PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hye Jung berjalan meninggalkan Ji Hong setelah dari rumah
sakit. Ji Hong bertanya Apa Hye Jung sungguh ingin
dirinya pergi. Hye Jung
mengatakan tak ingin bertemu dengan gurunya lagi.
“Aku bertemu
dengannya lagi. Aku tidak pernah manyangka kami akan bertemu
lagi seperti ini.”
Diatap gedung rumah sakit, Hye Jung dan Ji Hong pertama
kali pertemu saat membawa pasien IGD dari pesawat.
“Memikirkannya
kembali, sejak awal memang seperti itu. Kami tidak sengaja bertemu dan akhirnya tak terpisahkan.”
Hye Jung bertemu pertama kali saat memberikan tendangan
pada Ji Hong sampai Ji Hong terjatuh dan terlihat ketakutan. Keduanya saling
adu mulut ditengah jalan.
“Sekarang, kami
ditakdirkan untuk bersama.”
Seo Woo datang bersama dengan Hye Jung menanyakan keadaan
ayahnya. Dokter Jin mengatakan baik-baik saja dan mengeluh istrinya itu sudah mempermalukannya.
“Kau seharusnya langsung periksa
saat aku memintamu. Ini
tidak akan terjadi jika kau segera memeriksakan diri.” Keluh Nyonya Yang
Hye Jung berusaha ingin memeriksa Dokter Jin, tapi Dokter
Jin menolak menurutnya nanti saja. Ji Hong masuk ruangan. Nyonya Yang kaget
melihat Ji Hong sebagai dokter dirumah sakit suaminya. Ji Hong menyapanya.
Nyonya Yang melonggo, seperti tersadar saat melihat Hye Jung juga.
“Apa sebenarnya yang terjadi di
sini? Kenapa
kau ada di sini?” ucap Nyonya Yang, Dokter
Jin bertanya pada istrinya apakah mengenal Hye Jung.
“Tentu saja. Dia gadis yang...” kata Nyonya Yang langsung disela oleh anaknya. Seo Woo
mengakui kalau Hye Jung adalah temanya.
Hye Jung melirik karena Seo Woo menganggapnya sebagai
teman, Nyonya Yang terlihat kaget. Seo Woo menegaskan sekali lagi kalau mereka
itu berteman. Nyonya Yang masih tak percaya. Seo Woo berbicara pada Ji Hong
kalau mereka harus memindahkan ayahnya ke ruang perawatan. Ji Hong mengangguk
setuju lalu keluar ruangan. Hye Jung mengataka akan memindahkan ke ruangan VIP
lau memberikan hormat dan pamit pergi.
“Apa yang terjadi di sini?” kata Nyonya Yang benar-benar tak mengerti.
“Ini rumah sakit, Ayah dan aku bekerja di sini. Jadi Jaga sikap Ibu.” Kata Seo Woo, Nyonya Yang pun hanya bisa cemberut.
Dokter Kang dan perawat lain masuk mengatakan akan
membawa Dokter Jin ke lantai atas.
Dokter Jin sambil memegang kepalanya bangun,
mengatakan akan jalan sendiri lalu bertanya dimana sandalnya. Nyonya Yang memberitahu
sandalnya ada dirumah. Dokter Jin terlihat kesal lalu meminta agar dibawakan
sandal. Dokter Kang mengerti lalu keluar dari ruangan. Nyonya Yang khawatir
dengan keadaan suaminya, Seo Woo memalingkan wajahnya seperti mencoba menahan
rasa sedihnya.
Hye Jung dan Ji Hong melihat hasil CT Scan dari Dokter
Jin, Dokter Kim masuk ruangan bertanya bagamana kondisi Dokter Jin, Ji Hong menjawab sama seperti
pengidap tumor umumnya dan bagian otaknya juga baik-baik
saja. Dokter Kim melihat lebih jelas lagi gambar hasil CT Scan
kalau melihat ada obat tidur.
“Dia bukan pasienku. Kenapa
menghubungiku?” keluh Ji Hong pada Hye Jung.
“Aku pikir kau adalah pilihan terbaik.” Ucap Hye Jung
“Bukankah Dr. Jung yang sebaiknya
mengambil operasi ini?” kata Ji Hong seperti tak
ingin mengoperasi Dokter Jin
“PresDir Jin kemarin sudah
menyetujui kau kembali ke Departemen Bedah Syaraf.” Jelas Dokter Kim
Ji Hong mengeluh padahal
belum mengatakan apa-apa padanya. Dokter Kim
mengatakan sudah yang melakukannya sendiri. Ji Hong meminta Hye Jung untuk memastikan
Dokter Jin dalam keadaan terhidrasi. Hye Jung mengangguk mengerti lalu keluar dari ruangan.
Nyonya Yang dengan melipat tangan didada menolak tidak mau Prof. Hong yang
melakukan operasi menurutnya seperti
tidak ada dokter lain saja, karena masih ada Yoon
Do kalau tidak mereka langsung pergi saa ke Amerika. Seo Woo membela kalau Prof.
Hong adalah pilihan terbaik untuk mereka. Nyonya
Yang tetap bersikukuh tak mau kalau Ji Hong yang mengoperasi suaminya.
“Kita mendatangkannya dari
Amerika. Lalu kenapa kita harus pergi ke
sana untuk operasi ini?” ucap Dokter Jin melirik
istrinya.
“Itu melukai harga diriku.” Kata Nyonya Yang masih terlihat kesal.
“Apakah harga diri Ibu lebih
penting dari operasi Ayah?” balas Seo Woo
“Aku tidak bisa percaya kami akan
bertemu lagi. Bahkan Dengan
cara seperti ini?” keluh Nyonya Yang, Seo Woo
menatap ayahnya yang duduk dengan menahan rasa sakit.
Dokter Kim masuk ruangan dengan Dokter Pi memberitahu sudah
memeriksa hasil CT scan dan MRI-nya dan
ternyata Tidak ada perubahan.
Dengan sinis, Dokter Jin bertanya kenapa Dokter Kim yang datang bukan Ji Hong.
“Apa kau ingin dioperasi olehnya?” tanya Dokter Kim
memastikan. Dokter Jin dengan sinis berkata memangnya ada pilihan lain
selain itu.
Di lorong rumah sakit
Ji Hong terlihat kesal menanyakan alasan Hye Jung menghubungiku
untuk operasinya, padahal sudah tahu pasti
akan menolaknya. Hye Jung sengaja menelp karena Ji Hong adalah dokter yang
terbaik. Ji Hong tersenyum karena senang
mendengarnya.
“Apa kau mengerti buruknya kondisi
PresDir saat ini?” kata Ji Hong, Hye Jung
mengatakan sudah mengetahuinya
dengan Kondisinya terlihat buruk.
“Benar sekali..... Jika kita mengoperasinya, dia tidak
akan bisa sepenuhnya pulih.” Jelas Ji Hong
“Kenapa kau tidak ingin
mengoperasinya?” tanya Hye Jung
“Kami dalam situasi yang aneh
belakangan ini. Dia
tidak akan merasa nyaman berada di dekatku. Tidak mungkin melakukannya hanya
karena kemampuanku sebagai dokter.” Jelas Ji
Hong, lalu ponselnya berbunyi dari Dokter Kim.
Ji Hong masuk ruangan Dokter Jin, terlihat Dokter Kim
masih ada dalam ruangan. Dokter Kim mengatakan akan membiarkan
mereka berdua bicara. Dokter Jin menahanya meminta agar Dokter Kim tetap ada
diruangan.
“Aku akan meninggalkan dokter dan
pasien agar dapat meruntuhkan
dinding penghalang mereka atau
justru membangun yang lebih tinggi lagi.” Jelas
Dokter Kim, lalu meminta Ji Hong menemuinya setelah dari sini.
Ji Hong mengangguk mengerti, setelah dokter Kim keluar
keduanya saling menatap seperti masih ada rasa dendam dalam hati mereka
masing-masing.
Seo Woo masuk ruangan melihat Hye Jung sudah duduk di
meja kerjanya, lalu langsung mengucapkan terimakasih. Hye Jung bertanya untuk
apa. SeoWo menjelaskan karena Hye Jung sudah
menghubungi Prof. Hong. Hye Jung pikir harus memilih opsi terbaik
sebagai seorang dokter.
“Kau membenci Ayahku.” Kata Seo Woo
“Aku memang tidak menyukainya, tapi dia hanyalah seorang pasien
sekarang. Aku harus
mengesampingkan emosiku.” Jelas Hye Jung
“Aku tidak bisa bersikap obyektif. Dia adalah ayahku. Aku tahu dia sudah menyakitimu, tapi dia begitu berarti untukku.” Ungkap Seo Woo, Hye Jung mengangguk mengerti.
Ji Hong memberitahu Dokter Jin bahwa Terdapat tumor di cervical
vertebra 3 dan 4, jadi mereka harus
melakukan biopsi untuk memastikan, tapi
mencurigainya sebagai ependymoma. Dokter Jin
terlihat binggung karena bisa tumbuh di dalam sel yang
memproduksi cairan cerebrospinal di rongga jantung cerebral
“Tapi bisa juga tumbuh di myelocoele. Tumor itu... berada di area yang sangat
berbahaya.” Kata Ji Hong, Dokter Jin mengatakan
sudah mengetahuinya.
“Kita harus melakukan operasi
sebelum cakupannya semakin membesar.” Ungkap Ji
Hong, Dokter Jin bertanya apa yang akan terjadi kemudian.
“Hal itu akan membahayakan nyawa
Anda.” Kata Ji Hong, Dokter Jin sempat terdiam lalu bertanya
bagiamana cara Ji Hong akan melakukan operasi
“Tumornya berada di saraf spinal jadi Dioperasi dari tulang belakang. Proses masuk ke dalamnya saja
sudah menyebabkan beberapa hal. Sekalipun
operasinya berhasil tetap
akan mempengaruhi syaraf-syaraf... dan
indera perasa. Jika kita
mengenai arteri spinal, maka akan
menyebabkan kelumpuhan.” Jelas Ji Hong
Dokter Jin tak pikir panjang memutuskan untuk melakukan
operasi secepatnya, Ji Hong bertanya
apakah Dokter Jin yakin kala dirinya itu mampu
melakukannya. Dokter Jin membenarkan kalau ia mempercayai Ji Hong sebagai seorang ahli bedah. Ji Hong mengatakan ada satu masalah lagi. Dokter Jin
bertanya masalah apa lagi.
“Asistenku adalah Dr Yoo. Aku tidak bisa melakukan operasi
ini... tanpa
bantuannya.” Kata Ji Hong
“Apa kau mencoba membuatku
tertekan?” ucap Dokter Jin marah
“Ini operasi yang riskan dan Dr. Yoo bekerja denganku
sebagai tim. Kerja
sama kami akan menaikkan tingkat kesuksesan operasi. Sebagai seorang dokter, aku ingin
semua pasienku selamat.” Jelas Ji Hong, Dokter Jin
hanya bisa diam sambil memegang kepalanya yang sakit.
Hye Jung melihat dari jauh, Ayahnya kembali datang untuk
menemui dokter Pa Ran. Tuan Yoo masuk ke sebuah cafe dengan Hye Jung yang sudah
menunggu didalamnya. Keduanya sempat saling menatap canggung, lalu Tuan Yoo pun
duduk didepan anaknya. Tuan Yoo mengaku
merasa senang karena anaknya menelepon lebih dulu padanya.
“Aku mengunjungi Nenek beberapa
waktu lalu.” Ucap Hye Jung, Tuan Yoo agar terkejut
merasa kalau harus datang juga ke
sana dan belum sempat pergi melihatnya.
“Maukah kau pergi bersamaku ke
sana lain waktu?” kata Tuan Yoo mengajak
anaknya.
“Kenapa kau mau berdamai soal
kematiannya? Apakah
kau memindahkan abunya ke tempat yang lebih baik karena merasa bersalah?” tanya Hye Jung penuh nada amarah, Tuan Yoo seperti tak
bisa berkata-kata mendengar pertanyaan anaknya.
“Tidak ada yang dapat kulakukan
saat itu. Aku tidak
tahu harus memulai dari mana. Aku
minta untuk melihat rekam medisnya, dan sudah membacanya. Tapi Apa yang bisa kulakukan dengan
itu? Aku juga
merasa tidak masuk akal, sementara tuntutan hukum akan memakan waktu lama.” Jelas Tuan Yoo kebingungan.
“Setidaknya jangan menerima uang
damai mereka.” Tegas Hye Jung
“Menurutmu, Siapa yang akan
diuntungkan dari hal itu? Hanya
pihak rumah sakit. Lalu
apa yang harus kulakukan? Kita
harus melanjutkan hidup dan ini Rasanya
juga berat untuk ku. Tapi
itulah hal terbaik yang bisa kulakukan.” Kata Tuan
Yoo
Hye Jung mengaku selama ini tidak
memiliki rasa iba terhadap ayahnya, menurutnya Kebanyakan
orang tua dengan anak mereka terikat pemikiran subyektif jika menyangkut satu sama lain Tapi ia bahkan tidak memiliki kenangan
indah bersama ayahnya, jadi merasa sangat aneh. Tuan
Yoo tertunduk sedih mendengarnya.
“Aku tidak menyukaimu, tapi saat kudengar kau sakit, aku
merasa khawatir. Jika kau sakit dan berada dalam
kesulitan, maka Aku
merasa ingin membantumu. Jika
bukan karena hal itu, maka aku
tidak merasa kita perlu bertemu.” Jelas Hye
Jung, Tuan Yoo hanya bisa tertunduk diam.
“Aku ingin membangun sebuah
keluarga. Aku tidak
yakin dapat melakukannya... sebelum
menyelesaikan urusan kita.” Kata Hye Jung, Ayahnya
bertanya apakah Hye Jung akan menikah.
“Ya, suatu hari nanti. Tapi Aku tidak yakin akan mengundangmu
atau tidak. Jadi Jaga
dirimu.”kata Hye Jung
“Maafkan aku.... Sebagai seorang Ayah, aku gagal... untuk menjagamu. Aku menjadikan hidupmu kacau balau.” Kata Tuan Yoo dengan menahan air matanya.
Hye Jung berterimakasih karena ayahnya sudah meminta
maaf, Tuan Yoo berjanji akan mencoba untuk tidak sakit dan berpesan agar anaknya bisa berbahagia. Hye Jung
menatap mata ayahnya yang berkaca-kaca duduk didepanya, lalu membungkuk
memberikan hormatnya.
Nyonya Yang menuangkan secangkir teh untuk suaminya,
Dokter Jin menyuruh istrinya untuk menunggu diluar karena harus
bertemu dengan seseorang. Nyonya Yang pikir tak
masalah karena tidak
akan melakukan apa-apa didalam ruangan, menurutnya
siapa lagi kalau bukan dirinya yang akan merawatnya.
“Kau sudah mempermalukanku. Kau menyebabkan kekacauan besar saat aku seharusnya dirawat
diam-diam.” Ucap Dokter Jin mengomel, terdengar
suara ketukan pintu dan Nyonya Yang mempersilahkan masuk. Hye Jung pun masuk
ruangan.
“Jadi Kau ingin aku keluar agar bisa
bicara dengannya? Kau
selalu mengabaikanku. Kenapa
kau tidak memberitahuku... bahwa
mereka berdua ada di rumah sakit ini?” ucap
Nyonya Yang kesal pada suaminya.
“Aku adalah seorang pasien
sekarang.” Kata Dokter Jin. Hye Jung pun berdiri
tak jauh dari mereka.
“Aku lihat kau sudah sukses
sekarang. Bagaimana
kau bisa menjadi seorang dokter?” sindir
Nyonya Yang sinis, Dokter Jin memperingatkan istrinya untuk menghentikan
ucapanya. Nyonya Yang menurut lalu keluar dari ruangan.
Dokter Jin pikir Hye Jung sudah
dengar dari Prof. Hong, Hye Jung mengatakan tidak
yakin mengenai masalah apa. Dokter Jin memberitahu Ji Honga harus
melakukan operasi untuk dan
berkeras bahwa Hye Jung
harus menjadi asistennya.
“Aku tidak akan melakukannya.” Kata Hye Jung langsung menolak dengan cepat.
“Aku senang mendengarnya. Aku akan merasa tidak nyaman jika
kau menjadi asistennya dalam operasi. Pergilah
dan beritahu sendiri pada Prof. Hong.” Kata
Dokter Jin ketus
“Baiklah...
Aku juga akan meminta Ketua Tim Kang untuk menjadi dokter
penanggung jawabmu.” Ucap Hye Jung lalu keluar
dari ruangan. Dokter Jin menghela nafas panjang, lalu mencoba mengangkat
cangkir teh tapi tanganya tak kuat akibat tumor.
Seo Woo sibuk mencari-cari informasi tentang penyakit
tumor ayahnya dari internet sampai tak melihat kalau ponselnya yang bergetar
diatas meja. Yoon Do akhirnya datang dengan wajah kesal bertanya kenapa Seo Woo
tidak menjawab ponsel. Seo Woo membalas
haruskan mengangkat telpnya, Yoon Do pikir tak perlu juga.
“Apa kau sudah bersiap untuk
operasi pasien Kim Ji Young?” tanya Yoon Do, Seo Woo
masih menatap laptop mengatakan akan segera masuk.
“Ayahmu...” ucap Yoon Do langsung disela oleh Seo Woo,
“Kondisinya buruk, Lokasi tumornya terlalu
berbahaya. Bagaimana
bisa tumor tumbuh di lehernya?” kata Seo Woo masih tak
percaya dengan keadaan ayahnya.
“Aku dengar Prof. Hong yang akan
melakukan operasinya.” Ucap Yoon Do, Seo Woo
mengatakan belum jelas karena belum diputuskan.
“Sejujurnya aku tidak bisa
memahami ini. kau tahu ‘kan Syaraf bekerja di seluruh tubuh
melalui leher, Jika entah bagaimana terjadi kesalahan maka... Aku memiliki firasat buruk dan Aku tidak bisa hidup tanpa
Ayahku. Bahkan Kasus Kakek juga belum selesai. Jadi Apa yang harus kulakukan?” ucap Seo Woo benar-benar sedih.
Yoon Do terlihat iba memberikan dukungan dengan memegang
pundak Seo Woo menenangkan kalau semua akan baik-baik saja dan berjanji akan
membantunya. Dokter Pi tiba-tiba masuk ruangan tanpa mengetuk, lalu melihat
tangan Yoon Do ada dipundak Seo Woo seperti merangkulnya. Yoon Do sempat
menatapnya, begitu juga Seo Woo. Akhirnya Dokter Pi memilih untuk keluar dari
ruangan.
Yoon Do keluar dari ruangan fellow berjalan dilorong,
tiba-tiba Dokter Pi sudah bersandar di dinding dengan nada marah bertanya bagaimana
sebenarnya perasaan Yoon Do pada Seo Woo. Yoon Do balk bertanya kenapa dirinya harus
menjawab pertanyaan itu
“Aku adalah temannya, dan aku adalah satu-satunya yang
berada di sisinya saat dia patah hati karenamu. Aku rasa aku berhak mendengar
jawabannya darimu.” Ucap Young Guk berani
menatap Yoon Do
“Kau jadi sangat tidak sopan padaku
sekarang. Apakah
kau memiliki rasa untuknya sejak kuliah? Apakah itu sebabnya kau menjaga
jarak denganku?” sindir Yoon Do sinis
“Aku menyukainya sebagai seorang
teman dan Tidak lebih.” Kata Young Guk.
“Aku sudah seperti Kakaknya. Jika kalian berdua kencan, maka aku akan menyetujuinya. Jadi bersikap baik-baiklah padanya Dan datang saja padaku jika kau
merasa stres.” Kata Yoon Do, Young Guk tak percaya
mendengarnya wajahnya sedikit tersenyum.
“Kau sedang berlagak keren.” Ejek Young Guk, Yoon Do pikir tak seperti itu.
“Kau keren karena berani
mengejar... dan
melindungi orang yang kau cintai. Aku
yakin kau tahu soal ini, bahwa
mental Seo Woo tidaklah tangguh.” Kata Yoon
Do lalu pamit pergi lebih dulu.
Kang Soo kembali melihat webtoon menceritakan tentang Hye
Jung dan juga Ji Hong. Dokter Kang ikut
berdiri disampingnya, merasa
gambarnya mirip sekali,
Kang Soo pikir seperti itu lalu membaca komentar dari si beruang "Dokter,
kau yang terbaik!" lalu komentar dari KJ
mengatakan, "Membosankan. Enyahlah."
Mulut Kang Soo langsung mengumpat KJ itu Si psiko
“Komentar tidak baik.... KJ mengatakan itu membosankan.” Ucap Dokter Kang
“Aku merasa tidak asing dengannya. Si bodoh ini terus saja
meninggalkan komentar kurang ajar. Bukankah
itu kau? Dengan inisial KJ, yaitu Kyung Joon.” Kata Kang Soo, Dokter Kang menyangkalnya.
“Tentu saja bukan aku. Apakah aku satu-satunya yang
memiliki inisial tersebut? Bisa
saja itu Kwang Ju, Kyeong Ju dan Kook Ja atau KYung Joon” kata Dokter Kang, Kang Soo akhirnya bisa menemukan
celah kalau memang benar pasti KJ itu Kyung Joon dan menyuruh mengakui saja.
“Ya, memang aku. Bagaimana kau tahu? Apakah sangat terlihat sekali?” kata Dokter Kang kesal,
Kang Soo heran kenapa seniornya melakukan ini padanya.
Dokter Kang mengaku sangat
takut karena mengira sudah menjegal dan
menghentikan karirnya. Kang Soo mengumpat seniornya
itu bodoh, karena dirinya hanya suka
membuat webtoon, tapi sekedar hobi saja dan impiannya adalah menjadi seorang ahli
bedah. Jadi meminta seniornya jangan mencemaskan hal bodoh itu
serta jangan melakukan hal semacam ini lagi. Dokter Kang mengerti dengan suara nada nyanyian dan Kang Soo
mengikutinya.
Dokter Ahn masuk ruangan dengan wajah panik bertanya Bagaimana
dengan kejangnya. Kang Soo memikirkan rasa Kejangnya.. dengan senyuman kalau obat-obatan
yang diberikan sudah menghentikannya. Dokter Ahn
tersenyum bahagia mengucapkan syukur.
“Kau sering sekali memeriksanya. Apa kau melakukan ini pada pasien
lain juga?” sindir Dokter Kang, Dokter Ahn menjawab
sudah pasti akan melakukanya.
“Kau tahu PresDir Jin dirawat di
ruang VIP, kan?” kata Dokter Kang, Dokter
Ahn tahu karena yang menelp Dokter Kang dari
UGD.
“Berhenti menjawab balik padaku.” Kata Dokter Kang marah, Dokter Ahn pun meminta maaf
pada seniornya.
“Omong-omong, apa Presdir Jin bisa
mempertahankan posisinya?” ucap Kang Soo
“Dia mungkin akan dilengserkan
saat kandidat Presdir yang baru sudah ada. Tidak ada lagi yang mendukungnya.” Komentar Dokter Kang penuh amarah.
Seo Woo masuk ruangan, semuanya langsung diam dan berdiri
menyapanya. Seo Woo bertanya, apakah mereka
bergosip lagi menurutnya sudah bisa
mengetahuinya karena melihat ketiganya langsung
berhenti bicara. Dokter Kang menyangkalnya,
Seo Woo bertanya keberadaan Young Guk. Dokter Kang memberitahu sedang ada
diruang istirahat dokter.
“Yeong Guk..... Aku lapar.” Ucap Seo Woo masuk ruangan, Dokter Pi terlihat gugup
saat Seo Woo berdiri didepanya.
“Lalu kenapa kau justru mencariku
dan bukannya pergi ke kantin?”kata Young Guk sinis
“Yah.. Kau benar. Kenapa aku mencarimu saat aku
lapar?” ucap Seo Woo.
Seo Woo makan sandwich sambil melamun seperti nafsu
makanya hilang, Young Guk melihatnya lalu ingin membersihka mulut Seo Woo yang
menempel remah roti. Seo Woo menghindarinya, Young Guk meminta agar Seo Woo tak
protes karena tidak akan menggigitnya.
Seo Woo pun membiarkan Young Guk membersihkan ujung bibirnya.
“Kau bahkan tidak bisa memakan apa
pun. Lalu
kenapa kau bilang kau lapar?” ejek Young Guk
“Kenapa kau pergi seperti itu sebelumnya?” tanya Seo Woo
“Aku kira kau dan Dr. Jung sedang
membahas sesuatu yang penting.” Kata Young Guk
“Kami hanya saling menghibur di
saat-saat sulit. Saat
dia ditolak wanita...” jelas Seo Woo lalu disela
oleh Young Guk kalau tidak perlu menjelaskan, lalu bertanya apakah ada yang
tidak diketahui tentang Seo Woo.
Seo Woo hanya bisa diam karena Young Guk sudah mengetahui
semuanya. Young Guk melihat Seo Woo tak nafsu makan, lalu menaruh sandiwich
diatas meja dan mengandeng tanganya, mengajaknya segera keluar.
Keduanya berjalan ditaman sambil bergandengan tangan, Seo
Woo seperti membiarkan Young Guk mengenggam tanganya saat berjalan. Young Guk
terlihat canggung saat berjalan dengan bergandengan tangan, lalu membahas seperti
yang selalu dikatakannya kalau ia selalu berada di sisinya. Seo Woo membenarkan kalau Young Guk selalu ada
disisinya.
“Tapi apa yang harus kita lakukan
sekarang? Aku sudah
berubah... Aku pikir semua dimulai saat
itu... di mana
aku melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kulakukan padamu. Sejak saat itu, kau berada di hatiku.” Ungkap Young Guk melepaskan tanganya.
“Aku tidak tahu kapan kau mulai
ada di hatiku juga. Tapi
saat aku tahu soal penyakit Ayahku, kau
adalah orang pertama yang ingin kutemui.” Akui Seo
Woo
Young Guk meraih tangan Seo Woo, menatapnya dalam dan
menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja. Keduanya saling menatap, lalu
Young Guk mengenggam tangan Seo Woo kembali dan mengajaknya kembali berjalan.
Ji Hong membuka kotak kardus dan menaruh kembali dua
bingkai foto dengan ayahnya, Hye Jung melonggo dari pintu, Ji Hong tersenyum
bahagia lalu menyuruh untuk duduk. Hye
Jung tahu sudah terlambat, tapi tetap ingin mengucapkan Selamat datang kembali ke
Departemn Bedah Syaraf, lalu mengeluarkan semua
botol perlengkapan mandi diatas meja. Ji Hong binggung melihatnya.
“Aku membeli semuanya untukmu. Jangan lupa bawa pulang. Kau tahu seperti apa aku saat
fokus pada satu hal jadi Aku
juga memutuskan mulai berubah. Aku ingin menjadi lebih fleksibel.” Kata Hye Jung
“Memangnya aku hewan peliharaanmu?” ejek Ji Hong, Hye Jung membenarkan dengan mengatakan Ji
Hong adalah Kekasihny
tercinta, orang yang dihormati Soon Hee dan senior yang keren. Ji Hong tersenyum mendengarnya
“Apakah kau sungguh bisa
mengatasinya?” tanya Ji Hong serius
“Aku tidak akan ikut pada operasi
Presdir Jin.” Kata Hye Jung.
Ji Hong menyimpulkan maksud Hye Jung adalah "Aku sungguh stres soal
operasi Presdir Jin. Aku
tidak bisa berhenti memikirkannya, jadi aku mencoba mengalihkan
perhatianku." Hye Jung bertanya bagaiman
Ji Hong bisa mengetahuinya. Ji
Hong mengingatkan kalau ia adalah pacarnya. Hye Jun berkomentar Ji Hong mengatakan
sesuatu yang begitu ingin didengarnya.
“Aku tidak bisa melakukan
operasinya jika kau tidak menjadi asistenku.” Kata Ji
Hong,Hye Jung binggung kenapa bisa seperti itu.
“Aku merasa tidak percaya diri.” Akui Ji hong, Hye Jung tak tahu ternyata Ji Hong bisa merasa tidak percaya diri.
“Tentu ada perasaan seperti itu. Kali ini Operasinya
begitu sulit, dan aku
pusing karena banyaknya resiko. Aku
cemas karena menempatkan pasien dalam keadaan yang riskan.” Jelas Ji Hong
“Aku belum bisa memaafkan Presdir Jin. Oleh Sebab itu, aku tidak bisa menjadi
asistenmu.” Kata Hye Jung lalu pamit pergi karena
harus ke ICU sekarang. Ji Hong tak banyak komentar dengan pilihan Hye Jung.
Dokter Kang memeriksa keadaan pasien Hae Young, Hye Jung
datang menanyakan kondisinya. Dokter Kang menjelaskan Gula
darahnya 250, jadi memberikan suntikan insulin Tapi konsentrasi cortisolnya agak
tinggi. Hye Jung menanyakan yang
dikatakan Departemen Kandungan.
“Mereka bilang itu hanya
berlangsung sementara, tapi
kami akan terus memantaunya.” Jelas Dokter Kang, Hye
Jung pun bisa mengerti, lalu memegang erat tangan Hae Young seperti ingin
memberikan kekuatan agar bisa tetap bertahan.
Ji Hong datang mengunjungi Dokter Jin meminta maaf dengan
menjelaskan kalau membuat keputusan ini bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk Dokter
Jin juga. Dokter Jin heran Memilih tidak mengoperasinya adalah demi kebaikannya, menurutnya itu masuk akal.
“Apa Kau pikir aku ingin kau
mengoperasiku karena aku menyukaimu?” kata
Dokter Jin merasa tak punya pilihan lain.
“Aku tahu, jadi Aku sedang mencari dokter bedah
lain untukmu.” Jelas Ji Hong, Dokter Jin terlihat
frustasi memilih untuk membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
Dokter Kim sedang sibuk berbicara di telp, meminta
seseorang datang dalam
bulan ini dengan menjelaskan Keadaannya
akan memburuk jika menundanya. Ji Hong masuk ruangan,
Dokter Kim pun menyuruhnya duduk dan masih berbicara di telp untuk Cari tahu kapan Prof. Oh akan kembali
dari US.
“Apa Prof. Lee tidak bisa
melakukannya?” tanya Ji Hong setelah Dokter Kim
menutup telpnya.
“Tidak bisa Dan Prof. Oh sedang ikut seminar.” Jelas Dokter Kim
“Bagaimana dengan Prof. Song Hae
Jin?” kata Ji Hong mengusulkan
“Prof. Song bertengkar dengan
Presdir Jin lalu meninggalkan RS. Tentu
dia tidak akan mau melakukannya.” Ucap Dokter
Kim benar-benar binggung.
Ji Hong pikir lebih baik Dokter Kim yang mengoperasi
saja. Dokter Kim merasa harus
menyelesaikan pekerjaan Presdir juga. Selain
itu, tugas administratif sudah membuatku kehilangan ketrampilan dalam membedah. Ji Hong mengangguk mengerti lalu terlihat
ikut kebinggungan.
Nyonya Yang mengeluh Ji Hong itu tak masuk
akal karena tidak bisa melakukan operasi
tanpa kekasihnya, menurutnya lebih baik dari
awal hanya mengatakan untuk menolaknya daripada membuat alasan yang benar-benar tidak masuk akal.
“Itu tidak benar... Mereka berdua hampir tidak pernah
gagal melakukan operasi. Hye
Jung adalah ahli bedah yang berbakat. Apa
pentingnya asisten? Dokter
bedahnya yang utama” kata Seo Woo
“Asisten juga sangat penting. Tidak peduli skala operasinya, kesalahan kecil saja dapat
membunuh pasien.” Ucap Dokter Jin
“Dia sangat teliti. Begitu juga
Prof. Hong. Kerja
sama mereka adalah pilihan terbaik untuk Ayah.” Balas
Seo Woo
“Jangan khawatir.
Dr. kim sedang mencarikan dokter lain. Aku
bisa mendapatkan dokter lain.” Ucap Dokter Jin yakin
Dokter Kim masuk ruangan, dengan sinis Dokter Jin
bertanya apa yang membuatnya datang selarut ini. Dokter Kim merasa mereka harus
menunda operasinya karena Dokter-dokter
yang dihubunginya tidak bisa dalam waktu dekat
ini.
“Apakah kau bisa menemukan orang
yang tepat?” ucap Dokter Jin sinis
“Aku mengerti kau sedang sensitif,
tapi tolong jangan kelewat batas.” Kata Dokter
Kim mencoba menjaga emosinya.
“Siapa tahu kau mengharapkan aku
mati?” balas Dokter Jin makin sinis, Seo Woo meminta ayahnya
untuk bisa menahan diri.
Dokter Kim pikir mereka lebih baik bicara saja nanti, bertanya
apakah ingin memberikan obat tidur. Dokter Jin menolak sambil berbaring kalau
bisa tidur dengan baik.
Dokter Kim pamit pergi lebih dulu.
Nyonya Yang mengeluh merasa sangat kecewa karean keadaan
bisa jadi seperti ini sekarang, bahkan segala
hal buruk terjadi bersamaan, padaal Ayah
mertuanya diinvestigasi Kejaksaan dalam dua
hari. Dokter Jin mengomel istrinya itu cerewet sekali membuatnya
jadi makin sakit kepala dan menyuruhnya pulang saja kalau memang tetap berisik.
“Aku bahkan tidak boleh bicara
sekarang? Kau meributkan segala hal... ” keluh Nyonya Yang kesal
“Sudahlah.... Diam! “ teriak Dokter Jin lalu
meraskan kepalanya kembali terasa sakit. Nyonya Yang khawatir melihat keadaan
suaminya, Seo Woo hanya bisa sedih melihat keadaan ayahnya yang tak bisa segera
dioperasi.
Hye Jung masuk kamar melihat ponselnya bergetar dan itu
telp dari Seo Woo. Seo Woo bertanya
keberadaan Hye Jung sekarang dan meminta aga bisa bertemu. Akhirnya Seo Woo
datang ke rumah Hye Jung, meminta maaf karena sudah mengganggunya malam-malam. Hye Jung pikir tak masalah lalu menyuruhnya agar duduk.
“Wah.. Jadi kau tinggal di sini bersama
Soon Hee. Dimana
dia?” kata Seo Woo melihat rumah keduanya.
“Dia akan pulang sebentar lagi.” Ucap Hye Jung lalu menyuguhkan secangkir teh herbal
untuk temanya.
“Hye Jung... Tidak bisakah kau bergabung... dalam operasi ayahku? Prof. Hong menolak melakukannya, jadi kami mencari dokter lain,
tapi tidak berjalan lancar.” Jelas Seo Woo
“Tapi Presdir Jin tidak akan
menyukainya” kata Hye Jung, Seo Woo pikir bisa
membujuknya.
“Cobalah membujuk Prof. Hong karenna Kyung Joon atau Yeong Gook bisa
mengasisteni dia.” Ucap Hye Jung
‘Aku ingin kau yang melakukannya, maka Hanya dengan begitu aku merasa
tenang.” Kata Seo Woo. Hye Jung meminta maaf karena tak bisa
melakukanya, Seo Woo memohon. Hye Jung hanya diam saja.
Dokter Jin duduk diam dalam ruanganya, Tuan Jin datang
melihat anaknya hanya sendirian diruangan. Dokter Jin memberitahu menyuruh
semuanya pulang karena Istrinya hanya mengganggu saja. Tuan Jin berpesan pada anaknya jangan bersikap seperti
itu karena Keluarga adalah yang paling di butuhkan pada saat seperti ini.
“Kenapa Ayah kemari malam-malam?” tanya Dokter Jin, Tuan Jin sebenarnya ingin
datang sejak tadi Tapi
kondisiku kurang sehat juga,
“Bagaimana bisa orang tua merasa
nyaman saat anaknya sedang sakit? Aku
tidak bisa tidur.” Ucap Tuan Jin, Dokter Jin
memanggil ayahnya. Tuan Jin memegang pundak anaknya tak percaya dengan yang
terjadi pada anaknya.
“Ayah.... Bahkan setelah operasi, aku tidak
akan bisa menjalani kehidupan seperti semula. Aku mungkin tidak bisa jalan
ataupun bicara. Aku
takut mati....” kata Dokter Jin sambil menangis
seperti anak kecil.
“Kau harus kuat... Di masa tua juga kau tidak akan
bisa bebas bergerak. Jadi
jangan berlebihan.” tegas Tuan Jin
“Tapi aku tidak bisa berhenti
berpikir kalau aku akan mati. Aku
takut akan mati di meja operasi. Aku
tidak mau mati, Ayah.” Kata Dokter Jin terus
menangis
“Hei.... Kau tidak akan mati! Beraninya kau bicara seperti itu
di depan Ayahmu? Dengarkan.... Kau tidak akan mati. Aku tidak akan membiarkanmu mati” tegas Tuan Jin menenangkan anaknya dengan memegang
tanganya. Setelah itu ia memalingkan wajahnya seperti tak bisa menahan rasa
sedihnya.
Hye Jung duduk dikamarnya sambil memandangi foto dengan
sang nenek, wajahnya di foto terlihat sangat bahagia. Lalu teringat kembali
saat neneknya sebelum masuk ruang operasi.
“Aku tidak memiliki keraguan bahwa
dokterku akan melakukan pekerjaannya dengan baik. Dokterku tampan dan pintar. Aku mempercayainya.” Ucap nenek Kang sebelum
masuk ruangan operasi.
Pagi hari
Ji Hong sedang berjalan dilorong menerima telp dari
Dokter Kang. Dokter Kang sedang ada diruangan Dokter Jin memberitahu Presdir
Jin mersakan sakit
kepala. Ji Hong mengerti dan langsung pergi mengunjunginya. Dokter Kang
memberitahu Dokter Jin tidak
makan apa pun maupun mengonsumsi obat.
“Dimana terasa sakit kepalanya dan seberapa serius rasa
sakitnya? “ tanya Ji Hong
“Kepalaku terasa berat, seolah akan meledak.” Jelas Dokter Jin
“Kami akan melakukan pemeriksaan
CT scan dan Berikan
penghilang rasa sakit” ucap Ji Hong, Dokter Kang
mengerti lalu keluar ruangan. Ji Hong meminta agar Dokter Jin memberitahu
keadaan yang dirasakan.
“Kau bahkan bukan dokterku. Minta Yoon Do menjadi dokterku
sampai operasinya dijadwalkan.” Kata Dokter Jin Sinis sambil
membaringkan tubuhnya.
“Tidak bisa begitu karena
bertentangan dengan peraturan RS. Aku
akan menjadi dokter penanggung jawab sampai operasinya dilakukan.” Tegas Ji Hong
“Berhenti sok hipokratis dan
biarkan saja aku. Kau
hanya perlu membiarkanku mati.” Tegas Dokter Jin
sambil terus memegang kepalanya. Ji Hong hanya bisa menghela nafas melihat
tingkah Dokter Jin masih menyebalkan walaupun sakit.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar