PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 25 Agustus 2016

Sinopsis Jealousy Incarnate Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Rambut Hwa Shin terlihat sudah berubah jadi klimis dan memiliki berlahan. Hwa Shin melihat dikaca bertanya apakah style seperti ini yang dinginkanya. Na Ri memegang rambut Hwan Shin membenarknya. Hwa Shin tak ingin Na Ri memegang rambutnya, berpikir kalau bisa memilih bajunya sendiri karena pasti tak ada penata gaya. Na Ri pikir akan memanggilnya untuk masuk. Hwa Shin mengangguk setuju.
Na Ri masuk sambil menyengir membawakan jas blink-blink berwarna ungu, Hwa Shin tertawa membuka bajunya terlihat pasrah dengan yang dilakukan Na Ri untuk melakukan semaunya. Na Ri membuka plastik kemeja, Hwa Shin memakai kemeja menurutnya bukan Na Ri yang disalahkan tapi PD-nya. Na Ri menjelaskan pakaian itu sesuai dengan konsep yang sudah ditentukan dan Divisi kostum yang memilihnya.
“kau bilang Konsep? Konsep apa? Apa maksudmu? Konsep blink-blink?” ucap Hwa Shin sinis. Na Ri mendekat memohon pada seniornya.
Tidak ada yang lebih sesuai dari pakaian ini untuk seorang reporter. Dan kau Penyiar ramalan cuaca tahu apa tentang hal ini ?” kata Hwa Shin
“Aku mohon tolong lepas... Kau tidak boleh memakainya.” Ucap Na Ri melepaskan kancing kemeja Hwa Shin.

Hwa Shin menyuruh Na Ri untuk melepaskan tanganya, Na Ri meminta agar Hwan Shin memakai baju yang sudah dibawanya. Hwa Shin berteriak meminta agar Na Ri melepaskanya, tapi Na Ri tetap terus membuka kancing kemeja. Tarik menarik pun terjadi sampai akhirnya dada Hwa Shin terluka kena goresan kuku Na Ri.
Na Ri terkejut karena melukai badan Hwa Shin dan buru-buru mengambil tissue, dengan nada menyesal karena seharusnya memotong kukunya. Hwa Shin menyuruh Na Ri tak perlu melakukannya, Na Ri tetap mengusap dada Hwa Shin yang berdarah dengan tissue, dan menurutnya harus menggunakan antiseptik atau semacamnya.
Darahnya tidak berhenti. Apa yang harus kita lakukan?” kata Na Ri panik menekan-nekan bagian dada Hwa Shin. Tiba-tiba Na Ri seperti merasakan sesuatu dengan menekan-nekan bagian dada Hwa Shin.
Tubuhku memang enak untuk disentuh, benarkan?” kata Hwan Shin mengejek, Na Ri mencoba menekan ke bagian ketiak, Hwan Shin memberitahu kalau tak memiliki luka dibagian itu.

Tunggu. Aku harus memeriksanya.”kata Na Ri terlihat penasaran, Hwa Shin terdorong sampai akhirnya berbaring diatas tempat tidur.
Melihat posisinya terlentang dan Na Ri ada didepanya, Hwa Shin memarahi apa yang dilakukan Na Ri padanya. Na Ri tertunduk dan berjalan mundur terlihat ketakutan. Hwa Shin pikir Na Ri itu akan melakukan pelecehan seksual padanya.
Jika kau melecehkan seorang reporter,  maka seluruh negeri akan mengetahuinya. Kau tidak akan pernah bisa menikah.” Kata Hwa Shin marah, Na Ri menjelaskan bukan itu maksudnya.
Gadis macam apa yang meraba-raba dada seorang pria?” ucap Hwa Shin.
Masalahnya, dadamu mengingatkanku pada ibuku.” Kata Na Ri kembali memegang ada Hwa Shin tapi akhirnya tak mau membahas lagi.  

Hwa Shin heran dengan tingkah juniornya, Na Ri ingin memegang dadanya. Hwa Shin sudah memperingatkanya. Na Ri bertanya keadaan Hwa Shin sekarang. Hwa Shin pikir Na Ri sengaja melakukannya agar tidak bisa memakai kemeja yang sudah terkena noda. Na Ri tertunduk sedih, Hwa Shin tak enak hati melihat Na Ri menangis dan mengatakan kalau hanya bercanda saja.
Na Ri terlihat masih penasaran, melihat Hwa Shin duduk meminta izin agar bisa memegang dadanya kembali. Hwa Shin menahan amarahnya menyuruh Na Ri segera keluar dari kamarnya. Na Ri berjalan beberapa langkah dan berbalik. Hwa Shin berteriak menyuruh Na Ri segera keluar sekarang juga. Na Ri keluar dari kamar merasa tak percaya yang dilakukannya, lalu bergegas untuk membeli obat antiseptik.

Jung Won berjalan ke pinggir sungai melihat banyak kru yang sibuk, Hwa Shin naik panggung dengan pakaian yang dibawa oleh Na Ri. Dong Gi melihat pakaian Hwa Shin merasa Beberapa orang hanya beruntung, Saat mereka mengirim Hwa Shin ke Thailand sebagai seorang seorang koresponden, berpikir akan terasingkan.
Tapi kau justru jadi sangat kaya di sini. Bahkan Kau mendapatkan keuntungan dari jual beli saham. Semua orang mengetahuinya.” Ucap Dong Gi
Berikan naskahnya padaku.” Kata Hwa Shin tak peduli, Dong Gi ingin menjelaskan konsepnya. Hwa Shin meminta agar memberikan saja naskahnya
Kami memiliki konsep yang sangat menarik hari ini. Jadi Biar kujelaskan.” Kata Dong Gi, Hwa Shin langsung merampas naskah dari tangan Dong Gi.
Dong Gi panik meminta Hwa Shin untuk tak marah saat membacanya, karena itu konsep dari direktur. Jung Hwan terlihat sudah menunggu dibangku taman, Hwa Shin yang melihatnya langsung melambaikan tanganya. Dong Chi terus mengoceh kalau Hwa Shin tak boleh menolak. Hwa Shin berkomentar temanya itu lebih tampan dan membuatnya jadi terganggu sekarang.
“Apa Kau merasa terganggu? Aku juga ingin keluar. Tapi apa yang bisa kulakukan? Besok harus ditayangkan. Semua tim.. menunggu kita mengirim ini.” kata Dong Gi
Sudah dua tahun.  Aku penasaran apa dia masih ingat kopi kesukaanku atau tidak.” Komentar Hwa Shin melihat Jung Won lalu berjalan pergi

Hey. Apa  Karena kita hanya punya satu kamera?” ucap Dong Gi menahan Hwa Shin untuk tak pergi meminta agar tak perlu mengkhawatirkan itu.
“Apa Kau tidak mengerti aku ? Aku Choi Dong Gi. Aku akan menjadikannya mahakarya. Jadi Percayalah.” Kata Dong Gi bangga
Hentikan omong kosongmu, berandal. Kau bilang Mahakarya?  Maksudmu pasti sampah!” teriak Hwa Shin, Dong Gi merasa ucapan Hwa Shin  terlalu kasar
Aku mungkin akan menstaples bibirmu kalau kau tidak berhenti bicara. Aku tidak pernah menyukaimu sejak kita diterima bersama di perusahaan. Aku benci melihatmu... di ruang berita. Aku bahkan mempertimbangkan untuk memindahkanmu ke surat kabar.” Jelas Hwa Shin meluapkan amarahnya.
Jelas terlihat kau menyuruh... penyiar ramalan cuaca menggerakkan dada dan pantat mereka. Ada apa dengan postur Pyo Na Ri? Apa dia berhasil kau bodohi? Setelah melihat ramalan cuacanya, maka aku tidak bisa mengingat entah itu soal panas atau dingin, salju atau hujan. Aku tidak bisa ingat apa pun. Ramalan cuaca adalah bagian dari siaran berita.” Kata Hwa Shin mengoceh panjang lebar, Dong Gi bertanya apakah Hwan Shin sudah selesai bicara.
Berhenti menyuruh mereka... seperti itu. Seperti yang kau lakukan sekarang. Coba Lihat dirimu. Pria macam apa yang melakukan hal seperti itu? Kau bersembunyi di belakang mereka, Kau harus bisa menjelaskan bagaimana situasi berubah. Beritahu aku langsung kalau kondisinya tidak memungkinan... daripada mengirim gadis lemah untuk memohon pengertianku. Jangan menyalahkan Presdir, mengerti?”Tegas Hwa Shin marah
Kau juga melakukan segalanya untuk mencapai kesuksesan. Jika kau tidak mau syuting, Maka kau akan mendapatkan amarah Presdir.” Kata Dong Gi.
Hwa Shin menegaskan tak perlu mengumpatnya karena ia tak bilang untuk tak mau syuting, karen ia akan minum kopi dulu dengan teman lamanya baru membuat keputusan. Lalu turun dari panggung memperingatakan Dong Gi kalau memang sampai tak menjadi mahakarya maka akan mati ditanganya. Kakinya menendang kotak minuman meluapkan amarahnya. Dong Gi menenangkan semua kru kalau Hwa Shin itu pasti akan melakukanya.  


Hwa Shin mendekati Jung Won tersenyum saat menerima segelas kopi dari temanya, melihat kemeja yang terbuka sedikit dibagian dada. Jung Won hanya bisa tersenyum. Hwa Shin mengeluh karena sebelumunya Jung Won bilang akan berkunjung terus, tapi ternyata haya bicara omong kosong sebagaimana tipikal pewaris perusahaan dan baru datang sekarang ketika sudah mau pergi. Jung Won pikir Hwa Shin itu sudah tahu tentang dirinya.
Na Ri berlari ke panggung setelah membeli antiseptik mencari Hwa Shin di dalam mobil. Jung Won yang memakai jasnya merasa sangat kepanasan, seperti akan mencair semuanya. Na Ri melihat ke arah Jung Won, bertanya kenapa pria itu ada disini, Jung Won menengok ke arahnya. Na Ri terlihat tertunduk malu.
Hwa Shin ikut melihat Na Ri yang berdiri tak jauh darinya, Na Ri terlihat kebinggungan lalu perlahan mendekati dua pria yang terlihat tampan. Jung Won memperlihatkan wajah tampan, sementara Hwa Shin memilih membuang muka melihat Na Ri yang berjalan sambil tersenyum-senyum. 

Na Ri tersenyum berjalan mendekati Jung Won, Hwa Shin binggung melihat Na Ri yang mendekati Jung Won sambil tersenyum bukan pada dirinya.  Na Ri ingin berbicara tapi terlihat gugup.
Aku sudah bilang jangan terintimidasi.” Kata Hwa Shin sinis
Aku tidak sempat berterima kasih.” Ucap Na Ri 
Aku bilang padamu untuk tidak terintimidasi saat bekerja denganku.” Sindir Hwa Shin
“Apa Kau anggota kru?” tanya Jung Won ramah, Na Ri mengangguk.
Hwa Shin tak tahan lagi berdiri sambil mengomel karena anggota kru sangat tidak disiplin, lalu memberitahu Jung Won  kalau tidak bisa melakukannya kerena membuatnya bisa tetap di Bangkok lebih lama lagi dan mengajak temanya pergi. Jung Won bertanya apakah Hwa Shin sudah selesai berkerja. Hwa Shin pamit berteriak pada Dong Gi akan pergi.

Na Ri ikut berteriak memanggil Hwa Shin kalau sudah membeli obat antispetik. Dong Gi melihat Hwa Shin pergi berteriak panik menyuruh agar segera rekaman. Hwa Shin tetap saja pergi. Dong Gi berteriak sambil mengumpat pada Hwan Shin yang pergi begitu saja.

Malam hari
Na Ri sudah kembali ke rumah dengan membaringkan badanya diteras, teringat kembali saat menyentuh bagian dada Hwa Shin yang terlihat sangat keras. Lalu Hwa Shin mengejeknya kalau pasti sangat menyukai dadanya yang bidang. Na Ri dengan tanganya seperti mencoba kembali merasakan bagian dada Hwa Shin yang di pegang olehnya. 

Jung Won kembali dengan pesawat dan duduk di kelas bisnis, tatapan mengarah pada jendela pesawat.
Flash Back
Na Ri terus melihat keluar jendela, sementara Jung Won terbangun dari tidurnya melihat disebelahnya sudah tertidur lalu bertanya Apakah akan hujan di Seoul besok.  Na Ri tak percaya kalau Jung Won itu bisa mengenailnya. Jung Won mengatakan sudah melihat Na Ri  beberapa kali. Na Ri benar-benar tak percaya  seperti makan di udara dan buang air di atas awan.
Aku sudah menjadi penyiar ramalan cuaca selama empat tahun, tapi tak seorangpun mengenaliku. Aku ternyata  memiliki penggemar. Mungkin karena aku muncul hanya 60 detik, jadi tidak ada yang mengingat wajahku.” Ucap Na Ri
Kau melakukan kesalahan setiap hari.” Ucap Jung Won
“Apa Kau menonton siaranku setiap hari? Kau pasti penggemarku, kan?” kata Na Ri terlihat tak menyangka ada pengemarnya sambil mendorong lengan Jung Won, Jung Won pikir tidak mengatakan begitu.
Mengetahui ada seseorang selain keluargaku... yang menunggu siaranku dan mengikutinya, aku merasa senang.” Ungkap Na Ri, Jung Won tersenyum mengingat kejadian di pesawat dengan Na Ri. 

Na Ri pikir kalau siarannya salah, maka teleponlah ke stasiun TV, karena Jung bisa komplain, berteriak atau mengutuk, bahkan dirinya selalu berharap seseorang melakukannya untuknya, jadi meminta Jung Won agar berjanji melakukannya.
“Apa Kau tahu seberapa menyakitkan ketidakpedulian itu? Apa Kau tahu seberapa menakutkannya? Seakan aku tidak terlihat sama sekali. Aku bersiap sepanjang hari hanya untuk muncul selama 60 detik. Aku merasa seperti tidak melakukan apa pun meski sudah menyelesaikannya.” Ungkap Na Ri, Jung Won terus menatap keluar jendela pesawat seperti mengingat terus dengan percakapannya dengan Na Ri. 

Pagi hari 
Seorang wanita muda masuk ke rumah Rak Pasta berteriak memanggil Paman Kim Rak, Dae Goo untuk bangun dan sarapan sebelum berangkat sekolah. Setelah itu naik ke lantai dua mengedor pintu memanggil nama Bbal Gang memberitahu sudah lewat jam 7 pagi. Seorang wanita muda mengosok gigi keluar jadi jendela, mengatakan kalau wanita itu berbohong padahal Masih jam 6 pagi. Si wanita pun berlari naik ke lantai tiga.
Oh Dae Goo, bangun!!” teriak Bbal Gang, Dae Goo terlihat masih tidur lelap.
Dae Goo, aku tidak memakai celana dalam hari ini.” teriak Bbang Gang, Dae Goo dilantai bawah langsung bangun dan duduk tegak.
Bbal Gang memanggil Chi Yeol, memberitahu tidak memakai bra hari ini. Chi Yeol sedang dikamar mandi mengumpat Bbal Gang itu sudah gila. 

Si wanita masuk rumah sambil membuka kulkas, Na Ri keluar dari kamarnya. Si wanita memanggil Na Ri dengan panggilan anak, Na Ri memberitahu kalau ia bukan anak dari wanita itu. Si wanita terlihat sibuk memasukan makanan ke dalam kulkas.
Ibu tiri, kau seharusnya tinggal dengan Ayah di Cina. Kenapa kau berlagak seperti Ibuku di sini? Memangnya kau melahirkanku?” ucap Na Ri, si wanita hanya diam saja.
Kau bilang masih punya kimchi.  Kenapa kau bohong padaku? Kau benar-benar keterlaluan.” Ucap si ibu tiri melihat kotak kimchi yang sudah habis.
“Hei... Kau bilang kau ada ujian hari ini. Apa kau begadang? Chi Yeol” teriak Na Ri bertanya apakah ada dikamar mandi
Ibu tirinya memberitahu Chi Yeol sedang ada di kamar mandi. Na Ri membuka pintu kamar mandi melihat anak kecil yang sedang pup dan mengeluarkan bau tak sedap. Ia langsung mengomel Pyo Bum yang selalu  buang air di rumahnya bukan dirumah sendiri. Ibu tirinya terlihat ketakutan memilih untuk bersembunyi dibalik pintu kulkas. 

Chi Yeol mencuci muka di luar rumah dengan bertelanjang dada, Na Ri keluar dengan membawa sikat giginya dan menatap dada adiknya sedang dilap dengan handuk. Chi Yeol heran melihat tingkah kakaknya, Na Ri meminta izin untuk memegang dada adiknya sekali saja. Chi Yeol terdiam, Na Ri mencoba memegang tapi seperti aneh.
Aku hanya penasaran bagaimana dada pria.” Kata Na Ri
Kalau begitu kau harus pergi kencan. Jangan melakukan ini padaku.” Ucap Chi Yeol kesal lalu masuk rumah. Na Ri pikir adiknya itu sudah salah paham sambil mengosok giginya. 

Kim Rak sudah ada didepan mobil, membuka pintu membiarkan ibu tiri Na Ri dan juga Pyo Bum naik lebih dulu setelah itu bertanya pada Chi Yeol sebelum naik mobil, apakah ia mengunakan pelembab  miliknya. Chi Yeol menyangkalnya. Bbal Gang datang memberikan uang sewanya, Kim Rak menghentikan langkah Bbal Gang karena melihat kembali memendekan roknya. Bbal Gang mengatakan kalau itu bukan urusan paman Kim. Dae Goo pun masuk mobil duduk disamping Bbal Gang.
“Hei.... Apa orang tua kalian tahu kalau kalian ada ujian hari ini?” tanya Kim Rak. Dae Goo malah balik bertanya haruskan mereka mengetahuinya, Kim Rak pun akhirnya memilih tak peduli
“Kalian makan ini, Sebuah keluarga harusnya sarapan bersama.” Ucap si ibu tiri membagikan semua sandwich
“Aish... Kau mulai lagi. Kita bukan keluarga.... tapi Kita orang asing.” Keluh Bbal Gang
Kita sarapan dan minum kopi bersama. Lalu Kita berangkat kerja dan sekolah bersama. Jadi Kita keluarga.” Ucap Dae Goo
Kim Rak bertanya kapan mereka mulai ujian, Chi Yeol memberitahu pukul  Jam 8:40 pagi. Dae Goo heran kenapa Na Ri belum masuk juga ke dalam mobil. Ibu Tiri Na Ri bertanya pada Chi Yeol Kenapa Na Ri bohong karena melihat kotak kimchi yang sudah habis. Dae Goo melihat akhirnya si pembohong itu datang juga. Na Ri pun masuk mobil duduk disamping Kim Rak. 

Di jalan
Na Ri mengucapkan terimakasih pada Chef Kim Rak karena  sudah mengantar mereka  tiap hari, Chef dan sudah mengirim biaya sewa ke rekeningnya. Kim Rak pun mengucapkan terimakasih. Na Ri melihat dikaca spion meminta dua pria itu agar menjaga jarak saat duduk. Dae Goo mengatakan Tempatnya tidak cukup. Na Ri akhirnya melihat ke belakang.
“Hei.. Bbal Gang, rok mu tidak terlalu pendek?” kata Na Ri. Bbal Gang membalas milik Na Ri itu lebih pendek.
Mulai besok, Bbal Gang dan aku tukar tempat duduk.” Ucap Na Ri, dua pria disamping Bbal Gang langsung berteriak menolaknya. Na Ri terkejut dan Bbal Gang tersenyum.
“Hei.. Bbal Gang  Bagaimana kabar Ayahmu?” tanya Kim Rak sambil menyetir.
Dia minum banyak kemarin malam dan masih tidur saat aku berangkat.” Cerita Bbal Gang 

Tuan Lee Joong Shin sedang duduk di kamarnya, melihat sebuah foto penikahan memanggil nama  Sung Sook dan juga Hwa Shin dan bertanya tentang apa yang terjadi nanti pada Bbal Gang.
Flash Back
Hwa Shin memanggil kakaknya bertanya apakah sudah mendaftarkan pernikahannya. Kakaknya hanya diam, disampingnya istrinya Sung Sook dengan gaun pengantinya. Hwa Shin memastikan kalau kakaknya belum melakukanya. Joong Shi menyuruh adiknya diam saja.
Pikirkan lagi pernikahan ini. Kau sudah terpedaya olehnya.  Apa Kau pikir dia akan menyiapkan sarapan untukmu? Dia lebih mementingkan karirnya. Dia wanita egois. Jika kalian meminum bersama sebagai pasangan, saat kau, si sapi, menghasilkan susu, maka dia, si ular, akan menghasilkan racun. Bagaimana kau akan hidup bersamanya?” bisik Hwa Shin disamping kakaknya,

Joong Shin. Saat kalian punya anak, dia akan memberikan si anak bisa ular, bukannya susu.” Kata Hwa Shin berdiri ditengah-tengah untuk menyadarkan kakaknya.
“Hei.. Ibu macam apa yang akan memberikan racun ular pada anaknya, psiko?” teriak Sung Sook menjewer kuping Hwa Shin
Dia hanya mementingkan dirinya sendiri. Jangan menikahinya. Dia layak hidup sendiri. Dia tidak akan cocok dengan keluarga kita.” Kata Hwa Shin terus berusaha
Fotographer memanggil ketiganya agar bisa tersenyum, Joong Shin memanggil ibunya untuk foto bersama. Hwa Shin yakin kakaknya itu akan bercerai dan harus mempercayai hal itu. Kilatan blitz pun terlihat, wajah Hwa Shin terlihat kesal dengan penikahan kakaknya. 


Ditangan kanannya, Tuan Lee Joong Shin ada foto pernikahaan dengan seorang wanita yang lebih muda. Ibunya langsung ikut foto dengan anaknya, begitu juga Hwa Shin ikut berdiri dibelakang kakaknya. Istri keduanya mencari Bbal Gang mengajak untuk foto bersama.
Joong Shin seperti tak enak hati kalau Bbal Gang ikut foto, Ja Young pikir tak masalah karena Bbal Gang itu adalah anak perempuanya. Hwa Shi memuji kakak iparnya terlihat cantik lalu dengan senyumanya berdiri disampinganya dengan Bbal Gang didepanya.
“Apa Kau sudah mendaftarkan pernikahanmu?” tanya Hwa Shin, Joong Shin hanya diam saja
Kenapa kau belum melakukannya? Bagaimana kalau malaikat ini terbang meninggalkanmu? Daftarkan pernikahanmu. Bagaimana kau akan menemukan wanita lain yang sepertinya?” ucap Hwa Shin
Aku bisa menikah dengannya berkat dirimu. Terima kasih.” Bisik Ja Young
Fotographer pun mulai memberikan aba-aba untuk mulai foto, Ja Young melihat sosok wanita yang ada dibelakang pohon dengan topi yang menutupi wajahnya. Sung Sook dengan penuh dendam mengatakan  akan membalas untuk hal ini

