Suk Tae
masuk rumah memanggil ayahnya, hanya ada
meja yang berantakan dan merasa sang ayah sedang tak ada dirumah. Lalu masuk
kamar menutup jendela. Setelah itu duduk di meja dengan menatap beberapa surat
“Untuk temanku Bong Phil” dan menaruhnya dalam meja. Didalam meja terlihat ada
banyak surat untuk Phil dan merasa harus mereview-nya sekarang.
Sementara
Soo Jin sedang ada di ruangan dan sempat kaget melihat Ohil yang datang. Phil
melihat mimik wajah Soo Jin bertanya Siapa yang ditunggu, karena tampak kecewa
sekali. Soo Jin terlihat sedikit gugup. Phil melihat layar komputer foto prewed
Soo Jin dan Jae Hyun lalu berpikir kalau tidak dipakai, lebih baik matikan saja
untuk menghemat listrik.
“Kenapa
kau ke sini?” tanya Soo Jin. Phil mengaku kalau hanya lewat dan bertanya Apakah
hasil fotonya laku keras. Soo Jin mengaku Tidak juga.
“Ah,
kupikir saat mengatakan hendak menikah, itu karena kau menghasilkan banyak
uang. Apa aku menyerah saja atas ujian dan melakukannya? Memotret dan
mengunggahnya di internet. Orang-orang akan melihat lalu membelinya.”kata Phil
“Hasil
gambarnya harus sangat bagus. Kenapa sebenarnya kau ke sini?” tanya Soo Jin
“Soo
Jin.. Aku ke sini tentu saja untuk melihatmu. Selama 28 tahun aku hanya
menatapmu. Jantungku berpacu setiap kali aku menatapmu. Apakah kau tidak
menyadarinya? Aku mencintaimu, dasar Kau bodoh. Kenapa kau memutuskan menikah
begitu tiba-tiba?” ucap Phil dan memeluk Soo Jin yang berkaca-kaca.
Soo Jin
melihat Phil memeluk tanganya seperti orang gila dan bertanya Sedang apa sekarang.
Phil tersadar kalau tadi hanya khayalan saja. Soo Jin sibuk mengambil gambar
Phil dari belakang. Phil tiba-tiba
merasa akalu makin panas saja udara dalam ruangan.
“Kenapa
kau mabuk dan membuat masalah? Apa kau tidak tahu aku berusaha keras menjelaskan
kau itu teman baikku? Dasar sinting.” Ucap Soo Jin. Phil terlihat tak percaya
ternyata Soo Jin hanya menganggapnya Teman.
“Apa kita
ini teman?” kata Phil tak percaya. Soo Jin balik bertanya lalu apa karena
menurut Phil itu teman yang seperti musuh, bakan mengalami banyak kesulitan
gara-gara Phil. Phil bisa mengerti.
“Tapi... kenapa
kau tidak mengirim undangan pernikahan kepadaku?” kata Phil.
“Apa
Kau... masih belum menerimanya? ayahmu kan pegawai pos. Semestinya kau sudah
menerimanya. Tapi kenapa belum sampai juga?” ucap Soo Jin juga heran.
“Hei, lupakan.
Aku juga tidak butuh. Pada akhirnya akan kubuang juga ke tempat sampah. Jadi...
Apa kau bahagia akan menikah?” kata Phil. Soo Jin kesal mendengar pernyataan
Phil padanya.
“Tentu
saja aku bahagia. Kau akan datang ke pernikahanku, 'kan?” ucap Soo Jin. Phil
seperti acuh menjawab kalau tak akan tahu.
“Aku sibuk,
aku tidak yakin punya waktu.” Kata Phil mencari alasan untuk tak datang.
“Hei, kau
itu yang paling punya banyak waktu di lingkungan ini. Kau harus datang dan
mengucapkan selamat padaku. Sebab kau teman-layaknya-musuh bagiku.” Kata Soo Jin.
Phil
merasa kesal mengambil gelas diatas meja, Soo Jin panik memberitahu kalau itu
masih panas. Phil pun langsung membuang dan menjerit kepanasan. Soo Jin panik
karena Tidak ada air. Phil merasa sudah melewati banyak kesulitan belakangan dan
ini bukan apa-apa, lalu memilih untuk pergi. Soo Jin masih kasih ingin mengambilkan minum
dan menatap sebuah kamera memikirkan sikap yang harus dilakukan pada Phil.
Phil
pergi ke taman mencoba mencari keran dan terlihat seperti orang kesurupan,
seseorang melihat Phil bertanya ada apa dengannya dan akan menelp ambulans.
Phil pikir tak perlu, karena ini tidak
tersembuhkan kembali mencoba minum.
“Aku
mencintaimu! Aku hanya perlu mengucapkannya saja... Ah.. Tidak... "Aku
cinta padamu", itu yang harus kukatakan... Astaga, aku menunggu 28 tahun
dan sekarang berakhir sia-sia... .” Ucap Phil berkata-kata sendiri.
Akhirnya
Phil memilih untuk bermain baseball melampiaskan amarahnya, dengan pilihan akan
melepaskan atau tidak. Ia pun duduk mengingat perkataan Jin Sook kalau Phil telah
mencintai dia sekian lama jadi Setidaknya harus mengatakan padanya.
“Aku tidak
akan pernah melepaskan dia. Aku harus katakan padanya sekarang. Aku tidak bisa
melepaskan dia. Tidak bisa, tak akan pernah!” kata Phil dengan berlari sangat
kencang.
Tuan Bong
dan istri baru saja pulang, melihat Phil yang berlari cepat. Tuan Bong ingin
Phil membantu membawakan belanjaan, tapi Phil pergi begitu saja. Tuan Bong melonggo karena anaknya sekarang
mengabaikan orang tuanya.
“Kalau
begitu, kita hidup bahagia berdua saja, Sayang. Aku akan membantumu.” Kata Ibu
Phil.
“Benar.
Di dunia ini... kita hanya butuh satu sama lain, 'kan?” kata Ayah Phil dan
akhirnya keduanya berjalan pulang mengabaikan Phil.
“Aku bisa
menghentikan pernikahannya. Aku bisa. Aku masih memiliki satu minggu tersisa.”
Kata Phil yakin dan berusah untuk pergi ke studio tapi tak ada orang.
Akhirnya
ia berlari ke rumah Soo Jin menekan bel berkali-kali. Ibu Soo Jin mengeluh Phil
yang terus menekan bil meminta agar berhenti. Phil meminta Tolong suruh Soo Jin
keluar sekarang. Si bibi memberitahu kalau Soo Jin belum pulang ke rumah. Phil
binggung karena Soo Jin tidak ada di
kantornya.
“Kurasa,
dia ada janji, Telepon saja dia.” Kata ibu Soo Jin
“Ini
bukan sesuatu yang bisa aku katakan padanya lewat telepon.” Kata Phil
“Telepon
saja tanya dia di mana dan kau susul ke sana.” Kata Ibu Soo Jin.
Phil
memilih untuk segera pergi. Ibu Soo Jin menasehati kalau Soo Jin akan segera
menikah jadi meminta tolong berhentilah mengganggunya., karena suaranya tak
terdengar, ibu Soo Jin hanya menjerit kesal.
Phil
mencoba menelp Soo Jin dengan nama “Paling Berharga” lalu makin panik karena
tidak menjawab teleponnya, lalu memikirkan yang akan dilakukan Soo Jin, tapi
akhirnya mencoba lagi. Kali ini ponsel Soo Jin yang tak aktif.
Ia
mengingat saat berbicara dengan Jin Sook, kalau tak ada gunanya karena Tidak
lama lagi mereka akan melakukan malam pertama. Jin Sook pikir mereka tak pernah
tahu kalau keduanya sudah malam pertama lebih awal.
“Ma--malam
pertama?” ucap Phil membayangkan Soo Jin dan Jae Hyun berada dalam dengan
pakaian piyama seperti akan malam pertama. Phil makin pakin berusaha
menyakinkan kalau itu tak boleh terjadi.
Phil
berlari dengan cepat sampai Jin Sook dalam truk seperti kena angin ribut, , Suk
Tae baru keluar dari tempat belajar pun dikagetkan dengan angin yang cepat. Dan
bpikri kalau semua sudah dimulai Goo Gil melihat dari rumahnya, berpikir kalau
Soo Jin akhirnya membuat masalah dan lalu lewat tempat DVD membuat masker yang
dipakai Dal Soo dan Jung Ae terlepas keduanya tahu kalau Phil melakukan hal
gila lagi dan Situasinya akan jadi kacau.
Phil
sampai ke apotik dengan nafas terengah-engah meminta agar bisa mengetahui
keberadaan apotekernya saat ini. Si pria tak bisa mendengar dengan jelas
meminta agar tenang lebih dulu dan mengulangi perkataanya. Phil bertanya Di
mana apotekernya saat ini.
“Di sini,
kau sedang berhadapan dengan apoteker itu sendiri!” ucap si pria. Phil
mengatakan kalau bukan dia
“Pria
muda dengan rambut cepak itu!” kata Phil. Si pria merasa kalau Phil itu tidak
punya sopan santun,
“Saat ini
adalah saat penting dan menentukan dalam kehidupan seorang wanita. Apakah
seseorang tidak memberimu undangan pernikahan?” kata Phil. Si pria tak mengerti
Undangan pernikahan apa masuknya.
“Oh,
maksudmu Park Jae Hyun ? Dia sedang libur.” Ucap Si pria bisa mengerti. Phil
meminta agar bisa diberikan nomor telpnya.
“Kenapa
memerlukan nomor teleponnya?” ucap Si pria dan mulai mencari kartu nama milik Jae
Hyun. Saat itu Jae Hyun melihat Kondom di rak dan meminta agar cepat dengan
wajah panik.
Phil
mencoba menelp tapi tak juga bisa dihubungi, pikiran pun melayang memikirkan
kalau Jae Hyun sengaja menutupnya, merasa kalau sesuatu sedang terjadi. Lalu
berlar pergi ke sebuh motel.
Ia
memperlihatkan foto Soo Jin bertanya apakah melihat wanita itu. Si bibi
berpikir kalau itu Perselingkuhan, Phil menjelaskan kalau ini bukan perselingkuhan tapi Semacam
kesalahan perjanjian pernikahan. Si bibi berpikir kalau Soo Jin adalah polisi.
Sepasang pria dan wanita akan masuk memilih pergi karena mendengar nama polisi.
Phil
mengaku kalau Polisi tingkat sembilan. Si bibi menegaskan tidak ada jadi lebih
baik tanya saja di tempat lain dan langsung menutup jendela. Phil pun kesal
karena tak bisa berbuat apa-apa. Phil
binggung kemana Soo Jin pergi sekarang.
Akhirnya
Phil pergi ke motel lain dan memperlihatkan foto Soo Jin. Si Si bibi malah
memuji wajah Soo Jin yang cantik dan bertanya siapa wanita itu. Phil bertanya
melihatnya atau tidak. Phil mondar
mandir memeriksa semua motel bahkan sampai diusir karena menerobos masuk.
Phil
berjalan dengan wajah lesu tanpa sadar menginjak selang, saat air mengalir
karena tersumbat membuat air menyembur dari alat penyedot. Ia pun hanya bisa
tertawa karena menemukan kesialan. Jin Sook sedang menutup tokonya melihat Phil
berjalan dengan basah kuyup.
“Bau apa
ini? Apa Kau jatuh ke selokan? Ini Kacau sekali. Kau seperti idiot” ucap Jin
Sook akhirnya memberikan handuknya pada Phil.
Phil
berjalan melihat pasangan yang sedang berjalan dan kaget melihat Soo Jin dan
Jae Hyun baru saja keluar dengan wajah bahagia. Ia melihat di papan “Ruang
Hiburan Serba Guna” Soo Jin pun memanggil Phil yang memang sudah melihatnya.
“Apa kau
tidak punya uang? Kita ini sudah terlalu tua untuk melakukan hal itu di sebuah
ruang multi guna!” ucap Phil kesal. Soo Jin binggung apa maksudnya.
“Kau
selalu saja menghilang saat aku ingin bicara padamu. Kau tidak menjawab
teleponku, dan juga tak kelihatan sepanjang hari. Kau selalu melakukannya.”
Kata Phil Jae Hyun binggung dengan ucapan Phil.
“Diam
kau! Aku sedang bicara dengan dia.” Kata Phil. Jae Hyun pikir memang tidak
tahu masalahnya, tapi apa pun itu bisa bicara padanya.
“Memangnya
kau pengacaranya? Apa Dia milikmu? Apa kau. bersikap seperti ini karena telah
melakukan itu dengannya?”ucap Phil dengan nada tinggi.
Jae Hyun
benar-benar tak mengerti maksudnya, Phil tiba-tiba menangis,, lalu mengeluh
kalau dirinya sangat marah sekarang tapi malah menangis Jae Hyun binggung apa
sebenarnya yang dibicarakan Phil. Phil mengaku percaya Jae Hyun seorang
apoteker.
“Tapi
bagaimana bisa kau membawanya ke tempat seperti ini? Bintang lima, tidak perlu!
Setidaknya, bawa dia ke tempat bintang empat. Jika aku jadi kau, maka aku
bahkan tidak akan ragu meminjam uang.. “ ucap Phil sambil menangis meluapkan
amarhanya.
“Berhentilah
menangis dan bicara pelan-pelan. Aku tidak mengerti yang sedang kau bicarakan.”
Ucap Soo Jin
“Seminggu
lagi kalian sudah menikah. Kalian bisa melakukannya setelah menikah. Tidak
bisakah menunggu seminggu? Aku bahkan menunggu selama 28 tahun! Dasar kau
bajingan rendahan!” teriak Phil dengan menjerit histeris.
Phil
sudah berbaring dengan handuk yang mengopres dan semua orang mengelilingnya.
Semua bisa bernafas lega melihat Phil yang akhirnya sadar, Phil binggung karena
tiba-tiba sudah ada diatap. Jin Sook heran karena Phil yang tidak ingat
berkelahi dengan apoteker itu dan di bawa ke sini oleh Goo Gil dalam keadaan
pingsan. Dal Soo mengeluh Phil yang pingsan setelah satu pukulan, karena
menurutnya sangat memalukan sekali.
“Apa aku
cedera? Kenapa tubuhku rasanya nyeri?” ucap Phil memegang badanya yang terasa
sakit
“Astaga,
kau baik-baik saja. Dia yang memberi luka harus mengobatinya,dan dia memberikannya
padamu, layaknya apoteker sejati.” Kata Dal Soo memperlihatkan bungkus obat
“ Aish,
dia akan dioperasi kalau berkelahi dengan dokter.” Ejek Jung Ae. Phil kesal
menyuruh mereka bersingkir aja.
“Hei,
hei, Soo Jin di mana?” kata Phil panik. Jin Sook menunjuk ke arah sisi lainya.
Soo Jin sedang menelp Jae Hyun yang sedang mengomel karena memukul Phil bahkan
sampai pingsan dan belum sadar sekarang.
“Sudah
kubilang, dia temanku.” Kata Soo Jin di telp. Phil panik ingin mendekat. Jin
Sook langsung menahanya kalau mereka sedang bertengkar gara-gara Phil.
“Lalu,
apa pernikahannya dibatalkan?” kata Phil penuh semangat. Jin Sook pikir itu
hanya mimpi saja dan pasti sedang mabuk.
Goo Gil
mengajak mereka semua untuk berdiri saja agar peri dan tangkap semua pegawai
apotek itu, karena Beraninya meremehkan lingkungan kita. Jin Sook setuju. Dal
Soo pikir lebih baik digugat saja.
“Dia bisa
mendapat visum, lalu diberi uang. Kekerasan dibayar dengan uang, gugatan
berarti menerima banyak.” Kata Dal Soo.
“Lukanya
belum cukup untuk mengajukan gugatan, Oppa.” Kata Jung Ae
“Hei,
hei, kalau tidak, kita pukul sekali lagi
saja di tempat yang sama, agar lukanya tampak lebih parah.” Kata Suk Tae. Jin
Sook memujinya.
Semua
sibuk memikirkanya nasib kasus Phil, Sementara Phil terlihat khawatir melihat
Soo Jin duduk sendirian dengan wajah gelisah. Goo Gil pun mengajak mereka rapat
dan membawa alkohol.
Mereka
pun mulai bersulang minum bir, Goo Gil pikir sudah lama sekali mereka tak
berkumpul bersama. Suk Tae pikir lebih baik belajar dibanding minum-minum, Goo Gil pikir sebaiknya Suk Tae lekas
berhenti belajar selamanya dan Hasilkan uang dengan otot, bukan otaknya. Jin Sook
melihat Phil terus mengarahkan pandangan pada Soo Jin dan menyuruh untuk
mendekat.
“Ayo
pulang, aku akan mengantarmu.” Kata Phil mendekat. Soo Jin pikir mereka bisa
minum karena sudah lama sekali.
“Ti--tidak...
Kalau kau terlambat pulang ke rumah, maka ibumu akan meneleponku. Selalu saja
aku yang disalahkan kalau kau dapat masalah, padahal kau sedang keluar dan bersenang-senang
dengan pria lain.” Ucap Phil lalu melihat jam tanganya.
“Hei, hampir
pukul 12 malam sekarang. Ayo cepat pulang, kuantar kau.”kata Phil ingin membawakan
tasnya. Soo Jin pikir bisa membawa sendiri karena badanya cedera.
Keduanya
berjalan di taman, Phil meminta maafkan, Soo Jin pun bertanya untuk apa itu.
Phil pikir meminta atas kemarin, hari ini, dan segalanya. Soo Jin pikir selalu
saja seperti ini. Phil tiba-tiba mengeluh Kenapa hari ini harus panjang sekali
dan merasa hari ini lebih panjang dari kemarin. Soo Jin mengeluarkan sebuah
undangan dan memberikan pada Phil.
“Kuberikan
padamu sekarang karena kau tidak kunjung menerimanya. Aku tidak yakin kau
sungguh tidak menerima, atau menolak menerimanya.” Kata Soo Jin. Phil menatap Undangan
Pernikahan dengan nama dibagian bawah “Untuk Temanku, Bong Phil”
“Hei,Bong
Phil. Apa sebenarnya hal penting yang ingin kau katakan? Sebelumnya kau
mengatakannya. Ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku. Sebab itu, kau
mencariku kemana-mana. Apa itu? Katakan sekarang.” Ucap Soo Jin.
“Oh,
itu... Jadi, aku sebenarnya... Sebenarnya... Kapanpun aku melihatmu...” ucap
Phil terlihat gugup. Soo Jin ingin tahu kelanjutnya.
“Aku
harus buang air kecil.” Kata Phil. Soo Jin binggung. Phil mengaku bukan itu
maksudnya.
“Bukan
aku bermaksud mengatakan ingin buang air kecil setiap melihatmu. Aku, sekarang
harus ke toilet dulu. Aku harus berlari seharian ini sehingga tidak sempat
buang air kecil. Biar aku ke toilet dulu sekarang.” Ucap Phil lalu berjalan
pergi. Soo Jin dibuat binggung dengan tingkah Phil.
Phil
berjalan ke sisi jalan melihat undangan “Pernikahan Park Jae Hyun dan Kang Soo
Jin” Lalu berbicara sendiri kalau Banyak
sekali yang harus dikatakan pada Soo Jin sampai tidak tahu harus mulai dari mana.
“A--aku
mencintaimu... Aku mencintaimu... Aku mengira mengatakannya akan sangat mudah. Sekarang
saat dipikirkan lagi, sangatlah sulit. Banyak... Banyak sekali yang ingin
kukatakan padamu. Setiap kali melihatmu... Setiap kali aku melihatmu,
jantungku... berpacu seolah akan meledak. Namun, profesiku...tidak bisa membuat
perbedaan. Cinta... Cinta itu, kini sudah sangat terlambat untuk mengubah
sesuatu.” Ucap Phil terlihat sangat frustasi sampai membenturkan kepalanya.
Soo Jin menunggu
sendirian, saat itu bunyi petugas dan lampu terlihat kedap-kedip dan lampu
hijau dari balik penutup saluran air. Soo Jin berusaha menghibur diri dengan
meminta agar Phil cepatlah kembali. Lalu memikirkan apakah terjadi sesuatu
karena tak juga datang.
Akhirnya
ia pergi kearah Phil pergi, tapi tak melihatnya bahkan di lorong dan berusaha
memanggilnya. Phil seperti terlihat sedang meluncur di lorong. Soo Jin
menemukan undangan yang tergeletak begitu saja akhirnya memilih untuk pergi
dengan wajah kesal karena Phil yang meninggalkanya.
Di ruang
kelas
Phil
seperti sedang tertidur dan jiwanya seperti masuk ke dalam tubuhnya, Seorang
guru mengajar didepan pintu agar mereka bisa belajar pengucapan dengan benar.
Semua mulai mengucapkan kalimat bahasa jerman Sang guru melihat ada yang tidur
dan langsung melempar dengan kapur. Phil pun terbangun dari tidurnya.
“Oh,
Gestapo... Saat aku SMA, kau mengajar Bahasa Jerman. Kau guru yang
menjengkelkan.” Ucap Phil belum sadar kalau ada di masa SMA. Gurunya Gestapo
terlihat marah.
“Soo
Jin.. Hei, apa yang sedang kalian lakukan? Sedang apa kalian memakai seragam
SMA? “ ucap Phil melihat Soo Jin yang duduk didepanya.
[Sumber pendapatan
sampingannya adalah uang pemberian wali murid. Dia belum pernah ke Jerman, tapi
mengajar Bahasa Jerman. Gestapo, 37 tahun. Lajang.]
Guru Gestapo
yang kesal melempar penghapus. Phil yang refleks bisa menangkap dengan
tanganya. Gestapo makin marah, Phil mengaku melakukannya tanpa sadar.Mungkin karena pernah
dipukul dengan penghapus secara reflek menangkapnya.
“Tapi, di
mana ini? Tempat ini?” kata Phil binggung tiba-tiba berubah ke masa SMA.
“Beberapa
waktu lalu masih ruang kelas. Tapi, akan berubah jadi neraka gara-gara kau.
Dasar Idiot!” kata Gestafo marah.
“Apa yang
terjadi? De ja vu gila macam apa ini?” gumam Phil binggung.
[Epilog]
Empat
orang terlihat seperti memakai jubah, terlihat seperti alien, mereka pun saling
berbicara dengan bahasa menanyakan keberadaany, lalu melihat kalau itu di
Seoul.
“Kenapa
banyak sekali mobil? Menyesakkan. Ayo ke tempat lain.” Ucap yang lain. Mereka
dengan kendaraan yang terlihat seperti kunang-kunang pergi secepat cahaya dan
saat itu Phil sedang mabuk ingin menangkap sesuatu didepanya
“Astaga,
dia terlihat menyedihkan dan jelek.... Mengerikan... Apa dia menyerang kita? Siapkan
serangan balik!” ucap yang lainya melihat layar besar melihat wajah Phil.
Bersambung
ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar