PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hae Soo berjalan menyusuri tempat pemandian di Songak
dengan lampion,dalam hatinya bergumam merasa yakin kalau itu paman yang sebelum
tenggelam didanau itu yang bertemu denganya.
“Karena aku melihat
orang yang sama, ini bisa jadi awal dari semuanya. Aku mungkin masih hidup di masa sekarang. Aku mungkin bisa kembali. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.” Gumam Hae Soo terus menyusuri bebatuan yang besar-besar.
“Aku sudah memukul seorang pangeran. Jadi Aku harus kembali sebelum mereka memotong tangan dan kakiku. Sulit bagiku bertahan hidup di tempat ini.” gumam Hae Soo berjalan menyusuri gua yang pernah
dilaluinya dengan Chae Ryung.
Wang So sudah masuk ke dalam kolam air panas dan pelayan
langsung keluar setelah menyiapkan pakaian. Setelah melepaskan bajunya, Wang So
memastikan lebih dulu sekeliling tak ada orang, lalu melepaskan setengah
topengnya dan berjalan ke tengah kolam air panas. Terlihat ada banyak bekas
luka dibagian tubuhnya, matanya menatap bayangan wajah di dalam air yang jernih
dengan banyak uap.
Tiba-tiba Hae Soo muncul dar dasar kolam, Wang So kaget
melihat ada orang didalam kolam. Hae Soo panik berpikir kalau dirinya sudah
mati, ternyata masih hidup dengan mata terpejam, belum sadar kalau ada orang
didepanya. Mata Hae Soo langsung melotot melihat Wang So tanpa topeng dengan
bekas luka dibagian wajah sebelah kiri.
Wang So juga tak kalah kaget langsung menutup wajahnya
dengan tangan, dengan gugup bertanya apakah Hae Soo melihatnya. Hae Soo
melangkah mundur karena ketakutan, Wang So pun berjalan mendekatinya membiarkan
wajahnya terlihat.
“Kau melihatnya atau tidak!” teriak Wang So sambil mencekik leher Hae Soo
“T..t..t... tolong biarkan aku hidup.” Kata Hae Soo memohon
“Lupakan... aku dan Lupakan yang kau lihat tadi. Jika tidak... wajahmu akan seperti ini juga.” Ucap Wang So mengancam, Hae Soo mengangguk
Wang So keluar dari kolam membawa baju dan topengnya,
tanpa sadar tusuk konde hadiah ibunya terjatuh.
Hae Soo jatuh lemas merasakan jantung
berdebar sangat cepat, lalu melihat jepitan rambut yang dijatuhkan
Wang So, terdengar suara pelayan kalau mengetahui Pangeran ke empat sudah
selesai mandi dan mengajak semuanya segera membersihkanya. Hae Soo pun bergegas
pergi.
Hae Soo pulang dengan tubuh basah gemetar berjalan
memegang lampion, Didepan rumah, pelayan dan Chae Ryung terlihat panik, begitu
juga Wang Wook dan istrinya. Ketika sampai didepan rumah, Hae Soo binggung
melihat semua seperti menunggunya, Chae Ryung langsung berlari menghampirinya
bertanya dari mana saja.
“Apa kalian semua menungguku?” tanya Hae Soo tak percaya, Nyonya Hae bertanya darimana
saja Hae Soo.
“Badanku tadi kotor semua Jadi aku mandi di pemandian.” Ucap Hae Soo.
“Kau harusnya beritahu orang kalau mau pergi. Seluruh keluarga khawatir padamu.” Ucap Nyonya Hae, Hae Soo kaget seperti tak biasa
mendengar keluarga.
“Bawa dia ke dalam dan hangatkan
tubuhnya.” Perintah Wang Wook
Chae Ryung dan pelayan mengerti, tapi Hae Soo terlihat
masih terdiam ketika menaiki tangga dan melihat pintu masuk, Nyonya Hae dan
Wang Wook heran karena Hae Soo hanya diam saja, lalu menyuruhnya untuk segera
masuk.
“Aku......sepertinya aku sudah serasa di rumah” kata Hae Soo berkaca-kaca karena dianggap keluarga.
