PS : All
images credit and content copyright : SBS
Restoran Kedai Sup Nenek terlihat masih buka di malam hari. Ji Hong berdiri
seberang jalan menatapnya dari kejauhan.
“Memasuki hidup
seseorang berarti, mengetahui hal yang
tidak ingin dibicarakan orang itu. Itu berarti kau akan tahu mengenai luka masa lalu mereka, tapi tidak
menanyakannya. Aku tidak seharusnya bertanya, tapi harus tetap
memihak padanya. Pertama, aku perlu
tahu apa luka itu.” Gumam Ji
Hong terus menatapnya lalu menyebrang jalan.
Tuan Oh sedang sibuk memasak sup di kopor lalu menyapa tamu yang baru datang,
wajahnya tersenyum sumringah melihat Ji Hong yang masuk kedainya. Ji Honbg
mengatakan kalau ingin makan sup milik Nenek Kang, Tuan Oh dengan senang hati
menyambutnya karena Semua
teman Hyejung selalu diterima, di kedainya.
“Aku tidak makan disini, tapi pesan 3 untuk dibungkus untuk dibawa pulang” kata Ji Hong, Tuan Oh meminta Ji
Hong untuk menunggu dan akan segera kembali
“Oh ya ! Apa Anda kenal dokter Jung Yoon Do ?” tanya Tuan Oh, Ji Hong sempat terdiam mendengar nama
Yoon Do lalu mengatakan mengenalnya, Tuan Oh menunjuk ke arah tempat duduk
kalau Yoon Do ada di restoranya juga.
Yoon Do baru selesai makan kaget melihat Ji Hong yang
datang disaat yang bersamaan. Ji Hong akhirnya minum soju bersama dengan
juniornya lalu bertanya apakah ia menjadi pemimpin
operasi. Yoon Do membenarkan karena itu dapat
banyak poin dari situ dimata ayah Hye Jung.
“Apa Kau masih belum menyerah juga ?”
tanya Ji Hong kaget.
“Aku harap hatiku punya risleting, Agar bisa kubuka dan kututup.” Kata Yoon Do kesal sendiri
“Aku tahu kenapa kau ditolak. Jangan
katakan soal risleting hati itu.” Saran Ji
Hong
“Tidak ada alasan kenapa aku
ditolak, tapi Hanya tidak ada tempat buatku. Itu saja” kata Yoon Do. Tuan Oh membawakan dua bungkus
sup, satu pesanan Ji Hong dan Yoon Do diberikan segara gratis. Yoon Do pun
mengucapkan terimakasih.
Di rumah
Hye Jung bertanya apakah Ji Hong pergi
menemui ayahnya. Ji Hong mengatakan kalau pergi ke
Kedai sup nenek. Hye Jung pikir itu sama saja. Ji Hong mengatakan itu tidak
sama karena Tujuannya beda.
“Aku kesana untuk membeli Sup Nenek dan kau
bilang tidak masalah”jelas Ji Hong
“Aku memang bilang begitu, tapi
... Aku tidak
suka dokter menemui ayahku” ucap Hye Jung
“Aku tidak suka kau bilang tidak
suka kalau aku menemuinya” balas Ji Hong, Hye Jung binggung kenapa Ji Hong seperti
ini. Ji Hong balik bertanya seperti apa maksudnya.
“Kenapa tidak pernah mengalah
padaku ?” tanya Hye Jung kesal
“Kalau kubiarkan kau menang Maka Kau
tidak akan mengerti betapa berharganya ketika
orang lain membiarkanmu menang.” Jelas Ji Hong
Hye Jung kesal melihat Ji Hong terdengar
seperti seorang guru sekarang. Ji Hong pikir itu
pekerjaannya jadi tentu saja
akan bersikap seperti itu. Hye Jung merengek kesal, Ji
Hong menasehati Hye Jung harus melalui ini juga menurutnya Setelah ditegur oleh Hye Jung sebelumnya membuatnya trauma
sekali, jadi Hye Jung juga harus
lalui ini. Hye Jung mengeluh Ji Hong memang sungguh
tidak berubah yaitu masih
pendendam seperti dulu.
Ji Hong membalas siapa yang bicara padanya seperti itu,
karena Hye Jung juga punya sifat yang sama lalu dengan senyuman menyuruhnya
makan. Hye Jung sempat tersenyum mulai makan tapi tak mau menyentuh sup buatan
ayahnya, Ji Hong hanya bisa melihatnya tanpa berkomentar.
Yoon Do melihat laporan dari pasien, lalu memarahi Dokter
Kang yang sebelumnya memintanya meruncingkan steroid tapi kenapa belum melakukan. Dokter Kang menjawa sudah menyuruh
Kang Soo melakukannya, tapi IGD sedang sangat sibuk.
“Apa cuma Kang Soo satu-satunya orang yang harus melakukanya ? Kalau Kang Soo sibuk, harusnya
kau lakukan sendiri. Kau ini masih residen. Apa Kau
hanya mencatat dan memberi perintah ?” teriak
Yoon Do berdiri marah, Dokter Kang hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Apa Kau mau merusak pagiku dengan
sikap seperti ini ?” kata Yoon Do kesal. Dokter
Kang tetap tertunduk diam.
“Hal ini tidak bermasalah pada
terapi radiasi Hae. Lupakan saja, lebih baik bawa Joong Dae kembali. Kalau
tidak, belajar atasi pekerjaan tanpa Joong Dae.” Kata Seo Woo yang ada disana.
Yoon Do terlihat kesal memilih mengajak Seo Woo untuk
segera pergi. Dokter Kang yang tertunduk akhirnya kesal sendiri bertanya-tanya
dimana sebenarnya Joong Dae itu.
Soon Hee masuk ke dalam restoran di lantai dua, lalu
dikagetkan melihat Dokter Ahn sudah ada di restoran sambil mengelep lantai lalu
bertanya apa yang dilakukan dalam restoranya. Dokter Ahn dengan bangga
mengangkat kain pelnya kalau sedang memberesihkanya.
“Apa Kau tidak kembali ke rumah sakit
? Ini sudah
2 hari. “ kata Soon Hee binggung
“Aku Tidak mau kembali, karena tidak akan masalah kalaupun aku pergi sekarang. Aku
mau menyembuhkan diri selama seminggu, lalu pulang kerumah.” Kata Dokter Ahn penuh semangat.
“Jadi Kau mau menyembuhkan diri disini
?” ucap Soon Hee binggung, Dokter Ahn mengatakan kalau
direstoran Soon Hee itu nyaman dan bertanya apa lagi yang bisa dikerjakan
setelah ini.
Soon Hee bertanya apakah Dokter Ahn sudah makan. Dokter
Ahn menjawab tentu saja sudah karena makan
yang ada di kulkas. Soon Hee kesal Dokter Ahn
yang membuka kulkas orang lain tanpa meminta izin. Dokter Ahn membela diri
kalau Soon Hee itumengunci pintu jadi tidak bisa keluar.
“Lalu Apa aku
harus kelaparan sampai mati ?” kata Dokter Ahn
“Siapa yang menyuruhmu mati ?! Kau bisa telpon aku untuk
membukakan pintu !” jerit Soon Hee
“Kalau dokter Yoo tahu bagaimana ? Aku bisa diseret kembali ke rumah
sakit.” Kata Dokter Ahn
“Hei... Aku bisa mengadu langsung ke Hye Jung.” Balas Soon Hee, Dokter Ahn memohon agar tak melakukan
hal itu tapi yakin Soon Hee bukan orang seperti itu. Soo Hee pun menyuruh agar Dokter Ahn kerja
yang rajin dan menganggap kalau restoran ini miliknya. Dokter Ahn mengerti.
Dokter Choi membaringkan kepalanya di meja karena merasa
sangat lelah, merasa
tanpa Joong Dae bisa gila. Dokter Pi yang duduk
didepanya berkomentar kalau dari awal pasti akan seperti itu. Dokter Kang masuk
ruangan mengomel karena beraninya juniornya tak
menelpon sama sekali.
Dokter Pi mengatakan kalau Dokter Ahn itu menghubunginya. Dokter Park tak
percaya lalu melihat ponsel Dokter Pi.
“Aku tidak bisa lagi, diperlakukan
tidak manusiawi. Hyung, terima kasih. Aku tidak akan kembali lagi.” Tulis Dokter Ahn pada Dokter Pi
Dokter Kang yang membacanya bertanya Siapa
yang tidak manusiawi, Keduanya hanya diam
menatapnya. Dokter Kang kembali bertanya apakah itu dirinya. Dokter Pi
membenarkan. Dokter Choi merasa senioranya itu kolot
sekali. Dokter Kang terlihat masih belum sadar juga.
Dokter Choi menyinggung kenapa jaman sekarang masih saja
memukul orang. Dokter Kang membela diri melakukan begitu
demi kebaikan mereka semua. Dokter Choi mengatakan
kalau memang demi meeka lebih baik membeli
jokbal (kaki babi) seperti yang dilakukan Dokter Pi pada mereka lalu memberikan tanda cintanya
dengan jarinya.
Dokter Pi pun membalasnya dengan tanganya tanda cinta,
Dokter Kang mengumpat kesal pada keduanya yang seenaknya,
mennurutnya mana mungkin Junior di tahun kedua itu malah melarikan
diri padahal Tahun pertama saja masih disini. Dokter Pi pun menasehati kalau Dokter Kang itu harus lebih
baik padanya dan bertanya kenapa harus memukul
perutnya kemarin.
Dokter Kang kesal sendiri karena keduanya menjadikan dirinya itu orang jahat, karena menurutnya yang kabur adalah orang yang salah
dan diirnya yang harusnya kabur dari rumah sakit lalu keluar dari ruangan
sambil memukul Dokter Choi yang duduk disebelahnya. Dokter Pi bertanya pada
Dokter Choi kenapa tidak menelp Dokter Ahn lebih dulu.
Nam Dal terlihat tenang dan sudah diperban kepalanya sambil
mengambar di ruang rawat. Ia mengambar ayahnya bertuliskan [AYAHKU TERSAYANG] Yoon Do dan Seo Woo datang menyapa dua pasienya yang
masih sangat muda dan memberikan hadiah rubik pada keduanya. Nam Hae terlihat
senang dan masih terlihat terus tertawa.
“Nam Hae, apa hari ini kondisimu baik ?” tanya Yoon Do, Nam Hae mengangguk kalau sangat baik.
“ Apa Hari ini Nam Hae akan melakukan terapi
radiasi dengan dokter ?” ucap Yoon Do, Nam Hae
mengangguk akan melakukan.
“Kau akan pakai frame mirip robot
kesukaanmu. Apa kau bisa berbaring diam
selama 30-40 menit ?” tanya Seo Woo, Nam Hae yang
penurut pun mengangguk.
Yoon Do mengatakan kalau ini hari pertamanya melakukan
terapi jadi meminta agar high five. Nam Hae pun memberikan high five sebelum
menjalani terapi. Nam Dal terlihat asik dengan mainan rubik yang diberikan Yoon
Do.
Hye Jung sedang melihat laporan pasien di receptionist.
Pria dari bagian admin datang menemui Perawat Hyun bertanya apakah pernah
lihat wali dari Nam Dal dan Nam Hae karena seharus
membayar biaya operasi jadi harus bertemu. Perawat
mengatakan kalau malam hari sepertinya akan datang.
Pria Admin meminta aga kalau Tuan Nam datang untuk segera
menemuinya. Perawat Hyun mengerti. Hye Jung yang berdiri disampingnya hanya
melihat si pria akhrinya pergi. Perawat Hyun menceritakan merasa kasihan pada
ayahnya Nam Hae
karena mendengar certa kalu istrinya meninggal karena
kanker jadi hutangnya banyak.
“Sekarang anak-anaknya masuk rumah
sakit lalu Dia harus bagaimana sekarang ?”
ucap Perawat Hyun merasa kasihan. Hye Jung hanya diam lalu melihat Ji Hong yang
datang dan bertanya apakah mereka akan pergi sekarang. Ji Hong mengangguk.
Hye Jung memberitahu sudah memberi
Nam Dal pereda sakit untuk
mengontrol sakitnya dan Muntahnya
tidak terlalu banyak. Ji Hong bertanya Ada
terjadi kejang, Hye Jung mengatakan Tidak
ada lalu bertanya Apa rencananya setelah berkeliling nanti.
“Aku akan menemui Dokter Kim karena Kami
akan melakukan proyek baru.” Kata Ji Hong, Hye Jung
bertanya proyek apa.
“DBS, Proyek sensor dopamin.” Kata Ji Hong, Hye Jung ingin tahu apa itu maksudnya.
“Singkatnya, sesuatu dapat mengubah kekuatan
dalam rumah sakit ini.” jelas Ji Hong, Hye Jung
terlihat tegang mendengarnya.
Nam Dal dan Nam Hae sedang berdiri di jendela melihat ke
bawah, Hye Jung dan Ji Hong melihat bisa tersenyum melihat tingkah keduanya.
Hye Jung lalu memanggil keduanya kalau dokter mereka sudah datang Nam Hae
berlari menghampirinya begitu juga Nam Dal dengan menyeret kakinya. Ji Hong
meminta Nam Dal itu pelan-pelan berjalannya.
“Nam Dal, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Hye Jung, Nam Dal
mengatakan mereka sedang menunggu ayahnya.
“Nam Dal, apakah merasa sakit?” Nam Dal menunjuk ke bagian kepala
bagian belakang yang terasa sakit.
Ji Hong berjongkok merabanya bertanya apakah terasa sakit
sekali ? Nam Hae mengatakan tidak
terlalu sakit. Ji Hong tersenyum bertanya
tahu dari mana Nam Hae kalau itu tak sakit karena yang merasakan itu adiknya.
Nam Hae mengatakan tahu semuanya. Nam
Dal membenarkan kalau kakaknya itu tahu segalanya tentang dirinya karena mereka
itu melakukan segalanya bersama.
Nam Hae menceritakan ayahnya yang menyuruh untuk menjaga
adiknya kalau ayah mereka sedang tak ada. Nam Dal menambahkan kalau ayahnya
juga meminta patuh pada kakaknya
kalau ayahnya sedang tak ada. Hye Jung ikut tersenyum mendengarnya. Ji Hong
bertanya apakah keduanya tidak merasa sakit dan mual. Hye Jung mengatakan tidak karena keduanya makan dengan
baik.
Setelah itu bertanya pada penjaga bertanya keberadaan
Tuan Nam ingin bertemu. Penjaga
mengatakan kalau Tuan Nam siang hari berkerja sebagai valley parki dan malam
harinya menjadi sopir panggilan. Hye Jung mengerti.
Tuan Nam sebagai valley parking membawakan mobil
pelanggan sampai ke depan pintu. Lalu melihat ponselnya yang berbunyi, tertulis
di layar [ADMINISTRASI RUMAH SAKIT GUKIL] lalu mengangkatnya. Pria dari bagian admin bertanya
apakah ini nomor dari Wali dari Nam Hae dan Nam Dal. Tuan Nam membenarkan.
“Kami belum terima pembayaran
operasi dan rawat inap. Biaya operasinya 20 juta won dan Biaya rawat inap akan berubah
sesuai lama perawatan.” Jelas Admin.
“Ya, aku akan segera membayar.” Kata Tuan Nam, Petugas admin meminta agar segera ke
bagian adiminstrasi kalau memang datang ke rumah
sakit. Tuan Nam mengerti.
Nam Hae melakukan radiasi dalam ruangan, Yoon Do dan Seo
Woo melihatnya dari ruang kontrol. Hye Jung datang masuk ke dalam ruangan, Seo
Woo dengan sinis bertanya kenapa Hye Jun datang. Hye Jung mengatakan kalau Nam
Hae itu kakak dari Nam Dal jadi harus memperhatikan kakak pasiennya juga.
Seo Woo menyindir Hye Jung itu menganggu, Yoon Do membela
kalau seorang dokter itu sedikit usil. Seo Woo menyuruh Yoon Do diam karena tak perlu bicara
pada saat seperti ini menurutnya Yoon Do itu Tidak
sensitif. Hye Jung berkomentar Yoon Do
memang kadang kurang sensitif. Yoon Do membalas Yoo Hye Jung, selalu menggantung orang
demi menyelamatkan dirinya sendiri.
Hye Jung terdiam lalu melihat pesan yan masuk ke dalam
ponselnya [Kru TV
sudah datang.]
Dokter Choi membawakan kopi untuk para kru TV memberitahu
Hye Jung akan segera datang. Hye Jung masuk ke dalam ruangan. Dokter Choi
menunjuk salah satu pria sebagai sutradara dari progam "Focus People" Pria bernama Kim Do Jin memperkenalkan diri dengan
memberikan kartu namanya. Dokter Choi pun pamit pada semuanya.
“Aku nyaris mati tanpa Joong Dae.” Keluh Dokter Choi berbisik pada seniornya, Hye Jung
menyuruh Dokter Choi kembali berkerja saja.
Tuan Kim menyuruh Hye Jung untuk duduk, Hye Jung pikir
seharusnya ia yang melakukan hal itu, Tuan Kim pikir benar juga karena rumah
sakit ini tempat Hye Jung berkerja. Hye Jung pun langsung bertanya cara
kerjanya.
Dokter Kim berbicara di telp sambil melihat berkas
ditangan kananya, lalu berkata Jika DBS sensor dopamin
dikembangkan maka pasien
dengan tremor (getaran) ditangan dapat
mengurangi bahaya pada otak. Ia juga akan
diskusikan lebih jauh dengan Prof Hong Ji Hong dan
aka menelpnya nanti.
Ji Hong masuk ruangan dan duduk didepan seniornya, Dokter Kim memberitahu MH
Meditech sudah setuju mengambil proyek ini sebagai
timbal balik dari pendanaan dan penelitian adalah hak
paten dan royalti. Ji Hong pikir tak masalah dan
bertanya berapa investasi yang diberikan.
Dokter Kim mengatakan jumlahnya 60 miliar
won. Ji Hong pikir itu sangat bagus, dengan begitu bisa mengunakan
ini di rapat direksi melawan pusat kesehatan manula milik Dokter Jin. Dokter Kim mengangguk setuju, Ji Hong
menawarkan kopi dan akan membawakan untuk seniornya.
Ji Hong kembali ke ruangan dengan membawa sebuah kotak
besar lalu membukanya dan melihat foto ayahnya yang ada dalam ruangan, lalu
mengingat kembali saat terakhir kali melihat ayahnya tertidur yang terlihat
seperti bayi, lalu mengingat saat itu Dokter Kim menyuruh seorang perawat
menjaganya.
Perawat Yoo masuk ruangan dengan wajah tertunduk. Ji Hong
pun menyuruhnya duduk, mengaku beberapa kali ingin bertanya, tapi berharap
perawat Yoo datang padanya lebih dulu. Perawat Yoo dengan wajah tertunduk
meminta maaf dan merasa menyesal.
“Aku merasa bersalah, jadi tidak tahu
bagaimana
menghadapimu. Jika aku tetap diberada diruangan, Tuan Hong pasti
baik-baik saja.” Kata Perawat Yoo, Ji Hong
membenarkanya.
“Kalau Ia ditemukan lebih cepat, maka hal itu tidak terjadi padanya.” Ucap Ji Hong, Perawat Yoon pun meminta maaf.
“Apa alasanmu meninggalkan ruangan
untuk waktu yang lama ?” tanya Ji Hong
“Direktur Jin memintaku keluar
karena Ia mau bicara dengan Ketua, jadi aku pergi. Lalu aku menerima panggilan
dari Perawat lain” jelas Perawat Yoo
“Apa yang kau maksud Direktur
Jin Sung Jong datang menemuinya ?” tanya Ji
Hong nampak tegang, Perawat Yoo membenarkan.
Ji Hong menemui Tuan Jin diruangan, Tuan Jin pun
menyambutnya bertanya apa yang ingin dibicarakan. Ji Hong mendengar Direktur Jin adalah orang terakhir yang ditemui
ayahnya. Tuan Jin membenarkan. Ji Hong bertanya apakah Tuan
Jin melihat hal yang tidak biasa sebelum ayahnya pingsan
“Kalau aku melihatnya ... apa kau kira aku akan pergi ?” ucap Tuan Jin
“Hari itu dia baik-baik saja, kami bahkan makan malam bersama. Jadi
aku penasaran apa yang terjadi saat kalian berdua berbicara.” Jelas Ji Hong
“Hmm, tidak banyak. Doo
Shik dan aku saling mengerti meskipun kami tidak banyak
bicara.” Kata Tuan Jin menutupinya
“Menurut Perawat Yoo, anda
memintanya keluar agar kalian bisa bicara. Apa kau memintanya
keluar agar bisa membahas hal penting ?” tanya Ji
Hong, Tuan Jin bertanya apa sebenarnya yang ingin dikatakan Ji Hong.
“Aku tahu kalau anda berdua punya
masalah manajemen soal rumah sakit. Aku harap moment terakhir ayahku itu bahagia. Itu
adalah harapanku sebagai putranya yang
tidak ada disisinya saat itu. Jika tidak begitu ... Aku tidak akan bisa memaafkan
siapapun itu orangnya.” Tegas Ji Hong
“Kami selalu punya perbedaan. Tapi
lalu berbaikan kembali dan Kali ini sama
juga.” Kata Tuan Jin menutupi semua kebohongannya.
Hye Jung baru saja akan menuruni tangga lalu melihat
ayahnya yang menelp dengan terpaksa akhirnya mengangkat telp dari ayahnya. Tuan
Oh sudah membawa kantung berisi sup mengatakan lewat di rumah sakit setelah
berbelanja, Hye Jung mengeluh kenapa ayahnya harus melakukan seperti ini. Tuan
Oh mengatakan kalau ada yang ingin diberikannya.
Tuan Oh bertemu dengan anaknya ditaman, lalu memberikan
sebuah amplop merasa anaknya menginginkan hal ini dan hanya tersisa satu saja
miliknya. Hye Jung menerima amplop dari ayahnya dan membuka melihat foto
seorang wanita yang sedang ada di taman bunga.
“Ini foto ibumu saat kuliah di tahun kedua. Sekitar
6 bulan setelah Ia bertemu denganku. Aku merusak segalanya karena merasa minder padanya. Aku
ingin memberitahumu, tapi
pasti tanggapanmu buruk padaku.” Cerita Tuan Oh
“Apa pendapatku penting buatmu ? Apakah kau akan sebaik ini seandainya
aku tidak jadi dokter ? Apakah
kau akan mendekatiku seperti saat ini ?” ucap Hye
Jung sinis
“Kau ... selalu pikir aku lebih buruk dari
sebenarnya. Aku bukan orang yang jahat
sekali. Coba Pikirkan
dirimu Meskipun kau menolakku, maka kau tetap punya kemiripan
denganku.” Tegas Tuan Oh lalu memberikan sup untuk
anaknya dan pergi. Hye Jung hanya diam menahan amarahnya.
Hye Jung masuk ruangan Ji Hong yang baru saja melepaskan
jas dokternya, mengatakan kemarin sudah mengantarnya pulang, jadi kali ini Ji Hong yang harus mengantarnya pulang. Ji
Hong pikir sudah pasti lalu bertanya apa yang dibawanya. Hye Jung memberitahu
ayahnya tadi datang dan
memberikan pada Ji Hong untuk memakanya saja.
“Apa yang salah dengan makanan ini ? Kau juga ingin memakannya ‘kan. Harusnya kau membedakan makanan
dengan ayahmu.” Kata Jin Hong
“ Aku belum bisa
membedakanya” kata Hye Jung, Ji Hong pun akhirnya memutuksan akan memakan
semuanya lalu bertanya apakah akan pergi sekarang.
“Sebelum
pulang
kerumah, ayo lakukan "PR-ku" sama-sama.” Ucap
Hye Jung, Ji Hong senang karena sangat menyukai hal itu. Hye Jung menegaskan memiliki aturan.
Dokter Kim terlihat sudah masuk lebih dulu ke dalam
sebuah restoran, Hye Jung dan Ji Hong masih ada didalam mobil melihatnya. Hye
Jung meminta agar Ji Hong tetap didalam mobil. Ji
Hong bertanya apakah mereka tidak bisa bertemu sama-sama saja. Hye Jung mengatakan kalau Belum
waktunya menunjukan kartunya.
“Kalau yang kulakukan tidak
berhasil, maka
waktunya dokter memberi suntikan.” Ucap Hye
Jung
“Ahh... kau bilang Suntik, aku mengerti. Beritahu aku kapan saja.” Kata Ji Hong dengan senang hati. Hye Jung pun turun
dari mobil sendirian.
Dokter Kim dengan wajah sinis bertanya apa sebenarnya
perkerjaan dari Hye Jung itu, karena hanya memberiku nomor telpnya tapi tidak memberitahu siapa dirinya, menurutnya kalau yang dilakukanya itu benar kenapa
tak bilang siapa dirinya yang sebenarnya.
“Ini Bukan karena aku merasa
tindakanku salah. Tapi Aku belum memutuskan apakah
anda perlu tahu siapa aku.” Tegas Hye Jung
“Sepertinya aku melihatmu di rumah
sakit Gukil. Hanya sebentar, tapi setelah
kupikir sepertinya benar.” Kata Dokter Kim
“Kenapa mendadak penasaran soal
identitasku ?” tanya Hye Jung
“Aku ingin kita bicara. Menurutku
sebaiknya kau bicara dengan Prof Hong Ji Hong.” Kata
Dokter Kim
“Aku fellow di rumah sakit Gukil.” Akui Hye Jung, Dokter Kim tertawa mengejek mendengarnya
kalau Hye Jung itu memiliki ijin seorang dokter tak menyangka Hye Jung melakukan hal ini pada dokter
lain.
Hye Jung membenarkan, Dokter Kim menyindira Pasti
enak punya otak yang sederhana menurutnya kalau istrinya
itu menderita berbulan-bulan karena kesalahan rumah sakit maka akan abaikan semuanya, karena dirinya itu seorang dokter jadi tahu apa artinya kesalahan. Hye Jung menegaskan tidak akan mengubah pikiranya berdasarkan
cara pikir tentang dokter.
“Tapi Anda hanya perlu cerita padaku
apa yang terjadi di ruang operasi hari itu. Sisanya
aku putuskan bagaimana nantinya” tegas Hye Jung
“Tidak ada yang khusus hari itu.” Kata Dokter Kim
Flash Back
Dokter Jin terlihat mengoperasi dan melihat bagian
kankernya itu Lebih
besar dari perkiraan. Dokter Kim sebagai
assitenya mencoba mengarahkan kamera dengan benar. Dokter Jin berteriak marah
menyuruhnya untuk memegang kameranya yang benar.
Dokter Kim menegaskan Dokter Jin sudah melakukan
sebisanya dan menyakinkan kalau yang dilakukan itu jujur karena kantung darah
yang dibawa oleh perawat itu pasti untuk operasa lain dan didalam itu ada banya
ruangan operasi.
“Hari itu hanya nenekku yang
dioperasi.” Ucap Hye Jung, Dokter Kim agak gugup
dan bertanya tahu dari mana tentang hal itu.
“Jadi, aku benar ‘kan? Padahal aku hanya
menebak. Baiklah... ini
memberiku keberanian. Setidaknya kita sama-sama pernah
masuk ruang operasi. Bagaimana kalau kita maju lebih
jauh ?” kata Hye Jung, Dokter Kim terlihat gugup memikirkanya.
Seo Woo datang melihat Nam Hae yang duduk di atas tempat
tidurnya, Nam Hae terlihat banyak mengeluarkan keringat lalu muntah. Nam Dal
yang menangis bertanya apakah kakaknya akan meninggal. Seo Woo menenangkan
kalau kakaknya itu akan baik-baik saja.
Yoon Do datang menanyakan keadaan pasienya, Seo Woo
memberitahu Nam Hae yang muntah terus dan tidak
punya tenaga. Yoon Do menyuruh Seo Woo minggir lalu
memeriksa bagian mata Nam Hae dan meminta agar mengenggam tanganya. Nam Hae
mengingatnya dengan erat,
“Apa Kau ingat apa yang kau makan tadi
?” tanya Yoon Do, Nam Hae mengangguk.
“Itu, diberikan pada anak yang
kuat dan keren. Kau itu anak yang kuat dan keren, jadi rasanya akan sedikit lebih
berat. Apa Bisa
ditahan ?” kata Yoon Do ramah, Nam Hae mengangguk.
Yoon Do memuji Nam Hae itu Anak
hebat dan menyuruhnya untuk tidur, setelah itu menyuruh Seo
Woo untuk memberikan vitamin dalam minumannya karena Nam Hae belum bisa makan, jadi setidaknya harus minum itu. Seo Woo mengerti lalu berjongkok bertanya pada Nam Dal
dimana keberadaan ayahnya. Nam Dal mengatakan kalau ayahnya sedang pergi mencari
uang.
Seo Woo bertanya apaka mereka berdua hanya sendirian itu
baik-baik saja. Nam Dal mengatakan mereka selalu
sendirian jadi tak masalah karena ayahnya pasti
akan datang nanti. Seo Woo lalu membantu Nam Hae untuk berbaring dan akan
membawakan selimut yang baru nanti.
Seo Woo dan Yoon Do keluar dari ruangan bersama-sama, lalu
Seo Woo berkomentar Meskipun uang itu penting, menurutnya kenapa
Tuan Nam itu meninggalkan anaknya
sendirian. Yoon Do menegsakan Sekarang
tahu kenapa dirinya tidak
bisa punya percikan pada Seo Woo.
“Aku tahu kenapa aku menolakmu
secara tidak sadar. Saat kau tanya, kenapa ayah Dal
tidak ada maka Hatiku
terasa jatuh” kata Yoon Do, Seo Woo bertanya kenapa
seperti itu.
“Pertanyaan paling mengerikan saat
aku masih kecil adalah "dimana ibumu?"
“ kata Yoon Do, Seo Woo binggung kenapa Yoon Do malah menghubungkan hal itu.
“ kata Yoon Do, Seo Woo binggung kenapa Yoon Do malah menghubungkan hal itu.
“Apa Kau tahu yang dibutuhkan
anak-anak itu saat ini ? Dia adalah Ayahnya.
Mereka lebih butuh dia dibandingkan dirimu. Apa Kau tahu kenapa aku
tertarik pada
wanita yang pernah terluka ? Orang
yang punya pernah terluka, maka tahu
caranya mengasihi orang lain.” Tegas Yoon Do lalu
mengajaknya untuk segera pergi. Seo Woo hanya bisa tertunduk diam.
Seo Woo masuk ke ruangan Dokter Pi dengan wajah lesu,
bertanya apa yang dilakan apakah sedang sibuk. Dokter Pi bertanya balik ada apa
lagi. Seo Woo bertanya apakah boleh melakukan hal buruk padanya. Dokter Pi mengatakan boleh karena itu sudah menjadi
tugasnya. Seo Woo menghela nafas menurutnya Tidak
bisa, kalau Dokter Pi bersikap seperti ini.
Dokter Pi pikir lebih baik ia saja yang melakukanya, Seo
Woo pun mempersilahkan untuk melakukan apa saja. Dokter Pi berdiri dan langsung
memeluknya. Seo Woo kaget karena Dokter Pi itu malah memeluknya yang selama ini
tak dapat dirasakan oleh pria lainya.
Dokter Ahn melamun saat mengelap meja dan langsung
bersemangat saat melihat Soon Hee yang datang. Son Hee
mengeluh karena Dokter Ahn itu sungguh-sungguh tidak mau kembali ke rumah
sakit. Dokter Ahn menegaskan tak akan mau kembali, karena
Semuanya kesusahan karena dirinya.
“Tapi, pasti susah sekali menjadi dokter. Kenapa
kau menyerah ? Cepat Kembali.” Ucap Soon Hee
“Aku ini ingin sekali jadi dokter, bahkan membuang
semua kehidupan pribadiku. Tapi apa semua ini ?”keluh Dokter Ahn
“Kalau begitu pulang saja jangan tinggal terus didalam restoran” ucap Soon Hee
kesal
“Mana bisa aku pulang ? Setelah bilang ingin masuk
kedokteran, maka orang
tuaku membantuku habis-habisan. Berapa banyak uang yang mereka
habiskan buatku. Kalau aku melarikan diri, maka ayahku
akan membunuhku.” Cerita Dokter Ahn
Soon Hee bertanya apakah Ayah Dokter Ahn itu menyeramkan. Dokter Ahn membenarkan sangat menyeramkan.
Soon Hee mengaku ayahnya juga seperti itu tapi menurutnya mana bisa tidur ditempat seperti
ini. Dokter Ahn mengatakan phobia
pada kuman jadi tidak
bisa tidur di motel. Soon Hee mengeluh Dokter Ahn
itu berlebihan. Dokter Ahn memilih untuk kembali mengelap meja sampai bersih.
Ji Hong akhirnya mengantar Hye Jung sampai ke depan
rumah, Hye Jung melepaskan sabuk pengamanya, lalu mengucapkan terimakasih tapi
terhenti saat akan membuka pintu lalu menawarkan apakah Ji Hong Mau
masuk minum teh. Ji Hong mengangguk karena merasa akan
terluka kalau Hye Jung tak menawarkan seperti itu dan ingin sekali melihat bagaimana pacarnya itu hidup selama ini.
Di dalam rumah
Soon Hee sudah membawa Dokter Ahn masuk memberitahu kalau
ia punya hati yang lembut, Karena
Dokter Ahn tidak punya tujuan, jadi mengijinkan
tinggal dirumahnya beberapa
hari saja. Dokter Ahn tersenyum bahagia
mendenagrnya, Soon Hee mengatakan akan tidur di kamar
Hyejung.
Terdengar suara Hye Jung dari luar “Soon Hee dan aku belum pernah membawa laki-laki
kerumah sebelumnya.” Soon Hee
melotot kaget karena temanya itu sudah datang, Dokter Ahn pun ikut panik yan
harus dilakukan agar tak ketahuan. Soon Hee menyuruh Dokter Ahn untuk segera
bersembunyi dan menariknya masuk ke dalam kamarnya.
Hye Jung dan Ji Hong akhirnya masuk rumah, Ji Hong
mengaku baru pertama kali masuk rumah seorang wanita. Hye Jung pun memberikan
sandal untuk di dalam rumah dan melihat Soon Hee sudah pulang karen sepatunya
ada didepan pintu lalu bertanya sepat siapa itu. Ji Hong pikir itu sepatu pria,
Hye Jung terlihat gugup lalu menyuruh Ji Hong untuk segera duduk saja.
Soon Hee dan Dokter Ahn sedang menguping didepan pintu
kamar, Soon Hee panik bertanya apa yang harus dilakukanya. Dokter Ahn juga tak
tahu. Soon Hee mendorong dokter Ahn untuk menjauh darinya. Hye Jung memanggil
Soon Hee bertanya apakah sudah ada dirumah. Soon Hee pun menyahut meminta Hye
Jung menunggu sebentar lagi. Sebelum pergi, Soon Hee memperingatakan Dokter Ahn
untuk jangan pernah bergerak sedikit pun lalu keluar dari kamar.
Soon Hee berlari kegirangan menyambut Hye Jung yang
pulang lebih cepat dari biasanya lalu memeluknya. Hye Jung binggung bertanya
kenapa Soon Hee malah pulang lebih cepat. Soon Hee mengaku hanya
ingin mengambil sesuatu. Hye Jung bertanya sepatu
siapa di depan pintu. Soon Hee terlihat gugup lalu mengaku sengaja mengambilnya
sebagai aksesoris. Hye Jung binggung.
“Sekarang sedang trend memakai sepatu laki-laki.” Kata Soon Hee lalu mencoba mengalihkan dengan bertanya
sejak kapan Guru Hong itu datan,
“Aku daritadi sudah disini dan Kau saja yang tidak sadar.” Ucap Ji Hong, Soon Hee seperti memang tak sadar.
“Apa ada hal yang butuh perbaikan
dirumah ini ?” tanya Ji Hong, Soon Hee berteriak
sambil berdiri kalau tak ada yang harus dilakukan.
“Hei , kau bilang lampu kamarmu harus
diganti.” Ucap Hye Jung, Ji Hong pun siap untuk mengantinya.
Soon Hee langsung mendorong Ji Hong karena tak perlu
melakukanya. Ji Hong dan Hye Jung kaget melihat Soon Hee mendorong dengan keras
sampai duduk dikembali di sofa. Soon Hee mengatakan akan melakukanya sendiri. Hye
Jung merasa temanya hari ini bersikap aneh. Soon Hee beralasan itu karena
gurunya akhirnya datang menyapa secara
resmi.
Ji Hong yang masih dengan posisi bersandar di sofa
terlihat kesal karena untuk apa datang menyapa anak muridnya. Hye Jung setuju kalau Soon Hee itu mantan
muridnya jadi buat apa Ji Hong menyapanya. Soon Hee kesal kalau
sekarang Hye Jun itu memperlakukan Ji Hong lebih baik dibanding dirinya, tak
menyangka temanya bisa bersikap seperti ini.
Hye Jung melirik Ji Hong kebinggungan, Ji Hong hanya bisa
tersenyum. Soon Hee dengan wajah marah memperingatkan keduanya untuk tak masuk
kamarnya dan jangan mencarinya karena tak akan membukakan pintu. Lalu menghadap
ke arah Ji Hong dengan membungkuk ramah mengucapkan selamat
datang.
Sebelum pergi Soon Hee memperingatkan kembali untuk Jangan
pernah datang untuk mencarinya. Hye Jung
binggung ada apa dengan temanya. Ji Hong yakin Soon Hee untuk menyembunyikan
sesuatu. Soon Hee sampai dikamar dengan nafas terengah-engah. Dokter Ahn
langsung mendekat berbisik ditelinga apa yang terjadi diluar sana.
Soon Hee langsung memukul dan mendorongnya, keduanya
langsung mendekat di pintu ingin tahu yang terjadi diluar. Soon Hee menyuruh
Dokter Ahn untuk berhenti bernafas di telinganya.
Ji Hong masuk kamar Hye Jung lebih dulu, matanya langsung
melihat boneka yang berjejer diatas tempat tidur dan beberapa yang lainya
terlihat ada dirak. Lalu melihat ada buku diatas meja dan berjalan ke rak buku
menemukan sebuah buku yang tebal dan melihat didalamnya ada tulisan saat masih
menjadi guru SMA.
Flash Back
Hye Jung meminta Ji Hong memberikan buku sebagai hadiah
karena menjadi peringkat satu di pelajaran matematika Lalu memilih sebuah buku.
Ji Hong bertanya kenapa memilih ibuku itu, Hye Jung mengatakan karena ingin
saja dengan buku itu. Ji Hong berkomentar Hye Jung itu memang
aneh. Hye Jung membuka bagian depan buku meminta agar Ji Hong
memberikan tanda tanganya.
Ji Hong membaca tulisan dibawahnya yang ditulis oleh Hye
Jung “ Aku akan bekerja
keras agar dukunganmu tidak sia-sia.” Hye Jung
masuk kamar, Ji Hong tak percaya Hye Jun masih menyimpanya, Hye Jung pikir
sudah pasti, walaupun awalanya ingin membuang tapi karena harganya mahal jadi
lebih baik disimpan. Ji Hong hanya bisa tersenyum melihat tingkah Hye Jung yang
tak mau mengaku sengaja menyimpanya.
Hye Jung duduk diatas tempat tidurnya, Ji Hong berpikir
kalau ini pertama kalinya masuk kamar pacarnya, Hye Jung
mengangguk-anggukan kepala. Ji Hong menatapnya lalu berpikir harus pamit pergi
sekarang. Hye Jung sedih bertanya kenapa harus pergi.
“Hanya sendirian saja dikamarmu itu itu sedikit
berlebihan, terasa ada sesuatu yang bergairah” kata Ji Hong
“Kita memang perlu sedikit bergairah” goda Hye Jung terlihat berani.
Ji Hong mengatakan kalau bisa melakukanya, lalu mendorong
Hye Jung diatas tempat tidurnya. Hye Jung melotot kaget karena posisi Ji Hong
berada diatasnya, Ji Hong mengatakan bisa melakukan lebih baik
dari ini jadi meminta Hye Jung untuk tak mengadonya. Hye Jung
menganguk mengerti.
Akhirnya Ji Hong pun kembali duduk, Hye Jung terlihat
gugup sambil merapihkan rambutnya. Ji Hong pun meminta agar Hye Jung
mengantarnya sampai ke mobil, bahkan lebih suka
kalau dipeluk dari belakang lalu berjalan pergi.
Hye Jung tersenyum lalu berlari memeluk Ji Hong dari belakang. Ji Hong pun
memegang tangan Hye Jung yang memeluknya lalu bertanya apakah mereka harus
kembali ke tempat tidur. Hye Jung langsung mengajak mereka untuk segera pergi
saja. Ji Hong pun setuju.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar