“Jadi
Itukah sebabnya kau terus mengendarai komidi putar? Tidak peduli berapa lama
kau mengendarainya, maka Kau kembali ke tempat yang sama. Tempat dan waktu yang
sama yang ingin kau kembali. Bukankah itu sebabnya kau mengendarainya?” kata Ma
Roo
“Aku
mengendarainya untuk membuang waktu.” Ucap So SO
“Kalau
begitu jangan menangis. Jika kau menangis, Kau tidak bisa memulai lagi dari awal.
Jangan menyalahkan diri sendiri, dan saat cinta yang ditakdirkan muncul. Jangan
menyalahkan dia karena muncul begitu
terlambat. Mengerti?” saran Ma Roo
“Aku tidak
pernah percaya pada takdir.” Kata So So yakin
“Kau akan
bertemu pria yang keren, bahkan jika kau tidak mempercayainya. Karena kau
wanita yang keren.” Ucap Ma Roo. So So
tiba-tiba mencium Ma Roo seperti terbawa perasaan.
“Wanita
sering melakukan kesalahan saat mereka kesepian. Pria melakukan itu juga. Terkadang,
kesalahan tersebut disebabkan oleh keinginan untuk melakukan kesalahan.” Gumam
Ma Roo
Ma Roo
tak bisa menahannya juga balik untuk mencium So So lebih dalam. Tiba-tiba So So
memukul bagian belakang kepalanya, Ma Roo mengaduh kesakitan dan melepaskan
ciumanya. So So panik bertanya
kedaan Ma Roo, apakah itu sangat
menyakitkan. Ma Roo pikir So So bisa menggunakan kata-kata bukan botol wine. So So mengaku kalau
mulutnya sedang sibuk.
“Terkadang,
"kesalahan" adalah kata pengecut yang kita gunakan untuk
menyembunyikan perasaan kita yang sebenarnya.” Gumam Ma Roo.
Keduanya
saling menatap, lalu Ma Roo meminta maaf lebih dulu karena sudah membuat
kesalahan, So So pikir juga membuat kesalahan,lalu mengucapkan Terima kasih
untuk hari ini dan bergegas menuruti tangga sambil mengumpat kesal dirinya yang
tak waras, Ma Roo memanggil So So karena tasnya yang tertinggal. So So merasa
malu segera bergegas menuruni tangga.
Kyung Jae
duduk dengan bertopang dagu, Yeon Jae melihat Kyung Jae kalau harus kembali ke
atas. Tuan Oh pikir jika ia adalah seorang pria, Semuanya berakhir setelah
menutup pintu dan pergi jadi menurutnya Wanita yang harus datang dan meminta
maaf pada.
“Dengan
kepala tertunduk sebelum kau kembali ke ruangan. Bukankah begitu?” ucap Tuan
Oh. Yeon Jung hanya bisa menganguk setuju saja.
“Tapi...
Apa pasangan perjalananmu, pacarmu atau anak perempuanmu?” tanya Tuan Oh
“Dia
seperti anak perempuan yang menjadi pacarku, dan sebaliknya.” Ucap Yeon Jun lalu merasakan bir yang mereka minum
itu hambar
“Di
Perancis, semua makanan dan minumannya hambar. “ kata Tuan Oh kesal.
Yeon Jung
memberitahu kalau minuman itu disebut "Bom Anggur" dengan mencampur
anggur putih dan juga merah dalam gelas. Seorang barter hanya melonggo
melihatnya. Yeon Jung menjelaskan 30
persen anggur putih dan 70 persen anggur merah, menciptakan rasa yang kuat.
“Wow, aku
belajar sesuatu yang penting hari ini. Ayo... Berikan padaku. Aku akan menuangkan segelas.” Ucap Tuan Oh
pada Kyung Jae. Kyung Jae memberikan gelasnya
dengan satu tangan.
“Hei.. Apa
yang sedang kau lakukan?”keluh Tuan Oh. Kyung Jae pikir Tuan Oh bisa menuangkan
untuknya.
“Aku yang
paling tua, Kau kurang ajar sekali. Kau tidak tahu etika minum jadi Gunakan dua
tangan.” Kata Tuan Oh yang gila hormat.
“Tidak,
ini adalah bagaimana kau seharusnya
menerima anggur.” Kata Kyung Jae.
“Tidak
masalah minuman apa itu. Kau tidak bisa menerimanya dengan satu tangan. .”kata
Tuan Oh
“Etika
minum tidak berbeda tergantung minuman. Gunakan kedua tangan.” Kata Yeon Jung
mencoba mencari perhatian. Kyung Jae pun meminta maaf dengan menaruh dua tangan
pada tangkai gelas.
“Kau
seharusnya sudah melakukan itu dari awal... Anggur putih 30 persen Dan anggur merah 70 persen.” Kata
Tuan Oh menuangkan wine pada gelas Kyung Jae.
Kyung Jae
minta agar tak memenuhi gelasnya, Tuan Oh tak peduli karena menurutnya lebih
baik kalau penuh. Kyung Jae pun tak bisa menolaknya, Yeon Jung pikir harus menenggak gelas
pertama. Tuan Oh setuju mengajak mereka membuat gelombang minum lalu berkata
“Bersulang”. Kyung Jae hanya diam saja. Tuan Oh mengeluh Kyung Jae yang tak
mengikutinya, lalu kembali mengulangnya.
“Hari ini
adalah hari yang sangat menyedihkan dalam hidupku. Meski begitu, itu selalu
menyedihkan.” Gumam Kyung Jae menatap keduanya menghabiskan satu gelas wine.
Flash Back
Kyung Jae
membawakan telur rebus dengan minuman ditempat sauna, lalu sengaja memecahkan
kulit telur pada kepala So Ran. So Ran melotot kesal. Ibunya langsung memarangi
anaknya karena tak pernah mengajarkan untuk memelototi kekasihnya.
“Ibu,
kenapa kau marah padaku? Apa itu merah?” keluh So Ran memperlihatkan dahinya.
“Hei, itu
tidak merah... Itu bukan pendarahan. Kau tidak akan mati.” Kata Ibunya. So Ran
merasa kesal memilih untuk pergi.
“Kau
tidak salah. Kau harus main-main dan menjalani kehidupan yang menyenangkan.”
Ungkap Ibu So Ran. Kyung Jae pun bisa tersenyum.
“Omong-omong,
kapan kalian akan menikah? Tidak baik membuat seorang wanita menunggu terlalu
lama.” Ungkap Ibu So Ran. Kyung Jae mengaku kalau itu sudah tentu.
“Saat
itulah aku berjanji pada diriku sendiri. Bahwa aku tidak akan membuatnya
menunggu lebih lama lagi.” Gumam Kyung Jae.
So Ran
menunggu di dalam kamar, wajahnya terlihat sedih. Nyonya Han juga hanya terdiam
karena suaminya dan berusaha untuk tetap sabar. Sementara Di Bar, Tuan Oh sudah
mabuk mengajak terus minum, untuk Bersenang senang. Kyung Jae masih sadar
mengajak Tuan Oh untuk kembali ke kamar
Sementara
di kamar So So tak bisa tidur mengingat saat pertama kali mencium Ma Roo karena
terbawa perasaanya. Ma Roo duduk di kursi mengingat saat mencium So So kembali,
karena lebih dulu dicium oleh So So. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirimkan
pesan pada So So.
“Aku
minta maaf... Aku kurang ajar....” tapi akhirnya memilih untuk tak
mengirimkanya.
Pagi hari
di lobby
So So
menyapa semua timnya bertanya “Apa kalian tidur dengan nyenyak?” hanya Ma Roo
yang menjawab “ya” sementara yang lainya terlihat lesu karena adu mulut di
malam hari. So So bertanya apakah mereka sudah makan dan hanya Ma Roo yang
menjawab kalau sudah makan.
“Kita
akan menyelesaikan jadwal kemarin di pagi hari. Dan kalian punya waktu luang di
sore hari. San Ma Ru akan kembali ke Korea hari ini karena pekerjaan. Kita
sudah dekat dalam perjalanan ini. Bukankah kau sedih?” ucap So So. Ma Roo
menjawab “ya”. So So mengajak mereka untuk naik ke dalam bus saja.
“Mobil
sewaan ada di sini dan Kau bisa pergi sekarang.” Kata So So menghampiri Ma Roo.
Ma Roo menganguk mengerti.
Tuan Oh
menahan Ma Roo yang akan pergi dan sudah membawa kopernya, bertanya apakah akan
kembali bekerja. Ma Roo membenarkan. Tuan Oh melihat Ma Rooorang yang baik
karena ketika ia bekerja di sebuah
perusahaan, Selama Olimpiade 1988.
“Saat
itu, atlet kami memenangkan 12 medali setelah mereka cuma makan ramen. Itulah
pola pikir yang perlu kita bawa kembali ke Korea. Dan perusahaan mu itu
perusahaan farmasi kan?” kata Tuan Oh. Ma Roo membenarkan.
“Apa Kau
punya banyak obat kanker disana kan?” kata Tuan Oh. Ma Roo bingung apakaha yang
dimaksud itu Obat anti kanker.
“Itu
dia.. Kau harusnya memiliki obat yang baik yang belum dilepaskan. Yang bisa
menyembuhkan kanker dan membawa kembali nafsu makan.” Kata Tuan Oh seperti
ingin memberikan pada istrinya.
“Tapi itu
bukan yang kami kerjakan di departemen kami.” Kata Ma Roo
“Tolong
carikan. Jika kau membantuku, maka Aku akan memperlakukanmu sebagai pelanggan
VIP kami selamanya. Aku akan menghubungimu di Korea.” Kata Tuan Oh. Ma Roo
hanya bisa menganguk mengerti saja.
So So
sudah menunggu didepan mobil mengucapkan Terimakasih untuk semuanya dan minta
maaf untuk semuanya, lalu kalau saja mendapatakn telp, Ma Roo langsung menyela
kalau tak masalah jadi So So bisa menelp kapan saja.
“Bukan
aku, tapi pusat panggilan agen perjalanan. Jika mereka memintamu untuk menilai kepuasan
pelanggan, tolong beri aku 10.” Kata So So
“Aku akan
memberimu angka 10.” Kata Ma Roo. So So mengucapkan Terima kasih dan Semoga
selamat.
Nona Oh
makan siang dengan Ketua Yoo memberitahu Ma Roo sedang naik pesawat hari ini.
Ketua Yoo yakin Ma Roo tidak akan datang
hari ini juga, karena Ma Roo akan membawanya keluar dan menyerangnya saat
mereka menjaga perusahaan.
“Siapa
yang bisa menjamin dia tidak berbicara dengan wartawan ketika disana?” ungkap
Ketua Yoo sinis. Nona Oh yakin kalau Ma Roo
tidak akan melakukan itu.
“Bahkan
jika kita bisa menghalangi media berbicara. Bagaimana jika dia menyerahkannya
melalui bisnis lain? Apa kau bunya bukti kalau dia tidak memiliki file itu?”
kata Tuan Yoo.
“Dia
tidak punya apa-apa untuk diserahkan. Aku mengumpulkan semua filenya Dan kurasa
dia tidak punya salinannya..” Ucap Nona Oh yakin
“Jika dia
melakukannya... Siapa yang akan bertanggung jawab jika dia menyerang kita
dengan itu? Apakah CEO? Presiden? Itu Tidak mungkin, tapi Kepala bagian, aku,
dan kau akan menderita karenanya... Kau tahu itu kan?” ucap Tuan Yoo. Nona Oh
menganguk karena sudah mengetahuinya.
“Kita
bisa ditendang dan dipecat juga. Apa kau sudah mencarinya?” ucap Tuan Yoo
“Aku
mencarinya. Komputernya, servernya, dan komputernya di rumah.” Ucap Nona Yoo
terdiam karena mengingat sesuatu.
Flash Back
Nona Oh
menjatuhkan sesuatu dan masuk ke kolong tempat tidur, lalu menemukan sebuah
laptop berdebu. Ma Roo melihat merasa kalau benda itu sangat menarik, yaitu
adalah laptop pertama yang dengan pekerjaan paruh waktu. Nona Oh tak percaya
kalau Ma Roo masih memiliki benda itu.
“Ini
adalah catatan harianku. Semua rahasiaku ada di dalamnya.” Ungkap Ma Roo.
Nona Oh
mengingat laptop pribadi Ma Roo, langsung pamit pergi pada Tuan Yoo dan segera
berlari.
Tuan Oh
masuk ke dalam bus duduk di bangku sebelah kanan, lalu Nyonya Han dan So Ran
memilih untuk duduk disampingnya. Kyung Jae pun terpaksa duduk disamping Tuan
Oh. Yeon Jun melihat sudah tak ada tempat memilih berdiri depan Tuan Oh dan
Hyun berdiri di depan Nyonya Han.
