Ma Roo
berjalan di atas gedung lalu berdiri di tepi gedung sambil bergumam, “Bagaimana
aku menjalani hidupku? Inilah yang
dikatakan Goethe. "Hidup bukan tentang kecepatan, tapi arahan." Dan Inilah
yang dikatakan Gandhi. "Jika arahnya salah, kecepatannya tidak
penting." Jawaban hidup dapat ditemukan di arah terlarang. Lalu Aku...
dapatkah menemukannya?”
Saat itu
Ma Roo pun melompat dari atas gedung, tali panjang menahan tubuhnya saat turun.
Ma Roo berhenti tepat di depan jendela dan terlihat seorang wanita cantik yang
membuat hatinya berdegup kencang.
“Tapi aku
menemukan seorang wanita.” Gumam Ma Roo lalu pergi ke bagian perawatan.
“Aku mengalami
demam, mulai hari itu.” Gumam Ma Roo dan perawat memberitahu kalau suhu badan
Ma Roo normal yaitu 36,5 derajat.
“Suhu
cinta mulai mekar.. Itu 36,5 derajat” gumam Ma Roo.
Sebuah poster
bertuliskan [Jika kau tidak ingin melakukannya, jangan lakukan] Ma Roo menjadi
pegawai baru memperkenalkan nama pada semua karyawan didalam ruangan, saat itu
matanya melotot kaget melihat wanita yang disukai ternyata ada diruangan yang
sama.
“Tujuan
yang harus kita capai adalah, Jika kita melakukan yang terbaik tentang apa yang
kita anggap benar...” ucap Manager memberitahu.
“Aku mengalami
demam, sekali lagi.” Gumam Ma Roo dan ketika memeriksakan dirinya kalau suhunya
normal dan tidak demam.
“Aku
selalu 36,5 derajat.” Guman Ma Roo.
Ma Roo
berjalan diatap sambil berlatih mengucapkan “Aku cinta padamu. Ayo berkencan”
dengan dua gelas minuman ditanganya. Saat itu wanita yang disukainya sedang
duduk sendirian, Ia pun percaya diri kalau sudah berlatih seribu kali untuk
mengucapkanya.
“Kita
akan bercinta!” kata Ma Roo salah mengucapkan. Si Wanita sempat binggung lalu
mengatakan kalau akan mendengarkannya lagi. Ma Roo bisa mengatakan dengan jelas
tanpa membuat kesalahan.
“Demam itu
hilang tanpa bekas.Cinta yang tidak akan berubah sampai aku mati... adalah 36,5
derajat.” Gumam Ma Roo bahagia karena bisa mengenggam tangan si wanita saat
pulang.
Ma Roo
menyakinkan dirinya bukan orang mesum seperti itu dan memberi alasan kalau
Seorang teman memintanya untuk membelinya. So So juga mengaku kalau itu juga
untuk temannya. Pegawai datang memperlihatkan cambuk ukuran besarnya.
“Temanku
bilang dia suka yang... lebih besar.” Kata So So. Tiba-tiba Ma Roo memikirkan
yang lain dalam dunia khayalnya.
Ma Roo
sedang ada dikamar, So So dengan pakaian mengoda mengularkan cambuk. Ma Roo
ketakutan meminta So So untuk menahan sebentar. Tapi So So terlihat liar terus
memperlihatkan cambuknya.
Ma Roo
memilih untuk kembali menaruh barang-barang yang berbau sex. So So mengikutinya
bertanya apakah Ma Roo tak membelinya. Ma Roo mengelengkan kepalanya. So So
pikir kalau barang itu untuk tema Ma
Roo. Tapi Ma Roo sebenarnya tidak perlu membelinya.
Akhirnya Ma
Roo keluar dari toko dengan tas membeli barang-barang yang dingikanya. So So memanggil
Ma Roo bertanya akan pergi kemana. Ma Roo mengatakanTidak kemana-mana. So So
memberitahu Ada bar di sebelah kiri jalan dan Jika naik lebih jauh, maka ada palang
jalan yang lebih intens.
“Mereka
mungkin memiliki apa yang kau cari.” Kata So So, Ma Roo menegaskan kalau ia bukan
tipe orang yang menginginkan hal itu.
“Tidak
apa. Aku bilang di Prancis, mereka terbuka soal selera orang lain.” Ejek So So
yang berpikir Ma Roo memang mesum.
“Aku
benar-benar... tidak menyukai hal-hal itu.” Tegas Ma Roo. So So pun menyuruh Ma
Roo untuk kembali ke hotel saja.
“Turis
mendapatkan pemeriksaan sepanjang waktu di sini.” Kata So So. Ma Roo pun pamit
pergi, So So memberitahu kalau arah Ma
Roo salah. Ma Roo pun berbalik araha tapi So So tetap mengatakan kalau arahnya
salah.
Ma Roo
akhirnya akan menyebarang jalan. So So memperingatakan kalau masih lampu merah.
Ma Roo pun berhenti.
Keduanya berdiri
di depan lampu merah, Ma Roo mengajak bicara bertanya Apa arti "So So" tapi saat
itu lampu hijau sudah menyala dan keduanya pun menyeberang jalan. So So
menanyakan apakah Ma Roo ingin pergi ke
Seinenya Pemandangannya indah.
“Apa Kau
pernah melihat "Kekasih di Jembatan?" Apa Kau mau pergi?” ucap So So.
Ma Roo kaget memastikan apakah sekarang juga.
So So menganguk
“Apa
hanya Kita berdua?” kata Ma Roo seperti merasa diajak berkencan oleh seorang
wanita. So So membenarkan.
Flash Back
Ma Roo
memberitahu pacarnya kalau aakan menemuinya di bandar besok dan menunggu, tapi
sepertinya sang pacar memutuskan untuk tak datang.
Ma Roo
dengan penuh semangat mengajak So So untuk segera pergi, So So So melihat Ma
Roo yang salah jalan menunjuka jalan yang benar. Ma Roo pun berbalik arah
dengan wajah gugup.
“Tempat
yang tidak biasa, wanita yang tidak dikenal, dan sebuah ajakan yang tidak
biasa. Perjalanan yang diberikan padaku di liburan ini.” Gumam Ma Roo menatap
So So yang berjalan disampingnya.
“Kau bisa
memberiku 30 euro.” Kata So So. Ma Roo binggung karena So So meminta uang
padanya.
“Ada
biaya tambahan untuk wisata malam dan Kau bisa memberikannya kepadaku sekarang
atau besok. Dalam mata uang Korea, 39.000 won.” Kata So So. Ma Roo mau tak mau
memberikan uang sebagai jasa So So menemaninya berjalan-jalan.
“Hanya
ada dua jembatan di atas Seine. Sampai pertengahan abad ke-16. Jembatannya
terlalu tua dan penuh sesak, jadi mereka membangun Pont Neuf. Dalam bahasa
Prancis, "Pont" berarti jembatan, dan "Neuf" berarti baru.
Ini berarti "jembatan baru". Tapi sekarang, ini adalah jembatan
tertua di Paris.” Ucap So So menjelaskan lalu berhenti tepat seperti dibagian
yang cekung.
“Tempat
dimana pasangan di "The Lovers on the Bridge" berdiri.” Kata Ma Roo.
So So membenarkan.
“Aku
merasa kesepian.” Ungkap Ma Roo berdiri ditengah-tengah cekungan. So So heran
karena belum pernah mendengar ada yang
bilang ditempat itu.
“Orang
biasanya bilang itu cantik.” Pikir So So heran.
“Itu
adalah film yang menyedihkan. Pria itu adalah seorang tunawisma Dan wanitanya
adalah pelukis yang buta.” Kata Ma Roo
“Benar.
Dan kemudian mereka saling mencintai hingga menggila.” ungkap So So.
“Siapa
yang bisa mencintai tanpa menjadi gila?” komentar Ma Roo. So So pikir benar
juga.
“Kita semua
memulai, dan tidak menyadari bahwa itu akan berakhir secara tragis.” Kata So
So. Ma Roo bertanya apakah So So mengingat
kalimat terakhir dalam film
So So
menjawab "Tidak ada yang pernah mengajariku bagaimana berpisah dengan
seseorang." Ma Roo merasa dalam hati kalau Sangat asik berbicara dengannya
dan ingin berbicara dengannya sepanjang malam lalu khayalanya kembali datang
saat menatap So So.
Ia
berbaring ketakutan diatas tempat tidur dan So So membawa cambuk terus
memukulnya lalu memasak agar mengatakan yang sebenarnya. Soo So bertanya apakah
Ma Rooingin turun ke area sungai. Ma Roo menyadarkan pikiran dan langsung
menganguk.
“Seine
melewati Paris dan pergi melalui Selat Inggris. Panjangnya 776 kilometer. Dengan
kedalaman rata-rata 8 meter. Ada 37 jembatan di Paris. Hal itu dilakukan agar
semua saluran bisa keluar melalui sungai. Semua turis yang datang ke Paris
berfoto disini” kata So So berhenti.
Ia pun
akan mengambilkan foto untuk Ma Roo didengan background jembatan yang indah. Ma
Roo mengaku agak malu. Tapi So So menyuruh agar berdiri dan memberikan
ponselnya. Ma Roo mengangkat dua tanganya seperti kaku ingin memperlihatkan
jembatan yang ada disampingnya.
“Kau
biasanya tidak berpose seperti itu.” Kata So So. Ma Roo membenarkan.
“Tapi...
kenapa kau berpose seperti itu?” ucap So So. Ma Roo mencoba agar mengubah
gayanya menjadi lebih relaks. So So menyuruh Ma Roo agar berdiri saja dan itu
jauh lebih baik. Ma Roo pun foto berdiri tegap dengan senyumanya. Mereka pun
berjalan pulang dan saat itu Si pria misterius masih menunggu didepan
apartement So So.
So Ran
membuka koper dan melihat ada beberapa kotak
yang dibawanya, pikiranya kembali teringat.
Flash Back
So Ran
masih duduk di meja kerjanya, Ketua Tim mendekatinya bertanya apakah tak
pulang. So Ran mengaku masih punya pekerjaan
yang harus dilakukan. Ketua Tim tahu kalau jatah libur So Ran dimulai besok
jadi menyuruhnya segara Pulanglah cepat.
So Ran
melihat kepala tim pergi merasa kalau itu sangat manis dan langsung bergegas
untuk pulang. Temanya melihat Ketua Tim yang cerdas, santun, dan kaya
danmembuatnya gila. So Ran merasa kalau bayangannya terlihat bagus
“Betapa
cerdasnya, tapi Dia gagal menjadi dokter.” Ucap So Ran
“Tidak
seperti itu, Ayahnya adalah direktur rumah sakit. Dia terpaksa pergi ke sekolah
kedokteran. Tapi dia memutuskan untuk berhenti di menit terakhir untuk menjadi
seorang desainer dan Rumah sakitnya sangat besar.”kata temanya.
“Hei, apa
kau tahu kita memanggil dia apa? Seorang pria yang tidak ada hubungannya dengan
kehidupan kita.” Goda Ho Ran lalu pamit pergi pada temanya.
Ho Ran
seperti segaja bergegas agar bisa bertemu dengan ketua Tim, dan masuk bersama di dalam lift. Keduanya
hanya diam sampai akhirnya Ketua Tim berbicara Ada banyak senyawa kalsium dalam
air di Perancis. Ho Ran binggung tiba-tiba ketua Tim mengajaknya bicara.
“Hal ini
berbahaya untuk kulitmu dan Ambil ini. Ini adalah hadiah liburan dariku.” Kata ketua
Tim memberikan tas belanjanya pada Ho Ran.
Kyung Jae
baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya melihat Ho Ran masih
mengunkan jubah mandinya langsung memeluknya dari belakang. Ho Ran menengok dan
Kyung Jae kaget melihat wajah pacarnya sedang mengunakan masker berwarna hitam.
“Hei.. Lepaskan
itu.” Keluh Kyung Jae. Ho Ran pikir sudah hampir selesai lalu melepaskan dan
duduk didepan meja.
“Apa kau
tahu bagaimana aku bisa tahu bahwa pria itu berselingkuh?” kata Ho Ran mulai
mengossip. Kyung Jae seperti tak yakin tapi Ho Ran sangat yakin dengan
ucapanya.
“Apa Kau
tahu ketika kita makan malam hari ini?”kata Ho Ran
Flash Back
Ho Ran
seperti pergi ke kamar mandi dan tak sengaja melihat Yeon Jung sedang berbicara
ditelp. Yeon Jung mengaku Sulit untuk menghubunginya karena pekerjaan dan
meminta maaf.
“Aku
tahu. Tapi kaulah satu satunya yang mengerti aku, Sayang... Ahh Kau bilang
Panggilan video? Tapi Ini bukan saat yang tepat... Aku tahu. Aku mencintaimu
juga.” Ucap Yeon Jung memberikan ciuman lewat telp. Ho Ran tetap melihatnya
dengan wajah melonggo dan Yeon Jung pun menyadari keberadan Ho Ran.
Ho Ran
bersemangat merasa kalau itu luar biasa dan memberitahu yang dilakukan
sesudahnya yaitu tetap bermesraan dengan si gadis meuda yang membuatnya sangat
menyebalkan.
“Apa Kau
tahu gadis muda yang bersamanya? Apa kau melihat riasannya? Gayanya sama sekali
tidak masuk akal. Bagaimana dia bisa begitu norak?” ucap Ho Ran. Kyung Jae
seperti tak begitu tertarik untuk mendengarnya bertanya apakah masker bisa
digunakan berkali-kali. Ho Ran mengatakan kalau hanya satu hari sekali.
“Dan apa
kau tahu orang yang memanggil semua orang "Nona"? Dia sangat tidak
berpendidikan, Itu menggangguku.” Kata Ho Ran
Kyung Jae
kembali berusaha untuk mengalihkan dengan bertanya apakah mau anggur dengan
melihat kedalam kulkas hotel. Ho Ran dengan cepat kalau ingin minum bir.
“Dan
orang yang datang sendiri juga aneh. Kenapa dia pergi berlibur dengan paket
liburan sendiri? Apa dia orang sesat?” kata Ho Ran
“Hei,
bukan berarti dia orang mesum.” Ucap Kyung Jae membela. Ho Ran pikir Ma Roo itu
harusnya punya teman jika tidak punya pacar.
Kyung Jae
sibuk melihat botol wine dan bertanya
berapa won dari delapan euro. Ho Ran sedikit berpikir lalu menjawab tak tahu.
Kyung Jae pikir itu mahal. Ho Ran kembali membahas wanita yang minum obatnya.
“Aku 100
persen yakin dia mengalami depresi. Wanita itu tidak memiliki ekspresi wajah dan
terlihat benar-benar menyedihkan. Aku tidak terkejut. Jika suamiku tidak berpendidikan,
maka Aku akan mengalami depresi juga.” Kata Ho Ran terus mengoceh tentang orang
lain.
“Kenapa
kau terus berbicara tentang orang lain? Tidak bisakah kita membicarakan tentang
kita?” kata Kyung Jae.
Ho Ran
langsung menatap serius mengajak untuk bicara. Kali ini Kyung jae malah
bertanya membahas tentang apa. Ho Ran pikir membahas tentang mereka dan
menyuruhnya duduk. Kyung Jae pikir tadi Ho Rang ingin minum. Ho Ran langsung
menolaknya.
“Kenapa
kau berubah pikiran? Aku akan keluar dan membelinya.”kata Kyung Jae. Ho Ran
tetap menolak dan mengajak mereka bicara saja tentang hubungan mereka.
“Kita perlu
bicara dan Aku akan membeli bir.” Kata Kyung Jae lalu keluar dari kamar. Ho Ran
hanya bisa menghela nafas panjang dan bisa mendengar suara bel kamar.
“Kapan
kau akan memperbaiki kebiasaanmu?” keluh Ho Ran membuka pintu dan sudah siap
memberikan pakaian untuk Kyung Jae selalu lupa keluar hanya dengan jubah mandi.
“Kebiasaan
tidak bisa diperbaiki.” Kata Kyung Jae bergegas memakai baju dan celananya. Ho
Ran mengajak mereka untuk tidur dan dan minum bir hotel.
“Itu
terlalu mahal. Mari minum bir hotel saat kita sukses.” Kata Kyung Jae. Ho Ran
pikir itu terlalu sulit. Kyung Jae pikir Lebih baik membeli diluar daripada
bayar mahal.
“Ada
kalanya suasana hati lebih penting daripada uang.” Keluh Ho Ran. Kyung Jae
heran merasa tak butuh mood saat minum bir lalu pamit kalau akan segera
kembali.
Ma Roo
melihat kantung belaja yang berisi pakaian dalam wanita,
Flash Back
Ia pergi
ke toko pakaian dalam wanita bertanya apakah mengingat dirinya pada pegawai,
kalau kemari mencoba beberapa. Si Pegawai berusaha mengingat saat itu pacarnya
memilih satu pakaian dalam dan Ma Roo pun menunggunya di samping kasir.
“Kau
datang ke sini bersama pacarmu, kan?” ucap si pegawai. Ma Roo membenarkan.
“Ya, apa
kau ingat yang dia coba tapi tidak jadi beli?”kata Ma Roo. Pegawai tahu karena
pacar Ma Roo bilang itu terlalu kasar. Ma Roo pikir itu bagus saja.
“Itu lebih
menampilkan sisi seksi ketimbang fungsi, jadi Sehingga bisa dianggap agak
cabul. Apa kau ingin membelinya?” ucap
pegawai. Ma Roo sempat binggung, tapi akhirnya memutuskan untuk membelinya.
Tapi saat
di Paris, pakaian dalam itu tak berguna karena sang pacar tak ikut bersamanya.
Lalu berbaring di tempat tidur melihat hasil-hasil fotonya. Ia melotot kaget
saat melihat ada foto So So yang tertangkap saat sedang naik komidi putar.
So So
pergi menginap di hotel lain dan sudah mencuci wajah lalu mengusap krim pada
wajahnya. Ia langsung belajar dari buku-bukunya, tapi beberapa saat kemudian
tak bisa menahan kantuk, tertidur diatas buku-bukunya.
Perusahaan
Obat-obatan Internasional
Ketua Tim
datang berpikir kalau maknae ada di tempat kerja. Salah seorang pria berdiri.
Ketua Tim mengatakan kalau bukan ia satu-satunya jadi Maknae. Si pria pun hanya
bisa meminta minta maaf. Ketua tim malah heran anak buahnya itu malah minta maaf.
Ma Roo
sedang tertidur mendengan ponselnya berdering dan itu telp daro Kepala Yoo Su
dengan malas mengangkat telpnya. Kepala Yoo pikir Ma Roo harus datang untuk bekerja. Ma Ro mengatakan
aklau sedang berlibur hari ini.
“Ya, itu
benar, hari ini hari Liburanmu. Jadi Kapan kau mulai bekerja?” kata Kepala Yoo.
Ma Roo mengatakan Mungkin 10 hari lagi. Kepala Yoo kaget dan ingin tahu kenapa
harus 10 hari lagi.
“Liburanku
kan 10 hari.” Kata Ma Roo yang masih mengantuk.
“Aku tahu
kau sedang berlibur, tapi apa kau benar-benar mengambilnya?” ucap Kepala Yoo
“Aku
sedang di Perancis sekarang.” Ucap Ma Roo. Kepala Yoo pikir Ma Roo sedang ada di Desa Perancis di
Gapyeong
“Tidak,
Aku tiba di Paris kemarin.” Kata Ma Roo. Kepapa Yoo tak percaya kalau Karyawan baru menggunakan semua hari liburnya
untuk pergi ke Perancis, Prancis.
“Apa Kau
cukup berani sekali? Apa kau dalam pengaruh obat-obatan?” kata Kepala Yoo pikir
Ma Roo sedang kacau.