Hwa Shin kembali ke Korea dan sudah sampai dibandara dan menarik kopernya di trotoar. Mobil Kim  Rak berhenti dan menurunkan di pinggir jalan, Na Ri mengucapkan selamat ujian pada ketiganya dan juga mengucapkan terimakasih pada Chef Kim. Hwa Shin sampai di persimpangan lebih dulu.
Mobil Kim Rak melewatinya, Bbal Gang melonggo melihat sosok orang yang dikenalinya. Dae Goo bertanya ada apa sampai melihat sepert itu. Bbal Gang melihat sosok pria yang mirip pamanya. Dae Goo binggung karena ternyata Bbal Gang memiliki seorang paman. Bbal Gang hanya diam saja.
Di pinggir jalan, Na Ri menunggu untuk menyebrang lalu terkejut melihat sosok orang berada disampingnya dengan membawa dua buah koper, lalu memanggilnya. Hwa Shin hanya diam saja, Na Ri mencoba terus menatap seperti ingin memastikan. 
Wajahku bisa mengelupas, jadi Berhenti menatapku begitu.” Ucap Hwa Shin sombong, Lampu hijau pun menyala dan Hwa Shin berjalan lebih dulu.

“Yah... Itu memang dia, melihat dari gaya bicaranya” kata Na Ri lalu berlari ingin menawarkan bantuan. Hwa Shin menolak menyuruh Na Ri berjalan lebih dulu saja.
Bukan itu maksudku.” Ucap Na Ri langsung memegang dada Hwa Shin. Hwa Shin mengumpat Na Ri itu sudah gila dan masih pagi juga lalu kembali berjalan dengan kopernya.
Na Ri pikir tak ada yang salah dan kembali memegang dada Hwa Shin karena penasaran, mereka berdiri tepat di perempatan jalan dengan orang yang lalu lalang menyeberang. Hwa Shin menahan marah dengan tersenyum karena Na Ri terus saja memegang bagian dadanya. Sampai akhirnya Hwa Shin tak tahan lagi berteriak sambil melempar kopernya, Na Ri pun terkejut melihat Hwa Shin yang marah.
Kau kenapa ? Tiga tahun lalu, kau sangat polos. Kau bahkan tidak berani menatap mataku.” Ucap Hwa Shin, Na Ri merasa dirinya itu masih tetap polos.
“Apa Kau tidak punya malu? Apakah begini caramu agar bisa jadi pembaca berita?” kata Hwa Shin menyindir
Ini tidak adil.... Aku belum pernah menyentuh dada pria sebelumnya.” Kata Na Ri kembali memegang dada Hwa Shin, Hwa Shin langsung berteriak menjauhkan tangan Na Ri dari dadanya.

Kau menyentuh dadaku untuk kedua kali. Kenapa kau melakukan ini padaku?” teriak Hwa Shin ditengah jalan
“Ini Bukan apa-apa, Kau Jangan takut dan Mari mengobrol.” Kata Na Ri berusaha untuk  menenangkan.
“Kau bilang Takut? Apakah ini sesuatu yang harus kutakutkan?” ucap Hwa Shin melepaskan kaca mata hitamnya.
Tiba-tiba mobil sudah berjalan melewati mereka sambil menyalakan klakson, Na Ri melihat sekeliling ternyata mereka terjebat dalam kotak perempatan jalan untuk menyeberang. Hwa Shin memegang kopernya mengatakan belum pernah takut akan hal apa pun jadi ingin tahu apa maksud perkataanya tadi.
Apa kau masih menyukaiku?” ucap Hwa Shin, Na Ri binggung
Justru itulah yang paling kutakutkan jika terjadi.” Kata Hwa Shin lalu menarik kopernya kembali, tapi akhirnya harus menunggu sampai lampu untuk menyebarang menyala. Mereka berdiri ditempat yang salah. 


Dong Gi masuk ruangan Direktur memberitahu Teaser kedua untuk rekruitmen akan disiarkan hari ini. Direktur bertanya keberadaan Nyonya Kye dan Nyonya Bang. Dong Gi pikir harus memanggilnya sekarang, Direktur sudah menahanya sebelum keluar ruangan.
Rasanya tidak benar.” Ucap Direktur, Dong Gi binggung karena menurutnya sudah terlihat bagus.
Bukan itu maksudku, Saat Hwa Shin kembali, ruang berita akan kacau.” Kata Direktur berdiri dari tempat duduknya, Dong Gi pun tak  banyak berkomentar.
Aku tidak mengerti Bagaimana bisa kakak Hwa Shin.. menikahi Nona Bang setelah bercerai dari Nona Kye?” kata Direktur, Dong Gi pun memikirkan hal itu. 


Ja Young menekan lift untuk naik keatas, ketika pintu lift terbuka matanya tertuju pada Sung Sook yang berdiri didalam dengan pakaian yang sama berwarna merah. Keduanya saling menatap dingin, lalu Ja Young masuk ke dalam lift.
Kenapa kita sampai menggunakan baju yang sama?” keluh Ja Young kesal, akhirnya pintu lift pun tertutup
Lepaskan.” Kata Sung Sook, Ja Young pikir Sung Sook saja yang melepaskan bajunya.
Aku menggunakan ini untuk acara nanti.” Kata Sung Sook, Ja Youn mengatakan akan memakainya di pertunjukan langsung.
Ada apa dengan divisi kostum kita?” keluh Sung Sook, Ja Young pikir jangan menyalahan mereka karena divisi kostumu berhasil mendapatkan sponsor mahal itu.
Ini milikku sendiri. Aku membelinya. Seberapa lama kau pikir aku akan berada di bawahmu?” ucap Ja Young sinis
Kau masih bersama pria yang kucampakkan, jadi kupikir kau masih berada di bawahku.” Balas Sung Sook.
Ja Young tak terima karena suaminya itu dicampakan oleh Sung Sook, lalu berlari mengejarnya sampai keluar lift. Sung Sook pun ditarik oleh Ja Young di lorong. Ja Young melihat merah itu bukan tipe dari Sung Sook, Sung Sook membalas Memalukan sekali kalau mereka  memiliki selera yang sama. Keduanya lalu melihat pria yang lewat didepanya.
Siapa di antara kami yang lebih cantik?” kata Sung Sook, Ja Young juga menanyakan hal yang sama pada pria itu.
Si pria terlihat binggung, Ja Young meminta agar segera mengatakanya. 


Na Ri berjalan dibelakang Hwa Shin dengan wajah cemberut, Hwa Shin terlihat gagah berjalan dengan koper ditanganya, lalu tiba-tiba berhenti dan melihat ke arah cermin. Na Ri sempat berhenti karena jalanya dihalangi, tapi akhirnya mencoba lewat samping.
Hwa Shin melihat wajahnya lalu memilih untuk berbalik arah, Na Ri binggung lalu berteriak memanggilnya kalau stasiun Tvnya ada didepan mereka dan bertanya apakah tak segera masuk. Hwa Shin memilih pergi dengan menarik kopernya. 

Sebuah ambluance membawa tuan Lee dengan penyanggah lehernya, semua sudah berkerumun didepan cafe pasta Rak. Kim Rak baru pulang mengantar melihat pasien yang dibawa masuk ke dalam  ambulance lalu buru-buru turun dari mobilnya.
Ia bertanya pada tetangganya apa yang terjadi, tetangganya memberitahu  Joong Shin jatuh dari lantai atas saat memeriksa e-mailnya dari kejaksaan dan mabuk kemarin malam, lalu menanyakan keberadaan Bbal Gang sekarang. Petugas ambulance bertanya apakah Kim Rak sebagai wali dari pasien, Kim Rak pun mengangguk lalu masuk ke dalam mobil ambulance. 

Semua anak murid sedang serius mengerjakan tes, guru mereka masuk ke dalam kelas lalu menghampiri meja Bbal Gang untuk mengikutinya. Terlihat paman Kim sudah berdiri di depan pintu kelas dengan tatapan sedih. Bbal Gang berpikir terjadi sesuatu pada ayahnya.
Tuan Lee sudah masuk ruang operasi dengan penjelasan dari dokter kalau pasien mengalami pendarahan otak serius. Jika eodema tetap ada setelah menghentikan pendarahannya maka akan berdampak buruk pada otak. Jadi belum bisa tahu hasilnya setelah operasi berjalan. 

Kim Rak menemani Bbal Gang didepan ruang operasi,  memberitahu tidak bisa menghubungi Nenek Bbal Gang lalu menyarankan untuk menelp ibunya dan bertanya apakah memiliki nomornya. Bbal Gang menahan tangisnya dengan mata marah memberitahu tak memiliki ibu. Kim Rak pun hanya diam saja. 

Dae Goo melihat bangku Bbal Gang yang kosong, sampai akhirnya bersama dengan Chi Yeol sama-sama berdiri dan memakai tasnya. Gurunya menahanya saat Dae Goo mengambil tas Bbal Gang. Dae Goo mengatakan pada gurunya kalau tak bisa mengerjakan tesnya karena Bbal Gang pasti sangat ketakutan.
Dua murid terbaik tidak boleh melewatkan ujian. Tanpa kalian berdua, perolehan nilai sekolah akan jatuh.” Kata Gurunya.
“Bbal Gang tidak ikut, maka biar saja begitu.” Ucap Chi Yeol dingin
Selesaikan dulu ujiannya.” Tegas Gurunya, Keduanya memilih pamit untuk segera pergi meninggalkan ruang ujian. 

Hwa Shin seperti pergi ke tempat penginapan untuk mandi membersihkan wajahnya dengan pisau cukur, saat keluar terlihat pakaian sangat rapih walaupun menarik dua koper ditanganya. Didepan hotel sempat bergaya layaknya seorang model.
Ketika masuk ke dalam gedung melihat Na Ri yang berdiri didepan layar besar, Na Ri sempat menengok tak berusaha untuk tak peduli. Hwa Shin mengangkat kopernya agar tak terdengar suaranya, Na Ri bisa tahu sambil berkata kalau Iklan rekruitmen akan segera ditayangkan. Hwa Shin membalikan badanya karena tak bisa menghindari dari Na Ri. 

Mantan suami Tuan Lee masuk bersama dengan pakaian yang sama, semua pegawai melihat kearah mereka berdua seperti tak mau kalah. Dong Gi pun membuka pintu untuk keduanya. Direktur sedang membaca berkas bisa tahu keduanya akhirnya datang juga.
Keduanya langsung bertanya apakah belum tayang, Direktur melirik  melihat keduanya dengan pakaian yang sama dan langsung berdiri. Dong Gi memberitahu kalau sebentar lagi akan tayang. Direktur menyuruh mereka untuk segera duduk. Dong Gi binggung melihat pakaian mereka yang sama. 

Bbal Gang duduk diruang tunggu sambil berusaha menelp neneknya, tapi tak juga diangkat. Lalu mengirimkan pesan agar neneknya bisa mengangkat telpnya. Saat itu juga iklan SBC diputar, terlihat wajah Hwa Shin yang menari-nari dengan kemeja polkadot dan jaket bling-bling.  
Ia menari disemua tempat yang paling hits dibangkok lalu tertulis dilayar [Lee Hwa Shin dari tahun 2006, seorang koresponden luar negeri] Ja Young melihat tak percaya kalau diTV adalah Hwa Shin, terlihat Hwa Shin yang duduk di dalam sebuah club dengan gaya yang terlihat sangat tampan. Sung Sook bertanya kenapa Hwa Shin ditampilkan lebih dulu.
Bbal Gang melihat di TV adalah pamanya Lee Hwa Shin tak percaya kalau pamanya itu terlihat bersenang-senang. Gambar berubah terlihat Sung Sook dengan gaya hip hop berdiri didepan studio berita dengan tulisan [Kye Sung Sook dari tahun 1991, Pembaca Berita] Sung Sook menaikan alisnya melihat gambarnya yang menari-naik. Bbal Gang memanggilnya Bibi yang terlihat bahagia.

Dong Gi menahan tawanya, saat itu berganti dengan gaya Ja Young yang berjalan dengan anak buahnya terlihat dingin. [Bang Ja Young 1991, Ketua pembaca berita ] Bbal Gang tak percaya melihat ibunya.
Apa kau bersenang-senang... Ayah mungkin akan mati.” Ucap Bbal Gang menahan marah dan tangisnya.
Ketiganya bersama ditempat yang berbeda mengucapkan 2016 SBC Recruitment.” Bbal Gang menjerit histeris sambil melempar ponselnya meminta agar mengembalikan ayahnya kembali. 


Iklan berhenti tepat saat gambar Hwa Shin duduk di tangga club, Na Ri memilih untuk berjalan pergi. Hwa Shin mengejek Dong Gi yang akan membuat mahakarya tapi menurutnya kali ini memang melakukan dengan benar. Dengan waah kesal berkomentar Akan lebih sempurna tanpa pakaian polkadotnya.
Hwa Shin menengok Na Ri sudah pergi yang tadi melihat bersama-sama iklan yang tayangkan. Tiba-tiba sepasang tangan dari belakang meraba bagian dadanya, Na Ri terlihat sangat penasaran dan terus memegangnya dari belakang. Hwa Shin benar-benar tak habis pikir dengan yang dilakukan Na Ri padanya, akhirnya menarik dibalik layar TV yang cukup besar.

Kenapa kau melakukan ini padaku? Ini tempat kerja kita. Banyak mata melihat dan mulut yang bergosip.” Kata Hwa Shin marah
Dadamu... terasa seperti milik Ibuku. Yang aku maksud adalah Kau bisa terkena kanker payudara.” Ucap Na Ri, Hwa Shin menjerit kaget.
Ibuku terkena kanker payudara, Begitu pula Nenek ku.” Kata Na Ri
“Baiklah... Aku sangat sedih dan marah dengan kau berpikir seperti itu Aku mengerti bahwa kau tahu banyak... soal kanker payudara.” Kata Hwa Shin

Penyakit itu merupakan turunan. Aku periksa ke dokter setiap enam bulan sekali. Aku juga chek-up minggu lalu bahkan mendapatkan pemeriksaan ultrasound... “ucap Na Ri
Aku ini pria, apa kau mengerti. Maaf tidak seharusnya tertawa, tapi aku ini pria. Seorang lelaki! Pria sejati!!  Nenekmu wanita, Ibumu juga... begitu pula denganmu!” teriak Hwa Shin, Na Ri hanya bisa tertunduk lesu, dibalik layar terlihat gambar badan Hwa Shin dan Na Ri yang bertukar tempat. 
bersambung ke episode 2


PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

5 komentar: