PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 11 Agustus 2017

Sinopsis Manhole Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Suk Tae masuk rumah memanggil ayahnya,  hanya ada meja yang berantakan dan merasa sang ayah sedang tak ada dirumah. Lalu masuk kamar menutup jendela. Setelah itu duduk di meja dengan menatap beberapa surat “Untuk temanku Bong Phil” dan menaruhnya dalam meja. Didalam meja terlihat ada banyak surat untuk Phil dan merasa harus mereview-nya sekarang.
Sementara Soo Jin sedang ada di ruangan dan sempat kaget melihat Ohil yang datang. Phil melihat mimik wajah Soo Jin bertanya Siapa yang ditunggu, karena tampak kecewa sekali. Soo Jin terlihat sedikit gugup. Phil melihat layar komputer foto prewed Soo Jin dan Jae Hyun lalu berpikir kalau tidak dipakai, lebih baik matikan saja untuk menghemat listrik.
“Kenapa kau ke sini?” tanya Soo Jin. Phil mengaku kalau hanya lewat dan bertanya Apakah hasil fotonya laku keras. Soo Jin mengaku Tidak juga.
“Ah, kupikir saat mengatakan hendak menikah, itu karena kau menghasilkan banyak uang. Apa aku menyerah saja atas ujian dan melakukannya? Memotret dan mengunggahnya di internet. Orang-orang akan melihat lalu membelinya.”kata Phil
“Hasil gambarnya harus sangat bagus. Kenapa sebenarnya kau ke sini?” tanya Soo Jin
“Soo Jin.. Aku ke sini tentu saja untuk melihatmu. Selama 28 tahun aku hanya menatapmu. Jantungku berpacu setiap kali aku menatapmu. Apakah kau tidak menyadarinya? Aku mencintaimu, dasar Kau bodoh. Kenapa kau memutuskan menikah begitu tiba-tiba?” ucap Phil dan memeluk Soo Jin yang berkaca-kaca. 
Soo Jin melihat Phil memeluk tanganya seperti orang gila dan bertanya Sedang apa sekarang. Phil tersadar kalau tadi hanya khayalan saja. Soo Jin sibuk mengambil gambar Phil dari belakang.  Phil tiba-tiba merasa akalu makin panas saja udara dalam ruangan.
“Kenapa kau mabuk dan membuat masalah? Apa kau tidak tahu aku berusaha keras menjelaskan kau itu teman baikku? Dasar sinting.” Ucap Soo Jin. Phil terlihat tak percaya ternyata Soo Jin hanya menganggapnya  Teman.
“Apa kita ini teman?” kata Phil tak percaya. Soo Jin balik bertanya lalu apa karena menurut Phil itu teman yang seperti musuh, bakan mengalami banyak kesulitan gara-gara Phil. Phil bisa mengerti.
“Tapi... kenapa kau tidak mengirim undangan pernikahan kepadaku?” kata Phil.
“Apa Kau... masih belum menerimanya? ayahmu kan pegawai pos. Semestinya kau sudah menerimanya. Tapi kenapa belum sampai juga?” ucap Soo Jin juga heran.
“Hei, lupakan. Aku juga tidak butuh. Pada akhirnya akan kubuang juga ke tempat sampah. Jadi... Apa kau bahagia akan menikah?” kata Phil. Soo Jin kesal mendengar pernyataan Phil padanya.
“Tentu saja aku bahagia. Kau akan datang ke pernikahanku, 'kan?” ucap Soo Jin. Phil seperti acuh menjawab kalau tak akan tahu.
“Aku sibuk, aku tidak yakin punya waktu.” Kata Phil mencari alasan untuk tak datang.
“Hei, kau itu yang paling punya banyak waktu di lingkungan ini. Kau harus datang dan mengucapkan selamat padaku. Sebab kau teman-layaknya-musuh bagiku.” Kata Soo Jin.
Phil merasa kesal mengambil gelas diatas meja, Soo Jin panik memberitahu kalau itu masih panas. Phil pun langsung membuang dan menjerit kepanasan. Soo Jin panik karena Tidak ada air. Phil merasa sudah melewati banyak kesulitan belakangan dan ini bukan apa-apa, lalu memilih untuk pergi.  Soo Jin masih kasih ingin mengambilkan minum dan menatap sebuah kamera memikirkan sikap yang harus dilakukan pada Phil. 


