PS : All
images credit and content copyright : KBS
Sebuah baju kerajaaan yang sangat megah tergantung, semua
pelayan istana membawakan banyak perlangkapan, berjalan keluar dari ruangan.
Terlihat seorang pria yang sedang diikat rambutnya, mahkota kecil pun dipasang
diatasnya. Baju raja dengan lambang naga pun dipasang, tak lupa bagian ikat
pinggangnya. Sosok pria itu pun duduk sambil membaca buku dengan wajah serius.
Tiba-tiba senyuman terlihat dan melempar buku terlihat
judul [Cerita cinta dari zaman Joseon yang kita tidak ketahui]
Sampai akhirnya buku itu pindah ke tangan seorang wanita
dengan gaya pria bernama Hong Ra On memegang buku diatas mejanya. Seorang pria
terlihat gugup matanya berputar-putar kesana kemari mengatakan kalau alasanya
datang bukan karena masalah dirinya tapi tentang
teman dekatnya.
“Dia telah melakukan hal-hal aneh dan membuatku khawatir.” Cerita Tae Hyun (Ps:
Pake nama asli) Ra On bertanya apa hal aneh yang dimaksud
“Dia berjalan keluar dari sebuah tempat tapi malah menabrak dinding
dan membentur dahinya. Dia
minum alkohol yang ia tidak bisa menangani dan
ikut perkelahian yang sangat tidak
menyukainya.” Cerita Tae Hyun, Ra On melihat dahi dan
tangan Tae Hyun yang penuh luka.
“Jadi kau marah setiap kali orang berbicara tentang seorang wanita tertentu.” Kata Ra On, Tae Hyun langsung membenarkan dan menekan
tombol warna merah yang ada didepanya.
“"Ini tidak akan berjalan dengan baik.
Hubungan itu tidak akan berhasil." Kau kesal
karena teman berhenti memberikan sinyal padamu”
jelas Ra On
Tae Hyun tak percaya bagaimana Ra On bisa mengetahuinya,
dengan senyuman sudah mendengar Ra On itu juga dikabarkan
seperti seorang peramal ketika berhubungan dengan suatu hubungan antara pria dan
wanita dan menurutnya rumor yang di dengarnya itu benar.
“Hidup ini tidak layak ditinggali karena wanita
itu.” Ungkap Tae Hyun akhirnya ceplosan sendiri
“Tidak masalah, aku mengerti. Tidak
ada orang yang pernah membunuh untuk
menceritakan seorang wanita dia mencintainya. Jadi
harus memiliki keberanian.”
Kata Ra On menekan bagian bel depan berwarna hijau. Senyuman Tae Hyun terlihat
bahagia.
Tae Hyun sibuk menyapu halaman depan, seorang wanita
cantik lewat didepanya, bertanya apakah ingin jalan-jalan. Wanita itu hanya
diam saja, tiba-tiba hampir saja terjatuh. Tae Hyun panik langsung memegang tangan
si wanita sambil menanyakan keadaanya. Si wanita langsung melirik sinis dan
pergi. Tae Hyun hanya bisa mengucapkan nikmati perjalanan anda.
“Dia adalah dinding. Dia bahkan
tidak akan melihat kepadamu” ucap Ra On datang
melihat si keduanya. Tae Hyun binggung apa maksudnya dinding
“Aku mengatakan dia memiliki dinding yang menjaga hatinya.” Jelas Ra On, Tae Hyun pun bertanya apa yang harus
dilakukan sekarang.
“Jangan melakukan apa-apa selama 10 hari.” Pesan Ra On, Tae Hyun takut kalau wanita itu bisa melupakan
dirinya untuk selamanya, sementara
si wanita sedang berjalan sendirian
“Jika seorang pria
yang selalu sekitar menghilang, maka setiap wanita akan penasaran. Kemudian pada hari ke-10 ...” ucap Ra On
Tae Hyun berjalan dengan membawa kayu bakar melihat si
wanita yang disukainya berjalan dengan menutupi wajahnya. Saat berpapasan si
wanita berjalan begitu saja, Tae Hyun sedih melihatnya sampai akhirnya
tiba-tiba berlari memeluk dan mendorongnya.
Sebuah batang kayu jatuh dan hampir menimpa si wanita. Si
wanita panik langsung berdiri menutupi badanya. Tae Hyun khawatir bertanya
apakah ada yang terluka. Si wanita terlihat marah dengan yang dilakukan Tae
Hyun, lalu melihat ada luka dibagian samping dahi dan menanyakan keadaanya. Tae
Hyun mengatakan kalau ia baik-baik saja.
“Jangan lakukan ini lagi.” Tegas si wanita dan berjalan pergi, Tae Hyun menarik
pundaknya dan membuatnya berdiri tepat didepan wanita itu.
“Tidak, aku akan menjaga segala
sesuatu bahkan di masa depan. Apapun Kesulitan
yang datang pada jalanmu, Setiap batu yang terbang
ke arahmu bahkan Orang yang mengejekmu. Aku
akan memblokir mereka semua.” Tegas Tae Hyu, si
wanita berkaca-kaca mendengarnya dan langsung memberikan tamparan pada Tae
Hyun.
“Dimana...saja kau... selama
10 hari terakhir?” kata si wanita, Tae Hyun
yang tadinya sedih berubah senang karena ternyata si wanita menunggunya.
Keduanya saling menatap tangan si wanita pun meraba
bagian wajah Tae Hyun yang terluka dengan wajah sedih, lalu tersenyum malu. Tae
Hyun langsung memeluk erat si wanita. Keduanya terlihat sangat bahagia, Tae
Hyun melirik keatas pohon ada Ra On yang membuat rencana dengan sengaja
menjatuhkan batang pohon.
Jejeran buku terlihat judul [Man dari Hwaseong, Wanita
dari Gunsan] lalu [Cerita cinta dari zaman
Joseon yang kita tidak ketahui] yang ketiga [Love in the Moonlight]
[Chapter 1, Takdir dalam sinar bulan]
Seorang pelayan istana bernama Kasim Jang, terlihat panik
berdiri didepan pintu dengan berapa pelayan lainya. Lalu ia mengatur nafasnya
dulu sebelum mengetuk pintu, sampa akhirnya memanggil Pangeran bertanya apakah
sudah bangun. Tak ada sahutan dari dalam kamar.
“Yang mulia, kami mohon maaf, tapi itu terlalu
mendesak.” Kata Kasim Jang lalu membuka pintu dan
menyuruh semua masuk ke dalam ruangan membawa semua perlengkapan.
Raja Soonjo berjalan dengan langkah cepat dengan para
pelayan yang menutupinya dengan payung. Kasim Jung berlari panik dengan dua
pelayan dibelakangnya melihat Raja yang datang. Ketika bertemu di jalan,
Kasim Jung ingin memberikan hormat, tapi
Raja mengatakan tidak perlu untuk memberitahu semuanya.
Tiga pejabat lain pun menyapa Raja yang datang sambil
membungkuk, lalu terdengar suara dari seorang pria yang diseberang danau
bertanya apakah mengingat saat Lee Young mengingat "Nasihat
tentang bersinar Awal dan Pensiun Akhir". Lee Young dengan wajah tegang dan serius mengatakan
mengingatnya.
"Ketika
ayam berkokok ...Dan kau terjaga, sikat
gigimu, Sisir
rambut Anda dan don jubah dan topi. Kemudian
buka buku mu dan membuka halaman
tentang kebijaksaan dan orang bijak. Kong Hu Cu duduk, Dan Yan
Hui dan Zengzi menghadiri sebelum dan belakang." Kata Lee Young, Kasim Jang bisa tersenyum mendengarnya.
Raja pun seperti terkagum mendengarnya.
Guru didepan Lee Young bertanya apa arti dari perkataan
itu. Lee Young dengan percaya diri menjawab Seorang
sarjana harus duduk tegak, membentuk tubuhnya dan mengingat pikirannya sebagai
bercahaya seperti matahari terbit. Dia
harus khusyuk dan diam dan memerintahkan dan apapun
itu. Raja tersenyum mendengar jawabanya.
“Benar sekali . Lebih baik untuk menjaga
kearifan ini ...dalam hati Anda dan merenungkan itu setiap saat.” Kata si guru,
Lee Young mengatakan kalau harus melakukanya. Tiga orang pejabat lain
terlihat cemberut mendengarnya,
“Melihat Putra Mahkota berfokus
pada studi ... menghangatkan
hatiku.”
Ungkap raja bahagia. Guru dan Lee Young saling tersenyum setelah saling
bertanya antara guru dan murid.
Tiba-tiba dua lembar kertas melayang karena tertiup
angin, menyebrangi danau. Lee Young panik dan akhirnya lembaran kertas berakhir
pada dua penjabat yang berhasil menangkapnya, sambil mengeluh tak percaya
melihat tulisannya. Si guru berusaha membantu dengan memberikan contekan pada
tulisan yang ada didepanya.
“Apa artinya dalam buku ...” kata Lee Young dan dilanjutkan oleh Kim Ui Gyo membaca
lembaran kertas “Tentang berpakaian dengan benar” Guru melotot kaget mendengar Ui Gyo bisa tahu apa yang
dituliskan.
“Jangan mengejekku untuk meminta sesuatu yang
sederhana.” Kata Lee Young lalu tertawa lebar,
Gurunya makin panik karena tak seharusnya dikatakan.
Lee Young melihat tatapan gurunya binggung, Kasim Jang
ikut panik mendengarnya, Raja menahan amarahnya. Kim Geun Gyo pun ikut membaca
ditulisan “tertawa tiga kali” lalu
mengumpa marah dengan yang mereka berdua lakukan menurutnya sangat konyol. Kim
Hun memberikan kode agar mereka tak banyak bicara.
Lee Young melirik binggung, Raja pun meminta agar kertas
itu diberikan padanya dan menahan amaranya. Lee Young dan gurunya pun langsung
berdiri, tapi kesalahan kembali terjadi, Baju Lee Young yang terlihat rapih
saat duduk ternyata belum terpasang dengan sempurna bahkan rambutnya terlihat
acak-acakan seperti baru bangun tidur.
Raja terlihat sangat marah, Kim Hun hanya diam dan dua
Kim lainya tersenyum bahagia bisa membongkar aib dari putra mahkota. Sang Guru
langsung memohon ampun merasa tidak layak belas kasihan pada Raja, begitu juga Kasim Jang. Raja benar-benar
sangat marah, mengumpat anaknya yang tak berguna langsung meremas kertas dan
membuangnya. Lee Young hanya bisa tertunduk diam dengan baju dalam yang masih
terlihat
Lee Young merapihkan bajunya mengungkapkan padahal sudah
mengikuti yang diperintahkan gurunya, karena murid harus
mematuhi gurunya tapi merasa
seperti melihat lebih banyak kesalahan. Gurunya
seperti tak enak hati, Lee Young kembali duduk menjelaskan maksudnya itu menurutnya gurunya harus
mengajar muridnya buka berpura-pura
untuk mengajar.
“Maafkan saya, Yang Mulia.” Kata Gurunya berlutut memohon ampun.
“... Itu hanya lelucon. Kau tidak
melakukan kesalahan. Angin
yang bersalah untuk muncul tanpa peringatan.” Ucap Lee
Young dengan senyuman selesai membuat
pesawat dari kertas lalu menerbangkanya. Guru bertanya apa maksudnya itu.
“Sebuah kertas yang terbang di
langit. Ini adalah
pesawat-kertas.” Kata Lee Young terlihat
konyol dengan rambut yang berantakan.
Pesawat kertas pun terbang sampai ke area pasar, saat itu
Ra On sedang berjalan disapa oleh pedagang dengan bahagia. Pedagang lain yang
melihat bertanya siapa
pemuda yang setiap orang membuat keributan itu.
Pedagang heran karena temanya itu tak
mengela orang itu.
“Dia lahir untuk sukses. Dia sudah ditandakan untuk menjadi
besar. Dia akan
melakukan apa saja untuk uang! Dia
adalah Sam Nom!” ucap si pedagang dengan suara
lantang. Ra On yang mendengar tersenyum bahagia, lalu membalikan
badanya dan memberikan jempolnya pada si pedagang.
Tiba-tiba ketika berjalan
kembali, wajah Ra On melotot kaget melihat tiga orang yang berjalan ke arahnya.
Dengan cepat ia bersembunyi disamping toko yang tutup, tiga pria itu terlihat
preman yang suka meminta uang.
Setelah tiga pria itu pergi, Ra On bisa bernafas lega
melihat uang yang ada ditanganya tak akan diambil, lalu melihat sebuah lowongan
pekerjaan [Melamar untuk menjadi kasim, maka kau akan dibayar 10 yang.] Ra Oh menarik nafas panjang menurutnya jumlah
yang lebih dari cukup untuk membayar semua utangnya.
Lalu mikirkan untuk menjadi seorang kasim dan melihat kearah bawahnya.
Ra On membawaka semangkuk obat kedalam rumah, lalu
mengomel pada pria yang sedang tertidur karena tak bangun padahal mencium bau
obat bahkan malah membalikan badanya. Si pria menyuruh Ra On saja yang
memakanya.
“Aku bahkan tidak layak untuk
makan dengan pemberi pinjaman datang
untuk kita. Aku tidak layak untuk
memiliki tonik herbal.” Kata Si pia
“Ayah, jangan seperti itu. Ayo.... Bangun.” Rayu Ra On pada ayahnya.
“Aku
bilang untuk berhenti. Kenapa kau terus menggangguku? Kau tak ada hubungnya dengan ku dan tidak
membawa nama keluargaku. Mengapa Kau tidak pergi saja ?” ucap si paman.
“Aiss.... Berhenti memberitahuku untuk
pergi. Aku punya tempat untuk pergi, kau menemukanku dan membesarkanku, sehingga harus bertanggung jawab.” Kata Ra On kesal
“Itu karena aku hanya beban untukmu! Kau bilang akan mengumpulkan uang dan menemukan ibumu. Berapa lama Anda akan
berpura-pura menjadi anak laki-laki?” teriak si
paman
Ra On makin kesan kesal karena si paman membahas hal itu
lagi, seorang pria terdengar dari luar bertanya apakah ada orang didalam. Ra On
memberitahu kalau sudah pulang, lalu meminta si paman agar menghentikan omong
kosongnya, lalu memint obat agar bisa lebih baik. Pria itu memanggil Ra On.
“Aku bilang untuk tidak memanggil nama itu, Aku Sam
Nom. Hong Sam Nom.” Kata Ra On yang mengakui
namanya Sam Nom
“Jika kau tidak kembali suatu hari, maka Aku akan senang. Kau tahu apa maksudku ‘kan” kata si paman
“Aku tak akan bahagia” ucap Ra On berkaca-kaca lalu
keluar dari rumah berjanji akan kembali lagi nanti.
Seorang pria memberitahu sudah membawa Sam Nom. Pria yang
sedang melihat gambar leluhur langsung membalikan badanya dengan gaya nyentrik
mengunakan kacamata hitamnya. Ra On masuk ruangan melihat ada action figur yang
jatuh langsung mendirikan kembali. Si pria langsung memberikan sambutan pedangnya
pada Ra On.
Ra On mengeluh melihat tingkah si pria sementara si pria
kena batunya dengan kesusahan memasukan pedang kedalam tempatnya. Ra On
bertanya baju apa yang dipakai si pria itu itu, Si pria memberitahu kalau
membuatnya sendiri dan menanyakan pendapatnya
Ra On, karena itu adalah seragam kamuflase untuk
perang.
“Kau tidak bisa mengatakan ...jika aku pohon atau jika pohon adalah aku.”
Kata Si pria bersembunyi dibalik tiang kayu, Ra On setuju saja dengan yang
dikatakan si pria dengan baju dari lembaran daun lalu bertanya apa balasanya
“Dia khawatir jika serbuk sari
membuatku bersin. Jadi Dia khawatir dengan ku” kata si pria membuka suratnya.
“Lalu Apa yang akan kau tulis pada surat balasanya?” tanya Ra On sudah mengambil kertas
untuk menulisnya. Si pria balik bertanya apa yang seharusnya dituliskanya.
“Katakan padaku tentang perasaanmu pertama kalinya, Aku hanya menulis atas
namamu, tapi aku tidak mengarang cerita, benarkan?” ucap Ra On, si pria dengan gugup membenarkan.
“Nanti, Aku akan meninggalkan dengan tempat kerja, Jadi
Untuk berapa lama akan kau hanya
bertukar surat?” tanya Ra On
“Apa lagi yang akan kita lakukan?” ucap si pria, Ra On bertanya apakah pria itu tak ingin
bertemu dengan wanita itu, tangan si pria itu langsung lemas.
“Ahh… mungkin kau tidak benar-benar ingin
melihatnya.” Ucap Ra On, Si pria dengan gugup
mengatakan kalau ingin bertemu dengan wanita itu sambil membayangkanya.
Sosok wanita terlihat cantik dibagian mata dan bibirnya,
Lee Young pun membaca surat yang ada ditanganya. “Mata mu adalah sebagai brilian sebagai
mutiara hitam dan hidung
mu adalah setajam bulan sabit, dan Bibirmu yang merah seperti delima" lalu melihat sosok wanita dengan pipi yang gemuk asyik
makan diatas danau.
“Siapa yang mengirimkan ini ? Siapa merayu
adikku dengan kebohongan yang mengerikan?” kata Lee
Young marah
“Aku tidak tahu, Yang Mulia. Saya hanya mengambil surat itu
... yang
ditempatkan pada waktu yang dijanjikan dan lokasi. Saya mengatakan yang sebenarnya,
Yang Mulia.” Kata si pelayan sambil berlutut
“"Saya ingin bertemu denganmu sebelum akhir musim semi. Bisakah aku menunggu di bawah pohon di
Gunung Mongmyeok?" kata Lee Young kembali
membaca suratnya lalu bertanya pada pelayan apakah mungkin pria itu melakukanya. Si pelayan mengatakan kalau itu
tak mungkin.
“Lalu apa yang akan kau katakan pada Princess Myung Eun?” tanya Lee Young,
pelayan pikirakan mengatakan bahwa putri tidak bisa keluar.
Lee Young merasa adiknya itu pasti ingin keluar, pelayan pikir akan
mengatakan Putra Mahkota sangat khawatir
pada adiknya. Lee Young rasa adiknya itu hanya akan menyalahkannya. Pelayan
bertanya bagimana jika mengatakan pada putri mahkota tapi tidak mendapatkan
respon apapun. Lee Young pikir itu bagus dan pelayan itu langsung dipecat. Si
pelayan langsung berdiri dan mengerti lalu pergi dari hadapan putra mahkota.
Lee Young hanya bisa mengelengkan kepala dengan helaan nafas melihat tingkah
adiknya.
Di tempat makan para kasim, seorang kasim mengataka kalau
tahu persis mengapa orang membandingkan Dongungjeon dengan kotoran. Kaim lain
berpikir mereka bisa berhenti membayar kami selama tiga hari bahkan Mereka
harus makan tauge dalam kotoran miskin sebagai gantinya. Kasim Jang sedang
makan menyuruh keduanya berhenti membicarakan kotoran karena sedang makan
bahkan akan makan tauge.
“Apa yang mereka lakukan memang mengerikan. Dalam hal orang
yang berkuasa menemukan bau menjijikkan, maka kita harus makan makanan hambar
tanpa bumbu apapun. Kami juga harus mengunyah cengkeh pahit. Aku sangat kecewa.”
Kata Kasim Jang
“Jika ada kasim baru yang cerdas dan bertekad kuat, maka Aku
harus meminta satu lagi. Hanya ada beberapa dari kami untuk mengurus istana
ini.” ucap Kasim Jang sedih
Tiba-tiba pelayan datang dengan wajah panik memanggil
Kasim Jang, memberitahu sedang dalam
kesulitan, kalau Putra Mahkota... Kasim jang bertanya apa yang terjadi
Putra Mahkota. Pelayan memberitahu Putra
Mahkota melepas jubah kerajaan dan menghilang lagi. Kasim Jang pun menjerit
kesal karena Putra Mahkota membuat kegaduhan kembali.
Lee Young sudah mengunakan pakaian biasa melewati pasar
seperti orang biasa lainya, tak terlihat sebagai calon penerus raja. Ditengah
pasar sedang terjadi pertunjukan, Ra On membuka topengnya terlihat sangat
lincah menari sambil menabuh gendangnya.
Terlihat dua pria masuk ke tengah pertunjukan dan satu
satu pria mengomel agar meminta pada ayah dari ratu, lalu bertabrakan dengan Ra
On sampa terjungkal. Ra On dengan topengngnya mengatakan sengaja datang untuk
mencicipi sesuatu yang manis seperti madu, tapi hanya menemukan anemon laut
licin ini, menurutnya sangat menjijikkan. Semua tertawa dengan lelucon yang
dibawakan Ra On.
“Siapa Anda dan di mana asalmu? Kamu pikir kamu siapa?”
teriak si pria dengan topengnya, Ra On tak mau kalah bertanya siapa pria itu. Si
paman membuka topeng kalau ia adalah raja dan kembali menutupnya saat
berhadapan dengan Ra On.
“Aku hidup di dalam istana di sana, lalu pergi ke jalan
lurus dan belok kanan lalu kiri, kanan lalu kiri dan masuk ke Dongungjeon ...”
ucap Ra On, Lee Young mendengarnya langsung terdiam,
Si pria merasa tahu karena tinggal disana juga, Ra On
membuka topengnya terlihat kaget melihat kalau itu adalaha ayahnya. Semua
langsung tertawa, Si Paman berakting mara pada Putra Mahkota bukannya belajar
tap malah selalu selalu luar bertindak vulgar lalu mengajak anaknya untuk
bermain. Semua pun tertawa mendengarnya, tabuhan gendang kembali di pukul.
“Heii.... Kau Bagaimana kau bisa membuat lelucon antara
Raja dan Putra Mahkota?” teriak Lee Young marah, semua orang menatap aneh ke
arah Lee Young
“Kau menyebut diri Anda seorang pemain JANGGU, tapi kau
hanya tahu bagaimana berbicara. Kau akan lebih baik merusak talinya” ucap Lee
Young mencoba menutupi kerugiaan semua penonton lalu berjalan pergi.
“Aku menantikan JANGGU pagi ini. Apa sebenarnya yang dia katakan?”
kata Ra On heran dengan membuka topengnya, lalu melihat tali dalam gendangnya
putus.
Salah seorang pria kembali membaca Ra On ke rumah si pria
lalu langsung menukarkan bajunya. Ra On binggung ada apa dengan pria itu,
Temanya memberitahu agar Ra On segera menganti bajunya dengan baju yang dipakai
pria itu.
“Setiap kali dia gugup atau terkejut, maka dia tergagap.”
Kata si temanya menjelaskan si pria yang tak dapat bicara. Ra On bisa mengerti
“Tapi Mengapa aku harus melepaskan pakaian?” tanya Ra On,
si pria dengan gagap mengatkaan ... Pergi ke Gunung Mongmyeok...
“Kau harus pergi ke Gunung Mongmyeok hari ini atas
namanya.” Kata teman pria menjelaskanya.
“Ahh. ... Apakah dia menjawab bahwa dia juga ingin bertemu?”
ucap Ra On, Si pria mencoba mengatakan kalau statusnya.... dengan gagap.
“Ini mungkin karena dia statusnya terlalu tinggi kelas jadi kau harus mengurusnya.” Ucap temanya.
“Apa maksudmu aku harus mengurusnya? Aku menulis surat
atas nama mu, tapi aku pikir perasaanmu
yang tulus kepadanya. Bukankah itu
benar? Katakanlah aku pergi ke sana atas
namaku, Itu berarti aku harus bertindak seperti seorang bangsawan. Bagaimana
jika aku tertangkap? Maka Aku akan dibunuh.” Kata Ra On akan pergi.
Si pria memanggilnya, memberikan kantung uangnya. Temanya
memberitahu kalau pria itu akan membayar dengan upah yang cukup. Ra On
membalikan badan melihat sekantung uang ditangan pria itu, dengan helaan nafasa
memilih pergi. Si pria berteriak kalau bukan hanya itu saja dan membunyikan
uang dalam tanganya.
Ra On kembali mengambil semua uang dalam kantong dan yang
disembunyikan dalam bajunya, sambil pura-pura mengomel tidak dapat mengontrol
orang dengan uang seperti ini dan mencoba melepaskanya baju si pria untuk bertukar.
Ra On akhirnya pergi ke tempat pertemuan diatas gunung,
dengan gaya bangsawan duduk ditempat seperti sebuah peristirahatan. Dengan
percaya diri, Ra On mengatakan Sekarang begitu dekat dengan wanita itu setelah
jauh, jadi tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Tapi ternyata didalam
ruangan tak ada siapapun.
“Mengungkapkan bagaimana saya merasa tentangmu hanya
dalam kata-kata ... maka tidak bisa memuaskan kerinduanku untukmu.” Ucap Ra On
“Aku hanya melihatmu dengan mataku” ucap seseorang membalasnya,
Ra On mengungkapnya sangat menyukai suaranya.
Tiba-tiba ia melihat sebuah sarung kaki dan baju dari
pria, saat melihat dari belakang tirai ternyata memang seorang pria, dan
bertanya dalam hati di mana seorang wanita secantik bunga tapi malah ada laki-laki.
Teringat kembali ucapan si pria kalau mereka itu tidak bisa bersama-sama
nantinya. Ra On melonggo menutup
mulutnya tak pecaya kalau seberapa tinggi kelas wanita itu tapi ternyata yang
dimaksud adalah seorang pria.
Ketika akan pergi teringat kembali uang yang akan
didapatnya dengan membelikan semua uang yang diberikan oleh pria itu. Ra On
akhirnya membuka tirai melihat sosok Lee Young yang datang, Lee Young langsung
membuka kipasnya mengungkapkan kata-kata yang sangat mengetarkan hati.
“Aku tidak bisa membantu tetapi bisa berkaca-kaca ... seperti
ketika aku baca bagian ini.” ucap Lee
Young berakting dengan mengusap air atanya.
“Ketika bilang berkaca-kaca, kau harus menangis.” Ucap Ra On, Lee Young
binggung.
“Kau menderita karena jatuh cinta yang tidak
diperbolehkan.” Gumam Ra On karena melihat sosok pria bukan wanita,
Akhirnya Ra On memegang tangan Lee Young mengatakan
kalau bisa mengerti segalanya. Lee Young
langsung menarik tangnya bertanya apa tujuan Ra On ingin bertemu denganya
karena sudah tahu itu sia-sia.
“Bagaimana Anda bisa menghentikan perasaanmu, hanya karena kau tidak diizinkan ... untuk saling
mencintai? Aku hanya memiliki satu niat. Yang aku inginkan adalah untuk ... menyampaikan...
cinta yang mendalam untukmu” ucap Ra On berjalan mendekati Lee Young, Lee Young
berjalan mundur untuk menghindarinya.
“Aku yakin
kau itu sangat merindukan dia.” Gumam Ra on
“Dari pada tetap ada di sini seperti sekarang, mari kita
lupakan semua pembedaan di dunia saat ini dan membuat kenangan bahwa kita akan
ingat selamanya. Percayalah kepadaku.” Ucap Ra On lalu berjalan mengajak Lee
Young pergi. Lee Young semakin mengerutkan dahinya.
Di sebuah restoran pinggir pasar
Seorang pelayan membawakan pesanan tapi malah tersandung
dan jatuh, Lee Young terlihat tak suka menghempaskan bajunya yang terkena
cipratan. Si bibi pemilik memarahi pelayannya dan menyuruh untuk segera
membereskan semuanya.
“Gukbap di tempat ini sangat enak, Pemilik tempat ini ... pernah menjadi seorang
wanita yang bertugas di dapur kerajaan.” Ucap Ra On bahagia. Tiba-tiba terdengar
umpantan dari si bibi yang memarahi pelangannya karena makan banyak kimchi yang
disediakanya, semua langsung tertawa.
“Kenapa tertawa, apa
kau ini orang bodoh?” ucap si bibi
pemilik, pelanggan lain merasa si bibi itu terlalu kasar untuk pelanggannya.
“Kaulah yang kasar. Aku perlu mendapatkan keuntungan. Makan
kimchi ini bukan Gukbap.” Kata si bibi
kesal lalu berjalan pergi.
Ra On dan yang lainya terus saja tertawa, Lee Young hanya
bisa mengerutkan dahi melihat sesuatu yang
menurutnya tak lucu. Ra On masih saja terus tertawa, Lee Young bertanya
kenapa Ra On harus tertawa dengan umpatan dari si wanita yang terlihat lucu. Ra
On pikir Lee Young itu sedang bercanda. Lee Young menegasakan kalau ia sedang
bertanya.
“Astaga, kau begitu frustasi. Bagaimana itu disebut
umpatan?! Ini cinta yang mengingatkan kita nenek kita. Itulah yang hidup adalah
tentang.” Ucap Ra On
“Nenekku tidak pernah mengutuk seperti itu.” Kata Lee
Young, Ra On tak percaya
“Lalu Apakah kau pernah dimarahi oleh kakekmu untuk Menghafal karakter yang salah?” tanya Ra On,
Lee Young mengatakan tidak pernah meurutnya kenapa harus membuat kesalahan
ketika itu begitu mudah dengan gaya sombongnya.
“Apakah aku dipukul karena mengompol di malam hari?” ucap
Ra On, Lee Young mengaku tidak pernah dipukul
“Bahkan jika aku lakukan, maka tidak ada orang yang bisa
berani memukulku” tegas Lee Young memlapisi bajunya dengan kain sebelum makan.
Ra On memberikan pukulan dengan cepat Lee Young bisa
menghindarinya, lalu berkomentar kalau dilihat Lee Young itu lahir dengan sendok
perak di mulutnya. Lee Young terlihat binggung. Ra On menjelaskan itu berarti Lee
Young dilahirkan dalam keluarga kaya dan
menjalani kehidupan yang sangat nyaman. Lee Young berusaha menyangkalnya
mengatakan kalau bukan tipe orang seperti itu.
“Apa yang salah dengan itu? Hei.... Tidak semua anak
laki-laki harus kuat dan kokoh. Mereka juga dapat menjadi lemah seperti bunga.”
Goda Ra On, Lee Young tetap mengaku kalau bukan seperti itu.
“Baik-baik saja, kita akan berhenti disini saja” ejek Ra
On ingin kembali memakanya.
Tiba-tiba si bibi datang sambil mengumpat menyuruh
keduanya cepat pergi kalau sudah selesai makan. Lee Young melirik sinis pada si
bibi, si bibi mengomel pada Lee Young yang berani menatapnya seperti itu. Tapi
setelah mendekatkan wajahnya seperti mengenalinya, Lee Young hanya memberikan
senyumanya. Si Bibi panik tak bisa berkata-kata karena mengenali kalau itu
putra mahkota.
Lee Young memberikan kode agar segera pergi dan tak
memberitahu siapapun, Ra On binggung melihat si bibi yang tiba-tiba memukul
wajahnya lalu pergi. Lee Young akan mulai makan setelah mengelap sendoknya, Ra
On dengan santai menaruh robekan kimchi dengan tangan disendok Lee Young. Lee
Young dengan wajah marah bertanya apa yang dilakukan Ra On padanya.
Ra On dengan senyumanya memberikan kalau Kimchi dicampur
dengan Gukbap itu rasanya sangat enak. Lee Young terlihat kesal melempar
sendoknye menyuruh Ra On untuk mengikutinya sekarang. Ra On binggung karena
makanan mereka belum habis tapi sudah pergi.
Lee Young melirik Ra On yang mengikutinya, Ra On mengeluh
pada Lee Young kalau memang tak mau makan lebih baik bilang padanya karena
sangat disayangkan membuang-buang Gukbap berharga seperti itu. Lee Young
menarik Ra On menghempaskan ke pohon. Ra On pikir Lee Young atk perlu memalukan
sampai sejauh ini.
“Alasan mengapa aku
datang ke sini secara pribadi ... bukannya memesan seseorang untuk
menangkapmu tapi adalah aku berharap kau
akan menjadi orang peduli dan baik Namun, Kau bahkan tidak mengenali siapa aku menulis
surat Kau bahakn berpura-pura menjadi
seorang bangsawan ketika kau tidak bisa melakukanya. Haruskan aku
menyingkirkanmu ?” ucap Lee Young dengan pisau dileher Ra On, Ra On pun panik
“Aku tidak berpura-pura, Yang pasti Aku seorang
bangsawan. Segala sesuatu di suratku adalah asli.” Kata Ra On berani melawan
dengan mendorongnya.
Lee Young menepuk pundak Ra On seperti mulai percaya,
lalu mendorong agar menunjukan jalan dimana keberadaan keluarganya. Ra On pun
seperti tak takut, Lee Young meminta Ra On untuk segera berjalan dan Ra On
dengan percaya diri akan menunjukan jalannya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Page ini backsound nya punya Oh My Venus ya?
BalasHapusKenapa ga pake soundtrack asli nya moonlight drawn by cloud aja?