Wang Wook dan istrinya menatap binggung, Chae Ryung mengajak Hae Soo untuk
segera masuk ke dalam rumah.
Chae Ryung mengeringkan rambut Hae Soo sambil mengejek
memang Hae Soo itu pembuat onar, karena
sebelumnya sudah memberitahu untuk tak pergi kesana. Hae Soo membahas tentang
pangeran Ke-4, apakah pelayanya itu mengetahuinya dan ingin tahu Orang
macam apa dia
“Apa Kau bertemu dia di pemandian?” tanya Chae Ryung, Hae Soo menyangkalnya.
“Aku tahu bahwa kemungkinannya
besar bagi pria
dan wanita... bertemu
saat mandi di Goryeo Kau
harus menghindari Pangeran ke-4 setelah
kau melihatnya.” Jelas Chae Ryung, Hae Soo
binggung kenapa harus Menghindarinya
“Ibu kandungnya itu adalah Ratu Yoo. Dia diadopsi oleh Keluarga Kerajaan Selir Kang di
Shinju. Dia adalah pria yang kuat dan mempunyai dua keluarga. Wang So terkenal sangat menakutkan dan kejam.” Cerita Chae Ryung
Di sebuah tempat seperti tebing tinggi, beberapa orang
memanggil “Yang mulia” dengan obor. Beberapa sudut terlihat sudah terbakar,
tiba-tiba dari atas turun Wang Soo dengan membawa obor terlihat
terhuyung-huyung kelelahan.
Beberapa orang yang dibawah kaget melihat Wang Soo bisa
turun, bahkan salah seorang tak terpercaya bahwa Wang Soo masih hidup dan tidak
mati. Wang Soo melawan semua serigala dengan kobaran api lalu
berteriak seperti serigala yang sedang marah.
“Kata orang hobinya
dia berburu binatang sejak dia masih kecil. Ada desas-desus juga bilang kalau dia menangkap setiap serigala
terakhir di seluruh Shinju. “
“Dia juga membunuh orang dengan mudah. Terutama orang yang telah melihat bekas luka di wajahnya.” Bisik Chae Ryung, Hae Soo kaget mengetahui tadi sempat
melihat wajah Wang So dengan bekas luka.
“Kalau begitu, tadi
aku sungguh hampir mati karena Aku melihat wajahnya.” Gumam Hae Soo panik.
“Dia takkan bisa menginjakkan kaki di Songak jika dia bukan seorang
pangeran. Jadi Untung
saja begitu.” Kata Chae Ryung
“Jadi maksudmu kau tidak boleh
pergi sesukamu jika ada bekas luka di wajahmu?”
ucap Hae Soo heran
Chae Ryung balik bertanya apakah Hae Soo bisa
melakukanya, karena semua orang hanya menyukai
wajah yang menarik. Hae Soo bergumam kalau
mereka harus berpenampilan menarik jika ingin
diperlakukan dengan baik meski di zaman Goryeo ini jadi sama dengan zamannya yang sekarang, menurutnya Dunia
yang mengerikan.
Ratu Yo mandi sendirian di kolam bunga, sambil minum
dengan pikiran yang menerawang.
Flash Back
Wang Yo mengunakan topeng untuk acara ritual memberitahu
jika penurunan takhta tak bisa dilaksanakan juga maka mereka tidak harus buru-buru seperti sekarang, menurutnya sang kakak itu selalu
pura-pura sok kuat dan bertanya-tanya apa yang
akan terjad pada kakaknya setelah meninggal.
“Peluang seperti ini jarang terjadi. Kau harus menghabisinya selama ritual keagamaan.” Ucap Ratu Yoo duduk dibangku kebesaranya.
“Sudah kubilang, Ibu tak usah
khawatir.” Kata Wang Yo menenangkan ibunya.
“Apakah Putra Mahkota yang
akan menjadi satu-satunya mengusir roh-roh jahat?” gumam Ratu Oh sambil minum kembali.
Semua pengawal membawa patung naga besar dan juga singa
ke dalam istana sebagai Upacara Pengusiran Setan yaitu Upacara
yang bertujuan untuk menangkal roh jahat pada gerhana bulan ke-12, lampion dan spanduk besar juga dipasang.
Hae Soo berdiri dengan wajah lemas, semua pelayan
memasangkan baju dalam untuknya pagi hari. Satu persatu mula memakaikan baju
Hanbook dengan rok berwarna biru, serta baju berwarna merah. Hae Soo menghela
nafas panjang bertanya pada Chae Ryung apakah sudah selesai. Chae Ryung
mengelengkan kepala. Setelah mengunakan pakaian, Hae Soo juga di beri penjepit
rambut.
Di pasar
Banyak orang yang sedang lalu lalang dengan topeng,
seperti yang akan digunakan untuk acara ritual. Hae Soo sempat tersandung
dengan baju hanbook yang digunakanya, beberapa wanita sedang bertemu dengan
pria yang terlihat mengunakan anting.
Ratu Yoo dibantu pelayan mengunakan sabuk emas, rambutnya
sudah ditata terlihat sangat kokoh dan tinggi. Anting, kalung, tusuk konde
semua berlapis emas. Pelayan membantu mengunakan jubah keberasaanya sebagai
ratu.
“Aku tidak ingin ada wanita lain lebih gemilang dariku. Kalaupun memang ada..... sepertinya itu takkan terjadi.” Ucap Ratu Yoo melihat penampilanya di depan cermin.
Ratu Hwangbo, bersama Yeon Hwa dan Nyonya Hae masuk ke
dalam istana. Bertemu dengan Ratu Yoo yang baru keluar juga dari kediamannya,
dengan senyumanya mengucapkan perumpamanya
Tiga bunga telah mekar di istana melihat Ratu Hwangbo, hari ini lebih elegan. Ratu Hwangbo juga memuji Ratu Yoo kelihatan cantik hari ini.
“Putri Yeon Hwa... Jangan hanya mengunjungi ibumu, tapi kunjungi aku juga. Ceritakan padaku kisah menyenangkan
tentang dunia. Para
pangeran tidak tahu apa-apa
soal itu.” Kata Ratu Yoo ramah
“Aku khawatir keterampilan
berbicaraku tidak cukup baik untuk
menghiburmu. Aku akan
segera mengunjungimu dan menyiapkan beberapa cerita menarik.” Balas Yeon Hwa. Ratu Yoo mengatakan akan menunggu, lalu
pamit pergi sekarang untuk bertemui raja.
Wajah Yeon Hwa langsung berubah cemberut melihat Ratu
Yoo, Nyonya Hae mengenggam tangan adik iparnya agar bisa meredam
kemarahanya. Ratu Hwangbo merasa hanya
berpapasan dengannya saja sudah membuat suasana hatinya berbeda.
“Aku khawatir memikirkan kalau Ibu
harus mengatasi itu semua sendirian di istana. Kakak harus berdiri di sisimu secepat mungkin.” Ucap Yeon Hwa kesal
“Ini istana, jadi Hati-hati akan ucapanmu.” Kata Nyonya Hae mengingatkan
“Kakak iparmu benar.... Kau masih kurang mumpuni. Alangkah lebih baik jika kau lupa segalanya.” Kata Ratu Hwangbo
“Mana mungkin aku bisa melupakan
dendam seperti itu?”kata Yeon Hwa.
Ratu Hwangbo bertanya kenapa Nyonya Hae tak membawa Hae
Soo, Seluruh istana sudah tahu kekacauan apa yang telah
diperbuatnya. Nyonya Hae menjelaskan Hae Soo telah
melakukan banyak kesalahansemenjak cederanya jadi
sengaja tak mengajaknya supaya bisa bersenang-senang sendiri. Ratu Hwangbo mengerti lalu mengajak mereka segera pergi
karena Raja sudah menungunya.
Semua pangeran sudah berlatih pedang, Putra mahkota
sebagai pemimpin dan juga Wang Yo mengunakan topeng yang berbeda sementara
adik-adik mereka mengunakan pakaian merah dengan topeng berwarna merah dan
putih.
“Raja akan bangga melihat kalian semua di sini. Setelah upacara ritual ini
selesai, kita akan
mengadakan pesta besar.” Ucap Wang Mo, Semua
menjawab mengerti
“Wang Wook Hyung, akankah istrimu dan
Hae Soo ikut menghadiri upacara itu juga?” tanya Wang
Eun penasaran, Wang Wook pikir seperti itu. Wang Eun terlihat senang.
“Kenapa? Apa Kau mau dipukuli lagi karena jadi penampil terburuk
kali ini?” ejek Wang Won
“Tidak, kali ini aku ingin menceramahi dia.” Kata Wang Eun kesal
Wang Yo mengejek apakah mata adiknya itu mau menghitam
lagi, Semua tertawa lebar. Wang Jung sengaja mengejak
disamping telinga Wang Eun, Wang Eun marah menyuruh adiknya untuk berhenti
tertawa lalu kejar-kejar seperti anak kecil.
Keduanya kembali adu dada dan Wang Eun berpura-pura
merasa kesakita, Wang Jung panik melihat sang kakak melihatnya. Wang Eun
langsung menjepit dengan kakinya karena adiknya kena jebakan. Semua tertawa
melihat tingkah pangeran muda. Wang So yang biasanya terlihat dingin ikut
tersenyum, Wang Wook melihat sang kakak terlihat tersenyum.
Wang So menyadari adiknya menatapnya, lalu kembali
berwajah dingin. Beberapa orang datang
dengan topeng yang menutupi wajah dan pakaian hitam, Wang Yo melirik sinis
melihat kedatangan semuanya.
Di sebuah tempat tersembunyi Wang Mo menukar topeng
milikinya dengan sang adik dan juga pakaian yang digunakan warna merah,
sementara sang adik juga mengunakan pakaian hitam sebagai pemimpin acara. Ji
Mong pun berada disana seperti menjadi saksi keduanya bertukar tempat.
Acara dimulai dengan topeng yang dipakai Wang So masuk ke
dalam istana dengan tombak besar, yaitu Fangxiangshi
- Karakter pemburu raksasa yang bertindak sebagai perwakilan upacara. Raja dan dua ratunya duduk disingga sana paling tinggi.
Lalu adik-adik Wang Mo keluar sebagai Jin Ja
- Pangeran yang merayakan ritual dan Wang Yo dengan beberapa orang lainya menjadi Chang Soo
- Sekumpulan manusia yang memakai mantra untuk menangkis roh jahat. Ratu Yoo terlihat tegang. Ji Wong memberitahu raja
kalau Jin Ja telah berkumpul dan mereka sekarang akan mengusir
roh-roh jahat.
Raja mengangkat tanganya dan suara tabuhan terdengar,
Semua Pangeran langsung memperlihatkan gerakan saat berlatih pedang untuk acara
ritual. Tabuhan gendang bisa dikuti oleh pangeran, Yeon Hwa dan Nyonya Hae ikut
menonton terlihat senang.
Datang beberapa orang topeng dari atap istana, seperti
digambarkan roh jahat. Wang So bisa melakukan gerakan bela diri untuk
melawanya. Ratu Hwang Bo memuji Putra Mahkota sangat baik dalam menjalankan perannya. Raja pikir itu Karena
dia sudah biasa berada di
medan perang. Ratu Yoo masih tetap tegang disamping
suaminya.
Sementara Hae Soo dan Chae Ryung jalan-jalan di pasar
dengan kemeriahan atraksi yang dibuat oleh rakyat biasa. Semua terlihat membuat
perayaan sendiri untuk mengusir roh jahat dengan membuat pesta. Hae Soo dan
Chae Ryung menari-nari mengikuti irama drum yang dimainkan dengan berkeliling.
Di istana, upacara ritual masih berlangsung. Putra
mahkota digambarkan seperti bisa mengalahkan roh jahat dengan tombaknya. Saat
itu datang Wang Yo mengatakan Monster saleh mengalami luka jadi Perutnya perlu diobati.
“Minyak beruang pemakan
roh. Cahaya
menelan Buddha. Kami
akan memanggil 12 dewa dan menghapus
roh-roh jahat dan penyakit. Aku
akan memotong tubuhmu. Aku
akan menembus hatimu dan
mengiris dagingmu. Aku
akan mengeluarkan perut dan ususmu.”
Bersama-sama dua pangeran mengucapkan, tiba-tiba datang
dari atap menyerang Wang So dengan pedangnya, tamen yang digunakanya bisa
menahanya sebelum tertembus dadanya. Ji Mong melihat kejadian tak terduga
langsung memeritahkan untuk melindungi raja.
Wang So bisa mengunakan pedangnya membunuh salah seorang
yang menyerangnya, Wang Wook, Wang Jung, Wang Won membuka topengnya dan
langsung ikut berkelahi dengan orang yang menyerang putra mahkota. Ratu Hwangbo
panik melihat Putra mahkota diserang oleh orang yang tak dikenal. Wang Eun
memilih untuk bersembunyi dibalik tubuh Baek Ah karena ketakutan.
Perkelahian yang tadinya hanya atraksi malah menjadi yang
sebenarnya, Ratu Yo benar-benar tegang. Salah seorang ingin membunuh putra
mahkota dengan mengayunkan pedangnya tapi bisa ditangkisnya. Wang Yo dengan
topengnya sengaja bersekongkol menyerang putra makhota, Wang So pun terkena
pedang dibagian tanganya.
Raja berteriak panik mengetahui putra mahkota terkan
pedang, Ratu Hwangbo dan lainya kaget, sementara Ratu Yo tetap diam. Salah
seorang ingin langsung membunuh putra mahkota tapi Wang Mo dengan masih
mengunakan topengnya bisa menghalanginya. Raja akhirnya turun ingin melihat
kejadian, semua orang yang tak kenal langsung kabur melewati atap istana.
Wang Yo membuka topengnya, melihat kakaknya dengan
topengnya yang terkena pedang. Para penjaga datang, Wang Yo berteriak menyuruh
semua untuk menangkap orang yang menyerang putra mahkota. Wang Wook pun ikut
mengejar bersama dengan Wang Yo keluar dari istana, meminta tentara lain ikut
bersamanya juga.
Raja dan Ji Mong datang ingin melihat keadaan putra
mahkota, ketika membuka topengnya Raja kaget melihat Wang So bukan Wang Moo
yang diserang oleh orang tak dikenal. Ratu Yoo dan saudara Wang lainya kaget
mengetahui bukan Wang Mo ternyata dibalik topeng. Raja berteriak memanggil
putra mahkota.
Wang Mo membuka topeng yang sudah ditukar dengan sang
adik, Raja tak percaya anaknya itu masih hidup. Ratu Yoo duduk lemas karena
gagal untuk membunuh putra makhota bahkan tempatnya digantikan oleh Pangeran ke
empat yang sudah diasingkan.
Ji Wong dengan perhatian menanyakan keadaan Pangeran ke 4
karena terkena pedang. Wang So berdiri menatap ayahnya dengan berkaca-kaca
mengatakan akan menangkap mereka lalu berlari keluar dari istana. Raja Wang terlihat
masih shock karena ada orang yang ingin menyerang Putra mahkota tapi Pangeran
ke 4 mau bertukar tempat dengan sang kakak. Wang Mo ingin ikut mengejar, tapi
Raja menahannya agar tak ikut keluar dari istana.
Di luar istana
Lampion dalam bentuk yang unik, terlihat cantik menghiasi
sungai. Hae Soo terlihat bahagia melihat lampion bentuk ikan, ada bunga, naga
dan juga istana. Chae Ryung juga tak kalah senang melihat kemeriahan dimalam
hari dengan lampion.
Wang So melalui pasar dan melihat banyak orang yan
mengunakan topeng jadi tak bisa melihat mana yang sengaja menyerang putra
mahkota. Akhirnya ia naik ke atap melihat ada beberapa orang dengan pakaian
hitam berjalan diatap seperti ninja. Lima orang pun turun dari atap dan Wang So
kembali mengejarnya dengan berlari.
Hae Soo sangat bersemangat berlari kesana kemari melihat
semua barang-barang yang dijual pedagang, mencoba semua makanan, didepan
lampion bentuk istana. Chae Ryung meminta agar Hae Soo beristirahat sebentar,
sambil duduk merengek merasa saat seperti ini jadi takkan bisa menikah karena semua kulitnya jadi mengkerut.
“Kau itu jauh lebih muda dariku. Kenapa kulit mu mengkerut?” kata Hae Soo
“Kita cuma beda satu tahun.” Kata Chae Ryung kesal. Hae Soo tak menyangka ternyata
umur mereka hanya beda satu tahun, lalu melihat Wang So dibalik pepohonan
sedang berlari lalu meminta pelayanya untuk menunggu sebentar saja ditempat
itu. Chae Ryung berteriak mengejarnya
tak ingin ada kekacauan lagi.
Wang So terus berlari mengejar orang-orang yang ingin
menghabisi kakaknya, Hae Soo melihat Wang So berlari mengikutinya lalu masuk ke
dalam hutan. Wang So terus mengejar tapi ditahan oleh seseorang dengan
pedangnya, Hae Soo telihat kehilangan arah mencoba mencari tempat Wang Soo
berlari. Wang Soo terus berkelahi dengan
pedangnya.
Hae Soo berjalan menyusuri hutan untuk mencari Wang So,
dari kejauhan melihat seseorang seperti pemimpin modar mandir didepan pria
bertopeng, lalu semua langsung berlutut. Dari belakang semua pengawal langsung
membunuh semua pria bertopeng dengan pedangnya. Hae Soo benar-benar kaget
melihat pembunuhan yang terjadi didepanya dengan cepat.
Terlihat darah yang muncrat mengenai wajah Wang Yo
sebagai pemimpin, saat itu Wang Yo merasakan ada suara dibelakangnya, ketika
menengok ternyata tak ada siapapun. Seorang pengawal terakhir juga ikut
dibunuh.
Wang So mengunakan pedangnya mengatakan orang itu tak akan
kelua dari hutan
ini hidup-hidup, meminta agar memberitahu
siapa dalang dibalik semua ini, apabila memberitahu maka akan
berbicara dengan Raja dan akan diampuni. Si pria tak
percaya tetap menaikan pedangnya.
“Akulah Pangeran ke-4, Wang So. Percayalah pada janji yang
dibuat oleh pangeran.” Kata Wang So berjalan
mendekat menurunkan pedangnya.
Tiba-tiba Hae Soo datang dengan gugup memberitahu kalau
disana ada orang, pria bertopeng langsungmenarik dengan menyanderanya,
mengunakan pedang dileher. Wang So dengan enteng menyuruh untuk membunuhnya saja, Hae Soo melotot kaget. Wang
So mengulangi kalau menyuruh untuk membunuhnya saja, si pria terlihat tak
berani
“Kalau kau tak mau melakukannya,
apa harus aku saja?” kata Wang So dingin,
mengarahkan pedang pada wajah Hae Soo.
“Se...se... selamatkanlah aku. Aku sungguh akan mati jika kau melakukan
hal ini.” kata Hae Soo memohon ketakutan karena lehernya sudah
terkena ujung pedang.
“Aku tidak peduli mau kau apakan gadis itu. Berhenti mengulur-ulur waktu dan
katakan siapa dalang di balik ini semua. Cepat Sekarang katakan ! “
teriak Wang So
Hae Soo bisa merasakan tangan si pria sedikit melonggar
lalu mengambil kesempatan dengan mengigit tanganya. Si pria ingin membunuhnya,
saat itu juga pisau belati melayang langsung mengenai kepala pria dan topeng
terlepas. Wang Wook datang menyelamatkan Hae Soo sebelum dibunuh, Ha Soo bisa
bernafas lega melihatnya.
Sementara Wang So berteriak marah, lalu menarik Hae Soo
karena sebelumnya sudah berhasil mengangkapnya tapi kalau bukan karena Hae Soo
tak akan terjadi seperti ini. Hae Soo pasrah melihat pedang kembali ada
disamping lehernya.
Dari belakang Wang So terlihat ada pedang mengarah
padanya, Wang Wook dengan tatapan dinginya meminta kakaknya agar
menghentikanya, karena Hae Soo tak bersalah jadi meminta agar melepaskanya. Wang
So malah menyandera Hae Soo dan beradu pedang dengan adiknya. Hae Soo menangis
berada dipelukan Wang So yang menyanderanya.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar