PS : All
images credit and content copyright : SBS
Rambut Hwa Shin terlihat sudah berubah jadi klimis dan
memiliki berlahan. Hwa Shin melihat dikaca bertanya apakah style seperti ini
yang dinginkanya. Na Ri memegang rambut Hwan Shin membenarknya. Hwa Shin tak
ingin Na Ri memegang rambutnya, berpikir kalau bisa memilih bajunya sendiri
karena pasti tak ada penata gaya. Na Ri pikir akan memanggilnya untuk masuk.
Hwa Shin mengangguk setuju.
Na Ri masuk sambil menyengir membawakan jas blink-blink
berwarna ungu, Hwa Shin tertawa membuka bajunya terlihat pasrah dengan yang
dilakukan Na Ri untuk melakukan semaunya. Na Ri membuka plastik kemeja, Hwa
Shin memakai kemeja menurutnya bukan Na Ri yang disalahkan tapi PD-nya. Na Ri
menjelaskan pakaian itu sesuai dengan konsep yang sudah
ditentukan dan Divisi
kostum yang memilihnya.
“kau bilang Konsep? Konsep apa? Apa maksudmu? Konsep blink-blink?”
ucap Hwa Shin sinis. Na Ri mendekat memohon pada seniornya.
“Tidak ada yang lebih sesuai dari
pakaian ini untuk seorang reporter. Dan kau Penyiar
ramalan cuaca tahu apa tentang hal ini ?” kata Hwa Shin
“Aku mohon tolong lepas... Kau tidak boleh memakainya.” Ucap Na Ri melepaskan kancing kemeja Hwa Shin.
Hwa Shin menyuruh Na Ri untuk melepaskan tanganya, Na Ri
meminta agar Hwan Shin memakai baju yang sudah dibawanya. Hwa Shin berteriak
meminta agar Na Ri melepaskanya, tapi Na Ri tetap terus membuka kancing kemeja.
Tarik menarik pun terjadi sampai akhirnya dada Hwa Shin terluka kena goresan
kuku Na Ri.
Na Ri terkejut karena melukai badan Hwa Shin dan
buru-buru mengambil tissue, dengan nada menyesal karena seharusnya memotong
kukunya. Hwa Shin menyuruh Na Ri tak perlu melakukannya, Na Ri tetap mengusap
dada Hwa Shin yang berdarah dengan tissue, dan menurutnya harus
menggunakan antiseptik atau semacamnya.
“Darahnya tidak berhenti. Apa yang harus kita lakukan?” kata Na Ri panik menekan-nekan bagian dada Hwa Shin.
Tiba-tiba Na Ri seperti merasakan sesuatu dengan menekan-nekan bagian dada Hwa
Shin.
“Tubuhku memang enak untuk disentuh, benarkan?” kata Hwan Shin mengejek, Na Ri mencoba menekan ke
bagian ketiak, Hwan Shin memberitahu kalau tak memiliki luka dibagian itu.
“Tunggu. Aku harus memeriksanya.”kata Na Ri terlihat penasaran, Hwa Shin terdorong sampai
akhirnya berbaring diatas tempat tidur.
Melihat posisinya terlentang dan Na Ri ada didepanya, Hwa
Shin memarahi apa yang dilakukan Na Ri padanya. Na Ri tertunduk dan berjalan
mundur terlihat ketakutan. Hwa Shin pikir Na Ri itu akan melakukan
pelecehan seksual padanya.
“Jika kau melecehkan seorang
reporter, maka seluruh negeri akan
mengetahuinya. Kau tidak
akan pernah bisa menikah.” Kata Hwa Shin marah, Na Ri
menjelaskan bukan itu maksudnya.
“Gadis macam apa yang meraba-raba
dada seorang pria?” ucap Hwa Shin.
“Masalahnya, dadamu mengingatkanku
pada ibuku.” Kata Na Ri kembali memegang ada Hwa
Shin tapi akhirnya tak mau membahas lagi.
Hwa Shin heran dengan tingkah juniornya, Na Ri ingin
memegang dadanya. Hwa Shin sudah memperingatkanya. Na Ri bertanya keadaan Hwa
Shin sekarang. Hwa Shin pikir Na Ri sengaja melakukannya agar
tidak bisa memakai kemeja yang sudah terkena
noda. Na Ri tertunduk sedih, Hwa Shin tak enak hati melihat Na Ri menangis dan
mengatakan kalau hanya bercanda saja.
Na Ri terlihat masih penasaran, melihat Hwa Shin duduk
meminta izin agar bisa memegang dadanya kembali. Hwa Shin menahan amarahnya
menyuruh Na Ri segera keluar dari kamarnya. Na Ri berjalan beberapa langkah dan
berbalik. Hwa Shin berteriak menyuruh Na Ri segera keluar sekarang juga. Na Ri
keluar dari kamar merasa tak percaya yang dilakukannya, lalu bergegas untuk
membeli obat antiseptik.
Jung Won berjalan ke pinggir sungai melihat banyak kru
yang sibuk, Hwa Shin naik panggung dengan pakaian yang dibawa oleh Na Ri. Dong
Gi melihat pakaian Hwa Shin merasa Beberapa orang hanya
beruntung, Saat
mereka mengirim Hwa Shin ke Thailand sebagai seorang
seorang koresponden, berpikir akan terasingkan.
“Tapi kau justru jadi sangat kaya
di sini. Bahkan Kau mendapatkan keuntungan dari
jual beli saham. Semua
orang mengetahuinya.” Ucap Dong Gi
“Berikan naskahnya padaku.” Kata Hwa Shin tak peduli, Dong Gi ingin menjelaskan
konsepnya. Hwa Shin meminta agar memberikan saja naskahnya
“Kami memiliki konsep yang sangat
menarik hari ini. Jadi Biar
kujelaskan.” Kata Dong Gi, Hwa Shin langsung
merampas naskah dari tangan Dong Gi.
Dong Gi panik meminta Hwa Shin untuk tak marah saat
membacanya, karena itu konsep dari direktur. Jung Hwan terlihat sudah menunggu
dibangku taman, Hwa Shin yang melihatnya langsung melambaikan tanganya. Dong
Chi terus mengoceh kalau Hwa Shin tak boleh menolak. Hwa Shin berkomentar
temanya itu lebih tampan dan membuatnya jadi terganggu sekarang.
“Apa Kau merasa terganggu? Aku juga ingin keluar. Tapi apa yang bisa kulakukan? Besok harus ditayangkan. Semua tim.. menunggu kita mengirim ini.” kata Dong Gi
“Sudah dua tahun. Aku
penasaran apa dia masih ingat kopi kesukaanku atau tidak.” Komentar Hwa Shin melihat Jung Won lalu berjalan pergi
“Hey. Apa Karena
kita hanya punya satu kamera?” ucap Dong Gi menahan
Hwa Shin untuk tak pergi meminta agar tak perlu mengkhawatirkan itu.
“Apa Kau tidak mengerti aku ? Aku Choi Dong Gi. Aku akan menjadikannya mahakarya. Jadi Percayalah.” Kata Dong Gi bangga
“Hentikan omong kosongmu,
berandal. Kau bilang Mahakarya?
Maksudmu
pasti sampah!” teriak Hwa Shin, Dong Gi merasa ucapan
Hwa Shin terlalu
kasar
“Aku mungkin akan menstaples
bibirmu kalau kau tidak berhenti bicara. Aku tidak pernah menyukaimu sejak
kita diterima bersama di perusahaan. Aku
benci melihatmu... di
ruang berita. Aku
bahkan mempertimbangkan untuk memindahkanmu ke surat kabar.” Jelas Hwa Shin meluapkan amarahnya.
“Jelas terlihat kau menyuruh... penyiar ramalan cuaca menggerakkan
dada dan pantat mereka. Ada
apa dengan postur Pyo Na Ri? Apa
dia berhasil kau bodohi? Setelah
melihat ramalan cuacanya, maka aku
tidak bisa mengingat entah itu soal panas atau dingin, salju atau hujan. Aku tidak bisa ingat apa pun. Ramalan cuaca adalah bagian dari
siaran berita.” Kata Hwa Shin mengoceh panjang lebar,
Dong Gi bertanya apakah Hwan Shin sudah selesai bicara.
“Berhenti menyuruh mereka... seperti itu. Seperti yang kau lakukan
sekarang. Coba Lihat
dirimu. Pria
macam apa yang melakukan hal seperti itu? Kau bersembunyi di belakang
mereka, Kau harus bisa menjelaskan
bagaimana situasi berubah. Beritahu
aku langsung kalau kondisinya tidak memungkinan... daripada mengirim gadis lemah
untuk memohon pengertianku. Jangan
menyalahkan Presdir, mengerti?”Tegas Hwa Shin marah
“Kau juga melakukan segalanya
untuk mencapai kesuksesan. Jika
kau tidak mau syuting, Maka kau
akan mendapatkan amarah Presdir.” Kata Dong Gi.
Hwa Shin menegaskan tak perlu mengumpatnya karena ia tak
bilang untuk tak mau syuting, karen ia akan
minum kopi dulu dengan teman lamanya baru
membuat keputusan. Lalu turun dari panggung
memperingatakan Dong Gi kalau memang sampai tak menjadi mahakarya maka akan
mati ditanganya. Kakinya menendang kotak minuman meluapkan amarahnya. Dong Gi menenangkan
semua kru kalau Hwa Shin itu pasti akan melakukanya.
Hwa Shin mendekati Jung Won tersenyum saat menerima
segelas kopi dari temanya, melihat kemeja yang terbuka sedikit dibagian dada.
Jung Won hanya bisa tersenyum. Hwa Shin mengeluh karena sebelumunya Jung Won bilang
akan berkunjung terus, tapi ternyata haya bicara
omong kosong sebagaimana tipikal pewaris perusahaan dan baru datang sekarang ketika sudah mau pergi. Jung Won pikir Hwa Shin itu sudah tahu tentang dirinya.
Na Ri berlari ke panggung setelah membeli antiseptik
mencari Hwa Shin di dalam mobil. Jung Won yang memakai jasnya merasa sangat
kepanasan, seperti akan mencair semuanya. Na Ri melihat ke arah Jung Won,
bertanya kenapa pria itu ada disini, Jung Won menengok ke arahnya. Na Ri
terlihat tertunduk malu.
Hwa Shin ikut melihat Na Ri yang berdiri tak jauh
darinya, Na Ri terlihat kebinggungan lalu perlahan mendekati dua pria yang
terlihat tampan. Jung Won memperlihatkan wajah tampan, sementara Hwa Shin
memilih membuang muka melihat Na Ri yang berjalan sambil tersenyum-senyum.
Na Ri tersenyum berjalan mendekati Jung Won, Hwa
Shin binggung melihat Na Ri yang mendekati Jung Won sambil tersenyum bukan pada
dirinya. Na Ri ingin berbicara tapi
terlihat gugup.
“Aku sudah bilang jangan
terintimidasi.” Kata Hwa Shin sinis
“Aku tidak sempat berterima kasih.” Ucap Na Ri
“Aku bilang padamu untuk tidak
terintimidasi saat bekerja denganku.” Sindir Hwa
Shin
“Apa Kau anggota kru?” tanya Jung Won ramah, Na Ri mengangguk.
Hwa Shin tak tahan lagi berdiri sambil mengomel karena anggota
kru sangat tidak disiplin, lalu memberitahu Jung
Won kalau tidak
bisa melakukannya kerena membuatnya bisa
tetap di Bangkok lebih lama lagi dan
mengajak temanya pergi. Jung Won bertanya apakah Hwa Shin sudah selesai
berkerja. Hwa Shin pamit berteriak pada Dong Gi akan pergi.
Na Ri ikut berteriak memanggil Hwa Shin kalau sudah
membeli obat antispetik. Dong Gi melihat Hwa Shin pergi berteriak panik
menyuruh agar segera rekaman. Hwa Shin tetap saja pergi. Dong Gi berteriak
sambil mengumpat pada Hwan Shin yang pergi begitu saja.
Malam hari
Na Ri sudah kembali ke rumah dengan membaringkan badanya
diteras, teringat kembali saat menyentuh bagian dada Hwa Shin yang terlihat
sangat keras. Lalu Hwa Shin mengejeknya kalau pasti sangat menyukai dadanya
yang bidang. Na Ri dengan tanganya seperti mencoba kembali merasakan bagian
dada Hwa Shin yang di pegang olehnya.
Jung Won kembali dengan pesawat dan duduk di kelas
bisnis, tatapan mengarah pada jendela pesawat.
Flash Back
Na Ri terus melihat keluar jendela, sementara Jung Won
terbangun dari tidurnya melihat disebelahnya sudah tertidur lalu bertanya Apakah
akan hujan di Seoul besok. Na Ri tak percaya kalau Jung Won itu bisa
mengenailnya. Jung Won mengatakan sudah melihat Na Ri beberapa kali. Na Ri benar-benar tak percaya seperti makan di udara dan
buang air di atas awan.
“Aku sudah menjadi penyiar ramalan
cuaca selama empat tahun, tapi
tak seorangpun mengenaliku. Aku ternyata
memiliki penggemar. Mungkin karena aku muncul hanya
60 detik, jadi
tidak ada yang mengingat wajahku.” Ucap Na Ri
“Kau melakukan kesalahan setiap
hari.” Ucap Jung Won
“Apa Kau menonton siaranku setiap
hari? Kau pasti
penggemarku, kan?” kata Na Ri terlihat tak
menyangka ada pengemarnya sambil mendorong lengan Jung Won, Jung Won pikir tidak
mengatakan begitu.
“Mengetahui ada seseorang selain
keluargaku... yang
menunggu siaranku dan
mengikutinya, aku
merasa senang.” Ungkap Na Ri, Jung Won tersenyum
mengingat kejadian di pesawat dengan Na Ri.
Na Ri pikir kalau siarannya salah, maka teleponlah
ke stasiun TV, karena Jung bisa komplain,
berteriak atau mengutuk, bahkan dirinya selalu
berharap seseorang melakukannya untuknya, jadi
meminta Jung Won agar berjanji melakukannya.
“Apa Kau tahu seberapa menyakitkan
ketidakpedulian itu? Apa Kau tahu
seberapa menakutkannya? Seakan
aku tidak terlihat sama sekali. Aku
bersiap sepanjang hari hanya untuk muncul selama 60 detik. Aku merasa seperti tidak
melakukan apa pun meski sudah menyelesaikannya.”
Ungkap Na Ri, Jung Won terus menatap keluar jendela pesawat seperti mengingat
terus dengan percakapannya dengan Na Ri.
Pagi hari
Seorang wanita muda masuk ke rumah Rak Pasta berteriak
memanggil Paman Kim Rak, Dae Goo untuk bangun dan sarapan sebelum berangkat
sekolah. Setelah itu naik ke lantai dua mengedor pintu memanggil nama Bbal
Gang memberitahu sudah lewat jam 7 pagi. Seorang wanita muda mengosok gigi keluar jadi jendela,
mengatakan kalau wanita itu berbohong padahal Masih jam
6 pagi. Si wanita pun berlari naik ke lantai tiga.
“Oh Dae Goo, bangun!!” teriak Bbal Gang, Dae Goo terlihat masih tidur
lelap.
“Dae Goo, aku tidak memakai celana dalam hari
ini.” teriak Bbang Gang, Dae Goo dilantai bawah langsung
bangun dan duduk tegak.
Bbal Gang memanggil Chi Yeol, memberitahu tidak
memakai bra hari ini. Chi Yeol sedang dikamar mandi mengumpat Bbal Gang itu
sudah gila.
Si wanita masuk rumah sambil membuka kulkas, Na Ri keluar
dari kamarnya. Si wanita memanggil Na Ri dengan panggilan anak, Na Ri
memberitahu kalau ia bukan anak dari wanita itu. Si wanita terlihat sibuk
memasukan makanan ke dalam kulkas.
“Ibu tiri, kau seharusnya tinggal
dengan Ayah di Cina. Kenapa
kau berlagak seperti Ibuku di sini? Memangnya
kau melahirkanku?” ucap Na Ri, si wanita hanya
diam saja.
“Kau bilang masih punya kimchi. Kenapa
kau bohong padaku? Kau
benar-benar keterlaluan.” Ucap si ibu tiri melihat
kotak kimchi yang sudah habis.
“Hei... Kau bilang kau ada ujian hari
ini. Apa kau
begadang? Chi Yeol”
teriak Na Ri bertanya apakah ada dikamar mandi
Ibu tirinya memberitahu Chi Yeol sedang ada di
kamar mandi. Na Ri membuka pintu kamar mandi melihat
anak kecil yang sedang pup dan mengeluarkan bau tak sedap. Ia langsung mengomel
Pyo Bum yang selalu buang
air di rumahnya bukan dirumah sendiri. Ibu tirinya
terlihat ketakutan memilih untuk bersembunyi dibalik pintu kulkas.
Chi Yeol mencuci muka di luar rumah dengan bertelanjang
dada, Na Ri keluar dengan membawa sikat giginya dan menatap dada adiknya sedang
dilap dengan handuk. Chi Yeol heran melihat tingkah kakaknya, Na Ri meminta
izin untuk memegang dada adiknya sekali saja. Chi Yeol terdiam, Na Ri mencoba
memegang tapi seperti aneh.
“Aku hanya penasaran bagaimana
dada pria.” Kata Na Ri
“Kalau begitu kau harus pergi
kencan. Jangan
melakukan ini padaku.” Ucap Chi Yeol kesal lalu
masuk rumah. Na Ri pikir adiknya itu sudah salah paham sambil mengosok giginya.
Kim Rak sudah ada didepan mobil, membuka pintu membiarkan
ibu tiri Na Ri dan juga Pyo Bum naik lebih dulu setelah itu bertanya pada Chi
Yeol sebelum naik mobil, apakah ia mengunakan pelembab miliknya. Chi Yeol menyangkalnya. Bbal Gang
datang memberikan uang sewanya, Kim Rak menghentikan langkah Bbal Gang karena
melihat kembali memendekan roknya. Bbal Gang mengatakan kalau itu bukan urusan
paman Kim. Dae Goo pun masuk mobil duduk disamping Bbal Gang.
“Hei.... Apa orang tua kalian tahu kalau
kalian ada ujian hari ini?” tanya Kim Rak. Dae Goo
malah balik bertanya haruskan mereka mengetahuinya, Kim Rak pun akhirnya
memilih tak peduli
“Kalian makan ini, Sebuah
keluarga harusnya sarapan bersama.” Ucap si
ibu tiri membagikan semua sandwich
“Aish... Kau mulai lagi. Kita bukan
keluarga.... tapi Kita
orang asing.” Keluh Bbal Gang
“Kita sarapan dan minum kopi
bersama. Lalu Kita berangkat kerja dan sekolah
bersama. Jadi Kita keluarga.” Ucap Dae Goo
Kim Rak bertanya kapan mereka mulai ujian, Chi Yeol
memberitahu pukul Jam
8:40 pagi. Dae Goo heran kenapa Na Ri belum masuk
juga ke dalam mobil. Ibu Tiri Na Ri bertanya pada Chi Yeol Kenapa
Na Ri bohong karena melihat kotak kimchi yang sudah
habis. Dae Goo melihat akhirnya si pembohong itu datang juga. Na Ri pun masuk
mobil duduk disamping Kim Rak.
Di jalan
Na Ri mengucapkan terimakasih pada Chef Kim Rak
karena sudah
mengantar mereka tiap hari, Chef dan
sudah mengirim biaya sewa ke rekeningnya. Kim Rak pun mengucapkan terimakasih. Na Ri melihat
dikaca spion meminta dua pria itu agar menjaga jarak saat duduk. Dae Goo
mengatakan Tempatnya tidak cukup. Na Ri akhirnya melihat ke belakang.
“Hei.. Bbal Gang, rok mu tidak terlalu pendek?” kata Na Ri. Bbal Gang membalas milik Na
Ri itu lebih pendek.
“Mulai besok, Bbal Gang dan aku tukar tempat
duduk.” Ucap Na Ri, dua pria disamping Bbal Gang langsung
berteriak menolaknya. Na Ri terkejut dan Bbal Gang tersenyum.
“Hei.. Bbal Gang Bagaimana
kabar Ayahmu?” tanya Kim Rak sambil menyetir.
“Dia minum banyak kemarin malam dan masih tidur saat aku berangkat.” Cerita Bbal Gang
Tuan Lee Joong Shin sedang duduk di kamarnya, melihat
sebuah foto penikahan memanggil nama Sung
Sook dan juga Hwa Shin dan bertanya tentang apa yang terjadi nanti pada Bbal
Gang.
Flash Back
Hwa Shin memanggil kakaknya bertanya apakah sudah mendaftarkan
pernikahannya. Kakaknya hanya diam, disampingnya
istrinya Sung Sook dengan gaun pengantinya. Hwa Shin memastikan kalau kakaknya
belum melakukanya. Joong Shi menyuruh adiknya diam saja.
“Pikirkan lagi pernikahan ini. Kau sudah terpedaya olehnya. Apa Kau
pikir dia akan menyiapkan sarapan untukmu? Dia lebih mementingkan karirnya. Dia wanita egois. Jika kalian meminum bersama
sebagai pasangan, saat
kau, si sapi, menghasilkan susu, maka dia,
si ular, akan menghasilkan racun. Bagaimana kau akan hidup
bersamanya?” bisik Hwa Shin disamping kakaknya,
“Joong Shin. Saat kalian punya
anak, dia akan
memberikan si anak bisa ular, bukannya susu.” Kata Hwa
Shin berdiri ditengah-tengah untuk menyadarkan kakaknya.
“Hei.. Ibu macam apa yang akan
memberikan racun ular
pada anaknya, psiko?” teriak Sung Sook menjewer
kuping Hwa Shin
“Dia hanya mementingkan dirinya
sendiri. Jangan
menikahinya. Dia layak
hidup sendiri. Dia tidak
akan cocok dengan keluarga kita.” Kata Hwa
Shin terus berusaha
Fotographer memanggil ketiganya agar bisa tersenyum, Joong
Shin memanggil ibunya untuk foto bersama. Hwa Shin yakin kakaknya itu akan
bercerai dan harus mempercayai hal itu. Kilatan blitz pun terlihat, wajah Hwa
Shin terlihat kesal dengan penikahan kakaknya.
Ditangan kanannya, Tuan Lee Joong Shin ada foto
pernikahaan dengan seorang wanita yang lebih muda. Ibunya langsung ikut foto
dengan anaknya, begitu juga Hwa Shin ikut berdiri dibelakang kakaknya. Istri
keduanya mencari Bbal Gang mengajak untuk foto bersama.
Joong Shin seperti tak enak hati kalau Bbal Gang ikut
foto, Ja Young pikir tak masalah karena Bbal Gang itu adalah anak perempuanya.
Hwa Shi memuji kakak iparnya terlihat cantik lalu dengan senyumanya berdiri
disampinganya dengan Bbal Gang didepanya.
“Apa Kau sudah mendaftarkan
pernikahanmu?” tanya Hwa Shin, Joong Shin hanya diam
saja
“Kenapa kau belum melakukannya? Bagaimana kalau malaikat ini terbang
meninggalkanmu? Daftarkan
pernikahanmu. Bagaimana
kau akan menemukan wanita lain yang sepertinya?”
ucap Hwa Shin
“Aku bisa menikah dengannya berkat
dirimu. Terima
kasih.” Bisik Ja Young
Fotographer pun mulai memberikan aba-aba untuk mulai
foto, Ja Young melihat sosok wanita yang ada dibelakang pohon dengan topi yang
menutupi wajahnya. Sung Sook dengan penuh dendam mengatakan akan membalas untuk hal
ini
Hwa Shin kembali ke Korea dan sudah sampai dibandara dan
menarik kopernya di trotoar. Mobil Kim
Rak berhenti dan menurunkan di pinggir jalan, Na Ri mengucapkan selamat
ujian pada ketiganya dan juga mengucapkan terimakasih pada Chef Kim. Hwa Shin
sampai di persimpangan lebih dulu.
Mobil Kim Rak melewatinya, Bbal Gang melonggo melihat
sosok orang yang dikenalinya. Dae Goo bertanya ada apa sampai melihat sepert
itu. Bbal Gang melihat sosok pria yang mirip pamanya. Dae Goo binggung karena
ternyata Bbal Gang memiliki seorang paman. Bbal Gang hanya diam saja.
Di pinggir jalan, Na Ri menunggu untuk menyebrang lalu
terkejut melihat sosok orang berada disampingnya dengan membawa dua buah koper,
lalu memanggilnya. Hwa Shin hanya diam saja, Na Ri mencoba terus menatap
seperti ingin memastikan.
“Wajahku bisa mengelupas, jadi Berhenti menatapku begitu.” Ucap Hwa Shin sombong, Lampu hijau pun menyala dan Hwa
Shin berjalan lebih dulu.
“Yah... Itu memang dia,
melihat dari gaya bicaranya” kata Na Ri lalu berlari ingin menawarkan bantuan. Hwa
Shin menolak menyuruh Na Ri berjalan lebih dulu saja.
“Bukan itu maksudku.” Ucap Na Ri langsung memegang dada Hwa Shin. Hwa Shin
mengumpat Na Ri itu sudah gila dan masih pagi juga lalu kembali berjalan dengan
kopernya.
Na Ri pikir tak ada yang salah dan kembali memegang dada
Hwa Shin karena penasaran, mereka berdiri tepat di perempatan jalan dengan
orang yang lalu lalang menyeberang. Hwa Shin menahan marah dengan tersenyum
karena Na Ri terus saja memegang bagian dadanya. Sampai akhirnya Hwa Shin tak
tahan lagi berteriak sambil melempar kopernya, Na Ri pun terkejut melihat Hwa
Shin yang marah.
“Kau kenapa ? Tiga tahun lalu, kau sangat
polos. Kau
bahkan tidak berani menatap mataku.” Ucap Hwa
Shin, Na Ri merasa dirinya itu masih tetap polos.
“Apa Kau tidak punya malu? Apakah begini caramu agar bisa
jadi pembaca berita?” kata Hwa Shin menyindir
“Ini tidak adil.... Aku belum pernah menyentuh dada
pria sebelumnya.” Kata Na Ri kembali memegang
dada Hwa Shin, Hwa Shin langsung berteriak menjauhkan tangan Na Ri dari
dadanya.
“Kau menyentuh dadaku untuk kedua
kali. Kenapa
kau melakukan ini padaku?” teriak Hwa Shin ditengah
jalan
“Ini Bukan apa-apa, Kau Jangan takut dan Mari mengobrol.” Kata Na Ri berusaha untuk menenangkan.
“Kau bilang Takut? Apakah ini sesuatu yang harus
kutakutkan?” ucap Hwa Shin melepaskan kaca mata
hitamnya.
Tiba-tiba mobil sudah berjalan melewati mereka sambil
menyalakan klakson, Na Ri melihat sekeliling ternyata mereka terjebat dalam
kotak perempatan jalan untuk menyeberang. Hwa Shin memegang kopernya mengatakan
belum pernah takut akan hal apa pun jadi ingin tahu apa maksud perkataanya tadi.
“Apa kau masih menyukaiku?” ucap Hwa Shin, Na Ri binggung
“Justru itulah yang paling
kutakutkan jika terjadi.” Kata Hwa Shin lalu menarik
kopernya kembali, tapi akhirnya harus menunggu sampai lampu untuk menyebarang
menyala. Mereka berdiri ditempat yang salah.
Dong Gi masuk ruangan Direktur memberitahu Teaser
kedua untuk rekruitmen akan disiarkan hari ini.
Direktur bertanya keberadaan Nyonya Kye dan Nyonya Bang. Dong Gi pikir harus
memanggilnya sekarang, Direktur sudah menahanya sebelum keluar ruangan.
“Rasanya tidak benar.” Ucap Direktur, Dong Gi binggung karena menurutnya sudah
terlihat bagus.
“Bukan itu maksudku, Saat Hwa Shin kembali, ruang berita akan
kacau.” Kata Direktur berdiri dari tempat duduknya, Dong Gi pun
tak banyak berkomentar.
“Aku tidak mengerti Bagaimana bisa kakak Hwa Shin.. menikahi Nona Bang setelah
bercerai dari Nona Kye?” kata Direktur, Dong Gi pun memikirkan hal itu.
Ja Young menekan lift untuk naik keatas, ketika pintu
lift terbuka matanya tertuju pada Sung Sook yang berdiri didalam dengan pakaian
yang sama berwarna merah. Keduanya saling menatap dingin, lalu Ja Young masuk
ke dalam lift.
“Kenapa kita sampai menggunakan
baju yang sama?” keluh Ja Young kesal,
akhirnya pintu lift pun tertutup
“Lepaskan.” Kata Sung Sook, Ja Young pikir Sung Sook saja yang
melepaskan bajunya.
“Aku menggunakan ini untuk acara
nanti.” Kata Sung Sook, Ja Youn mengatakan akan
memakainya di pertunjukan langsung.
“Ada apa dengan divisi kostum
kita?” keluh Sung Sook, Ja Young pikir jangan menyalahan
mereka karena divisi kostumu berhasil mendapatkan sponsor
mahal itu.
“Ini milikku sendiri. Aku
membelinya. Seberapa
lama kau pikir aku akan berada di bawahmu?” ucap Ja
Young sinis
“Kau masih bersama pria yang
kucampakkan, jadi
kupikir kau masih berada di bawahku.” Balas Sung
Sook.
Ja Young tak terima karena suaminya itu dicampakan oleh
Sung Sook, lalu berlari mengejarnya sampai keluar lift. Sung Sook pun ditarik
oleh Ja Young di lorong. Ja Young melihat merah itu bukan tipe dari Sung Sook,
Sung Sook membalas Memalukan sekali kalau mereka memiliki selera yang sama. Keduanya lalu melihat pria yang lewat didepanya.
“Siapa di antara kami yang lebih
cantik?” kata Sung Sook, Ja Young juga menanyakan hal yang sama
pada pria itu.
Si pria terlihat binggung, Ja Young meminta agar segera
mengatakanya.
Na Ri berjalan dibelakang Hwa Shin dengan wajah cemberut,
Hwa Shin terlihat gagah berjalan dengan koper ditanganya, lalu tiba-tiba
berhenti dan melihat ke arah cermin. Na Ri sempat berhenti karena jalanya
dihalangi, tapi akhirnya mencoba lewat samping.
Hwa Shin melihat wajahnya lalu memilih untuk berbalik
arah, Na Ri binggung lalu berteriak memanggilnya kalau stasiun Tvnya ada
didepan mereka dan bertanya apakah tak segera masuk. Hwa Shin memilih pergi
dengan menarik kopernya.
Sebuah ambluance membawa tuan Lee dengan penyanggah
lehernya, semua sudah berkerumun didepan cafe pasta Rak. Kim Rak baru pulang
mengantar melihat pasien yang dibawa masuk ke dalam ambulance lalu buru-buru turun dari mobilnya.
Ia bertanya pada tetangganya apa yang terjadi,
tetangganya memberitahu Joong Shin jatuh
dari lantai atas saat memeriksa e-mailnya dari kejaksaan dan mabuk kemarin malam, lalu menanyakan keberadaan Bbal Gang sekarang. Petugas ambulance
bertanya apakah Kim Rak sebagai wali dari pasien, Kim Rak pun mengangguk lalu
masuk ke dalam mobil ambulance.
Semua anak murid sedang serius mengerjakan tes, guru
mereka masuk ke dalam kelas lalu menghampiri meja Bbal Gang untuk mengikutinya.
Terlihat paman Kim sudah berdiri di depan pintu kelas dengan tatapan sedih.
Bbal Gang berpikir terjadi sesuatu pada ayahnya.
Tuan Lee sudah masuk ruang operasi dengan penjelasan dari
dokter kalau pasien mengalami pendarahan otak serius. Jika eodema tetap ada setelah
menghentikan pendarahannya maka akan
berdampak buruk pada otak. Jadi belum bisa tahu hasilnya setelah operasi berjalan.
Kim Rak menemani Bbal Gang didepan ruang operasi, memberitahu tidak
bisa menghubungi Nenek Bbal Gang lalu menyarankan
untuk menelp ibunya dan bertanya apakah memiliki nomornya. Bbal Gang menahan tangisnya dengan mata marah
memberitahu tak memiliki ibu. Kim Rak pun hanya diam saja.
Dae Goo melihat bangku Bbal Gang yang kosong, sampai
akhirnya bersama dengan Chi Yeol sama-sama berdiri dan memakai tasnya. Gurunya
menahanya saat Dae Goo mengambil tas Bbal Gang. Dae Goo mengatakan pada gurunya
kalau tak bisa mengerjakan tesnya karena Bbal Gang
pasti sangat ketakutan.
“Dua murid terbaik tidak boleh melewatkan ujian. Tanpa kalian berdua, perolehan
nilai sekolah akan jatuh.” Kata Gurunya.
“Bbal Gang tidak ikut, maka biar
saja begitu.” Ucap Chi Yeol dingin
“Selesaikan dulu ujiannya.” Tegas Gurunya, Keduanya memilih pamit untuk segera
pergi meninggalkan ruang ujian.
Hwa Shin seperti pergi ke tempat penginapan untuk mandi
membersihkan wajahnya dengan pisau cukur, saat keluar terlihat pakaian sangat
rapih walaupun menarik dua koper ditanganya. Didepan hotel sempat bergaya
layaknya seorang model.
Ketika masuk ke dalam gedung melihat Na Ri yang berdiri
didepan layar besar, Na Ri sempat menengok tak berusaha untuk tak peduli. Hwa Shin
mengangkat kopernya agar tak terdengar suaranya, Na Ri bisa tahu sambil berkata
kalau Iklan rekruitmen akan segera ditayangkan. Hwa Shin membalikan badanya karena tak bisa menghindari
dari Na Ri.
Mantan suami Tuan Lee masuk bersama dengan pakaian yang
sama, semua pegawai melihat kearah mereka berdua seperti tak mau kalah. Dong Gi
pun membuka pintu untuk keduanya. Direktur sedang membaca berkas bisa tahu
keduanya akhirnya datang juga.
Keduanya langsung bertanya apakah belum tayang, Direktur
melirik melihat keduanya dengan pakaian
yang sama dan langsung berdiri. Dong Gi memberitahu kalau sebentar lagi akan
tayang. Direktur menyuruh mereka untuk segera duduk. Dong Gi binggung melihat
pakaian mereka yang sama.
Bbal Gang duduk diruang tunggu sambil berusaha menelp
neneknya, tapi tak juga diangkat. Lalu mengirimkan pesan agar neneknya bisa
mengangkat telpnya. Saat itu juga iklan SBC diputar, terlihat wajah Hwa Shin
yang menari-nari dengan kemeja polkadot dan jaket bling-bling.
Ia menari disemua tempat yang paling hits dibangkok lalu
tertulis dilayar [Lee
Hwa Shin dari tahun 2006, seorang koresponden luar negeri] Ja Young
melihat tak percaya kalau diTV adalah Hwa Shin, terlihat Hwa Shin yang duduk di
dalam sebuah club dengan gaya yang terlihat sangat tampan. Sung Sook bertanya
kenapa Hwa Shin ditampilkan lebih dulu.
Bbal Gang melihat di TV adalah pamanya Lee Hwa Shin tak
percaya kalau pamanya itu terlihat bersenang-senang. Gambar berubah terlihat Sung Sook dengan gaya hip hop
berdiri didepan studio berita dengan tulisan [Kye Sung
Sook dari
tahun 1991, Pembaca
Berita] Sung Sook menaikan alisnya melihat
gambarnya yang menari-naik. Bbal Gang memanggilnya Bibi yang terlihat bahagia.
Dong Gi menahan tawanya, saat itu berganti dengan gaya Ja
Young yang berjalan dengan anak buahnya terlihat dingin. [Bang Ja Young 1991, Ketua pembaca berita ]
Bbal Gang tak percaya melihat ibunya.
“Apa kau bersenang-senang... Ayah mungkin akan mati.” Ucap Bbal Gang menahan marah dan tangisnya.
Ketiganya bersama ditempat yang berbeda mengucapkan 2016
SBC Recruitment.” Bbal Gang menjerit histeris
sambil melempar ponselnya meminta agar mengembalikan ayahnya kembali.
Iklan berhenti tepat saat gambar Hwa Shin duduk di tangga
club, Na Ri memilih untuk berjalan pergi. Hwa Shin mengejek Dong Gi yang akan
membuat mahakarya tapi menurutnya kali ini
memang melakukan dengan benar. Dengan waah kesal berkomentar Akan
lebih sempurna tanpa pakaian polkadotnya.
Hwa Shin menengok Na Ri sudah pergi yang tadi melihat
bersama-sama iklan yang tayangkan. Tiba-tiba sepasang tangan dari belakang
meraba bagian dadanya, Na Ri terlihat sangat penasaran dan terus memegangnya
dari belakang. Hwa Shin benar-benar tak habis pikir dengan yang dilakukan Na Ri
padanya, akhirnya menarik dibalik layar TV yang cukup besar.
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Ini tempat kerja kita. Banyak mata melihat dan mulut
yang bergosip.” Kata Hwa Shin marah
“Dadamu... terasa seperti milik Ibuku. Yang aku maksud adalah Kau bisa
terkena kanker payudara.” Ucap Na Ri, Hwa Shin menjerit
kaget.
“Ibuku terkena kanker payudara, Begitu pula Nenek ku.” Kata Na Ri
“Baiklah... Aku sangat sedih dan marah dengan kau
berpikir seperti itu Aku mengerti bahwa kau tahu
banyak... soal
kanker payudara.” Kata Hwa Shin
“Penyakit itu merupakan turunan. Aku periksa ke dokter setiap enam
bulan sekali. Aku juga
chek-up minggu lalu bahkan mendapatkan
pemeriksaan ultrasound... “ucap Na Ri
“Aku ini pria, apa kau mengerti. Maaf tidak seharusnya tertawa, tapi aku ini pria. Seorang lelaki! Pria sejati!! Nenekmu
wanita, Ibumu juga... begitu
pula denganmu!” teriak Hwa Shin, Na Ri hanya bisa
tertunduk lesu, dibalik layar terlihat gambar badan Hwa Shin dan Na Ri yang
bertukar tempat.
bersambung ke episode 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
daebakkkk ....
BalasHapusditunggu ep selanjutnyaaa
fighting
Nah lhoo....maksudnya apa itu badannya kebalik???
BalasHapusNah lhoo....maksudnya apa itu badannya kebalik???
BalasHapusMakasih dee ini genre nya apa ya?romcom bukan ya?
BalasHapusHua......ugyo.....
BalasHapus