PS : All
images credit and content copyright : SBS
Di sebuah tebing dengan danau yang terlihat ramai dengan
penunjung sedang bermain perahu, semua terlihat sedang asyik berlibur musim
panas. Seorang wanita melihat ke cermin terlihat ada bekas luka di bagian ujung
bibirnya, wajah si wanita terlihat sangat lusuh lalu meminum soju langsung dari
botol duduk ditepi danau.
Tiba-tiba matanya melirik ke arah seorang paman seperti
gembel, menatapnya seperti menginginkan Soju yang diminumnya. Akhirnya Si
wanita memberikan sojunya karena merasa kasihan pada si paman. Dengan senyuman
bahagia si paman meminumnya dan duduk disamping si wanita.
“Ahjussi.... Pernahkah kau ingin tidur selama seratus atau seribu tahun
lebih? Semuanya
selalu tak ada yang beres dan
semuanya itu takkan kunjung berjalan sesuai apa yang diharapkan. Kau meyakinkan dirimu sendiri, "Aku yakin semuanya berjalan
dengan baik." Lalu
muncul lagi masalah. “ cerita si wanita sambil menghela nafas panjang.
“Aku lebih suka jika... aku tertidur dan tidak pernah
bangun lagi. Aku ingin
melupakan segalanya. Tapi
itu tidak ada hasilnya juga. Si
Brengsek itu meninggalkanku dengan
tumpukan utang dan Si jalang
itu yang menipuku dan
lari dengan dia.
Astaga... Aku
seharusnya jangan mudah
percaya dengan orang.” Cerita si wanita
berkaca-kaca, si paman terlihat mengantuk setelah meminum soju.
“Ahjussi, apa kau tahu... Kupikir kalau aku tak berubah..., maka orang yang kupercayai dan orang
yang kusukai juga takkan berubah. Tapi,
aku salah. Kenapa
hidupku seperti ini?” keluh si wanita sambil
menangis.
Paman itu berkomentar kalau hidupnya tak
berubah sesuai
keinginannya, tapi Mungkin
bisa berubah kalau mereka
meninggal lalu
hidup lagi, lalu berbaring diatas tas yang berisi
barang rongsokan. Si wanita binggung dengan ucapan si paman, akhirnya
menenangkan diri dengan menarik nafas panjang.
Mata si wanita melihat seorang anak di pinggir danau
ingin naik perahu, terdengar suara seseorang yang masuk ke dalam air saat mata
si wanita tertutup. Si wanita membuka matanya dan melihat si anak sudah ada di
tengah danau seperti hampir tenggelam.
Si wanita panik memanggil si paman agar meminta tolong,
tapi si paman sudah tertidur lelap setelah meminum soju. Akhirnya si wanita
berusaha untuk tak peduli karena pasti ada orang lain yang akan melihat,
matanya melirik semua orang dewasa tak ada yang melihat ke arah danau. Lalu menyakinkan kalau ia sudah
masuk ke air juga, pasti sudah ada orang lain yang menyelamatkannya.
“Ha Jin, tidak perlu menolongnya... Tidak perlu... Meski kau tidak menolongnya,
orang lain yang akan...” ucap Ha Jin pad dirinya, sampai akhirnya
menjerit kesal karena harus dirinya lagi dan melompat ke danau untuk
menyelematkan si anak.
Orang tua si anak pun akhirnya sadar anak mereka sudah
ada di tepi danau, Ayah Eun Yoo langsung menaiki perahu agar bisa menyelamatkan
anaknya. Si paman seperti tersadar melihat sepasang sepatu didepanya dengan
sinar matahari yang berbeda dan Ha Jin sudah berenang menyelamatkan si anak.
Tiba-tiba matahari menutupi sisi tebing, si anak bisa
selamatkan naik ke dalam perahu. Ha Jin ingin naik ke perahu, entah kenapa
tiba-tiba matanya melotot terkejut dan akhirnya tenggelam. Bayangan kenangan
buruknya terulang kembali saat pacarnya berselingkuh dengan temanya sendiri,
lalu dikejar oleh ibu-ibu seperti maling. Matahari seperti tertutup dan terjadi
gerhana matahari.
Sinar matahari terlihat sedikit demi sedikit, seperti
bulan mulai bergeser. Seorang pria menungangi kudanya melewati puncak gunung.
[Goryeo, Songak (Kaesong)]
Terlihat seorang pria dengan bagian sisi wajah kirinya
mengunakan topeng melalui jalan yang masih ada sisa salju dengan beberapa orang
dibelakangnya. Di pasar sedang banyak orang yang berlalu lalang sampai jeritan
ketakutan terdengar.
“Itu si anjing serigala! Serigala! Anjing serigala datang!!!” teriak seseorang ketakutan
Semua langsung menyingkir dan berlari ketakutan, Si pria
setengah bertopeng melalui jalan perlahan dengan semua orang yang bersembunyi
didalam toko karena ketakutan, Seorang anak kecil yang penasaran mengintip
ingin melihat wajah si Anjing Serigala.
Pria setengah bertopeng dengan tatapan sinis adalah Pangeran
ke-4, bernama Pangeran Wang So melihat sebuah penghias rambut yang ada dipasar.
Di sebuah kolam air hangat
Pangeran ke-10 Wang Eun, dengan ikat kepala melompat lebih dulu, terlihat sangat
bahagia masuk ke dalam kolam. Pangeran ke-14 Wang Jung, membuka bajunya lebih dulu, memperlihatkan badanya yang
sixpack dan berotot ikut melompat. Sementara di depanya, Pangeran
ke-3, Pangeran
Wang Yo memilih duduk sambil minum-minum.
Datanglah Pangeran ke-13, Pangeran Baek Ah, melihat kakak dan adiknya berada di kolam, Pangeran
ke-8, Pangeran
Wang Wook, berjalan dengan memperlihatkan badanya yang setengah
terbuka. Di depan Pangeran Wang Yo, Pangeran ke-9 Wang Won sedang sibuk melatih otot-otot di tubuhnya dalam kolam,
lalu meminta kakaknya agar memegang bagian otot lenganya yang sudah sangat
keras.
Wang Eun berlari meninggalkan kakaknya untuk pindah ke
kolam dengan Wang Yo sedang duduk sambil minum. Wang Jung ikut berlari meminta
kakaknya agar menunggunya juga. Keduanya masuk ke dalam kolam yang penuh berisi
taburan bunga. Seorang pelayan menuangkan minuman tak sengaja mengenai tangan
Wang Yo.
Wang Yo sudah ingin mengangkat tangan akan memukulnya,
tapi Wang Wook memanggilnya bertanya apakah saudara mereka yang keempat
belum datang, menurunta kakaknya itu harusnya mandi dikolam ini jika mau menghadiri ritual
keagamaan. Wang Yo bertanya apakah adik ke empat
itu pernah melakukan kegiatan seperti yang mereka lakukan, menurutnya tak perlu dipikirkan karena bisa membuat
sakit kepala saja.
“Bukankah kau tahu sendiri Wang Wook itu seperti apa? Dia selalu khawatir dengan orang
lain.” Kata Wang Won pada sang kakak.
“Wang So lahir di tahun yang sama denganku. Aku setidaknya harus
peduli dengannya.” Kata Wang Wook
“Ini pertama kalinya Wang So Hyungnim akan menghadiri ritual keagamaan,
'kan? Aku ingin
tahu apa Yang Mulia punya alasan
tertentu menyuruh dia datang.” Kata Baek Ah lalu
meminta pelayan agar mencuci pakaian dengan uap dan jangan
sampai keriput lalu masuk ke dalam kolam penuh bunga.
“Baek Ah... Apa kau sudah tahu kalau saudara
keempat kita membantai keluarganya di Shinju? Kabarnya itu sangat brutal, dia seperti serigala pembunuh
manusia.” Cerita Wang Eun dengan mengeluarkan lolongan suara
serigala.
“Kau tidak boleh percaya rumor seperti itu. Semua penjahat di negara ini bahkan tidak membahas hal-hal
seperti itu.” Komentar Baek Ah
“Semua tamu kita dari Shinju
bilang begitu. Rumor itu pasti benar.” Kata Wang
Eun yakin
“Itu cuma rumor.... Mana bisa dia mengalahkan pemerintah sendirian? Bagaimana dengan tentara
setempat? Bahkan
keterampilan seni bela diri belum
tentu berhasil. Dan Juga, Wang So Hyungnim tidak pernah punya guru yang mengajari dia bela
diri.” Kata Wang Jung
“Wang Jung... kau dan Wang So Hyungnim punya ibu yang sama. Kau takkan pernah tahu kapan kau akan berubah menjadi serigala
juga.” Ejek Baek Ah sambil mengeluarkan kembali suara
longlongan serigala.
Wang Jung membalas dengan cakaran tanganya, Wang Yo
membanting gelas menyuruh keduanya diam,
memberitahu kalau ia juga lahir dari rahim yang sama
dengan saudara keempat jadi itu artinya dirinya juga
bukan manusia. Semua pun hanya bisa
diam, Wang Wook merasa Leluconnya memang terlalu kelewatan, jadi akan bicara dengan mereka nanti dan meminta kakaknya agar tak diambil hati.
“Pangeran ke-4 Wang So akan kembali ke Shinju setelah ritual keagamaan
berakhir. Jika raja
mendengar omong kosong ini, maka aku
takkan diam saja. Apa Kalian
mengerti?” tegas Wang Yo memperingatkan pada
adik-adiknya.
“Hyungnim, apa kita harus taruhan
siapa yang bisa mengapung terlama di
air? Ayo kita
kolam yang di luar.” Ajak Wang Eun lalu berlari
ke kolam air panas
Wang Wook berteriak memanggil adiknya agar berhenti, tapi
Wang Eun tetap melompat ke kolam depan. Wang Jung memohon pada kakaknya, apabila
memberiku satu kesempatan, maka bisa
menyuruhnya jangan cari masalah. Wang Wook
pikir tak perlu, Wang Eun memanggil kakaknya
dan juga Wang Jung, untuk ikut berenang.
Tiba-tiba saat itu juga Ha Jin keluar dari kolam air
panas dengan mengunakan pakaian zaman dinasti Goryeo. Dalam hatinya bergumam
melihat sekelilingnya beruap, bertanya-tanya dimana tempat itu, lalu mengucap
syukur karena masih hidup.
Wang Eun berenang mundur dan merasakan ada yang
menghalanginya, ketika membalikan badan keduanya sama-sama menjerit kaget. Wang
Bersaudara melihat ke kolam panas, Wang Eun dengan mata melotot bertanya apa
yang dilakukan wanita itu dalam rumah mereka dan kenapa ada wanita yang masuk.
Ha Jin kebinggungan, melihat sekeliling tempat yang tak dikenalinya.
Seorang wanita dari balik batu memanggil Ha Jin dengan
panggilan “Aggashi” untuk berjalan ke arahnya. Ha Jin makin binggung karena di
panggil “Aggashi” Wang bersaudara ingin mendekat ke kolam air panas karena
melihat ada wanita yang masuk. Wang Yo berteriak marah karena tak ada penjaga,
Wang Eun melihat Ha Jin akan kabur
berusaha untuk mengejarnya karena dianggap sedang memata-matai pangeran.
Wang Wook melihat perempuan itu bernama Hae Soo.
Ha Jin ditarik oleh wanita yang tak dikenalnya melalui
sebuah gua untuk segera pergi. Chae Ryung melihat Ha Jin berhenti memegang
kepalanya berkata kalau tak ada waktu untuk melakukan itu. Ha Jin benar-benar
dibuat binggung sampai keluar dari gua.
“Kau sudah lama tidak keluar dan Sudah kuduga pasti ada masalah. Para pangeran sudah mulai mandi makanya aku tidak bisa mencarimu.” Kata Chae Ryung terus menarik Ha Jin melewati batu-batu,
lalu menanyakan keadaan Ha Jin sekarang.
“Dia
memanggil Agasshi? Pangeran? Ini aneh. Kenapa aku bisa ada
disini?” gumam Ha Jin kebinggungan. Chae Ryung
kembali mengajak pergi tapi Ha Jin menahanya sebentar.
“Aku... Apa Kau kenal aku?” tanya Ha Jin, Chae Ryung bingung mendengar
pertanyaannya. Ha Jin melihat kalau yang didatanginya itu bukan danau lalu
bertanya apa yang sedang dilakukan ditempat seperti ini.
“Agasshi! Apa maksudmu kau tidak tahu di mana ini? Ini area permandian terbesar di Songak.” Kata Chae Ryung, Ha Jin melihat sekelilingnya
orang-orang sedang mandi.
“Apaan ini? Aku
memang sudah mati. Jadi, tempat ini... adalah alam baka?” gumam Ha Jin
berpikir sudah sampai di surga akhirnya jatuh pingsan.
[Istana Goryeo]
Wang So masuk ke pintu istana lalu memberhentikan semua
orang yang ada dibelakangnya. Penjaga membuka pintu dan Wang So membuka penutup
kepalanya, pria yang disampingnya memberitahu Wang So akan menyerahkan seorang
budak padanya, jadi Setelah
ritual selesai, jangan
lama-lama dan kembalilah ke Shinju.
“Kau itu diadopsi di keluarga
Kang, jadi jangan lupa itu. Tolong tegakkan nama keluarga
kita di
hadapan raja.” Kata Keluarga Kang
“Kau bilang Adopsi? Dan di sini kupikir aku dijadikan sandera olehmu selama
ini.” ucap Wang Soo sinis lalu memacu kudanya masuk ke dalam
istana.
Pintu istana pun ditutup, Wang So turun dari kudanya lalu
menarik pedang dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Keluarga Kang terdengar jeritan
dari luar seperti suara kuda merintih. Ada bekas darah di ujung pedang dan
wajah Wang So, semua pegawal melotot kaget melihat yang dilakukan Wang So.
Seorang pria berdiri diatas pintu istana, bernama Choi Ji
Mong seekor kuda sudah terbaring di depan pintu. Pengawal dengan gugup
memberitahu Wang Soo tak boleh mengunakab pedang didalam istana. Wang So tak
banyak berkata-kata hanya diam memberikan pedang pada penjaga. Pengawal bertanya haruskan mempersiapakan kuda
agar bisa kembali lagi nanti, Wang So mengatakan takkan
pulang ke Shinju.
Wang So berjalan masuk dengan menghapus dari yang
menempel di wajahnya. Lalu berdiri tepat didepan istana sambil bergumam “Aku takkan kembali
kesana. Aku takkan kembali ke Shinju
sebagai sandera.”
Ha Jin terbangun dari tidurnya melihat sekeliling
ruangan, terlihat kuno. Terdengar suara wanita terbatuk-batuk didekatnya,
ketika akan berdiri merasakan kepalanya sangat sakit. Wanita itu bernama Nyonya Hae langsung
menghampirinya dengan memanggil Hae Soo.
Chae Ryung terlihat senang karena sudah bangun, Ha Jin
menatap pakaian jaman dinasti yang digunakan Nyonya Hae lalu merasakan
kepalanya masih sakit. Madam Hae bertanya apakah Hae Soo masih merasa
kesakitan. Ha Jin bertanya apakah ia terluka parah, Chae Ryung memberitahu
sudah pasti terluka parah karena terjatuh terbentur batu dan berpikir kepalanya akan pecah.
“Apa Kau tahu betapa khawatirnyaNyonya
Hae?” kata Chae Ryung, Nyonya Hae kembali memanggil Ha Jin
itu dengan panggilan Hae Soo.
“Maaf... Kenapa kalian selalu memanggilku
Hae Soo? Namaku Go
Ha Jin. Kenapa
kalian memanggilku "Hae
Soo" atau "Agasshi"? Aku
tidak mengerti kenapa aku dipanggil
seperti itu.” Kata Ha Jin binggung, lalu mengingat
sebelumnya tenggelam didanau jadi sekarang berpikir dirinya sudah
mati.
“Kau tidak mati Tapi kau hampir mati tadi.” Ucap Chae Ryung, Ha Jin kaget karena mengetahui dirinya
tidak mati lalu mencubit tangan
dan merasa sakit.
Ha Jin berlari keluar dari kamar melihat ada pintu dengan
ukuran besar, lalu saat ke depan banyak orang yang sedang membersihkan halaman.
Bahkan pelayan yang lewat membungkuk padanya.
“Ini bukan mimpi... Kalau aku tidak
mati... lalu di mana aku?” gumam Ha
Jin benar-benar binggung.
Nyonya Hae memanggilnya dibantu oleh Chae Ryung yang
menuntun keluar dari kamar, Ha Jin seperti merasakan nafasnya sesak karena
shock dan kebingungan. Nyonya Hae meminta Chae Ryung memanggil tabib istana. Ha
Jin bertanya keberadaanya sekarang dimana, dengan nada panik ikut bertanya
siapa dirinya itu. Nyonya Hae bertanya apakah Hae Soo tak mengingatnya sama
sekali.
“Namamu Hae Soo.... Aku sepupu keenammu, Myung Hee.” Kata Nyonya Hae Myung Hee. Ha Jin binggung kalau
namanya itu Hae Soo.
“Apa
jangan-jangan... aku di dalam tubuh orang lain?” gumam Hae Soo menutup mulutnya.
Nyonya Hae memegang tangan Hae Soo meminta agar bisa
mengingat dan menatapnya dengan jelas, lalu memberitahu kalau sedang berada di
Songak sekarang dan di rumah Pangeran ke-8 Wang Wook. Ha Jin kaget mengetahui ada di Songak, lalu bertanya apakah ini zaman Goryeo
“Goguryeo, Baekje, Silla, dan Goryeo... jadi ini zaman
Goryeo?” ucap Ha Jin mengingat uratannya.
“Apa Kau sudah ingat sekarang? Ya, ini Goryeo.” Kata Nyonya Hae
“Kalau begitu, sekarang... ...siapa rajanya?” tanya Ha Jin
dengan wajah ketakutan melepaskan tangan Nyonya Hae.
“Tentu saja Yang Mulia yang mendirikan negeri ini.” ucap Nyonya Hae ikut binggung melihat sikap Hae Soo
yang tak dikenalnya.
“Raja yang mendirikan Goryeo
ini... apa
mungkin...” gumam Ha Jin lalu berteriak menyebut
nama “Raja Wang Gun”
Raja Wang Gun melemparkan sangkar burung dan terlihat
seekor burung yang sudah mati, lalu memberitahu kalau burung itu yang memakan sarapannya Putra Mahkota hari ini bahkan burung itu mati sebelum bisa menelan gigitan pertamanya. Semua berkumpul dalam istana raja dengan wajah tertunduk
termasuk Wang bersaudara.
“Untungnya Putra Mahkota... tidak memakan sarapan itu karena dia tidak lapar, Kenapa kalian tidak bereaksi akan hal ini? Tangkap orang yang berusaha membunuh Putra Mahkota.” Kata Raja Wang Gun marah
“Kita
harus cari tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apa yang akan berubah kalau kita cuma menangkap pelakunya
saja?” ucap Wang Shik Ryum. Raja bertanya apa maksud ucapan
Mentri Wang Shik Ryum,
“Bukankah Putra Mahkota harusnya berperilaku sebagai Putra
Mahkota?” kata Shik Ryum
Saat itu datang Putra Mahkota - Pangeran
ke-1 Wang Moo, mendengar dari depan pintu pembiacaran dengan raja dan
mentri.
“Pada pertemuan majelis... dia hanya menerima salam dari utusan asing lalu pergi. Dia ada di medan perang atau mengunjungi pemandian air panas. Apa Anda tahu bahwa ada rumor... kalau Putra Mahkota mengidap penyakit tak tersembuhkan?” kata Shik Ryum menatap raja, Wang bersaudara saling
melirik.
“Oleh karena itu saya, Wang Shik
Ryum, memohon pada Anda. Tolong berhentikan Pangeran ke-1, Pangeran Moo sebagai Putra
Mahkota. Saya
memohon dengan sangat untuk mencari kandidat Putra
Mahkota baru.” Tegas Shik Ryum.
Wang Moo terdiam dengan menahan amarah mendengarnya, Raja
bertanya pada anaknya apakah mereka menyetujuinya. Semua hanya diam saja, Raja
meminta mereka bicara siapa di antara mereka yang pantas mengisi posisi itu jika bukan Putra Mahkota saat ini. Wang bersaudara tertunduk diam.
“Tolong tarik kembali perkataan
itu, Yang
Mulia. Tidak ada
satu pun di antara kami yang
ingin menjadi Putra Mahkota.” Kata Wang Wook sambil
berlutut didepan Raja Wang Gun
“Benar, Yang Mulia.... Tolong tarik perkataan Anda.” Ucap Baek Ah ikut berlutut, Wang Yo juga meminta agar
Raja menarik perkataanya.
Shik Ryum binggung mendengarnya, tiga saudara Wang yang
lain ikut berlutut memohon yang sama meminta menarik perkataanya dan bersujud
didepan raja. Raja Wang memanggil Ahli Perbintangan Choi Ji
Mong yang sedari tadi berdiri disampingnya. Ji Mong
memperkenalkanya akan menyampaikan kehendak langit pada mereka semua yang hadir diruang sidang.
“Bintang Putra Mahkota Wang Moo adalah bintang kerajaan di
langit. Itu
bintang pertama dari lima
bintang utara dan
bintang itu bersinar
terang setiap hari. Bersinar
terang bersama dengan istana
raja Goryeo. Ini
artinya Pangeran Moo pantas
menjadi Putra Mahkota. “ kata Ji Mong
“Sudah 24 tahun sejak negeri ini telah didirikan. Pangeran ke-1, Pangeran Wang Moo
telah berjuang bersamaku melawan banyak peperangan. Dia mendirikan pondasi bagi
bangsa ini.” ucap Raja mengebu-gebu sambil
berdiri.
“Choi Ji Mong... Selama ritual keagamaan ini... Wang Moo akan mengusir roh-roh jahat. Jadi Persiapkanlah itu dengan baik.” Perintah Raja, Ji Mong mengerti.
Ratu Yoo didalam kamar menerima berita dari Shik Ryum
tentang keputusan Raja, sambil menuangkan Teh menurutnya Putra Mahkota sangat
beruntung karena memiliki
kehidupan yang sangat panjang, jadi mereka hanya
membuatnya menjadi lebih
sadar dan waspada sekarang.
Pelayan masuk ruangan dan membisikan sesuatu pada Ratu
Yoo, Ratu Yoo meminta pelayan kalau menyampaikan pesannya tidak
ingin melihat siapa pun. Pelayan memberitahu kalau Sudah dua
tahun Pangeran ke-4 tak
datang kemari, menurutnya jika bertemu dengannya sekarang maka.... Ratu Yoo berteriak marah kalau dirinya sedang tak
enak badan sekarang.
“Siapa dia yang berani mengganggu
ratu?” teriak Ratu Yoo marah
Pangeran ke-4 Wang Soo berdiri didepan kamar ibunya, pelayan datang
menghampirinya. Wang Soo menanyakan keberdaan ibunya, Pelayan dengan wajah
tertunduk berbohong memberitahu Ratu Yoo sudah tidur, karena sedang sakit jadi meminta agar lain kali datang lagi. Wang Soo
memilih untuk pergi meninggalkan kamar ibunya.
Ha Jin duduk diam dalam kamarnya, seperti orang linglung
mengingat terakhir kali dirinya tenggelam didanau setelah menyelamatkan seorang
anak kecil. Ia bergumam kalau sangat yakin sekali sudah mati
waktu itu.
“Si Hae Soo ini juga
pasti tenggelam dan meninggal di dalam air. Lalu, apa aku ini Ha Jin atau Hae
Soo? Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada di Goryeo dan
berada dalam tubuh ini.” gumam Ha
Jin benar-benar kebingungan, menatap wajahnya ke cermin.
“Jangan memikirkan yang tidak-tidak... Kau diberi kesempatan disini... Kesempatan
menghindari kematian, dan tetap hidup.... Kau sangat
beruntung di sini. Baiklah, jadi
jangan sampai kau ketahuan dan hadapi saja ini. Jika kau bisa menghadapinya... Jika kau bisa
menghadapinya...” gumam Ha
Jin yang awalnya yakin seperti sedikit ragu.
Ha Jin sadar dirinya itu bukan Hae So jadi pasti
akan ketahuan, lalu bertanya pada dirinya sendiri apa
yang harus dilakukanya, terdengar suara teriakan Chae Ryung dan Nyonya Hae
didepan pintu memanggilnya sambil mengedor-gedor pintu. Ha Jin terlihat
ketakutan hanya melihat bayangan didepan pintu.
“ Dunia macam apa di
luar sana? .... Aku takut... Aku takut setengah mati. Aku pun tidak tahu apa-apa tentang Goryeo. Raja Wang Gun adalah pendiri
Goryeo. Setelah itu.....” gumam Ha Jin panik dan ketakutan
Nyonya Hae terbatuk-batuk didepan kamar, Wang Wook lewat
melihat Nyonya Hae langsung berlari mendekatinya dengan wajah panik dan
bertanya apa yang terjadi pada Chae Ryung. Chae Ryung ingin menceritakan Hae Soo, tapi Nyonya Hae menyela memberitahu
Hae Soo tercebur
ke dalam air dan tidak
keluar selama dua jam dan Menurut tabib Hae Soo sudah berhenti
bernapas.
“Lalu, kenapa kau bilang Hae Soo meninggal?” kata Wang Wook
“Dia meninggal dan hidup lagi. Mungkin itu sebabnya dia
kehilangan ingatannya dan tidak tahu namanya. .”
jelas Chae Ryung benar-benar khawatir.
Aku
khawatir dia akan melakukan hal
yang berbahaya, pada saat seperti ini” ungkap
Nyonya Hae terlihat lemah. Wang Wook menatap pintu kamar Hae Soo yang terkunci.
Ha Jin sedang duduk menelungkupkan kepalanya kaget
melihat pintu kamarnya yang sudah terbuka dengan cara di tendang, Wang Wook
masuk kamar menatapnya. Ha Jin dengan mata habis menangis terlihat benar-benar
ketakutan, lalu tertunduk seperti orang yang benar-benar hilang ingatan. Wang
Wook ingin mendekat tapi Ha Jin makin ketakutan karena tak mengenalnya.
“Hae Soo, jangan takut... Aku yang membawamu ke tempat ini. Jadi... aku akan membantumu sampai
akhir.” Kata Wang Wook
“Jadi Kau yang membawaku
ke tempat ini?” gumam Ha
Jin menatap Wang Wook
“Menghindari masalah ini takkan
mengubah apa pun. Kau
harus kuat. Tak
bisakah kau percaya padaku dan ikut aku keluar?” kata Wang Wook sambil mengulurkan tanganya.
“Aku tidak bisa
kembali lagi Dan aku tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Aku ingin hidup! Aku ingin melakukan apapun sebisaku untuk tetap hidup.” Gumam Ha
Jin melihat tangan Wang Wook, lalu akhirnya berani memegang tangan Wang Wook
yang mengulurkan tangan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
tetap semangat ya. buat sinopsisnya..
BalasHapussuka banget.trima kasih buat sinopsisnya yg bagus,jadi kepingin baca kelanjutannya.hehee.. ^^
tetap semangat ya. buat sinopsisnya..
BalasHapussuka banget.trima kasih buat sinopsisnya yg bagus,jadi kepingin baca kelanjutannya.hehee.. ^^
Akhirnya muncul juga sinop na.. Sukaaaaaa banget sama cerita na. Makasih ya para admin.. Ditunggu terus.. :D
BalasHapusterima kasih mb dee,, udah buat sinopsis drakor ini,,
BalasHapusSEMANGAT yaa mbak dee😘😘😘
Dee semngat nulis ampe akhir yah....
BalasHapusMakasih sinopsisnya... Ttep smangat smpe akhir ya..
BalasHapusbagus penulisannya, pic nya jg ciamik
BalasHapus