PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 Agustus 2016

Sinopsis Love In The Moonlight Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Kim Ui Gyo terlihat marah melihat gambar pria, lalu menedang para anak buahnya karena menantuya akan segera mendapatkan hadiah karena sudah menjaga kesucian dirinya, tapi bagiamana bisa seorang pria lari dengan menantunya. Semua anak buahnya hanya bisa tertunduk.
“Apa yang sedang kau lakukan? Cepat.... Bawa dia kesini sekarang.... Bawa dia kepadaku sekarang.” Kata Ui Gyo penuh amarah, semua anak buahnya mencari anak menantunya.

Di pelabuhan, Tae Hyun sudah mendapatkan cinta si gadis berjalan memasuki perahu. Seorang pria bernama Kim Yoon Sung baru saja turun berpapasan dengan Tae Hyun dan wanitanya. Si wanita sempat melirik kebelakang dan Tae Hyun dengan baik hati menuntunya sampai ke atas perahu. Yoon Sung pun hanya tersenyum melihatnya dan akan berjalan pergi.
Baru saja beberapa langkah matanya melihat prajurit kerajaan sudah ada didekatnya, ketika melewati prajurit dengan payung yang dibawanya langsung memeluk wanita yang berjalan sendirian keluar dari pelabuhan. Si wanita binggung melihat sosok pria yang tiba-tiba memeluknya berjalan dari belakang. 
“Apa yang sedang kau lakukan? Ini kasar.” Ucap Si wanita
“Yang kasar adalah sinar matahari. Ini terlalu kuat... aku jadi khawatir ini bisa merusak wajah cantiknya.” Kata Yoon Sung dengan nada mengodanya. 

Si wanita seperti termakan omongan Yoon Sung, lalu berjalan keluar dari pelabuhan. Yoon Sung pun bisa keluar dengan menutupi wajahnya mengunakan payung.
“Siapa kau? kenapa kau sangat khawatir kepadaku?” kata si wanita binggung, Yoon Sung heran Si wanita mengatakan kau.
“Apa maksudmu wajah cantiknya? Tapi Aku sedang berbicara tentang diriku sendiri.” Kata Yoon Sung lalu berjalan pergi meninggalkan si wanita yang hanya bisa melonggo. 

Ra On menyusuri sungai mengeluh Lee Young yang tak percaya padanya. Lee Young mendorong Ra On untuk segera jalan saja, sampai di sebuah tumpukan batu besar Ra On berhenti sejenak menatapnya.
Flash Back
Ra On diikat terbalik oleh si rentenir, lalu semua anak buahnya berteriak bahagia memasukan kotoran dibawahnya. Ra On menutup hidungnya karena bau kotoran yang menusuk. Si ketua meminta agar mereka tak perlu keras pada Ra On.
“Kalau kau tidak membayar bunganya dalam tiga hari, maka Aku tidak akan menuangkan kotoran ini kepadamu. Sebaliknya, aku akan membakarmu hidup-hidup. Apa kau mengerti?” ucap si rentenier mengancam dengan obor, 

Ra On sedikit berdeham lalu berjalan melewati batu memberitahu akan  buang air kecil. Lee Young mengerutkan dahinya, Ra On bergaya seperti ingin membuka celananya, Lee Young tetap menatapnya. Ra On pikir Lee Young ingin menontonya saat buang air kecil dan mengodanya kalau Lee Young juga juga bisa buang air kecil. Lee Young mau tak mau membalikan badan dengan wajah kesal.
Mata Ra On melihat tumpukan rumput disampingnya, dengan cepat kaki Ra On menendang bagian belakang Lee Young sangat keras. Lee Young hilang keseimbangan lalu terjatuh ke dalam lubang, tanganya menarik kaki Ra On dan akhinya Ra On ikut juga masuk ke dalam lubang. 

Ra On memegang lehernya yang kesakitan, Lee Young setengah berbaring mendorong kaki Ra On yang menimpanya, tanganya langsung mencekik Ra On bertanya apa yang sebenarnya ingin dilakukanya. Ra On mencoba untuk tetap tenang menanyakan keadaan Lee Young apakah baik-baik saja.
“Kenapa kau mendorongku?” tanya Lee Young berteriak,
“Itu karena... Ada ular...” kata Ra On, Lee Young mengumpat Ra On itu ingin mati ditanganya.Ra On menunjuk kebelakang dan Lee Young merasakan ada sesuatu yang menjalar dibagian belakang. Ketika menengok memang benar ular dan langsung menjerit ketakutan. Ra On pun seperti seorang pria bisa membunuh ular sampai mati.
Lee Young dengan gaya sombongnya langsung berdiri tak mau dianggap remeh, Ra On pun ikut berdiri melihat ke atas lubang. Lee Young menyuruh Ra On berlutut dengan bertumpu pada tanganya. Ra On binggung, Lee Young mengatakan akan menariknya dari atas jadi menyuruh agar Ra On berlutut. Ra On memintaa gar mendorongnya saja dan nanti akan menariknya. Lee Young tak mau mendorong Ra On untuk berlutut.
Ra On mengatakan akan naik terlebih dulu. Lee Young dengan mata melotot menyuruh Ra On untuk cepat berlutut. Akhirnya Ra On berlutut, baru satu kaki Lee Young naik ke punggung, Ra On sudah tak kuat menahan bebanya.  Ra On pasrah menyuruh mereka tetap saja didalam karena Seseorang akan lewat suatu hari nanti.
Lee Young seperti anak kecil mengamuk mengaruk-garuk tanah, menyuruh Ra On segera berlutut. Tapi tetap saja tak berhasil, Ra On mengeluh  sudah mengatakan untuk menunggu. Lee Young menarik Ra On dan menatapnya, Ra On terlihat gugup berhadapan dengan seorang pria didepanya.
“Kau berdiri seperti ini agar aku bisa membantumu memanjat.” Ucap Lee Young lalu mengendongnya. Ra On melonggo tiba-tiba Lee Young mengendongnya.
“Bisakah kau menggapainya?” tanya Lee Young, Ra On sempat binggung lalu mengulurkan tangan dan  belum bisa  menyentuhnya.
Lee Young mencoba mengendong lebih tinggi lagi, dengan segenap kekuatanya bertanya apakah sekarang bisa menyentuhnya. Ra On berusaha mengulurkan tanganya meminta agar lebih tinggi lagi. Lee Young bersumpah setelah mereka keluar, maka akan membuatnya menyesal. Ra On tak mendengarnya bertanya apa yang dikatakan Lee Young. Dengan cepat Lee Young mengelengkan kepala bertanya apakah sekarang bisa memegang bagian atas lubang.
Ra On mendorong bahu Lee Young mengatakan belum bisa dan meminta agar mengendongnya lebih tinggi lagi. Lee Young kembali mengendong lebih tinggi lagi dan menyuruh Ra On untuk menarik tanganya lebih panjangnya. Ra On menyuruh Lee Young untuk mendorongnya lebih tinggi lagi. Lee Young pun berusaha dengan keras agar bisa menahan tubuh Ra On. Akhirnya Ra On pun berhasil sampai ke atas lubang. 


Terdengar teriakan dari bawah, Senyum licik Ra On terlihat. Lee Young menyuruh Ra On untuk segera mengambil dahan pohon agar bisa menariknya. Ra On tersenyum licik, Lee Young seperti sudah tahu apa yang ada dalam pikiran Ra On sekarang.
“Aku akan segera mengirim seseorang untuk membantumu. Maafkan aku.” Ucap Ra On. Lee Young meminta agar Ra On tidak boleh melakukan itu
 “Aku akan mengirimkan bantuan dalam waktu satu jam.” Kata Ra On beranjak pergi.
“Aku berjanji kepadamu... Aku akan membiarkanmu pergi tanpa bertanya. Sekarang, bantu aku keluar dari sini.” ucap Lee Young mengulurkan tangan meminta agar Ra On menariknya.
“Aku mendengar apa yang kau katakan sebelumnya. Kau mengatakan kalau kau akan membuatku menyesal.” Kata Ra On tak bisa dibohongi, Lee Young tertawa kalau itu tadi hanya bercanda saja, Tapi akhirnya tak bisa menahan amarahnya lagi.
“ Dasar kau!! Beraninya kau melakukan ini kepadaku? Apa kau pikir bisa mengatasi konsekuensinya?” teriak Lee Young marah dengan mata melotot.
“Iya. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan saat kita bertemu lagi. Kalau kau ingin aku menjadi anjingmu, maka Aku akan menjadi anjing. Aku sangat menyesal dan minta maaf” ucap Ra On
Lee Young berteriak meminta Ra On tak pergi, Ra On malah dengan sengaja menendang rumput agar jatuh kedalam lubang. Lee Young berteriak marah, karena berani melakukan ini padanya. Ra On pun berlari dengan wajah bahagia karena mereka tak akan bertemu lagi nanti. 

Ra On berjalan melewati pasar melihat pria yang menatap aneh, lalu melihat selembaran ditempat di dinding toko. Salah satu gambar mirip dengan dirinya, Yoon Sung sedang lewat juga melihat tiga gamba seperti sedang mencari seseorang, teringat kembali dengan sepasang pria dan wanita menaiki perahu.
“Kesalahan apa yang sudah dilakukan orang-orang ini?” tanya Yoon Sung
“Seorang Pelayan yang lari dengan menantu tuannya.” Kata pedagang, Ra On kaget mendengarnya.
“Bukankah pria menantu dari tuannya? Tapi wanita adalah menantu dari tuannya?” jerit Ra On kaget.
Yoon Sung melihat wajah Ra On mirip dengan gambar, sementara Ra On melihat sekeliling pasar sudah banyak pegawal kerajaan yang sedang berjaga-jaga. Yoon Sung tersenyum melihatnya, Ra On memiliki ide dengan menempelkan tahi lalat untuk meyamarkan wajahnya.

“Lalu kenapa orang ini... dicari?” tanya Yoon Sung menunjuk gambar wajah Ra On
“Pelayan membayar oraang itu untuk memikat wanita itu.” Kata si pedagang.
“Hei.... Dia tidak memikat wanita itu... Dia pasti mengatakan bagaimana perasaan mereka satu sama lain.” Ucap Ra On membela diri
Yoon Sung memanggil pengawal yang lewat didepan mereka, Ra On panik apa yang akan dilakukan Yoon Sung sekarang. Yoon Sung melirik lalu memberitahu Sepertinya dua orang itu sudah melarikan diri bersama-sama lalu bertanya Apa yang terjadi kepada pria yang satunya ketika ditangkap.
“Dia akan dibunuh oleh tuan... bahkan sebelum dia masuk penjara.” Ucap si pengawal
“Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku mendengar bahwa wanita itu sudah diperlakukan dengan sangat buruk oleh keluarga itu Disaat dia sedang merasa kesakitan, maka satu-satunya yang menghiburnya adalah dia. Itulah yang aku dengar.” Cerita Ra On yang mengenal pasangan itu.
“Bagaimana kau bisa tahu begitu banyak tentang mereka?” kata sipengawal curiga.
Yoon Sung tersenyum dan memilih pergi, pengawal semakin mendekat ingin melihat wajah Ra On. Ra On makin panik karena pengawal ingin melihat wajahnya dan mencoba menutupinya. Pengawal memaksa agar Ra On memperlihatkan wajahnya. Saat itu juga, Yoon Sung langsung memeluknya, berpura-pura sebagai kakaknya dan mengajak pergi.
“Kau terlihat begitu berantakan. Apa kau bermain dengan lumpur seperti anak kecil?” ucap Yoon Sung mengusap wajah adiknya, Ra On hanya diam mengikuti jalan Yoon Sung. Si pengawal hanya diam saja tanpa bisa melihat wajah Ra On yang sebenarnya. 



Kim Hun memberitahu Para pemimpin kerusuhan sudah dieksekusi dan para pedagang pasar yang berkumpul dianggap masalah yang serius. Oleh karena itu, disarankan pelaksanaan eksekusi dari Kim Jae Seok, pemilik penginapan dan Ha Yoon Soo, si pedagang. Raja yang terlihat gelisah mengatakan untuk melakukan yang disarankan oleh Kim Hun.
“Tunggu sebentar....  Apakah Mereka sudah dieksekusi? Aku belum mendengar tentang hal itu.” Kata Raja
“Aku yang memberi perintah dan Aku percaya kau akan membuat keputusan yang sama.” Ucap Kim Hun
“Kita harus menemukan solusi mendasar... jadi orang-orangku tidak perlu mencuri beras. Apa kau benar-benar percaya... aku akan setuju untuk membunuh mereka dibandingkan itu?” kata Raja gugup.

“Hatimu terlalu lembut. Kalau kita memberikan satu untuk para perusuh yang kelaparan maka mereka akan meminta puluhan dan ratusan lainnya. Pada akhirnya, bukan hanya penyimpanan beras. Bahkan Mereka akan mencoba untuk menyerang istanamu. Mungkin ada seorang pembunuh yang akan datang ke kamarmu... sama seperti 10 tahun yang lalu.” Kata Kim Hun
Si Raja seperti mengingat saat diserang oleh orang-orang dengan membakar kediamanya. Kim Hun tahu Raja  masih mengalami kesulitan tidur sepanjang malam jadi meminta agar tak merragukan kesetiaannya serta meminta tolong percayakan semua urusan itu kepadanya dan raja hanya  fokuslah untuk menjaga kesehatannya.  
Lee Young berdiri di kamar ayahnya menatap marah lalu memilih untuk kabur, Kasim Han pun hanya diam saja melihat putra mahkota yang tak jadi bertemu dengan ayahnya. 


Yoon Sung berjalan menatap Ra on disampingnya, lalu berdeham menanyakan apakah  tadi akan membantu menyamarkan dirinya. Ra On bertanya apa maksunyd itu tahi lalat yang menempel diwajahnya, Yoon Sung mengerakan kepalanya. Ra On berusaha tetap tenang dan berjalan lebih dulu seperti laki-laki.
“Karena kau sepertinya sudah menyadarinya, maka aku tidak akan berbohong kepadamu. Terima kasih karena sudah membantuku.” Kata Ra On
“Aku pikir kau tidak layak mati. Bagaimapun juga, kau berhasil lolos kali ini, tapi pasti akan sulit karena banyak orang yang sudah mengenalimu.” Ucap Yoon Sung
Ra On tak banyak komentar memilih untuk pamit pergi dan berpesan agar menjaga diri baik-baik lalu berjalan belok. Tiba-tiba seorang pria langsung menyergap Ra On dan menariknya. Yoon Sung yang sudah pergi kembali ke ke tempat Ra On berbelok tapi tak melihat batang hitungnya.

“Aku lupa mengatakan... bahwa mereka kelihatan sangat bahagia.” Ucap Yoon Sung tak percaya Ra On berjalan sangat cepat sekali.
Ra On sudah diikat tanganya dengan tali, matanya ditutup lalu jarinya di celupka pada tinta merah, Ra On menjerit ingin meminta agar dilepaskanya. Tangan Ra On seperti dipaksa untuk memberikan cap jempol, Ra On bisa menarik tanganya. Si rentenir tak pecaya Ra On ternyata sangat kuat sekali. Tapi akhirnya jari Ra On bisa tertempel pada lembaran kertas.
“Akhirnya, dia sudah melunasi semua hutangnya.”ucap si rentenier bahagia, mata Ra On dibuka bertanya apa yang sedang dilakukan rentenier itu padanya.
“Dengarkan aku. Memang benar bahwa aku menjualmu, tapi jangan lupa. aku jamin... jauh lebih baik seperti ini daripada dengan cara itu. Apa kau mengerti?” kata rentenir, Ra On berteriak menanyakan kemana si rentenier menjualnya. 


[Lembaga Pelatihan di Kantor Pelayan Kasim]
Ra On dipanggul masuk ke dalam sebuah rumah dan sengaa di tinggalkan didalam. Dengan wajah panik Ra On meminta agar dibukaan pintunya, lalu terlihat pisau yang sangat tajam sedang diasah. Perlahan Ra On mendekatinya, si pria pun melirik sinis dengan pisau ditanganya.
“Apa... Tempat apa ini?” kata Ra On ketakutan
“Ini adalah Kantor pelayan Kasim “ kata si pria, Ra On binggung apa maksudnya.
.”Ini adalah tempat di mana kami membuat anak laki-laki jadi kasim.” Ucap si pria. Ra On memastikan apa yang diperbuat oleh pria itu.
“Seorang kasim.” Kata si pria, Ra On melihat bagia bawahnya karena tidak memiliki alat kelamin seperti pria.

Si pria mendekat dengan memegang pisaunya, Ra On panik berjalan mundur memberitahu kalau tidak bisa menjadi seorang kasim dan mengedor pintu agar bisa membukakan pintu untuknya. Si pria memberitahu namanya adalah Um Gong
“Tuan Um Gong.... Jangan lakukan itu kepadaku. Tolong.” Kata Ra On langsung berlutut di hadapan Um Gong. Um Gong malah berjongkok mendekatkan pisauanya. Ra On menjerit menyuruh Um Gong menjauh darinya.
“Aku tidak mengatakan kalau aku akan melakukan sesuatu kepadamu sekarang. Jangan buang energimu dengan sia-sia. Kau tidak akan mendapatkan makanan selama tiga hari sebelum operasi.” Ucap Um Gong lalu memuji Ra On yang terlihat sebagai pria yang cantik.
“Aku bahkan tidak peduli kalau aku tidak mendapatkan makanan. Aku tidak memilikinya.” Kata Ra On melihat bagian bawahnya
Um Gong tadi sudah pergi kembali datang mendengar  Ra On yang mengatakan tidak memiliki sesuatu. Ra On pun hanya bisa diam saja. 

Putri Younggeun bertanya pada pelayan apakah tak ada kabar lagi dari pria itu, pelayan dengan gugupmengatak tak ada, menjelaskan Tidak ada apapun di bawah atap. Putri Younggeun heran karena  Sudah lama sejak hari yang dijanjikan tapi kenapa belum mengirim balasannya
Lee Young ingin mendekat tapi sang adik sudah merengek sambil menjatuhan badannya dibawah, pelayan terlihat ikut sedih Putri tak percaya kenapa pria itu tidak berperasaan dan tidak percaya lagi pada pria itu. Lee Young pun memilih untuk pergi meninggalkanya. 

Ra On menangisi nasibnya dengan tangan diikat pada kursi, Um Gong menyuruhnya untuk berhenti menangis karena tidak ada jalan kembali, bahkan sudah membayar dan mendaftarkannya. Menurutnya entah Ra On akan hidup sebagai seorang kasim atau mati mati ditempat jadi lebih baik  pasrah saja.
“Tetap saja, Kurasa aku sangat beruntung.” Ucap Ra On, Um Gong bertanya apa maksudnya itu.
“Aku mendengar... bahwa kau yang terbaik dalam hal semacam ini di negara ini.” kata Ra On
“Aku cukup berbakat... Orang lain hanya bisa menjada 3 atau 4 dari 10 tetap hidup, tapi aku lebih baik dari mereka. Aku menjaga setengahnya tetap hidup yaitu menjaga 5 dari 10 tetap hidup.” Kata Um Gong sambil meminum araknya.
“Itu mengagumkan.”ucap Ra On lalu mencoba lepaskan tanganya.
“Bukan hanya itu... Sekitar 10 tahun yang lalu... Aku... Ahh... Ini adalah rahasia.” Kata Um Gong lalu memalingkan wajahnya, Ra On pun bisa melepaskan tangan kirinya.
“Aku melakukan operasikan saat aku benar-benar mabuk, tapi aku memotongnya dengan sangat tepat.” Ucap Um Gong bangga, Ra On akhirnya bisa melepaskan keduanya tanganya dan duduk disamping Um Gong.
“Ah.... Benarkah? Bagaimana kau bisa melakukannya saat kau sedang mabuk?” tanya Ra On.
“Tanganku ingat bagaimana untuk melakukannya.” Ucap Um Gong bangga melihat tanganya dan ingi kembali minum tapi Ra On lebih dulu menariknya.
“Tapi semua orang mengatakan bahwa mereka hebat di masanya. Yah.. Seperti itulah, Saat seseorang menjadi tua, mereka mulai membuat kesalahan.” Komentar Ra On sambil mencoba menungkan kembali arak yang sudah habis.
“Beraninya kau berbicara seperti itu kepada Guru Um Gong?!” kata Um Gong mengambil gelas arah yang ingin diminum Ra On.
Ra On seperti sengaja membuat si pria mabuk lalu memujinya kalau Um Gong itu memang seorang pria sejati. Um Gong pikir sudah pasti dirinya itu seorang laki-laki bukan seorang wanita meminta agar menungakan kembali araknya karena bisa mengatasinya. Akhirnya wajah Um Gong memerah dan terlihat sangat mambuk, menurutnya karena sudah menikmati minumannya, maka harus kembali bekerja. Ra On melihat Um Gong yang memegang pisau memberitahu yang sebenarnya, lalu terdengar jeritan sangat kencang dari dalam ruangan. 


Pagi hari
Um Gong terbangun setelah mabuk lalu melihat sekeliling ruangan banyak sekali bekas darah, wajahnya langsung panik merasa kalau harus mulai berhenti minum dan menampar wajahnya karena mengunakan pisaunya saat sedang mabuk.
Ra On terlihat tidur dengan wajah pucat, Um Gong tak percaya kalau pasienya kali ini masih hidup. Ra On mencoba bangun tapi seluruh badanya terasa sakit. Um Gong melihat dibawah selimut masih ada darah yang menempel dibagian celana.
“Apa yang terjadi... Kau ingat apa yang terjadi semalam, kan?” ucap Um Gong
“Kau begitu percaya diri tadi malam. Apa kau tidak ingat apa yang terjadi?” balas Ra On terlihat lemas.
Um Gong mengaku mengingat semuanya dan menanyakan keadaanya. Ra On dengan senyuman mengatakan kalau Um Gong memang  luar biasa lalu mengatakan ingin tidur. Um Gong pun menyuruh Ra On untuk istirahat saja lalu berjalan pergi meninggalkanya. 

Ra On berusaha duduk melihat luka yang ada dibagian pahanya sehingga terlihat ada banyak darah, lalu menatap wajahnya ke cermin. Paman Ra On sudah berkemas dan melihat sekeliling, temanya merasa Sam Nom tidak akan datang jadi tidak ada gunanya menunggu. Paman Ra On pun mengajak mereka segera peri saja dan tidak menunggunya. Sebelum pergi si paman menengok kebelakang seperti masih ragu.
Ra On membuka ikatan rambutnya terlihat rambut pajang teurai sebuah belahan kaca ada bercak darah, dengan kain kasa Ra On membalut sendiri luka dibagian pahanya.
Flash Back
Ra On mengunci rambutnya mengunakan pita, tak lupa memasang pewarna dibibirnya. Ibunya datang panik melihat anaknya langsung menyuruh untuk membuka semua pakaianya. Ra On menolak meminta agar membiarkan mengunakan pakaian wanita satu hari saja, hanya sampai matahari terbenam, sang ibu malah menampar wajahnya.
“Kau bukan seorang gadis, tapi Kau anak laki-laki. Apa kau tidak mengerti? Apa kau ingin aku untuk memberitahumu lagi? Maksudku... apa kau ingin aku menamparmu lagi? Cepat Lepaskan sekarang.” Kata ibunya. Ra On hanya bisa menahan tangisnya. 

Ra On membalut dadanya dengan kain agar tak terlihat seperti wanita, teringat kembali kata-kata pamanya “Kalau suatu hari kau tidak kembali, maka Aku akan bahagia. Kau tahu apa maksudku.” Mengingat kata-kata pamanya Ra On merasa pamanya itu pasti berpikir melarikan diri dan yakin merasa senang sekarang.
Buru-buru Ra On menghapus air matanya dan kembali mengingkat rambutnya agar terlihat seperti laki-laki. 

Putri mahkota mogok makan, hanya melirik sendok yang diberikan oleh pelayan. Walaupun matanya ingin sekali memakanya tapi memilih untuk tak memakanya. Pelayan kesal karena sudah mengkhawatirkan setengah mati. Putri mengatakan aka membalas dendam, bahkan akan menangkap dan memotong pria itu.
“Tapi.... Bagaimana kalau dia tertular penyakit yang mengerikan?” ucap Putri polos, pelayan tak menyangka putri berpikiran seperti itu.

Lee Young datang ke kamar adiknya, Putri bertanya kenapa sang kakak datang ke kamarnya. Lee Young malah balik bertanya, memangnya seorang kakak tak boleh datang ke kamar adiknya, lalu berkomentar kalau adiknya itu  kelihatan mengerikan dan melempar buku diatas meja, Putri melihat banyak gambar pria dan bertanya apa maksudnya itu.  
“Jika kau makan ini, aku akan memberitahumu.” Kata Lee Young menyendokan bubur, Putri pun mau tak mau membuka mulutnya untuk makan.

“Buku ini memiliki daftar... dari semua bujangan paling memenuhi syarat.” Ucap Lee Young. Putri bertanya kenapa memberikan padanya, Lee Young kembali menyuapi adiknya yang sedang mogok makan.
“Pilih siapa saja yang kau sukai. Maka Aku akan membawanya kepadamu entah bagaimana caranya.” Ucap Lee Young, putri menjerit kaget.
“Ini adalah dunia yang besar dengan banyak pria.” Komentar Lee Young yang bisa membuat adiknya kembal
“Apa Kau menyebut pengecut itu seorang pria?” gumam Lee Young kesal 

Semua calon kasim pun masuk istana, Ra On berjalan ketakutan. Um Gong mendorongnya agar segera masuk ke dalam. Ra On ingin berbalik tapi seorang pria menabraknya, Kim Byung Yeon ikut masuk dengan topinya. Ra On melihat di tangan pria itu ada bekas darah, akhirnya memilih untuk memberanikan masuk istana.

Di tempat tidur para kasim, Ra On berselebahan dengan Do Gi, pria bertubuh tambun. Do Gi tertidur nyenyak sampai memeluk Ra On yang ada disampingnya. Ra On langsung bangun dan mendorongnya agar menjauh.
Flash Back
Sebelum masuk, Um Gong berjongkok menyuruh Ra On untuk bersiap. Setelah tes sederhana di pagi hari, maka pelatihan yang menyiksa akan dimulai. Ra On bertanya tes semacam apa. Um Gong mengatakan apa lagi kalau bukan tes obat-obatan.
“Mereka akan memastikan itu sudah dipotong dengan benar. Tapi Jangan khawatir, karena kau tahu kemampuanku.” Kata Um Gong merasa sudah memotong alat kelamin Ra On. 


Diam-diam Ra On memilih keluar dari tempat kasim lalu bersembunyi dari penjaga yang sedang berkeliling. Ia pun berjalan mundur melewati hutan bambu, tapi saat berbalik malah menabrak seseorang. Pria itu bertanya siapa itu. Ra On tak melihat wajah si pria karena gelap.
Bulan yang tertutup awan terlihat memperlihatkan yang sangat cahaya terang, Ra On dan Lee Young saling menatap karena wajah mereka sama-sama terlihat. Ra On mengenal Lee Young sebagai si sendok perak. Lee Young mengenal Ra On sebagai Jung Do Ryung.
Flash back 
“Apa kau pikir kau bisa menangani akibatnya?” teriak Lee Young dalam lubang.
“Ya.. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan, saat kita bertemu lagi Kalau kau ingin aku menjadi anjingmu, Aku akan menjadi anjingmu.” Kata Ra On yang berhasil naik ke tanah.
Lee Young tersenyum mendengar janji Ra On yang anak menjadi anjingnya kalau memang bertemu lagi. Ra On ingin pergi tapi Lee Young sudah memegang dagunya dan menyapa senang bertemu kembali dengan memanggil anak anjing. 
bersambung ke episode 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: