakan
untuk parkir mobilnya.
“Jangan
parkir. Kembali saja ke Seoul sana. Cepat pergi” ucap Phil. Semua mengeluh
karena mereka yang melalui perjalanan panjang dan menyuruh Phil saja yang
memarkir mobil. Phil pun tak percaya
teman-temanya tidak mau mendengarkan.
Dal Soo Dkk
sibuk bermain dipantai, Soo Jin duduk di kursi pantai melihat Jin Sook sedang
bersama dengan Phil di toko milik paman Phil. Ohil memberitahu kalau Malam ini
akan terjadi kebakaran Tapi, tidak seorangpun akan terluka dan seorang pria
menyelamatkan Soo Jin.
“Kemudian
mereka berkencan, lalu berhubungan serius.” Ucap Phil. Jin Sook pikir Phil
sedang mabuk berat dengan mulut bau alkohol.
“Kebakaran
akan terjadi. Kenapa kau tidak ingat?” ucap Phil
“Kalau
begitu kau harus memadamkannya!” tegas Paman Phil yang akhirnya datang. Phil
kembali mengeluh pada pamanya. Jin Sook pun berdiri menyapa paman Phil.
“Kau
teman dari Seoul, sahabatnya Phil, 'kan? Tidak usah pikirkan dia.” Kata Paman
Phil meminta Jin Sook agar pergi bersamanya.
“Paman,
kebakaran akan benar-benar terjadi di sini.” Ucap Phil. Pamanya tetap
menegaskan Phil yang harus memadamkannya dan diam saja di situ!
“Kalian
semua membuatku gila.” Ucap Phil terlihat benar-benar uring-uringan lalu
melihat semua tak mau mendengarnya.
Semua
temanya masih asik main dipantai, Phil
terus menatap teman-temanya bisa mengerti kalau mereka tidak ingat, karena ini
pertama kalinya mereka datang ke pantai. Ia pun memikirkan cara agar menjauhkan
dari kebakaran.
Dal Soo
dkkk mulai mendirikan tenda di pinggir pantai. Si Oppa gereja sampai dengan dua
temanya, lalu berkata kalau menemukan tempat yang cocok bahkan semua teman Soo
Jin juga ikut. Dua temanya bertanya siapa yang dimaksud. Oppa gereja menunjuk
pada Soo Jin yang terlihat bahagia dengan Jin Sook akan mendirikan tenda.
Phil
sibuk membawa ember berisi air dengan menyakinkan Tidak akan terjadi kebakaran dan Bong Phil
akan memandamkanya. Jin Sook dan Soo Jin main bersama, Jung Ae dan dua Oppa
duduk di kursi. Suk Tae membawakan koper ke dekat tenda, lalu karena merasa
kepanasan seperti ingin mandi.
Ia
melihat ada jejeran ember dengan air dan terlihat segar, tanpa bertanya-tanya
ia langsung menguyur tubuhnya dengan air. Phil yang akan melihat dari kejauhan
tak bisa mencegah ketika Suk Tae sudah mengunakan ember kedua, lalu mulai
berteriak marah. Keduanya pun kejar-kejaran di pinggir pantai.
Jung Ae
sibuk memakai sunblock meminta Dal Soo agar memakai dibagian pahanya. Goo Gil
membantunya juga, tapi Jung Ae menolak hanya ingin Dal Soo yang mengoleskan
krimnya. Lalu Jung Ae ingin memakai di bagian tangan, Dal Soo mulai memberikan
krim. Goo Gil tak mau kalah ingin mengoleskan di tangan Kiri. Jung Ae langsung
menarik tanganya dengan wajah kesal.
Jin Sook
duduk dengan menatap sinis pada Phil dan Soo Jin sedang memakai Sunblock. Soo
Jin terlihat kasihan melihat wajah Phil yang terkena sinar matahari, mata Phil
tiba-tiba melihat ke bagian dada Soo Jin yang memakain pakaian dalam baju
renang.
“Jangan
menatap ke situ.. Mataku ada di sini!” ucap Soo Jin sampai menarik Phil agar
menatapnya.
“Aku
tidak butuh krim matahari.” Ucap Phil menolak. Soo Jin melihat phil yang sudah
kelihatan seperti habis terpanggang dan kembali mengoleskanya.
