PS :
All images credit and content copyright : JBTC
Ma Roo
melihat So So yang marah meminta agar tenang, So So dengan nada tinggi berkata
kalau tak mungkin tenang karena betapa
berbahayanya tempat ini dan sudah mengatakan tidak bisa datang tanpa
Pemandu profesional dan jika Ma Roo mengalami kecelakaan, siapa yang harus bertanggung
jawab.
“Apa kau
ingin bisnis kami ditangguhkan?” kata So So kesal, Ma Roo tak percaya kalau
bisnis So So akan ditangguhkan.
“Apa itu
masalahnya disini? Jika kau jatuh ke dalam lubang pasir, lalu kita tidak akan
bisa menemukan tubuhmu... Kenapa kau terus mendapat masalah?” keluh So So. Ma
Roo pun hanya bisa membungkuk meminta maaf.
So So
pikir mereka tidak punya waktu, menarik tangan Ma Roo untuk pergi. Ma Roo
bertanya kemana mereka akan pergi. So So mengatakan kalau mereka tak boleh
terjebak dan terus mengikutinya.
Semua
turis sudah sampai di tepi dan saat itu air pun datang. Hyun berlari bahagia
diatas jembatan karena Air pasang naik. Yeon Jung takjub karena datang dengan
sangat cepat. So Ran melihat dengan jarak yang jauh dengan Kyung Jae.
“Apa yang
kau lakukan saat air pasang naik?” tanya Yeon Jung. Hyun menjawab akan Mendayung.
Saat itu
Tuan Oh datang mendorong-dorong So Ran untuk minggir dan meminta istrinya untuk
berdiri didepan agar bisa melihat dengan jelas. Ia merasa kalau didepanya seperti
pantai di Jindo. Kyung Jae melihat pacarnya didorong, berbicara pada Tuan Oh
kalau tidak bisa mendorong So Ran
seperti itu. Tuan Oh seperti tak menyadarinya. Nyonya Han tak enak hati meminta
maaf lebih dulu.
“Kau
tidak bisa mendorong seseorang seperti itu.” Kata Kyung Jae marah membela So
Ran.
“Tidak
bisakah kau punya sedikit sopan santun
dalam kelompok ini? Aku tidak memukul siapa pun! Kau seperti ini terakhir kali
juga. Apa kau pikir kau sopan namanya
sama orang tua?” ucap Tuan Oh dengan nada tinggi.
“Kau
membuat kesalahan duluan.” Kata Kyung Jae tak mau kalah. Nyonya Han tak mau ada
pertengkaran meminta maaf untuk sikap suaminya.
“Terlepas
dari apa yang ku lakukan, Kau seharusnya
tidak memandang orang yang lebih tua
seperti itu.” Kata Tuan Oh. Nyonya Han meminta suaminya berhenti karena mereka yang
membuat kesalahan.
“Kau
bukan pemilik tanah ini! Kau seharusnya tidak memperlakukan anggota kelompok lain
seperti ini di negara asing!” kata Tuan Oh dengan berterik.
“Kau
hanya perlu meminta maaf. Kenapa kau berteriak?" keluh Kyung Jae
“Baiklah,
jika aku benar-benar memukulnya, Aku akan meminta maaf!” kata Tuan Oh. So Ran
seperti tak malas mendengarnya memilih untuk berjalan pergi.
Tuan Oh
berteriak memangil So Ran dengan panggilan “Eonnie” measa kalau tak memukulnya.
Nyonya Oh meminta agar Tuan Oh jangan berteriak Dan Kyung Jae meminta jangan
panggil Eonnie. So Ran berjalan pergi
sambil mengumpat dalam hati, karena benar-benar benci paket liburan ini.
So So dan
Ma Roo berhenti saat melihat air sudah pasang, melepaskan tangan Ma Roo karena
sudah tak bisa melewatinya. Ia mengumpat kalau bisa gila ada disebrang pulau.
Ma Roo merasa tak masalah bahkan memberikan semangat pada So So karena Air
pasang akan segera turun. So So menatap sinis. Ma Roo pun hanya bisa membungkuk
mengakui kesalahanya.
Keduanya
hanya bisa menatap melihat air sudah seperti lautan didepanya, Hyun dan Yeon
Jung terlihat senang melihat pemadangan kalau banyak yang mengatakan ini adalah
Surga. Nyonya Han menatap sedih, seperti perasaanya merasa tertekan. Tuan Oh
santai mengambil foto dari kameranya.
“Kau
pasti bahagia... Kau adalah sebuah pulau dan tanah pada saat bersamaan. Pasti
menyenangkan menjadi satu-satunya di
dunia ini. Kau beruntung bisa menjadi biasa-biasa saja.” Gumam So Ran menatap
pemandangan di depan jembatan.
Flash Back
So Ran
dengan ibunya sedang melakukan perawatan kuku bersama. Ibu So Ran menyuruh
anaknya segera menikah dan menghentikan omong kosongnya. So Ran tak
percayaibunya benar-benar ingin mengirim
putri satu-satu untuk menikah.
“Lalu
hiduplah dengan damai.” Kata Ibu So Ran. So Ran bertanya bagaimana mungkin bisa
hidup damai.
“Jika aku
tahu itu, Apa aku akan hidup seperti
ini?” kata Ibu So Ran.
“Ibu, pernahkah
kau menganggap dirimu sebagai wanita keren sebelumnya?” kata So Ran
“Aku
melakukannya, dua kali.” Ucap Ibu So Ran. So Ran pikir yang pertama adalah melahirkannya
“Tidak,
saat aku melahirkan Oppa-mu.” Ucap Ibu So Ran. So Ran pikir ia mendapatkan yang
nomor dua.
“Tidak...
Yang kedua..Saat itulah aku kehilangan berat badan dan mengenakan pakaian yang
indah. Cobalah kehilangan satu inci ukuran pinggangmu.” Kata Ibu So Ran
bahagia.
“Bagaimana
saat kau memilikiku?” tanya So Ran.
“Aku merasa
senang. Aku bertemu dengan seorang rekan seumur hidup hari itu. Jika kau bahagia,
tidak masalah jika kau terlihat keren. Jika kau suka, maka Kau baik.” Ucap
Ibunya.
“Aku tidak tahu... versi diriku yang aku
inginkan. Bagaimana aku bisa... menjadi
bahagia dan keren?” gumam So Ran. Kyung Jae menatapnya dari belakang.
Ma Roo
melihat pemandangan didepanya kalau terlihat sangat keren dan tidak tahu
pemandangan seperti ini ada. So So
meberitahu mereka harus tetap di pulai
sampai air surut turun. Ma Ro sudah tahu dengan wajah penuh semangat.
“Air
pasang akan turun besok pagi.” Kata So So. Ma Roo melotot kaget mendengarnya.
So So mengatakan mereka baru bisa pergi besok pagi.
“Lalu,
apa kita harus tinggal di sini sepanjang malam...” kata Ma Roo.dan So So yang
kesal memilih untuk berjongkok.
“Harusnya
mereka memasang tanda yang melarang kita disini Atau ada petugas polisi yang
dipekerjakan... Ini bukan bagaimana cara kau menjalankan objek wisata, Bukan
begitu? Mereka tidak terlalu perhatian.” Kata Ma Roo mengoceh kesal.
“Hentikan.
Kau membuatku semakin marah.” Ungkap So So. Ma Roo pun menganguk mengerti dan
ikut berjongkok.
“Apa ada
akomodasi disini?” tanya Ma Roo. So So bertanya Apa itu masuk akal. Ma Roo
menjawab sendiri kalau itu tidak.
“Dapatkah
kau menjauh dariku?” kata So So tak ingin Ma Roo berada didekatnya, Ma Roo pun
melangkah menjauh.
“Apa ada
kamar mandi disini?” tanya Ma Roo. So So menjawab dengan lirikan sinis.
Yeon Jung
dan Hyun makan malam direstoran dengan menu steak. Hyun meminta agar mereka
foto lebih dulu, Yeon Jung pun sudah siap dengan gayanya sebelum makan, tapi
Hyun memilih hanya ingin mengambil gambar makanan saja.
Sementara
pasangan, Nyonya Han dan Tuan Oh makan dengan bekal yang dibawa dari korea,
Nasi instant dan juga lauk. Tuan Oh pikir inilah makanan yang sesungguhnya.
Nyonya Han seperti tak nafsu makan memberikan sebagian nasi pada suaminya. Tuan
Oh menyuruh istrinya agar makan yang banyak.
Kyung Jae
gelisah dalam kamar saat So Ran keluar bertanya apakah merasa lapar dan ingin
makan. So Ran seperti terkena sembelit memilih untuk segera masuk kembali ke dalam
toilet. Adik So So pun hanya bisa terdiam karena kehilangan kakaknya.
[Gedung
Farmasi dunia]
Byung Jae
melihat Nona Oh dan Tuan Yoo ada dalam ruangan rapat dan terlihat serius. Tuan
Yoo bertanya apakah Nona Oh sudah menghapus file itu. Nona oh mengangguk.Tuan
Yoo pun memuji Nona Oh yang berKerja bagus jadi merkea akan mulai prosedur
pemecatan sekarang.
“Apa ?
Katanya kalau kita menemukan file itu, maka Kau tidak akan mengambil tindakan disipliner.”
Ucap Nona Oh kaget.
“Apa yang
salah denganmu? Bagaimana kita bisa bekerja dengan brengsek itu?” kata Tuan Yoo.
Nona Oh ingin menyela karena merasa tak adil.
“Tapi
apa?.. Apa Ma Ru adalah Tuhan Kehakiman, Dan apakah kita Setan?... Deputi Oh...
Jika kita kembali pada hari itu, orang-orang Inggris memasukkan perahu mereka dengan teh hijau
dari China. Itu bukan perjalanan yang berlangsung satu atau dua hari.” Cerita
Tuan Yoo.
“Semuanya
membusuk dalam perjalanan pulang. Mereka harus membuangnya, tapi itu sia-sia
belaka. Mereka membukanya hanya untuk mengecek, tapi apa kau tahu? Mereka
baik-baik saja. Versi busuk itu sebenarnya lebih baik. Saat ini dikenal sebagai
teh hitam sekarang. Apa teh hijau benar, dan teh hitam salah?” kata Tuan Yoo.
Nona Oh hanya diam saja.
“Itu
tidak benar... Seluruh tempat ini adalah teh hitam. Kau adalah teh hitam, dan
aku juga teh hitam jadi Tidak ada tempat untuk teh hijau di sini.” Tegas Tuan
Yoo.
“Jika Ma
Ru dipecat, dia akan masuk dalam daftar hitam. Dan dia tidak akan mendapatkan
pekerjaan.” Kata Nona Oh khawatir.
“Bukankah
sudah jelas? Itulah satu-satunya cara untuk
terus membenci Ma Ru dari dunia ini.” Ucap Tuan Yoo seperti tak peduli.
Nona Oh seperti merasa kesal mengambil keputusanya.
Ma Roo
mulai mengesekan batang kayu karena merasa dingin jadi akan segera membuat api
dan sudah sering melakukan saat di militer, bahkan berada di pasukan khusus.
Tapi saat itu tanganya malah lecet dan membuat So So untuk membalut tanganya.
“Jangan
khawatir, itu sudah lama. Tapi aku akan segera membuat api.” Ucap Ma Roo
melihat So So yang bergantian.
“Tidak
apa-apa... Jangan memotong kedua tanganmu. Orang-orang yang berada di pasukan
khusus bahkan tidak dapat melakukan
apapun dengan benar.” Ejek So So. Ma Roo
mengaku dulu pandai dalam hal itu.
“Tidak
apa-apa... Aku berada di Pramuka saat masih kecil, jadi Membuat api gampang
buatku.” Kata So So bangga.
Tapi
beberapa saat kemudian, Ma Roo merobek sedikit bajunya dengan membalutkan
tangan So So yang menganggap Pramuka, lalu tak bisa menahan tawa. Keduanya pun
tertawa dengan tangan yang dibalut kain karena lecet.
So So
berusaha menahan dingin, Ma Roo memberikan jaketnya. So So menolak karena Ma
Roo pasti kedinginan juga. Ma Roo mengaku baik-baik saja. So So mengejek Jangan
berpura-pura, karena akan sakit. Ma Roo menegasakan kalau dirinya ada di
pasukan khusus. Keduanya pun duduk berjauhan.
“Aku
minta maaf untuk ini dan Suamimu pasti sudah menunggu.” Kata Ma Roo. So So
binggung siapa yang dimaksud suaminya.
“Orang
yang menyeretmu tadi.” Kata Ma Roo. So So mengaku kalau pria tadi adalah adik
laki-lakiku.
“Aku kira
suamimu lebih muda darimu.”ungkap Ma Roo. So So menegaskan bukan seperti itu
maksudnya.
“Dia adalah
saudara kandungku dan Satu-satunya saudara laki-lakiku.” Kata So So
“Kau
bilang Dia adikmu? .. Itu melegakan.” Ungkap Ma Roo terlihat senang. So So
heran kenapa Ma Roo berpikir kalau itu melegakan.
“Seorang
suami yang kejam, dan istri yang
disalahgunakan. Aneh, hubungan yang ditakdirkan. jadi kau tidak bisa lepas.
Seperti itulah rasanya... Tapi kenapa adikmu begitu keras kepala? Dia sangat
kasar terhadap kakaknya.” Kata Ma Roo
“Itu tidak
benar... Dia adalah anak yang lembut dan baik hati.” Ungkap So So
Ma Roo
masih ingat saat Su Su berteriak padanya “ Jika kau berbicara bahasa Jepang, Aku akan membunuhmu!” lalu mengaku tak tahu
apakah adik So So memang lembut dan juga baik. So So pikir adiknya mungkin tampak seperti itu, tapi jika melihat
dari dekat, maka adiknya berbeda
“Apa yang
membuatmu ingin datang jauh-jauh kemari? Apa kau selalu penasaran? Kau pasti
mengalami banyak masalah.” Kata So So mengejek.
“Itu
tidak benar. Aku mendapat masalah, dulu saat masih kecil. Tapi semua orang juga
melakukannya.” Kata Ma Roo. So So ingin tahu apa yang dilakukan Ma Roo.
“Jika dehumidifier dan
humidifier bertempur, mana yang akan
menang? Hal-hal seperti itu.” Kata Ma Roo. So So bingung yang dikatakan Ma Roo.
“ Seseorang
membuat kelembaban, dan yang lainnya menyingkirkannya. Tidakkah kau penasaran
siapa yang akan menang?” kata Ma Roo. So So pikir tidak juga.
“Kenapa
kau tidak penasaran? Aku benar-benar penasaran.” Ungkap M a Roo.
Flash
Back
Ma Roo
denga seragam sekolahnya, satu adalah alat untuk pelembab udara dan satu alat
pendingin udara seperti ingin mengetahui siapa yang menang dari dua alat itu.
So So
mendengar cerita Ma Roo merasa kalau pasti sudah gila dengan nada mengejek
bertanya siapa yang menang. Ma Roo menjawab kalau itu ibunya. Ia mengingat
ibunya yang memarahinya, karena hanya mendapat masalah karena mungkin tak bisa
membayar listriknya dengan memukul mengunakan sapu.
“Ibuku
selalu menang dalam keluarga kami.” Kata Ma Roo mengingat sosok ibunya. So So
mengaku kalau ia sangat cemburu.
“Aku
belum pernah dipukul ibuku sebelumnya.” Ungkap So So. Ma Roo tak percaya kalau
So So tak merasakan sekalipun.
Flash Back
Ibunya
yang marah memilih untuk menghabiskan air minum dalam teko, untuk meredakan
amarahnya. Ia merasa anaknya sudah kehilangan akal dengan pergi Perancis bahkan
Pernikaha dan berpikir kalau akan sadar kalau dipukul. Tuan Yoo menahan
istrinya agar tak memukul anak mereka.
“Pukul
aku! Pukullah aku jika kau mau!” teriak So So. Tuan Yoon berusaha menahan istrinya.
“Aku
pergi ke Perancis!”tegas So So tak peduli dan ibunya tak melakukan apapun.
“Pasti
menyenangkan jika dia memukulku hari itu.” Ungkap So So merasa menyesal dengan
kejadian sebelumnya.
“So So,
kebahagiaan terbesar... Berawal dari menemukan seorang pria yang akan
mencintaimu, dan cuma kau saja dihatinya. Ini seperti fantasi, kan? Itulah
kenapa hal itu tidak ada dalam kehidupan nyata, Tidak ada pria seperti itu,
bahkan tidak ada cinta seperti itu.” Nasehat ibu So So
“Aku
masih akan pergi... Aku akan pergi ke Perancis!” ucap So So
“Aku
selalu menang saat bertengkar dengan
ibuku. Aku belum pernah kalah sebelumnya.” Kata So So lalu melihat Ma Roo yang
semakin duduk mendekat.
“Kenapa
kau terus mendekat padaku?” keluh So So. Ma Roo pikir mereka akan membeku pada
tingkat kedingian seperti ini.
“Baiklah,
tapi jangan mendekat lagi.” Tegas So So, Tapi Ma Roo malah memeluknya. So So
kesal apa sebenarnya yang dilakukan tamunya itu. Ma Roo mengajak So So agar
saling mendekap untuk mengurangi rasa dingin, karena itu cara landak itu tak
membeku sampai mati. So So terlihat heran mendengarnya.
“Hari itu
sangat dingin. Ada sekelompok landak, tapi jika mereka meringkuk bersama,
mereka bisa bertahan. Tapi jika mereka bubar, mereka bisa membeku sampai mati. Mereka
terus menjaga jarak satu sama lain, Jarak yang cukup aman. Begitulah cara
mereka tak membeku sampai mati.” Kata Ma Roo menyakinan. So So seperti tak bisa menolak karena memang
udara diluar sangat dingin.
“Seberapa
bagusnya bisa berbicara sepanjang malam? Betapa senangnya memiliki sesuatu
untuk dibicarakan. Apakah Sepanjang malam?” gumam So Ran menatap keluar
jendela.
Kyung Jae
duduk disofa mengajak mereka untuk bicara, So Ran pun mempersilahkan Kyung Jae
lebih dulu. Kyung Jae mengulang kalau menelepon
karena pekerjaan jadi So Ran akan mengerti. So Ran mengaku kalau selalu
mengerti.
“Tidak,
tidak pernah seperti itu... Aku juga tidak mau menjawab panggilan terkait
pekerjaan saat di Perancis. Tapi ini semua untuk masa depan kita. Ini agar kita
bisa memiliki masa depan yang bahagia.” Ucap
Kyung Jae menyakinkan.
“Jika kau
berhasil, Apa itu berarti kita juga akan bahagia?” kata So Ran sinis.
“Hei, Han
So Ran... Aku tidak melakukan ini hanya untuk diriku sendiri.” Tegas Ma Roo.
“Jika kau
berhasil, Apa menurutmu segalanya akan menjadi lebih baik juga?” kata So Ran
Kyung Jae
pikir tak ada yang salah kalau berhasil. So Ran menegaskan bukan seperti itu
maksudnya. Kyung Jae pun ingin tahu apa maksudnyaSo Ran pikir mereka bisa
bicara nanti. Kyung Jae ingin tahu kapan. So Ran hanya menjawab nanti.
“Mari
kita bicara sekarang. Ini bukan sesuatu
yang harus kita tunda.” Kata Kyung Jae.
“Aku juga
ingin bicara sekarang juga, bukan nanti.” Gumam So Ran mengingat kembali kenanganya.
Flash Back
Kyung jae
sering mengatakan “Nanti, saat aku sukses, ayo kita menikah di tempat yang
indah.” Lalu kedua kalinya mengatakan “Nanti, aku akan menghasilkan banyak
uang, jadi kita bisa tinggal di rumah pedesaan.” Dan ketika kalinya “Nanti,
saat mendapat investasi, Aku akan
membelikanmu pakaian cantik.” Ia sering sekali mengatakan “Nanti... Nanti..
Nanti”
So Ran
hanya bergumam kalau sangat muak, Kyung Jae melihat So Ran diam meminta kalau
perlu bicara jadi ia akan mengerti. So Ran membalas dalam hati kalau tidak
ingin bicara, tap ingin mendengarkannya. Ketika bersama dengan ketua tim, Ia
mengatakan “Yang terpenting adalah waktu saat kita bersama sekarang.”
“Aku
ingin mendengar sesuatu seperti itu... Itu akan membuatku bahagia. Bukan nanti,
tapi sekarang.” Gumam So Ran hanya menginginkan waktu berdua.
“Baiklah,
aku salah karena mengatakan kau itu bau dan
terus buang air. Aku mengaku
salah... Aku minta maaf, tapi kau yang memulainya. Kau bilang mencium sesuatu
antara pria dan Pemandu itu. Sejujurnya, aku sangat membencinya saat kau
berbicara tentang orang lain. Aku benar-benar kesal.” Kata Kyung Jae
“Apa kau
tahu kenapa aku hanya berbicara tentang orang lain?” tanya So Ran. Kyung Jae
pikir So Ran selalu seperti itu.
“Itu Karena
kau menghindari percakapan tentang kita. Karena kau selalu menunda pembicaraan
tentang kita sampai nanti. Itulah sebabnya satu-satunya hal yang bisa aku bicarakan
adalah orang lain.” Gumam So Ran menjawab pertanyaan dalam hati.
Flash Back
Sesampai
di Paris, So Ran berkomentar Hyun yang mengunakan riasan yang norak. Lalu
melihat Ma Roo itu aneh karena datang dengan paket liburan sendirian, berpikir
kalau itu seperti orang yang sesat dan mengalami depresi.
“Tapi sekali
lagi, jika suamiku tidak berpendidikan, aku juga akan depresi.” Kata So Ran
berkomentar tentang Tuan Oh yang suka marah-marah.
“Hei,
kenapa kau hanya bicara tentang orang lain? Tidak bisakah kita
membicarakan tentang hubungan kita untuk
sekali ini?” ungkap Ma Roo.
So Ran
bergumam kalau ia juga ingin membicarakan hubungan mereka lalu memilih untuk
memakai jaket dan pergi. Kyung Jae bertanya mau kemana So Ran dimalam hari dan
berpikir kalau akan bicara. So Ran hanya berkata “nanti”
**
Nyonya
Han keluar dari hotel lebih dulu, lalu So Ran berjalan keluar sambil bergumam
kalau mereka pernah melakukan itu sekali dalam hubungan mereka.
Flash Back
So Ran
duduk di meja makan mengajak mereka untuk membuat beberapa rekening bank. Kyung Jae bertanya
Siapa yang akan mengaturnya, So ran pikir tentu saja pasti ia yang melakukanya
jadi mereka bisa setorkan 100.000 sampai 150.000 won sebulan dan pergi berlibur
tahunan.
“Lalu menggunakannya
untuk anniversarry kita. Menurutku "Dutch Pay" membuat kita terlihat
keren.” Kata So Ran
“Tahukah
kau "Dutch Pay" bukan ekspresi bahasa Inggris yang benar?” kata Kyung
Jae. So Ran dengan polos mengartikan Orang Belanda bayar. Keduanya pun tertawa.
Keduanya
berbaring di tempat tidur, So Ran meminta maaf karena marah kemarin. Kyung Jae pikir ia yang seharunya
meminta maaf. So Ran pikir kalau saat bersikap seperti itu maka Kyung Jae harus
menghiburnya dan Jangan hanya pergi seperti yang di lakukan kemarin. Kyung Jae
setuju
“Bahkan
jika aku marah padamu, senyumlah untukku, oke?” kata So Ran. Kyung Jae
menganguk mengerti.
“Bahkan
jika aku menyuruhmu untuk keluar dari pandanganku, jangan tinggalkan aku
sendiri.” Pinta So Ran. Kyung Jae mengerti.
“Tidak
peduli apa yang terjadi, tetaplah di
sisiku.” Kata So Ran. Kyung Jae pikir tak perlu khawatir karena akan tinggal di
sisinya dan mereka pun mulai berciuman.
“Saat
itu, semuanya spesial di antara kita. Itu benar-benar... bagaimana hubungan kita yang dulu.” Gumam So
Ran berjalan di atas jembatan sambil mendengarkan musik.
Di pulau,
So So dan Ma Roo bergantian sambil menatap, tubuh mereka saling berdekatan agar
tak kedinginan. Keduanya saling menatap dengan tangan Ma Roo merangkul pingang
So So dan akhirnya mereka berciuman.
Sementara
di hotel, Kyung Jae gelisah melihat So Ran pergi sendiri dari hotel. So Ran
terus berjalan diatas jembatan, seperti ingin menghilangakan perasaan yang
kacau. Ma Roo dan So So masih berciuman seperti meluapkan perasaan
masing-masing dan menghilangkan rasa dingin.
Air pun surut,
Ma Roo dan So So berjalan keluar dari pulau. Ma Roo ingin mengenggam tangan So
So tapi So So melepaskan seperti terlihat marah. Ma Roo tak peduli berjalan
mendekat dan mengenggam tangan So So dengan erat. So So pun membiarkanya.
“Aku ingin menjadi versi diriku
yang aku suka. Tidak ada lagi sesuatu yang hebat dalam hidupku. Dan tidak ada
yang membuat hatiku berdegup lagi. Tapi
aku tidak akan terpengaruh oleh apapun atau siapapun.”
So Ran
seperti sepanjang malam ada di luar hotel dan melihat matahari terbit, sambil
mengingat saat bersama dengan ketua Tim.
Flash Back
Ketua Tim
membahas So Ran yang sudah tahu kalau akan melamar dan berjanji akan menjadi
pacar yang baik untuknya. So Ran dengan
tegas kalau akan menolak lamaranya saat kembali. Ketua Tim pikir ia akan
berbuat lebih baik sehingga So Ran tidak bisa menolaknya.
“Tolong
jangan lakukan itu. Aku tidak akan berubah pikiran.” Kata So Ran yakin seperti
dalam hatinya hanya milik Kyung Jae.
“Jangan
terlalu yakin, Sampai liburanmu usai.” Kata Ketua Tim mengoda.
“Aku
harus menemukan versi diriku yang akan
aku sukai. Seolah aku berada di film Perancis, di mana mereka selalu menemukan
jawaban.” Gumam So Ran yang berdiri sendiri. Sementara Ma Roo dan So So
berjalan bergandengan tangan menyeberangi pasir.
Bersambung
ke episode 7
jadi penasaran So Ran endingnya bakal sama Kyung Jae atau Ketua Tim. Semangat terus ya kak update kelanjutannya.
BalasHapusTapi ngomong2 maaf2 banget nih ya kak. Sebenernya udh bagus nih sinopsisnya, cuma sering bgd typo namanya. Misal harusnya So Ran, ini jadi So So. Harusnya Kyung Jae, ini malah Ma Roo. Maaf ya kak komen begini.