PS : All
images credit and content copyright : SBS
Digambarkan beberapa tokoh kartun yang bisa mengendalikan
cuaca dari atas bumi, dengan menekan tombol maka akan membuat turun hujan,
petir, berawan atau teriknya matahari. Tiba-tiba sebuah meteor seperti
menghantam pesawat UFO yang dinaiki oleh kartun tersebut dan akhirnya membuat
pesawat UFO mereka jatuh ke dalam bumi.
Cuaca pun berubah sedemikian cepatnya, sampai akhirnya
pesawat UFO masuk ke lubang perapian dan terlihat dilayar ada seorang wanita
yang sedang memberikan ramalan cuaca di TV.
“Belakangan ini cuaca sangat
panas. Saya
yakin pemirsa mengharapkan cuaca lebih dingin karena musim panas baru saja
usai, tapi
kelihatannya musim panas belum ingin mengucapkan selamat tinggal.”
Wanita bernama Pyo Na Ri dengan percaya diri sebagai
pembawa berita ramalan cuaca terlihat berdiri didepan layar hijau dan terlihat
dilayar TV seperti memperlihatkan peta pasifik.
“Temperatur tinggi berasal dari
Pasifik Utara, jadi kami
memperkirakan cuaca panas masih akan berlanjut. Seluruh penjuru negeri mengalami
temperatur yang lebih panas dibanding tahun lalu. Temperaturnya akan kembali naik
besok.”
PD memberitahu waktunya 60 detik lagi, Na Ri memberitahu
besok Seoul akan mencapai suhu 30 derajat, Gwangju akan mencapai 32 derajat maka akan sangat panas. PD dibagian atas meminta Pertahankan
dada Na Ri di luar wilayah Seoul. Baju Na Ri terlihat diberi penjepit kertas dibagian
belakang agar tak terlihat kebesaran. PD kembali meminta bokong Na Ri di
sekitar Laut Timur.
“Temperatur akan turun sampai 18
derajat, jadi
kenakan pakaian hangat.” Ucap Na Ri memberikan
perkiraan suhu, Di ruangan control Choi Dong Gi terus meminta agar Na Ri bisa
membusungkan dadanya lagi.
Na Ri mengikuti perintahnya. Dong Gi meminta bagian
bokong ditonjolkan, Na Ri pun sedikit membungkuk agar bisa memperlihatkan
bokongnya. Setelah itu Dong Gi pun meminta agar Pembaca
berita, bersiap dan memberitau Na Ri kalau hanya memiliki waktu 60 detik, lalu dalam hitungan lima Na Ri selesai memberikan
laporan perkiraan cuaca.
Kamera pindah ke studio, Pembaca berita pun menyelesaikan
acara berita hari ini, Na Ri mengikuti ucapan si pembaca berita walaupun sudah
tak disorot kamera lagi. Lampu pun menyala dengan terang semua berteriak
mengucapkan terimakasih karena sudah menyelesaikan siaran.
Beberapa orang naik ke atas panggung studio, memuji si
pembaca berita wanita yang terlihat cantik. Dong Gi memberikan terimakasih pada
Hye Won dan memujinya sangat sempurna. Na Ri dengan ramah mengucapkan
terimakasih juga pada semua kru. Seorang pegawai memanggil Na Ri meminta untuk
mengembalikan pakaian pada pembaca berita pukul enam dan tujuh. Na Ri mengerti mengerjakan tugasnya.
Seorang make up artis mengomel pada pembaca acara untuk
banyak minum karena ingin
tampil baik membuatnya jadi kerja lembur. Seorang kru menarik kameramen, meminta untuk melakukan
sesuatu agar bisa menyamarkan pori-porinya, karena mendengar penonton mengubah
saluran.
Keduanya memanggil salah satu kru lainnya, membahas kalau
pori-pori si pembaca berita terlihat sangat besar dan bertanya bagaimana cara mereka bisa memperbaikinya.
Si pria mengeluarkan ponselnya berpikir bisa melakukan hal itu karena tim
drama menggunakannya, karena dengan mengunakan
benda itu dimeja maka wajah para aktris akan tampak
seperti disinari cahaya bulan.
Dua kru lain mengeluh kalau tak perlu bercanda karena memangnya
ada cara menyembunyikannya di atas meja dengan
mengunakan benda yang mengeluarkan cahaya terang. Na Ri ikut nimbrung
menyarankan untuk menggunakan
bunga yaitu bisa meletakkan vas berisi bunga
di sana untuk menyembunyikannya.
“Apa aku perlu menyiapkan vas
bunga... hanya
untuk menyembunyikan pori-pori wajah mereka?” kata kru
bagian peralatan. Na Ri mengatakan akan melakukanya.
“Siapa yang meletakkan bunga di
meja pembaca berita? Ini
bukan acara talk show. Astaga...” keluh kru lain pada
saran Na Ri. Tapi menurutnya bukan ide yang buruk, semua pun akhirnya bubar.
Na Ri melihat pembaca berita akan turun panggung dan
memberikan sandalnya, Si pembaca acara meminta agar tak meletakkannya
di ruang peralatan seperti terakhir kali. Na Ri
mengerti dengan melangkahi kabel membawa barang-barang ditanganya, Kameramen
memarahi Na Ri yang menginjak kabel, Na Ri langsung meminta maaf.
Dong Gi pun turun dari ruang control dibagian atas
mengucapkan terimakasih dan mengajak untuk mereview siaran
hari ini selama sepuluh menit dan bertanya siapa yang
akan membelikan kopi, Na Ri langsung menunjuk tangan akan membelikan kopi. Dong
Gi pun memberikan kartu kredit dimulut Na Ri karena tanganya sudah penuh. Saat
Na Ri keluar ruangan studio, beberapa wanita yang terlihat berkumpul menatap
sinis.
Bangkok
Pria dengan gaya necis naik tuktuk, dia adalah Lee Hwa Shin berkeliling
ke restoran dan tempat tempat wisata melaporkan berita dengan mic dari segala
sudut kota Bangkok.
“2016 SBC... Koresponden.” Ucap Hwa
Shin dengan gayanya didepan kamera. Lalu merasa kalau bertanya apakah dirinya
terlihat kasar.
Sebuah tongsis dinaikan, Ia membuat laporan dari
ponselnya di sebuah pagoda. Di malam hari, Hwa Shin memberikan laporan dari
atas perahu “SBC sudah seperti
teman, keluarga kalian. Siapa pun dapat mengajukan lamaran ke SBC.”
Dan diatap sebuah gedung, dengan tongsisnya. Hwa Shin
dengan bahagia berkata “Perekrutan Terbuka SBC 2016! Kalian juga bisa
menjadi bintang!” Menurutnya
rekamanya itu sudah cukup bagus, dengan melihat cahaya malam di bangkok merasa Latarnya
bagus dan seharusnya melakukannya di sini.
Hwa Shin turun masuk ke dalam club, lalu memesan segelas
wine, sambil menunggu pesanan menyapa seorang pria yang berdiri dengannya,
berkomentar pakaiannya dan gadisnya sangat seksi, dengan bahasa Thailand terlihta sangat fasih.
“Kenapa kau tidak membiarkanku
memiliki mereka?” ucap Hwa Shim, si pria
terlihat kesal sempat sedikit mengumpat.
“Gadis cantik sepertinya pasaran tapi kemeja itu adalah edisi terbatas tahun
lalu.” Ucap Hwa Shin, si wanita langsung menamparnya.
“Berapa yang kau mau?” kata Hwa Shin, Si pria tak terima dianggap wanita itu
pasaran
“Kemeja
ini terlihat lebih baik jika dadamu membentuk huruf "M". Bagaimana pakaian terlihat
bergantung bentuk badan penggunanya. Jika
kau tidak memiliki dada yang bidang, kau
tidak layak memakai pakaian itu. Terutama
jika berwarna putih.” Ucap Hwa Shin, Si pria tak
bisa terima langsung mencengkram baju Hwa
Shin
“Aku akan membayar tiga kali lipat
seharga kau membelinya. Kemejamu Sudah
terlihat usang.” Balas Hwa Shin seperti tak
mau kalah
Si pria tak terima akan dibayar tiga kali lipat, Hwa Shin
pikir si pria marah karena
tidak memberi penawaran lebih, lalu
bertanya apakah wanita itu mengencani pria miskin. Si pria akhirnya memukul Hwa Shin, tapi Hwa Shin
terlihat masih berdiri dengan tegak. Si Pria mengumpat Hwa Shin itu psiko lalu
mengajak si wanita keluar.
Hwa Shin hanya memegang wajahnya terlihat tak luka, lalu
menyarankan si wanita agar tak mengencani pria miskin. Karena seharusnya
mengencani pria kaya. Seorang pria bule didekatnya
menepuk pundak Hwa Shin memuji kalau pakaianya sungguh
luar biasa. Hwa Shin membalasnya dengan ucapan
terimakasih mengunakan bahasa Thailand.
Na Ri seperti baru selesai dari perkerjaanya melepaskan
earphone dan juga penjepit kerta yang menempel dibajunya. Perlahan melihat
studio berita yang kosong, lalu meliha sekeliling tak ada orang. Akhirnya Na Ri
duduk diatas panggung studio berita,
Terlihat Hwa Shin yang juga duduk disampingnya membawakan
berita bersama-sama, Na Ri pun mengucapkan “Terima
kasih sudah menyaksikan. Selamat
malam.” Seperti pembaca berita menutup acaranya. Tiba-tiba
terdengar suara dari atas “Itu bukan kursimu.”. Na Ri tersadar dari lamunannya dan langsung turun dari
atas panggung studio.
Diruang kontrol, Dong Gi sedang meminta persetujuan
Direktur untuk menyetujui permintaan untuk syuting di
Thailand. Direktur mengatakn hanya ingin membahas
soal rating, bukan permintaan seperti ini. Dong Gi meminta agar menyetujuinya. Direktur pun melihat
berkas yang dibawakan Dong Gi dengan kacamata bacanya.
“Bagaimana bisa video klip seperti
itu menghabiskan banyak dana? Sebenarnya Untuk
apa saja ini? Biaya Make-up,
kostum. Berapa
banyak tiket pesawat yang dibeli? Apa
kau membawa kameramen dan pengarah lampu juga?
Lebih baik Sewa saja helikopter.” Kata Direktur mengomel, Na Ri mendengarkan dari
belakang pintu.
“Aku juga ingin seperti itu” kata Dong Gi, Direktur menyuruh untuk
mengunakan saja staf yang sudah ada di Bangkok.
“Mereka terlalu konservatif, bahkan Pekerjaan mereka sangat kaku.” Keluh Dong Gi
“Itulah yang harus dibereskan oleh
PD sepertimu.” Kata Direktur mengomel lalu melihat Na
Ri yang sudah berdiri didepan pintu.
“Tidak ada segmen ramalan cuaca di
akhir pekan.” Kata Direktur, Na Ri mengetahuinya lalu
mengatakan kalau ia bisa melakukanya.
Direktur langsung menolaknya, lalu mengeluh kembali
melihat proposal biaya stylist
dan make-up begitu mahal. Na Ri mengatakan akan melakukannya,
setengah harga saja. Dong Gi melotot marah,
Direktur pikir membenarkan karena Saat tes wawancara, Na
Ri mengatakan bisa merias wajah, ketika gagal menjadi pembaca berita utama.
“Tidak bisakah mengatakan,
"Saat kau akhirnya menjadi penyiar ramalan cuaca"?” ucap Na Ri sedih
“Ya. Saat kau menjadi penyiar
ramalan cuaca Baiklah.
Soal make-up teratasi... maka Untuk
stylist, dibanding Kim Mi Hee,. lebih baik Pyo Na
Ri. kau juga
bisa menatanya, kan?” kata Direktur dan melihat
bagian produksi.
Na Ri menunjuk dirinya kembali, Direktur bertanya Na Ri
yang tidak ada
kegiatan setelah merias, Na Ri mengangguk dan akhirnya Direktur
memberikan tugas pada Na Ri. Dong Gi tak percaya kalau mereka mempersiapkan syuting
hanya berdua. Na Ri mengatakan akan mengerjakan
semuanya dan bertanya berapa akan dibayar. Dong Gi menjerit kesal.
Na Ri mengambil uang di ATM setelah menerima bayaran,
seorang wanita dengan pakaian sexy berdiri menunggunya dengan sinis mengajak Na
Ri untuk mengikutinya. Na Ri melihat semua teman-temanya dengan pakaian sedikit
terbuka ternyata masih ada di kantor.
“Hey. Kau akan terus hidup seperti
itu? Masing-masing
kita digaji 1 juta won perbulan. Kami
tahu kau harus membayar sewa, biaya sekolah adikmu dan tidak memiliki cukup uang
tersisa untuk makan dan pakaian, tapi
kau harus hasilkan uang dari tempat lain. Ambil shift malam di minimarket setelah siaran, atau semacamnya. Jika kau menghasilkan uang tanpa
diketahui orang lain, maka kami
tidak akan memperlakukanmu seperti ini.” kata si wanita
terlihat sangat kesal, Na Ri hanya diam saja.
“Bagaimana bisa penyiar ramalan
cuaca di stasiun TV... berkerja loncat
kesana kemari untuk mengerjakan berbagai tugas aneh?” ucap si wanita berpakaian biru sangat dongkol.
“Benar.... Aku akan menghasilkan sebanyak
mungkin uang sebisaku... dari stasiun TV sialan ini. Mungkin sekedar perubahan kecil
yang kudapatkan, tapi nanti, aku akan menghasilkan banyak uang
dari sini ketika sudah berhasil. Itulah
alasanku melakukannya. Apa
yang salah dari itu?” kata Na Ri
Si wanita meminta agar Na Ri Bersikaplah selayaknya
pembaca berita demi kebaikan mereka bersama, yaitu Bersikaplah terhormat. Si wanita baju biru memberitahu mereka penyiar ramalan cuaca jadi Tanamkan itu di dalam kepalanya. Na Ri pikir Kenyataannya
tidak seperti itu. Semua terlihat marah
mendengar perkataan Na Ri.
“Kita bukan pembaca berita utama.” Ucap Na Ri
“Hey... Apakah itu sebabnya saat Choi
Dong Gi... menyuruhmu
menggerakkan dada dan pantatmu dan
berkata, "dadamu ke Seoul, pantatmu ke Laut Timur," Lalu kau berkata, "Baik,
Pak," "Tentu, Pak"... dan
menuruti semua kata-katanya?” teriak si wanita biru.
“Bagaimana bisa kau menempatkan
pantatmu di tengah Laut Timur? Dada
di Gyeongbuk. Apa Kau pikir
kau roket? Bukankah
seharusnya fokus di wilayah Seoul saja? Tolong berdiri dengan tegak... dari kepala sampai kaki
selayaknya pembaca berita. Aku
mohon padamu.” Ucap si wanita baju merah
“Jika kita bersikap selayaknya
pembaca berita, apakah
orang-orang juga akan memperlakukan kita demikian? Kenapa kalian jahat sekali
padaku? Hidup
kita sudah sulit. Jujur
saja, kita
hanya penyiar ramalan cuaca yang digaji 70.000 won setiap berita.” Kata Na Ri berusaha menyadarkan semuanya. Akhirnya
semuanya pun hanya bisa diam dan terlihat lesu.
Tim pembawa ramalan berita tak sengaja bertemu dengan tim
lainya yang sedang lewat. Mata Na Ri tertuju pada dua orang wanita yang berdiri
didepanya.
Flash Back
Na Ri berjejer dengan empat calon pembaca berita.
Direktur mengucapkan terimakasih karena sudah menunggu dan akan mengumumkan hasilnya, walaupun keempat itu
sama-sama layak menjadi pembaca berita SBC tapi tetap harus memilih.
“Penyiar baru dipilih setelah
melalui... tes
intensif selama tiga bulan dan hasil evaluasi dari seluruh departemen. Setelah dua kali tes kamera dan
wawancara, evaluasi
selama empat hari di asrama... dan
wawancara akhir hari ini, kami sudah mendapatkan hasilnya.” Kata Bang Ja Young yang terlihat muda memperlihatkan
amplop ditanganya.
“Dua dari kalian akan menjadi
pembaca berita di SBC... sedangkan
dua lainnya yang gagal, jika memang mau, bisa menjadi penyiar ramalan
cuaca sebagai tenaga kontrak. Penyiar
ramalan cuaca akan ikut di ruang syuting berita dan hanya akan melaporkan ramalan
cuaca.” Jelas Kye Sung Sook, seorang wanita sedikit terlihat tua.
Direktur meminta mereka segera mulai mengumumkan saja, Ja
Young memanggil nama Hong Hye Won dan Geum Soo Jung lalu memberikan selamat. Keduanya tersenyum bahagia.
Sung Sook bertanya pada Hong Ji Min dan Pyo Na Ri, apakah akan menerima posisi sebagai penyiar
ramalan cuaca.
“Apa kalian pikir aku menempuh
pendidikan pasca sarjana selama dua tahun dan menjalani tes yang berat
selama tiga bulan hanya untuk menjadi penyiar ramalan cuaca? Lebih Lupakan.” Ucap Ji Min keluar dari ruangan sambil menangis.
“Nona Pyo Na Ri, kau bisa pergi juga.” Kata Sung Sook menawarkan pilihan. Na Ri hanya diam.
Sung Sook bertanya apakah Na Ri tak akan ikut keluar dari ruangan. Na Ri hanya
diam melihat dua temanya yang bisa diterima sebagai pembaca berita.
“Seberapa rendah nilaiku dibanding
yang lain?” tanya Na Ri,
“Kau sebaiknya pergi. Jika tidak, kau
hanya akan mendapatkan kesulitan di masa depan.”
Ucap Sung Sook, Direktur akhirnya menyudahi pengumuman, dan Na Ri terlihat diam
dengan wajah sedih.
Na Ri memegang ID Card SBC yang terlihat menyedihkan
karena memilih jadi pembaca ramalan cuaca saja, semua penyiar ramalan cuara
memberikan hormat pada Ja Young. Soo Jung berbisik pada Ja Young kalau Na Ri menggunakan
bantalan pantat. Ja Young melihat bagian
bokong Na Ri yang menonjol seperti tak percaya juniornya menggunakan
benda seperti itu.
Akhirnya Na Ri sampai ditempat loker, melepaskan
celananya dengan bantalan bokong agar terlihat menonjol didepan kamera. Lalu
menghela nafas panjang setelah membukanya seperti penyiksaannya sudah usai. Na
Ri pun membuka bajunya yang dipakainya.
[Akademi Hyper]
Beberapa pelajar keluar dari tempat les beramai-ramai,
seorang pelajar pria juga keluar dari ruangan. Di bagian depan, seorang pria
memanggil dengan nama Pyo Chi Yeol. Chi Yeol tetap saja berjalan keluar, si
pria berteriak memanggilnya sambil melempar kepalanya dengan makanan menuduhnya
sebagai pencuri.Chi Yeol
akhirnya membalikan badanya dengan semua murid melihat kearahnya.
“Hei... Bukankah sudah kubilang padamu
untuk tidak masuk kelas sebelum
menyelesaikan pembayaran? Kau
mencuri pelajaran mereka. Apa
kau seorang maling? Apa Kau tahu
berapa mereka membayar untuk kelasnya?” teriak si
pria, Chi Yeol dengan berani mendekati pria yang memarahinya.
“Ada banyak kursi kosong di sana, mak Kau juga tidak akan rugi apa-apa. Mereka akan terus kosong begitu jadi Kau bisa saja menganggap aku
tidak ada di sana. lalu Kau
menyebutku pencuri.” Ucap Chi Yeol lalu membuka
semua bajunya. Si pria binggung apa yang dilakukan Chi Yeol padanya.
“Jika aku mencuri sesuatu darimu, maka geledah aku.” Kata Chi Yeol, Na Ri datang melihat dari pintu beberapa
orang terkejut melihat Chi Yeol yan membuka baju didepan semua orang yang
melihatnya.
“Aku akan melepas semua pakaianku
dan menunjukkan padamu. Cari
di sekujur tubuhku... dan
ambil kembali yang sudah kucuri darimu!” teriak Chi
Yeol menurukan celananya juga.
Semua murid menjerit, Na Ri akhirnya berteriak memanggil
Chi Yeol, berkomentar tak percaya kalau adiknya itu bukan
seorang exhibisionis. Ia tak habis pikir adiknya
bisa melepas semua pakaian di depan gadis-gadis dan mengodanya
kalau sampai nanti mereka jatuh cinta pada adiknya dan menyuruh memakianya
lagi.
Chi Yeol pun menarik celananya kembali memakainya, Na Ri
meminta maaf pada pria karena datang terlambat dan memberikan uang bayaran
untuk adiknya. Chi Yeol masih sibuk mengunakan kemejanya.
Chi Yeol berjalan lebih dulu didepan dengan wajah
cemberut, Na Ri berjalan di belakangnya merasa
lebih baik setelah membayarnya. Seperti
menyelesaikan Pekerjaan rumah. Chi Yeol
hanya diam saja, Na Ri bertanya apakah adiknya itu marah.
“Stasiun TV terlihat memiliki
banyak uang, tapi
mereka tidak membayarku dengan layak. Maafkan
aku karena tidak memiliki pekerjaan tetap dan
penghasilan besar.” Kata Na Ri
“Jangan bicara begitu. Lakukan saja yang terbaik di
perusahaanmu.” Ucap Chi Yeol
Na Ri memeluk adiknya, Chi Yeon mencium bau alkohol dari
mulut kakaknya. Na Ri langsung memberikan ciuman di pipi penuh rasa kasih
sayang, Chi Yeol mengeluh kalau bukan anak Na Ri jadi tak perlu menciumnya. Na Ri merasa Secara
tidak langsung Chi Yeol itu anaknya karena mengerjakan
segala hal seperti seorang Ibu, kecuali
menyusui. Chi Yeon mengeluh itu memalukan dibahas.
“Aku akan membawamu saat aku
menikah nanti.
Sekarang Aku berhak minum karena sudah menyelesaikan PR-ku. Kenapa kau mengomeliku soal bau
alkohol?” kata Na Ri bersandar di pagar lalu melihat langit yang
sangat Bagus
sekali.
“Apa kau tahu, Seberapa jauh Bangkok dari
sini?” tanya Na Ri
“Waktu perjalanan membutuhkan sekitar enam jam.” Kata Chi Yeol, Na RI pikir tidak
terlalu jauh.
“Pantas saja kau juara satu di
sekolahmu. Kau tahu
segalanya. Saat dia
meninggalkanku tiga tahun lalu, maka aku
menyemangati diriku sendiri bahwa suatu saat akan ke Bangkok dan membuatnya jatuh cinta
padaku.” Ucap Na Ri, Chi Yeol menatapnya.
“Dalam pikiran ku "Bisakah
kau tetap bersamaku?" Aku
berencana melepas semua pakaianku seperti yang kau lakukan tadi. Tapi aku tidak punya kesempatan. Waktu berlalu, tapi
aku masih belum bisa melakukannya.” Kata Na Ri
lalu mengajak adiknya segera pulang.
Chi Yeol keluar rumah melihat kakaknya yang tidur diluar
terlihat sangat menyenyak padahal sudah menyuruhnya untuk tidur didalam. Ia
mencoba membangunkan, tapi Na Ri terlihat sangat lelap.
“jangan melepas pakaianmu sebelum
si pria yang melakukanya, karena
Lelaki yang harus melakukannya.”
Ucap Chi Yeol lalu mengendong kakaknya masuk ke dalam rumah.
Bulan terlihat sangat bulat bersinar dan tulisan Rak
restoran Pasta pun terlihat mati didepan rumah Na Ri.
Bulan juga bersinar terang di thailand, Hwa Shin sibuk
memasukan kopernya ke dalam mobil. Pagi hari di pinggir sungai tepatnya di
sebuah taman, ada beberapa wanita yang berlatih tari khas Thailand. Hwa Shin
berdiri dijembatan mencoba untuk mengikutinya lalu kembali melakukan jogging
berkeliling taman.
Banyak kendaran lalu lalang di jalan bangkok pagi hari,
penjual makanan pun berderet rapih disepanjang jalan pertokoan. Shi Hwan
membeli makanan untuk sarapan dan memakanya sambil berjalan. Ponselnya
berdering, terdengar seorang pria bertanya apakah ingin minum kopi. Hwa Shin
mengumpat temanya itu ingin mati, lalu menanyakan keberadaan dan tak percaya
kalau ada di Bangkok juga.
Pria terlihat seperti seorang Eksekutif muda keluar dari rumah
dengan sekertaris yang membuka pintu mobilnya. Ko Jung Won mengajak mereka
untuk segera ke bandara. Sekertarisnya binggung karena Jung Won baru
saja kembali dari Italia kemarin setelah dua tahun di sana.Jung Won mengatakan ingin minum kopi.
“Kami akan mengambil kelas ekonomi
jika tidak ada yang lain.” Ucap Jung Won sampai
dibandara, pegawai mengatakan Hanya
tersisa kelas ekonomi.
“Anda harus rapat dengan direksi
petang nanti.” Kata sekertarisnya.
“Begitukah? Kalau begitu undang mereka minum
kopi bersama.” Ucap Jung Won santai, Sekertaris kaget kalau harus pergi ke Di
Thailand. Jung Won membenarkan.
Dong Chi memasukan barang ke kabin, Na Ri masuk ke bagian
tempat duduk eksekutif terlihat sumringah karena belum melihat isi dalam pesawat.
Dong Chi sibuk melepaskan kaos kakinya, Na Ri duduk disampingnya mengaku belum pernah naik pesawat
sebelumnya. Dong Chi hanya diam saja dan membaca
majalah dan Na Ri ikut melihatnya, Dong Chi dengan sinis itu bukan Kursi yang
diduduki Na Ri dan menunjuk ke bagian belakang.
Na Ri berjalan ke bagian kelas ekonomi mencari-cari
tempat duduknya, menaruh tempat make up dalam kabin. Lalu melihat nomornya ada
dibagian tengah, karena penasaran akhirnya bergeser untuk melihat ke bagian
jendela.
Jung Won masuk pesawat mencari tempat duduknya dan
melihat Na Ri yang melonggo keluar jendela, seperti orang yang baru pertama
kali naik pesawat. Akhirnya Jung Won pun duduk disebelahnya, Na Ri sadar ada
orang disebelahnya lalu memberitahu kalau itu tempat duduknya. Jung Won melihat
Na Ri yang duduk dikursinya jadi ia duduk di kursi milik Na Ri. Na Ri pun hanya
bisa diam saja, Jung Won mengatakan kalau akan membaca koran. Pramugari
memberitahu kalau mereka akan segera lepas landas.
Pramugari mulai memberikan makanan dan minuman untuk
penumpang, Na Ri masih menatap keluar terlihat penasaran dengan pengalamanya
pertama kali naik pesawat. Saat membalikan badanya melihat Jung Won sudah
menutup wajahnya dengan koran, tiba-tiba koran itu meluncur turun.
Terlihat wajah Jung Won sedang tertidur pulas dibalik
koran, Na Ri seperti langsung terkesima dengan wajah tampan milik Jung Won yang
duduk disebelahnya. Teringat kembali dengan kejadian sebelumnya, Jung Won yang
mau bertukar tempat denganya, tapi Dong Chi yang satu kantor denganya tak mau
bersebelah dan menyuruhnya duduk dikelas ekonomi.
Na Ri tersenyum melihat bagian wajah Jung Won, mulai dari
bibi hidup dan mata terlihat benar-benar tampan. Selama perjalanan diudara
seperti Na Ri terus menatap Jung Won yang tertidur duduk disampingnya.
Akhirnya pesawat sampai di bandara bangkok, Na Ri sambil
mendorong trolly terus mengamati Jung Won yang berdiri didepanya menuruni
tangga ekskalator. Ketika sampai didepa pintu keluar, Na Ri ingin terus
mengejarnya tapi Dong Chi memanggilnya untuk berhenti karena ingin pergi ke
toilet.
Na Ri terus melihat Jung Won keluar dari bandara, Dong
Chi menyuruh Na Ri agar menelp bagian kru untuk menanyakan keberadaanya. Na Ri
mengangguk mengerti, Dong Chi memperingatkan Na Ri untuk tak pergi kemana-mana.
Na Ri penasaran dengan sosok Jung Won berjalan akan keluar bandara, tapi malah
menabrak seseorang.
Hwa Shin menengok karena berjalan sambil membaca koran,
Na Ri melongoo melihat Hwa Shin berdiri di depanya. Keduanya saling menatap,
sampai akhirnya Na Ri tertunduk. Hwa Shin memperingatkaan Na Ri untuk tetap
fokus, Na Ri mengerti pada
seniornya. Hwa Shin meminta agar Na Ri Jangan
merasa tertekan saat bekerja dengannya.
Na Ri kembali mengangguk mengerti. Hwa Shin bertanya
keberadan Dong Chi, Na Ri dengan gugup memberitahu sedang pergi ke toilet. Jung
Won terlihat memilih mengunakan taksi keluar dari bandara. Di deretan paling
depan, Hwa Shin naik mobil dan Dong Chi dengan gaya bosnya menyuruh Na Ri
mengangkat barang-barang masuk ke dalam bagasi.
Di dalam mobil
Dong Chi menyuruh Na Ri untuk bicara dengan sopir, Na Ri
pun dengan bahasa inggris meminta untuk pergi Chao
Phraya Riverside. Dong Chi mengejek kalau
seperti itu bisa melakukanya. Hwa Shin pikir
mereka akan pergi ke Silom Road, karena sudah melihat-lihat
beberapa tempat. bahkan
memperhitungkan angle kameranya.
“Kru pasti sudah di jalan. Bagaimana
dengan yang lain?” tanya Hwa Shin, Dong Chi
pikir Hwa Shin tak perlu mengkhawatirkanya.
“Dimana stylist dan make-up
artisnya? Dimana
naratornya?” kata Hwa Shin, Dong Chi mengatakan Mereka
akan ada di sana dengan gugup.
“Apa kita akan ketemuan di lokasi?” tanya Hwa Shin kembali.
“Hei.... Apa kau ingat saat Na Ri sempat mengejarmu?” kata Dong Chi seperti mengalihkan pembicaraan.
Na Ri kesal karena Dong Chi membicarakan tentang
masa lalu. Hwa Shin menghela nafas sambil
memalingkan wajahnya ke jendela menurutnya itu
perasaan seseorang yang bukan merupakan tanggung jawabnya, lalu bertanya apakah Dong Chi pikir dirinya itu mengingatkan kejadian selama tiga tahun
terakhir. Na Ri hanya diam saja duduk dibelakang tertunduk sedih,
Dong Chi pikir Hwa Shin jelas mengingatnya karena wajahnya memerah.
Diatas sebuah gedung, Jung Won terlihat berdiri dengan
tegap menunggu seseorang, pakain dan wajahnya terlihat seperti seorang
pengusaha yang sangat sukses. Ia mengeluarkan ponselnya menelp menanyakan
keberadaanya. Hwa Shin berbicara di telp akan
segera selesai. Jadi mengajaknya untuk segera
bertemu dan sedang ada di seberang sungai.
Hwa Shin akhirnya naik keatas panggung meminta naskahnya,
Dong Chi sibuk melihat angel kamera lalu melihat Hwa Shi menyuruhnya untuk
berganti pakaian, bahkan Make up akan membutuhkan cukup
waktu juga. Na Ri sedang sibuk menurunkan barang dari
mobil langsung dipanggil Dong Chi untuk mengantar Hwa Shin berganti pakaian.
Hwa Shin menunggu dikamar hotel sambil melihat sungai,
terdengar ketukan pintu dan Na Ri masuk kamar. Hwa Shin dengan dingin bertanya
kenapa datang ke kamarnya. Na Ri mengatakan akan membantu semuanya. Hwa Shin
langsung menolaknya meminta agar Na Ri segera keluar dan meminta make up artis
masuk. Na Ri akhirnya keluar dari kamar.
Ketukan pintu kembali terdengar, Na Ri masuk dengan koper
make up bertanya apa yang sudah dipakai oleh Hwa Shin, memberitahu kalau ia
sebagai pengganti make-up artisnya. Hwa Shin mengumpat kesal, Na Ri tahu Hwa Shin tidak
tahu cara menggunakan make-up jadi ia akan
membantunya. Hwa Shin menghela nafas kembali.
Pertama-tama Na Ri memakaikan penjepit bulu mata, lalu
mengetahui Hwa Shin tak suka mengunakan foundation jadi akan mengunakan bedak.
Dengan cepat Na Ri menepukan bedak ke wajah Hwa Shin, agar cepat selesai. Mata Hwa
Shin seperti terkena taburan bedak, Na Ri meminta agar Hwa Shin memejamkan
matanya.
Hwa Shin meminta agar Na Ri menghentikanya, Na Ri meminta
waktu sebentar saja karena belum memberikan
bedak pada lehernya. Lalu Na Ri memberikan pensil alis pada wajah Hwa Shin,
mata Hwa Shin terbuka tiba-tiba keduanya saling menatap. Hwa Shin dengan
menahan amarahnya meminta agar Na Ri memanggil Hair stylist masuk ke dalam
kamar. Na Ri pun keluar dari kamar dan Hwa Shin melepaskan jubah make upnya.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Makasih mba sinopsisnya udah di tunggu dari sinopsisnya tau nya mba yang bikin makasih ya mba senang mba yang buat jadi gak akan lama2 nunggu sinopsisnya gomawo
BalasHapusMakasih mba sinopsisnya udah di tunggu dari sinopsisnya tau nya mba yang bikin makasih ya mba senang mba yang buat jadi gak akan lama2 nunggu sinopsisnya gomawo
BalasHapusYeeey... Makasih yaa kak udh share sinopsisnya, sudah aku tunggu, semoga terus lanjut... Semangat kak!
BalasHapusSemangat ya mbak. Kayaknya ceritanya bagus nih. Belum terasa banget komedinya karena baru episode 1 part 1 kali ya. Tapi penasaran sama masa lalu Na Ri dan Hwa Shin hehe...
BalasHapusmakasih udah recap ya mbak Deedee. Aq adalah penggemar setia blogmu
Masukkan komentar Anda... gomawo unni... aq fans bgt oppa jo jung suk..
BalasHapusYeay.....bak diyah nulis sinop dramanya jjs sama hyo jinnuna...chua.baru nonton ep 1,2 sdh suuuuukaaaa bgt sama akting mrk berdua. Apalagi ada ko gyung pyo.....hehehe.
BalasHapusHim......
Di tunggu trus klnjutnya..
BalasHapusgumawo buat sinopsisnyaaa kak
BalasHapus