PS : All
images credit and content copyright : KBS
Kim Ui Gyo terlihat marah melihat gambar pria, lalu
menedang para anak buahnya karena menantuya akan segera mendapatkan hadiah
karena sudah menjaga kesucian dirinya, tapi bagiamana bisa seorang pria lari
dengan menantunya. Semua anak buahnya hanya bisa tertunduk.
“Apa yang sedang kau lakukan? Cepat.... Bawa dia kesini
sekarang.... Bawa dia kepadaku sekarang.” Kata Ui Gyo penuh amarah, semua anak
buahnya mencari anak menantunya.
Di pelabuhan, Tae Hyun sudah mendapatkan cinta si gadis
berjalan memasuki perahu. Seorang pria bernama Kim Yoon Sung baru saja turun
berpapasan dengan Tae Hyun dan wanitanya. Si wanita sempat melirik kebelakang
dan Tae Hyun dengan baik hati menuntunya sampai ke atas perahu. Yoon Sung pun
hanya tersenyum melihatnya dan akan berjalan pergi.
Baru saja beberapa langkah matanya melihat prajurit
kerajaan sudah ada didekatnya, ketika melewati prajurit dengan payung yang
dibawanya langsung memeluk wanita yang berjalan sendirian keluar dari
pelabuhan. Si wanita binggung melihat sosok pria yang tiba-tiba memeluknya
berjalan dari belakang.
“Apa yang sedang kau lakukan? Ini kasar.” Ucap Si wanita
“Yang kasar adalah sinar matahari. Ini terlalu kuat... aku
jadi khawatir ini bisa merusak wajah cantiknya.” Kata Yoon Sung dengan nada
mengodanya.
Si wanita seperti termakan omongan Yoon Sung, lalu
berjalan keluar dari pelabuhan. Yoon Sung pun bisa keluar dengan menutupi
wajahnya mengunakan payung.
“Siapa kau? kenapa kau sangat khawatir kepadaku?” kata si
wanita binggung, Yoon Sung heran Si wanita mengatakan kau.
“Apa maksudmu wajah cantiknya? Tapi Aku sedang berbicara
tentang diriku sendiri.” Kata Yoon Sung lalu berjalan pergi meninggalkan si
wanita yang hanya bisa melonggo.
Ra On menyusuri sungai mengeluh Lee Young yang tak
percaya padanya. Lee Young mendorong Ra On untuk segera jalan saja, sampai di
sebuah tumpukan batu besar Ra On berhenti sejenak menatapnya.
Flash Back
Ra On diikat terbalik oleh si rentenir, lalu semua anak
buahnya berteriak bahagia memasukan kotoran dibawahnya. Ra On menutup hidungnya
karena bau kotoran yang menusuk. Si ketua meminta agar mereka tak perlu keras pada
Ra On.
“Kalau kau tidak membayar bunganya dalam tiga hari, maka Aku
tidak akan menuangkan kotoran ini kepadamu. Sebaliknya, aku akan membakarmu
hidup-hidup. Apa kau mengerti?” ucap si rentenier mengancam dengan obor,
Ra On sedikit berdeham lalu berjalan melewati batu
memberitahu akan buang air kecil. Lee
Young mengerutkan dahinya, Ra On bergaya seperti ingin membuka celananya, Lee
Young tetap menatapnya. Ra On pikir Lee Young ingin menontonya saat buang air
kecil dan mengodanya kalau Lee Young juga juga bisa buang air kecil. Lee Young
mau tak mau membalikan badan dengan wajah kesal.
Mata Ra On melihat tumpukan rumput disampingnya, dengan
cepat kaki Ra On menendang bagian belakang Lee Young sangat keras. Lee Young
hilang keseimbangan lalu terjatuh ke dalam lubang, tanganya menarik kaki Ra On
dan akhinya Ra On ikut juga masuk ke dalam lubang.
Ra On memegang lehernya yang kesakitan, Lee Young
setengah berbaring mendorong kaki Ra On yang menimpanya, tanganya langsung
mencekik Ra On bertanya apa yang sebenarnya ingin dilakukanya. Ra On mencoba
untuk tetap tenang menanyakan keadaan Lee Young apakah baik-baik saja.
“Kenapa kau mendorongku?” tanya Lee Young berteriak,
“Itu karena... Ada ular...” kata Ra On, Lee Young
mengumpat Ra On itu ingin mati ditanganya.Ra On menunjuk kebelakang dan Lee Young merasakan ada
sesuatu yang menjalar dibagian belakang. Ketika menengok memang benar ular dan
langsung menjerit ketakutan. Ra On pun seperti seorang pria bisa membunuh ular
sampai mati.
Lee Young dengan gaya sombongnya langsung berdiri tak mau
dianggap remeh, Ra On pun ikut berdiri melihat ke atas lubang. Lee Young
menyuruh Ra On berlutut dengan bertumpu pada tanganya. Ra On binggung, Lee
Young mengatakan akan menariknya dari atas jadi menyuruh agar Ra On berlutut.
Ra On memintaa gar mendorongnya saja dan nanti akan menariknya. Lee Young tak
mau mendorong Ra On untuk berlutut.
Ra On mengatakan akan naik terlebih dulu. Lee Young
dengan mata melotot menyuruh Ra On untuk cepat berlutut. Akhirnya Ra On berlutut,
baru satu kaki Lee Young naik ke punggung, Ra On sudah tak kuat menahan
bebanya. Ra On pasrah menyuruh mereka
tetap saja didalam karena Seseorang akan lewat suatu hari nanti.
Lee Young seperti anak kecil mengamuk mengaruk-garuk
tanah, menyuruh Ra On segera berlutut. Tapi tetap saja tak berhasil, Ra On
mengeluh sudah mengatakan untuk
menunggu. Lee Young menarik Ra On dan menatapnya, Ra On terlihat gugup
berhadapan dengan seorang pria didepanya.
“Kau berdiri seperti ini agar aku bisa membantumu memanjat.”
Ucap Lee Young lalu mengendongnya. Ra On melonggo tiba-tiba Lee Young
mengendongnya.
“Bisakah kau menggapainya?” tanya Lee Young, Ra On sempat
binggung lalu mengulurkan tangan dan
belum bisa menyentuhnya.
Lee Young mencoba mengendong lebih tinggi lagi, dengan
segenap kekuatanya bertanya apakah sekarang bisa menyentuhnya. Ra On berusaha
mengulurkan tanganya meminta agar lebih tinggi lagi. Lee Young bersumpah
setelah mereka keluar, maka akan membuatnya menyesal. Ra On tak mendengarnya
bertanya apa yang dikatakan Lee Young. Dengan cepat Lee Young mengelengkan
kepala bertanya apakah sekarang bisa memegang bagian atas lubang.
Ra On mendorong bahu Lee Young mengatakan belum bisa dan
meminta agar mengendongnya lebih tinggi lagi. Lee Young kembali mengendong
lebih tinggi lagi dan menyuruh Ra On untuk menarik tanganya lebih panjangnya.
Ra On menyuruh Lee Young untuk mendorongnya lebih tinggi lagi. Lee Young pun
berusaha dengan keras agar bisa menahan tubuh Ra On. Akhirnya Ra On pun
berhasil sampai ke atas lubang.
Terdengar teriakan dari bawah, Senyum licik Ra On
terlihat. Lee Young menyuruh Ra On untuk segera mengambil dahan pohon agar bisa
menariknya. Ra On tersenyum licik, Lee Young seperti sudah tahu apa yang ada
dalam pikiran Ra On sekarang.
“Aku akan segera mengirim seseorang untuk membantumu. Maafkan
aku.” Ucap Ra On. Lee Young meminta agar Ra On tidak boleh melakukan itu
“Aku akan
mengirimkan bantuan dalam waktu satu jam.” Kata Ra On beranjak pergi.
“Aku berjanji kepadamu... Aku akan membiarkanmu pergi
tanpa bertanya. Sekarang, bantu aku keluar dari sini.” ucap Lee Young
mengulurkan tangan meminta agar Ra On menariknya.
“Aku mendengar apa yang kau katakan sebelumnya. Kau
mengatakan kalau kau akan membuatku menyesal.” Kata Ra On tak bisa dibohongi,
Lee Young tertawa kalau itu tadi hanya bercanda saja, Tapi akhirnya tak bisa
menahan amarahnya lagi.
“ Dasar kau!! Beraninya kau melakukan ini kepadaku? Apa
kau pikir bisa mengatasi konsekuensinya?” teriak Lee Young marah dengan mata
melotot.
“Iya. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan saat
kita bertemu lagi. Kalau kau ingin aku menjadi anjingmu, maka Aku akan menjadi
anjing. Aku sangat menyesal dan minta maaf” ucap Ra On
Lee Young berteriak meminta Ra On tak pergi, Ra On malah
dengan sengaja menendang rumput agar jatuh kedalam lubang. Lee Young berteriak
marah, karena berani melakukan ini padanya. Ra On pun berlari dengan wajah
bahagia karena mereka tak akan bertemu lagi nanti.
Ra On berjalan melewati pasar melihat pria yang menatap
aneh, lalu melihat selembaran ditempat di dinding toko. Salah satu gambar mirip
dengan dirinya, Yoon Sung sedang lewat juga melihat tiga gamba seperti sedang
mencari seseorang, teringat kembali dengan sepasang pria dan wanita menaiki
perahu.
“Kesalahan apa yang sudah dilakukan orang-orang ini?”
tanya Yoon Sung
“Seorang Pelayan yang lari dengan menantu tuannya.” Kata
pedagang, Ra On kaget mendengarnya.
“Bukankah pria menantu dari tuannya? Tapi wanita adalah
menantu dari tuannya?” jerit Ra On kaget.
Yoon Sung melihat wajah Ra On mirip dengan gambar,
sementara Ra On melihat sekeliling pasar sudah banyak pegawal kerajaan yang
sedang berjaga-jaga. Yoon Sung tersenyum melihatnya, Ra On memiliki ide dengan
menempelkan tahi lalat untuk meyamarkan wajahnya.
“Lalu kenapa orang ini... dicari?” tanya Yoon Sung
menunjuk gambar wajah Ra On
“Pelayan membayar oraang itu untuk memikat wanita itu.”
Kata si pedagang.
“Hei.... Dia tidak memikat wanita itu... Dia pasti
mengatakan bagaimana perasaan mereka satu sama lain.” Ucap Ra On membela diri
Yoon Sung memanggil pengawal yang lewat didepan mereka,
Ra On panik apa yang akan dilakukan Yoon Sung sekarang. Yoon Sung melirik lalu
memberitahu Sepertinya dua orang itu sudah melarikan diri bersama-sama lalu
bertanya Apa yang terjadi kepada pria yang satunya ketika ditangkap.
“Dia akan dibunuh oleh tuan... bahkan sebelum dia masuk
penjara.” Ucap si pengawal
“Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku
mendengar bahwa wanita itu sudah diperlakukan dengan sangat buruk oleh keluarga
itu Disaat dia sedang merasa kesakitan, maka satu-satunya yang menghiburnya
adalah dia. Itulah yang aku dengar.” Cerita Ra On yang mengenal pasangan itu.
“Bagaimana kau bisa tahu begitu banyak tentang mereka?”
kata sipengawal curiga.
Yoon Sung tersenyum dan memilih pergi, pengawal semakin
mendekat ingin melihat wajah Ra On. Ra On makin panik karena pengawal ingin
melihat wajahnya dan mencoba menutupinya. Pengawal memaksa agar Ra On
memperlihatkan wajahnya. Saat itu juga, Yoon Sung langsung memeluknya,
berpura-pura sebagai kakaknya dan mengajak pergi.
“Kau terlihat begitu berantakan. Apa kau bermain dengan
lumpur seperti anak kecil?” ucap Yoon Sung mengusap wajah adiknya, Ra On hanya
diam mengikuti jalan Yoon Sung. Si pengawal hanya diam saja tanpa bisa melihat
wajah Ra On yang sebenarnya.
Kim Hun memberitahu Para pemimpin kerusuhan sudah
dieksekusi dan para pedagang pasar yang berkumpul dianggap masalah yang serius.
Oleh karena itu, disarankan pelaksanaan eksekusi dari Kim Jae Seok, pemilik penginapan
dan Ha Yoon Soo, si pedagang. Raja yang terlihat gelisah mengatakan untuk
melakukan yang disarankan oleh Kim Hun.
“Tunggu sebentar....
Apakah Mereka sudah dieksekusi? Aku belum mendengar tentang hal itu.”
Kata Raja
“Aku yang memberi perintah dan Aku percaya kau akan
membuat keputusan yang sama.” Ucap Kim Hun
“Kita harus menemukan solusi mendasar... jadi
orang-orangku tidak perlu mencuri beras. Apa kau benar-benar percaya... aku
akan setuju untuk membunuh mereka dibandingkan itu?” kata Raja gugup.
“Hatimu terlalu lembut. Kalau kita memberikan satu untuk
para perusuh yang kelaparan maka mereka akan meminta puluhan dan ratusan
lainnya. Pada akhirnya, bukan hanya penyimpanan beras. Bahkan Mereka akan
mencoba untuk menyerang istanamu. Mungkin ada seorang pembunuh yang akan datang
ke kamarmu... sama seperti 10 tahun yang lalu.” Kata Kim Hun
Si Raja seperti mengingat saat diserang oleh orang-orang
dengan membakar kediamanya. Kim Hun tahu Raja
masih mengalami kesulitan tidur sepanjang malam jadi meminta agar tak
merragukan kesetiaannya serta meminta tolong percayakan semua urusan itu kepadanya
dan raja hanya fokuslah untuk menjaga
kesehatannya.
Lee Young berdiri di kamar ayahnya menatap marah lalu
memilih untuk kabur, Kasim Han pun hanya diam saja melihat putra mahkota yang
tak jadi bertemu dengan ayahnya.
Yoon Sung berjalan menatap Ra on disampingnya, lalu
berdeham menanyakan apakah tadi akan
membantu menyamarkan dirinya. Ra On bertanya apa maksunyd itu tahi lalat yang
menempel diwajahnya, Yoon Sung mengerakan kepalanya. Ra On berusaha tetap
tenang dan berjalan lebih dulu seperti laki-laki.
“Karena kau sepertinya sudah menyadarinya, maka aku tidak
akan berbohong kepadamu. Terima kasih karena sudah membantuku.” Kata Ra On
“Aku pikir kau tidak layak mati. Bagaimapun juga, kau
berhasil lolos kali ini, tapi pasti akan sulit karena banyak orang yang sudah
mengenalimu.” Ucap Yoon Sung
Ra On tak banyak komentar memilih untuk pamit pergi dan
berpesan agar menjaga diri baik-baik lalu berjalan belok. Tiba-tiba seorang
pria langsung menyergap Ra On dan menariknya. Yoon Sung yang sudah pergi
kembali ke ke tempat Ra On berbelok tapi tak melihat batang hitungnya.
“Aku lupa mengatakan... bahwa mereka kelihatan sangat
bahagia.” Ucap Yoon Sung tak percaya Ra On berjalan sangat cepat sekali.
Ra On sudah diikat tanganya dengan tali, matanya ditutup
lalu jarinya di celupka pada tinta merah, Ra On menjerit ingin meminta agar
dilepaskanya. Tangan Ra On seperti dipaksa untuk memberikan cap jempol, Ra On
bisa menarik tanganya. Si rentenir tak pecaya Ra On ternyata sangat kuat
sekali. Tapi akhirnya jari Ra On bisa tertempel pada lembaran kertas.
“Akhirnya, dia sudah melunasi semua hutangnya.”ucap si
rentenier bahagia, mata Ra On dibuka bertanya apa yang sedang dilakukan
rentenier itu padanya.
“Dengarkan aku. Memang benar bahwa aku menjualmu, tapi
jangan lupa. aku jamin... jauh lebih baik seperti ini daripada dengan cara itu.
Apa kau mengerti?” kata rentenir, Ra On berteriak menanyakan kemana si
rentenier menjualnya.
[Lembaga Pelatihan di
Kantor Pelayan Kasim]
Ra On dipanggul masuk ke dalam sebuah rumah dan sengaa di
tinggalkan didalam. Dengan wajah panik Ra On meminta agar dibukaan pintunya,
lalu terlihat pisau yang sangat tajam sedang diasah. Perlahan Ra On
mendekatinya, si pria pun melirik sinis dengan pisau ditanganya.
“Apa... Tempat apa ini?” kata Ra On ketakutan
“Ini adalah Kantor pelayan Kasim “ kata si pria, Ra On
binggung apa maksudnya.
.”Ini adalah tempat di mana kami membuat anak laki-laki jadi
kasim.” Ucap si pria. Ra On memastikan apa yang diperbuat oleh pria itu.
“Seorang kasim.” Kata si pria, Ra On melihat bagia
bawahnya karena tidak memiliki alat kelamin seperti pria.
Si pria mendekat dengan memegang pisaunya, Ra On panik
berjalan mundur memberitahu kalau tidak
bisa menjadi seorang kasim dan mengedor pintu agar bisa membukakan pintu
untuknya. Si pria memberitahu namanya adalah Um Gong
“Tuan Um Gong.... Jangan lakukan itu kepadaku. Tolong.” Kata
Ra On langsung berlutut di hadapan Um Gong. Um Gong malah berjongkok
mendekatkan pisauanya. Ra On menjerit menyuruh Um Gong menjauh darinya.
“Aku tidak mengatakan kalau aku akan melakukan sesuatu
kepadamu sekarang. Jangan buang energimu dengan sia-sia. Kau tidak akan
mendapatkan makanan selama tiga hari sebelum operasi.” Ucap Um Gong lalu memuji
Ra On yang terlihat sebagai pria yang cantik.
“Aku bahkan tidak peduli kalau aku tidak mendapatkan
makanan. Aku tidak memilikinya.” Kata Ra On melihat bagian bawahnya
Um Gong tadi sudah pergi kembali datang mendengar Ra On yang mengatakan tidak memiliki sesuatu.
Ra On pun hanya bisa diam saja.
Putri Younggeun bertanya pada pelayan apakah tak ada
kabar lagi dari pria itu, pelayan dengan gugupmengatak tak ada, menjelaskan Tidak
ada apapun di bawah atap. Putri Younggeun heran karena Sudah lama sejak hari yang dijanjikan tapi
kenapa belum mengirim balasannya
Lee Young ingin mendekat tapi sang adik sudah merengek
sambil menjatuhan badannya dibawah, pelayan terlihat ikut sedih Putri tak
percaya kenapa pria itu tidak berperasaan dan tidak percaya lagi pada pria itu.
Lee Young pun memilih untuk pergi meninggalkanya.
Ra On menangisi nasibnya dengan tangan diikat pada kursi,
Um Gong menyuruhnya untuk berhenti menangis karena tidak ada jalan kembali,
bahkan sudah membayar dan mendaftarkannya. Menurutnya entah Ra On akan hidup
sebagai seorang kasim atau mati mati ditempat jadi lebih baik pasrah saja.
“Tetap saja, Kurasa aku sangat beruntung.” Ucap Ra On, Um
Gong bertanya apa maksudnya itu.
“Aku mendengar... bahwa kau yang terbaik dalam hal semacam
ini di negara ini.” kata Ra On
“Aku cukup berbakat... Orang lain hanya bisa menjada 3
atau 4 dari 10 tetap hidup, tapi aku lebih baik dari mereka. Aku menjaga
setengahnya tetap hidup yaitu menjaga 5 dari 10 tetap hidup.” Kata Um Gong
sambil meminum araknya.
“Itu mengagumkan.”ucap Ra On lalu mencoba lepaskan
tanganya.
“Bukan hanya itu... Sekitar 10 tahun yang lalu... Aku...
Ahh... Ini adalah rahasia.” Kata Um Gong lalu memalingkan wajahnya, Ra On pun
bisa melepaskan tangan kirinya.
“Aku melakukan operasikan saat aku benar-benar mabuk, tapi
aku memotongnya dengan sangat tepat.” Ucap Um Gong bangga, Ra On akhirnya bisa
melepaskan keduanya tanganya dan duduk disamping Um Gong.
“Ah.... Benarkah? Bagaimana kau bisa melakukannya saat
kau sedang mabuk?” tanya Ra On.
“Tanganku ingat bagaimana untuk melakukannya.” Ucap Um
Gong bangga melihat tanganya dan ingi kembali minum tapi Ra On lebih dulu
menariknya.
“Tapi semua orang mengatakan bahwa mereka hebat di
masanya. Yah.. Seperti itulah, Saat seseorang menjadi tua, mereka mulai membuat
kesalahan.” Komentar Ra On sambil mencoba menungkan kembali arak yang sudah
habis.
“Beraninya kau berbicara seperti itu kepada Guru Um Gong?!”
kata Um Gong mengambil gelas arah yang ingin diminum Ra On.
Ra On seperti sengaja membuat si pria mabuk lalu
memujinya kalau Um Gong itu memang seorang pria sejati. Um Gong pikir sudah
pasti dirinya itu seorang laki-laki bukan seorang wanita meminta agar
menungakan kembali araknya karena bisa mengatasinya. Akhirnya wajah Um Gong
memerah dan terlihat sangat mambuk, menurutnya karena sudah menikmati
minumannya, maka harus kembali bekerja. Ra On melihat Um Gong yang memegang
pisau memberitahu yang sebenarnya, lalu terdengar jeritan sangat kencang dari
dalam ruangan.
Pagi hari
Um Gong terbangun setelah mabuk lalu melihat sekeliling
ruangan banyak sekali bekas darah, wajahnya langsung panik merasa kalau harus
mulai berhenti minum dan menampar wajahnya karena mengunakan pisaunya saat
sedang mabuk.
Ra On terlihat tidur dengan wajah pucat, Um Gong tak
percaya kalau pasienya kali ini masih hidup. Ra On mencoba bangun tapi seluruh
badanya terasa sakit. Um Gong melihat dibawah selimut masih ada darah yang
menempel dibagian celana.
“Apa yang terjadi... Kau ingat apa yang terjadi semalam, kan?”
ucap Um Gong
“Kau begitu percaya diri tadi malam. Apa kau tidak ingat
apa yang terjadi?” balas Ra On terlihat lemas.
Um Gong mengaku mengingat semuanya dan menanyakan
keadaanya. Ra On dengan senyuman mengatakan kalau Um Gong memang luar biasa lalu mengatakan ingin tidur. Um
Gong pun menyuruh Ra On untuk istirahat saja lalu berjalan pergi
meninggalkanya.
Ra On berusaha duduk melihat luka yang ada dibagian
pahanya sehingga terlihat ada banyak darah, lalu menatap wajahnya ke cermin.
Paman Ra On sudah berkemas dan melihat sekeliling, temanya merasa Sam Nom tidak
akan datang jadi tidak ada gunanya menunggu. Paman Ra On pun mengajak mereka
segera peri saja dan tidak menunggunya. Sebelum pergi si paman menengok
kebelakang seperti masih ragu.
Ra On membuka ikatan rambutnya terlihat rambut pajang
teurai sebuah belahan kaca ada bercak darah, dengan kain kasa Ra On membalut
sendiri luka dibagian pahanya.
Flash Back
Ra On mengunci rambutnya mengunakan pita, tak lupa memasang
pewarna dibibirnya. Ibunya datang panik melihat anaknya langsung menyuruh untuk
membuka semua pakaianya. Ra On menolak meminta agar membiarkan mengunakan
pakaian wanita satu hari saja, hanya sampai matahari terbenam, sang ibu malah
menampar wajahnya.
“Kau bukan seorang gadis, tapi Kau anak laki-laki. Apa
kau tidak mengerti? Apa kau ingin aku untuk memberitahumu lagi? Maksudku... apa
kau ingin aku menamparmu lagi? Cepat Lepaskan sekarang.” Kata ibunya. Ra On
hanya bisa menahan tangisnya.
Ra On membalut dadanya dengan kain agar tak terlihat
seperti wanita, teringat kembali kata-kata pamanya “Kalau suatu hari kau tidak
kembali, maka Aku akan bahagia. Kau tahu apa maksudku.” Mengingat kata-kata
pamanya Ra On merasa pamanya itu pasti berpikir melarikan diri dan yakin merasa
senang sekarang.
Buru-buru Ra On menghapus air matanya dan kembali
mengingkat rambutnya agar terlihat seperti laki-laki.
Putri mahkota mogok makan, hanya melirik sendok yang
diberikan oleh pelayan. Walaupun matanya ingin sekali memakanya tapi memilih
untuk tak memakanya. Pelayan kesal karena sudah mengkhawatirkan setengah mati.
Putri mengatakan aka membalas dendam, bahkan akan menangkap dan memotong pria
itu.
“Tapi.... Bagaimana kalau dia tertular penyakit yang
mengerikan?” ucap Putri polos, pelayan tak menyangka putri berpikiran seperti
itu.
Lee Young datang ke kamar adiknya, Putri bertanya kenapa
sang kakak datang ke kamarnya. Lee Young malah balik bertanya, memangnya
seorang kakak tak boleh datang ke kamar adiknya, lalu berkomentar kalau adiknya
itu kelihatan mengerikan dan melempar
buku diatas meja, Putri melihat banyak gambar pria dan bertanya apa maksudnya
itu.
“Jika kau makan ini, aku akan memberitahumu.” Kata Lee
Young menyendokan bubur, Putri pun mau tak mau membuka mulutnya untuk makan.
“Buku ini memiliki daftar... dari semua bujangan paling
memenuhi syarat.” Ucap Lee Young. Putri bertanya kenapa memberikan padanya, Lee
Young kembali menyuapi adiknya yang sedang mogok makan.
“Pilih siapa saja yang kau sukai. Maka Aku akan
membawanya kepadamu entah bagaimana caranya.” Ucap Lee Young, putri menjerit
kaget.
“Ini adalah dunia yang besar dengan banyak pria.” Komentar
Lee Young yang bisa membuat adiknya kembal
“Apa Kau
menyebut pengecut itu seorang pria?” gumam Lee
Young kesal
Semua calon kasim pun masuk istana, Ra On berjalan
ketakutan. Um Gong mendorongnya agar segera masuk ke dalam. Ra On ingin
berbalik tapi seorang pria menabraknya, Kim Byung Yeon ikut masuk dengan
topinya. Ra On melihat di tangan pria itu ada bekas darah, akhirnya memilih
untuk memberanikan masuk istana.
Di tempat tidur para kasim, Ra On berselebahan dengan Do
Gi, pria bertubuh tambun. Do Gi tertidur nyenyak sampai memeluk Ra On yang ada
disampingnya. Ra On langsung bangun dan mendorongnya agar menjauh.
Flash Back
Sebelum masuk, Um Gong berjongkok menyuruh Ra On untuk
bersiap. Setelah tes sederhana di pagi hari, maka pelatihan yang menyiksa akan
dimulai. Ra On bertanya tes semacam apa. Um Gong mengatakan apa lagi kalau
bukan tes obat-obatan.
“Mereka akan memastikan itu sudah dipotong dengan benar.
Tapi Jangan khawatir, karena kau tahu kemampuanku.” Kata Um Gong merasa sudah
memotong alat kelamin Ra On.
Diam-diam Ra On memilih keluar dari tempat kasim lalu
bersembunyi dari penjaga yang sedang berkeliling. Ia pun berjalan mundur melewati
hutan bambu, tapi saat berbalik malah menabrak seseorang. Pria itu bertanya
siapa itu. Ra On tak melihat wajah si pria karena gelap.
Bulan yang tertutup awan terlihat memperlihatkan yang sangat
cahaya terang, Ra On dan Lee Young saling menatap karena wajah mereka sama-sama
terlihat. Ra On mengenal Lee Young sebagai si sendok perak. Lee Young mengenal
Ra On sebagai Jung Do Ryung.
Flash back
“Apa kau pikir kau bisa menangani akibatnya?” teriak Lee
Young dalam lubang.
“Ya.. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan, saat
kita bertemu lagi Kalau kau ingin aku menjadi anjingmu, Aku akan menjadi
anjingmu.” Kata Ra On yang berhasil naik ke tanah.
Lee Young tersenyum mendengar janji Ra On yang anak
menjadi anjingnya kalau memang bertemu lagi. Ra On ingin pergi tapi Lee Young
sudah memegang dagunya dan menyapa senang bertemu kembali dengan memanggil anak
anjing.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
D tunngu episode2 nya mba
BalasHapus