Soo Jin
tak percaya dengan Phil yang membuang undangan pernikahan dan meninggalkannya.
Ia mencoba menelp tappi tak dijawab, wajahnya pun makin kesal. Akhir Ia menelp Jin Sook bertanya apakah Phil
ada disana. Jin Sook pikir kalau Phil pergi bersama denganya. Soo Jin seperti
tak percaya Phil tak bersama dengan teman-temanya. Jin Sook berteriak karena
terganggu dengan temanya yang berisik.
“Kenapa? Apa
Kau kehilangan dia?” tanya Jin Sook.
“Si gila
itu meninggalkanku dan pergi entah ke mana!” jerit Soo Jin kesal
“Diamlah,
seolah dia lenyap dan kau tidak tahu rumahnya saja, pulanglah ke rumah. Dia
juga sedang kurang baik belakangan ini.” Kata Jin Sook santai
“Hei,
pokoknya kalau dia ketemu, ajak dia pulang. Aku akan mentraktirnya minum
nanti.” Kata Soo Jin dan menutup telpnya. Jin Sook pun diajak Soo Jin agar
pergi bersama.
Soo Jin mengumpat
kesal pada Phil sebagai lelaki aneh dan Selalu seperti ini, bahkanTidak bisa
diprediksi. Menurutnya mereka itu tidak pernah cocok satu sama lain.
“Kami
tidak akan cocok sekalipun aku bereinkarnasi. Kami tidak memiliki kesamaan. Sama
sekali tidak.” Kata Soo Jin kesal lalu berjalan pergi.
[Episode 2 -Oh, hidup yang kacau. Apa Sekali
lagi?]
Soo Jin
sampai ke rumah membaca pesan dari Jae Hyun “Dia sangat kasar. Maaf aku menggunakan kekerasan. Telepon
aku kalau kau sudah merasa lebih baik.” Soo Jin melihat undangan
yang dibuang, lalu akhir mencoba menelp Phil.
“Jawab teleponku! Hubungi aku.
Kalau kau tidak menghubungiku, kita tidak akan pernah bertemu lagi. Aku
benar-benar akan membunuhmu! Ada yang harus aku katakan!”
Semua
pesan yang dikirimkan Soo Jin seperti mental diatas lubang tempat Phil hilang.
Soo Jin terlihat marah dan gelisah karena Phil yang tak membalas pesanya,
sampai akhirnya dengan nada kesal kembali mengirimkan pesan.
“Lupakan saja, berengsek. Baiklah,
lupakan saja semuanya, berengsek! Semoga kau hidup bahagia, idiot.” Umpat Soo
Jin tak ingin lagi mengirimkan pesan pada Phil. Pesan pun hanya mental diatas
lubang.
Ibu Phil
menyiapkan sarapan memberitahu Putra mereka bahkan tidak pulang ke rumah
kemarin. Tuan Bong pikir tidak punya putra. Akhirnya Ibu Phil mengatakan Phil
adalah'bocah yang dulu sempat jadi putranya'. Tuan Bong pikir Tidak baik
menghilangkan selera makannya bahkan sebelum mencicipi. Ibu Phil setuju kalau
mereka harus makan dan mengunyahnya dengan baik. Keduanya seperti sudah tak
peduli pada anak mereka.
Jin Sook
memeriksa barang yang sudah dipesan, dan mencari strawberry, karena salah satu
buah utama. Si kurir merasa kalau yakin ada sudah dimasukan tapi tak ada. Jin
Sook pun meminta agar dibawakan lagi saja.
“Aku
sudah merasa ada yang kurang. Ini Aneh... Meski begitu, aku tetap merasa
kehilangan sesuatu.” Ungkap Jin Sook binggung.
Suk Tae
sedang buang air besar tapi malang karena tissue di toilet habis. Sementara Dal
Soo memeriksa file di komputer dan dibuat binggung karen ada yang hilang.
Begitu juga Jung Ae yang mencari sesuatu, lalu bertanya pada Dal Soo apakah
melihat handuk miliknya. Keduanya terlihat kebingungan.
Goo Gil
memasak ramyun di ruang internet, memasukan dua bungkus dan dibuat binggung
karena tak ada bumbu didalamnya. Teman Phil sama-sama merasakan sesuatu, mulai
dari Jin Sook, Suk Tae, Dal Soo, Jung Ae dan Goo Gil semua sadar kalau Bong
Phil hilang.
Phil yang
pindah ke jaman SMA mulai sadar lalu dengan gugup menyapa guru yang sudah lama
tak bertemu denganya, lalu berkomentar kalau semestinya tidak berada di sini sekarang dan
semua ini tidak masuk akal. Guru Gestapo dengan nada ngejek membenarkan.
“Bocah di
tim pelari sekolah, dan juga tidak kuharapkan ada di kelas pagiku. Terutama
kalau itu kau, anggota terburuk mereka.” Kata Guru Gestafo
“Ti--tidak...
I--ini, jadi... Ini mimpi, 'kan?” kata Phil yang masih kebinguagn.
“Apa kau
belum bangun dari tidurmu, Phil? Bagaimana tadi kau menyebutku? Kau bilang Terburuk,
paling dibenci, dan menjengkelkan : Gestapo?Aku selalu bertanya sebelum
menghadiahi pukulan, kan? Sebutkan masing-masing satu artikel pasti dan tidak
pasti.” Kata Guru Gestafo. Phil dengan gugup mengatakan kalau waktu habis.
“Saya... tidak
peduli sama sekali soal artikel. Saya hanya ingin tahu bagaimana bisa saya
berada di sini, dan juga kenapa kalian semua di tempat ini juga.”kata Phil
benar-benar binggung.
“Dengan
bertingkah pura-pura tidak waras, kau sedang mencoba menghindari situasi ini,
Phil?” kata Guru Gestafo
“Astaga,
sungguh ini juga membuat saya gila, tapi...sesuatu yang tidak saya ketahui 10
tahun lalu, bagaimana saya mengetahuinya saat ini? Dan kalau 10 tahun lalu Anda
memukul saya, kena--kenapa sekarang hendak memukul saya lagi?” kata Phil
Guru
Gestafo makin marah menyuruh Phil agar Menunduk semua. Phil pun hanya bisa
meminta maaf pada gurunya dan merintih kesakitan.
Dal Soo
sibuk menyanyi dengan memaikan gitarnya, Goo Gil memberikan obat pereda sakit
melihat kalau ini parah sekali dan Tidak akan berhasil memakai obat. Dal Soo tahu talau Goo Gil itu atlet yang hanya
dapat kelas di pagi hari dan Kenapa selalu berakhir dipukul, menurutnya itu Misterius
sekali.
Suk Tae
datang membawa semua kotak makan untuk tiga temanya yang lebih tua
darinya. Bahkan memberikan makan untuk
Phil yang masih tengkurap. Phil berpikir kalau ini hanya lelucon, Dal Soo memBenarkan karena lelucon bahwa Phil
yang masih hidup setelah ocehan gilanya.
“Hei,
anak-anak di kota kita kan memang harus bernyali besar.” Ejek Goo Gil, Dal Soo pun
setuju.
“Aku
serius! Aku tahu di mana kita, tapi masalahnya kenapa kita di sini?” kata Phil
binggung.
“Apa itu
semacam pertanyaan jebakan?” keluh Dal Soo mengumpat Phil gila.
“Hyung,
kita itu sudah lama lulus dari sini. Kenapa begini? Kau membuatku takut!” ucap
Phil. Dal Soo merasa Phil dipukul di kepala juga dan meminta agar mereka
memeriksanya, semua sibuk memeriksa kepala Phil.
Phil
berbaring di pohon menatap sedih ponselnya yang masih 2G dan sudah lama tak
bertemu dan ia melihat kalau ini ada Tahun 2007, Tepatnya 10 tahun yang lalu.
Ia mulai mengumpat dirinya yang sudah gila.
“Tapi
Pahaku sakit sekali begini, jadi tidak mungkin ini mimpi.” Kata Phil. Tiba-tiba
Jin Sook datang memukul paha Phil. Phil pun menjerit kesakitan.
“Kau kan
memang selalu kena pukul. Kenapa reaksimu berlebihan begitu? Apa Kau tidak
pergi latihan?” kata Jin Sook dengan sengaja agar membuat Phil memegang
kepalanya.
“Jin
Sook.. Kau... adalah murid paling pintar, jadi aku ingin bertanya padamu.” Ucap
Phil. Jin Sook pun menanyakan apa itu. Phil pun menuruni pohon.
“Apa kau
percaya perpindahan waktu?” kata Phil. Jin Sook pikir itu seperti perjalanan
waktu.
“Bagaimana
kalau aku mengatakan padamu kalau aku
Phil dari masa depan?” kata Phil.
“Lalu, ke
mana kau yang di masa kini? Katamu kau dari masa depan. Maka itu berarti
seharusnya kau di sini dengan dirimu masa kini. Sebab itu, aku harus bertatap
muka dengan kalian berdua.” Kata Jin Sook. Phil pikir benar juga seperti tak
bisa menjelaskan.
“Kalau
hanya ada salah satu di antara kalian, itu berita buruk. Sedangkan kalau
keduanya ada, maka ini adalah malapetaka bagi seisi bumi. Benarkan,
Lelaki-Masa-Depan?” ejek Jin Sook lalu memberitahu kalau waktu makan siang
sudah habis.
“Berhentilah
omong kosong dan lari sana! Pergi, latihan sana! Kumohon!” kata Jin Sook
mendorong Phil pergi. Jin Sook hanya bisa melonggo dengan nasibnya.
“Apa dia
benar? Lalu, apa yang terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi?” gumam Phil kebingungan
dan kembali bergumam bahwa semua itu mimpi.
“Termasuk
soal pernikahan Soo Jin, segala sesuatu 10 tahun ke depan, aku hanya
memimpikannya, begitu?” gumam Phil.
Semua
berkumpul di lapangan, salah seorang pelatih mengajarkan cara lari yang benar.
Phil berpikir kalau sudah berhenti berlari sekian lama dan berpikir Apa sebenarnya
yang terjadi sekarang. Gurunya memanggil tapi Phil yang melamun tak bisa
mendengarkanya, dan mendekati anak didiknya.
“Hei,
Bocah! Kenapa kau tidak ikut pemanasan? Apa yang kau lihat? Memang ada sesuatu
di sana?” kata Gurunya. Phil pun hanya diam saja dan berdiri.
“Hei,
Bocah, dengar aku baik-baik. Saat kau berlari, maka kau memiliki akselerasi
yang sangat bagus. Namun masalahnya ada saat start. Terlalu lambat. Saat kau menegakkan
badan, yang lain mungkin sudah lari jauh” kata Guru atletik.
“Benar,
start-ku memang sangatlah terlambat. Aku selalu buruk dalam mengawali sesuatu.”
Gumam Phil. Gurunya meminta agar Phil bisa fokus.
“Sadarkan
dirimu itu! Tatap mataku! Berapa kali sudah kukatakan padamu? Lomba lari itu
soal momentum. Momen start dan finish-nya! Semuanya bergantung pada momentum
tersebut. Oke?” ucap Gurunya.
Soo Jin
memakain kamera mengambil foto Suk Tae yang selalu tidur lalu meminta Jin Sook
untuk melihat ke arah padanya, dengan mengejek temanya yang sedang
belajar. Jin Sook yang tak siap meminta
Soo Jin mengambil gembarnya kembali dan tersadar kalau itu kamera baru dan Soo
Jin baru membelinya.
“Tidak,
aku pinjam dan katanya boleh membawanya.” Kata Soo Jin.
“ Mari
kita ambil banyak foto saat konser.” Ucap Jin Sook penuh semangat. Soo Jin
berteriak kesal tapi akhirnya langsung menyetujuinya.
“Siapa
yang memberimu kamera ini secara cuma-cuma?” tanya Jin Sook penasaran
“Ada, kau
tidak mengenalnya.” Kata Soo Jin terlihat gugup. Jin Sook menduga kalau itu
Oppa Gereja dan Soo Jin yang memutuskan berkencan dengan si Oppa Gereja. Soo
Jin mengelak bukan dia.
Guru
Atletik mulai memberikan aba-aba agar konstentrasi. Phil sudah siap digaris
start untuk lari. Ketiga siap berhari setelah mendengar bunyi suara pistol,
Phil bukan berlari malah menghampiri gurunya.
“Coach-nim...
Saya keluar dari tim.” Ucap Phil. Gurunya berpikir Phil sedang bergurau dan
ingin memberikan tembakan.
Terdengar
suara jeritan histeris dari luar. Soo Jin dan Jin Sook melihat keluar jendela
ternyata Phil sedang diterikan oleh para fansnya. Soo Jin heran dengan Phil
yang sangat populer. padahal lari saja tidak becus. Jin Sook memberitahu selain
Soo Jin kalau semua orang menyukai Phil.
“Phil
menyukaimu. Dia selalu saja menggodamu sejak SD.” Kata Jin Sook
“Apa
maksudmu menyukaiku? Dia tidak pernah sekalipun mengatakan menyukaiku” kata Soo
Jin. Jin Sook pikir tak perlu dikatakan.
“Jika dia
mengganggumu seperti ini, jelas mereka menyukaimu. Sulit jujur pada seorang teman
akan perasaan seperti itu. Sebab, beresiko besar kehilangan teman tersebut.”
Jelas Jin Sook. Soo Jin pun berpikir temanya juga menyukai Phil hanya dengan
melihat sorot matanya.
“Hei, aku
tidak menyukai maupun membenci dia. Dia temanku. Bagiku, dia itu seperti meja
sekolah ini. Bukan soal suka atau tidak suka. Namun tentang nyaman atau tidak”
kata Jin Sook
“Kalau
begitu, Phil, bagiku adalah meja yang sangatlah tidak nyaman.” Tegas Soo Jin
mengambil gambar Phil yang sedang berlatih lari.
Goo Gil
dan Dal Soo makan es krim bersama di taman. Goo Gil berkomentar Pelari seperti
Phil tidak boleh memiliki startyang buruk. Dal Soo pikir kalau Satu-satunya
yang dimiliki Phil hanya kecepatan, menurutnya itu tidak berbakat.
“Sepertiku,
pura-pura bodoh saja sekalian. Dengan begitu, kau tidak perlu berlari di bawah
terik matahari.” Kata Goo Gil
“Benar,
bahkan lomba lari 100 meter ada batasannya. Harus ditempuh dalam waktu kurang
dari sembilan detik Dan mustahil bagimu bisa melakukannya... Hei, coba kau
pikirkan, Phil selalu saja mencoba hal-hal yang mustahil, 'kan? Saat dia
mencoba menyantap lima ekor ayam utuh, ia berakhir masuk IGD. ” Kata Dal Soo
“Hei,
jangan coba melakukannya lagi. Tapi, dia itu benar-benar kompetitif. Medali emas
untuk sisi kompetitifnya” ejek Goo Gil keduanya pun tertawa.
“Hyungdeul...
Apa mungkin kalian pernah melihatku di tempat lain? Bukan aku yang ini, tapi
aku yang lain. Diriku yang lain. Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak sedang
berbohong. Aku ini... sebenarnya dari masa depan.” Kata Phil. Keduanya hanya
menatap dan berkata kalau itu bohong.
“Hyung...Soal
ini aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Aku yang berdiri di sini sekarang
bukan diriku masa kini. Namun diriku 10 tahun mendatang. Tidak berarti aku ini
bukan Phil. Aku benar Phil.” Ucap Phil berusaha meyakinkan lalu membalikan
badan.
“Saat
itu, aku sedang lari kencang dan kemudian berada di tubuh masa laluku. Sudah
sepuluh tahun berlalu, tapi aku masih memilikinya. Kecepatan!.. Ahh..Tidak, aku
masih saja lambat. Tapi...” kata Phil lalu tersadar kalau dua temanya suah
pergi. Ia pun memohon agar keduanya bisa mendengarkanya.
“Tadi
malam, aku... sedang mengantar Soo Jin pulang ke rumah.” Ucap Phil tiba-tiba
merasakan kepala terasa sakit. Pikiran seperti bisa melihat masa depan saat Soo
Jin seperti ketakutan.
Phil
berlari kencang mencari Soo Jin, sementara Soo Jin sedang membawa net dan bola
voli, tapi jaringnya tersangkut pada paku, Ia berusaha menariknya tapi malah
membuat papan yang akan menimpanya. Phil terus berlari melihat dari kejauhan.
Soo Jin
ketakutan karena papan berisi kaca siap untuk menimpanya, Phil telat datang
tapi papan tak jatuh menimpa Soo Jin. Semua kaca pecah berantakan. Soo Jin
dengan wajah panik tak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.
“Diam di
situ, jangan bergerak.” Kata Phil. Soo Jin dengan terbata-bata ingin
menjelaskan, Phil mengangguk mengerti.
Soo Jin takut karena semua jatuh berantakan. Phil menyuruh Soo Jin agar tetap
diam saja.
“Aku
tidak melakukannya. Bagaimana ini?” ucap Soo Jin ketakutan. Phil menenangkan
Soo Jin kalau tak akan masalah.
“Tak apa,
semuanya akan baik-baik saja... Ini berbahaya, jadi bangunlah.” Kata Phil
membantu Soo Jin untuk berdiri. Soo Jin masih gemetar ketakutan karena
menghancurkan semuanya. Terdengar seorang guru yang datang mendengar suara
keributan,
“Aku
ingat... Hari di mana Soo Jin yang memiliki "Tangan Penghancur",
merubuhkan cermin sekolah. Aku... apa yang dulu kulakukan?” ucap Phil mencoba
mengingatnya.
“Kau,
masuklah. Semuanya akan baik-baik saja.” Kata Phil lalu mendorong Soo Jin untuk
pergi. Soo Jin kasihan melihat Phil tapi bersembunyi dibalik dinding.
Guru
Gestafo datang melihat Phil lagi yang membuat masalah, Phil mengaku kalau baru
saja merubuhkannya. Guru Gestafo curiga menanyakan alasanya. Phil mencari
alasan kalau memiliki waktu start yang buruk, jadi mencoba pistol lalu
menendang dan melemparnya.
Guru
Gestafo pun berteriak menyuruh Phil kembali menunduk, jeritan kesakitan pun
terdengar karena telinga Phil kena jewer. Soo Jin merasa kasihan melihat Phil
yang bertanggung jawab atas kesalahanya.
Guru
Gestafo menjewer kuping Phil menegaskan kalau Atlet lari sekalipun masih tetap
seorang murid dan sebagai dekan sekolah tidak akan tinggal diam, bahkan Terakhir
kali, lari di koridor dan menubruk Kepala Sekolah dan Sampai beliau dirawat di
rumah sakit 3 minggu.
“Dia
ingin berlari, lalu aku bisa apa? Itu
sebabnya dia jadi atlet lari!”kata Guru Atletik ikut menjewer
“Tetap
saja, dia tidak bisa lari menubruk sana sini seperti banteng!!!” teriak Guru
Gestafo. Guru Atletik menegaskan Phil itu masih bocah
“Aigoo,
Phil kita ini hanya bocah lelaki yang manis. Kau juga tahu bagaimana anak
seusianya penuh dengan energi! Apa mungkin kau tidak mengetahuinya?” ucap Guru Atletik.
“Ohh Begitukah?
Kalau begitu, dia pasti tidak kesakitan meski dibeginikan.” Kata Guru Estafo
sengaja menarik telinga Phil. Guru Atletik bertanya apakah Phil kesakitan.
Phil
menjerit kalau kesakitan, Guru Atletik menyuruh Phil berlari. Phil pun sudah
mengetahui untuk lari 50 putaran. Guru Atletik tak percaya Phil yang bisa
membaca pikiran. Guru Estafo menyuruh Phil agar berlari 100 keliling.
“Sial,
dulu hanya 50 putaran. Keadaan bisa berubah.” Gumam Phil mengumpat dalam hati.
Guru Gestafo pun menyuruh Phil segera berlari.
Phil
berlari berkeliling lapangan. Sementara murid lain mengikuti pelajaran. Soo Jin
melihat dari jendela Phil yang mendapatkan hukuman berlari, setelah pelajaran
selesai ia pun berjalan ke lapangan dan dengan sengaja mengambil gambar. Wajahnya
tersenyum bahagia dan sengaja bersembunyi saat Phil lewat didepanya.
“Pasti
sangat panas. Tapi melihatnya seperti ini... dia kelihatan agak keren. Yahh...
walaupun Hanya sedikit.” Ucap Soo Jin.
“Semalam,
aku mengantar Soo Jin pulang ke rumah. Soo Jin kemudian memberiku undangan
pernikahan. Lalu, aku berpikir untuk menyatakan perasaanku. Namun, mendadak aku
harus buang air kecil. Aku berdiri di samping lampu jalan di depan sebuah
terowongan.. Ma--manhole (lubang buatan manusia)!” ucap Phil setelah duduk
dengan terengah-engah.
Akhirnya
ia kembali berlari menuju lubang yang dituju, Jin Sook baru saja pulang
binggung melihat Phil yang berlari sangat cepat, padahal baru saja mendapatkan
informasi yang dia inginkan. Phil sampai ditempat dirinya menghilang, lalu
berusaha berteriak agar bisa membuka. Beberapa orang melihat Phil seperti orang
gila.
Phil
berteriak agar bisa menariknya lagi dan mulai memohon sambil berdoa agar bisa
kembali, tapi belum juga berubah. Ia pun
mulai engumpat pada lubang karena tidak ingin menjadi murid SMA lagi.
“Aku
benci padamu, dasar Manhole brengsek! Jangan bilang aku harus menjalani kehidupan
yang sama kedua kali? Apa Kehidupan yang bahkan tidak dapat kumulai?” ucap Phil
terlihat benar-benar frustasi.
Soo Jin
mencetak foto dan heran melihat lebih banyak foto Suk Tae sedang tidur, lalu
wajahnya bisa tersenyum melihat foto Soo Jin yang berlari dilapangan, lalu
memikirkan yang akan ditulis dibalik foto.
“20 Juni
200, Hari di mana dia lari 100 putaran di lapangan.” Tulis Soo Jin tak lupa
memberikan tanda.
Saat itu
Suk Tae melihat dari kejauhan dan mendekat bertanya ap yang dilakukan Soo Jin.
Soo Jin kaget dan mengaku senang karena bertemu Suk Tae lalu memberikan foto
yang berhasil diambilnya. Setelah itu
buru-buru keluar dan memasukan ke dalam amplop. Suk Tae melihat foto dirinya
sedang tertidur hanya bisa mengumpat kesal.
“Kumohon
sampailah dengan aman.” Ucap Soo Jin memasukan amplop pada bis surat.
“Soo Jin Biar
aku bawakan tasmu.” Kata Suk Tae mengambil tas Soo Jin. Soo Jin menolak karena
berat tapi Suk Tae memaksa akan membawanya. Akhinya Soo Jin hanya bisa
mengucapkan Terima kasih.
Phil
berjalan frustasi memikirkan cara agar bisa kembali dan merasa panas, matanya
langsung melotot marah melihat Suk Tae membawa tas Soo Jin. Suk Tae terlihat
ketakutan. Phil pun tak percaya kalau itu cara Suk Tae selalu mendekati Soo
Jin. Suk Tae mengaku kalau semua hanya salah
paham.
“Aku
membawakan tas Soo Jin karena dia bilang lengannya sakit.” Kata Suk Tae. Soo
Jin binggung karena tak pernah mengatakanya. Suk Tae pikir itu kaki Soo Jin.
“Tolong
selamatkan aku.” Bisik Suk Tae ketakutan. Soo Jin binggung caranya. Suk Tae pun
mengambil tas milik Soo Jin dan menyuruh agar pergi sana ke tempat bilyard Goo
Gil.
“A--aku tidak
bisa. Aku harus belajar.” Ucap Suk Tae yang ingin masuk PNS
“10 tahun
mendatang pun kau masih tetap belajar, jadi jangan membantah dan pergi saja ke
sana!” kata Phil. Suk Tae pun bergegas pergi dan Soo Jin hanya bisa mengucapkan
Terima kasih.
Soo Jin
mengambil tas dan merasa Phil hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman. Phil
kesa karena tadi dengan Suk Tae tadi tak masalah tapi denganya tidak nyaman
denganya. Soo Jin mengaku merasa tidak
nyaman karena Phil orangnya.
“Kau
selalu menjadi meja yang tidak nyaman sejak dulu.” Ungkap Soo Jin
“Jauh
lebih baik kalau aku benar-benar jadi mejamu saja. Karena saat kau tidak
sengaja ketiduran di atasnya aku” gumam Soo Jin dalam hati.
“Oh, ya..
, kau harus pergi bersamaku... Pergilah bersamaku. Ikut aku.” Kata Phil menarik
Soo Jin pergi. Soo Jin berusaha menahanya karena masih pakai rok tak bisa
berlari.
Phil
menarik Soo Jin ke tempat dirinya yang sebelumnya menghilang, lalu bertanya apakah ia Soo Jin masa kini atau
Soo Jin masa depan. Soo Jin tak mengerti yang dikatakan oleh Phil. Phil meminta Soo Jin agar bisa memikirkanya.
“Kemarin
pukul 12 malam, kau menunggu aku di sana. Saat itu, aku harus buang air kecil,
lalu jatuh ke manhole ini. Saat itu, apa kau ke sini juga?” ucap Phil
penasaran.
“Phil, atas
yang kau lakukan hari ini, aku berterima kasih sekaligus minta maaf.” Kata Soo
Jin
“Hei,
demi kau, aku sanggup lari 100 atau bahkan 1000 putaran! Jadi lupakan itu, dan
cobalah mengingat. Semalam, aku mengantarmu pulang. Tadi malam. Kau ingat,
'kan? Kau pasti ingat, karena kau memberikan sesuatu padaku.” Ucap Phil mencoba
mengingatkan Soo Jin.
“Apa
gara-gara lari seratus putaran kau jadi tidak waras? Semalam aku tidur lebih
awal setelah menonton drama! Bagaimana mungkin aku menemuimu di sini pukul 12
malam? Apa kau sedang mengigau? Hei, sadarkan dirimu! Kau pasti mati kalau
jatuh ke dalam sini! Lebih mati Mati sana.. kubunuh kau!” ucap Soo Jin kesal
memilih untuk berjalan pergi.
“Dia
sungguh Soo Jin masa kini. Dia tidak mengingat apa pun. Sial.. Apa yang harus aku
lakukan sekarang?” gumam Phil panik
Phil
akhirnya mengejar Soo Jin sampai berjalan di trotoar. Soo Jin tahu kalau Phil
selalu gila, tapi menurutnya hari ini Phil tampak lebih sinting lagi. Phil
pikir Mungkin ingin bunuh diri rasanya harus
wajib militer sekali lagi, lalu ia mencoba meminta Soo Jin mengingat sebuat
tempat.
“Saat kau
berumur 20, atau 21, kau belajar mengendarai motor matic, dan berakhir patah
lengan. Keseimbangan tubuhmu buruk, jadi jangan mencobanya. Lalu, apa kau lihat
tempat di sana itu?” kata Phil menunjuk tempat lainya. Soo Jin tak mengerti dan
bertanya memangnya apa.
“Saat aku
wajib militer, aku libur dan ingin menemuimu, jadi aku tidur di sana. Saat itu
gara-gara para senior membuatku banyak minum, mak aku tidak sengaja mengganggumu,
jadi jangan pernah salah paham.” Kata Phil. Soo Jin merasa Phil benar-benar
sedang bicara ngawur.
“Dia
pasti habis kena serangan jantung.” Keluh Soo Jin. Phil merasa tak mungkin
kalau Soo Jin memahaminya.
“Bagaimana
pendapatmu dengan seorang apoteker? Hati-hati dengan apoteker. Kau akan dibawa
olehnya ke ruang-hiburan-serba-guna Lalu dia akan melakukan sesuatu.” Kata
Phil. Soo Jin benar-benar tak mengerti maksud ucapan Phil.
Phil
melihat di dalam Apotek, merasa Kelihatannya Jae Hyun punya rambut tebal saat
masih muda, lalu mengikuti Soo Jin berjalan.
Keduanya
berjalan bersama sambil membawa es krim, Jin Sook baru saja keluar dari toko
kelontong melihat Phil langsung mengomel kalau tadi memanggil tapi
mengabaikannya dan berpikir berlari menemui Soo Jin. Phil melihat Jin Sook yang
baru keluar dari toko kelontong.
“Orang
tuamu kan punya toko juga di gang sebelah, kenapa kau ke toko orang lain
begitu?” kata Phil heran.
“Orang
tuaku tidak menjual pembalut.”kata Jin Sook santai. Soo Jin terlihat canggung,
meminta Jin Sook agar menjaga ucapanya.
“Tak apa,
aku dan dia tidak saling menyimpan rahasia.” Kata Jin Sook
“Makanya,
ini saatnya kita memutus hubungan satu sama lain.” Tegas Phil kesal dan akan
berjalan pergi.
“Tapi,
hari ini kau harus bertemu denganku.” Kata Jin Sook lalu menarik Phil untuk
mendekatnya. Phil seperti tak suka
dengan Jin Sook.
“Ini
bukan saatnya kau berlaku begitu padaku. Soo Jin sedang dekat dengan Oppa
Gereja. Tapi, Oppa Gereja itu mata keranjang dan setiap gadis cantik di lima
sekolah berbeda area sini sudah diciumnya. Sudah kukatakan padamu kemarin,
brengsek!” kata Jin Sook
Soo Jin
ingin mendekat tapi Jin Sook diminta untuk menjauh, Phil bertanya apakah
sekarang adalah harinya. Soo Jin yang kesal mengambil tas dari tangan Phil.
“Kuharap
kalian berdua hidup bahagia bersama selamanya.” Kata Soo Jin sinis lalu pamit
pergi. Phil panik memanggil Soo Jin tapi Jin Sook menariknya.
“Hei, aku
belum memberitahumu di mana tempatnya. Ini Ciuman.” Kata Jin Sook.
“Ciuman
itu bukan apa-apa. Kemarin, dia bersama apoteker itu, pergi ke
tempat-hiburan-serba guna.” Kata Phil lalu merasa tak perlu untuk memberitahu
Jin Sook yang masih SMA dan polos, akhirnya memilih untuk pergi dengan
membiarkan Jin Sook mengambil es miliknya.
“Hei.. Dia
akan mencium Oppa Gereja itu!” teriak Jin Sook dan bertanya-tanya Siapa lagi
apoteker serta Ruang-hiburan-serba-guna, padahal sebelumnya Phil yang meminta
untuk menceritakan segala sesuatu tentang Soo Jin
Bersambung ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar