PS : All
images credit and content copyright : SBS
“Kebenaran yang tak
dapat divonis oleh hukum yang berlaku. Kebenaran yang
tidak memiliki pilihan selain mengandalkan nurani. Aku mengejar kebenaran... untuk mendapatkan
permintaan maaf yang tulus.”
Dokter Jin mengoperasi Nenek Kang dengan assiten Dokter Kim,
lalu melihat tumor di bagian perut Nenek Kang lebih
besar dari yang diperkirakan. Dokter Kim yang memegang bagian kamera seperti
bergerak-gerak, Dokter Kim memarahinya agar memegang kamera tetap
stabil. Dokter Kim mengerti tapi sepertinya tak bisa memegang
dengan benar.
“Hei... Apa kau sedang mabuk!!! Jangan
berani melangkahkan kaki ke ruang operasiku.” Ucap
Dokter Jin lalu menyuruh orang lain untuk mengantikanya., Dokter Kim pun
meminta maaf
Dokter lain memberitahu kalau pasien mengalami
pendarahan, Dokter Jin meminta Suction dan Tambah pasokan darah. Grafik pun mulai tak beraturan di layar, kantung darah
mulai di gantung. Dokter lain merasa Dokter Jin harus
membedah area perutnya. Dokter Jin hanya diam saja
seperti masi berusaha. Grafik lurus terlihat, Dokter memberitau Pasien
mengalami shock dengan tekanan
darahnya turun drastis.
Dokter Jin memutuskan untuk membeda perut Nenek Kang,
tapi baru saja membedahnya, Dokter melihat monitor kalau pasien mengalami gagal jantung. Dokter Kim terlihat berusaha menekan tubuh Nenek Kang
agar mengembalikan detak jantungnya, Dokter Jin terlihat sedih saat mengetahui
pasienya meninggal dunia di meja operasi.
“Aku tidak tahu
bagaimana hidupku akan berubah... saat aku menemukan kebenarannya.”
[RS GUKIL - RAPAT KOMITE DISIPLIN]
Dokter Jin memulai rapat disiplin
mengenai Dr. Yoo Hye Jung selaku
dokter penanggung jawab Ketua Dewan dan
telah membahayakan reputasi RS Gukil akibat kelalaiannya. Hye Jung mengatakan pertama-tama mengucapkan
terimakasih. Di depan terlihat Dokter Kim, Ji Hong dan beberapa pria yang
lainya ada didalam ruangan juga.
“Sebuah kehormatan bagi saya untuk menjadi seseorang yang
cukup berpengaruh terhadap
reputasi rumah sakit ini.” kata Hye Jung
“Kau adalah dokter penanggung
jawab Ketua Dewan, kan?” tanya Ji Hong, Hye Jung membenarkan.
“Kenapa kau sampai tidak merespon saat beliau mengeluh tentang rasa
sakit yang menyerangnya?” tanya Ji Hong
“Saya sedang berada di ruang
operasi pasien aneurisma otak . Saya
meminta rekan sesama fellow untuk menggantikan tugas saya sementara waktu sebelum mulai operasi tersebut.” Jelas Hye Jung
“Kenapa kau menyeret orang lain
dalam masalah ini sekarang? Masalahnya
adalah kau menyerahkan tanggung jawabmu pada orang lain.” Ucap Dokter Jin sinis
Pegawai lain bertanya Apakah Hye Jung harus mengoperasi pasien lain
pada saat itu. Hye Jung memberitahu kalau orang itu merupakan
pasiennya dan aunerisma otak bagaikan
sebuah bom waktu jadi tidak
dapat menunda operasinya. Dokter Kim bertanya apakah
Hye Jun berpikir bahwa tidak melakukan kesalahan apa pun
atas yang terjadi pada Ketua Dewan. Hye Jung
membenarkan kembali mengucap syukur karena para petingg menganggapi dirinya
menjadi orang sepenting itu tapi
menurutnya ia telah memilih keputusan yang tepat.
Perawat Hyun mengeluh kalau tak adil hanya Dokter Yoo
yang mendapat
sanksi disipin. Perawat Yoo juga tahu kalau beberapa
orang menyalahkan
Dr. Jin Seo Woo. Perawat Hyun dengan sinis
Direktur Jin membuat
putrinya keluar dari tanggung jawab.
“Ini tidak adil bagi mereka yang
tidak memiliki orang tua berposisi tinggi.” Ucap
Perawat Hyun geram
“Apa Kau tahu apa sebutannya?” bisik Dokter Ahn, perawat Yoo ingin segera
mendengarnya.
Perawat Hyun memberikan kode, Dokter Ahn membalikan badan
dan dikagetkan dengan Seo Woo sudah ada dibelakanganya. Seo Woo heran dengan suasana aneh yang dirasakan sekarang,
karena tiba-tiba mereka diam. Perawat Hyun mengatakan kalau bukan apa-apa. Seo
Woo melirik bertanya pada Dokter Ahn apa sebenarnya yang terjadi.
Dokter Ahn mengatakan hanya sedang
bersedih karena Dr. Yoo mendapat hukuman. Seo Woo
melirik sinis lalu menyuruh juniornya untuk
Periksa perban Pasien Lee Tae Sik. Dokter Ahn berjalan pergi karena bisa bernafas lega.
Sekertaris ayahnya datang memberitahu Dokter Jin ingin bertemu dengan Seo Woo.
Dokter Jin melihat berkas ditanganya dengan senyuman, Seo
Woo pun mengetuk pintu masuk ke ruangan ayahnya denga wajah cemberut. Dokter
Jin bertanya apakah anaknya masih marah denganya karena selelu menghindarinya.
Seo Woo mengeluh ayahnya yang menggelar rapat komite disiplin.
“Kami sudah selesai mendengarkan
penjelasan orang itu dan akan
memutuskan hukumannya setelah makan siang. Aku akan membahas soal ini saat
kami membicarakan tentang hukuman yang akan dijatuhkan.” Ucap Dokter Jin memperlihatkan berkas pada anaknya. Seo
Woo melihat berkas Hye Jung dan foto saat masih SMA.
“Kenapa kau tidak mengatakan
padaku bahwa Prof. Hong adalah guru SMA-mu dan Dr. Yoo orang yang
bertanggung jawab atas peristiwa kebakaran yang dulu itu?” kata Dokter Jin
“Tolong jangan mengungkit soal
ini. Aku tidak ingin terlibat karena hal
ini.” tegas Seo Woo
“Kenapa tidak mau padahal ini kesempatan yang baik? Aku ingin memberi penghargaan
untukmu. Kau
menjalani masa pelatihan yang sulit.” Tegas
Dokter Jin
Seo Woo bertanya apa arti dirinya bagi sang ayah, karena
merasa Terakhir kali Ayah memberiny tongkat, tapi menurutnya apakah
kali ini wortelnya, dan menegskan tidak
membutuhkan penghargaan apa pun lagi. Dokter Ji
mengaku tidak bisa tidur setelah menamparnya dan anaknya pasti tahu sebesar apa rasa cintanya pada
Seo Woo. Seo Woo meminta ayahnya tak membahas tentang berkas itu, karena itu adalah
kelemahannya.
Dokter Jin kaget, Seo Woo mengatakan kalau ayahnya itu
tak tahu selama ini sudah bergulat dalam rasa sakit karena
hal ini dan mengancam akan bunuh diri kalau ayahnya mengungkit dalam rapat, lalu
keluar dari ruangan. Dokter Jin hanya diam saja melihat anaknya yang pergi.
Hye Jung membereskan barang-barang diatas meja sambil
melihat foto bersama neneknya. Seo Woo masuk bertanya apakah Hye Jung akan
meninggalkan rumah sakit. Hye Jung mengatakan akan
mendapatkan hukuman disipliner jadi Hanya
mempersiapkan seburuk apa pun itu dan sudah menyiapkan
dirinya sendiri.
“Apakah kau berpikir ini
kesalahanku?” kata Seo Woo, Hye Jung membenarkan.
“Kau menyerahkan pasien itu pada
Yeon Gook, padahal aku meminta bantuanmu. Tapi masalah tidak akan selesai
jika aku berpikir demikian. Jadi
aku tidak akan menyalahkanmu.” Jelas Hye Jung, Seo
Woo bertanya lalu apa pikiranya sekarang
“Aku hanya tidak beruntung saja” kata Hye Jung santai
“Aku sempat ketakutan untuk
beberapa saat. Aku pikir
kau memiliki perasaan sepertiku di masa lalu dan menyalahkanku. Tapi kau berbeda.” Komentar Seo Woo terdengar tenang.
“Apakah kali ini kau terluka
karena aku tidak menyalahkanmu? Apakah
mereka di sekitarmu menyalahkan orang lain dalam situasi seperti ini?” kata Hye Jung
“Ya.... Orang-orang
di sekitarku seperti itu.” Kata Seo Woo sedih
Hye Jung meminta Seo Woo jangan menyalahkan kalau dirinya
itu berbeda dengan orang-orang itu. Seo Woo bertanya apakah ia terlihat menyalahkannya, karena sebenarnya tidak
pernah menyalahkan Hye Jung tapi mengaguminya bahkan beruntung karena sangat
pandai lalu keluar dari ruangan Fellow.
Dokter Jin menopang dagunya di ruangan, wajahnya terlihat
tegang. Tuan Jin masuk ruangan bertanya apakah anaknya menggelar
rapat disiplin, Dokter Jin membenarkan. Tuan Jin
berpikir apaka itu memang perlu dilakukanya karena seharusnya
membiarkan saja hal itu.
“Kita harus menegaskan pada
karyawan dengan memberi contoh melalui kasus ini.”
kata Dokter Jin
“Kau harus berhati-hati. Aku memiliki firasat buruk
tentang situasi ini dan terus
kepikiran akan hal itu. Kita
bertaruh dengan resiko yang besar, saat
menyeret rumah sakit pada pemeriksaan pajak untuk melengserkan Doo Sik.” Jelas Tuan Kim terdengar khawatir
“Tenanglah, Ayah.... Jangan jadi terlalu lemah..Aku tidak akan sampai di posisi
ini jika bukan karena hal itu.” Kata Dokter Jin, Ketua
Jin bisa mengerti dan meminta agar anaknya melakukan yang terbaik.
Dokter Kim kembali memulai rapat memberitahu ada berbagai
macam-macam hukuman disiplin yaitu peringatan, pemotongan gaji,
skorsing dan pemecatan menurutnya dirinya sangat percaya
bahwa peringatan sudah lebih dari cukup untuk Dr. Yoo.
“Bagaimana kita bisa melakukannya
saat Dr. Yoo begitu populer di media? Dia
bahkan tidak menunjukkan sedikitpun penyesalan. Kita harus memecatnya.” Kata Dokter Jin penuh dendam
“Jika kita memecatnya karena ini, maka dia dapat melawan karena hukuman
disiplin yang tidak sebanding dengan kesalahannya.” Jelas Dokter Kim
“Ini adalah masalah bagi
keseluruhan Departemen Bedah Syaraf. Aku tidak merasa kita
perlu mengambinghitamkan seseorang saja.” Kata Ji
Hong
“Apakah kau berkata demikian
karena perasaan pribadimu terhadapnya?” sindir
Dokter Jin
“Bukankah Anda yang mengedepankan
emosi pribadi Anda dalam hal ini.” balas Ji
Hong seperti tahu kalau Dokter Jin itu tak ingin aibnya terbuka. Dokter Jin pun
tak bisa membalasnya.
Dokter Kang mengumpat kesal karena anak buahnya tak
mengangkat telpnya. Dokter Choi masuk ruangan dengan senyuman bertanya apakah
mereka semua sudah makan, Dokter Kang bertanya Apakah
hasil CT Scan Kim Soo
Kyeong sudah keluar, Dokter Choi seperti lupa
dan akan
mengambilnya sekarang.
“Hei... Ponselmu. Kenapa tidak
menjawabnya sama sekali? Kau
membuat departemen kita dalam masalah, Jadi sadarlah! Apa Kau lupa lagi? Dasar berandal. Fokuslah bekerja, bukan pada
webtoon-mu. Apa Kau punya
banyak waktu luang?” ucap Dokter Kang kembali
mengomel, Dokter Choi hanya tersenyum lalu keluar dari ruangan.
“Ini Aneh. Kenapa dia tidak mengatakan
apa-apa?” kata Dokter Kang pada
Dokter Pi.
“Sudahlah... Hentikan saja. Dia pasti merasa hampir mati. Dia begitu memuji Dr. Yoo tapi ia justru menjadi orang yang
membahayakan karir beliau.” Kata Dokter Pi
“Aku akan terus menghukumnya. Mereka terlalu baik. Itulah kenapa kita mendapat
masalah.” Tegas Dokter Kang, Dokter Pi hanya bisa menghela nafas
panjang.
Ji Hong sedang memainkan ponselnya di depan lobby, Dokter
Kim datang menyapanya yang sudah lama tak bertemu. Ji Hong mengatakansudah
menunggu dan merasa senang akhirnya Dokter Kim menghubunginya. Dokter Kim juga merasa senang karena bisa disambut
oleh Ji Hong.
“Terima kasih sudah jauh-jauh
kemari. Apa Kau ingin makan sesuatu? Aku yang akan mentraktirmu” kata Ji Hong. Dokter Kim menolaknya
karena menurutnya Ji Hong itu sudah terlalu baik.
“Aku ingin tahu apakah... penawaran Anda terakhir kali
masih berlaku.” Kata Dokter Kim, Ji Hong dengan senyuman
mengatakn sudah pasti tentu saja.
Hye Jung melihat ponselnya kalau Ji Hong menelpnya dan
langsung mengangkatnya, Ji Hong mengatakan punya dua
kabar, satu baik dan satu buruk dan bertanya apaka
memiliki waktu luang. Keduanya bertemu di ruangan konferensi, Hye Jung meminta
agar Ji Hong mengatakan saja dari berita bagus lebih dulu.
“Kalau begitu aku akan
memberitahumu yang satu itu nanti
saja.” Kata Ji Hong, Hye Jung binggung kenapa tak diberitahu
sekarang saja.
“Hal baik begitu sulit didapat.” Ucap Ji Hong dengan senyumannya.
“Aku berharap pohon permohonan itu
kembali dan merindukan Daddy Long Legs-ku.” Kata Hye Jung merengek, Ji Hong mengatakan tidak ingin kembali. Keduanya tertawa bersama.
“Berita buruknya, Aku akan
memberitahu hasil rapat komite disiplin. Dan Lebih
baik mendengarnya dariku.” Kata Ji Hong, Hye Jung
membenarkan lalu bertanya apa berita buruknya.
“Keputusannya.... Kau kena Skorsing satu bulan.” Kata Ji Hong, Hye Jung merasa itu Lebih
sedikit dari perkiraannya.
Ji Hong memuji Hye Jung itu sangat keren hari ini dan bangga sekali menjadi kekasihmu. Hye Jung juga senang Ji Hong memilih pertanyaan yang tepat jadi merasa tidak ingin ada di sana
hanya untuk menerima hukuman dan ingin
menunjukkan pada semua orang seberapa banyak dirinya
telah tumbuh dewasa. Ji Hong mengangguk
mengerti dan mengatakan untuk kabar baik selanjutnya, harus di
tempat berbeda. Hye Jung setuju, lalu
mengingat dengan pasien Hae Young siapa nanti akan memeriksanya kalau ia tak
ada dirumah sakit.
Dokter Choi memeriksa selang infus milik Hae Young,
terlihat tak ada perubahan sedikit pun. Hye Jung masuk ruangan bertanya apa
yang dilakukan Juniornya karena Hae Young bukan
pasiennya. Dokter Choi merasa pasien Hae Young adalah pasienya
juga dan mereka tidak pernah memilah pekerjaan.
Hye Jung mengejek Dokter Jin itu tidak
perlu merasa menyesal. Dokter Choi memberitahu
IV-nya turun. Hye Jung memberitahu hanya
mendapatkan skorsing satu bulan dan meminta agar
mengurus pasienya dengan baik. Dokter Choi terdiam saat Hye Jung keluar dari
ruangan, lalu melihat ponselnya Dokter Kang yang menelpnya.
Yoon Do menemui Dokter Kang yang sedang mengobrol dengan
Dokter Ahn dan para perawat, dengan wajah bertolak pinggang bertanya
apakah sudah
mengganti perban Lee Soon Jin. Dokter Kang mengatakan
sudah meminta Dokter Choi yang melakukannya.
“Apakah semua orang sedang hobi
mengambil kesempatan belakangan ini? Dia
mengalami infeksi. Lakukan pekerjaanmu dengan benar!” teriak Yoon Do, Dokter Kang langsung tertunduk diam.
“Apa dengan meminta maaf semuanya bisa selesai begitu
saja?” ucap Yoon Doo marah, Dokter Ahn pun memutuskan kaan melakukan dan
buru-buru pergi. Saat itu Dokter Choi baru datang, Dokter Ahn memberi kode
kalau Dokter Choi akan mati.
“Inilah mengapa residen kacau
balau. Yang satu
lupa saat mendapat telepon, sementara yang satu
lagi melarikan diri. Kenapa
semua ini terjadi? Hei... Kang
Kyung Joon. Berani sekali kau menyebut dirimu sendiri Ketua.” Ucap Yoon Do
Dokter Choi melihat seniornya yang dimarahi oleh Yoon Do
lalu mendekatinya mengatakan semua ini kesalahannya dan Dokter Kang itu tidak
melakukan kesalahan. Dokter Kang melirik sinis
menyuruh juniornya itu menutup mulutnya karena berani menyela seniornya, lalu
pamit pergi.
“Kau selalu jadi penyebab aku mendapat
masalah. Apa yang
sudah Aku lakukan sampai membuatmu begitu
kecewa? Darimana
saja kau? Kenapa tidak menjawab teleponmu?” ucap
Dokter Kang memarahi Dokter Choi sambil mendorongnya.
“Aku mengambil hasil CT Kim Soo
Kyeong.” Ucap Dokter Choi
“Kenapa kau baru melakukannya? Aku sudah menyuruhmu daritadi,
tapi kau tidak melakukan apa-apa. Apa
kau sungguh seorang dokter?” kata Dokter Kang,
Dokter Choi hanya diam saja seperti menahan rasa tangisnya. Dokter Kang heran
kenapa juniornya itu hanya diam saja bukan membantah seperti sebelumnya.
“Jika kau tidak bisa lebih baik
lagi, keluar
saja dari sini. Kau
membuat Dr. Yoo diskors. Berapa
banyak lagi yang harus berkorban...” kata
Dokter Kang menyindirnya.
“Bisakah kau berhenti sekarang ?!!!”
teriak Dokter Choi
Yoon Do sempat kaget mendengar Dokter Choi yang
berteriak, begitu juga Dokter Kang. Dokter Choi mengatakan merasa benar-benar
menyesalinya, dan merasa begitu bersalah sampai tak berani
mengatakan apa-apa, menurutnya apa yang bisa
dikatakan selain itu. Ia akhirnya berjalan pergi, tiba-tiba kepalanya terasa
pusing dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
Semua panik langsung melihat Dokter Choi yang tak
sadarkan diri. Yoon Do meminta alat intubasi. Dokter Kang pun segera
mengambilnya. Yoon Do juga meminta Perawat Yoon Periksa
tanda-tanda vitalnya. Kang Soo terlihat masih tak
sadarkan diri.
Hasil CT Scan keluar dan terlihat dilayar, Dokter Pi
seperti tak tega melihatnya. Yoon Do bertanya apa yang bisa dilihat dari CT
Scan itu. Meningioma (tumor otak)
dekat dengan tulang tengkorak
dengan ukurannya cukup besar. Yoon Do membenarkan.
“Lokasinya dekat syaraf optik dan
syaraf motorik. Hal
itu dapat menyebabkan dia buta atau kehilangan rasa di bagian tangan.” Ucap Dokter Kang sedih
“Setelah kupikir, dia sering sekali
minum obat sakit kepala dan Kang Soo benci
sekali dengan rasa sakit.” Cerita Dokter Pi,
Dokter Kang juga ingat Kang Soo yang terlihat mudah lupa.
“Dia bilang kuat minum alkohol, tapi
langsung pingsan saat melakukannya.” Kata
Dokter Kang
“Kalian kenapa ? Apa kalian baru menyadarinya ? Padahal kalian bertiga.” Ucap Yoon Do heran karena kurang perhatian seniornya
pada anak baru. Ketiganya hanya tertunduk diam. Yoon Do bertanya apakah Kang
Soo sudah sadar sekarang.
Kang Soo membuka matanya, melihat didepanya sudah ada
Yoon Do yang bertanya apakah baik-baik saja. Yoon Do langsung menyuruh Kang Soo
berbaring saja tak perlu langsung duduk. Kang Soo tersenyum lalu menutup
wajahnya dengan rasa malu. Dokter Ahn tertawa bertanya apakah Kang Soo merasa malu
harus berbaring dirumah sakit padahal seorang dokter. Kang Soo mengaku sangat
malu sekali.
“Kalau memang kau sakit harusnya bilang sakit. Kau
... sungguh bikin kesal. Kami ini apa dimatamu ?” kata Dokter Pi mulai mengomel, Kang Soo hanya tersenyum
hanya memberikan tanda cinta untuk seniornya.
“Sejak kapan kau sakit ? Apa ini pertama kali kau mengalami
gejala seperti ini ?” tanya Yoon Do, Kang Soo mengatakan tak mengetahuinya.
“Kapan sakit kepalamu dimulai ?” tanya Yoon Do
“Sakit dibagian depan dan dibelakang mataku, mungkin Sakitnya sekitar 7 dari 10.” Jelas Kang Soo memegang bagian matanya,
Dokter Ahn mengatakan kalau mereka itu merasa kesakitan
sekali dan menanyakan apakah pengelihatanya baik-baik saja.
Dokter Choi memberitahu sepertinya penglihatan mata
kiriku memburuk dan juga
mengalami gejala kekosongan. Yoon Do menghela nafas panjang, bertanya
apakah ia tahu kalau punya meningioma dan gejala kekosongan dan apakah saat menerima telp dari Kongres Nam itu ada
hubungannya dengan gejala kekosongannya.
Kang Soo mengaku Saat
suster VIP menelponnya, seperti mengalami
gejala kekosongan. Jadi tidak
tahu, karena tidak ingat apapun. Yoon Do pun menyuruh
Kang Soo istirahat saja dan dua dokter juniornya untuk mengikutinya. Kang Soo
pun meminta maaf pada dua seniornya,Dokter Pi yang perhatian menepuk dada
juniornya, keduanya pun berpegangan tangan untuk saling menguatkan sebelum
keluar dari ruangan.
Ji Hong berjalan dengan Hye Jung di sepanjang dengan perpohonan yang berjejer
rapi. Hye Jung tahu Ji Hong itu besok berkerja apakah tak masalah kalau mereka
datang di malam hari seperti ini karena Saat ini statusnya sedang tak memiliki perkerjaan,
jadi bisa keluar malam.
“Kau cepat sekali menyesuaikan
diri. Apa Sudah
mendapat sisi baik jadi pengangguran ?” ejek Ji
Hong
“Aku sudah dapat satu, dalam
sebulan aku akan dapat lagi.” Kata Hye Jung penuh
semangat.
“Hmm ! Aku pasti sibuk, harus menemani
pacarku yang pengangguran.” Sindir Ji Hong, Hye
Jung merasa Ji Hong itu tak suka. Ji Hong mengatakan kalau sangat menyukainya.
“Nah, sekarang katakan kabar baik
nomor 2. Aku menantikannya.” Kata Hye Jung merayu sambil merangkul lengan Ji Hong.
“Aku akan menyimpannya dulu, agar
kau penasaran.” Kata Ji Hong lalu keduanya berjalan ke
suatu tempat.
Yoon Do menaruh es batu untuk meminum wine, Pa Ran
melihat keponakanya yang pulang lebih cepat. Yoon Do terlihat mulai biasa
pamanya pulang ke rumahnya. Pa Ran mengatakan meskipun Yoon Do protes, tetap saja tempat keponakanya tetap paling enak. Yoon Do
merasa tidak bisa
mengusirnya jadi memutuskan untuk menerima
saja, lalu bertanya kemana bibi In Joo. Pa Ran mengatakan pulang
kerumahnya karena interiornya
sedang direnovasi. Yoon Do pun bisa mengerti.
“Departemenmu pasti sedang
kesulitan, Ji Hong
yang paling menderita.” Kata Pa Ran ikut sedih
“Dokter Yoo sangat kuat. Meskipun
kena sanksi, dia atasi dengan baik. Istirahat sebulan tidak buruk
juga.” Komentar Yoon Do
“Kenapa kau bisa sampai suka dengan pacarnya Ji Hong ?” kata Pa Ran heran, Yoon Do juga tak tahu. Pa Ran
menyuruh Yoon Do mencari wanita lain saja.
“Pamanmu ini akan mengenalkanmu
pada gadis paling cantik.” Ucap Pa Ran, Yoon Do
menolak karena Sudah lama tidak suka seseorang seperti ini.
“Yah ... jatuh cinta memang bukan
hal yang mudah. Tapi apa separah itu sakit
hatimu?”kata Pa Ran
Yoon Do mengalihkan pembicaran kalau selama ini benci sekali dengan politik. Pa Ra tahu karena ia jug sangat membencinya. Yoon Do
mengatakan kalau Hye Jung itu membuatnya
ingin jadi anggota direksi. Pa
Ran menanyakan alasanya. Yoon Do tidak ingin Hye Jung sampai kena sanksi lagi, Pa Ran yakin Ji Hong pasti sedang
khawatir sekarang.
Di tepi danau, dua pancing terlihat didepan dua orang
yang sedang duduk. Hye Jung menatap Ji Hong yang terdiam dengan tatapan kosong
disampingnya. Ji Hong menceritakan Saat datang memancing
dengan ayah ingin
sekali pulang disaat seperti ini.
“Apa Disaat tidak ada ikan yang gigit
umpanmu ?” tanya Hye Jung
“Tidak, aku tidak suka keheningan
yang panjang, karena tidak
sesuai denganku. Aku harus lakukan sesuatu. Tapi
saat ini, aku suka tidak melakukan apapun. Sekarang
aku paham kenapa ayah suka memancing.” Kata Ji
Hong
“Kenapa orang jadi saling memahami
saat mereka sudah berpisah ?” kata Hye Jung, Ji Hong
pikir sekarang Bersikap
baiklah disaat masih bisa dan bersyukur Hye Jung ada
disisinya.
Hye Jung tertawa dan mengangguk mengerti, Ji Hong
memberitahu Kabar baik nomor 2
yaitu Dokter Kim Chi Hyun datang membuat perjanjian. Hye Jung bertanya apakah Dokter Kim meminta sebagai
ganti dokumen anestesi. Ji Hong mengatakan tidak
menerima permintaannya. Tapi menawarkan jalur berbeda dan saat ini sedang menunggu tanggapannya.
“Kalau dia tidak terima, maka aku
akan paksa agar dia terima.” Ucap Hye Jung
“Aku saja dan Kau, bawa dokumen itu, temui
Kepala Jin, dan minta permohonan maaf
darinya. Maka kau tidak tersangkut dalam hal ini.” kata Ji Hong, Hye Jung seperti tak bisa menahan rasa
sedihnya memilih untuk pergi.
Ji Hong mengejarnya memberitahu kalau Nenek Kang pernah berlutut padanya, untuk minta agar menjaga Hye Jung baik-baik. Lalu ia berharap bisa bertemu dengan Nenek Kang bertanya
apakah tindakanya ini sudah benar. Hye Jung dengan menahan tangisnya mengatakan
tindakan Ji Hong itu sudah benar.
“Apa kau tahu ini ?” tanya Ji Hong memperlihatkan gantungan astro boy, Hye Jung
mengatakan Benda itu selalu tergantung di tas milik Ji Hong
“Ini gantungan kunci apartemen
sebelum orang tuaku kecelakaan. Orang tuaku ... meninggal dengan
tidak adil. Mereka melewatkan golden time
mereka karena orang lain. Aku sungguh, ingin menghancurkan
dunia ini. Lalu Keluarga
kami bahagia sekali.” Cerita Ji Hong
“Aku dan nenek juga bahagia sekali,
sebelum operasi terjadi.” Ucap Hye Jung
“Aku
tidak percaya dengan hari esok. Hari ini jauh lebih penting. Besok
kita bisa saja mati. Yang diinginkan nenekmu, agar
kau bahagia. Nenek pasti tidak
ingin kau membuang hari ini, demi menggali penyebab kematiannya.” Kata Ji Hong, Hye Jung mengaku akan hidup untuk hari
ini
“Makanya aku menghormatimu dan
membantumu dan Sebentar
lagi ini selesai.” Jelas Ji Hong, Hye Jung
hanya bisa tertunduk diam
Dokter Choi keluar ruangan sambil memijat bagian matanya,
lalu mendekati Dokter Ahn bertanya apakah sudah menganti perban pasien. Dokter
Ahn mengatakan sudah mengantinya. Dokter Choi bertanya apa yang bisa dibantunya
karena merasa bosan di kamar rawat, Dokte Ahn melihat juniornya yang dirawat sehari
saja sudah terlihat baikan dan menyuruhnya untuk istirahat saja. Dokter Kang
melihatnya hanya diam saja.
“Ketua, apa
aku bisa membantu ?” tanya
Dokter Choi merengek, Dokter Kang dengan nada dingin mengatakan tak ada lalu
memilih untuk pergi. Dokter Choi binggung melihat sikap Dokter Kang.
“Entahlah.. Sejak melihat hasil pindai
CT-mu, sikapnya jadi aneh.” Kata Dokter Ahn,
Dokter Choi melihat ponselnya dan Ji Hong ternyata menelpnya.
Ji Hong melihat Dokter Choi masuk ruangan langsung
menyuruhnya duduk. Dokter Choi yang mengunakan pakaian rumah sakit duduk dengan
wajah tertunduk. Ji Hong langsung bertanya ternyata hasil MRI
itu, ternyata milik Kang Soo sendiri. Dokter
Choi pun membenarkanya. Ji Hong kesal ingin memukulnya setelah itu mengajak
untuk segera operasi.
“Tumornya menekan syaraf optik dan
syaraf motorik. Aku
tidak akan ceroboh saat operasi.” Jelas Ji
Hong
“Profesor... Kalau ada kesalahan, apakah aku
tidak bisa jadi ahli bedah lagi ?” ucap
Dokter Choi khawatir
“Jangan pikirkan soal hal buruk.” Kata Ji Hong menyakinkan, ponsel Dokter Choi bergetar, kali
ini Yoon Do menelpnya.
Yoon Do memberitahu Kang Soo untuk segera melakukan
operasi, Kang Soo mengerti. Yoon Do mengatakan akan melakukan
pemindahan total. Kang Soo bertanya apabila ada
kesalahan saat pemindahan tumor maka iaakan buta. Yoon Do mengatakan Penglihatanny masih belum buruk, maka
tak masalah.
“Demi kau, aku akan kosongkan
waktuku minggu ini. Operasi malam tidak masalah. Jadi Katakan
kapan saja.” Ucap Yoon Do
Kang Soo keluar dari ruangan terlihat kebinggungan
menatap papan nama disampingnya Dokter Jung Yoon Do dan Dokter Hong Ji Hong
yang berusaha untuk mengoperasinya, akhirnya ia melihat ke bagian depan
ruangan
Kang Soo menemui Dokter Kim yang ada diruanganya. Dokter
Kim mengatakan sudah melihat hasil MRI
dan Kang Soo harus segera dioperasi, dan menurutnya lebih baik pemindahan berjangka daripada pemindahan total. Kang Soo
memastikan kalau Dokter Kim bukan yang melakukan operasinya, Dokter Kim balik
bertanya haruskan ia yang melakukanya. Kang Soo langsung menolaknya kalau ia
datang ingin membahas masalah itu.
Ji Hong menelp Dokter Kim dalam ruanganya, langsung
bertanya apaah sudah memikirkan. Dokter Kim mengejek Ji Hong itu kurang sabar juga. Ji
Hong merasa kalau hal seperti ini harus segera diputuskan bhakan harus menekannya agar Dokter Kim merasa berkewajiban dalam hal
ini.
“Apa kerja di Seoul sama sekali
tidak bisa ?” tanya Dokter Kim, Ji Hong menegaskan
tak bisa
“Maka, aku perlu pikirkan lebih
lama lagi. Aku masih punya tawaran dari
Kepala Jin Myung Hoon. “ ucap Dokter Kim
“Pikirkan saja selama yang kau
mau. Hal ini akan mempengaruhi hidupmu
20 tahun mendatang.” Tegas Ji Hong lalu menutup
ponselnya.
Dokter Kang datang ke meja receptionist mengatakan sangat
lelah. Yoon Do datang meminta agar atur jadwal operasi Kang
Soo. Dokter Kang mengerti, Dokter Pi binggung karena Profesor
Hong Ji Hong, juga meminta jadwal
operasi Kang Soo. Dokter Kang kaget mendengar.
“Apa Kau tidak bilang prof Hong Ji
Hong, kalau aku yang akan operasi ?” ucap Yoon Do
“Saat dia datang, melihat hasil
MRI, Ia langsung minta jadwal operasi. Aku
pikir kalian sudah membahasnya.” Kata Dokter Pi, Yoon Do bisa mengerti dan memilih untuk
segera pergi.
“Sepertinya operasi dokter Kang
Soo, jadi
sedikit rumit. Tapi, dokter Kang Soo ada dimana
?”kata perawat Hyun, Kang Soo sedang mencari informasi
dari internet tentang penyakitnya.
Dokter Kang masuk ruangan melihat Kang Soo memilih untuk
pergi. Kang Soo membalikan badan memanggilnya. Dokter Kang pun mau tak mau
harus membalikan badannya, Kang Soo bertanya Kenapa Dokter Kang menghindarinya. Dokter Kang menyangkal kalau tak menghindarinya.
“Kau tidak ada saat aku sadar.” Kata Kang Soo, Dokter Kang langsung meminta maaf karena
sering sekali memukul kepalanya.
“Kenapa jadi bersikap begini ? kita ini sesama dokter.” Kata Kang Soo
Dokter Ahn masuk ruangan dengan Dokter Pi terlihat senang
melihat Kang Soo ternyata ada diruangan mereka bertanya apa yang sedang
dilakukanya. Kang Soo mengatakan sedang mencaritahu
soal operasi. Dokter Ahn bertanya siapa yang akan
mengoperasinya, antara Ji Hong atau Yoon Do. Dokter Kang mengeke Dokter Ahn
ingin mau tau saja, menurutnya apa pentingnya siapa yang akan mengoperasi.
“Jadi Operasi Kang Soo, siapa yang akan
melakukannya ?” tanya Dokter Kang
“Ah aku tidak suka kalau Hyung
semua terlalu serius. Siapa dari kalian yang
akan mengoperasiku ? Ayo Angkat
tangan.” Kata Kang Soo, semua hanya diam saja.
“Aissh...
kalian melukai perasaanku. Dokter lain berebutan ingin
mengoperasiku. Hyung kenapa begini ?” keluh Kang Soo
Dokter Kang mengatakan mana tega mereka membotaki kepala
Kang Soo, Kang Soo pikir bisa membotakinya sendiri. Dokter Pi mendekati Kang
Soo memegang rambutnya, mengatakan Apapun yang terjadi pada
orang lain, Kang Soo tetap tidak
pernah lupa soal gaya rambutnya. Dokter Ahn
mengatakan baru tahun kedua, belum boleh operasi, Dokter Kang
hanya bisa meminta maaf lalu keluar
dari ruang sama dengan yang lainya.
Hye Jung yang tak akan kerjaan membereskan meja yang ada
dalam restoran Soon Hee, Soon Hee yang melihatnya terlihat kesal karena
sudah pulang. Hye Jung mengeluh karena seharian sudah
ada dirumah terus. Soon Hee bertanya apakah suda ada kabar dari Guru Hong. Hye Jung
mengatakan Ji Hong akan segera
datang, lalu melihat dokter kesayangan pun datang.
Ji Hong yang datang langsung merasa sangat kepanasan jadi
meminta dibawakan bir dingin, Soon Hee pun bergegas mengambilnya. Hye Jung
melihat Ji Hong itu Sepertinya sedang senang. Ji Hong mengatakan kalau membawa hadiah. Hye Jung ingin menebaknya, JiHong langsung
membenarkan dan memberikan sebuah berkas.
Hye Jung melihat catatan anestesi milik pasien [KANG
MAL SOON]. Ji Hong mengatakan sudah
melakukan yang bisa dilakukan. Hye Jung mengucapkan terimakasih. Ji Hong ingin Hye Jung
lepas dari masalah nenek jad itu akan jadi hadiah terbaik darinya untuk pacar tersayangnya. Hye Jung mengangguk dengan
berkaca-kaca menatap bukti catatan anestesi.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Akhirnya keluar juga 😀😀 Makasih ya mbak, ditunggu part 2 nya 😄😄
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemangat mba,sipnopsis nya sampai tamat..di tunggu kelanjutannya untuk eps selanjutnya ^_^
BalasHapusDitunggu y mbk kelanjutan nya
BalasHapus