PS : All
images credit and content copyright : SBS
Tuan Nam datang ke rumah sakit saat malan hari, sengaja
menutupi wajahnya ketika melihat ada perawat yang lewat. Ia mencium bajunya
yang sudah bau keringat karena seharian berkerja, lalu pergi ke toilet untuk
mencuci muka dan menganti bajunya.
Ketika mengeringkan wajahnya ponselnya berdering,
terlihat nama BANK PEMINJAMAN lalu
diangkatnya. Pegawai Bank mengatakan sudah
menelpon dan mengirim pesan dan bertanya kenapa tak dibalasnya. Tuan Nam meminta
maafdan berjanj akan bayar secepatnya. Pegawai Bank
meminta agar jangan janji saja dan segera membayarnya.
“Kenapa kau meminjam uang tapi tidak
dikembalikan. Rating pinjamanmu akan turun
kalau tidak bayar besok.” Ucap si pegawai bank
terlihat kesal.
Tuan Nam hanya bisa diam karena kembali didesak bank
untuk membayar pinjamanya, lalu dengan mata berkaca-kaca mensugesti dirinya
untuk tetap kuat dan semangat menjalani semuanya.
Tuan Nam masuk ruang rawat sudah berganti pakaian,
melihat dua anaknya yang tidur diranjang yang sama. Nam Dal melihat ayahnya
yang sudah datang, Tuan Nam memperlihatkan senyuman bahagia dan mencium dahi
anaknya.
Ia lalu mengelus wajah anak sulungnya yang sudah tertidur
memberitahu ayahnya itu sudah datang. Nam Hae duduk diatas tempat tidurnya,
melihat ayahnya pasti lelah karena seharian mencari uang. Tuan Nam mengaku tak
lelah karena ayahnya tidak kelihatan dan akan melindungi Hae dan Dal. Setelah itu menyuruh Nam Hae untuk kembali tidur.
Nam Hae kembali berbaring, Tuan Nam mencium dahi Nam Dal
lalu sang adik memberikan ciuman juga untuk sang kakak dipipinya. Nam Hae
terlihat sangat sayang mengelus adiknya agar bisa tidur pulas. Tuan Nam
tersenyum bahagia menaikan selimut agar tak kedinginan.
Di TV rumah sakit menayankan tentang Hye Jung yang sedang
berjalan di lorong rumah sakit sambil berbicara beberapa orang pasien dan juga
wali menontonya.
“Nenekku adalah pengaruh terbesar
dalam keputusanku menjadi dokter. Dia bilang begini saat aku
masih nakal ..."Kalau kau lahir sebagai manusia, maka kau harus punya mimpi yang
besar"” cerita Hye Jung,
Dokter Jin yang sedang menaiki eskalator tersenyum
bahagia karena melihat Hye Jung yang bisa menjadikan citra rumah sakit kembali
seperti semula.
“Dokter Yoo punya rasa keadilan, dan ia pandai sekali berkelahi. Sungguh wanita yang layak
diidolakan. Bukan hanya dokter Yoo Hyejung Rumah
sakit Gukil juga tempat dokter-dokter hebat bekerja. Terbaik !.” Komentar Dokter Kang yang juga ada di TV.
Setelah itu di perlihatkan gambar Hye Jung yang sedang
melayani pasien dengan ramah lalu memberikan sebuah pesan yang disampaikan dari
acara “Focus People”
“Semua orang punya
masa lalu. Meskipun punya masa
lalu kelam, bukan berarti tidak
bisa berkembang. Spesialis bedah syaraf, Dokter Yoo Hyejung. Itu sebabnya ia sangat menawan.”
Perawat Hyun melihat Hye Jung datang tersenyum mengatakan
Rumah sakit pasti senang dengan
bagian PR. Hye Jung hanya menganggap semua itu sebagai
hal positif. Perawat Hyun berkomentar Hye Jung terlihat cantik di TV Pasti karena wajahnya itu mungil sekali.
“benarkan ? Aku kelihatan bagus di kamera.” Ucap Dokter Kang tiba-tiba datang dengan wajah bangg.
Perawat Hyun mengatakan kalau yang di puji itu bukan Dokter Kang tapi Hye Jung.
Keduanya lalu tertawa.
Nam Hae tiba-tiba berteriak memanggil dokter sambil
menangis, Hye Jung yang ada didekatnya langsung berlari dengan wajah panik
bertanya ada apa.Nam Hae menceritkan adiknya terlihat
aneh karena Katanya kepalanya sakit dan
muntah. Menurutnya adiknya itu pasti menirunya karena kemarin
juga ia merasakan seperti itu. Hye Jung mengajak Nam Hae untuk pergi
bersamanya.
Nam Dal memegang kepalanya yang sakit sambil menangis,
Hye Jung langsung melihat bagian mata lalu menekan bagian tangan dan kakinya,
setelah itu bertanya apakah sangat sakit bagian kepalanya. Nam Dal hanya
menangis tak bisa menahan rasa sakitnya.
Hye Jung menelp Dokter Choi memberitahu pasien berada
dalam kondisi Dal hidrosefalus jadi
menyuruh untuk melakukan CT Scan. (hidrosefalus: kondisi di
mana cairan terakumulasi di otak) Nam Hae
ikut menangis melihat adiknya yang kesakitan. Hye Jung memenangkan kalau
adiknya itu akan baik-baik saja lalu bertanya apakah punya nomor telp ayahnya.
Nam Hae memberikan ponselnya pada Hye Jung.
Hye Jung melihat hasil CT Scan, Ji Hong pun datang
melihat hasilnya dan Hye Jung mengatakan Sepertinya
hidrosefalus. Ji Hong membenarkan dugaannya itu tepat
lalu menyuruh untuk mendapatkan persetujuan wali dan
siapkan ruang operasi dan melihat kalau kali ini bedah sederhana jadi menyuruh
Hye Jung yang melakukanya. Hye Jung mengerti dan Ji Hong pun keluar dari
ruangan.
Tuan Nam yang sedang berkerja melihat ponselnya kalau
anaknya yang menelp lalu mengangkatnya. Hye Jung memberitahu kalau ia yang
menelp dengan ponsel milik Nam Hae lalu mengatakan Sepertinya
Tuan Nam perlu ke rumah sakit karena butuh persetujuan untuk operasi. Tuan Nam kaget karena harus kembali melakukan operasi
anaknya.
Tuan Nam berlari dengan wajah panik masuk rumah sakit,
Bagian admin melihat Tuan Nam datang ke rumah sakit berteriak memanggilnya.
Tuan Nam yang panik berusaha dengan cepat berlari menemui Hye Jung.
Di ruangan Hye Jung memberikan surat pernyataan yang
harus ditandatangani dan meminta agar membacanya terlebih dahulu. Tuan Nam
melihat itu adalah operasi yang perlu memasukan selang ke dalam kepala. Hye Jung menjelaska mereka harus menyedot air di dalam otak hingga kering.
Tuan Nam mengambil pulpenya tapi terlihat kebinggungan,
Hye Jung meminta Tuan Nam tak perlu khawatir
karena semua ini hal umum yang terjadi setelah
operasi. Tuan Nam mengerti lalu memberikan tanda
tanganya.
Ji Hong menemui Dokter Kang kalau Nam Dal
sedang operasi, Dokter Kang pikir Hye
Jung Sepertinya
sedang meminta persetujuan wali. Ji Hong
heran kenapa harus lama sekali.
Pegawai admin datang bertanya pada Dokter Kang keberadaan
wali dari Nam Dal. Dokter
Kang memberitahu sedang ada dikantor, Pegawai admin mengerti lalu pamit pergi
dengan berlari. Ji Hong yang melihatnya bertanya ada apa sebenarnya. Dokter
Kang menceritakan Kondisi keuangan si ayah Hae dan Dal sedang buruk jadi Sepertinya ini soal biaya operasi
yang belum dibayar.
Di depan ruangan
Tuan Nam meminta tolong pada Hye Jung untuk menjaga Nam
Dal. Hye Jung pikir tak perlu khawatir lalu pamit pergi. Saat itu pegawai admin
datang yang akhirnya bisa bertemu juga dengan Tuan Nam. Dengan wajah sedih,
Tuan Nam meminta maaf. Hye Jung pun berada didekatnya.
“Kenapa mengabaikan telponku dan
menghindari aku ?” kata pegawai admin, Tuan
Nam meminta maaf, Ji Hong pun datang berdiri tak jauh melihat ketiganya.
“Aku akan siapkan segera.” Kata Tuan Nam
“Kau selalu bilang
Segera, segera ... Sebenarnya kapan itu ? Atasanku terus bertanya soal
biaya operasi dan rawat inap. Jadi Aku harus bagaimana ?” kata Pegawai admin marah
“Pertama, kita diskusikan ini
setelah operasi.” Ucap Hye Jung, Pegawai
admin mengatakan kalau diberikan perawatan lagi maka ia aku yang akan kena
masalah.
“Aku sudah memberikan keterangan
ke departemen Kesejahteraan Sosial. Apakah dia tidak masuk kriteria ?” ucap Hye Jung
“Aku tidak punya pendapatan tetap dan Pekerjaanku tidak jelas ... Katanya kriterianya tidak cukup
mendapat dukungan kesejahteraan sosial.” Jelas Tuan
Nam
Hye Jung menegaskan mereka harus melakukan operasi lebih
dulu dan bertanya apa tidak ada cara lain. Pegawai Admin meminta Hye Jung harus
jadi penjamin. Hye Jung tanpa ragu langsung
setuju. Tuan Nam tak enak hati merasa Hye Jung tak perlu melakukan itu. Hye Jung menegaskan kalau ia harus
rawat putranya lebih dulu dan pamit pergi.
Saat itu tersadar Ji Hong berada tak jauh darinya dan
bertanya sejak kapan ada disana. Ji Hong mengatakan kalau sudah dari tadi lalu
menyuruh Hye Jung segera pergi karena harus segera melakukan operasi. Pegawai
admin pun meminta Tuan Nam pergi ke kantor
kesejahteraan social karena pasti
ada yang bisa mereka lakukan untuknya. Tuan Nam mengerti dan mengucapkan terimakasih.
Sekertaris masuk ruangan memberitahu kalau Ji Hong
datang, Dokter Jin terlihat senang bertemu dengan Ji Hong berbasa basi
bertanya kenapa sampai datang keruangannya lalu menyuruhnya untuk duduk dan mengetahui kalau
ada yang ingin dibicarakan sebelumnya.
“Sepertinya sudah waktunya kita
meninjau ulang sistem kesejahteraan sosial kita.”
Kata Ji Hong. Dokter Jin terlihat memikirkan tentang Kesejahteraan
sosial
“Pertama, aku ingin rumah sakit
berhenti meminta pasien membayar seminggu sekali.”
Jelas Ji Hong
“Permintaanmu percaya diri sekali, kau mungkin tidak tahu ini. Rumah sakit akan
lebih mudah bagi pasien jika mereka membayar lebih cepat.
Nantinya, saat biaya rumah sakit naik, maka hal
itu akan lebih membebani.” Jelas Dokter Jin
“Kalau tidak mungkin mengganti
sistem jadwal pembayaran , bagaimana
kalau kita mendukung pasien yang paling membutuhkan ?” ucap Ji Hong
“Kau belum menghasilkan buat rumah
sakit ini. Kenapa permintaanmu banyak sekali
?” sindir Dokter Jin
“Aku akan menghasilkannya karena Aku
punya proyek 60 miliar won dengan MH Meditech dan
akan segera dimulai.” Kata Ji
Hong
Dokter Jin mengeluh Kenapa
hal sepenting ini baru dikatakan padanya. Ji Hong
pikir Sekarang waktu yang tepat menurutnya Bagaimanapun juga, Dokter
Jin harus meninjauan mengenai kesejahteraan social kalau memang mengabaikanya maka ia akan membahas dalam
rapat direksi nanti. Dokter Jin dengan senang hati menyuruh Ji Hong membahasnya
saja dan mereka lihat siapa yang akan setuju.
Ji Hong pikir Dokter Jin itu mengabaikan satu hal karena Setengah dari direksi adalah
koneksi ayahnya jadi posisinya pasti akan lebih kuat.
Dokter Jin tersenyum bertanya kenapa Ji Hong bersikap seperti ini karean
sebelumnya sudah sepakat untuk saling akur. Ji Hong menegaskan kalau melakukan
ini agar mereka itu akur dan berharap untuk menyetujui idenya lalu pamit pergi.
Dokter Kim menerima telp dari Dokter Jin dalam ruanganya.
Dokter Kim bertanya apakah Prof Hong datang menemuinya lagi mengenai kasus 13 tahun lalu. Dokter Kim mengatakan tidak Tapi wali
pasien itu, baru tahu kalau ternyata profesinya
sebagai dokter.
“Kau bilang Walinya, seorang dokter ? Di rumah sakit mana ?” tanya Tuan Jin panik
Tuan Nam pergi ke bagian kesejahteraan, pegawai yang ada
disana meminta maaf karena tidak memenuhi kriteria dalam
program kesejahteraan sosial. Ia tahu pasti sangat
berat menjalani semuanya tapi sekali lagi meminta maaf, Tuan Nam pikir tak
perlu karena pegawai itu sudah berusaha.
Ketika berdiri melihat sebuah brosur bertulisan [PERLINDUNGAN
PENUH BAGI ANAK-ANAK PENDERITA KANKER] dan bertanya
apakah program itu menanggung semua biaya perawatan. Pegawai memberitahu
Program itu disebut "We Are Parents" yang Diperuntukan
bagi yatim piatu dengan melihatnya dari penyakit, semua beban biaya
akan ditanggung. Tapi, hanya diperuntukan bagi yatim piatu.
Tuan Nam pergi ke depan kamar rawat, duduk melihat brosur
yang dibawanya akan mendapatkan biaya apabila yatim piatu. Matanya berkaca-kaca
melihat semuanya, merasa kalau lebih baik jika tidak punya ayah saja, menurutnya
itu sangat kejam dan air matanya pun menetes.
Nam Hae keluar ruangan dengan tawanya mendekati sang ayah
dan langsung memeluknya dari belakang. Tuan Nam menyembunyikan wajah sedihnya
lalu memeluk erat sang anak, berusaha untu menahan tangisnya.
Hye Jung masuk ruangan operasi memanggil Ahli
anestesi untuk segera memulainya. Nam Dal sudah di bius total
selama operasi. Hye Jung pun membuat sebuah lubang kecil dan memasukan selang,
setelah itu bertanya pada Dokter Kang apaka keadaaan vitalnya baik-baik saja.
Dokter Kang sebagai asisten mengangguk.
Beberapa saat kemudian dari selang terlihat cairan yang
berhasil disedot oleh Hye Jung. Dokter Kang bisa bernafas lega melihatnya, lalu mengatakan ketika Nam Dal itu sembuh
makan biaya
rumah sakit akan jadi masalah.
“Nasibnya itu Kasihan sekali, kan ? Hyungnya sakit, bahkan dia juga sakit.” Kata Dokter Kang menatap sedih
“Kita sedang operasi, Jangan bersikap emosional.” Tegas Hye Jung, Dokter Kang mengerti lalu kembali
berkonsetrasi.
Tuan Nam melamun diruang tunggu operasi, Nam Hae
menceritakan adiknya itu anak yang pintar, Meskipun
ayah tidak ada, tetap patuh
sekali padanya. Tuan Nam bertanya apakah Nam Hae bisa menjaga adiknya
apabila ayahnya tak ada.
Nam Hae menganguk karena ia adalah kakak dari Nam Dal,
Tuan Nam membenarkan dengan memegang tangan anaknya kalau Nam Hae itu sebagai
kakaknya jadi harus melindungi adiknya dan tak boleh melupakan hal itu. Nam Hae mengangguk.
Hye Jung keluar dari ruangan operasi memberitahu Operasi Dal berhasil dan akan pindahkan jika sudah sadar. Tuan Nam
mengucapkan terimakasih karena sudah membantunya. Nam Hae juga mengucapkan
terimakasih, Hye Jung pun pamit pergi lebih dulu. Tuan Nam menahan sebentar
karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan.
Di ruangan
Tuan Nam mengatakan minta
maaf karena sudah membebani dokter. Hye Jung pikir Sulit membesarkan anak sendirian, Tuan Na mengaku kalau tak seperti itu tapi merasa Anak-anaknya menderita karena punya ayah
seperti dirinya lalu ponselnya bergetar dan itu dari managernya
dan pamit karena harus kembali kerja dan berjanji akan membalas budinya.
“Apa Anda tidak pernah berpikir untuk
menyerah ?” tanya Hye Jung, Tuan Nam bertanya pada
apa yang dimaksud.
“Pada Anak-anak.... Menurutku Tanpa anak-anakmu, maka hidupmu
akan lebih mudah.” Ucap Hye Jung
“Aku kira dokter orang baik tapi Ternyata tidak.”kata Tuan Nam lalu pergi meninggalkanya. Hye Jung terdiam
merasa perkataannya itu salahh.
In Joo sedang asik berbaring disofa sambil melihat tabnya
dan melihat Yoon Do pulang dan langsung menyapanya. Yoon Do mengejek In Joo itu
terlihat santai sekali karena
mungkin Orang yang melihat
bisa pikir ini rumah In Joo sendiri. In Joo
melihat Yoon Do membawa bungkusan dan bertanya apa yang dibawanya.
“Memang Apalagi ? ” ucap Yoo Do sudah pergi ke dapur.
“Wah... Ini ramyeon cupApa Kau ingin jadi lelaki baik di
depanku ?.” Goda In Joo. Yoon Do tersenyum
menurutnya Imajinasi In Joo itu liar
sekali lalu menegaskan kalau membelinya itu karena ingin
memakanya.
“Kau tidak makan ramyeon mangkuk.” Kata Pa Ran datang ke dapur, Yoon Do melotot ternyata
pamanya juga ada di rumahnya.
“Kenapa? Apa Kau hanya memikirkan In Joo hanya sendirian dirumah ?” ejek Pa Ran
“Apa Kau jadi bersemangat saat
memikirkanku ?” goda In Joo
Yoon Do tak habis pikir dengan dua orang yang membuatnya
pusing, Pa Ran sebagai paman akan dukung keponakanya itu berkencan dengan
In Joo. Yoon Do kesal dengan pamannya yang melakukan hal ini, In
Joo kembali untuk menikah saja dengan
Yoon Do. Pa Ran mengatakan mendukung
juga.
Yoon Do melotot kaget, In Jo sedang dengan temanya. Pa
Ran pikir mereka harus saling mendukung Karena mereka pasangan bercerai. Yoon Do bertanya apakah lebih penting darah keturuan
dibanding yang lainnya dan mengatakan sangat sakit
hati sekali pada paman dan sudah tidak bisa tinggal dirumah lagi. In Joo bertanya apakah mereka keterlaluan, Pa Ran
mengeleng karena Yoon Do pasti akan kembali Satu jam lagi.
Ji Hong membuka pintu bertanya kenapa Yoon Do datang
kerumahnya, Yoon Do langsung masuk saja melihat Ji Hong ternyata punya mesin
boneka dirumahnya, lalu bertanya apakah ia boleh mencobanya. Ji Hong menyuruh
Yoon Do segera pergi karena memiliki tamu. Yoon Do dengan wajah serius bertanya
siapa, lalu tak ingin kalau yang dimaksud itu Hye Jung.
Hye Jung membenarkan kalau itu dirinya sambil merapihkan
isi dalam tasnya, Ji Hong memberitahu kalau mereka berdua itu sudah berkencan
dan saling menatap dengan senyuman bahagia. Yoon Do merasa punya
2 pilihan yaitu bisa naik
keatas ketemu 2 merpati atau
jadi pecundang disini. Hye Jung mengatakan akan
pergi karena memang ingin pulang.
Ji Hong inginmengantarnya, Hye Jung pikir tak perlu tapi
Ji Hong tetap ingin mengantarnya sebelum pulang memperingatkan Yoon Do untuk
tetap dirumahnya karena terlihat menyedihkan. Yoon Do ingin main boneka lalu
tersadar kalau pergi tanpa membawa uang.
Tuan Nam tertidur sampai pagi di ruangan anaknya sambil
memegang tanganya erat-erat. Dokter Choi berjalan dilorong bertanya apakah Hye
Jung itu sudah sarapan. Hye Jung mengatakan belum makanya terasa sangat lapar.
Yoon Do baru keluar bersama dengan Dokter Kang dan
berpapasan, Hye Jung bertanya apakah Yoon Do ingn menemui
Hae. Yoon Do bertanya balik apakah Hye Jung ingin melihat
Nam Dal. Hye Jung membenarkan lalu bertanya keadaan Nam Hae sekarang. Yoon Do
mengajak mereka untuk segera masuk dan memeriksanya.
Tuan Nam keluar ruangan melihat semua dokter sedang
berkumpul lalu menyapanya. Dua anaknya pun melihat dari depan pintu karena
ayahnya akan pergi berkerja. Tuan Nam rasa Pasti
sudah lama merea tidak
memesan makanan karrena sudah lama tak
melihat mereka. Dokter Kang mengatakan kalau si Dokter Han yang gemuk sudah
pergi. Dokter Choi menekan dada senornya menyuruh untuk diam saja.
“Hari ini akhirnya aku ketemu si
ayah.” Kata Yoon Do dengan wajah senang.
“Ya, dokter, terima kasih sudah
merawat anak-anakku.” Ucap Tuan Nam lalu pamit
pergi.
Pegawai admin tiba-tiba datang berteriak memanggilnya.
Semua dokter sampai berhenti dan menengok melihatnya Pegawai admin memarahi
Tuan Nam yang bersikap seperti itu padanya padahal sebelumnya sudah saling
membicaraka masalah ini. Tuan Nam kembali meminta maaf
“Lebih baik Jangan begini lagi. Tolong
segera bayar. Kalau begini terus, anda bisa
masuk daftar hitam rumah sakit dan anda
perlu pindah rumah sakit!!!” teriak Pegawai admin
Tiba-tiba Nam Dal datang sambil menangis berteriak kenapa
Pegawai admin itu berteriak pada ayahnya, Nam Hae juga ikut menangis
memberitahu kalau ayah mereka sudah kesulitan dan kenapa malah memarahinya. Tuan Nam menenangkan
anaknya kalau Pegawai admin itu tak memarahinya dan mereka hanya bicara. Pegawai
admin terdiam seperti merasa sedih melihat dua anak yang dioperasi tapi tak
bisa membayarnya.
“Jangan begitu lagi pada ayah kami
!” teriak Nam Hae menangis
“Jangan ganggu ayah kami !” teriak Nam Dal, Tuan Nam memarahi anaknya karena bicara
dengan suara nyaring pada orang yang lebih tua. Hye Jung dan Dokter Choi
berlari menenangkan dua anak yang menangis sedang membela ayahnya. Tuan Nam
terlihat berusaha untuk menahan tangisnya didepan anak-anak.
Hye Jung melihat kartu nama [KIM DO JIN] dari SBC, Tuan Kim sudah tahu kalau Hye Jung yang
menelpnya lalu bertanya apakah sudah melihat hasil
dari yang mereka lakukan kemarin. Hye Jung mengatakan menelp bukan membahas hal
itu tapi ingin memberikan cerita padanya karena menurutnya itu kisah yang bagus. Tuan Kim
bertanya apa itu ceritanya. Hye Jung
berusaha menelp seseorang tapi ponselnya tak aktif akhrinya meninggalkan pesan.
“Ayah Nam Hae dan Nam Dal. Aku menemukan cara pembayaran
rumah sakit. Tolong segera hubungi
aku.” Ucap Hye Jung meninggalkan pesan untuk Tuan Nam
Tuan Nam kembali ke kamar anaknya dimalam hari, dua
anaknya sudah tertidur satu ranjang. Ia melihat ponselnya pesan berjejer
terlihat pemberitahuan bahwa pembayaran gagal, tagihan kartu kredit yang sudah
jatuh tempo, dan juga bank yang meminta agar mengembalikan pinjaman.
Ia menaruh ponselnya diatas rak lalu memegang tangan
anaknya dan mencium dua anaknya. Matanya berkaca-kaca mengucapkan kalau sangat
mencintai kedua anaknya.
“Ayah akan lindungi kalian
selamanya. Meskipun kita tidak bersama ... tapi kita tetap bersama.” Ucap Tuan Nam lalu menangis sambil mencium tangan
anaknya.
Tuan Nam keluar ruangan berjalan ke depan lift , Hye Jung
yang baru keluar memanggilnya tapi Tuan Nam sudah masuk. Ketika mendekat pintu
lift tertutup lalu melihat lift berjalan ke atas. Ia bertanya-tanya kenapa Tuan
Nam naik ke lantai atas. Akhirnya ia masuk ke dalam ruang rawat melihat brosur
pembayaran pada anak yatim piatu lalu menduga sesuatu yang akan terjadi pada
Tuan Nam.
Tuan Nam sudah berdiri di atas gedung, mengatakan sebagai
ayah tidak akan menyerah tapi semua yang dilakukanya ini karena sangat
mencintai dua anak laki-lakinya bahkan sangat sayang
sekali lalu siap melangkah ke tepi gedung untuk melompat.
Hye Jung berlari naik keatap dan meminta agar Tuan Nam
tak melakukanya, Tuan Nam yang sudah ingin meloncat mengancam agar tak mendekat,
karena ia sudah punya alasan melakukan
ini. Hye Jung bertanya apakah
karena brosur yang dibawanya dan langsung meremas lalu membuangnya.
“Kalau ayahnya tidak ada, apa
gunanya anak-anak dirawat dan sembuh ?” teriak Hye
Jung
“Apa kau tahu bagaimana rasanya
berobat dan ketakutan dengan biayanya ? Anak-anak itu tahu dan khawatir. Setiap
mereka minum obat ... atau
disuntik, Aku tidak tahu akan berapa banyak
lagi biaya yang keluar. Aku sungguh tidak mampu. Lalu Ada
program yang bisa merawat mereka kalau mereka jadi yatim piatu. Kalau aku mati
... maka orang akan kasihan pada
anak-anakku. Bukankah orang-orang akan
membantu ?” kata Tuan Nam dengan mata menahan air
matanya.
“Jika ini mengenai uang, aku punya
jalan keluar. Apa Kau tahu
acara TV "Focus People" ? Mereka
akan menyiarkan episode tentang Hae dan Dal.
Kalau ada siaran ini maka ...” ucap Hye Jung menenangkan
“Aku sungguh muak dengan semua ini dan tidak ingin hidup lagi. Aku
ingin akhiri semuanya.”teriak Tuan Nam sambil
menangis, Hye Jung terdiam
“Apakah memang hidup seperti ini ? Telpon yang aku terima setiap
pagi adalah orang mengejar hutang. Anak-anakku
manis sekali. Aku sayang sekali pada mereka
maka aku rela lakukan apapun Tapi
aku tidak mampu. Ini berat sekali buatku.” Jelas Tuan Nam
Hye Jung hanya terdiam, Tuan Nam mengaku kalau sebelumnya
rela mati demi anaknya itu hanya sebuah alasan, ternyata selama ini mencari
alas an dan ternyata bisa menemukanya
jadi tidak
ingin kehilangan kesempatan ini. Hye Jung berteriak
agar Tuan Nam tak melakukan bunuh diri.
“Kalau mereka tahu ayahnya mati
demi membayar biaya rumah sakit mereka ... menurutmu bagaimana hidup anakmu
nanti ?” ucap Hye Jung menangis, Tuan Nam terdiam membeku mendengarnya seperti
baru menyadarinya.
“Luka kita dapat
sembuh oleh perkataan orang asing. Jalan hidup kita juga dapat berubah. Luka, tidak hanya
disembuhkan oleh orang yang kita kasihi. Tapi dari
orang-orang yang kita temui di suatu tempat.”
bersambung ke episode 15
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
D episode ni lumyn sedih,debaak ekting nya nam gong min keren jd semngt bc nya tetp d lanjut mbak,,,
BalasHapusSedihh..nam gong min cameony agak lama lagi dehh gk pp..masih kangen juga dri BGH.nya
BalasHapusHikssss hiksss.. ga ketahan banjir air mata
BalasHapushiks hiks bajir
BalasHapushuaaaa... berlinangan air mata... gumawo mba Dhe.. okeh banget deh terjemahinnya sampe sedih bacanya..
BalasHapus