PS : All
images credit and content copyright : SBS
Tae Hyun mengangkat ponselnya, seperti Man Shik karena ia mengumpat untuk tak menelpnya sebelum ia yang menhubunginya. Tiba-tiba Tae Hyun terkejut dan menanyakan harganya, setelah itu kembali mengumpat Man Shik maling.
“Berapa besar jumlah uang yang sudah aku berikan kepada mereka?” teriak Tae Hyun
Yeo Jin yang duduk didalam ruang kaca bergumam kalau sekarang ia memiliki penjaga tambahan. Sementara Tae Hyun mengumpat di telp karena belum bisa melakukan pekerjaan paruh waktu akhir-akhir ini jadi tak mungkin bisa membayar hutang
“Aku akan membuang ponsel yang kau berikan ini, sehingga kau tidak dapat mengetahuinya.” ucap Tae Hyun
“Dan orang yang memiliki jiwa yang dapat dibeli dengan uang.” gumam Yeo Jin yang sudah membuka matanya, Tae Hyun masih saja mengumpat setelah menutup telpnya.
“Haruskah Aku memberikanmu uang itu?” terdengar suara Yeo Jin, Tae Hyun melirik kaget. Didalam ruang kaca, Yeo Jin bergumam “Sekarang ... waktunya Aku mendekat” sambil mengangkat kepalanya ke atas.
Presdir Ko meminta supaya memberitahu pada bantuan permohonan pengadilan sebagai ganti membatalkan pembatasan kunjungan. Presdir yang satunya merasa dengan begitu akan menjadi persaingan antar-kepala
“Kalau itu adalah perang kita harus berjuang, tidakkah kau pikir lebih baik jika kita yang menyerang lebih dahulu?”kata Presdir Ko dengan senyuman, keduanya terlihat ikut bahagia didepan lukisan.
Pagi hari di rumah sakit
Perawat Hwang lebih dulu melihat keadaan Yeo Jin dari layar besar. Dr Lee dan Tae Hyun datang lalu Dr Lee bertanya apakah terjadi masalah tadi malam, Perawat Wong mengatakan tak ada masalah. Dr Lee merasa lega dan merasa kalau Yeo Jin sekarang sudah jinak dengan anggapan seperti binatang.
“Nona Young Ae kadang-kadang suka kejang.”jelas Dr Lee pada Tae Hyun yang terlihat kage dengn ucapanya. Tae Hyun pun mengerti
“Ini adalah reaksi otaknya.”gumam Yeo Jin lalu mencoba memeriksa bagian mata.
Flash Back
Tae Hyun yang kaget mencoba melirik setelah mendengar Haruskah Aku memberikanmu uang itu?” dan Yeo Jin yang membuka matanya kembali mengatakan “Tidak, Aku harus menyelamatkan adikmu? hal itu akan menjadi pertanyaan yang lebih baik.”
Akhirnya Tae Hyun mendekat melihat Yeo Jin benar-benar membuka matanya dan dengan sengaja menekan selang infus agar obat tak masuk ke dalam tubuhnya. Ia tak percaya lalu ingin menelp Dr Lee dengan keadaan Yeo Jin.
“Jika Kau menekan tombol itu, Kau tidak akan bisa mendapatkan uang itu dan juga menyelamatkan adikmu. Pikirkan itu dengan hati-hati dan bangunkan aku” kata Yeo Jin melirik pada Tae Hyun, setelah itu melepaskan selang infusnya dan matanya kembali tertutup.
Tae Hyun bergumam kalau itu akan berbahaya baginya, saat akan memeriksa bagian mata tiba-tiba Yeo Jin memlotot membuka matanya.
“Jangan menolaknya ...Pada akhirnya, Kau pasti akan membangunkanku” kata Yeo Jin melirik sinis, Tae Hyun benar-benar kaget melihat Yeo Jin yang berbicara padanya.
Dr Lee dan perawat Hwang melihat Tae Hyun yang kaget, tapi Tae Hyun berpura-pura menutupinya kalau tak ada yang terjadi, lalu keduanya kembali melihat layar monitor dan Tae Hyun menatap dalam-dalam Yeo Jin yang terbaring tak sadarkan diri.
Seorang perawat terlihat ketakutan dengan anak buah Doo Chul yang menatapnya saat akan menusukan jarum infus, Doo Chul yang ada disana meminta supaya melakukannya dengan cepat, Perawat menusukan jarum tapi ternyata ia belum bisa menemukan pembuluh darah vena ditangannya.
“Itu ... tidak apa-apa ... dan saat ini kau menjalani tugasmu, Kau dapat menusuk dengan jarum suntik sebanyak tujuh kali pun tidak apa-apa. Jika kau melihat dengan hati-hati, jarum suntiknya yang akan gemetar, Karena tubuhku yang seksi. Jadi ini adalah salahku. Jadi jangan menghabiskan waktumu, lakukan perlahan-lahan...” perintah Doo Chul terlihat tegang, Perawat pun mengatakan mengerti.
“Meskipun menghabiskan banyak waktu dan lakukan perlahan-lahan, Dan ini kebetulan kedelapan kalinya”kata Doo Chul lalu tiba-tiba berteriak kesakitan.
Anak buah Doo Chul berteriak menyuruh perawat untuk lebih fokus lagi, tapi si perawat tersenyum karena akhirnya bisa menemukan pembuluh darah vena lalu memasangkan selang infus. Doo Chul terlihat sedikit lega dan memarahi anak buahnya karena berteriak. Semua anak buahnya kembali berteriak meminta maaf sambil membungkuk, Perawat yang baru saja selesai terlihat kaget dan ketakutan buru-buru meninggalkan ruangan.
“Wow, Aku datang ke sini untuk hidup, tapi Aku pikir akan pergi mati disini karena dia.” komentar Doo Chul
Tae Hyun membuka pintu melihat perawat yang baru keluar, Doo Chul langsung menegurnya karena masuk tak ketuk pintu lebih dulu. Tae Hyun mengambil air minela lalu bertanya apa sudah dilakukan Doo Chul dkk pada perawat karena wajahnya terlihat sangat pucat.
“Hey! "Bahkan jika hal tersebut bengkok, Kau harus buang air kecil lurus." Apa kau tidak mendengar kalimat itu? Untuk memasang infus, dia menusuk jarum delapan kali. Apa Kau ingin melakukannya lagi? Tidak hanya itu, ini Doo Chul yang kuat untuk wanita muda, Apakah Aku akan berteriak padanya Atau akan Aku menakuti dia?” komentar Doo Chul
“Pshh. Jadi itulah, mengapa dia jadi seperti itu?” komentar Tae Hyun sambil meminum air mineralnya.
“Sekarang ... wanita yang muda ketika mereka melihat tubuh seksi ku, mereka seperti itu juga” komentar Don Chul bangga.
“Ahew, jadi Boss ... mengapa Kau mendapatkan infus ketika baik-baik saja? Kapan kau meninggalkan tempat ini? Kau bahkan tidak sakit” ucap Tae Hyun mengejek
“Apa maksudmu Aku tidak sakit? Seluruh tubuhku sakit. Apa Kau tahu berapa banyak hatiku sakit sekarang? Anak-anakku yang ku punya menyebar seluruhnya untuk membantuku Hatiku tidak baik-baik saja sekarang.”kata Don Chul, Tae Hyun hanya bisa mengeluh dirinya akan bisa gila dengan semua ini.
Doo Chul tiba-tiba bersemangat akan memberikan kabar yang bagus, lalu meminta anak buahnya membawakan koran diatas meja. Ia memperlihatkan sebuah koran dengan Headline [Pahlawan yang jatuh, Aktor Cha Se Hoon ditangkap karena perjudian]
“Bajingan ini, bahkan melakukan perjudian, Dia pantas mendapatkannya.” ungkap Tae Hyun melihat berita di koran
Benar... Benar... Aku akan menyimpan artikel ini dan membingkanya” kata Doo Chul, Tae Hyun binggung kenapa Doo Chul harus membingkainya.
Anak buahnya tertawa begitu juga Doo Chul, Tae Hyun berpikir itu semua karena Doo Chul yang sengaja melakukannya. Doo Chul masih saja tertawa bahagia. Ponsel Tae Hyun bergetar, wajahnya berubah jadi tegang.
Tae Hyun keluar dari lift dan langsung berlari, sebelum masuk ruangan ia mencoba mengatur nafasnya dan menarik wajahnya agar tersenyum. Ketika masuk keruang rawat terlihat So Hyun sudah terbaring dengan wajah pucat dan terdapat sedikit luka dibagian bibirnya, So Hyun yang melihat kakaknya datang langsung menyapanya.
Di ruang dokter
Tae Hyun bertanya berapa lama adiknya akan bertahan, Dokter menjelaskan So Hyunhampir punya gejala uremia tapi untungnya, ayahnya mengetahui sebelum terlambat dan segera membawanya ke rumah sakit sehingga bisa dihindari.
“Tapi masalahnya adalah Kekebalan Humoral tertentu, tidak menanggapi imunosupresif obat.” jelas Dokter
“Berapa lama ... dia bisa bertahan?” tanya Tae Hyun
“Nah ... jika dia terus melakukan terapi dialisis, mungkin satu atau dua bulan? Bahkan jika berhenti, ini akan menjadi sulit.” kata Dokter, mata Tae Hyun memerah menahan tangisnya mengetahui keadaan adiknya sekarang.
Saat kembali keruangan, ayahnya sudah duduk menjaganya dengan menyindir kalau So Hyun sekarang sekarat tapi kakaknya tampak baik dan hebat, So Hyun meminta ayahnya tak perlu berkata seperti itu.
“Wali. Silakan tinggalkan kami sebentar.” ucap Tae Hyun sinis
“Bajingan ini tidak ada sopan santun ... Kau terlihat seperti akan memukul seseorang.” ungkap ayahnya kesal lalu keluar kamar dengan membanting pintu.
Tae Hyun duduk dengan mengusap kepala adiknya lalu mengomel karena Soo Hyun tidak datang dialisis tepat waktu dan semua terjadi karena tak mendengarkanya. So Hyun menatap kakaknya lalu meminta supaya bisa hidup rukun dengan ayah mereka.
“Setelah aku mati, Ayah akan menjadi satu-satunya keluargamu.” ucap So Hyun, Tae Hyun terlihat geram dengan ucapan adiknya.
“Baiklah, jangan marah padaku. Tapi Ayah sekarang tidak buruk” bela So Hyun
“Jika Kau terus bicara yang tidak masuk akal, Aku akan pergi.” ancam Tae Hyun yang tak suka adiknya membela ayah yang suka mabuk dan memukul
“Kau harus mendengarkanku juga, dengan membuat keinginan seseorang yang sekarat menjadi kenyataan.”kata So Hyun,
“Apa kau akan begini terus?” ucap Tae Hyun mengerutkan dahinya mendengar ucapan adiknya.
Ia langsung memalingkan wajahnya terlihat mencoba untuk menahan air matanya agar tak dilihat oleh sang adik.
“Aku benar-benar senang bertemu denganmu dalam hidup ini. Lain kali, Jika aku terlahir kembali, Aku akan menjadi sebagai kakak untukmu dan merawatmu juga nanti. Maaf tentang waktu ini. Kau sudah melakukan lebih dari cukup dan Kau bisa berhenti sekarang.” ucap So Hyun.
Air mata Tae Hyun mengalir deras, tubuhnya sedikit bergetar karena menangis. So Hyun pun tak bisa menahan tangisnya lagi lalu memalingkan wajahnya kearah samping untuk menangis. Keduanya saling menangis tanpa mau dilihat oleh satu sama lain.
Tae Hyun keluar ruangan dengan tertunduk lesu, air matanya masih saja turun dan berusaha menghapusnya sebelum berjalan. Ayahnya yang berdiri diluar ruangan terlihat gugup melihat anaknya, Tae Hyun berjalan begitu saja tanpa memperdulikan ayahnya.
“ "Sebuah masalah hidup dan kematian adalah Surga. " Orang tidak bisa melakukan apa-apa tentang kehidupan yang ditentukan oleh Surga.” komentar ayahnya lalu berjalan pergi
“Kedengarannya seperti ... kau tidak bertanggung jawab atas kematian ibuku. Aku... Aku berbeda darimu. Aku tidak menghindari tanggung jawab seperti seorang pengecut dan Aku tidak akan pernah melepaskan So Hyun.” tegas Tae Hyun yang membuat ayahnya terdiam.
Dalam ruangannya, Tae Hyun mengingat kata-kata So Hyun “Kau sudah melakukan lebih dari cukup. dan Kau bisa berhenti sekarang.” Cynthia datang melihat wajah Tae Hyun menduga terjadi sesuatu.
“Cynthia, apakah kau mendengar dari Amerika?” tanya Tae Hyun
“Dari Amerika? Aku akan mendengar nanti jika tiba saatnya. Siapakah pasien yang mengganggumu pagi, siang, dan malam?” ucap Cynthia
“Apakah kau memeriksanya lagi pagi ini?”ucap Tae Hyn, Cynthia membuka tab dan terlihat sebuah emaill masuk.
Tae Hyun melihat wajah Cynthia berpikir kalau sudah mendapatkan balasannya, lalu menarik tabnya ingin melihat. Cynthia meminta Tae Hyun sabar karena ia akan membacanya lebih dulu.
“Pasien ini ... memiliki kesempatan dan sistem kekebalan tubuhnya mengubah. Jadi dia bisa mendapatkan operasi untuk mentransfer sistem kekebalan tubuh antibodi. Dan mereka memiliki hati yang cocok dan banyak donor di Amerika.” jelas Cynthia dengan mentranslate email berbahasa ingris dengan banggakan dirinya.
Tae Hyun tanpa banyak alasan langsung memeluknya mengucapkan terimakasih, Cynthia terlihat kaget menerima pelukan dari Tae Hyun yang tiba-tiba. Setelah melepaskan pelukannya, ia bertanya siapa pasien Tae Hyun sampai membuatnya bahagia. Tae Hyun terlihat malu untuk mengakuinya.
“Tapi ... Berapa biaya?” tanya Tae Hyun serius
“Ia mengatakan sekitar satu setengah. mungin Satu juta! Sekitar 1,5 juta dolar. Untuk operasi saja.Dan jika kau menambahkan beberapa hal, sekitar dua miliar won? Sebelum ditambah dengan biayaku. Itu tidak mahal, Ada banyak perawatan yang lebih mudah tapi lebih mahal.” jelas Cynthia santai, Tae Hyun terlihat mulai binggung memikirkan biaya operasi adiknya.
Do Joon sedang makan siang ditemani seorang pelayan, beberapa saat kemudian Chae Young datang dengan berjalan sempoyongan seperti baru saja mabuk meminta pelayan mengambilkan air, lalu dengan mata belum sepenuhnya terbuka, bertanya siapa yang ada didepanya itu. Do Joon hanya bisa mengelengkan kepala dengan sikap istrinya, lalu Chae Young pun tertidur diatas meja. Sekertarisnya datang membisikan sesuatu ditelinganya.
“Apa? Permintaan untuk perintah pengadilan?” teriak Do Joon lalu tersadar kalau disana ada istrinya lalu keluar dari ruangan saat itu juga Chae Young membuka matanya, ternyata ia berpura-pura mabuk agar bisa mengetahui rencana busuk suaminya.
Do Joon masuk keruangan membaca surat Permintaan perintah pengadilan untuk kunjungan rumah sakit dengan wajah geram, Seketarisnya tetap memintanya untuk tenang, Do Joon berteriak kesal dengan keadan seperti ini seketarisnya meminta tenang padahal sebelumnya dugaan seperti ini tak akan terjadi.
Seketarisnya hanya bisa mengucapkan kata maaf, Do Joon mengambil gelas airnya dan menghabiskan dengan cepat. Setelah itu mengatakan dirinya tenang sekarang dan bertanya pa yang akan dilakukan sekertarisnya itu sekarang.
“Seorang hakim belum menetapkan tapi kami akan memastikan bahwa permintaan tersebut tidak diterima. Dan kami sudah mengirim tim penasihat ke rumah sakit. Jadi Presiden Ko tidak akan bisa bertemu dengan Nona Yeo Jin. Dengan begitu kau tidak perlu terlalu khawatir”kata Sekertarisnya.
“Aku tidak meminta kau menasehatiku!” teriak Do Joon berdiri dengan wajah kesal, Seketarisnya kembali mengucapkan permintaan maafnya.
“Mereka harus tahu sesuatu tentang Yeo Jin. Jika tidak, mereka tidak akan menyerahkan perintah pengadilan untuk bertemu dengan dia. Kupikir... Aku harus membunuhnya. Beritahu Direktur rumah sakit untuk segera membunuh Yeo Jin.”kata Do Joon tanpa perasanny.
“Kau tidak bisa, Pak. Rencana kita yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir akan menjadi tidak berguna. Dan jika kau melihat permintaan maka tidak ada alasan untuk percaya bahwa mereka belum tahu tentang kondisinya.”kata Seketarisnya dengan wajah panik mendengar rencana Do Joon
Do Joon terlihat makin marah langsung memukul kepala sekertarisnya dengan gelas dan langsung pecah berkeping-keping. Sekertarisnya hanya bisa sedikit mengaduh sambil memegang kepalanya, terlihat darah segar mengalir.
“Jangan bertindak seperti kau satu-satunya yang cerdas! Ketika aku memberitahumu untuk membunuhnya, Cepat membunuhnya, Kau bajingan!” teriak Do Joon lalu melihat jam tepat jam 12 lalu duduk kembali di kursinya.
“Aku akan memberikan waktu 48 jam dari sekarang. Sekarang atasi bahwa permintaan perintah pengadilan itu hanya omong kosong. Jika tidak, Aku akan menguburmu bersama dengan Yeo Jin.” perintah Do Joon dengan ancamannya, Sekertarisnya mengerti dengan menutup kepala yang yang berdarah mengunakan sapu tangan.
Seorang pelayan datang ke ruang makan membisikan sesuatu pada Chae Young, lalu Chae Young mengatakan 48jam, sepertinya sang pelayan sengaja menguping pembicaraan Do Joon dengan sekertarisnya.
Di atap
Tae Hyun berdiri sendirian, mengingat kembali saat terakhir kali membedah Doo Chul lalu mengetahui polisi datang lalu kejar-kejaran dan akhirnya melompat dari jembatan sungai Han yang sangat tinggi.
“Tepat ... bahkan nanti, ini tidak cukup untuk sepotong permen karet, Semua tindakan yang gila”gumam Tae Hyun
Teringat kembali kata-kata So Hyun “Kau sudah melakukan lebih dari cukup. jadi Kau bisa berhenti sekarang.” lalu kata-kata Yeo Jin “Haruskah aku memberikan uang? Tidak..Haruskah aku menyelamatkan adikmu? Ini pertanyaan yang sangat baik. Pikirkan baik-baik ...dan bangunkan aku.”
Yeo Jin yang ada diruangan kaca merasakan kedatangan Tae Hyun hanya dengan langkah sepatunya saja. Tae Hyun menatap Yeo Jin lalu tangannya dengan sengaja memutar bagian selang infus agar tak masuk ke dalam tubuh Yeo Jin lagi. Di dalam ruang kaca, Yeo Jin seperti menerima sinar dari luar dan kepalanya kembali terangkat.
“Ini adalah hari 1172 karena aku sudah dikunci dalam kotak kaca. Akhirnya ... saat yang Aku tunggu sudah datang. Ya, aku seperti mengalami mimpi sekarang.” gumam Yeo Jin
Mata Yeo Jin mulai bergerak, lalu tangan dan kaki tapi dari layar terlihat tanda peringatan. Tae Hyun mulai panik mencoba mematikannya tapi Perawat Hwang sudah menerima pesan dari ponselnya tentang keadaan Yeo Jin.
Awalnya ia sempat acuh tapi akhirnya memberitahu perawat lain kalau akan melihat keadaan Nona Young Ae didalam ruangan. Perawat memberitahu kalau Tae Hyun juga sedang melihatnya, Perawat Hwang malah kaget mendengarnya lalu berusaha cepat masuk.
Tae Hyun melihat tubuh Yeo Jin yang kejang dan sensor dibagian samping tempat tidurnya kembali mengirimkan sinyal, ia mulai kebinggungan karena dengan begitu semua akan tahu keadaan Yeo Jin yang kejang.
“Nona Han Yeo Jin, Buka matamu, sekarang!” teriak Tae Hyun sambil mengucangkan tubuhnya, saat itu juga mata Yeo Jin langsung terbuka.
Perawat Hwang sedang menaruh tangannya untuk masuk ke dalam ruangan, Tae Hyun bisa mengetahuinya, tapi saat akan masuk ponsel Perawat Hwang bergetar. Akhirnya ia memilih untuk mengangkatnya, ternyata dari penawaran kartu kredit dengan geram, Perawat Hwang berteriak dan harus kembali memberikan sidik jarinya untuk masuk ke dalam ruangan.
Ketika masuk ke dalam ruangan terlihat Yeo Jin yang tertidur disana dan mencoba mengerakan sensor dibagian samping tapi ternyata keadaannya baik-baik saja dan melihat kebagian monitor. Matanya melirik ke arah sofa, terlihat Tae Hyun yang tertidur dengan menutup jaket dokternya.
“Apa yang kau lakukan di sini? Bangun sekarang!” perintah Perawat Hwang ketus
“Mengapa kau tidak meninggalkanku sendiri? Aku pergi keluar untuk panggilan rumah malam lalu dan kelelahan.” keluh Tae Hyun dengan mata tertutup
“Apa kau kehilangan pikiranmu? Beraninya kau ... Sedang apa kau sekarang?” tegur perawat Hwang
“Apa? Aku bahkan tidak bisa tidur siang di sini? Di tempat ini Sangat menyenangkan dan tenang.” ungkap Tae Hyun yang sudah duduk bersandar disofa.
Perawat Hwang bertanya apakah Tae Hyun tak tahu tempat ini seperti apa. Tae Hyun pun mengerti dengan nada mengejek tempat itu adalah Sebuah tindakan kriminal di mana seseorang sengaja terkunci dan ditidurkan. Perawat Hwang terlihat kaget.
Tae Hyun kembali mengejek melihat perawat Hwang yang kaget, Perawat Hwang ingin melapor pada Dr Lee, Tae Hyun dengan cepat sudah mengetahui Perawat Hwang akan melapor mungkin pada Dr Lee bahkan Direktur.
“Bagus! Ketika kau membuat laporan, Aku juga akan melaporkan kepadanya bagaimana Nona Young Ae terbangun pekan lalu karena kesalahanmu. Ketika dia menyayat pergelangan tangannya dan pergi ke OR dan Berusaha membunuh diri.” kata Tae Hyun, Perawat Hwang pun mengurungkan niatnya.
“Matikan lampu ketika kau meninggalkan ruangan dan Jangan memprovokasiku. Hidup dengan gangster, membuatku menjadi setengah gangster. Jika kau mengerti, lebih baik pergi. Biarkan aku tidur.” ucap Tae Hyun kembali tertidur dan Perawat Hwang hanya bisa diam saja dan pergi.
Setelah Perawat Hwang benar-benar pergi, Tae Hyun berjalan mendekati Yeo Jin yang sudah membuka matanya lalu memujinya sebagai orang yang cukup baik.
“Aku punya mata tertutup tapi Hal ini terlalu buruk bahwa aku merindukan melihat wajahnya.” komentar Yeo Jin yang terbaring dengan mata terbuka
“Apa yang kau inginkan dariku?” tanya Tae Hyun
“Ini tidak benar. Jika Kau sudah berpikir tentang ini selama seminggu lebih dan membangunkanku tanpa peringatan, tidak haruskah Aku mengajukan pertanyaan yang pertama? Katakan apa yang kau mau.” ucap Yeo Jin.Perawat Hwang kembali ke ruang receptionist dengan wajah geram dan sempat membanting ponselnya.
Sementara didalam ruangan, Tae Hyun sudah menarikan tempat Yeo Jin berbaring agar bisa duduk
“Uang untuk perawatan adikmu. Baiklah. Telepon genggam.” ucap Yeo Jin, Tae Hyun binggung kenapa Yeo Jin butuh ponselnya.
“Yang Kau minta uang, kan?” ucap Yeo Jin mengerti lalu Tae Hyun pun memberikan ponselnya.
Tangan Yeo Jin seperti berusaha untuk mengambilnya, tapi tangannya terlihat lemah karena sudah tiga tahun tak pernah digerakan, akhirnya Tae Hyun menaruh ponsenya ditangan Yeo Jin. Tapi Yeo Jin terlihat binggung cara kerja ponselnya, akhirnya Tae Hyun mengambil kembali ponsel dari tangan Yeo Jin untuk memberitahu caranya.
“Ketika aku memintamu dengan kata-kata, maka Jawab aku dengan kata-kata.” perintah Yeo Jin sinis, Tae Hyun hanya bisa diam dan membiarkan Yeo Jin menekan nomor telp dari ponselnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar