PS : All
images credit and content copyright : SBS
Nam Hae da Nam Dal sedang bermain di ruang tunggu, Tuan
Nam menelp seseorang meminta maaf lebih dulu karena tahu keadaan temanya sedang
susah tapi ingin meminta tolong agar meminjamkan uang padanya. Lalu bertanya
berapa banyak uang yang bisa di pinjamnya.
Lalu ia seperti menelp rentenir meminjam uang dengan
membayarnya selama 3 bulan nanti. Setelah itu menelp kembali temanya yang lain
memberitahu sudah meminjam di bank tapi jumlahnya tidak
banyak, maknya ia menelp kembali dan mengucapkan terimakasih
karena sudah mau berusaha membantunya. Mata Tuan Nam berkaca-kaca melihat dua
anaknya yang sedang bermain ternyata terkena penyakit tumor.
Di ruangan Dokter Jin
Dokter Jin mengomel karena Dokter Kim terlihat tenang
sekali dengan masalah yang terjadi. Dokter Kim bertanya masalah
apa. Dokter Jin menjelaskan Citra
rumah sakit sedang buruk jadi Setidaknya
Dokter Km itu harus punya rencana.
“Apa yang anda lakukan pada
eksekutif dan manajer itu ?” tanya Dokter Kim,
Dokter Jin mengatakan sudah memecatnya.
“Pecat orang yang diterima juga. Maka
itu dapat mengatasi masalah rumah sakit ini.” jelas
Dokter Kim
“Dasar Kau ini ! Masalah ini bukan karena aku tapi Ini terjadi tanpa
sepengetahuanku. “ kata Dokter Jin mengumpat
kesal pada bawahanya lalu kembali memarahi Dokter Kim karena meminta caranya
bukan malam menyuruhnya.
“Kita harus membereskan ini
sebelum membuat rencana.” Tegas Dokter Kim
Sek masuk memberitahu bagian PR sudah datang. Baru saja
bagian PR masuk, Dokter Jin langsung memarahinya dengan mata melotot bertanya
apa saja yang selama ini dikerjakanya karena Harusnya
punya rencana kalau ada masalah begini dan tak
perlu sampai masuk TV. Manager PR pun meminta maaf.
“Keluarkan pernyataan pers. Semua
yang terlibat dalam hal ini telah dipecat, kami mohon maaf atas hal ini, Kurang lebih seperti itu” ucap Dokter Kim, Manager PR mengerti.
“Apa yang akan kau lakukan sekarang ?Apa Kau
punya cara meningkatkan citra rumah sakit ?” tanya
Dokter Jin
“Kami menerima telpon dari SBC "Focus
People" Mereka
ingin Dokter Yoo Hye Jung dari Dept Neurologis hadir dalam acara mereka.
“ kata Manager PR. Dokter Jin bertanya kenapa meminta Hye
Jung.
“Dokter Yoo Hyejung menjadi tokoh
komik saat ini. Dengan cerita Ia
menjadi dokter meskipun masa lalunya kelam. Jadi Ia
sosok yang dapat menjadi harapan banyak orang.”
Jelas Manager PR,
Dokter Jin sumringah karena menyukai hal itu, lalu
mengingat Hye Jung itu Fellow yang
direktur oleh Dokter Kim. Dokter Kim membenarkanya. Dokter Jin mengatakan kalau
itu rencana bagus dan ingin bertemu fellow itu jadi meminta agar Hye Jung bisa datang pada cara itu. PR
Manager memberitahu Hye Jung sudah menolaknya, Dokter Jin menegaskan kalau ia
menyuruh agar Hye Jung mau melakukanya dan memberikan tanggung jawab pada
Dokter Kim karena yang membawanya ke rumah sakit.
Seo Woo dan Dokter Pi berjalan di taman bersama-sama.
Dokter Pi membahas kalau Dokter Kang yang
akan melakukannya. Seo
Woo mengatakan kalau ia yang akan melakukanya dan Dokter Kang nanti yang menyuruh
melihatnya agar bisa belajar.
“Aku pikir Sepertinya Prof Hong dan Dokter
Yoo sedang berkencan” kata Dokter Pi
“Mereka berkencan atau
tidak, itu bukan urusanku.”
Komentar Seo Woo tak peduli sambil meminum americanonya.
“Aku hanya ingin bilang ... Jangan buat konflik dalam
hubungan dokter Yoo.” Ucap Dokter Pi
“Tidak akan karena Aku selalu saja kalah. Bahkan
ayahku meminta aku berteman dengannya. Kepala
Hye Jung pasti ada serbuk emasnya.” Komentar Seo Woo sinis
“Hei... Dia bersahabat dan pandai beradaptasi.
Kau
harusnya melihat dia minum dengan kepala
bagian saat pesta
penyambutan.” Kata Dokter Pi
Seo Woo ingin melihatnya, Dokter Pi mengeluarkan
ponselnya saat akan menengok ternyata kepala Seo Woo sudah mendekat membuatnya
terbentur, keduanya saling menatap dan terdiam. Seo Woo langsung melihat video
bertanya Bagaimana Hye Jung
bisa seperti itu. Dokter Pi memuji Seo Woo itu lebih
cantik. Seo Woo senang mendengarnya, Dokter Pi terlihat gugup
setelah memujinya.
Ponsel Seo Woo bergetar, ayahnya menelp bertanya apakah ingat Yoo
Hyejung di departemennya. Seo Woo menjawab
mengingatnya. Dokter Jin menyuruh untuk membawa anak itu agar mereka bisa minum
teh bersama karena ingin mengenal lebih jauh. Seo Woo bertanya alasanya, Ayahnya pikir nanti kalau bertemu
juga akan tahu lalu langsung menutup ponselnya. Dokter Pi bertanya ada apa, Seo
Woo hanya menjawab dengan helaan nafas.
Ji Hong memeriksa berkas pasien berbicara dengan Dokter
Kang yang melakukan
transcranial Doppler untuk pasien di kamar 2001, Dokter
Kang membenarka dan tidak ada masalah. Ji Hong meminta agar memeriksa
setiap pagi Kalau ada
vasospam, [penyempitan pembuluh darah] segera
memberitahunya.
Tuan Oh datang membawakan beberapa bungkus makanan,
Dokter Kang menyapanya dengan menanyakan kabarnya, Tuan Oh memberikan beberapa
bungkus makanan yang satunya khusus untuk Yoon Do. Dokter Kang mengodanya kalau
sengaja membuat khusus untuk Yoon Do karena sebagai dokter dari istrinya
operasi kemarin. Tuan Oh menceritakan Kadang-kadang Yoon Do mampir ke restorannya.
Dokter Kang pun memperkenalakan Ji Hong pada ayah dari
Hye Jung. Ji Hong pun menyapanya. Dokter Kang memberitahu Ji Hong adalah atasan dari Hye Jung. Tuan Oh langsung meminta agar menjaga
anaknya. Ji Hong pikir tak pelu lalu bertanya apakah Tuan Oh sudah lupa
padanya. Tuan Oh terlihat tak mengingatnya, Ji Hong pun bertanya apakah
memiliki waktu untuk minum teh bersama.
Ji Hong membuatkan segelas teh untuk Tuan Oh di
ruanganya, Tuan Oh akhirnya mengingatnya saat ibunya meninggal Ji Hong itu
hadir. Ji Hong membenarkan dan ia juga
sebagai guru Hye Jung
saat SMA. Tuan Oh meminta maaf sebagai ayah
tapi belum
pernah mampir ke sekolahnya memberi salam. Ji Hong pun
mempersilahkan Tuan Oh untuk meminum tehnya lebih dulu.
“Tapi, bagaimana anda bisa jadi
dokter ?” tanya Tuan Oh bingung
“Aku dari awal memang dokter. Saat
itu, aku sedang cuti dan menjadi
guru.” Jelas Ji Hong lalu bertanya apakah memiliki kartu
karena mengingat dengan sup nenek,
“Rasanya tidak mirip, tapi kau
tidak akan tahu bedanya kalau tidak pemilih. Orang
bilang rasanya mirip buatan ibuku.” Kata Tuan Oh memberikan kartu namanya.
Ji Hong bertanya apakah sudah menelp Hye Jung kalau akan
datang ke rumah sakit. Tuan Oh mengatakan tak memberitahunya karena tahu
anaknya itu sangat membencinya, karena tahu
Hye Jung pasti menghindar kalau menelpnya jadi lebih baik langsung datang. Ji Hong yakin Hye Jung itu tidak
akan menghindari.
Hye Jung sedang ada diruangan lalu melihat ponselnya ada
telp dari ayahnya, setelah menatapnya cukup lama memilih untuk tak menerima
telp dari ayahnya. Telp dari nomor tak dikenal masuk, seorang pria menelp
memberitahu dari kanto Dokter Jin memberitahu Direktur ingin
bertemu dengannya. Hye Jung mengerti.
Beberapa saat kemudian, Hye Jung sudah duduk disebelah
Seo Woo bertemu dengan Dokter Jin. Dengan ramah Dokter Jin bertanya Bagaimana kerja disini,
apakah menyukainya. Hye Jung mengatakan kalau semua berjalan dengan lancar.
“Seo Woo keras kepala dan kurang
fleksibel. Sepertinya dia kurang bagus saat
bekerja. Kalian seumuran, harusnya bisa
berteman akrab.” Komentar Dokter Jin, Seo
Woo dan Hye Jung saling menatap.
“Oh ya, aku dengar ini dari tim PR, Dokter Yoo Hyejung akan hadir
dalam SBC "Focus People" Jadi Lakukan
dengan baik.” Kata Dokter Jin
“Aku sudah menolak itu dan tidak cocok melakukannya.” Ucap Hye Jung.
“Mana bisa begitu ? Semua orang harus bersumbangsih
saat rumah sakit dalam bahaya. Seo Woo bisa saja melakukannya, tapi
dia masih belum mampu. Aku asumsikan kau setuju. Senang
bertemu denganmu. Aku
suka pada orang muda.” Ucap Dokter Jin sambil
mengulurkan tanganya.
Hye Jung sempat terdiam tapi setelah itu meraih tangan
Dokter Jin untuk berjabat tangan. Seo Woo hanya bisa terdiam menahan
kesedihanya karena ayahnya juga lebih suka pada Hye Jun dibanding dirinya.
Saat keluar dari ruangan, Seo Woo memberitahu itulah
caranya bagaimana bisa hidup karena Tidak semuanya mudah baginya lalu berjalan pergi. Hye Jung hanya bisa diam menatap
Seo Woo merasa tak enak karena ayahnya sendiri membandingnya dengan dirinya.
Hye Jung berjalan dilorong, Ji Hong sudah menunggu lalu
mengajaknya pergi karena ingin sekarang Hye Jung yang mengantarnya pulang. Hye
Jung mengaku kalau sangat suka melakukannya karena sebelumnya suasana
hatinya buruk dan sekarang jadi lebih baik.
“Hmm ? Kenapa bisa suasana hatimu buruk ?” tanya Ji Hong
“Aku bertemu Direktur Jin dan Seo Woo. Hidup
manusia terlihat lebih baik dari jauh tapi Kalau
dari dekat kejam sekali.” Cerita Hye Jung
“Meskipun begitu, apa kau ingin masuk dalam kehidupanku
?” goda Ji Hong
“Aku bertekad masuk dalam hidupmu.” Jawab Hye Jung, Ji Hong pun mengajak Hye Jung untuk
segera pergi sekarang.
Keduanya masuk ke parkiran, Hye Jung berlari lebih dulu
sengaja membuka pintu layaknya pria yang melakukan pada wanitanya. Ji Hong
merasa suatu kehormatan baginya.
Hye Jung meminta agar Ji Hong bisa berhati-hati dengan kepalanya
Hye Jung menyetir mobilnya ditengah malam, Ji Hong
menatapnya dengan penuh kasih sayang. Hye Jung tersenyum bahagia bisa melihat Ji
Hong yang duduk disampingnya untuk mengantar pulang. Ji Hong membuka jendela
mobil sengaja mengeluarkan tanganya agar bisa merasakan angin yang berhembus,
Hye Jung tersenyum bahagia melihatnya.
“Petualangan memasuki hidup
seseorang telah dimulai. Aku berdebar seperti hatiku sedang berlari kencang.” Gumam Hye Jung penuh semangat.
Yoon Do baru pulang melihat Seo Woo yang berdiri
menunggunya didepan rumah sambil menangis. Setelah menghela nafas panjang
berjalan mendekatinya. Seo Woo mengaku berusaha untuk tak melakukanya seperti
sekarang, Tapi setiap ada masalah maka selalu mencari Yoon Do. Yoon Do hanya bisa memalingkan wajahnya sambil
menghela nafas kembali. Seo Woo berjalan mendekat dan langsung memeluknya.
“Kenapa bukan aku ? Kenapa tidak bisa ? Kita padahal sudah cocok sekali dan saling mengenal satu sama lain.” Ucap Seo Woo menangis di pelukan Yoon Do, lalu Yoon Do
melepaskan pelukan Seo Woo.
“Dasar Bodoh ...Bukannya karena kau Tapi itu karena aku.” Ucap Yoon Do
“Padahal Kita serasi sekali. Kau punya tubuh yang tinggi dan tinggiku ini sesuai
untukmu” kata Seo Woo mengusap air matanya
“Kau benar soal tinggi bahkan Tinggimu sempurna.” Kata Yoon Do, Seo Woo mengumpat dirinya tak bisa
berkata-kata kalau Yoon Do menyetujuinya dengan cepat.
“Selain soal tinggi aku tidak tahu
harus berkata apa lagi” ucap Seo Woo. Yoon Do
menyuruh segera pulang karena nanti bisa dilihat oleh tetangganya.
“Apa masalahnya kalau dilihat
orang atau tidak ?” kata Seo Woo
“Orang seperti kau dan aku punya 2
pilihan yaitu mengikuti rencana orang
tuamu atau tidak. Jika mengikuti mereka, maka kau
harus punya sesuatu untuk diberikan ke mereka. Dan Kau tidak bisa begitu.” Jelas Yoon Do
Seo Woo menegaskan kalau ia tak bisa, karena Apapun
yang dilakukan, maka tidak pernah cukup dimata orang tuanya. Yoon Do
bertanya apakah tahu sebabnya, karena Harapan itu ditetapkan
oleh mereka sendiri da orang tua Seo Whoo hanya melihat
Seo Woo untuk memuaskan mereka. Seo Woo mengaku
sangat menyukai ayahnya saat masih kecil sifatnya itu sangat baik. Yoon Do
menyuruh pergi dan berhenti menangis seperti akan kecil serta berpesan agar keluar
dari bayangan orang tuanya lalu pergi
meninggalkanya. Seo Woo hanya bisa menangis sendirian tanpa ada orang yang
memperdulikanya.
Dokter Ahn dengan wajah bahagia membuat bola-bola nasi,
Dokter Kang masuk ruangan sambil menelp lalu berteriak pada Dokter Ahn yang Masih
bisa makan saat ini. Dokter Choi dan perawat
Hyun melonggo binggung.
“Kondisi pasien Kim Hye Jung
memburuk, kenapa tidak lakukan pindai CT ?” kata
Dokter Kang
“Aku sudah meminta perawat Hyun melakukannya.” Ucap Dokter Ahn lalu bertanya pada perawat Hyun apakah
tak memaluknya. Perawat Hyun bertanya balik kapan menyuruhnya.
“Aku menelponmu saat pagi-pagi sekali untuk
melakukannya.” Kata Dokter Ahn
“Aku tidak dengar soal itu. Seharusnya perintah
seperti itu harus dilakukan secara resmi.” Kata perawat Hyun lalu pamit
pergi, Dokter Choi terlihat sedih karena Perawat Hyun harus pergi.
“Yaa, kau ini kenapa ? Tadi kau suruh Kang Soo memeriksa,
sekarang kau suruh perawat Hyun!!!” teriak Dokter Kang,
“Itu benar, aku tidak membuat
alasan.” Ucap Dokter Ahn
“Berkomunikasi dengan Perawat dan dokter dibawahmu saja tidak
bisa ?! Apa Kau tidak bisa berkomunikasi ? Kalau kondisi mental pasien
buruk, apa kau mau tanggung jawab ? Jadi Kau masih belum sadar juga ?!” teriak Dokter Kang
Dokter Ahn tak bisa lagi menahan amarahnya berdiri sambil
mengebrak meja. Dokter Ahn tak terima juniornya berani berdiri didepanya,
Dokter Kang hanya mengambi nasi kepalnya lalu pergi. Dokter Kang bertanya mau
dibawa kemana nasi kepalnya itu.
Dokter Choi berkomentar seniornya itu sudah bertindak
berlebihan. Dokter Kang pikir tak seperti karena sikapnya ini agar
tidak ada kecelakaan nantinya. Dokter Choi mencari
kesempatan membuat tenang dengan menyuapi seniornya. Dokter Kang memujinya lalu
berteriak kalau itu bawang putih, Dokter Choi mengatakan kalau itu supaya
seniornya menjadi manusia kembali. Dokter Kang langsung memukul kepala
juniornya.
Dokter Ahn masuk ke cafe dengan wajah lesu dan duduk di
meja kosong. Soon Hee menemuinya bertanya apakah datang sendirian. Dokter Ahn
membenarkan lalu meminta agar dibawakan minuman dan juga makanan. Soon hee
mengerti lalu membawakanya sebotol bir dan juga kripik.
“Jika ada mencariku terutama dari rumah sakit ... bilang saja aku tidak ada.” Kata Dokter Ahn.
“Mana bisa aku bilang tidak ada ? Kau besar sekali, mereka pasti melihatnya” ucap Soon Hee, Dokter Ahn meminum langsung
birnya lalu menangis. Soon Hee bingung kenapa Dokter Ahn malah menangis.
Yoon Do baru selesai mandi menjerit kaget melihat In Joo
masuk ke rumahnya dengan menekan passwor rumahnya. In Joo menyapa Yoon Do yang
baru selesai dan duduk di sofa. Yoon Do mengeluh In Joo datang lagi dan
bertanya apakah In Joo itu tidak punya rumah ?
“Mana bisa seenaknya kerumah orang
?!!” jerit Yoon Do kesal
“Aku lelah..... Berikan aku minuman dingin.” Kata In Joo bersadar di sofa. Yoon Do mengeluh melihat
tingkah In Joo yang di panggilnya bibi
“Aku dengar kau suka wanita yang punya masa
lalu bermasalah ? Awas
kalau kau menyukaiku” goda In Joo
“Itu tergantung masa lalunya !!!” tegas Yoon Do dengan tawa mengejek, In Joo menegaskan
kalau jangan sampai Yoon Do menyukainya karena Kisah
masa lalunya banyak
sekali.
Yoon Do pikir tak perlu khawatir
soal itu dan meminta agar tak ke rumahnya lagi karena kehidupan
apa yang akan dijalaninya sekarang. Terdengar suara Pa Ran memberitahu pamanya
datang, lalu melihat In Joo juga ada dirumah keponakanya. Yoon Do mengumpat
dirinya bisa gila melihat dua
orang yang membuatnya kesal
“Paman, tolong jangan kerumahku
lagi. Kenapa paman kesini lagi ?!” teriak Yoon Do kesal
“Paman kesepian.” Kata Pa Ran, In Joo mengaku kalau merasa seperti itu
juga jadi sangat suka datang ke rumah Yoon Do.
“Aku juga, sebenarnya agak aneh
jika pasangan bercerai seperti kita bertemu.” Ucap Pa Ran
“Benar, menyedihkan kalau hanya
kita berdua. Lebih baik jika ada Yoon Do, menyenangkan bisa menggodanya.” Komentar In Joo,
Pa Ran setuju kalau In Jo memang sahabatnya dan kembali
High five. Yoon Do menegaskan bersumpah akan mulai berkencan dan mencari wanita yang ingin tinggal
dirumahnya agar keduanya tak datang lagi. In Joo menyuruh Yoon Do lalukan saja Tapi,
menurutnya kepribadian Yoon Do kurang populer dikalangan perempuan. Yoon Do terlihat kesal dengan ucapan In Joo.
In Joo bertanya apakah Yoon Do sudah membeli mie dalam
cup, dan memberi bayarkan kalau akan mengakuinya sebagai pria yang baik. Yoon
Do tersenyum akan membelikanya, In Joo bertanya apakah akan membelinya
sekarang. Yoon Do dengan wajah kesal mengatakan akan membelinya besok
lalu berjalan pergi masuk ke dalam kamar. Pa Ran mengajak
high five, In Joo menolaknya menurutnya berlebihan.
Hye Jung mengantar Ji Hong sampai ke depan rumah dan
sempat membuka sabuk pengamanya, Ji Hong meminta untuk membukakan sabuk
pengamanya, Hye Jun binggung. Ji Hong pikir Hye Jun suka melakukan hal seperti
itu rasanya seperti menjaga dan peduli pada seseorang. Hye Jung mengeluh Ji Hong itu tahu
terlalu banyak soal dirinya.
“Aku banyak belajar setelah semua
perkataanmu padaku.” Kata Ji Hong
“Kau ini masih pendendam seperti dulu.” Balas Hye Jun lalu membuka sabuk pengaman milik Ji
Hong.
Tiba-tiba Hye Jung merasakan sesuatu yang berdebar dengan
kencang saat berdekatan lalu memilih untuk mundur tak melepaskanya. Ji Hong
bertanya kenapa Hye Jung mundur. Hye Jung merasa sedikit ada sesuatu yang bisa merangsangnya. Ji Hong tertawa lalu
membuka sabuk pengamannya dan bertanya apakah ingin mampir untuk makan. Hye Jun
menolak. Ji Hong bertanya apakah Hye Jung ingin mencoba bermain mesin boneka.
Hye Jung akhirnya setuju karena Ji Hong bisa membuatnya untuk main ke rumahnya.
Hye Jung bermain mesin boneka dan berhasil mengambil
boneka anjing berwarna putih. Ji Hong tak percaya sekarang Hye Jung itu sudah
pandai sekali. Hye Jung mengaku sekali diajarkan makan bisa dengn cepat
mengerti dan melakukanya lalu bertanya Kenapa
membeli permainan ini untuk dirumah
“ini imbalan atas apa yang tidak
kumiliki saat kecil.” kata Ji Hong, Hye Jung
pikir akan membutuhkanya juga.
“Aku bertemu ayahmu.” Kata Ji Hong, Hye Jung langsung terdiam. Ji Hon betanya
apakah tidak mau dibahas. Hye Jung mengatakan boleh membahasnya.
“Setelah aku ungkit, tapi aku jadi tidak tahu harus berkata
apa.” Kata Ji Hong
“Aku tidak suka pada ayahku.” Kata Hye Jung, Ji Hong tahu itu
Hye Jung menegaskan Kalau ada
yang memintanya untuk
berbaikan dengan
ayah, maka ia tidak mau ketemu orang itu lagi. Ji Hong bertanya apakah ia bisa
bertemunya. Hye Jung balik bertanya kenapa ingin bertemu, Ji Hong mengatakan ingin
makan nasi sup nenek,karena sangat merindukanya.
Hye Jung juga mengaku kalau sangat merindukanya juga.
“Aku katakan ini padamu. Apa kau tahu kenapa aku tidak memasak ? Aku takut kalau aku akan pandai melakukannya. Kalau aku pandai memasak, maka aku
jadi ingat nenek. Lalu Kalau mengingat
nenek aku jadi menangis.” Cerita Hye Jung dengan mata
berkaca-kaca
“Aku tidak tahu harus melakukan
apa disaat begini.” Kata Ji Hong
“Aku senang kau bilang tidak tahu
harus bagaimana. Maka Aku akan
ajarkan.” Ucap Hye Jung lalu menarik Ji Hong yang bersandar
dimesin mainan.
Hye Jung menjelaskan disaat seperti ini maka tangan Ji
Hong itu harus disatukan
dengan memeluk bagian pinggangnya, menurutnya pacarnya
itu hanya perlu memeluknya saja. Ji Hong tersenyum memeluk Hye Jung dengan erat
untuk menenangkanya. Hye Jung pun seperti merasakan kenyamanan saat memeluk Ji
Hong dengan erat.
Pagi hari di rumah sakit
Tuan Nam memegang erat tangan Nam Dal yang sudah mengunakan pakaian rumah sakit,
begitu juga Nam Hae. Lalu ia memberitahu anak bungsunya kalau operasi itu bukan
hal besar, menceritakn nanti Dokter
akan meminta untuk menutup mata dan Nam Dal harus menutup mataya, ketika matanya
tertutup dan tertidur setelah terbangun makan operasinya itu selesai.
“Baiklah. Lalu Hyung
bagaimana, apakah Hyung juga
ikut ?” tanya Nam Dal
“Aku tidak hari ini. Benarkan ayah?” kata Nam Hae,
“Benar, Nam Hae akan melakukan operasi sesudah Nam Dae.” Kata Tuan Nam, Nam Hae kembali tertawa. Tuan Nam
terlihat sedih lalu mengelus kepala anaknya dengan memuji sebagai vitamin
untuknya.
Ji Hong dan Dokter Pi masuk ruangan menyapa dua pasien
ciliknya, lalu meminta Tuan Nam agar tak perlu khawatir. Tuan Nam mengerti
karena tidak khawatir. Ji
Hong pun menanyakan kedaaan Nam Dal sebelum operasi, Nam Dal mengatakan
baik-baik saja, Nam Hae juga mengatakan baik-baik saja dengan tawanya. Ji Hong
mengatakan agar mereka melakukan bersama dengannya dan mengajak untuk
bersalaman.
Nam Dal pun berjabat tangan, Tuan Nam berkaca-kaca
melihat anaknya yang masih kecil harus menjalani operasi. Dokter Pi memastikan
pada Tuan Nam kalau sejak semalam Nam Dal itu tak minum air putih. Tuan Nam
membenarkan. Nam Hae memeluk adiknya yang akan menjalani operasi.
Hye Jung dengan bor membuka lebih dulu bagian tempurung
kepalanya dan membukanya lebar-lebar. Ji Hong masuk ruangan meminta agar
dipakain jubah operasi dan juga sarung tangan, Hye Jung akan berganti tempat.
Ji Hong menyuruh Hye Jun untuk tetap melakukanya saja.
Akhirnya Hye Jung duduk kembali meminta benangnya.
Ji Hong memperhatikanya, Hye Jung meminta Nomor
19 dan menarik lapisan kepalanya dan meminta agar diberikan
MIC. Setelah membukanya dan memberikan pada Ji Hong untuk melakukan.
Ji Hong menarik microscope lalu meminta Tang
Bipolar setelah itu menaruh beberapa lapisan putih dan seperti
benang yang menempel lalu meminta CUSA. Hye Jung melihat Tumornya
terletak di batang otak. Ji Hong membenarka jadi jangan
sampai ada kesalahan karena Kalau
sampai salah bisa cacat parah.
Tuan Nam terlihat gelisah di ruang tunggu, Nam Hae duduk
disampingnya masih saja tertawa, Tuan Nam pun memegang tangan anaknya dengan
wajah sedih lalu memeluknya dengan erat.
Di ruang operasi, terdengar suara seperti peringatan.
Perawat memberitahu dari monitor kalau Gelombang
otaknya terlihat buruk. Ji Hong bertanya bagaimana
tampilanya. Hye Jung mengatakan FA-nya
turun, kondisi latennya juga. Ji Hong tiba-tiba
menyuruh mereka menghentikan semua aktifitas.
Hye Jung binggung, semua terlihat tegang karena tiba-tiba
harus berhenti melakukan operasi. Ji Hong memejamkan matanya setelah menyuruh
semua berhenti, Hye Jung meliriknya. Ji Hong bertanya bagaimana keadaaanya
sekarang. Perawat melihat di monitor Sudah normal kembali dengan grafik yang naik turun dengan gelombang yang
besar. Ji Hong pun mengedipkan matanya pada Hye Jung dan kembali melakukan
operasi lalu bertanya apakah terlihat baik. Hye Jung memuji memang sangat baik.
Tuan Nam sudah membaringkan Nam Hae dalam pangkuanya
terlihat wajah anaknya yang masih tertawa saat tertidur. Ji Hong keluar dari ruang operasi, Tuan Nam
memindahkan Nam Hae di kursi lalu mendekati Ji Hong dan Ji Hong memberitahu
operasinya berjalan lancar. Tuan Nam
bisa bernafas lega dan mengucapkan terimakasih.
“Kita harus lihat hasilnya setelah dia sadar Tapi tidak perlu khawatir mengenai hal itu” jelas Ji Hong, Tuan Nam menganguk
mengerti dan kembali mengucapkan terimakasih. Ji Hong tersenyum lalu melihat
Nam Hae yang tertidur dengan wajah tertawanya.
Dokter Kim mengajak Hye Jung untuk minum teh bersama lalu
bertanya apakah ada jadwal operasi hari ini. Hye Jung mengatakan Sudah
selesai dan menjadi asisten Prof Hong Ji Hong.
Dokter Kim mengaku
Sebenarnya, sedang ditekan oleh Direktu
Jin
“Ia ingin kau hadir di TV mewakili rumah
sakit. Apakah ... ini berat buatmu ?” kata Dokter Kim tak enak hati
“Kalau Dokter Kim yang memintanya, maka ia akan
melakukanya. Aku
cenderung menahan diri jika menyangkut orang.”kata
Hye Jung
Dokter
Kim tak percaya ternyata Hye Jung itu mudah sekali memutuskan pilihanya. Lalu bertanya
Apa
Hye
Jung memang semudah ini, Hye Jung mengaku memang mudah kalau itu
berhubungan langsung dengan Dokter Kim. Keduanya tertawa bahagia mendengarnya.
Ji Hong sedang minum di taman, Hye Jung datang langsung
menyandar di bahunya dengan bersikap manja, karenaOperasinya
sudah selesai, maka semua ketegangannya akhrinya pergi, tapi sekarang merasa lelah. Ji Hong tersenyum lalu memberikan minumanya, Hye Jung pun
meminumnya dan Ji Hong pun ikut meminumanya juga.
“Kau Mau makan apa ? Aku akan buatkan semua yang kau
mau !” kata Ji Hong
“Ah... benarkan? Kalau
begitu, aku mau ...” ucap Hye Jung menopang
dagu, Ji Hong ikut menopang dagu ikut memikirkan apa yang ingin dimakan oleh
pacarnya.
Keduanya pergi ke supermarket bersama, Ji Hong sebagai
pria menyuruh Hye Jung mengambil semua barang yan diinginkanya karena akan
membelikanya semuanya. Hye Jung senang langsung mengambil snack yang dinginkanya
lalu mengambil ramyun setelah itu memasukan lorong, memasukan semua barang ke
dalam keranjang. Ji Hong diam-diam menaruhnya kembali karena merasa berlebihan.
Ji Hong melihat ada makanan yang bisa dicoba, Hye Jung
sudah membuka mulut karena Ji Hong ingin menyuapinya. Tapi Ji Hong yang jahil
langsung memasukan ke dalam mulutnya. Hye Jung dengan kesal ingin memukulnya
dan memilih untuk mengambilnya sendiri saja.
Keduanya melihat ke bagian sayur, Hye Jung melihat
sekotak sayuran yang masih sangat fresh. Lalu pindah ke bagian buah, Hye Jung
mengetuk-ngetuk buah semangka mengatakan tak mengerti dalam hal memilihnya. Ji
Hong memilih salah satunya, Hye Jung bertanya apakah perlu dibedah dengan pisau
bedah. Ji Hong mengatakan punya satu dirumah. Hye Jung tertawa sendiri.
Hye Jung menopang wajahnya tersenyum bahagia melihat Ji
Hong yang sibuk masak didapur. Ji Hong mencicipi dulu masakannya lalu
menuangkan ke dalam mangkuk sup, dan menaruh diatas meja untuk pacarnya karena
sup itu sebagai bintang utama malam ini. Hye Jung melihat tidak
mungkin sama dan memulai untuk mencobanya.
Ji Hong melihat Hye Jung yang mulai mencicipi masakanya,
Hye Jung terdiam setelah mencobanya lalu kembali mencobanya. Ji Hong bertanya
kenapa. Hye Jung mengatakan Rasanya mirip sup buatanya nenek. Ji Hong bertanya apakah rasanya enak. Hye Jung mengatakan
enak dan bertanya membelinya dimana. Ji Hong mengatakan mendapatkan di Kedai
sup nasi nenek. Hye Jung terdiam menaruh
sendoknya menatap Ji Hong yang duduk didepanya.
“Berkencan
dimulai saat seseorang memasuki hidupmu. Ini hal tepat jika
mengijinkan orang itu masuk dalam kisah hidupmu tapi Menerima orang itu masuk, sungguh hal yang
sulit.” Gumam Hye Jung
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Eh, ada nam goong min... sempat terpikir apa ini masih beautiful gong shim... hehe...
BalasHapusIhhh ah dan te jdi comeo y .tapi gkarakter y ga pas dia harus y ceria ga pendiam.
BalasHapusBoneka y ji hong ngasi y diepisode brapa sih,,,kok lupa y
BalasHapusBoneka y ji hong ngasi y diepisode brapa sih,,,kok lupa y
BalasHapus