Phil pergi ke taman mencoba mencari keran dan terlihat seperti orang kesurupan, seseorang melihat Phil bertanya ada apa dengannya dan akan menelp ambulans. Phil pikir tak perlu,  karena ini tidak tersembuhkan kembali mencoba minum.
“Aku mencintaimu! Aku hanya perlu mengucapkannya saja... Ah.. Tidak... "Aku cinta padamu", itu yang harus kukatakan... Astaga, aku menunggu 28 tahun dan sekarang berakhir sia-sia... .” Ucap Phil berkata-kata sendiri.  
Akhirnya Phil memilih untuk bermain baseball melampiaskan amarahnya, dengan pilihan akan melepaskan atau tidak. Ia pun duduk mengingat perkataan Jin Sook kalau Phil telah mencintai dia sekian lama jadi Setidaknya harus mengatakan padanya.
“Aku tidak akan pernah melepaskan dia. Aku harus katakan padanya sekarang. Aku tidak bisa melepaskan dia. Tidak bisa, tak akan pernah!” kata Phil dengan berlari sangat kencang.
Tuan Bong dan istri baru saja pulang, melihat Phil yang berlari cepat. Tuan Bong ingin Phil membantu membawakan belanjaan, tapi Phil pergi begitu saja.  Tuan Bong melonggo karena anaknya sekarang mengabaikan orang tuanya.
“Kalau begitu, kita hidup bahagia berdua saja, Sayang. Aku akan membantumu.” Kata Ibu Phil.
“Benar. Di dunia ini... kita hanya butuh satu sama lain, 'kan?” kata Ayah Phil dan akhirnya keduanya berjalan pulang mengabaikan Phil. 


“Aku bisa menghentikan pernikahannya. Aku bisa. Aku masih memiliki satu minggu tersisa.” Kata Phil yakin dan berusah untuk pergi ke studio tapi tak ada orang.
Akhirnya ia berlari ke rumah Soo Jin menekan bel berkali-kali. Ibu Soo Jin mengeluh Phil yang terus menekan bil meminta agar berhenti. Phil meminta Tolong suruh Soo Jin keluar sekarang. Si bibi memberitahu kalau Soo Jin belum pulang ke rumah. Phil binggung karena Soo Jin  tidak ada di kantornya.
“Kurasa, dia ada janji, Telepon saja dia.” Kata ibu Soo Jin
“Ini bukan sesuatu yang bisa aku katakan padanya lewat telepon.” Kata Phil
“Telepon saja tanya dia di mana dan kau susul ke sana.” Kata Ibu Soo Jin.
Phil memilih untuk segera pergi. Ibu Soo Jin menasehati kalau Soo Jin akan segera menikah jadi meminta tolong berhentilah mengganggunya., karena suaranya tak terdengar, ibu Soo Jin hanya menjerit kesal. 
Phil mencoba menelp Soo Jin dengan nama “Paling Berharga” lalu makin panik karena tidak menjawab teleponnya, lalu memikirkan yang akan dilakukan Soo Jin, tapi akhirnya mencoba lagi. Kali ini ponsel Soo Jin yang tak aktif.
Ia mengingat saat berbicara dengan Jin Sook, kalau tak ada gunanya karena Tidak lama lagi mereka akan melakukan malam pertama. Jin Sook pikir mereka tak pernah tahu kalau keduanya sudah malam pertama lebih awal.
“Ma--malam pertama?” ucap Phil membayangkan Soo Jin dan Jae Hyun berada dalam dengan pakaian piyama seperti akan malam pertama. Phil makin pakin berusaha menyakinkan kalau itu tak boleh terjadi. 


Phil berlari dengan cepat sampai Jin Sook dalam truk seperti kena angin ribut, , Suk Tae baru keluar dari tempat belajar pun dikagetkan dengan angin yang cepat. Dan bpikri kalau semua sudah dimulai Goo Gil melihat dari rumahnya, berpikir kalau Soo Jin akhirnya membuat masalah dan lalu lewat tempat DVD membuat masker yang dipakai Dal Soo dan Jung Ae terlepas keduanya tahu kalau Phil melakukan hal gila lagi dan Situasinya akan jadi kacau.

Phil sampai ke apotik dengan nafas terengah-engah meminta agar bisa mengetahui keberadaan apotekernya saat ini. Si pria tak bisa mendengar dengan jelas meminta agar tenang lebih dulu dan mengulangi perkataanya. Phil bertanya Di mana apotekernya saat ini.
“Di sini, kau sedang berhadapan dengan apoteker itu sendiri!” ucap si pria. Phil mengatakan kalau bukan dia
“Pria muda dengan rambut cepak itu!” kata Phil. Si pria merasa kalau Phil itu tidak punya sopan santun,
“Saat ini adalah saat penting dan menentukan dalam kehidupan seorang wanita. Apakah seseorang tidak memberimu undangan pernikahan?” kata Phil. Si pria tak mengerti Undangan pernikahan apa masuknya.
“Oh, maksudmu Park Jae Hyun ? Dia sedang libur.” Ucap Si pria bisa mengerti. Phil meminta agar bisa diberikan nomor telpnya.
“Kenapa memerlukan nomor teleponnya?” ucap Si pria dan mulai mencari kartu nama milik Jae Hyun. Saat itu Jae Hyun melihat Kondom di rak dan meminta agar cepat dengan wajah panik. 


Phil mencoba menelp tapi tak juga bisa dihubungi, pikiran pun melayang memikirkan kalau Jae Hyun sengaja menutupnya, merasa kalau sesuatu sedang terjadi. Lalu berlar pergi ke sebuh motel.
Ia memperlihatkan foto Soo Jin bertanya apakah melihat wanita itu. Si bibi berpikir kalau itu Perselingkuhan, Phil menjelaskan kalau  ini bukan perselingkuhan tapi Semacam kesalahan perjanjian pernikahan. Si bibi berpikir kalau Soo Jin adalah polisi. Sepasang pria dan wanita akan masuk memilih pergi karena mendengar nama polisi.
Phil mengaku kalau Polisi tingkat sembilan. Si bibi menegaskan tidak ada jadi lebih baik tanya saja di tempat lain dan langsung menutup jendela. Phil pun kesal karena tak bisa berbuat apa-apa.  Phil binggung kemana Soo Jin pergi sekarang. 
Akhirnya Phil pergi ke motel lain dan memperlihatkan foto Soo Jin. Si Si bibi malah memuji wajah Soo Jin yang cantik dan bertanya siapa wanita itu. Phil bertanya melihatnya atau tidak.  Phil mondar mandir memeriksa semua motel bahkan sampai diusir karena menerobos masuk. 
Phil berjalan dengan wajah lesu tanpa sadar menginjak selang, saat air mengalir karena tersumbat membuat air menyembur dari alat penyedot. Ia pun hanya bisa tertawa karena menemukan kesialan. Jin Sook sedang menutup tokonya melihat Phil berjalan dengan basah kuyup.
“Bau apa ini? Apa Kau jatuh ke selokan? Ini Kacau sekali. Kau seperti idiot” ucap Jin Sook akhirnya memberikan handuknya pada Phil.


Phil berjalan melihat pasangan yang sedang berjalan dan kaget melihat Soo Jin dan Jae Hyun baru saja keluar dengan wajah bahagia. Ia melihat di papan “Ruang Hiburan Serba Guna” Soo Jin pun memanggil Phil yang memang sudah melihatnya.
“Apa kau tidak punya uang? Kita ini sudah terlalu tua untuk melakukan hal itu di sebuah ruang multi guna!” ucap Phil kesal. Soo Jin binggung apa maksudnya.
“Kau selalu saja menghilang saat aku ingin bicara padamu. Kau tidak menjawab teleponku, dan juga tak kelihatan sepanjang hari. Kau selalu melakukannya.” Kata Phil Jae Hyun binggung dengan ucapan Phil.
“Diam kau! Aku sedang bicara dengan dia.” Kata Phil. Jae Hyun pikir memang   tidak tahu masalahnya, tapi apa pun itu bisa bicara padanya.
“Memangnya kau pengacaranya? Apa Dia milikmu? Apa kau. bersikap seperti ini karena telah melakukan itu dengannya?”ucap Phil dengan nada tinggi.

Jae Hyun benar-benar tak mengerti maksudnya, Phil tiba-tiba menangis,, lalu mengeluh kalau dirinya sangat marah sekarang tapi malah menangis Jae Hyun binggung apa sebenarnya yang dibicarakan Phil. Phil mengaku percaya Jae Hyun seorang apoteker.
“Tapi bagaimana bisa kau membawanya ke tempat seperti ini? Bintang lima, tidak perlu! Setidaknya, bawa dia ke tempat bintang empat. Jika aku jadi kau, maka aku bahkan tidak akan ragu meminjam uang.. “ ucap Phil sambil menangis meluapkan amarhanya.
“Berhentilah menangis dan bicara pelan-pelan. Aku tidak mengerti yang sedang kau bicarakan.” Ucap Soo Jin
“Seminggu lagi kalian sudah menikah. Kalian bisa melakukannya setelah menikah. Tidak bisakah menunggu seminggu? Aku bahkan menunggu selama 28 tahun! Dasar kau bajingan rendahan!” teriak Phil dengan menjerit histeris. 


Phil sudah berbaring dengan handuk yang mengopres dan semua orang mengelilingnya. Semua bisa bernafas lega melihat Phil yang akhirnya sadar, Phil binggung karena tiba-tiba sudah ada diatap. Jin Sook heran karena Phil yang tidak ingat berkelahi dengan apoteker itu dan di bawa ke sini oleh Goo Gil dalam keadaan pingsan. Dal Soo mengeluh Phil yang pingsan setelah satu pukulan, karena menurutnya sangat memalukan sekali.
“Apa aku cedera? Kenapa tubuhku rasanya nyeri?” ucap Phil memegang badanya yang terasa sakit
“Astaga, kau baik-baik saja. Dia yang memberi luka harus mengobatinya,dan dia memberikannya padamu, layaknya apoteker sejati.” Kata Dal Soo memperlihatkan bungkus obat
“ Aish, dia akan dioperasi kalau berkelahi dengan dokter.” Ejek Jung Ae. Phil kesal menyuruh mereka bersingkir aja.

“Hei, hei, Soo Jin di mana?” kata Phil panik. Jin Sook menunjuk ke arah sisi lainya. Soo Jin sedang menelp Jae Hyun yang sedang mengomel karena memukul Phil bahkan sampai pingsan dan belum sadar sekarang.
“Sudah kubilang, dia temanku.” Kata Soo Jin di telp. Phil panik ingin mendekat. Jin Sook langsung menahanya kalau mereka sedang bertengkar gara-gara Phil.
“Lalu, apa pernikahannya dibatalkan?” kata Phil penuh semangat. Jin Sook pikir itu hanya mimpi saja dan pasti sedang mabuk.
Goo Gil mengajak mereka semua untuk berdiri saja agar peri dan tangkap semua pegawai apotek itu, karena Beraninya meremehkan lingkungan kita. Jin Sook setuju. Dal Soo pikir lebih baik digugat saja.
“Dia bisa mendapat visum, lalu diberi uang. Kekerasan dibayar dengan uang, gugatan berarti menerima banyak.” Kata Dal Soo.
“Lukanya belum cukup untuk mengajukan gugatan, Oppa.” Kata Jung Ae
“Hei, hei, kalau tidak,  kita pukul sekali lagi saja di tempat yang sama, agar lukanya tampak lebih parah.” Kata Suk Tae. Jin Sook memujinya.
Semua sibuk memikirkanya nasib kasus Phil, Sementara Phil terlihat khawatir melihat Soo Jin duduk sendirian dengan wajah gelisah. Goo Gil pun mengajak mereka rapat dan membawa alkohol.
Mereka pun mulai bersulang minum bir, Goo Gil pikir sudah lama sekali mereka tak berkumpul bersama. Suk Tae pikir lebih baik belajar dibanding minum-minum,  Goo Gil pikir sebaiknya Suk Tae lekas berhenti belajar selamanya dan Hasilkan uang dengan otot, bukan otaknya. Jin Sook melihat Phil terus mengarahkan pandangan pada Soo Jin dan menyuruh untuk mendekat.

“Ayo pulang, aku akan mengantarmu.” Kata Phil mendekat. Soo Jin pikir mereka bisa minum karena sudah lama sekali.
“Ti--tidak... Kalau kau terlambat pulang ke rumah, maka ibumu akan meneleponku. Selalu saja aku yang disalahkan kalau kau dapat masalah, padahal kau sedang keluar dan bersenang-senang dengan pria lain.” Ucap Phil lalu melihat jam tanganya.
“Hei, hampir pukul 12 malam sekarang. Ayo cepat pulang, kuantar kau.”kata Phil ingin membawakan tasnya. Soo Jin pikir bisa membawa sendiri karena badanya cedera.
Keduanya berjalan di taman, Phil meminta maafkan, Soo Jin pun bertanya untuk apa itu. Phil pikir meminta atas kemarin, hari ini, dan segalanya. Soo Jin pikir selalu saja seperti ini. Phil tiba-tiba mengeluh Kenapa hari ini harus panjang sekali dan merasa hari ini lebih panjang dari kemarin. Soo Jin mengeluarkan sebuah undangan dan memberikan pada Phil.
“Kuberikan padamu sekarang karena kau tidak kunjung menerimanya. Aku tidak yakin kau sungguh tidak menerima, atau menolak menerimanya.” Kata Soo Jin. Phil menatap Undangan Pernikahan dengan nama dibagian bawah “Untuk Temanku, Bong Phil”
“Hei,Bong Phil. Apa sebenarnya hal penting yang ingin kau katakan? Sebelumnya kau mengatakannya. Ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku. Sebab itu, kau mencariku kemana-mana. Apa itu? Katakan sekarang.” Ucap Soo Jin.
“Oh, itu... Jadi, aku sebenarnya... Sebenarnya... Kapanpun aku melihatmu...” ucap Phil terlihat gugup. Soo Jin ingin tahu kelanjutnya.
“Aku harus buang air kecil.” Kata Phil. Soo Jin binggung. Phil mengaku bukan itu maksudnya.
“Bukan aku bermaksud mengatakan ingin buang air kecil setiap melihatmu. Aku, sekarang harus ke toilet dulu. Aku harus berlari seharian ini sehingga tidak sempat buang air kecil. Biar aku ke toilet dulu sekarang.” Ucap Phil lalu berjalan pergi. Soo Jin dibuat binggung dengan tingkah Phil. 

Phil berjalan ke sisi jalan melihat undangan “Pernikahan Park Jae Hyun dan Kang Soo Jin” Lalu berbicara sendiri kalau  Banyak sekali yang harus dikatakan pada Soo Jin  sampai tidak tahu harus mulai dari mana.
“A--aku mencintaimu... Aku mencintaimu... Aku mengira mengatakannya akan sangat mudah. Sekarang saat dipikirkan lagi, sangatlah sulit. Banyak... Banyak sekali yang ingin kukatakan padamu. Setiap kali melihatmu... Setiap kali aku melihatmu, jantungku... berpacu seolah akan meledak. Namun, profesiku...tidak bisa membuat perbedaan. Cinta... Cinta itu, kini sudah sangat terlambat untuk mengubah sesuatu.” Ucap Phil terlihat sangat frustasi sampai membenturkan kepalanya.
Soo Jin menunggu sendirian, saat itu bunyi petugas dan lampu terlihat kedap-kedip dan lampu hijau dari balik penutup saluran air. Soo Jin berusaha menghibur diri dengan meminta agar Phil cepatlah kembali. Lalu memikirkan apakah terjadi sesuatu karena tak juga datang.
Akhirnya ia pergi kearah Phil pergi, tapi tak melihatnya bahkan di lorong dan berusaha memanggilnya. Phil seperti terlihat sedang meluncur di lorong. Soo Jin menemukan undangan yang tergeletak begitu saja akhirnya memilih untuk pergi dengan wajah kesal karena Phil yang meninggalkanya. 

Di ruang kelas
Phil seperti sedang tertidur dan jiwanya seperti masuk ke dalam tubuhnya, Seorang guru mengajar didepan pintu agar mereka bisa belajar pengucapan dengan benar. Semua mulai mengucapkan kalimat bahasa jerman Sang guru melihat ada yang tidur dan langsung melempar dengan kapur. Phil pun terbangun dari tidurnya.
“Oh, Gestapo... Saat aku SMA, kau mengajar Bahasa Jerman. Kau guru yang menjengkelkan.” Ucap Phil belum sadar kalau ada di masa SMA. Gurunya Gestapo terlihat marah.
“Soo Jin.. Hei, apa yang sedang kalian lakukan? Sedang apa kalian memakai seragam SMA? “ ucap Phil melihat Soo Jin yang duduk didepanya.
[Sumber pendapatan sampingannya adalah uang pemberian wali murid. Dia belum pernah ke Jerman, tapi mengajar Bahasa Jerman. Gestapo, 37 tahun. Lajang.]
Guru Gestapo yang kesal melempar penghapus. Phil yang refleks bisa menangkap dengan tanganya. Gestapo makin marah, Phil mengaku  melakukannya tanpa sadar.Mungkin karena pernah dipukul dengan penghapus secara reflek menangkapnya.
“Tapi, di mana ini? Tempat ini?” kata Phil binggung tiba-tiba berubah ke masa SMA.
“Beberapa waktu lalu masih ruang kelas. Tapi, akan berubah jadi neraka gara-gara kau. Dasar Idiot!” kata Gestafo marah.
“Apa yang terjadi? De ja vu gila macam apa ini?” gumam Phil binggung.


[Epilog]
Empat orang terlihat seperti memakai jubah, terlihat seperti alien, mereka pun saling berbicara dengan bahasa menanyakan keberadaany, lalu melihat kalau itu di Seoul.
“Kenapa banyak sekali mobil? Menyesakkan. Ayo ke tempat lain.” Ucap yang lain. Mereka dengan kendaraan yang terlihat seperti kunang-kunang pergi secepat cahaya dan saat itu Phil sedang mabuk ingin menangkap sesuatu didepanya
“Astaga, dia terlihat menyedihkan dan jelek.... Mengerikan... Apa dia menyerang kita? Siapkan serangan balik!” ucap yang lainya melihat layar besar melihat wajah Phil.
Bersambung ke episode 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar