PS : All images
credit and content copyright :MBC
Kang Chul mengangkat ponsel dengan nomor yang tak
dikenal, tatapan dingin Ketika mengangkat ponselnya terdengar suara misterius
dengan tulisan di depanya. [Di mana kau? Bagaimana kau bisa hidup lagi?] Kang Chul langsung mengangkat pistol dan siap
menembaknya.
[Kau tidak bisa mati dengan caramu
sendiri.]
[Kau tahu berapa lama aku
menantikan kematianmu?]
Kang Chul bertanya siapa yang menelpnya, pria misterius
balik bertanya siapa dirinya, apakah Kang Chul tak mengenalnya.
[Aku yang membunuh keluargamu...di
rumahmu 10 tahun silam.]
Kang Chul mengingat saat bertemu dengan Tuan Oh yang
mengatakan tak ada pembunuhnya, kalau semua cuma karangan untuk membuat karakter
utamanya kuat. Ia kembali bertanya siapa pria misterius
itu sebenarnya.
[Aku
bilang aku yang membunuh semua keluargamu. Dengan Empat
tembakan. Aku
menembak mereka tepat di dahi. Aku
penembak handal sepertimu. Karena
itulah kau harus menemukanku.]
[Kenapa
kau bersedia mati sebelum menemukanku? Kau tidak bisa mati sekarang. Ini tidak akan berakhir... sampai kau dan aku menyelesaikan urusan kita. Sepertinya kau sudah punya keluarga baru sekarang. Jadi giliran
wanita itu kali ini. Aku
akan menembak dahinya, Tunggu saja.]
Kang Chul sempat melirik Yeon Joo yang berbaring di
tempat tidur, lalu telp pun terputus dan tulisan yang dilihatnya menghilang.
Yeon Joo terbangun melihat Kang Chul sudah kembali
bertanya kapan kembali. Kang Chul menatapnya dengan tatapan binggun, Yeon Joo
akhirnya duduk diatas tempat tidurnya bertanya apa yang terjadi, Kang Chul
penasaran Kenapa ceritanya berubah dari "Tamat" jadi
"Bersambung". Yeon Joo binggung tiba-tiba
Kang Chul menanyakan hal itu.
“Kau bilang ceritanya tiba-tiba
berubah.” Ucap Kang Chul, Yeon Joo mengingat saat melihat dalam
ponsel tulisan berubah sendiri dari tamat menjadi bersambung
“Kau bilang kau bisa
menyelamatkanku... karena
hurufnya itu berubah.” Kata Kang Chul penasaran
“Aku tidak tahu. Ceritanya berubah
begitu saja.” Ucap Yeon Joo terlihat tak mengerti, Kang
Chul masih dibuat penasaran bisa berubah begitu saja.
“Sepertinya pasti ada alasan
kenapa ceritanya belum berakhir. Tapi aku
tidak tahu apa alasannya. Kenapa?
Kenapa kau menanyakan itu?” kata Yeon Joo
Kang Chul hanya diam saja lalu pintu kamarnya diketuk,
tanganya sudah siap dengan pistol yang ada disaku celananya. Pelayan datang
memberitahu sudah membawakan
gaunnya Nn. Oh. Kang Chul bisa sedikit
bernafas lega karena yang datang pelayan lalu mengangguk mengerti. Yeon Joo
binggung, Kang Chul mempersiapkan gaun untuknya. Kang Chul hanya menatap Yeon
Joo dengan memberikan senyumanya.
Kang Chul menatap ponselnya dengan nomor yang tak
dikenal, sambil memikirkan siapa sebenarnya yang menelpnya, tanganya pun tak
lepas dari pistol. Sementara Yeon Joo masuk ruangan lain, beberapa pelayan
sudah membawa beberapa dress.
“Karena kami tidak tahu gaya
pakaianmu, maka
kami sudah menyiapkan beberapa gaun dengan gaya yang berbeda.” Ucap pelayan, Yeon Joo berusaha untuk tak gugup melihat
beberapa gaun didepanya.
“Ini, ada gaun merah muda yang menawan. Kalau kau lebih suka sesuatu yang
sederhana, gaun garis-garis ini juga bagus.” Jelas pelayan
memperlihatkan dua gaun didepanya.
Kang Chul masuk ruangan, Yeon Joo dengan berbisik
bertanya apa yang akan dilakukanya. Kang Chul mengetahui Yeon Joo yan ingin
berada
di pesta yaitu Pilihan nomor satu, kisah Cinderella
dan menghadiri pesta keren dan sebelumnya
mengatakan ingin pilihan itu juga.
“Aku sudah cari pesta yang bisa
kita hadiri. Dan berntungnya,
aku diundang ke acara makan malam negara. Di Blue House, jadi pilih baju yang bagus.” Ucap Kang Chul, Yeon Joo kaget diundang ke acara
kenegaraan dan datang ke Blue House. Kang Chul melihat ponselnya yang bergetar,
kali ini Do Yoon menelpnya. Yeon Joo
masih tak percaya bisa pergi ke Blue Hous.
“Asal kau tahu, aku suka gaun
yang terbuka” bisik Kang Chul mengodanya lalu keluar
dari ruangan.
“Sepertinya ini gaun yang paling terbuka.” Kata pelayaan memberikan sebuah gaun dengan bagian
depan yang sangat rendah. Yeon Joo panik memberitahu tak perlu mendengarkan
ucapan Kang Chul karena Cuma bercanda saja.
Kang Chul mengangkat telp dari Do Yoon diruanganya,
bertanya apaka suda mendapatkan informasi. Do Yoon memberitahu kalau tidak
bisa melacak lokasinya bahkan tidak tahu lokasi dan
nomornya seperti tak tercatat, menurutnya ini aneh, lalu bertanya siapa
sebenarnya yang menghubunginya itu. Kang Chul mengingat kejadian sebelumnya.
[Aku membunuh orang tua dan adik-adikmu. Aku
membunuh mereka sekaligus hanya
dengan empat peluru. Aku
seorang penembak jitu sama sepertimu. Jadi, kau harus menemukanku. Kenapa kau bersedia mati tanpa
menemukanku? Kau tidak bisa mati sekarang.]
Kang Chul meminta agar Do Yoon kembali mencari tahu lagi.
Kang Chul sibuk mengetik dalam ruang kerjanya, “Project W, laporan kasus
no. 353... Agustus 2016 Ditulis oleh Kang Chul.” Diatas meja ada beberap file laporan Project W.
“Aku membuang semua
laporan yang telah kutulis
sejauh ini. Mulai sekarang, aku akan menulis dugaan baru kasus ini. Pembunuhnya... memang benar-benar ada.”
Dengan tangan yang mengepal menopang dagunya, bisa
membayangkan si pelaku yang membuang pistol dalam tempat sampah, lalu pelakunya
terlihat berubah jadi gambaran komik.
“Pembunuh itu pasti ada di suatu tempat. Namun..., dia tidak memiliki ciri fisik tertentu karena dia memang dibuat seperti itu, oleh yang membuatnya. Dengan demikian, dia tidak berwajah atau punya identitas.”
Tuan Oh mengambar si pembunuh dengan penanya, lalu
menembak satu keluar Kang dibagian dahi ketika sedang menonton bola
bersama.
“Dia memang
diciptakan hanya untuk membunuh
keluargaku.< Dia tidak punya rasa bersalah ketika membunuh
keluargaku. Dia tidak merasa sedih atau senang Karena dia tidak memiliki kepribadian.”
Kang Chul baru pulang ke rumah melihat semua keluarganya
mati tertembak di bagian dahi. Setelah terbebas dari penjara, Kang Chul menjadi
orang yang paling dekat dengan polisi karena membasmi semua buronan yang
dicari-cari oleh polisi.
“Perannya hanyalah
untuk membuatku trauma... dan membuatku terlibat dalam memecahkan kejahatan dan kekerasan.”
Kang Chul menerima telp di dalam lift dari si pembunuh
dengan tulisan [Di mana kau?< Mana mungkin kau bisa hidup lagi?] setelah Si pembunuh menelp Kang Chul, setelah itu
berjalan dan tiba-tiba menghilang.
“Dia hanya muncul
ketika dia dibutuhkan untuk cerita itu dan menghilang ketika dia tidak dibutuhkan.
Pembunuh misterius pun datang ketika diatas gedung,
dengan mencekik lehernya. Truk yang dengan sengaja seperti ingin menabrak
mobilnya di jalan dan Tuan Oh berusaha dengan keras mengambar si pembunuh
misterius agar bisa membunuh Kang Chul.
Di manapun dan kapanpun. Jika sang pencipta ingin membutuhkannya, dia
bisa muncul setiap saat tanpa alasan dan melakukan pembunuhan.”
Setelah menuliskan semua yang ada dalam isi kepalanya,
Kang Chul kembali terdiam dengan dua tangan didepan mulutnya.
Yeon Joo keluar dari kamar dengan pakaian dress sedikit
terbuka dibagian bahu, lalu bertanya-tanya sendiri Apa saja
rangkaian acara makan malam kenegaraan
itu?
“Bukankah orang-orang seperti pangeran
Inggris pergi ke acara itu?” ucap Yeon Joo mulai
berpikir.
Ia merasa kalau mereka akan berdansa seperti pada
pesta-pesta yang dilihatnya dalam serial komik, lalu wajah paniknya terlihat
karena tak bisa berdansa sama sekali. Akhirnya ia mencoba sendiri berlatih
berputar-putar seperti berdansa di ruangan tengah lalu tertawa cekikkan sendiri
karena tak bisa menahan rasa bahagianya, dua pengawal yang melihatnya mencoba
menahan tawa karena melihat Yeon Joo menari-nari sendirian seperti orang gila.
Kang Chul menatap layar komputernya, Yeon Joo mengetuk
pintu sambil melonggokan kepalanya bertanya apakah boleh masuk, lalu perlahan berjalan masuk bertanya penampilan pada
Kang Chul dengan dress pilihanya.
“Mereka bilang gaung yang satu ini paling cocok
untukku.” Ucap Yeon Joo
sambil berputar-putar, Kang Chul menatap Yeon Joo teringat kembal ucapan
pembunuh kalau kali ini gilan Yeon Joo yang akan dibunuhnya dengan menembak
dibagian dahinya.
“Kurasa aku terlihat jelek.... Pasti sangat jelek. Sudalah... Jangan katakan apa-apa. Aku sudah mengerti.” Kata Yeon Joo melihat raut wajah Kang Chul seperti tak
suka dengan dressnya.
“Kembalilah.....” kata Kang Chul, Yeon Joo dengan nada kesal tahu
akan kembali ke kamar, lalu bertanya apakah memang tampilanya seburuk itu
sampai disuruh kembali.
“Aku bilang Pulanglah ke rumah. Berbahaya di sini.” ucap Kang Chul dengan wajah khawatir, Yeon Joo binggung
“Apakah ada cara kau kembali ke
dunia mu?”kata kang Chul berdiri dengan wajah
panik.
“Aku tidak bisa tiba-tiba kembali. Tidak sesuka hatiku. Tapi Apa masalahnya?” tanya Yeon Joo
Kang Chul mendengar suara sesuatu dan melihat ada peluru
yang menembus jendela lalu tertembak ke arah dahi Yeon Joo, saat itu juga dahi
Yeon Joo terkena peluru lalu jatuh didepanya. Kang Chul melihat ke bagian depan
meja, melihat tak ada siapapun disana, terlihat bisa bernafas lega.
Yeon Joo bertanya ada apa sebenarnya, Kang Chul melihat
Yeon Joo masih berdiri dekatnya langsung memeluk dan mengecup dahinya dan
kembali memeluknya. Yeon Joo pun hanya diam dengan memegang erat badan Kang
Chul yang memeluknya.
Mobil Limosin berjalan di tengah jalan kota yang sepi, di
dalam mobil Yeon Joo meminum wine dengan wajah sangat gugup. Kang Chul sudah
mengunakan jas berwarna putih dengan style rambut berbeda, lalu memberitahu
agar Yeon Joo tersenyum saat turun nanti karena wartawan pasti akan mengambil
gambarnya.
“Aku rasa tidak bisa melakukan
ini. Aku
kurang pintar dalam hal semacam ini.” ucap Yeon
Joo panik
“Kau genggam saja tanganku dan ikuti
aku. Mengerti ?”
kata Kang Chul memegang erat tanganya. Yeon Joo terlihat bisa sedikit tenang.
Didepan seperti gambaran istana cinderella, mobil Kang
Chul pun berhenti. Keduanya turun dari mobil dengan berjalan di karpet mereka
sambil melambaikan tangan pada wartawan yang sudah menunggu dan mengambil
gambar mereka. Yeon Joo berusaha untuk tetap tenang berjalan disamping Kang
Chul dengan memegang lenganya.
Dalam ruangan, Kang Chul mengajak ke bagian tengah,
mencium tangan Yeon Joo lalu memegang bagian pinggang dan tangan untuk
berdansa. Keduanya berdansa seperti diacara pesta yang dilakukan pangeran dalam
cerita Cinderella. Yeon Joo bisa berdansa dengan berputar-putar seperti putri
dalam negeri dongeng. Lalu Kang Chul membuat pose seperti yang biasa dilakukan
saat dansa, dengan menurunkan badan Yeon Joo, tiba-tiba sepatu yang dipakai
Yeon Joo tersandung.
Yeon Joo akhirnya berguling dari tempat tidurnya,
Pengawal yang mendengar suara kesakitan langsung bergegas masu ke dalam kamar.
Kang Chul juga bisa mendengar seperti sesuatu yang jatuh dan teriakan kesakitan
dari Yeon Joo.
Pengawal menanyakan keadaan Yeon Joo yang sudah tergeletak
dilantai, Yeon Joo melihat pengawal sudah ada didekatnya mengatakan kalau ia
baik-baik saja dan berusaha bangun sendiri sambil memegang bagian belakanganya
yang terasa sakit.
Kang Chul pun keluar dari ruang kerja sambil membawa
pistolnya, bertanya pada pengawal apa yang terjadi. Pengawal memberitahu Yeon
Joo yang terjatuh dari tempat tidur. Kang Chul pun menanyakan keadaan Yeon Joo,
sambil membereskan selimutnya Yeon Joo mengatakan kalau baik-baik saja. Kang
Chul pun menyuruh pengawalnya keluar dengan memberikan pistol yang ada
ditanganya.
Yeon Joo akhirnya duduk diatas tempat tidurnya, Kang Chul
duduk disampingnya bertanya kenapa Yeon Joo bisa jatuh dari tempat tidur. Yeon
Joo mengaku karena mimpi. Kang Chul
tersenyum bertanya mimpi seperti apa. Yeon Joo menceritakan mimpi
yang sangat indah. Kang Chul ingin tahu mimpi
yang seperti apa. Yeon Joo hanya tersenyum.
“Apa Kau belum tidur? Sepertinya hampir jam 3 dini
hari.” Kata Yeon Joo melihat Kang Chul masih terjaga.
“Semua orang menjagamu, jadi jangan cemas dan tidurlah
lagi.” Ucap Kang Chul berusaha menenangkanya sambil mengelus
rambutnya , Yeon Joo lalu bertanya apakah perlu pengawal itu menjaganya didepan
pintu kamar
“Bahkan Pintunya terbuka, rasanya seperti semua orang
menatap ke arahku, jadi
aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.” Kata Yeon
Joo merasa risih.
“Kita tidak tahu kapan dia akan
muncul, jadi kita
tidak punya pilihan.” Jelas Kang Chul sengaja
memprotect Yeon Joo agar tak terjadi seperti keluarganya.
“Aku tidak akan mati di dunia ini dan Tidak akan pernah bisa. Karena aku abadi di sini. Apa yang perlu dikhawatirkan tentang ocehan si pembunuh
itu?” kata Yeon Joo tak percaya dengan ucapan si pembunuh.
Kang Chul kembali duduk disamping Yeon Joo.
“Variabelnya..... Selalu ada variabel di dunia ini. Siapa yang tahu si pembunuh akan
mendadak muncul? Tak
ada apa pun yang dapat kita lakukan sampai
kita dapat menemukan keberadaannya. Sekarang tidurlah..” jelas Kang Chul dengan mengelus rambut Yeon Joo.
“Apakah aku harus melanjutkan
hidup seperti ini? Aku
tidak bisa pergi ke pesta, kan?” keluh Yeon Joo sedih,
Kang Chul memberitahu sudah membatalkannya.
“Aku baru saja keluar dari
penjara, kemudian
terperangkap di sini. Aku
bahkan tidak bisa keluar rumah. Kau
menyuruhku menandai hal-hal manis yang kuinginkan dan Kau
bilang kita akan pergi belanja kebutuhan dapur
Bahkan Kau bilang kita akan melakukan 10 hal dalam
sehari, tapi kita
justru tidak melakukan apa-apa.” Ucap Yeon Joo dengan
wajah cemberut.
“Kita memang tidak bisa keluar rumah, tapi kenapa kita tidak bisa
melakukan apa pun di sini? Apa Kau
lapar? Aku lapar.” Kata Kang Chul.
Kang Chul mengandeng tangan Yeon Joo masuk ke dapur,
pengawal dibelakangnya bertanya apakah mereka harus memanggil juru masak. Kang
Chul mengatakan tak perlu karena akan melakukanya sendiri lalu meminta pengawal
berjaga diluar.
Setelah pengawal keluar, Kang Chul membalikan badan
sambil mengigit jarinya seperti memikirkan yang akan dimasaknya. Lalu Ia
memberitahu sejujurnya, hanya bisa membuat satu jenis
masakan. Yeon Joo bertanya masakan apa. Kang Chul menjawab
Ramyun. Yeon Joo hanya tertawa karena itu bukan termasuk masakan.
Kang Chul memberitahu kalau itu makanan kesukaanya, Yeon
Joo pun mengalah akan makan ramyun dari orang yang menyukainya. Kang Chul
tersenyum lalu mencari-cari tempat biasa menaruh ramyun. Yeon Joo memberitahu
kalau yang dibuka Kang Chul itu oven, kenapa malah mencari ramyun disana. Kang
Chul pura-pura lupa.
Yeon Joo pikir biasanya ramyun ada disebuah lemari, lalu
membuka lemari dekat tempat cuci piring dan menemukan sebungkus ramyun. Lalu
menyuruh Kang Chul minggir saja akan membuatkan ramyun untuknya. Kang Chul mengeluh
karena seharusnya bisa menyelesaikan salah satu daftarnya dengan memasak untuk
orang yang cintainya.
“Aku rasa kita tidak bisa
memakannya terlalu sering. Buatkan
aku makanan lain setelah kau mempelajarinya.” Ucap Yeon
Joo sambil memasukan air ke dalam panci. Kang Chul mengerti.
“Apakah ada telur dan daun bawang?” tanya Yeon Joo lalu mencari didalam kulkas dan bisa
menemukanya.
“Ada sesuatu yang tidak ku mengerti. Kenapa ayahmu melakukannya? Bagaimana bisa dia memerintahkan
si pembunuh untuk
menghabisi putrinya sendiri? Tokoh
pembunuh itu selalu mematuhi perintah Ayahmu.” Kata
Kang Chul, Yeon Joo sempat terdiam di depan kulkas mendengarnya.
“Aku tidak tahu, tapi mungkinkah ayahku
melakukannya?” kata Yeon Joo tak percaya, Kang Chul
berpikir adakah orang lain yang melakukannya.
“Aku tidak yakin, tapi mustahil
ayahku melakukannya. Kenapa
dia harus sejauh itu? Dan
lagi, Ayah mengatakan dia tak akan menggambar lagi.” Cerita Yeon Joo sambil mengiris daun bawang.
Tiba-tiba jarinya terisi pisau dan langsun menjerit, Kang
Chul panik menanyakan keadaanya. Pengawal langsung datang, Kang Chul meminta
agar segera menghubungi perawat. Yeon Joo menolak karena bisa mengobatinya
sendiri. Kang Chul mengambil tissue ingin melihat luka Yeon Joo.
Yeon Joo mengeluh kenapa harus sampai memanggil perawat.
Kang Chul tiba-tiba terdiam wajahnya nampak tegang. Yeon Joo bertanya ada apa,
Kang Chul melihat luka ditangan Yeon Joo mengeluarkan darah, dan bertanya
kenapa sekarang Yeon Joo bisa mengeluarkan darah. Yeon Joo binggung.
“Seharusnya kau tidak bisa
berdarah di dunia ini, lalu
kenapa ini bisa terjadi?” ucap Kang Chul melihat darah yang keluar dari tangan
Yeon Joo,
“Ini artinya... kau juga akan mati jika sampai
tertembak.” Kata Kang Chul. Yeon Joo terkejut lalu
melihat tulisan Bersambung. Kang Chul melihat Yeon Joo yang perlahan-lahan
menghilang didepanya.
Wajah Kang Chul benar-benar kebingungan dengan yang
terjadi pada dunianya sekarang. Yeon Joo kembali ke kamar melihat tanganya yang
berdarah. Kang Chul berusaha memikirkan apa yang sedang terjadi, pengawal
datang membawakan kotak obat. Kang Chul berusaha untuk santai mengatakan kalau baik-baik
saja karena darahnya sudah tak mengalir lagi. Meminta agar segera datang kalau
memang memanggilnya, Pengawal mengerti lalu keluar dari ruangan.
Yeon Joo membuka kotak obat dan mengeluarkan salep serta
pelester untuk jarinya yang terisi pisau. Ia bertanya-tanya sebenarnya apa yang
terjadi, sampai dirinya bisa berdarah dalam dunia webtoon.
“Variabel.... Selalu ada variabel di dunia ini.” ucap Kang Chul, Yeon Joo mengingat kata-kata Kang Chul
saat ada dikamarnya.
Akhirnya ia melihat ke layar komputer dan melihat
dibagian awal Kang Chul yang menerima pesan dari pria misterius yang menelpnya
dengan bentuk tulisan
[AKU LIHAT KAU MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA BARU SEKARAN. KALI INI GILIRANNYA. AKU AKAN MENEMBAKKAN PELURU DI KEPALANYA]
“Apakah si pembunuh... tahu tentang diriku?”
ucap Yeon Joo binggung, tapi menurutnya bagaimana bisa si pembunuh mengetahui
tentang dirinya.
Lalu ia melihat gambar dirinya seperti ditembak dibagian
dahinya dengan peluru, Yeon Joo memegang dahinya lalu mengingatkan dengan
jarinya yang bisa berdarah saat ada di dunia Webtoon.
Kang Chul mondar mandir dalam ruanganya, mengingat
kembali saat menusuk ke bagian perut Tuan Oh tak terjadi apapun bahkan bekas
luka pun tak ada sama sekali. Lalu saat menembak Yeon Joo, pelurunya menembus
dan tertancap di cermin.
“Ada apa ini ? Apa yang berubah? Kenapa ada variabel di sana sekarang? Apa alasannya?” gumam Kang
Chul terlihat benar-benar binggung.
Yeon Joo juga ikut kebinggungan karena melihat gambar
dirinya yang tertembak dan keadaan sekarang tak akan abadi dalam dunia Webtoon.
Akhirnya ia mencoba menelp tapi tak aktif, padahal ingin tahu apakah ayahnya itu
sudah sampai ke tempat tujuan atau belum. Ia kembali melihat gambar dirinya
yang terkena peluru dan memegang dahinya.
Kang Chul terlihat tak bisa tidur sampai matahari masuk
ke dalam ruanganya, ia hanya duduk bersandar didapur. Lalu melihat ponselnya
sudah pukul 6 lewat 10.
Akhirnya Kang Chul kembali ke kamar melihat buku hal
romantis yang dilakukan pasangan yang sudah diberi tanda oleh Yeon Joo, tapi
orang itu sekarang sudah menghilang. Ponselnya berdering, So Hee menelpnya
bertanya apakah Kang Chul masih tidur. Kang Chul mengatakan tidak dan bertanya
kenapa menelpnya.
“Apakah aku tidak boleh
meneleponmu sepagi ini? Oh... aku
mengerti. Apakah
karena istrimu berada di sampingmu?” ucap So
Hee duduk dengan botol wine disampingnya.
“Apa Kau sedang mabuk?” kata Kang Chul mendengar suara So Hee seperti orang
ngelantur, sambil memegang kepalanya yang terasa pusing
“Apakah Yeon Joo... tidur di sampingmu sekarang Aku benar-benar tidak bisa
membayangkannya. Apa
kau... sungguh
sudah menikah? Aku tahu.... Kau tidak melakukan kesalahan apa
pun.... Kau tidak menjanjikan apa pun
padaku. Tapi aku memang yang terlalu lamban. Kupikir segalanya akan berubah
jika aku menunggu. Aku
terlalu bodoh. Tapi aku
bukan satu-satunya yang berpikir begitu. Semua orang... berpikir sepertiku.” Ucap So Hee menangis
Kang Chul mencoba membuat temanya itu tenang, So Hee
bertanya dianggap apa dirinya dimata Kang Chul, lalu meminum habis wine dalam
gelasnya. Setelah meminumnya, So Hee melihat tiba-tiba tanganya seperti
mengilang, ponselnya pun jatuh. Kang Chul bertanya apakah tanganya menghilang.
So Hee terlihat shock melihat tanganya yang menghilang,
Kang Chul mengingat dengan cerita Do Yoon “Dia Seperti hantu, yang tembus pandang. Itu tidak masuk
akal, tapi aku sungguh melihatnya.”
Akhirnya So Hee berusaha berdiri dan melihat di cermin
tubuhnya seperti hanya bayangan yang tembus pandang. Ia menjerit histeris dengan
menjatuhkan gelas winenya, Kang Chul melotot kaget dan langsung keluar kamar
setelah berganti baju, So Hee mendekati cermin dengan menginjam pecahan kaca
dan terlihat keluar darah tapi tubuhnya seperti tak nyata, Kang Chul menaiki mobilnya dan bergegas pergi.
Kang Chul memikirkan tentang kejadian dalam dunianya,
tentang para tokohnya. Lalu mengingat kata-kata si pria misterius dikamarnya [Maka kau harus menemukanku. Kenapa kau harus mati sebelum
menemukanku? Kau
tidak bisa mati sekarang.]
“Tujuan dari para
tokoh.” gumam Kang Chul mengingat saat membuka komik
jilid pertama yaitu Kang Chul sebagai tokoh utama lalu So Hee sebagai teman
sekaligus sekertarisnya dan juga Do Yoon, Hyun Suk, Jaksa Han.
“Tujuan utama dari
para tokoh adalah untuk menegaskan alur.” Gumam Kang
Chul, melihat dibagian gambar pembunuh [PEMBUNUH
SESUNGGUHNYA, SESEORANG YANG TIDAK DIKENAL]
Ia mengingat kembali saat mengatakan Project W berakhir,
saat itu Hyun Suk berjalan tanpa sadar tanganya menghilang.
“Saat tujuan itu
menghilang, karakternya pun demikian. Mereka menghilang selamanya.” Gumam Kang
Chul, Di rumah So Hee menjerit histeris melihat dirinya seperti hanya bayangan
saja dengan menyeret tubuhnya dilantai.
“Di lain pihak, saat tujuan suatu karakter menjadi lebih jelas” gumam Kang Chul.
Yeon Joo yang baru keluar dari penjara diminta untuk
mengenakan cincin, Yeon Joo tak percaya kalau itu cincin kawin. Dan ketika memotong daun bawang, tanganya
teriris lalu mengeluarkan darah.
“Maka karakter itu
menjadi karakter utama... secara tidak sengaja.” Gumam Kang Chul.
Yeon Joo diruangan ayahnya tiba-tiba memikirkan sesuatu
dengan wajah terkejut, merasa tak percaya kalau dirinya itu menjadi
tokoh kartun sungguhan Karena
menikahi tokoh protagonist.
“Apakah itu sebabnya aku bisa
berdarah dan mungkin mati di sana?” ucap Yeon
Joo tak percaya
“Lalu bagaimana
dengan si pembunuh? Kenapa dia tetap ada saat tujuan utamanya sudah
tidak lagi ada?” gumam Kang
Chul sambil menyetir memikirkanya.
Kang Chul mengingat saat di lift menerima telp dari si
pembunuh [Dimana kau bagaimana bisa kau kembali hidup?]
“Apakah dia
menyelamatkan dirinya sendiri? Apakah dia tersadar? Seperti aku juga?” gumam Kang
Chul memikirkan dugaanya.
Si pembunuh berjalan di kantor polisi, saat semua didalam
dunia komik berhenti, lalu melihat sebuah kotak besar dan langsung masuk ke
dalam dunia nyata.
“Apakah si pembunuh berada di dunia nyata?” gumam Kang Chul dengan memegang erat kemudi mobilnya. Si
pembunuh berhasil keluar dari dunia komik dan berdiri diatas gedung tempat
layar komputer Tuan Oh yang sudah buang.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
suka banget drama ini kakak...please lanjut sampe selese ya....semangat...
BalasHapuskeren bgt,,, makasih udah buat sinopsisnya :)
BalasHapusGa sabar nunggu lanjutan ceritanya,mkasih udh di publis....;D
BalasHapus