PS : All
images credit and content copyright : SBS
Seorang remaja berdiri terlihat ada gantungan kunci
astroboy, dia adalah Ji Hong saat masuk remaja berdiri didepan [PERUSAHAN
SIMPAN PINJAM HAENGBOCK] Seorang pria pun keluar
dari gedung dan Ji Hong memanggilnya paman.
“Hey. Ada apa? Aku harus segera pulang.” Ucap si paman terkesan sangat sibuk
“Apa yang terjadi? Di situ tertulis atas nama orang
lain, bukan
namaku. Apa kau
menjual rumah itu?” kata Ji Hong memperlihatkan
lembaran kertasnya
“Ya, aku menjualnya. Jadi kau memahami hal-hal semacam
ini sekalipun kau masih muda. Apakah
kau memeriksanya secara berkala?” ucap Si
paman dengan nada menyindir
“ Itu rumahku, di mana aku... tinggal bersama Ibu dan Ayah.” Kata Ji Hong
“Aku adalah walimu. Kau harus membayarku kembali
untuk dukungan yang selama ini telah kuberikan padamu. Aku mengasuhmu sejak setahun
setelah mereka meninggal dan mengurusmu
dengan lebih baik dibanding anak-anakku sendiri. Aku
sudah melakukan lebih dari cukup untuk dirimu.”
Tegas Pamanya dengan sombong lalu pergi begitu saja, Ji Hong menahan amarah
dengan meremas surat rumah yang bukan jadi miliknya.
Ji Hong terlihat terburu-buru di rumah sakit dengan
peralatan ditanganya, name tagnya tertulis [DOKTER
MAGANG HONG JI HONG] tiba-tiba suara seseorang
memanggilnya, sang paman yang sebelum sudah mengacuhkanya tiba-tiba datang
menghampirinya.
“Aku terus teringat padamu
belakangan ini, jadi
aku menghubungi panti asuhan. Aku
dengar kau menjadi seorang dokter. Ayahmu
pasti sangat bahagia jika dia masih hidup.” Ucap Pamanya yang tak terlihat arrogant.
“Ada urusan apa Paman kemari?” tanya Ji Hong, Pamanya mengatakan kalau memeriksakan anak-anaknya.
“Sekarang
setelah melihatmu, aku
merasa lebih baik. Aku
menyadari... keberuntungan
berpihak padamu.” Kata sipaman menahan tangis
dan pergi. Ji Hong terlihat masih dendam tapi menatap pamanya yang pergi
terlihat sedih.
“Sekali saja, aku
memimpikan pembalasan dendam. Aku ingin membunuh semua orang, kemudian mengakhiri hidupku sendiri. Apa yang harus terjadi terus terjadi. Meskipun begitu, karma di dunia ini... tidak berlaku dalam hidupku.” Gumam Ji
Hong
“Dokter... Ada jeda waktu saat ayahmu
meninggal dan saat ditemukan. Apa kau tidak merasa aneh ? Menurutku aneh dan Ada yang salah. Apa Kau
tidak mencaritahu ?” kata Hye Jung curiga,
“Aku Sudah mencarinya dan ini tak ada masalah, Itu
menggangguku. Tapi, aku
tidak akan jatuh karena itu. Aku tidak berhenti makan, tetap bersamamu dan
bersama pasienku. Aku tahu itu yang diinginkan
ayah.” Kata Ji Hong
“Darimana kau tahu itu yang
diinginkan ayahmu ?” kata Hye Jung
“Terlepas dari masalah lain, semua
orang tua ingin anaknya bahagia. Balas dendam, merusak diri,
penghukuman ... Aku
tidak ingin melakukan itu. Waktu terlalu berharga, aku ingin lakukan yang aku sukai, Tidak ada hari esok, bagiku...” tegas Ji Hong tak ingin kehilangan orang yang
disayanginya.
Hye Jung menghela nafas panjang lalu menyuruh Ji Hong
untuk segera pulang saja, menurutnya lebih baik tidak
akan membicarakan ini lagi. Ji Hong pikir mereka terus gagal untuk memahami
sudut pandang masing-masing jadi harus
hentikan diskusi ini lalu berjalan pergi. Hye
Jung berusaha menahan tangisnya.
[RUMAH SAKIT GUKIL]
Dokter Choi masih tertidur lelap setelah operasi dibagian
kepalanya, Dokter Ahn menghela nafas khawatir karena juniornya itu masih belum sadarkan diri. Dokter Pi juga melihat jam tanganya merasa cemas karena
seharusnya Dokter Choi itu sudah sadarkan diri setelah obat biusnya habis.
Dokter Kim datang bertanya apakah Juniornya itu sudah
sadar, Dokter Kang mengatakanbelum juga sadar. Dokter Kim merasa juniornya itu pasti
senang bisa tidur lalu berjalan pergi. Pelahan
Kang Soo akhirnya membuka matanya. Dokter Kang menjerit bahagia memberitahu
kalau Kang Soo sudah bangun. Dokter Kim pun kembali ke tempat tidur Kang Soo.
“Kang Soo, Apa kau bisa melihat kami?” kata Dokter Kang melambaikan tangan di depan mata Kang
Soo.
“Dari suaramu, pasti kau Ketua Tim
Kang.” Ucap Kang Soo, Dokter Kim mencoba mengerakan dua
jarinya didepan mata Kang Soo.
“Apa Kau tidak bisa melihat kami?” tanya Kang Soo panik karena efek dari operasi bisa
menghilangkan pengelihatanya.
Dokter Kim kembali mengerakan jarinya, Kang Soo
berkomentar dasi yang dipakai Dokter Kim itu keren
sekali. Semua tertawa mendengarnya karena benar-benar khawatir
dengan Kang Soo kalau tak bisa melihat lagi. Dokter Kim meminta semua tenang
saja, karena Dokter Kang bisa mengejutkan
semua orang di sini.
Lalu Dokter Kim bertanya apakah kepala Kang Soo masih
terasa sakit. Kang Soo mengatakan tidak.
Dokter Kim memujinya itu bagus dan meminta juniornya agar memberitahu
Prof. Hong lalu berjalan pergi. Dokter Ahn yang
melihatnya kalau Dokter Kim itu keren sekali. Dokter Pi melihat Kang Soo yang kembali tidur, lalu
mengajak semua pergi saja. Dokter Kang memegang tangan Kang Soo dan menciumnya
sebelum keluar dari ruangan.
Hye Jung melihat hasil dari anestesi yang sudah
didapatnya dari Dokter Kim, matanya berkaca-kaca karena harapanya untuk
membalas dendam neneknya bisa dilakukan. Tapi teringat kembali perkataan
pengacara padanya.
“Sekalipun kau mengajukan tuntutan
hukum, pasti
ditolak karena pembatasan kasusnya sudah selesai.”
Ucap Pengacara
Dan kata-kata sombong yang dilontarkan oleh Dokter Jin “Aku telah membuat
kesalahan Tapi aku sudah melakukan yang terbaik. Jadi aku tidak perlu
mendapatkan hukuman seperti yang kau inginkan. Walaupun begitu aku akan meminta maaf. Aku tidak seharusnya
melakukan kesalahan.”
Kata-kata Ji Hong
pun diingatnya “Aku tidak ingin hal
ini menghancurkan hidupmu.” Akhirnya
Hye Jung memutuskan untuk merobek hasil anestesi milik neneknya karena sudah
tak ada gunanya lagi untuknya, tapi terlihat kepalan tanganya masih menahan
amarah.
Tuan Jin bertemu anaknya di depan lift, Dokter Jin
menyapa ayahnya bertanya apakah Sudah selesai main golf-nya. Tuan Jin menganguk lalu meminta pada sekertarisnya
kalau mereka akan pergi lebih dulu. Dua seketaris pun menyingkir membiarkan
Tuan Jin dan Dokter Jin masuk lift berdua saja.
“Aku memeriksa jajaran direksi. Sebagian berada di pihak kita.” Kata Tuan Jin,
“Sebagian saja tidak cukup.Aku
juga menghubungi yang lain. Akan
kupastikan mereka memihakku pada rapat direksi selanjutnya.” Ucap Dokter Jin yakin, Tuan Jin mengangguk mengerti
lalu bertanya tentang Ji Hong, apakah sudah mengatasinya
“Kurasa kau tidak punya pilihan
lain. Direksi
mempercayainya berkat ayahnya. Dia juga 'bersih'.” Kata Tuan Jin khawatir
“Aku menemukan sesuatu yang dapat
menghancurkan reputasinya.” Ucap Dokter Jin, Tuan
Jin bertanya apa itu. Dokter Jin mengatakan akan memberitahu nanti.
“Tetap kontak dengan anggota
direksi. Kita
membutuhkan mereka berada di pihak kita.” Kata
Dokter Jin tak mau kalah dalam rapat direksi nanti.
Dokter Jin bertanya pada sekertarisnya Siapa yang sering ditemui
Prof. Kim Tae Ho. Sekertarisnya mengatakan
Dokter Kim sering berkomunikasi dengan orang-orang dari MH
Meditech. Dokter Jin menanyakan dengan Ji
Hong. Sekertarisnya memberiathu Ji Hong
bertemu dengan Rekan kerja, pacar, dan Prof. Kim. Ponsel Dokter Jin berbunyi, terlihat nama Yoo Hye Jung.
“Halo, ini Yoo Hye Jung.” Ucap Hye Jung sopan, Dokter Jin bertanya kenapa Hye
Jung menelpnya.
“Aku ingin bertemu.” Kata Hye Jung, Dokter Jin pikir pembicaraan
mereka sudah selesai.
“Ada hal baru yang perlu kita
bicarakan. Kapan
PresDir memiliki waktu luang?” tanya Hye Jung dengan
wajah serius.
Pa Ran sedang sarapan melihat Yoon Do keluar dengan
pakaian santainya lalu menyuruh untuk segera berganti baju dan mengantarnya ke
rumah sakit. Yoon Do menolak menyuruh pamanya untuk Berangkat
saja dengan Prof. Hong dan mengajak agar minum
kopi bersama.
“Aku tidak mau mengganggu Ji Hong karena terjadi sesuatu pada Dr. Yoo. Dia sedang fokus pada masalah Dr.
Yoo.” Ucap Pa Ran, Yoon Do bertanya ada apa dengan Hye Jung.
“Dia mencari tahu soal kematian
Neneknya. Lalu Mereka
menemukan sesuatu. Dia
membawakanku sebuah laporan untuk diperiksa.” Cerita Pa
Ran
“Apakah soal malpraktik yang
kalian diskusikan bersama beberapa waktu lalu?”
tanya Yoon Do, Pa Ran tak menyangka keponakanya itu bisa mengingatnya.
“Tentu saja, Aku juga terfokus pada Dr. Yoo.” Kata Yoon Do blak-blakan.
“Kau boleh fokus padanya, tapi jangan mengambil tindakan
apa pun.” Tegas Pa Ran, Yoon Do bertanya bagaimana jika dirinya
mau bertindak.
“Aku tidak akan menghentikanmu, tapi juga tidak mau membantumu.” Tegas Pa Ran, Yoon Do kembali bertanya siapa dokter
bedahnya. Pa Ran memberitahu kalau itu dokter Jin
“Dia adalah teman dekat keluarga
kita. Jangan
ikut campur soal itu.” Ucap Pa Ran
memperingatinya, Yoon Do hanya diam mengetahui kalau dokter bedahnya adalah
ayah Seo Woo.
Yoon Do menemui Dokter Jin diruanganya, Dokter Jin
langsung menyuruhnya duduk dan bertanya apa tujuan datang menemuinya. Yoon Do
membahas Tawaran di kursi direksi dan bertanya Apakah masih berlaku. Dokter Jin mengatakan tentu saja masih berlaku. Yoon Do
pun mengucapkan terimakasih, Dokter Jin pun mengucapkan sampai jumpa di rapat
selanjutnya.
“Kita akan mengambil suara atas
pembangunan gedung baru. Kau
hanya perlu setuju tentang itu.” Ucap Dokter Jin
bersemangat, Yoon Do mengangguk mengerti terlihat tatapan berbeda pada Ayah Seo
Woo.
Hye Jung melakukan skiping seperti ingin melupakan rasa
dendamnya, teringat kembali kata-kata Dokter Jin “Jangan
menemuiku lagi menyangkut hal ini. Akan
lebih baik jika kau tak pernah kembali kemari.”
Setelah selesai olahraga melihat Yoon Do yang menelpnya,
Yoon Do bertanya apa yang sedang dilakukan Hye Jung sekarang, lalu mencoba
menebaknya kalau Hye Jung pasti sedang olahraga. Hye Jung membenarkan, Yoon Do
mengatakan ada yang harus dibicarakan dan mengajaknya bertemu lalu menanyakan
akan datang ke tempat Hye Jung berada sekarang. Hye Jung menyuruh Yoon Do tetap
saja di rumah sakit, karena akan
datang untuk menjenguk Kang Soo juga.
Ji Hong dan Dokter Kang menemui Kang Soo diruangan
ICU, bertanya keadaaanya sekarang. Kang
Soo memberitahu Kepala terasa
sakit, tapi tidak terlalu buruk. Ji Hong
meminta juniornya untuk memberikan laporan sendiri.
“Usianya 27 th, dan kondisinya sadar. Lokasi operasinya riskan, tapi dapat merasakan suhu badannya, dan juga bergerak dengan baik. Hanya saja kemampuan motorik
tangan kanan, kurang
akurat. “ ucap Kang Soo, Dokter Kang tersenyum karena Kang Soo
seperti sudah sadar. Ji Hong pun mulai memeriksa dengan meminta agar mengangkat
tanganya.
Setelah tangan Ji Hong memeriksa bagian pengelihatanya,
Kang Soo bisa mengikuti gerakan tangan Ji Hong, ke atas bawah kanan dan kiri.
Ji Hong menyimpulkan keadaan Kang Soo baik-baik saja. Kang Soo bertanya apakah ia tetap
bisa menjadi dokter bedah. Ji Hong mengangguk. Kang
Soo pun mengucapkan terimakasih,
Dokter Kang melihat Kang Soo terlihat
lega. Ji Hong mengatakan belum bisa memastikan karena harus
lihat reaksinya terhadap
anticonvulsant. Apabila bereaksi, maka Kang Soo bisa bekerja
semester depan. Kang Soo bertanya apakah ia
harus beristirahat sementara. Ji Hong membenarkan lalu menyuruh Dokter Kang
untuk memindahkan Kang Soo dan Tetap beri ceftriaxone satu kali
sehari serta Resepkan 500mg Levetiracetam, dua kali sehari. Dokter Kang mengerti.
Ketika di depan ruangan ICU, Dokter Kang membahas tentang
Kang Soo. Ji Hong bertanya ada apa
dengan juniornya. Dokter Kang memberitahu Kang Soo yang tidak
memiliki tempat tujuan bahkan tidak
punya rumah untuk pulang, lalu menceritakan Kang Soo
yang tidak menyewa tempat tinggal karena adiknya
tinggal di kamp militer. Ji Hong terdiam seperti
memikirkan nasib juniornya.
Ji Hong melihat Dokter Kim sudah ada didepan ruanganya,
menurutnya mereka itu memang punya
telepati karena baru saja mau ke ruangannya. Dokter Kim memberitahu sudah menemukan
siapa yang membocorkan ke media soal
saham Ayahnya.
“Aku curiga soal itu tapi tetap
saja tidak bisa mempercayai
hal tersebut. Bagaimana
bisa dia membahayakan rumah sakit demi ambisi pribadinya?” ucap Ji Hong tak percaya
“Dia akan melakukan apa pun demi
keuntungannya. Reporter
yang kutemui mengatakan... jelas
terlihat dia memanfaatkan media untuk hal-hal negatif.” Jelas Dokter Kim
“Kurasa Ayahku dan Ketua Jin... terlibat pertengkaran sebelum
Ayahku meninggal. Aku
memiliki firasat buruk, jadi
terus mencari tahu.” Kata Ji Hong lalu
memperlihatkan isi USBnya pada Dokter Kim.
“Dari rekaman ini, Ketua Jin berada di dalam ruangan
selama 20 menit.” Kata Ji Hong melihat saat
Tuan Jin masuk ruangan ayahnya dalam CCTV.
“Jika kita memperhitungkannya... waktu Ayahku sendirian, lalu dia jatuh tepat setelah Ketua Jin
meninggalkan ruangan.” Ucap Ji Hong curiga.
“PresDir Jin saat itu mengatakan
dia akan mengundurkan diri. Tapi Dia
tidak mungkin mengatakannya dengan sukarela. Kupikir Ayahmu mengetahui sesuatu
tentang mereka.” Kata Dokter Kim, Ji Hong
bertanya-tanya apa kira-kira.
“Mereka memiliki banyak kelemahan. Siapa yang paling terluka?” ucap Dokter Kim, Ji Hong ingin tahu pendapat Dokter Kim
tentang hal ini.
“Gedung RS yang baru, berada di bawah pengelolaan
perusahaan milik Ketua Jin. Apakah
hal itu menguntungkan bagi kita? Dalam hal
ini Ketua Jin lah yang paling diuntungkan” jelas Dokter Kim
“Bukan hal baru dia melakukannya. Apakah itu bisa menjadi kelemahan
yang mematikan?” tanya Ji Hong
Dokter Kim pikir akan memulai mencarinya dari situ, Ji
Hong lalu membahas tentang Kang Soo, Dokter Kim bertanya ada apa dengan
juniornya itu. Ji Hong menceritakan Kang Soo yang tidak
punya tempat tinggal. Dokter Kim tak percaya
ternyata juniornya tak memiliki tempat tinggal.
Kang Soo masuk ruang rawat, Young Soo terlihat bahagia
membentangkan tangan ingin memeluk sang kakak. Kang Soo menolaknya karena
menurutnya terlalu berlebihan. Young Soo tetap ingin kakaknya memberikan
pelukan. Kang Soo berkomenta adiknya itu
terlalu manis sebagai seorang lelaki.
“Aku rasa aku agak demam. Kunjungan pasien di ICU hanya
diijinkan dua kali dalam sehari dan Hanya
selama 30 menit pula.” Keluh Young Soo, Kang Soo
membenarkan lalu merapihkan seragam adiknya bertanya apakah sudah makan.
“Belum. Aku sengaja menunggumu karena akan mencuri makananmu.” Kata Young Soo, Kang Soo tersenyum lalu menyuruh
adiknya makan saja semua makanan miliknya.
Hye Jung dengan percaya diri berjalan di lorong dan masuk
ke dalam kantor Presdir. Dokter Jin sudah menunggunya menyuruh Hye Jung duduk
dengan pulpen ditanganya sengaja merekam pecakapan keduanya. Hye Jung pun
duduk, Dokter Jin bertanya apa yang ingin dikatakannya.
“Aku terus mencari jalan setelah
obrolan kita terakhir kali. Aku
mencari cara untuk membuatmu... bertanggung
jawab secara hukum atas yang terjadi pada Nenek ku.” Ucap Hye Jung, Dokter Jin bertanya apakah Hye Jung sudah
menemukannya.
“Tidak ada.... Jadi aku mencari jalan lain. Aku akan... membunuhmu. Aku akan mendorongmu pada
kematian meski aku
tidak bisa langsung membunuhmu. Aku
akan terus menempel padamu dan akan
mengawasimu.” Tegas Hye Jung penuh dendam
“Lakukan saja, Hal
itu akan menyulitkan dirimu sendiri.” Komentar
Dokter Jin seperti tak takut.
“Setiap kali aku melihat celah, maka aku
akan menyerangmu.” Tegas Hye Jung, Dokter Jin
bertanya alasan Hye Jung yang mengatakan hal ini padanya.
“Aku bukan pengecut yang menyerang
dari belakang.” Kata Hye Jung, Dokter Jin pikir dengan
mudah bisa memecatnya.
“Pecat saja, lalu aku akan mengambil langkah
hukum yang begitu kau agungkan. Aku
akan mengajukan tuntutan atas penggunaan kekuasaan sewenang-wenang. Berkatmu PresDir, aku menjadi
sangat terkenal. Media
atau masyarakat pasti berpikir.. kita
berhubungan baik. PresDir
tak akan berkata... hal
ini tidak akan berpengaruh apa-apa, kan? Aku akan kembali bekerja setelah
masa skorsingku selesai dan akan
tetap di RS ini sampai akhir. Aku
harus tetap di sini, dan
menyaksikan kehancuranmu.” Tegas Hye Jung
mengebu-gebu.
Dokter Jin bertanya apakah itu seperti ancaman untuknya,
Hye Jung membenarkan. Dokter Jin mengejek kalau dirinya itu takut. Hye Jung mengaku senang karena ingin Dokter Jin
merasakan lebih
ketakutan jadi lebih baik menunggu saja lalu
keluar ruangan dengan mata sinisnya.
Hye Jung berjalan di lorong rumah sakit, Ji Hong melihat
ingin mengejarnya tapi ada beberapa dokter lain yang melihatnya. Hye Jung pun
masuk lift dan Ji Hong tak bisa bertemu karena pintu lift sudah tertutup saat
sampai didepan lift. Ponselnya pun
berdering, Direktur Choi menelpnya.
Perawat Hyun mengeluh Hye Jung yang harus
mengambil seluruh tanggung jawab padahal Seo
Woo juga tidak menjawab telepon dari perawat Ketua Dewan. Perawat Yoo berkomenta kalau Seo Woo adalah
putri PresDir. Perawat Hyun merasa Menyedihkan sekali karena mereka tidak
lahir dengan sendok perak di mulut.
Saat masuk toilet, keduanya terkejut melihat Seo Woo
sedang mencuci tangan, Seo Woo tak banyak komentar lalu keluar ruangan. Perawat
Yoo merasa Seo Woo tidak dengar. Perawat Hyun yakin Seo Woo akan meneriakinya kalau
memang mendengarnya.
Seo Woo berjalan dilorong rumah sakit dan melihat
pandangan dokter yang melihat kearahnya seperti tak menyukainya setelah insiden
Ketua Dewan. Di depan meja receptionist melihat Young Guk dan langsung
menariknya. Seo Woo merasa ingin tahu apakah orang-orang
sedang mengumpatnya.
“Kenapa? Apakah seseorang
mengatakan sesuatu?” tanya Young Guk, Seo Woo
mengelengkan kepalanya.
“Mereka tidak senang karena
hukuman disiplin yang didapat Dr. Yoo. Sementara Kau
adalah Putri PreDir. Tapi
bukannya PresDir menyukai Dr. Yoo? Kenapa
tiba-tiba begitu keras padanya?” kata Young Guk merasa
heran .
Seo Woo datang menemui ayahnya, Dokter Jin melihat
anaknya yang datang heran karena tidak meminta datang tapi sekarang malah datang sendiri. Seo Woo mengaku penasaran
akan sesuatu. Dokter Jin bertanya apa itu.
“Kenapa Ayah menghukum Hye Jung? Kupikir Ayah menyukainya.” Kata Seo Woo
“Aku hanya mengikuti aturan. Jadi Aku harus memisah hal pribadi
dengan pekerjaan.” Ucap Dokter Jin berdalih.
“Ayah ingin aku berpartisipasi
dalam manajemen RS. Jika
Ayah tidak memberitahukan kebenarannya padaku, bagaimana Ayah bisa terbuka akan
hal lain?” kata Seo Woo
“Hal ini berbeda. Masalahnya cukup
pelik.” Jelas Dokter Jin, Seo Woo masih tak mengerti, Tapi
Dokter Jin mengungkapkan rasa senang karena Seo Woo menunjukkan ketertarikan dan menjadi awal yang baik.
Seo Woo melihat ponselnya yang bergetar dan itu dari
ibunya, Nyonya Yang menelp dari mobil mengatakan sudah menyiapkan
kencan buta untuk anaknya jadi meminta agar
melaungkan waktu Sabtu ini. Seo
Woo berteriak marah, Nyonya Yang meminta anaknya untuk tak berteriak.
“Kau membutuhkanku sebagai
penunjuk jalan kehidupanmu.”kata Nyonya Yang, Seo
Woo bertanya balik kapan dirinya itu pernah membutuhkan
Ibunya.
“Siapa yang menjadikanmu seperti
sekarang? Aku... Kau akan
melajang sampai umur 40th jika aku membiarkanmu terus begini.” Kata Nyonya Yang
Seo Woo kesal memilih untuk menutup telpnya, Dokter Jin
tahu istrinya itu pasti ingin SeoWoo kencan buta, menurutnya sudah seharusnya
menyuruh Seo Woo lebih awal tapi sekarang Akhirnya Ibu Seo Woo melakukan tugasnya dengan benar. Seo Woo hanya diam saja.
Seo Woo masuk ruangan melihat Hye Jung dan bertanya apa
sedang dilakukanya. Hye Jung memberitahu
bau saja mampir setelah menemui PreDir Jin dan juga masih ruangannya. Seo Woo bertanya untuk apa Hye Jung menemui
ayahnya. Hye Jung mengatakan kalau Ada
yang perlu dikatakan
padanya. Seo Woo ingin tahu masalah apa. Hye Jung pikir tidak
harus menjelaskannya pada Seo Woo lalu keluar dari
ruangan. Seo Woo terdiam memikirkan apa sebenarnya yang bicarakan ayahnya
dengan Hye Jung.
Yoon Do bertanya apakah Dokter Kang sudah
memindahkan Kang Soo. Dokter Kang membenarkan.
Yoon Do pun mengajak mereka untuk mengunjunginya. Dokter Kang tersenyum melihat Hye Jung yang datang, Yoon
Do menyapa Hye Jung datang ke rumah sakit, begitu juga Dokter Pi dan Perawat
Hyun terlihat senang.
“Aku merindukanmu, Dr Yoo.”kata Dokter Kang
“Aku tidak pernah menyangka kau
akan senang melihatku. Ini
pertama kalinya.” Komentar Hye Jung
“Apakah Dokter kemari untuk
menjenguk Kang Soo?” tanya Dokter Pi, Hye Jung
membenarkan, Yoon Do mengajak untuk pergi bersama karena mereka juga ingin melihat
kondisinya.
Kang Soo tertidur lelap dikamar rawat, Hye Jung dan Yoon
Do menatap Kang Soo terlihat sedang tidur. Tiba-tiba Kang Soo membuka mata mengagetkan keduanya.
Hye Jung dkk benar-benar kaget melihat Kang Soo yang tiba-tiba bangun. Kang Soo
tersenyum memberitahu kalau sedang tidak tidur.
“Apa kau mendengar semuanya?” tanya Hye Jung memegang dadanya, Kang Soo mencoba untuk
duduk mengatakan bisa mendengarnya.
“Bagaimana keadaanmu? Kau menolakku demi Prof. Hong.” Kata Yoon Do mengejeknya, Kang Soo meminta maaf.
“Aku juga harus minta maaf padamu,
Dr Yoo. Dokter
diskorsing karenaku.” Ucap Kang Soo merasa tak
enak hati.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Hye Jung, Kang Soo pikir dirinya selayaknya pasien lain dan merasa baik-baik saja. Hye Jung pun mengucap syukur.
“Aku pengangguran sekarang. Aku tidak bisa melakukan apa pun
yang menggunakan kekuatan berlebih, Mungkin
aku harus jadi pengajar. Karena Aku
cukup pintar bermain kata.” Ucap Kang Soo dengan
penuh semangat.
Dokter Kang berkomentar keadaan Kang Soo semakin membaik,
Kang Soo sendiri tak tahu dengan bercanda. Semua tertawa mendengar candaan
junior mereka. Yoon Do memanggil Hye Jung ketika keluar dari ruang rawat,
bertanya apakah memiliki waktu luang.Keduanya bertemu di restoran sandwich
Hye Jung ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Yoon Do
padanya. Yoon Do sambil makan sandwichnya
menceritakan baru bertemu PresDir Jin pagi tadi karena sebelumnya menawari
posisi di dewan direksi dan
sekarang menerimanya. Hye Jung menanyakan alasanya.
“Untuk membantumu.” Kata Yoon Do, Hye Jung binggung membantunya bagaimana.
“Aku tahu alasanmu menolak posisi
bagus di rumah sakit lain untuk
bekerja di sini.” kata Yoon Do
“ Apakah kau merasa aku kelewat
batas? Aku tidak
berpikir fleksibel.” Ucap Hye Jung
“Itulah daya tarikmu. Kau melakukan segala sesuatu
dengan baik. Sudahlah Cepat
makan. Aku harus
kembali dan mengurus pasien.” Kata Yoon Do
Ji Hong menemui Direktur Choi sengaja ingin meminta untuk
memilih program yang diajukan
dibanding pengembangan RS. Dokter Choi merasa tak
yakin bisa menolaknya karena Ji Hong datang langsung memintanya. Keduanya pun berjabat tangan dan Ji Hong
mengucapkan Terima kasih. Dibagian
belakang terlihat Sekertaris Direktur Jin yang mengamati keduanya.
Ji Hong melihat ponselnya, Dokter Jin menelpnya wajahnya
terlihat malas mengangkatnya. Dokter Jin bertanya apakah mereka bisa bertemu, Ji
Hong menolak karena agak sibuk.
Dokter Jin pikir tak perlu juga dan memberitahu kalau akan membahas
tentang Dr. Yoo
Hye Jung. Ji Hong terdiam mendengarnya.
Di depan lorong rumah sakit, Ji Hong menemui Dokter Jin
yang sudah menunggunya. Dokter Jin menyindi Ji Hong pasti
sangat sibuk, dengan mencoba
menjadi dokter yang baik, kekasih,
sekaligus direktur pada saat bersamaan. Ji Hong
membalas kalau semua itu berkat Dokter Jin juga.
“Ini mengenai Soal Dr Yoo, Dia menemuiku lalu Dia bilang akan membunuhku.” Kata Dokter Jin
“Bukankah hal itu mengejutkan
setelah semua yang Anda buat untuknya?” komentar
Ji Hong dingin
“Tidakkah kau pikir dia tidak tahu
terima kasih? Siapa
yang memberinya pekerjaan dan menjadikannya terkenal? Bagaimana bisa dia membayarku
seperti ini?” kata Dokter Jin marah, Ji Hong merasa
kalau Dokter Jin itu terlalu berlebihan.
Dokter Jin memutar rekaman suara Hye Jung yang mengatakan
“ Aku akan... membunuhmu.” Ji Hong terdiam mendengarnya.
Flash Back
Dokter Jin bertanya apakah itu sebuah ancaman, Hye Jung
membenarkan. Dokter Jin mengejeknya kalau itu menakutkan. Hye Jung pun senang
mendengarnya karena ingin melihat Dokter Jin jauh lebih takut lagi jadi lebih
baik menunggu saja.
“Aku bermaksud mengajukan tuntutan
padanya atas ancaman yang ia lontarkan.” Kata Dokter
Jin,
“Hal itu tidak cukup dianggap
sebagai ancaman. Ini Tidak lebih dari kata-kata dan Dia tidak akan sungguh-sungguh
melakukannya. “ kata Ji Hong membela
“Prof. Hong, inilah alasannya masa
lalu jadi begitu penting. Segala
sesuatu berbeda, tergantung
siapa yang melontarkan ancaman.” Ucap Dokter Jin, Ji
Hong meminta Dokter Jin bicara Langsung saja ke intinya.
“Dia memiliki sejarah kelam saat
SMU. Bahkan Dia membuat kebakaran dan D.O
akibat melukai seseorang. Lalu Dia
berpindah-pindah sekolah akibat perkelahian. Yah... Dia
keren. Aku menyukai orang-orang sepertinya.” Ucap Dokter
Jin, Ji Hong tak ingin berlama-lama bertanya apa yang dinginkan Dokter Jin dari
dirinya.
“Kau harus berhenti dari rencana
yang sedang kau jalankan. Fokus
saja pada penelitianmu tentang DBS. Aku
ingin kau menjadi seorang peneliti, bukan
dokter.” Jelas Dokter Jin, Ji Hong bertanya bagaiaman jika
dirinya menolak.
“Dr Yoo tidak akan bisa bertahan
dimanapun dalam bidang ini. Terlalu
sulit bagi seorang ahli bedah syaraf menjalankan klinik pribadi.” Tegas Dokter Jin memberika ancaman, Ji Hong terdiam
mendengarnya.
Hye Jung baru pulang kerumah kaget melihat Ji Hong sudah
ada didepan rumahnya. Ji Hong bertanya apakah Hye Jung baru saja dari cafe Soon
Hee. Hye Jung membenarkan karena sedikit membantu disana lalu bertanya kenapa
datang kerumahnya. Ji Hong merasa Mengecewakan sekali
mendengar pertanyaan Hye Jung. Hye Jung bertanya
apa maksudnya.
“Seolah kita tidak boleh bertemu
tanpa alasan.” Kata Ji Hong, Hye Jung membenarkan.
“Bukankah kau marah padaku?” ucap Hye Jung, Ji Hong balik bertanya bagaimana dengan
Hye Jung sendiri. Hye Jung mengaku masih marah. Ji Hong mengaku merasa senang karena
Hye Jung begitu jujur.
“Aku juga marah padamu, tapi
sekarang sudah tidak lagi.” Akui Ji Hong, Hye Jung
bertanya kenapa seperti itu. Ji Hong pikir tak ada alasannya.
“Aku rasa ada alasan spesifik di
baliknya. Ada apa?” tanya Hye Jung, Ji Hong
memastikan kalau Hye Jung datang menemui PresDir Jin Hari ini. Hye Jung binggung bertanya bagaimana Ji Hong bisa
mengetahuinya.
“Apa Kau ingin memarahiku lagi?” tanya Hye Jung ketakutan, Ji Hong mengatakan tidak
menurutnya Hye Jung melakukan hal yang benar.
Ji Hong langsung memeluk Hye Jung, bertanya apakah masih
marah padanya. Hye Jung mengaku masih marah dan sangat
terluka sambil memeluk pacarnya. Ji Hong memeluk pacarnya
bertanya kapan terakhir kali Hye Jung keramas. Hye Jung bertanya apakah
rambutnya bau, Ji Hong membenarkan.
Hye Jung panik melepaskan pelukanya, padahal hari ini
baru saja keramas. Ji Hong tetap memeluknya, sambil tertawa kalau rambut Hye
Jung itu harum. Hye Jung mendorong Ji Hong karena masih bisa mengodanya, Ji
Hong tertawa bahagia karena ingin melihat Hye Jung tertawa, karena tak
melihatnya belakangan ini.
“Kau bersikap aneh. Aku rasa telah terjadi sesuatu.” Kata Hye Jung, Ji Hong membenarkanya.
“Aku menjadi Kepala Pusat
Penelitian DBS.” Kata Ji Hong, Hye Jung
bertanya apakah akan mengubah sesuatu
“Aku tidak akan bisa merawat
pasien lagi.” Jelas Ji Hong, Hye Jun merasa tidak menyukainya. Ji Hong pun juga merasa tak menyukainya. Hye Jung heran
kenapa Ji Hong menerima pekerjaan itu kalau memang tak menyukainya.
“Apa Kau tahu perasaan semacam ini? Kau tidak menyukainya, tapi kau begitu menginginkannya. Kau tahu aku membenci sesuatu
yang rumit semacam itu. Bagiku
pilih dengan jelas, lakukan atau tidak.” Jelas Ji
Hong
Hye Jung pun pamit masuk lebih dulu, Ji Hong merasa Hye
Jung itu masih marah dan menyimpan dendam. Hye Jung menjawab dengan lambaian tanganya, Ji Hong pun
memeluknya dari belakang dengan sangat erat seperti melampiaskan rasa rindunya,
merasa jika tidak datang dan menemui Hye Jung hari ini, maka tidak
akan pernah bertemu lagi.
Keduanya bertemu di taman bermain dan duduk diayunan, Hye
Jung memulai untuk meminta maaf. Ji Hong bertanya untuk apa. Hye Jung merasa tidak
cukup baik bagi pacarnya. Ji Hong pikir itu
tak benar karena Hye Jung adalah yang terbaik. Hye Jung tetap merasa tidak
sebaik itu.
“Apa Kau ingat yang dikatakan Ayahku? Dia bilang cukup dengan berada di
sampingku saja. Kau sedang melakukannya sekarang.” Kata
Ji Hong
“Aku merindukan Ketua Hong.” Kata Hye Jung, Ji Hong juga merasakan hal yang sama.
“Bukankah kau tidak seharusnya
memanggilnya Ketua?” kata Ji Hong, Hye Jung
berpikir mulai memanggilnya ayah mertua. Ji Hong membenarkan, menurutnya Hye Jung seharusnya
memanggilnya begitu saat ayahnya.
masih hidup.
“Kau melakukan segalanya dengan
baik kecuali yang satu itu.” Ejek Ji Hong.
“Yahh ampun , tapi kau tetap memanggil
Nenek ku dengan sebutan "Nyonya Kang".” Balas
Hye Jung tak mau kalah.
“Kau baru saja memaafkanku, tapi sekarang kau sudah mulai
lagi tidak mau mengalah padaku.” Ucap Ji Hong
Hye Jung pun meminta maaf begitu juga Ji Hong yang
meminta maaf. Hye Jung kali ini bertanya untuk apa meminta maaf. Ji Hong
meminta Maaf karena tidak bisa membuat Hye Jung bahagia, selama ini merasa mencintainya tapi tidak
bisa membuatnya bahagia. Hye Jung pikir tidak benar karena belum pernah benar-benar bahagia
sebelumnya.
“Setiap kali kebahagiaan muncul, maka kesialan selalu menyusul.” Kata Hye Jung, Ji Hong meminta agar Hye Jung berhenti
berpikir begitu
“Entahlah. Apakah aku akan menemukan
jawabannya... setelah
semua ini berakhir?” ucap Hye Jung, Ji Hong
meminta agar Hye Jung tak melupakan dirinya yang akan selalu ada disisinya.
“Bagaimana bisa aku melupakannya? Kau adalah pilar kehidupanku.” Ungkap Hye Jung. Keduanya saling menatap, Ji Hong memegang
tangan Hye Jung dengan erat keduanya saling berpegangan tangan di atas ayunan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Pliiis min, ne 3 eps akhir,, tolong yah.semangat
BalasHapusUdh lama nunggu akhrnya ada jg😍😂
BalasHapusKurang 3 epsd lagiii, penasaran :3
BalasHapus