“Wajahmu
butuh lebih banyak krim.” Kata Soo Jin dengan sabar mengoleskan krim agar kulit
Phil tak terbakar.
“Kenapa...
kau harus menikah? Bagaimana denganku bila tanpamu?” gumam Phil.
Jin Sook
seperti sedih melihat Soo Jin dan Phil yang duduk bersama, saat itu Suk Tae
datang membawakan sunblock juga dan akan membantu memakanya. Jin Sook langsung
mengaku sudah pakai dan Suk Tae itu menghalangi pemandangan jadi menyuruh enyah
saja.
Saat itu
Oppa gereja melihat Soo Jin dan Phil yang sedang berduanya, dengan nada sinis
melihat keduanya seperti berkencan. Dua temanya memilih pergi karena
pemandangan yang bagus jadi ingin bergabung dengan Jung Ae dan Jin Sook.
“Soo Jin,
kau membuatku merasa cemburu.” Ucap Oppa gereja.
“Pergi
saja dan bersenang-senang dengan temanmu.” Kata Soo Jin.
“Kita kan
sudah lama tidak bertemu. Barang kami ada di sana. Soo Jin , tidak akan terjadi
apa pun padamu. Jadi, pergilah ke sana.”.” Ucap Oppa gereja. Phil mulai
mengumpat marah.
“Aku
menghajarmu di Gereja. Kau tidak ingat?” kata Phil. Soo Jin meminta agar Phil
menghentikan sekarang juga.
“Hei,
sadarkan dirimu. Pria memang selalu berusaha tampak berani di depan wanita. Tapi,
kau akan menyesalinya setelah merasakan pukulanku. Bukankah begitu, Soo Jin?”
ucap Si Oppa gereja.
Soo Jin
terlihat kebinggungan mengatakanya, Phil
memangil Dal Soo dan Goo Gil kalau si Oppa gereja yang siap berkelahi karena Setelah
menghajarnya, si Oppa gereja sibuk belajar untuk ujian PNS, pada saat itu si
Oppa gereja yang babak belur. Ketika Phil berbicara kalau Oppa itu meminta maaf
maka... Saat itu juga pukulan dari si Pria membuat Phil tak sadarkan diri di atas pasir pantai.
“Aish,
ini tidak benar... Terlambat... Ini aneh... Aku menang melawan dia hari itu..
Apa yang terjadi?” gumam Phil binggung yang sebelumnya ingat bisa membalas
dendam dengan memukul babak belur si oppa.
Di sebuah
ruangan pembelajaran komputer untuk manula, Sang guru sedang mengajarnya tombol
“Reset” yang artinya kalau Tombol ini ditekan saat sistem komputer bermasalah,
agar kembali ke kondisi semula. Dan Dengan kata lain, kalau ingin kembali pada
kondisi sebelumnya, maka tekan saja tombol ini.
Seperti
kehidupan Phil sedang di reset ke awal. Semua temanya mengerubungi Phil yang
sudah berbaring diatas kursi pantai. Soo Jin panik memukul wajah Phil agar bisa
sadar dari pingsanya. Akhirnya Phil
tersadar, Jung Ae pikir Phil tidak mati.
“Phil-ah,
kau tak apa? Apa Kau merasa baikan?” ucap Jin Sook yang ikut khawatir.
“Apakah
aku kalah saat bertarung dengan si berengsek itu ketika SMA?” ucap Phil
bingung.
“Apa Kau
tidak ingat, Kau dihajar habis olehnya. itu menyedihkan sekali.” Ucap Gool Gil
“Hei, aku
bahkan merasa ikut kesakitan. Kau pasti mengingat rasanya, tapi terus saja
membuat masalah.” Kata Suk Taek
“Ah,
begitu aku terseret dalam manhole, segala sesuatunya kembali ke semula. Tidak
peduli seberapa banyak yang aku ubah, segalanya kembali ke kisah semula.” Gumam
Phil terlihat sangat jengkel.
“Apa Bisa
tidak berhenti mengganggunya? Bagaimanapun, Phil selalu berani berinisiatif. Kalian
selalu bilang kita teman, tapi itu omong kosong!” ucap Jin Sook marah.
“Hei, tetap
saja kami lebih tua darimu. Kami berusaha yang terbaik sebagai yang lebih tua.”
Kata Goo Gil membela diri.
Dibawah
pohon rindang, Oppa gereja membuat kursi untuk duduk dengan temanya lalu
memberikan sekaleng bir pada Soo Ji yang datang menemuinya. Soo Jin terlihat
gugup, lalu berkata kalau Sampai diusianya yang sekarang, dua kali merasa malu
saat menyatakan cinta.
“Pertama,
pada orang yang baru saja kau pukul. Diam-diam aku mengirim foto kepadanya, sebab
aku terlalu malu mengatakannya. Wah, tapi saat itu saja aku sudah merasa sangat
takut ketahuan.” Ucap Soo Jin.
“Aku
mengerti dan Satunya pasti aku... Jangan berbelit-belit, ini Tidak
menyenangkan. “ ucap Oppa gereja.
“Lain
waktu adalah dia lagi. Saat kau menghampiriku, maka dia menentangmu untukku.
Dia selalu seperti itu. Setiap kali sesuatu terjadi padaku, maka dia yang
bertanggungjawab. Lalu, dia akan berkata begini : "Soo Jin-ah, tidak akan
terjadi apa-apa padamu. Jangan khawatir." Dan begitulah, aku menyatakan
cintaku di dalam hati. Tapi aku terlalu malu mengatakannya keras-keras.” Ungkap
Soo Jin.
“Kau
berani mengatakan langsung padaku. Lalu kenapa?” kata si pria binggung.
“Ketika
kau sungguh-sungguh menyukai seseorang,
maka kau tak akan bisa mengatakannya langsung. Bila dia tahu aku sangat
menyukainya, maka aku takut perasaannya padaku akan menghilang, lalu dia pergi
dariku. Pasti itu sebabnya, aku tidak mengatakan pada dia.” Ucap Soo Jin. Oppa
gereja menatapnya.
“Aku
sudah dengar... Kau mencari tahu aku melanjutkan ke mana, dan juga jurusanku,
karena kau ingin berkencan lagi denganku. Hei, kau juga ke sini karena
mengikutiku kan?” ucap Soo Jin memastikanya.
Si Oppa
hanya diam saja. Soo Jin pikir itu hanya mimpi si Oppa itu karena tak mungkin
mengencani orang sepertinya lagi dan ia memperingatkan agar jangan pernah berani menyentuh Phil lagi lalu
berjalan pergi. Dua teman Oppa langsung menghampirinya berpikir kalau semuanya
baik-baik saja tapi malah membuat Soo Jin sangat marah.
Jin Sook
diam-diam mendengar pembicaraan keduanya dibalik pohon, seperti tak percaya
kalau Soo Jin bisa membela Phil dan memang menyukainya juga. Oppa pun mengajak
mereka pergis aja.
Soo Jin
datang menemui Phil yang duduk di dalam restoran dengan nada tinggi menanyakan
keadaanya, dan meminta agar Berhentilah
dipukuli padahal sempat jadi atlet dan Kenapa diam saja dipukuli, lalu berjalan
pergi. Phil hanya bisa diam saja.
“Sampai
kemarin, aku masih jadi preman yang keren. Kemarin aku pintar sekali berkelahi.” ucap Phil tak
percaya dengan hidupnya.
Dal Soo
dkk sudah siap membawa tombak, Jin Sook yang melihatnya bertanya mau kemana
mereka. Goo Gil mengaku Berkat kata-kata Jin Sook makar mereka dapat keberanian dan akan tunjukkan bahwa mereka
keluarga. Jin Sook meminta mereka Berhentilah menggila dan lebih baik bermain.
“Kita ke
sini liburan, bukan untuk berkelahi.” Ucap Jin Sook mulai mengumpat marah.
“Hyung,
aku setuju dengan Jin Sook.” Ucap Suk Tae memilih untuk pergi. Dal Soo juga
merasa Jin Sook sangat bijaksana dan memilih untuk membuang tombaknya. Goo Gil
pun ikut pergi.
Semua
akhirnya bermain dibola voli dipantai, Tiga wanita memilih untuk duduk dibangku
pantai. Soo Jin dengan kameranya merasa tak percaya melihat Phil yang linca
seperti tak sama dengan pria yang pingsan 30 menit lalu.
“Benar...
Aku tidak tahu siapa yang akan dinikahinya, tapi siapapun itu, dia tidak akan
pernah bosan. Sebab dia akan menggila setiap hari.” Kata Jin Sook.
“Hei,
kalian sangat kekanakan. Kita harus menikahi lelaki pintar, bukannya pria lucu.
Pikirkan anak-anak kalian.” Kata Jung Ae yang lebih menyukai Dal Soo
“Itu
Hanya berlaku untukmu.” Kata Jin Sook. Jung Ae pun setuju. Saat itu seorang
wanita cantik datang mendekati Phil.
Soo Jin dan Jin Sook menatap ke arah wanita seperti
ada perasaan cemburu yang mengebu, Si wanita melihat Phil yang kelihatannya
sudah baikan. Tiga pria yang melihat wanita cantik langsung terkesima. Si
wanita dengan logat Busan menyapa tiga teman Phil.
Dal Soo
dkk pun mengajak Phil untuk bermain bersama mereka. Si wanita sengaja melembar
bola agar jauh lalu menarik Phil agar ikut dengan dan Ketiga pria mengejar
bola. Phil menatap ke arah Soo Jin seperti tak ingin ada kesalahpahaman.
Di rumah
Keluarga
Bong sedang bersantai di halaman, Ibu Phil memakan buah sambil membawa kipas
karena sangat panas. Lalu ayah Phil berkata “Good Soon. Sudah lama kita tidak
berbaring begini.” Ibu Phil mengetahui kalau itu kalimat dari Film "Heavenly
Homecoming to Stars” dan menontonnya bersama saat masih berpacaran.
“Saat itu
kita sangat bersemangat.” Kata Ibu Phil. Ayah Phil pikir dirinya masih sangat
bersemangat dengan gaya mengoda. Ibu Phil merasa bisa kena serangan jantung.
“Tapi, Apa
Phil meneleponmu?” tanya Ibu Phil. Tuan Bong pikir anaknya akan akan baik-baik
saja.
“Aku
yakin pamannya akan mengurus dia dengan baik. Pamannya itu kan sangat menyayangi
Phil sejak dia kecil.” Tuan Bong
“Pantai,
matahari, dan pasir putih. Menyenangkan sekali. Aku harap Phil kita akan segera
menyadari betapa menyenangkannya masa muda..” Kata Ibu Phil
“Masa muda
tidak akan terulang, Tapi, lihat anak itu... Dia tidak pernah berkencan dengan
siapa pun.”kata Tuan Phil heran.
Ibunya
merasa kalau Phil seperti ayahnya, maka akan sangat bersemangat, tahu. Ayah
Phil tiba-tiba tertawa lalu mulai mengoda istrinya. Ibu Phil hanya bisa
menjerit dengan tawa bahagia.
Sebuah
bunga di kirimkan dari Walikota mengucapkan selamat didepan “Bongbong Pub” banyak sekali karangan bunga di
depan rumah. Sampai akhirnya dua wanita keluar membawakan brosur membagikan
pada setip orang yang lewat.
“Wah, kau
punya banyak koneksi. Kau berteman dengan semua orang ini, ya?” komentar salah
satu temanya.
“Semuanya
palsu dan Tidak usah dipandangi, nanti orang curiga.” Kata teman yang baju
merah. Saat itu Ayah Suk Tae lewat melihat wanita sei baju merah langsung
terkesima.
Semua
pria berkumpul didepan wanita dengan menceritakan jatuh cinta pada pandangan
pertam .bahkan tanpa menyadarinya. Padahal pria itu bukan tipenya. Lalu
memberikan alasan dengan gaya orang Seoul. Ketiga wanita melihat semua pria
yang mengerubungi si wanita.
Si wanita
membuat kata “Feel” (perasaan), seperti Phil. Soo Jin yang melihatnya seperti
sangat kesal. Si wanita menceritakan
kalau mereka minum bersam dan iytusangat menyenangkan. Tapi Phil sangat mudah
mabuk. Mereka langsung bersemangat ingin tahu apa yang dilakukan.
“Oh-ho.
Aneh, padahal biasanya dia peminum ulung. Aku tidak yakin kau benar-benar
mabuk.” Ucap Dal Soo merasa pura-pura. Semua juga berpikiran yang sama.
“Oppa ini
tidak punya kekasih, 'kan?” kata si wanita pada semua temanya. Phil terlihat
kebingungan. Soo Jin berusaha untuk terus menguping.
“Kita
hentikan ini. Tidak adakah hal lain yang
menarik?” ucap Phil.
Soo Jin
terus mengigit sedotanya. Jin Sook menasehati agar Sedotannya jangan disiksa
seperti itu dan merasa selera Phil soal wanita tidak buruk karena keduanya tampak
serasi. Phil berusaha mengelak, Jin Sook memukul Soo Jin agar tak terus
mengigit sedotanya.
“Kalau
berani-berani dia menggoda Dal Soo Oppa, kubunuh dia. Lihat saja.” Ungkap Jung
Ae marah.
“Aku
harus bicara dengan seseorang.” Kata Phil beranjak pergi. Si wanita yang tak
mau jauh dari Phil ikut mengekor.
“Hei, aku
harus pergi ke suatu tempat... Bersenang-senanglah.” Kata Phil berjalan
mendekati Soo Jin. Soo Jin berusaha untuk tetap santai. Jin Sook bertanya mau
pergi kemana Phil.
“Aku akan
pergi Ke... ke sana.” Ucap Phil gugup. Jin Sook bertanya mau apa Phil kesana.
“Ya, kau
tahu, di sana...pelampungnya... Aku... aku harus mengambil pelampungnya.” Ucap
Phil makin gagap.
“Kenapa
kau gagap begitu?” ejek Jin Sook. Phil mengelak bertanya kapan ia melakukan
itu. Jin Sook mengataka kalau itu sekarang. Phil tak mau membahasnya memilih
untuk pergi dan akan kembali nanti.
Phil
pergi ke penginapan terlihat kesal banyak pelampung yang tak dikembalikan,
membuatnya jengkel. Si wanita meminta maaf karena ada beberapa juga di
kamarnya. Dan mengajak untuk mengambil bersama. Phil pikir temanya datang dari
Seoul jadi nanti saja.
“Kau kan
sudah di sini. Kenapa pergi begitu saja . Jangan membuatku merasa bersalah.”
Ucap si wanita merengek. Phil menolak
memilih untuk pergi.
“Baiklah,
aku akan ambil sendiri.” Kata si wanita kesal dan berjalan menaiki tangga. Phil
pun memilih untuk mengikutinya. Si wanita langsung tersenyum mengandeng tangan
Phil.
“Kami...
apa terjadi sesuatu antara kami Atau tidak? Aku tak ingat.” Ucap Phil
bertanya-tanya. Si wanita menarik Phil segera naik agar bisa melihatnya.
“Aku
punya firasat buruk.” Gumam Phil mengeluh menaiki tangga.
Phil
masuk ke dalam kamar dengan banyak pakaian dalam yang berserakan dan juga
bikini. Phil panik berpikir akan pergi.
Si wanita merengak kalau Philtidak bisa pergi begitu saja. Phil bergegas kaalu akan
pergi membawa pelampung
“Oppa... Aku
akan sendirian di sini malam ini, aku takut. Ruangan lain digunakan para pria.”
Ucap si wanita meminta Phil menemaninya.
“Ma-masalahnya,
temanku menunggu. Aku pergi.” Kata Phil. Wanita itu merengek takut dan tetap
ingin Phil menemaninya.
“Aku
ingat sekarang.” Ucap Phil kejadian
dengan si wanita. Wanita pikir Phil tak perlu mengingat apa-apa tapi cukup di
sini saja bersamanya.
Phil
mengingat saat Soo Jin dan Jin Sook mengumpatnya sampah, dengan panik mendorong
si wanita untuk menjauh dan yakin jebakan karena Setelah insiden itu, mereka
memperlakukan seperti orang cabul. Si wanita yang jatuh berpura-pura bagian
pinggangnya sakit.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar