PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hye Jung yang mogok makan mengambil kotak makan dari
neneknya karena sengata membawa makan untuknya, sambil menangis makan nasi yang
diwabakn oleh nenek Kang. Setelah itu Hye Jung berlutut didepan Seo Woo untuk
meminta agar mencabut laporan, setelah Soon Hee mengantikan dirinya di penjara.
Tuan Jung berpesan pada Ji Hong agar anaknya jadi dokter
yang baik seperti sekarang. Ji Hong
terlihat sangat merindukan Hye Jung memeluknya dari belakang, seperti melakukan
pilihan yang tak disukainya demi sang pacar.
“Hal yang dapat kita
lakukan untuk seseorang yang kita cintai adalah mengorbankan diri sendiri. Sekalipun, pengorbanan itu… sangat tidak manuasiawi.”
Hye Jung duduk diam dimeja makan dan Ji Hong datang
membawakan segelas teh untuk diminum bersama. Senyuman Ji Hong terlihat sangat
bahagia sambil meminum tehnya, Hye Jung meminta Ji Hong segera menjelaskanya,
apa sebenarnya yang dikatakan Dokter Jin, karena tahu Ji Honbg itu gila
akan operasi.
“Aku tidak suka pemilihan katanya. Apakah ada reaksi berbeda?” kata Ji Hong
“Itu yang paling tepat. Kenapa kau menyerah atas sesuatu
yang begitu kau sukai? Aku
tidak akan memasukkannya dalam hati. Jadi
beritahu aku kebenarannya.” Tegas Hye Jung
“Aku mundur selangkah untuk maju
dua langkah. Aku sengaja melakukannya agar PresDir Jin
lengah.” Jelas Ji Hong
“Jadi bagaimana caramu untuk maju
dua langkah?” tanya Hye Jung heran
“Aku mencari kelemahan PresDir
Jin. Jadi Aku akan menyerangnya secepat
mungkin begitu aku menemukan kelemahan itu, kau jangan
terlalu cemas. Sekarang Yang bisa kulakukan hanyalah
pergi bekerja. Aku terus berkata "Terima
kasih Tuhan. Setidaknya aku bisa melakukan
ini." Berpikirlah positif seperti ini. ” Jelas Ji
Hong
“Apa Kau tahu? Kau selalu menasehatiku di saat
penting seperti ini.” ungkap Hye Jung
“Aku mantan guru yang sekarang
merupakan dokter sekaligus profesor. Aku
tidak bisa menyembunyikan sisi semacam itu dari diriku.” Jelas Ji Hong
Bangga
“Kau harus memberitahuku saat
menemukan kelemahannya.” Keluh Hye Jung. Ji Hong
hanya tersenyum, keduanya pun menikmati minum teh bersama.
Soon Hee meminum segelas bir lalu menyuruh Seo Woo pulang sekarang, karena
tak bisa memberitahunya dan menurutnya Lebih
baik Seo Woo tidak mengetahuinya. Seo Woo pikir itu hanya untuk
memutuskan hal itu jadi meminta Soon Hee untuk
memberitahunya. Soon Hee tetap mengatakan kalau tak mengetahui apapun.
“Apa kau benar-benar ingin membuatku
terlihat seperti orang bodoh ? Aku tidak tahu bagaimana kau
menganggapku, tapi aku
pikir kau... adalah
sahabatku, sampai akhirnya Hye Jung muncul. Selain itu aku
tahu bahwa kau salah paham padaku.” Kata Seo
Woo, Soon Hee menghela nafas panjang.
“Hye Jung bergabung di RS Gukil... karena ayahmu.” Jelas Soon Hee membuka mulut, Seo Woo ingin tahu
alasanya yang pastinya.
“Apa kau pernah bertemu neneknya?” tanya Soon Hee, Seo Woo mengatakan pernah walaupun tidak begitu ingat.
“Dia meninggal selama operasi
kankernya. Ayahmu
adalah dokter bedahnya, dan
dia melakukan malpraktek.” Kata Soon Hee, Seo Woo
kaget mendengarnya.
“Apakah itu berarti... Neneknya meninggal karena Ayahku
melakukan kesalahan selama operasi? Apakah
itu yang Hye Jung pikirkan?” kata Seo Woo tak
percaya
“Dia baru saja mengatakan padaku
bahwa dia menemukan bukti pasti.” Jelas Soon
Hee, Seo Woo merasa kalau tak masuk akal.
“Apa kau pikir dia akan... menyimpannya seorang diri selama
13th jika itu sekedar omong kosong? Hye
Jung tidak bodoh dan Kau juga
tahu itu. Impiannya
adalah menjalankan Restoran Nenek. Dia
ingin hidup bahagia dengan Neneknya.” Kata Soon
Hee, Seo Woo yakin Hye Jung itu salah dan
Tidak mungkin ayahnya
melakukan hal semacam itu lalu memilih keluar
meninggalkan cafe. Soon Hee sempat berteriak memanggilnya.
Nyonya Yang dan Suaminya menyambut Tuan Jin didepan pintu
saat datang kerumah. Tuan Jin heran melihat keduanya sampai menyambutnya di depan pintu padahal hanya datang untuk
minum teh. Dokter Jin pikir tentu saja mereka harus
menyambut ayahnya yang datang didepan pintu. Nyonya Yan menanyakan ibu
mertuanya. Tuan Jin mengatakan sudah tertidur.
Di atas meja, Nyonya Yang membuatkan dua cangkir teh
lemon untuk keduanya lalu memberikan ayah mertuanya Tuan Jin bertanya
keberadaan Seo Woo, Nyonya Yang memberitahu Seo Woo belum
pulang lalu akan duduk disamping suaminya, tapi Dokter Jin
dengan sinis memberitahu harus membicarakan sesuatu dengan
Ayah. Nyonya Yang dengan lirikan kesal mengerti memilih untuk
pergi dari ruang tengah.
Tuan Jin bertanya apa yang terjadi, Dokter Jin terlihat
gugup mencoba menusuk buah tomat cerry, tapi sepertinya jarinya terlihat lemah.
Tuan Jin berpikir anaknya itu kurang sehat. Dokter Jin merasa kalau dirinya
hanya stress saja. Tuan Jin mendengar
anaknya melewatkan pemeriksaan kesehatan rutin tahun lalu jadi meminta agar segera memeriksakan kesehatanya.
Dokter Jin mengerti.
“Apa yang membuatmu stres? Katakan
padaku.” Ucap Tuan Jin
“Aku ingin berinvestasi lebih pada saham Perusahaan Farmasi
Sangil, tapi aku tidak punya uang.” Cerita
Dokter Jin
“Kau sudah banyak berinvestasi. Kenapa kau masih ingin lebih? Jangan lakukan kalau tidak mampu.” Ucap Tuan Jin
“Aku harus menjadi pemegang saham
utama. Aku lebih
suka memiliki sebuah perusahaan yang stabil dibanding
rumah sakit.” Jelas Dokter Jin, Tuan Jin menanyakan
tentang pengembangan RS
“Aku akan menyerahkannya pada Seo
Woo. Kudengar
obat baru dari perusahaan itu akan menjadi hit besar. Harga saham mereka pasti akan
naik kemudian dan Keuntungannya
akan berkali lipat dari investasinya.” Jelas
Dokter Jin
“Kalau begitu, aku akan membelikan
sahamnya untukmu. Apa
yang akan kita lakukan dengan dana gelap yang kita punya? Jadi Gunakan saja itu.” Kata Tuan Jin, Dokter Jin tersenyum merasa benar-benar tidak bisa
hidup tanpa Ayah.
Dokter Jin mengajak mereka sekeluarga
berpelesir dengan kapal pesiar saat pembangunan RS dimulai. Tuan Jin menolak karena Ibu tirinya selalu saja jalan-jalan
sendirian sepanjang waktu dan membuat jadi merindukan
ibu Dokter Jin sangat memperhatikannya, Dokter Jin heran Ayah
tiba-tiba membicarakan tentang Ibu membuatnya
jadi merindukannya juga. Tuan Jin mengatkan harus
melapangkan jalan anaknya untuk membuatnya bangga. Jadi meminta Jangan mencemaskan apa
pun. Dokter Jin tak bisa menutupi rasa bahagia dengan
tersenyum.
Seo Woo duduk sendirian ditaman, mengingat kejadian saat
pertama kali bertemu dengan nenek Kang di rumah sakit.
Flash Back
Nenek Kang kaget melihat Dokter Jin yang ada dirumah
sakit juga, Dokte Jin memberitahu kalau ia adalah ayah dari Seo Woo. Nenek Kang langsung minta
maaf karena Cucunya sudah melakukan kesalahan besar. Lalu dengan rasa khawatir bertanya apakah ada yang
terluka serius.
Dokter Pi datang melihat Seo Woo duduk sendirian berpikir
kalau sudah pulang dan
bertanya kenapa kembali ke rumah sakit. Seo Woo meminta agar Young Guk melakukan
sesuatu yang tak seharusnya dilakukan
padanya.
Young Guk binggung dan sempat terdiam, lalu tanganya
memeluk lengan Seo Woo. Seo Woo tetap diam dengan tangisnya. Tangan Young Guk
pun menarik kepala Seo Woo agar bersandar padanya lalu menenangkan kalau semua
pasti akan baik-baik saja. Seo Woo terlihat sedikit mulai tenang.
Hye Jung berjalan bersama dokter Kang menanyakan keadaan
pasien. Dokter Kang memberitahu suhu tubuhnya normal 36 derajat
celcius. Hye Jung pun bersyukur mendengarnya. Dokter Kang memberitahu Dr
Kim meminta mereka semua ke ruang konferensi. Hye Jung pikir setelah
memeriksa pasien akan pergi kesana.
Keduanya ke tempat Hae Young masih dirawat, Hye Jung
melihat ke layar monitor lalu memuji Hae Young yang sangat
mengagumkan. Hae Young terlihat masih bisa bertahan
dibantu alat demi anak dalam kandunganya. Dokter Kang terlihat ikut prihatin
dengan keadaan pasien.
Ji Hong masuk ke ruang konferensi, mendengar Seo Woo
sedang berdiri dipodium. Semua dokter pun ikut bergabung termasuk dengan Dokter
Choi yang duduk disamping Dokter Ahn.
“Pasien Lee Hae Young berusia 29th. Dia dibawa ke UGD setelah
kecelakaan lalu lintas. dalam
keadaan semi koma saat dibawa kemari. Berdasarkan
hasil CT scan otak, dia mengalami intracranial
haemorrhage... dengan
sekitar 80cc darah di bagian kiri otaknya. Dan Juga
terjadi arteriovenous rupture.” Jelas Seo Woo
“Kami memutuskan bahwa hampir
tidak ada kemungkinan baginya untuk pulih, tapi melakukan operasi darurat
karena dia sedang mengandung 20minggu.” Ucap Seo
Woo, semua dokter residen, serta Yoon Do ikut mendengarkan dengan serius.
Dokter Kim bertanya tentang kondisi bayinya
sekarang, Hye Jung mengatakan Sejauh
ini tumbuh tanpa masalah. Dokter Kim meminta agar tetap
perhatikan pasien dan Jika
sesuatu yang buruk terjadi, maka harus
segera mengeluarkan bayinya jadi Pastikan
Departemen Kandungan siap siaga. Hye Jun mengerti.
Dokter Kim pikir pertemuan kali ini sudah cukup, lalu
berdiri dari tempat duduknya karena ada sesuatu yang ingin disampaikan pada mereka.
“Ada banyak masalah di dalam dan
di luar Departemen Bedah Syaraf... selama
beberapa bulan terakhir. Salah
seorang rekan kita sakit, lalu hukuman
disipliner dijatuhkan pada yang lain, dan
orang-orang mengritik kita karena
seorang pasien yang merupakan tokoh publik.” Kata
Dokter Kim tertuju pada Kang Soo dan juga Hye Jung.
“Kita harus menahan ini sedikit
lebih lama. Meskipun
begitu, hanya
jika kita bersama... maka kita
dapat melalui ini. Ahli
Bedah Syaraf bertarung dengan otak mereka. Otak yang mengontrol tubuh
manusia. Artinya...” kata Dokter Jin
“Departemen Bedah Syaraf
mengontrol segalanya.” Ucap semua dokter, Ji Hong
yang duduk dibelakang sedikit tersenyum mendengarnya walaupun ada rasa gelisah.
Pa Ran melihat hasil tes lalu tersenyum, menngatakan sudah mendengarnya
dari Dr Jung Yoon Do kalau yang duduk didepanya
adalah ayah dari Hye Jung. Tuan Yoo membenarkan. Pa Ran lalu bertanya gejala
apa yang sering dialaminya.
“Aku selalu merasa lelah... dan perut bagian atasku terasa
sakit. Aku pergi
ke klinik kecil, tapi
mereka merujuk ku rumah sakit ini
setelah melakukan tes darah.” Jelas Tuan Yoo
“Kondisi liver Anda kurang baik. Sekarang Biar kuperiksa mata Anda. Apakah Anda bisa membukanya lebih
lebar?” kata Pa Ran, Tuan Yoo mencoba membukanya tapi seperti
tak bisa membuka dengan lebar.
“Apakah Anda sering minum alcohol?” tanya Pa Ran, Tuan Yoo mengaku agak sering minum
belakangan ini.
“Aku rasa cukup Anda minum banyak. Kelihatannya liver Anda mengalami
radang. Aku akan
melakukan tes ultrasonik pada liver Anda.” Jelas Pa
Ran, Tuan Yoo pun mengerti.
Pa Ran lalu bertanya bagaimana
Tuan Yoo mengenal Dr. Jung. Tuan Yoo menceritakan Yoon Do menjadi pelanggan
di restorannya dan juga yang
mengoperasi istrinya. Pa Ran merasa Yoon Do
itu pasti sangat hati-hati karena Tuan Yoo itu adalah Ayah Hye Jung.
Tuan Yoo pikir bisa bersyukur karena itu.
Dokter Kim membahas Kejaksaan
hanya membutuhkan rincian dana gelap saja, menurutnya semua ini akan berakhir lebih cepat dari
perkiraan sebelumnya. Ji Hong meminta
maaf karna tidak
bisa menggunakannya sekarang. Dokter Kim binggung
menanyakan alasanya. Ji Hong mengaku Dokter Jin yang memegang kartu mati Hye
Jung.
“Kau bilang Hye Jung? Aku tidak
bisa memercayainya. Ternyat Kau
berubah menjadi benar-benar romantis.” Ejek
Dokter Kim tak percaya, Ji Hong terlihat tersipu malu.
“Saat kudengar kau memilih ke Pusat Penelitian, aku yakin pasti ada alasan besar
di baliknya. Tapi
siapa yang tahu ternyata itu demi cinta? Haruskah aku mengucapkan selamat
padamu?” ejek Dokter Kim, Ji Hong meminta seniornya untuk tak mengejeknya
terus.
“Aku senang melihatmu mengencani
seseorang dan kuharap berjalan lancar. Tapi
Ji Hong, kita tidak punya cukup waktu. Saat
pembangunan dimulai, maka keuangan
RS akan dalam kondisi kritis. Siapa
pun yang mengambil alih posisi PresDir Jin... jadi
kita harus meminimalisir bebannya.” Jelas Dokter Kim, Ji Hong rasa itu alasan untuk memikirkannya.
pikir Hye Jung kalau neneknya itu meninggal karena
malpraktek yang dilakukan Ayahnya.
“Itu fakta, bukan sekedar opini. Aku sudah mengonfirmasinya.” Kata Hye Jung
“Bagaimana bisa kau mengonfirmasi
sesuatu yang terjadi 13tahun yang lalu? Tidak mungkin ada catatan yang
tersisa.” Kata Seo Woo, Hye Jun mengatakan ada catatan yang
tersisa karena seseorang masih menyimpannya.
“Kenapa ada yang tetap menyimpannya
sedangkan itu bahkan bukan miliknya?” ucap Seo
Woo masih tak percaya
“Ada cukup alasan untuk itu dan
aku menerimanya.” Jelas Hye Jung
“Apa Kau membaca laporan itu dengan
benar? Siapa
yang membantumu?” kata Seo Woo, Hye Jun
menjawab itu adalah Dokter Jung Pa Ran.
“Hal-hal yang tidak dapat kita control kadang terjadi di ruang operasi. Kau pasti mengetahuinya.” Ucap Seo Woo terus membela, Hye Jung memberitahu saat
itu kedua belah pihak membuat perjanjian damai antara ayahnya dan rumah sakit. Seo Woo dengan mata
berkaca-kaca langsung keluar ruangan.
Seo Woo datang menemui Pa Ran karena ada sesuatu yang
ingin ditanyakan, Pa Ran pun ingin tahu apa yang ingin ditanyakanya.
“Apakah Dr. Yoo menemui Paman... untuk membantunya membaca laporan
anastesi?” tanya Seo Woo ingin memastikan
“Ya, aku melakukannya dan sang
dokter bedah memang melakukan kesalahan.” Jelas Pa
Ran
“Apakah Prof. Hong juga mengetahui
hal ini?” tanya Seo Woo, Pa Ran pikir mungkin saja mengetahuinya
karena Ji Hong yang mengenalkannya pada Hye Jung
“Lalu
apa Yoon Do juga mengetahuinya?” tanya Seo Woo, Pa Ran menjawab tahu karena keponakanya itu menyukai
Hye Jung, menurutnya selama ini belum pernah melihat hubungan semenarik ini.
Seo Woo pun mengucapkan terimakasih karena sudah memberitahunya lalu segera keluar
dari ruangan
Seo Woo sudah menunggu di tangga darurat saat Yoon Do
datang menemuinya, ia langsung bertanya Apakah
Yoon Do menjadi anggota direksi karena Hye Jung. Yoon Do membenarkan, Seo Woo bertanya apakah Untuk membantunya. Yoon Do menegaskan bukan hanya untuk Hye Jung tapi juga untuk Prof. Hong.
“Kau tidak pernah gagal
mengejutkanku, bahkan Kau belum
pernah seperti ini sebelumnya. Dulu
kau tidak pernah ikut campur urusan orang lain dan Kau
tidak suka bertarung maupun politik.” Kata Seo Woo
menatap Yoon Do penuh amarah.
“Tidak ada jalan lain bagiku untuk
lebih dekat dengan Dr Yoo.” Ucap Yoon Do
“Apakah itu masalahnya? Lalu Bagaimana denganku? Kau mengenalku sejak lama bahkan Kita teman dekat. Kau menyembuhkanku dari rasa
sakitku. Bagaimana
bisa kau melakukan ini padaku?” kata Seo Woo kecewa,
Yoon Do meminta maaf.
“Kalau begitu, bersikaplah seperti
dirimu biasanya.” Tegas Seo Woo, Yoon Do pun
bertanya apa yang diingikan Seo Woo dari dirinya.
“Jangan mempersulit Ayahku. Kau memihak Hye Jung untuk
menjatuhkan Ayahku. Jangan
lakukan itu.” Kata Seo Woo, Yoon Do menghela nafas
mendengarnya.
“Apakah aku meminta terlalu
banyak? Ayahku
bukan orang jahat. Hye
Jung sudah melakukan kesalahan. Kau
tahu, kan? Dokter
seharusnya menyelamatkan kehidupan. Tidak
ada yang bisa kita lakukan jika kita melakukan kesalahan. Bahkan Tidak seorang pun dari kita.” Tegas Seo Woo membela ayahnya. Yoon Do hanya diam, Seo
Woo pun memilih untuk meninggalkanya.
Kang Soo melihat kembali hasil webtoon buatanya dengan
cerita saat Hye Jung dan Ji Hong membantu pasien yang tak bisa bicara dengan
papan agar bisa mengetahuinya saat bicara. Ia berkomentar Hye Jung yang
terlihat cantik dan Ji Hong yang terlihat tampan dan juga gambar dirinya saat
memperlihatkan hasilnya dari tulisanya. Tak lupa menuliskan pesan (TERIMA KASIH SUDAH
MENUNGGU.)
Dokter Ahn memanggilnya memberitahu Tinta
printernya habis jadi meminta agar
membantunya. Kang Soo memberitahu kalau sekarang sedang
banjir imajinasi. Dokter Ahn mengeluh Kang
Soo itu menulis non fiksi.
Dengan memplagiat kehidupan Dr. Yoo. Kang Soo membalas meminta agar Dokter Ahn menjalani
kehidupan yang cukup layak untuk dibuat plagiat
untuknya. Dokter Ahn ingin marah tapi saat itu Dokter Kang datang menanyakan
apa yang sedang mereka lakukan.
“Joong Dae, Apa kau sudah melakukan CT Scan untuk
pasien Lee Chung Hyun?” tanya Dokter Kang, Dokter
Ahn mengatkan sudah melakukannya.
“Ahh.. ternyata sudah
rupanya. Kau
bekerja dengan baik tanpa omelanku” puji
Dokter Kang, Kang Soo merasa Dokter Ahn menjadi
lebih baik tanpa dirinya.
“Aku rasanya seperti tiarap di
lantai karena menggantikanmu.” Keluh Dokter Ahn,
Dokter Kang tak memperbolehkan Joong Dae tiarap karena tak ada yang bisa
membangunkanya, menurutnya juniornya itu sungguh beruntung
karena siapa yang bisa memprediksi
kejadian yang menimpa Kang Soo.
Young Guk masuk ruangan memanggil Joong Dae memberitahu
kalau sudah
melakukan CT Scan Pasien Lee Chung Hyun. Joong Dae
panik karena ketahuan menyuruh Young Guk membantunya, lalu membela diri kalau Sulit untuk mengerjakan semua
sendirian bahkan Pekerjaan
mereka sudah terlalu banyak saat masih ada Kang Soo.
“Apa Kau membantahku?” ucap Dokter Kang dengan mata melotot, Joong Dae
mengatakan tidak.
“Tak apa. Aku bisa membantunya. Kau tidak bisa mempekerjakan
orang baru kan sekarang. Terlalu
banyak pekerjaan untuk ditangani Joong Dae sendirian.”kata Young Guk membela temanya.
“Teman-teman, apa kalian
butuh bantuanku?” ucap Kang Soo yang sedari
tadi diam saja. Semua berteriak senang karena bisa berhasil membuat rencana. Joong
Dae meminta agar membawakan kertas untuk printer.
“Hey, bertugaslah saat malam. Aku harus mengurusnya selama
beberapa waktu terakhir. Aku
tidak habis pikir setelah selama ini.. dan aku
akan berakhir menjadi budakmu. Kenapa
aku harus jadi budakmu?” keluh Dokter Kang, Young
Guk mengatakan kalau Itu
efek bumerang.
“Hal itu menegaskan padaku bahwa
efek semacam itu sungguh ada.” Kata Dokter Ahn
“Hei... Joong
Dae, Ahn Joong Dae. Kau... Beraninya
kau mengolokku? Aku
harus memberimu pelajaran!” kata Dokter Kang ingin
memukulnya, Young Guk langsung menghalanginya.
“Jika Joong Dae pergi, maka kau dan aku harus mengurus semua
pekerjaannya.” Ucap Young Guk, Dokter Kang pikir benar
juga,
“Aku harusnya mengatakan aku
menyukainya. Orang-orang
tidak tahu, tapi aku menyukaimu.” Ucap Dokter
Kang, Kang Soo pun mengingat tugasnya mengambil kertas dan membuat schedule
lalu keluar ruangan
Dokter Kang mengungkapnya diam-diam
menyukainya lalu mengajak cross sebagai pria tambun satu dan dua,
sambil mengungkapkan kalau sangat menyukainya. Setelah Dokter Kang pergi Joong
Dae mengungkapkan tidak menyukai
Dokter Kang, menurutnya seniornya itu agak
delusional.
Hye Jung sedang melamun di ruanganya, ponselnya bergetar
Jung Pa Ran menelpnya. Pa Ran
memberitahu sudah memiliki hasil tes Ayah Hye Jung. Hye Jung kaget mendengarnya. Pa Ran
menceritakan Tuan Yoo yang datang menemuinya.
“Aku meneleponmu karena aku pikir
kau akan merasa cemas. Tapi Aku
rasa kau tidak tahu soal ini.” kata Pa Ran, Hye Jung
hanya diam saja karena sudah sejak lama tak berhubungan dengan ayahnya.
Pa Ran memperlihatkan gambar hasil Pemeriksaan
ultrasonik menunjukkan bahwa liver Tuan Yoo
membengkak dan Hal itu
dapat menyebabkan hepatitis. Tuan Yoo bertanya
apakah keadaannya
serius. Pa Ran melihat tidak hanya Cukup
rutin periksa dan minum obat. Tuan Yoo mengerti dan
bisa bernafas lega.
Hye Jung melihat
ayahnya ada didepan meja receptionist, perawat memberitahu Pemeriksaan selanjutnya sudah dijadwalkan jadi meminta agar datang
tepat waktu dan bisa membayar
di lantai bawah. Tuan Yoo mengangguk mengerti lalu bertanya Apakah
akan mendapatkan obatnya hari ini. Perawat mengatakan bisa
mengambilnya sekalian membayar nanti. Tuan Yoo
pun mengerti dan bergegas pergi. Hye Jung memilih untuk menghindari dari
pandangan ayahnya.
Ji Hong seperti sedang menunggu seseorang, melihat Hye Jung
yang datang langsung bertanya alasan memintanya untuk bertemu. Hye Jung pikir
dirinya bisa meminta tolong kapan
pun. Ji Hong membenarkan. Hye Jung mengatakan ingin
mendiskusikan sesuatu. Ji Hong bertanya apa yang
ingin dibahas.
“Ayahku datang kerumah sakit” ucap Hye Jung, Ji Hong bertanya
apakah menemui Hye Jung.
“Tidak, sebagai pasiien. Aku sangat cemas, kupikir
kondisinya serius.” Ungkap Hye Jung
“Akan sulit memunggunginya saat
dia sakit. Yahh... memang Benar.
Hubungan keluarga biasanya yang paling rumit. Kau merasa paling terluka oleh
mereka, tapi tetap saja terhubung dengan mereka.” Komentar
Ji Hong
“Aku tidak ingin menjadi lebih
dekat dengannya.”tegas Hye Jung, Ji Hong
mengatakan tidak ada yang memintanya seperti itu.
“Kau yang menyulitkan dirimu
sendiri.” Kata Ji Hong, Hye Jung bertanya apakah Ji Hong tidak
menyuruhku melakukannya juga.
Ji Hong mengatakan tidak dan dan tidak
akan menyuruh Hye Jung melakukan sesuatu yang dirinya sendiri tidak melakukannya. Hye Jung merasa lebih baik mendengarnya, lalu memuji
pacarnya yang terlihat sangat keren sekali. Ji Hong heran melihat sikap Hye
Jung yang tiba-tiba mengodanya. Hye Jung menegaskan sangat senang
karena Ji Hong adalah pacarnya. Ji Hong tersenyum dianggap
sebagai pacarnya. Hye Jung menegaskan kalau Ji Hong adalah miliknya, Ji Hong
tersipu malu lalu tiba-tiba wajahnya berubah saat melihat Yoon Do yang datang.
Yoon Do membungkuk melihat keduanya, Ji Hong menyapa Yoon
Do yang sudah lama tak bertemu lalu berkomentar Kelihatannya
'tamu-tamu' itu sudah tidak mendatangi tempat Yoon
Do lagi. Yoon Do tak banyak komentar
melihat keduanya, hanya membenarkan ucapan Ji Hong lalu memilih untuk segera
pamit pergi. Ji Hong dan Hye Jung saling melirik binggung dengan sikap Yoon Do
seperti menghindari mereka.
Yoon Do masuk ruangan dikagetkan dengan Ji Hong yang
masuk ruangan tanpa mengetuk pintu. Ji Hong malah mengodanya apakah Yoon Do
benar-benar kaget karena kedatanganya. Yoon Do pikir keduanya itu sedang
berkencan tadi dan kenapa harus datang ke ruanganya sekarang.
“He, Apa kau mau makan malam bersamaku?” kata Ji Hong terlihat sedih
“Tidak mau. Aku tidak suka caramu menatapku. Kau terlihat seperti sedang
mengasihaniku.” Ucap Yoon Do
“Bukan begitu.... Datanglah ke tempatku nanti. Aku akan memasak sesuatu.” Kata Ji Hong, Yoon Do tetap menolaknya. Ji Hong
menyuruh Yoon Do membawakan sebotol anggur lalu keluar ruangan.
Yoon Do berteriak kalau sudah menolaknya tadi, Ji Hong
tak peduli keluar dari ruangan. Yoon Do kesal sendiri karena Ji Hong
mengabaikan ucapanya.
Seo Woo masuk ruangan ayahnya, tapi Dokter Jin tak ada lalu menanyakan kemana ayahnya
pergi. Seketaris memberitahu Dokter Jin sedang akan segera kembali karena hanya
keluar sebentar setelah Tuan
Jin datang. Seo Woo mengerti lalu melihat foto keluargnya dan memainkan jam
pasir sambil menopang kepalanya duduk di kursi ayahnya.
Ia menyandarkan kepalanya di kursi dan kakinya tak
sengaja membentur laci, akhirnya ia membuka laci menemukan sebuah pulpen ketika
menekanya mendengarkan suara rekaman Hye Jung “Aku akan ... membunuhmu. Aku akan mendorongmu pada kematian sekalipun aku tidak dapat langsung membunuhmu.” Terdengar suara ayahnya yang bicara kalau anaknya
menemuinya. Seo Woo buru-buru menyimpan pulpenya pada saku jasnya.
Dokter Jin melihat anaknya yang sudah ada diruangan, lalu
duduk disofa bertanya ada apa . Seo Woo duduk didepan ayahnya, memberitahu Hye
Jung sudah menceritakannya padanya. Dokter Jin merasa tidak
mau mendengar namanya, karena dengan sombongnya
mengatakan semua itu hanyalah kecelakaan dan bukan sengaja melakukannya.
“Kau pasti tahu betul karena kau
juga dokter, tapi dia
terus menekanku.” Keluh Dokter Jin kesal.
“Apa yang sudah dia lakukan pada
Ayah?” tanya Seo Woo, Dokter Jin tak ingin membicarakannya karena membuat kepalanya terasa sakit. Seo Woo khawatir
bertanya apakah ayahnya sakit.
“Aku stres berat karena banyak hal
harus diselesaikan.” Ucap Dokter Jin memegang
kepalanya, Seo Woo berdiri dari tempat duduknya. Dokter Jin bertanya apakah Seo
Woo akan pergi sekarang. Seo Woo mengatakan harus memeriksa sesuatu lalu bergegas keluar dari ruangan.
Seo Woo mendengarnya suara rekaman dari pulpen ayahnya “Aku terus mencari
jalan setelah pembicaraan kita terakhir kali. Aku mencari cara
untuk membuatmu... bertanggungjawab secara hukum atas yang terjadi
pada Nenek ku.”
Dokter Jin bertanya apakah Hye Jung menemukanya. Hye Jun
menjawab tak menemukanya sama sekali Jadi menemukan cara lain yaitu akan membunuh Dokter Jin.
Seo Woo terlihat shock mendengar pembicaraan ayahnya dan
Hye Jung, lalu melihat foto keluarganya yang ada diatas me Hye Jung
baru saja keluar dari ruang operasi melihat Seo Woo seperti sudah menunggunya.
Seo Woo hanya menatap Hye Jung
keduanya bertemu di tempat biasa orang duduk sambil minum
dari mesin. Seo Woo mengatakan Dokter Jin
itu adalah ayahnya jadi harus berpikir sesuai dengan pandangannya. Hye Jung pikir Seo Woo bisa melakukanya.
“Kudengar kau mengancanmnya dan Kudengar kau berbuat kasar dan
ingin mendorongnya pada kematian.” Kata Seo Woo,
Hye Jung bertanya apakah ayahnya yang berkata seperti itu pada Seo Woo.
“Tidak. aku menemukan sebuah
rekaman.” Ucap Seo Woo, Hye Jung binggung mengetahui ada rekaman
suara.
“Sebuah rekaman pembicaraan kalian” kata Seo Woo, Hye Jung merasa Dokter Jin sengaja merekamnya.
“Ini sangat Kasar sekali. Bagaimana bisa kau menyebut
dirimu sendiri seorang dokter? Apakah
setiap operasi harus berjalan lancar? Aku
yakin beberapa pasien yang kau operasi juga meninggal. Dokter manapun bisa melakukan kesalahan dalam sebuah operasi.” Ucap Seo Woo membela ayahnya.
“Tapi apa kau tahu yang dia katakan setelah
terjadi malprakter dalam operasinya? Dia berkata
"Aku melakukan yang terbaik, jadi aku tidak takut akan
apa pun." Lalu dia
mengatakan bahwa dia akan bicara dengan orang tuaku.” Ucap Hye Jung merah
Seo Woo melihat saat itu Hye Jung masih dibawah umur jadi
ayahnya bicara dengan wali neneknya. Hye
Jung pikir setidaknya harus menunjukkan belasungkawa atas
kematian Nenek menurutnya jika Dokter Jin menunjukkan penyesalan dengan
sungguh-sungguh dan
menunjukkan rasa hormatnya atas kehidupan Neneknya
maka ia tidak akan sejauh ini.
“Kenapa kau tidak mengatakan apa
pun padaku? Aku tidak
akan salah paham padamu jika kau membaginya denganku.” Ucap Seo Woo menahan rasa sedihnya.
“Aku mempertimbangkan kebaikanmu. Kebaikanmu membantuku hingga
berhasil dalam tes matematika dan
itu menginspirasiku untuk belajar dengan keras. Selain itu Kau memberiku banyak
pengalaman karenanya. Itulah
mengapa aku menyembunyikannya darimu.” Tegas Hye Jung
lalu berjalan pergi meninggalkanya, Seo Woo terdiam mendengar pengakuan Hye
Jung.
Hye Jung duduk sendirian di dalam ruanganya, teringat
kembali saat Ji Hong malam-malam dalam kerumahnya.
Flash Back
Hye Jung merasa Ji Hong itu bersikap
aneh. Sepertinya sudah terjadi sesuatu
pada pacarnya itu. Ji Hong mengakuinya, memberitahu kalau ia menjadi
Kepala Pusat Penelitian DBS. Hye Jung bertanya
apakah itu akan
mengubah segalanya
“Apa kau mengerti perasaan semacam
ini? Kau tidak
menyukainya, tapi begitu menginginkannya.” Kata Ji Hong
Hye Jung terdiam memikirkannya karena seperti mengetahui
kalau semua dari rekaman itu membuat Ji Hong akhirnya memilih untuk menjadi
kepala penelitian DBS.
Ji Hong menyapa Yoon Do yang akhirnya datang ke rumahnya,
lalu memberitahu sudah membuat steak dan memanggangnya sesuai seleranya. Yoon Do pikir akan
memakan apa pun yang di sajikan lalu memberikan botol Wine. Ji Hong melihat itu Wine klasik
yang mahal.
Keduanya akhirnya duduk dimeja makan, Ji Hong menuangkan
wine dan mengajak bersulang. Yoo Do merasa aneh sekali minum dan makan bersama seorang
pria seperti ini dan memilih untuk memotong
daging daripada minum wine.
“Aku bahkan tidak punya kesempatan
untuk mengucapkan terima kasih... atas
yang sudah kau lakukan setelah kematian Ayahku dan dukunganmu pada kami di rapat
direksi. Apa kau
begitu menyukaiku?” ucap Ji Hong mengoda.
“Aisshh... Kau tahu aku tidak melakukannya
untukmu.” Tegas Yoon Do, Ji Hong bertanya apakah Yoon Do begitu
menyukai Hye Jung. Yoon Do membenarkan.
“Bisakah kau lebih menyukaiku?” ucap Ji Hong mengoda dengan memberikan potongan daging
layaknya seorang pasangan pada Yoon Do.
Yoon Do terbatuk-batuk mendengarnya, Ji Hong langsung
menanyakan keadaan juniornya. Yoon Do mengaku hampir saja memuntahkannya bertanya kenapa Ji Hong bersikap
seperti ini. Ji Hong tersenyum lalu mengatakan semua
karena sangat menyukai Yoon Do. Yoon Do mengeluh kalau Ini cara
menarik untuk membuatnya
menyerah.
“Apa Kau pikir kau akan menyerah
sekalipun aku bertingkah seperti ini?” kata Ji
Hong, Yoon Do membenarkan kalau Ji Hong berhasil melakukanya.
“Kelihatannya aku tidak punya
celah untuk masuk.” Ungkap Yoon Do, Ji Hong
pikir Yoon Do bisa mencoba dengan Seo Woo
“Dia hanya teman bagiku. Aku hanya merasa bahwa harus
menjaganya. Itulah
mengapa aku memutuskan untuk terlibat dalam hubungan kalian.” Kata Yoon Do
“Kapan memangnya kau terlibat di
dalamnya?” ucap Ji Hong merasa tak seperti itu.
“Aku bisa membantumu... menemukan kelemahan PresDir Jin.” Kata Yoon Do dengan ucapan serius, Ji Hong pikir tak
perlu karena sudah
menemukannya.
Yoon Do tak percaya Ji Hong bisa menemukanya, Lalu bertanya kenapa tidak gunakan itu untuk
melawannya. Ji Hong tak menjawab memilih untuk
mengajaknya bersulang saja. Yoon Do binggung dan akhirnya mengikuti saran Ji
Hong untuk bersulang.
Dokter Kim memberikan secangkir teh pada Hye Jung
lalu mengatakan bisa
menyampaikan apa pun padanya. Hye Jung bertanya apakah
Dokter Kim tahu kalau Prof. Hong pindah ke Pusat Penelitian
karena dirinya. Dokter Kim mengatakan mengetahuinya.
“Kapan kau akan menikahinya? Tolong selamatkan dia dari
kesepiannya.” Kata Dokter Kim, Hye Jung melonggo
mendengarnya lalu meminta agar tak mengejeknya. Dokter Kim mengatkan kalau tidak
sedang bercanda
“Aku ingin tahu apa saja yang
sudah ia lakukan demi diriku. PresDir
Jin... menyebutku sebagai batu penghalang kehidupan Prof.
Hong. Aku
menghargai dan mempercayai
Anda. Jadi Anda tidak akan... menjadikanku seperti yang
dikatakan PresDir Jin, kan?” ucap Hye Jung
“Kau membuatku berada di posisi
sulit.” Kata Dokter Kim binggung.
Hye Jung duduk dikamarnya sambil meminum tehnya, teringat
kembali saat pergi memancing dengan Ji Hong.
Flash back
Ji Hong mengatakan “Yang diinginkan Nenekmu.. adalah
kebahagianmu. Dia tidak ingin kau menghancurkan hidupmu karena
dirinya.” Lalu teringat
kembali saat makan bersama neneknya sambil belajar, dan berebut mengambil telur
dengan Ji Hong. Neneknya tersenyum sambil mengelus rambutnya terlihat sangat
bahagia memiliki cucu seperti dirinya.
Pagi hari
Hye Jung pergi ke tempat abu milik neneknya menempelkan
bunga di kaca dengan menatap foto neneknya saat masih hidup. Ia pun mengajak
ngobrol neneknya menanyakan kabar dan mengaku dirinya yang tidak
melakukannya dengan baik.
“Seperti yang Nenek tahu, aku
hanya fokus pada satu hal di satu waktu. Aku terobsesi dengan kematian
Nenek hingga hari ini. Tapi
aku tidak bahagia. Bahkan Aku
tidak bisa menjadi lebih bahagia.” Ungkap Hye
Jung menatap foto neneknya.
“Kau tahu Guru Hong, kan? Dia penyewa di rumah kita. Setiap kali aku bersamanya, maka Aku tersenyum. Aku merasa bahagia. Nenek ingin aku bahagia, kan? Apakah tak apa... jika aku hanya memikirkan
tentangmu dari waktu ke waktu?” kata Hye Jung dengan
menahan tangisnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Semangat mba, tingal 3 part lg utk eps 19 dan 20..bakalan kangen dengan hye jung dan hong hong ^_^
BalasHapus