“Kenapa
semua orang duduk seperti ini? Kalian tidak bertengkar tadi malam, kan?” ucap
So So melihat tiga pasangan sedang tak akur. Semua hanya diam saja.
“Ya... Hampir
semua orang bertengkar di hari keempat. Tapi
yang sangat mengejutkan dan kabar baik untuk kalian hari ini. Kita akan menjadi
kelompok pertama yang menuju patung Saint Michael the Archangel. Ini tidak
pernah ditunjukkancpada kebanyakan turis disini Dan itu juga tidak akan terjadi
di masa depan.” Ucap So So. Semua hanya diam saja, seperti tak peduli.
“Apa
kalian tidak bersemangat untuk pergi ke tempat terdekat ke Surga?” ungkap So
So. Nyonya Han langsung bersemangat mendengarnya.
Semua
berdiri didepan gereja, mendongakan kepala seperti tak percaya kalau bisa naik
ke bagian paling atas dan hanya kelompok mereka saja. Tuan Oh tak percaya
mereka harus berjalan ke atas dan bertanya pada istrinya apakah bisa
melakukanya. So So mengaku kalau Tentu saja karena itu paling dekat dengan
Surga.
“Astaga...
Ini sama kayak observatorium lain, sanat Berangin dan dingin di atas sana, jadi
Tetaplah disini.” Kata Tuan Oh.Nyonya Han tetap ingin naik ke lantai atas.
“Aku
menyuruhmu tetap disini.” Ucap Tuan Oh yang keras kepala. Nyonya Han tetap
ingin naik ke atas. So So baru saja selesai bicara dengan dua polisi mengajak
untuk segera naik.
Mereka
sudah ada di depan tanggan dengan pintu tanda dilarang, S So memberitahu
Alangkah baiknya pergi bersama. Tapi ada batasan untuk alasan keamanan dan
budaya, jadi untuk yang pertama masuk adalah ia bersama Tuan Oh dan Nyonya Han,
lalu Yeon Jung dan Hyun, setelah itu Kyung Jae dan So Ran.
“Apa
kalian baik-baik saja kalau naik terakhir?” tanya So So. Kyung Jae pikir tidak
keberatan.
Akhirnya
So So lebih dulu naik dengan Nyonya Han dan Tuan Oh, dengan banyak sekali
menuju ke bagian atas jadi meminta agar keduanya memberitahu kalau lelah jadi
bisa beristirahat.
Sementara
Ma Roo sedang ada di dalam mobil melihat laporan dari ponselnya [Komputermu sedang digunakan Apa kau ingin
akses jarak jauh?] akhirnya memperbolehkanya seperti tanpa ada keraguan. Nona
Oh sudah ada didepan laptop dan Ma Roo menelp dari Prancis.
“Dimana
kau?” tanya Ma Roo. Nona Oh mengaku kalau ada dirumah. Ma Roo ingin tahu rumah
siapa maksudnya.
“Apa kau
sudah berangkat?” kata Nona Oh mencoba mengalihkan pembicaran.
“Apa kau
mau melihat komputerku?” tanya Ma Roo. Nona Oh membenarkan.
“Apa
perusahaan memberitahumu untuk menemukan file tersebut dan menghapusnya?” kata
Ma Roo. Nona Oh menyuruh Ma Roo agar segera kembali dan membicarakannya setelah
itu.
“Kau akan
melihat-lihat semua file terbaru, kan? Jadi Pasti kau akan menemukannya.” Ucap Ma
Roo. Nona Oh pikir itu Mungkin, jadi Akan memakan waktu lama.
“Aku
menggunakan steganografi... Kau bisa Hapus itu jika kau mau. Tapi... Kau harus
mengingat apa yang akan kau hapus.” Kata Ma Roo memperingatkanya.
Nona Oh
melihat sebuah foto yang ada di layar komputer Ma Roo, ingatakan saat foto
bersama pacaranya dan masih memiliki rambut yang panjang.
Flash Back
Ma Roo
siap untuk mengambil foto selfie bersama, Nona Oh tiba-tiba mengumpat kalau ini
gila. Ma Roo bingung kenapa dengan foto mereka. Nona merasa kalau foto mereka
itu Terlalu sempurna jadi mengajaknya untuk membingkai itu.
Akhirnya
Nona Oh bisa membuka pasword yang dibuat Ma Roo, lalu terlihat file [Farmasi
Dunia, Laporan Pengujian Obat Ilegal]<
dan mengklik tombol hapus. Ma Roo bisa melihat apa yang dilakukan Nona
Oh dari ponselnya.
Nona Oh
terdiam saat pertanya [Apa kau ingin
menghapus folder ini?] tapi akhirnya memilih untuk tetap menghapusnya. Ma Roo
pun bisa menerima laporan kalau file dalam komputernya sudah terhapus.
So So
meminta mereka agar tetap semangat. Nyonya Oh sudah sampai diatas terlihat
sangat kagum begitu juga So So. Tuan Oh masih dibaw kembali mengomel karena
hanya batu dan tak ada yang bisa dilihatnya, tapi saat itu mulutnya hanya bisa
melonggo melihat pemandangan dari atas memang sangat cantik. Nyonya Han tak
bisa menahan rasa haru melihatnya.
“Kenapa
kau menangis? Kembali ke bawah saja...
Hembusan Angin akan membuat demammu memburuk.” Kata Tuan Oh dengan nada
tinggi. Nyonya Han hanya diam dengan tangisan karena bisa melihat keindahan
dari atas sebelum meninggal nanti.
Adik So
So menelp direktur, memastikan kalau kakaknya itu benar-benar datang ke Mont Saint-Michel.
Direktur mengaku tidak tahu dan merasa tidak pernah memberitahu adik So So apa
pun. Adik So So mendengar Direktur kalau perlu mengirim mobil untuk pergi lebih
awal jam 1 siang.
“Kau
bilang Aku? Aku tidak berpikir So So pergi kesana.” Kata Direktur
“Aku
sudah ke mana-mana. Aku akan menemukannya nanti, jadi katakan saja padaku,
Hyung-nim.” Kata Adik So So memohon.
“So So benar-benar
tidak pergi kesana.” Kata Direktur menyembunyikanya. Adik So So meminta agar
direktur bersumpah demi kehidupan ibunya.
“Hei, beraninya
kau membawa nama ibuku? Aku tutup
teleponnya.”kata Direktur kesal. Adik So So pun panik karena tak bisa
mendapatkan informasi.
Adik So
So masuk ke ruangan sabuk kesucian, dan melihat tanda peringatan [Jangan
lakukan ini.] dan melihat dari foto adalah orang yang dikenalnya, dengan
panggilan “Sumimasen.” Karena mengunakan bahasa jepang saat bertemu.
Akhirnya
Ia berlari keluar dari ruangan bertemu dengan seorang polisi bertanya dengan
bahasa inggris “Do you know this people?” dengan memperlihatkan wajah So So.
Polisi menunjuk ke bagian atas gereja. Adik So So bertanya “ apakah Mereka ada
di atas? Kau bilang Puncak menara”
Kyung Jae
melihat dibagian atas gereja, dan ingin mendekati So Ran. Tapi So Ran memilih
untuk pergi menjauh. Kyung Jae pun hanya bisa bergumam dengan wajah sedih
“Mereka
bilang kita berada di kaki malaikat. Konon ini merupakan tempat yang paling
dekat dengan Surga. Mereka bilang, jika kita mengakui cinta kita, cinta kita
akan diberkati oleh Tuhan.” Gumam Kyung Jae.
Adik Soo
bertanya pada polisi dengan bahasa korea Bagaimana bisa pergi ke puncak, si
Polisi tak mengerti. Adik So So akhirnya memberikan pertanya dengan bahasa inggris
jalan A atau B untuk pergi kesana. Polisi pun memberikan petunjuk.
Akhirnya
Ia sampai didepan pintu berbicara pada polisi penjaga “Sir, This is "Sumimasen".
This is my sister.” Dan mengatakan kalau
harus pergi dan menangkap mereka, menjelaskan kalau harus segera naik.
Polisi melarang, karena hanya tim So So yang boleh naik. Adik So So tetap
memaksa untuk masuk.
So So
menuruni tangga kaget melihat sosok orang yang ada dibawah, Ma Roo datang akan
menaiki tangga yang paling atas. So So bertanya bagaimana Ma Roo bisa datang
kembali. Ma Roo mengaku menyuruh mobilnya
kembali dan So So meminta untuk tidak pergi. So So bisa tersenyum mendengarnya.
Polisi
bisa menariknya kembali adik So So ke depan pintu, seperti seorang tahanan dan
menyuruhnya agar segera keluar. Adik So So mengumpat kesal kalau akan mengingat
wajah si poisi jadi lebih baik hati-hati.
Ma Roo
dan So So menikmati pemandangan dari atas. So So bertanya kenapa So So sangat
telat untuk kembali. Ma Roo hanya
tersenyum. So So memberitahu kalau Ini saatnya untuk kembali turun. Ma Roo
seperti tak bisa menolak, karena waktunya habis untuk kembali ke tempat So So.
So Ran
mengaku kalau diatas Tinggi sekali jadi merasa sangat takut. Kyung Jae pikir So
Ran seharusnya memegang tangannya. So Ran tetap saja merasa menakutkan meski
hanya berdiri di atas sana dan bertanya-tanya bagaimana takutnya orang yang membangun itu.
“Bagaimana
mereka mengangkat begitu banyak batu tanpa derek gantung?” kata So Ran
“Ini
bukan derek gantung, tapi menara gantung.”ucap Kyung Jae. So Ran pikir itu tetap menakutkan.
“Aku
bahkan tidak bisa bermimpi melakukannya
sendiri.” Ungkap So Ran. Kyung Jae membenarkan kalau So So mudah merasa takut
jadi Itulah kenapa tidak bisa menonton
film horor.
“Kurasa tidak
ada yang bisa kita lakukan jika kita mengatasi ketakutan kita.” Pikir So Ran
“Ya,
itulah sebabnya orang pergi ke tempat
yang tinggi.” Ungkap Kyung Jae.
“Itulah
kenapa aku memikirkan kenapa kita masih berkencan. Mungkin kita tidak berkencan
karena kita saling mencintai dan Mungkin kita terlalu takut untuk putus.” Kata So
Ran.
Kyung Jae
binggung apa maksud ucapan So Ran, So
Ran pikir Sekarang juga mereka tidak saling mencintai dan hanya takut putus, lalu
berpikir kalau mereka bisa putus sekarang. Kyung Jae terdiam dan sedikit kaget
mendengarnya.
“Bagaimana
dia bisa terlihat begitu tenang? Seakan tidak ada lagi yang perlu ditakuti...”
gumam Kyung Jae.
So So dan
Ma Roo keluar dari gereja. Adik So So langsung berteriak memanggil nama
kakaknya. So So langsun memegang lengan Ma Roo seperti ketakutan dan itu sama
yang dilakukan saat berusaha menghindar dari kejaran si pria didepan komidi putar.
Ia mengingat
sata So So mengaku kabur dengan berlari jauh untuk menjauh darinya. So So masih
tetep memegang lengan Ma Roo, Ma Roo meminta So So untuk lari saja dan berjalan
mendekat Adik So So. Adik So So menyuruh minggir dan langsung memberikan
pukulan diperut Ma Roo. Ma Roo pun terjatuh dengan merintih kesakitan.
“Hal ini
tidak seperti... Cinta itu spesial. Tidak ada alasan untuk benar-benar berpelukan
seperti ini.” Ucap So Ran
“Aku
bilang aku minta maaf. Jangan marah.” Kata Kyung Jae tak ingin putus.
“Aku
tidak marah... Ini aneh, tapi aku sama sekali tidak marah. Aku... tidak ingin
takut lagi. Jadi Ayo kita akhiri disini. Aku tidak akan memanggilmu tidak
setia, jadi pergilah.. Aku akan pergi juga.” Kata So Ran berjalan pergi.
Adik So
So berdiri didepan kakaknya, So So langsung memberikan tamparan pada adiknya.
Adik So So meminta maaf karena sudah datang terlambat.So So hanya bisa menangis
memukul adiknya, dan Adiknya pun memeluk sang kakaknya menangis di bahunya. Ma
Roo melihat dari kejauhan seperti tak bisa melihat pasangan kembali bersama.
So Ran
menangis sendirian dengan mengangkat wajahnya agar bisa menghentikanya. Kyung
Jae melihat dari kejauhan sambil bergumam.
“Cinta
itu yang paling mudah... Kecuali saat dia menangis.. Kecuali saat dia marah... Kecuali
saat dia mengalami kesulitan.. Dan selain saat dia tidak menatapku... Cinta
adalah yang termudah.”
Ma Roo
melihat So So yang menangis dipelukan pria dan memeluknya dengan erat memilih
untuk pergi meninggalkanya.
Bersambung ke episode 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar