PS : All
images credit and content copyright :MBC
Shin Seu Gi masih berkelahi dengan para preman, Ri Jin hanya melihat sosok pria yang baru ia kenal bisa melawan banyak orang sendirian. Beberapa orang di depan klub hanya melihat Seu Gi yang melawan preman, terlihat ada tanda merah dibagian lehernya.
Seu Gi berhasil melawan semuanya, mata yang dingin menatap Ri Jin lalu berjalan mendekatinya, Ri Jin terlihat panik dan berteriak “Di belakangmu!” Ketua preman langsung memukul kepalanya, Seu Gi seperti jatuh melemah.
Di dalam club, DJ sedang menyapa semua tamu yang datang.
“Semuanya, apa kalian ingin lebih? Apa kau siap? Apa kau siap?” teriaknya
Semua orang yang datang pun berteriak, DJ mulai memainkan musiknya, sementara di luar Seu Gi yang diawal melemah malah terlihat kuat dan menatap kembali si preman dengan senyumannya. Ri Jin kaget karena Seu Gi sebegitu kuatnya.
Seu Gi memberikan beberapa kali pukulan dan tendangan, akhirnya si preman pun pingsan tak berdaya. Matanya kembali melirik pada Ri Jin, lalu berjalan mendekatinya.
“Kenapa kau begitu padaku?” tanya Ri Jin dengan wajah ketakutan
“Kau yang memanggilku.” jawab Seu Gi
Ri Jin binggung dan mengatakan kalau ia tak memangilnya sama sekali. Seu Gi mengatakan sudah sejak tadi Ri Jin memanggilnya. Sambil berjalan mundur dan sedikit panik, Ri Jin mengatakan mereka itu tak saling mengenal sebelumnya.
“Tidak apa-apa. Kau mengenal aku sekarang.” ucap Seu Gi dengan tatapan dinginnya.
“Permisi.... tapi maaf... Aku tidak suka pria dingin, kasar, dan liar.” jawab Ri Jin panik.
“Tidak apa-apa. Aku tetap menyukaimu.” balas Seu Gi
“Kenapa dia tetap bilang tidak apa-apa. Aku yang tidak baik-baik saja.” ungkap Ri Jin semkain panik.
Dengan tatapan mata dinginnya, Seu Gi mengajak Ri Jin bermain bersama selagi ia harus mengurus hal-hal yang menyebalkan. Ri Jin binggung karena untuk apa ia melakukannya, Seu Gi mengatakan kalau Ri Jin yang telah memangilnya.
“Aku tidak memanggilmu! Bisakah kau tidak mengikutiku? Jangan mengikutiku! Jangan!” teriak Ri Jin panik sambil menghentakan kedua kakinya bergantian.
Saat itu juga, Seu Gi berhenti mengikutinya, Ri Jin yang panik menyuruh Seu Gi yang tidak boleh bergerak.
“Ahh... Benar. Kau anak pintar. Sekarang, berbaliklah perlahan.” perintah Ri Jin dengan jari telunjuknya.
Seu Gi mengikutinya perintahnya, Ri Jin sempat binggung. Tapi ia berusaha tetap menyuruh Seu Gi diam dan prilaku baik. Setelah itu ia buru-buru kabur menaiki tangga, terlihat senyuman dingin Seu Gi dari depan.
Ri Jin berlari di trotoar sambil berteriak memanggil taksi, setelah berhasil masuk ke dalam taksi dengan nafas terengah-engah, ia meminta sopir dengan kecepatan penuh pergi kerumah sakit Kangsan.
Taksi melaju dengan kecepatan tinggi, dibelakang ada motor yang berjalan menyalip mobil yang ada didepannya.
“Seseorang mengikuti kami...” ucap sopir taksi.
Ri Jin melihat kearah belakang ada motor yang mengikutinya, ia berteriak kalau pria itu sudah gila. Ri Jin berusaha untuk menyembunyikan wajahnya dengan menurunkan badannya di kursi, tapi saat ia melirik ke jendela Seu Gi sudah ada di sampingnya.
Seu Gi yang menaiki motor besar dan helm hitamnnya memberikan kedipan mata dan juga senyuman dingin. Ri Jin berteriak histeris karena pria kasar yang baru di temuinya itu terus mengikutinya.
Rumah Sakit Kangsan.
Ri Jin turun dari taksi, Seu Gi pun memarkir motornya tepat di depan pintu. Ri Jin berusaha masuk ke dalam rumah sakit tapi ia berhenti melangkah dan berteriak menyuruh Seu Gi berhenti. Seu Gi membuka helmnya dan berjalan mendekat.
“Jangan bergerak!” teriak Ri Jin tapi tetap saja Seu Gi mendekatinya. Ri Jin ingin kabur tapi Seu Gi sudah meraih tangannya.
“Aku tak mau bermain binatang peliharaan sekarang. Selagi aku sudah bermain bersamamu, kau harus bermain bersamaku sekarang.” ucap Seu Gi dengan tatapan dingin
“Kenapa kau terus memintaku bermain bersamamu? Apa yang akan kita lakukan? Apa kita bermain senar atau batu?” tanya Ri Jin binggung
“Kita bisa memikirkannya sambil jalan. Aku tidak punya waktu sekarang.” jelas Seu Gi
Ri Jin merasa Seu Gi itu berpikir dirinya adalah orang yang punya waktu banyak, ia mengatakan kalau dia adalah orang sibuk. Seu Gi mengatakan kalau ia dalah orang yang berbeda dan ia sendiri tak tahu akan muncul kapan lagi. Seu Gi menarik tangan Ri Jin mendekati motornya.
“Tidak... apa ini? Apa dia tahanan yang kabur dari penjara? Apakah mungkin kau seharusnya di penjara?” pikir Ri Jin menduga-duga, Seu Gi langsung memasangkan helm pada Ri Jin.
“Tempat itu lebih sempit seribu kali lipat dari penjara dan lebih sulit untuk kabur.” jelas Seu Gi yang mengajak Ri Jin untuk naik motor dan pergi.
Ri Jin membuka helmnya lalu menghela nafas, meminta Seu Gi untuk berhenti karena ia benar-benar harus ke rumah sakit lalu mengembalikan helmnya. Seu Gi menarik mencoba untuk memakaikan kembali helm.
“Kenapa kau terus begini? Aku tidak menyukai bajingan sepertimu!” teriak Ri Jin kesal dengan tangannya mendorong helm Seu Gi
Terlihat darah yang mengalir dari kepala Seu Gi, Ri Jin kembali menhela nafas dan sepertinya ia tak tega, lalu menaruh helm diatas motor dan menarik Seu Gi untuk masuk ke dalam. Seu Gi menahan Ri Jin untuk masuk ke dalam.
“Aku sangat tidak suka rumah sakit.” ucap Seu Gi dengan tatapan dinginnya, Ri Jin terlihat masa bodo lalu menariknya masuk.
Ri Jin sudah mengunakan sarung tangan dan jas dokternya, ia mempersiapkan segala peralatan, Seu Gi duduk di atas meja rawat dengan darah yang mengalir menatap punggung Ri Jin dengan tatapan nakal yang dingin.
“Bukalah bajumu. Saat aku melihatmu berkelahi, kau banyak berdarah. Aku akan melihat lukamu.” perintah Ri Jin
Ri Jin membalikan badannya, ia berteriak histeris melihat Seu Gi yang sudah melepas semua bajunya.
Dari luar ruangan, beberapa dokter berusaha menguping apa yang terjadi di dalam. Salah seorang dokter berbisik kalau mereka seharusnya masuk ke dalam, tapi menurut dokter lainnya mendengar dari teriakan Ri Jin merasa kalau Ri Jin itu menyukai apa yang terjadi didalam.
“Pakai celanamu! Aku tak bilang untuk melepas semuanya!” teriak Ri Jin berteriak histeris sambil menutup matanya.
“Kau bilang untuk melepas pakaianku. Apa harus kupakai kembali?” tanya Seu Gi dingin, Ri Jin semakin berteriak histeris.
Seu Gi sudah duduk dengan memakai kaos hitamnya, matanya terus saja menatap Ri Jin yang mengambil kapas berisi betadine dengan capitan dokter. Ia mengobati luka yang ada didahi, mata Seu Gi terus menatapnya. Ri Jin yang terlihat risih menyuruh Seu Gi untuk melihat kebawah. Seu Gi pun menurut dengan menurunkan matanya.
Ri Jin menempelkan perban di dahi, Seu Gi meihat nama di jas Ri Jin “Departemen Psikologi Oh Ri Jin”
“Kau seorang psikiater? Itu hal buruk... Kau dan aku memiliki takdir yang buruk.” komentar Seu Gi dingin.
“Astaga! Apa kau baru menyadarinya sekarang?” ungkap Ri Jin kesal sambil membereskan semau alatnya.
Seu Gi melihat ponsel yang ada di kantung jas Ri Jin dan langsung mengambilnya. Ri Jin berusaha mengambilnya tapi Seu Gi tetap saja berjalan sambi menelp. Ri Jin berusaha mengambil dari tangan Seu Gi.
“Lihat, ini namaku.” ucap Seu Gi yang ada di dalam ponsel Ri Jin lalu ia meminta Ri Jin untuk mengingatnya sampai ia meninggal lalu mengembalikan ponselnya
Ri Jin mengambil ponsel dari tangan Seu Gi seperti merasa ketakutan dan merinding
“Maaf.. Shin Seu Gi. Aku beritahu berkali-kali kau bukanlah tipeku.”tegas Ri Jin
Seu Gi menarik Ri Jin lebih dekat lagi, matanya terus menatap Ri Jin yang membuat Rin Jin sedikit gugup.
“Ingatlah. Orang yang punya wajah sama tapi memiliki nama berbeda adalah palsu. Hanya ada satu Shin Seu Gi yang punya wajah ini. Hanya aku seorang. Jadi kau harus mengingat tatapan mataku.” ucap Seu Gi yang terus menatap Ri Jin
Ri Jin ikut menatap Seu Gi dengan binggung dan terlihat sedikit terhayut, setelah itu ia sadar mencoba melepaskan tangan Seu Gi. Lalu ia menyuruh Seu Gi pergi karena ia sudah selesai mengobatinya lalu buru-buru pergi keluar ruangan
Dengan sandal karetnya, Ri Jin berlari dengan wajah ketakutan. Seu Gi tetap saja mengikutinya, Ri Jin melihat dari kejauhan ada dokter yang lainnya, ia berteriak memanggil Dokter Park.
“Adakah yang bisa kubantu? Haruskah aku menggantikan waktu kerjamu atau membantu membuat esai?” tanya Ri Jin dengan nada panik
“Lihat bagaimana orang ini menggunakan otaknya. Kenapa kau baru datang sekarang?” ucap Dokter Park sambil memberikan pukulan kecil pada kepala Ri Jin.
“Kau bahkan kehilangan pasienmu! Mulai sekarang, ketahuilah bahwa kau tak boleh keluar sementara waktu.” teriak Dokter Park
Tiba-tiba ia di cekik oleh Seu Gi, dokter Park yang binggung dan kesulitan bernafas melirik Ri Jin.
“Kau ingin mati. Bisakah aku membawanya keluar sementara waktu?” tanya Seu Gi dengan tatapan dingin dan tangan yang terus mencekik Dokter Park.
Dengan terdesak, Dokter Park memperbolehkan Ri Jin untuk pergi bersama Seu Gi, Ri Jin kaget karena dengan gampang Dokter Park mengizinkanya begitu saja. Seu Gi langsung melepaskan cekikannya. Dokter Park langsung terbatuk-batuk karena kekurangan nafas.
Seu Gi menatap dokter Park dengan mata dinginnya, dengan wajah tersenyum Dokter Park menyuruh Ri Jin untuk bersiap-siap karena Seu Gi sudah menunggunya.
“Pakailah makeup yang cantik dan pakai pakaian cantik. Kau tak perlu datang hari hari ini.” ucap Dokter Park menarik Ri Jin untuk pergi menganti pakaianya.
Terlihat di leher Seu Gi sebuah tatto merah sebagai tanda kalau ia sedang berubah dari Do Hyun menjadi Seu Gi, si preman. Wajah Seu Gi tersenyum, ia mengeluarkan ponselnya lalu menuliskan nama Oh Ri Jin dalam ponselnya.
Ponselnya berdering, terlihat nama Ketua Ahn Gook yang ada di layar ponselnya, Seu Gi sempat membiarkan begitu saja setelah itu ia mengangkatnya.
“Ya, pak Kepala Ahn Gook, apa ada masalah?” tanya Seu Gi dengan senyuman dinginnya.
“Aku menemukan Dokter Scottfield.” ucap Ketua Ahn Gook
Seu Gi tersenyum sambil berjalan menanyakan rumah sakit tempat praktek dokter Scottfield, lalu ia melihat papan nama yang ada di atas rumah sakit, dengan tulisan “Rumah Sakit Kangsan”
Video saat Do Hyun membuat kesaksian di putar di layar komputer.
“Aku menyadarinya untuk pertama kalinya bahwa saat itu, ada monster dalam diriku. Bajingan itu bernama Shin Seu Gi. Usianya sama denganku dan Dia sangat kasar dan memiliki kepribadian liar.”
Dokter Seok Hoo Pil sedang menonton video dengan mata memincingkan matanya mendengar cerita kesakisan Do Hyun. Terdengar bunyi ketukan punti, Seu Gi seperti sudah kembali menjadi Do Hyun.
Eyelinernya sudah dihapus dan ia memberikan senyumannya saat masuk ke dalam ruangan Dokter Seok. Wajah Dokter Seok tersenyum bahagia melihat Do Hyun yang datang menemuinya.
Do Hyun menjabat tangan Dokter Seok yang sudah lama tak bertemu, Dokter Seok menyambutnya dengan senang dan sudah menunggu telp darinya, ia tertawa karena senang bertemu dengan Do Hyun yang sudah lama tak bertemu begitu juga dengan Ketua Ahn.
“Apa kau benar-benar senang melihatku?” tanya Do Hyun sambil tersenyum bahagia
“Ya, aku senang. Ceritakan padaku.” ucap Dokter Seok
Suara Do Hyun berubah menjadi dingin dan matanya kembali menjadi Seu Gi, ternyata tadi ia hanya berakting menjadi Do Hyun untuk bertemu dengan Dokter Seok. Seu Gi bertanya untuk apa dia senang. Dokter Seok melotot binggung, seperti sudah bisa mengenali kalau itu bukan Do Hyun tapi Shin Seu Gi.
Ketua Ahn sedang menyetir mobil sendirian, ia mengingat ucapan Do Hyun saat menelpnya untuk berpikir dengan hati-hati.
“Masuk duluan Ketua Ahn. Aku akan bertemu Dokter Park setelah rapat.” ucap Do Hyun
Ketua Ahn seperti khawatir dengan Do Hyun akhirnya memutar balikan mobilnya.
Do Hyun yang sedang berubah menjadi Seu Gi menginjak kacamata Dokter Seok yang tergeletak di lantai. Ruangan Dokter Seok terlihat berantakan, Seu Gi duduk di meja sambil memegang pisau kecil ditangannya.
“benda ini Bukankah keren? Jika kuberikan ini pada Yoo Sub sebagai hadiah. Kau tahu Yoo Sub, kan?” ucap Seu Gi
“Dia adalah seorang remaja 17 tahun yang hidup dalam tubuhmu, kan?” jawab Dokter Seok
Seu Gi mengatakan jawaban Dokter Seok itu tepat kalau Yoo Sub adalah orang yang terobsesi untuk bunuh diri. Lalu ia akan memberikan hadiah pada Yoo Sub karena ia hanya diam saja selama ini tapi sebelumnya ia akan mengunakan pisau itu pada Dokter Seok, Seu Gi menatap Dokter Seok seperti pembunuh berdarah dingin.
Dokter Seok bertanya apa sebenarnya yang ingin dikatan Seu Gi, dengan tatapan dinginnya Seu Gi menilai orang – orang seperti Dokter Seok adalah orang-orang yang ingin menyingkirkan mereka dan ingin menganggunya serta menghalangi jalannya.
“Jika Tuan Cha tidak menyerah untuk pengobatan, apa yang akan kau lakukan?” tanya Dokter Seok sinis
“Maka kau harus pergi.” ucap Seu Gi memegang dagu, Dokter Seok lalu mendorongnya dengan kasar.
“Buat Cha Do Hyun tertidur. Jadi dia tidak akan bangun...selamanya.” bisik Seu Gi dengan nada mengancam
Dokter Seok mengatakan kalau itu sangat mustahil, Seu Gi lansung mencekik Dokter Seok lalu mengancam untuk menutup mulutnya, Dokter Seok mulai merasakan kehabisan nafas dan melemah karena cekikan Seu Gi sangat kencang.
“Aku adalah aku, Bukan Cha Do Hyun tapi Shin Seu Gi.” ucap Seu Gi dingin
Dia juga akan membuat si pria untuk terus mengingat masa lalu yang terlupaan kemudian Yoo Sub akan mengunakan hadiah terbaik yang sudah ia persiapkan. Mata Dokter Seok seperti mulai kesusahan bernafas.
“Jika kami mati, Cha Do Hyun akan mati dan menghilang bersama kami.” ucap Seu Gi terus mencekiknya.
Dokter Seok merasakan kesulitan bernafas dan seperti ingin mati. Seu Gi mengatakan kalau orang-orang seperti Dokter Seok itu sangat menyedihkan. Lalu ia tiba-tiba tersadar dan berteriak seperti kesakitan.
Tangannya seperti melemah mencekik Dokter Seok, matanya terlihat memberikan kilatan. Gambar yang ada dibagian belakang lehernya menghilang, Do Hyun mulai tersadar. Tangannya bergetar, lalu ia mencoba membangunkan Dokter Seok.
Ia mencoba kembali mendudukan Dokter Seok, menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Dokter Seok memcoba untuk kembali bernafas dan terbatuk-batuk memberitahu Seu Gi datang. Do Hyun kebingguan melihat tangannya dan terduduk dengan lemas.
Sebuah cangkir di isi teh hangat, Dokter Seok menuangkan teh untuk Do Hyun dan juga untuknya. Mereka sudah duduk di depan meja bersama, mata Do Hyun berkaca-kaca menanyakan keadaan Dokter Seok.
Terlihat dahi Dokter Seok yang terpelester, dengan wajah tersenyum ia mengatakan dirinya baik-baik saja, sambil memperlihatkan lehernya itu tebal dibanding orang lain. Dokter Seok membanggakan dirinya sebagai “Toad berleher tebal”, Do Hyun mencoba untuk tersenyum.
“Aku pikir Se Gi bertambah kuat. Aku sedikit binggung membicaraannya, Meski aku tak bisa memutuskannya segera. Dia ingin menjadi pemilik seluruh kepribadian, termasuk dirimu.” ucap Dokter Seok dengan wajah khawatir.
“Apa dia bilang ingin menyingkirkanku?” tanya Do Hyun
“Dia memintaku untuk membuatmu tidur sehingga kau tak bangun selamanya. Ini sudah jelas memiliki tujuan, dan tujuanya membuat dirinya semakin kuat. Tapi dia bilang sesuatu yang mengesankan, Seu Gi bilang bahwa dia bertemu cinta pertamanya atau apapun itu?” cerita Dokter Seok.
Do Hyun bertanya apakah mungkin kepribadian lain yang ada di dalam dirinya itu jatuh cinta.
Do Hyun berjalan keluar dari ruangan dengan tangan terlipat di dada, Dokter Seok mengatakan sebelumnya kalau dugan kepribadian lainnya jatuh cinta itu mungkin saja.
“Namun, kasus dengan kepribadian kasar sepertinya dia bisa berbuat kesalahan dan terobsesi dengan orang yang dicintanya. Juga, dalam kasusnya dia tidak bisa mengerti hati orang lain. kasih sayang itu bisa berubah menjadi kekerasan.” jelas Dokter Seok
Do Hyun terlihat benggong dan menyandarkan tangannya, Dokter Seok mengatakan dengan keadaan seperti ini maka orang lain itu bisa dalam bahaya. Do Hyun mengingat terakhir kali ia ada disebuah club melihat Chae Yeon yang berbisik pada Ki Joon.
Lalu ia mengingat kembali kalau Seu Gi itu mengatakan menemukan cinta pertamanya. Do Hyun berpikir kalau wanita itu adalah Chae Yeon.
Ri Jin berdiri di depan lobby dengan jepitan rambut supaya terlihat cantik, melonggok mencari-cari seseorang. Saat ada orang yang datang, ia mengeluarkan ponselnya dan pura-pura menelp ibunya. Setelah orang itu menjauh, ia pun menurukan ponselnya begitu saja.
“Ah, sungguh menyebalkan! Kenapa dia tidak keluar? Aku jadi bertemu dengan semua orang.” keluh Ri Jin.
Matanya melihat Do Hyun yang baru turun dari eskalator sambil berlari, Ri Jin mengangkat tangan untuk menyapanya. Tapi Do Hyun tetap berlari sambil menelp seseorang. Ri Jin memanggilnya lalu keduanya bertemu di tengan.
Ri Jin memperlihatkan senyumannya dan gaya centilnya, Do Hyun terlihat binggung dengan sikap Ri Jin, lalu berkata kalau sebenarnya ia tak sopan untuk mengatakan itu tapi ia ingin tahu siapa wanita yang ada di depannya.
“Meskipun itu tidak sopan, kau siapa??” teriak Ri Jin kesal mengulang ucapan Do Hyun karena pria itu lupa dengan dirinya yang sebelumnya mengajak mereka jalan bersama
“Maksudku... jika kau tahu itu tidak sopan, kenapa kau tanya?” umpat Ri Jin kesal.
Do Hyun benggong, ia mengingat terakhir kalau bertemu dengan Nyonya Husky yang mengatakan kalau Ri Jin itu wanita berbahaya dan maniak. Dengan mulut melonggo, ia bersyukur karena Ri Jin bisa kembali ke rumah sakit dengan selamat.
“Ini Melegakan, jadi Kuatkanlah dirimu. Tapi aku harus pergi ke suatu tempat, ini penting. Maafkan aku.” ucap Do Hyun terburu-buru.
Ri Jin mencoba menahan Do Hyun karena sikapnya itu hanya begitu saja. Do Hyun terliha binggung apa sebenarnya yang dinginkan olehnya.
“Aku tak ingin mengatakan ini, Tapi di klub, kaulah orang yang mengikutiku dan bilang kau menyukaiku!” cerita Ri Jin berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Do Hyun mengingat saat di club ia berusaha untuk menenangkan Ri Jin yang ingin menangkap Nyonya Husky, ia meminta Ri Jin untuk sabar dan memdengarkan ucapannya. Do Hyun menghela nafas, mengerti apa yang di maksudh oleh Ri Jin.
“ Ahh... Ternyata kau salah paham.” ucap Do Hyun dengan wajah tak enak hati. Ri Jin langsung berteriak histeris kesal.
“Maafkan, apabila seseorang yang sudah tersakiti, aku membuatmu lebih menderita” ucap Do Hyun
Ri Jin makin kesal karena Do Hyun menganggap dirinya itu orang sakit, Do Hyun mengatakan dirinya itu sangat mengerti sulit karena harus tinggal dirumah sakit, tapi ia berharap supaya Ri Jin bisa mengatasinya dan menguatkan dirinya. Ri Jin semakin binggung melihat sikap Do Hyun berubah.
“Kuatkanlah dirimu.. Tapi aku sungguh harus pergi, jadi aku sungguh minta maaf. Aku sangat menyesal. Maafkan aku.” ucap Do Hyun sopan membungkukan badannya.
Do Hyun keluar dari rumah sakit dengan membungkukan kepalanya, Ri Jin masih melotot binggung, lalu ia tersadar sepertinya dirinya itu sudah di campakan begitu saja oleh Do Hyun. Ia berteriak kesal kembali masuk ke dalam rumah sakit.
Do Hyun berlari keluar dari rumah sakit, ia berusaha memberhentikan taksi tapi dinaiki orang lain. Sebuah mobil putih berhenti di depannya, Do Hyun seperti kenal dengan orang yan mengendarainya.
Ketua Ahn keluar dari mobil, Do Hyun langsung bertanya keadaan Ketua Ahn. Dengan wajah binggung, Ketua Ahn bertanya apa sebenarnya yang terjadi dengan Do Hyun yang penuh dengan luka.
“Seu Gi mengancam profesor.” ucap Do Hyun, Ketua Ahn terlihat binggung.
Do Hyun akan menceritakan semuanya dengan detail tapi ia butuh mobil sekarang. Lalu buru-buru masuk ke dalam mobil, Ketua Ahn yang ingin masuk kembali ke dalam mobil, di tinggalkan begitu saja oleh Do Hyun yang sudah melajukan mobilnya.
Ri Jin masuk ke dalam toilet dengan wajah kesal, sambil menghela nafas mengingat saat melihat mata Seu Gi sebelumnya.
“Ingatlah... waktu saat aku jatuh cinta padamu.” ucap Seu Gi
Sepertinya Ri Jin berusaha untuk melupakan, mengeluarkan odol dan sikat giginya. Ia membuka jaketnya dan mengantinya dengan jas dokter, setelah itu mengosok giginya dengan cepat. Setelah berkumur lalu membuangnya, ia teringat saat kembali bertemu Do Hyun di lobby setelah menunggunya.
“Oh ya, Jadi karena itu kau salah paham.” ucap Do Hyun
Ri Jin berteriak kesal karena sikap pria yang ia temuinya itu berubah hanya dalam beberapa jam saja.
Do Hyun menyetir mobilnya dan sempat menganti pakaiannya seperti Do Hyun sebelumnya. Ia mencoba menelp Chae Yeon dengan wajah khawatir, setelah beberapa kali menelp akhirnya Chae Yeon menangkatnya.
“Hei, Cha Do Hyun, kau pergi kemana tadi?” ucap Chae Yeon. Do Hyun terlihat khawatir memanggil nama Chae Yeon.
***
Chae Yeon membuka pintu rumahnya melihat Do Hyun sudah menunggu di depan. Melihat luka di dahi Do Hyun, Chae Yeon menduga Do Hyun itu baru saja berkelahi. Ia tak percaya, karena ia pikira Do Hyun itu siswa baik yang hanya mengunakan kepalan tangannya untuk merebut pensil.
“ Ternyata...Kau bahkan tahu bagaimana untuk menghajar orang?” komentar Chae Yeon lalu tangannya ingin menyentuh luka di dahi Do Hyun.
“Ada sesuatu yang harus aku katakan.” ucap Do Hyun menahan tangan Chae Yeon sebelum menyentuh dahinya.
Chae Yeon bertanya apakah itu penting, Do Hyun berharap Chae Yeon bisa menanggap kalau yang ia katakan itu penting. Chae Yeon mempersilahkan Do Hyun untuk berbicara.
“Mulai sekarang, jika aku mengagetkanmu dengan kata-kata dan tindakan yang seakan bukan diriku, abaikan saja” ucap Do Hyun memperingatkan. Chae Yeon terlihat bingung.
“Jika aku memperlakukanmu dengan buruk atau mengunjungimu tengah malam, atau meneleponmu untuk keluar, atau melewati batas, itu bukan aku.”ucap Do Hyun kembali.
“Apa kau mabuk Do Hyun?” dugaan Do Hyun.
“Jika seseorang yang memiliki wajah sepertiku tapi namanya berbeda. atau melakukan hal yang tak biasa kulakukan, itu bukan aku. Menjauhlah semampumu. Jika dia tak membiarkanmu lari, pukul saja dia. Kau bisa memukulku sampai aku pingsan.” ucap Do Hyun
Chae Yeon tertawa mendengar ucapan Do Hyun, terdengar suara memanggil Chae Yeon menanyakan botol wine mana yang ingin di buka. Do Hyun tersadar, Chae Yeon sedang bersama pria di dalam rumahnya.
“Aku sedang minum wine bersama Ki Joon. Kau mau ikut?” ajak Chae Yeon
“Oh, tidak perlu. Aku pergi saja” ucap Do Hyun menolaknya.
Do Hyun berjalan pergi, tapi ia berhenti memanggil Chae Yeon. Ia membahas tentang hari natal waktu itu, lalu mengucapkan terimakasih karena sudah menelpnya. Ia merasa dengan telp Chae Yeon itu sudah membuatnya hangat dan sangat bahagia.
Wajahnya tersenyum pada Chae Yeon lalu berjalan pergi, Chae Yeon masuk ke dalam rumah. Do Hyun yang terdiam didepan mobilnya mengangkat wajahnya terlihat air matanya tergenang. Ia berjalan masuk ke dalam mobil, Chae Yeon melihat dari pintu kepergian Do Hyun.
Ki Joon menuangkan wine dan berteriak pada Chae Yoon yang baru saja masuk, kalau ia adalah wanita yang tidak punya rasa takut.
“Setelah bersamaku dengan gaun mandi, bagaimana mungkin kau mengundang Do Hyun?” ucap Ki Joon dengan rasa cemburu.
“Siapa orang yang berteriak duluan?” sindir Chae Yoon.
“Ini adalah pertarungan antara pria. Seperti anjing yang sedang melolong.” jelas Ki Joon
Chae Yeon mengoda Ki Joon kalau sekarang ini mengganggap dirinya itu miliknya. Ki Joon melihat Chae Yeon itu menikmati dengan keadaan seperti ini.
“Cinta murni seorang pria adalah mimpi para wanita.” komentar Chae Yeon
“Apa Do Hyun tahu bahwa kau adalah seekor rubah?” ucap Ki Joon sinis
“Jika dia tahu, aku yakin dia akan lebih tertarik. Itu lebih seksi daripada konsep persahabatan anak-anak.” balas Chae Yeon lalu melakukan cheers bersama, Ki Joon hanya mengeleng-gelengkan kepala dengan tersenyum.
Do Hyun kembali menyetir mobilnya, dipikirannya teringat dengan ucapan Dokter Seok yang melihat Seu Gi itu semakin kuat. Ia teringat saat Chae Yeon berusaha memegang Dahinya dan ia menahannya.
“Dia pasti memiliki sebuah tujuan, yaitu Tujuan membuatnya semakin kuat.” ucap Dokter Seok
Do Hyun seperti membayangkan dirinya menjadi seorang Seu Gi yang mencekik Dokter Seok meminta Cha Do Hyun untuk tidur selamanya sampai tak bisa tidur lagi. Setelah itu ia tersadar dengan kembali menjadi Do Hyun.
Ia menangis, karena keadaannya ini sangat menganggunya. Lalu ia memberhentikan mobilnya memukul stir meluapkan rasa kesalnya. Tangannya lalu mengeser kaca spion terlihat hanya matanya yang ada di kaca spion.
“Dengar Shin Seu Gi. Jika kau menyentuh teman-temanku, kau mati. Kau mengerti? Aku lebih baik mati untuk menyingkirkanmu.”
Jika aku tidak hidup, maka kau juga tidak akan hidup. Jika kau tambah kuat, aku akan semakin kuat! Kau mendengarku, Shin Seu Gi? Kau mendengarku, brengsek?” teriak Do Hyun seperti mengajak bicara pada Seu Gi yang ada dalam dirinya.
Ia menangis sesungukan sambil mengumpat, sepertinya ada rasa kecewa dalam dirinya karena memiliki kepribadian ganda.
Do Hyun kembali ke rumah, Ketua Ahn sudah menunggunya. Do Hyun membuka jasnya dan berkata mulai sekarang akan memulai untuk memimpin perusahaan jadi ia meminta Ketua Ahn untuk memperlihtakan rencana perusahaan tahun depan begitu juga profile pekerja dan para selebiri yang mereka gunakan.
“Apa kau memutuskan untuk tinggal disini?” tanya ketua Ahn binggung
“Jika dia punya tujuan, bahkan jika aku kembali ke Amerika, dia akan naik pesawat lagi kesini. Maka hanya ada satu solusi. Aku takkan kabur.” jelas Do Hyun mencoba melawannya.
Ia berjalan ke depan jendela menatap dirinya, ia merasa harus menghadapinya secara langsung.
Do Hyun mulai memainkan tabnya, melihat struktur organisasi, Ketua Ah mulai menjelaskan dengan proyektor pada Do Hyun.
“Tujuan pendekku adalah jadwal pertemuan selama tiga bulan. Sampai saat itu, aku ingin tak ada apapun yang bisa terjadi padaku.” ucap Do Hyun
Do Hyun melihat semua penjelasan yang diberitahu ketua Ahn dengan wajah serius.
Do Hyun yang terbaring tidur, membuka matanya. Ia mengatakan dirinya butuh sebuah teknologi baru yang bisa melihat dirinya dan mengontrolnya. Ia melihat jam tangannya yang terpasang walaupun sedang tidur, Ia bangun tepat jam 6.50 pagi, lalu turun dari tempat tidurnya.
“Saat aku tidur, aku akan mengunci diriku sendiri dalam rumah.”
Ia berjalan sambil berbicara dengan jamnya, “8 Januari 2015, bangun pukul 6:50 pagi.” Selesai mandi dan berpakain ia keluar dari kamarnya.
“Saat aku bangun, aku memastikan kamera CCTV memantauku.”
Do Hyun melihat CCTV yang bergerak memantau kemana ia melangkah dirumahnya, matanya juga melihat kesudut lainnya tempat CCTV di pasang. Setelah itu ia mulai latihan jam 7 pagi, ia sudah berlari diatas treadmill.
“Aku butuh sebuah ruangan untuk latihan. Ketika aku stres atau merasa takut, maka mereka bisa menyerangku. Aku perlu mengontrol emosi dan kondisiku.”
Ia berlatih dengan mengangkat kakinya ke atas lalu menahannya, tidak lupa ia juga berlatih mengangkat beban untuk menghilangkan rasa stress yang akan membuat dirinya bisa kembali menjadi Seu Gi.
Do Hyun menekan tombol seperti kunci mobil, di depannya terbuka seperti lift. Di dalam ruangan ada banyak monitor CCTV untuk mengontrol dirinya dalam rumah.
“Terakhir, aku butuh seorang psikiater rahasia. Kemarin Seu Gi menyerang profesor, akan berbahaya untuk memintanya mengobatiku, Aku ingin Mencari seorang psikiater rahasia yang bisa menggantikannya.Tapi, dia harus orang yang bisa menjaga rahasia ini hingga mati.”
Ia masuk ke dalam ruangan, melihat semua monitor seperti melihat kembali apa yang terjadi dimalam sebelumnya, wajahnya tersenyum melihat dirinya yang terekam dalam kamera CCTV.
Bersambung ke Part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Wah,Mbak Dyah buat sinopsis KMHM juga to? Aish, saya belum bisa move on dari film ini. #maap numpang komen karena biasanya cuma numpang baca.
BalasHapus