Ma Roo
mengatakan tidak. Kepala Yoo pikir Ma Roo sudah gila karena mereka semua akan
menjadi gila atas laporan penjualan tahun depan dan Ma Roo mau mengacaukan mereka.
Ma Roo mengingatkan kalau kepala Yoo yang sudah menyetujui liburannya. Kepala
Yoo tahu akan hal itu
“Tapi
Wakil Kepala Oh ada di sini selama liburannya. Apa menurutmu hidup itu lelucon?”
kata Kepala Yoo. Ma Roo kaget pacarnya itu malah pergi kerja. Kepala Yoo mulai
mengumpat marah.
Flash Back
“Apa kau
akan berlibur? Perusahaan dalam masalah karenamu.” Kata Nona Oh menahan marah.
Ma Roo pikir itu bukan karena dirinya.
“Aku
minta maaf dan Memang benar itu salah perusahaan. Walaupun belum dipastikan.
Kau tahu apa maksudku ‘kan” kata Nona Oh.
“Tidak...Aku
tidak tahu kenapa ini perlu dijelaskan. Kita sepakat untuk pergi berlibur mulai
besok” kata Ma Roo.
“Berhentilah
bertingkah seperti anak kecil. Itu salah perusahaan, tapi kau juga kena.” Kata Nona
Oh
Ma Roo
mengingat kalau Nona Oh mengatkan itu bukan yang menjadi masalah. Nona Oh
memperingatka Ma Roo yangakan dipecat jika membuat satu kesalahan dan akan
tetapingin mengambil cuti. Ma Roo pun balik bertanya apa yang harus dilakukanya,
apakah ia harus pergi bekerja dengan mengatakan "Aku membatalkan liburan
jadi bisa bekerja."
“Jangan
bertingkah seperti kau kuat. Kau ingin menghindari masalah ini dengan pergi
berlibur. Jika kau melarikan diri, apa akan mengubah sesuatu?” ucap Nona Oh
marah
“Apa aku
tidak boleh melarikan diri? Tidak bisakah aku meluangkan waktu untuk memikirkan
apa yang harus aku lakukan?”kata Ma Roo ikut berbicara dengan nada tinggi.
“Perusahaan
menyuruh kami memikirkan diri kami saat bekerja. Tapi saat aku terus bekerja, pikiran
itu mulai memudar. Aku merasa tidak akan menghilangkan pikiran itu meski aku
pergi berlibur. Meski itu hariku, kami bekerja di kafe terdekat, bahkan jika
mereka memaksa kami untuk pergi berlibur.” Gumam Ma Roo.
“Kau
mengambil semua hari liburanmu, dan menerima semua gajimu. Apa kau bisa datang
lagi ke perusahaan? Jadi Kirimkan laporan analisis produksi per tahun dan efek
obat hari ini.” Kata Kepala Yoo
“Ini
pukul 2 pagi di Paris” keluh Ma Roo. Kepala Yoo memberitahu kalau di Korea
sudah pukul 10 pagi.
“Tapi itu
bahkan bukan pekerjaanku” kata Ma Roo enggan melakukanya.
“Kau
dikenal karena tidak dapat membedakannya dan menyebabkan masalah. Jika kau
tidak ingin melakukannya, maka berhentilah.” Tegas Kepala Yoo mengancam. Ma Roo
pun menyanggupinya.
“Hari ini
jatuh temponya.” Ucap Kepala Yoo. Ma Roo benar-benar tak percaya kalau ia harus
melakukan pekerjaan saat berlibur lalu membuka laptopnya.
Flash Back
Maknae di
Grup mulai menyanyikan lagu "Five Eagle Brothers!" Kepaal Yoo duduk
disamping Ma Roo yang menganggapnya Maknae sudah Bekerja sangat keras sekali
hari ini dan tidak perlu melakukan hal lain. Ia memberitahu kalau Perusahaan
ini beroperasi dengan dua kata. Ma Roo menganggguk mengerti.
“Apa yang
kau mengerti?”ucap Kepala Yoo, Ma Roo juga tak tahu dengan wajah polosnya.
“Wakil
Kepala Oh. Ace kami... Bagaimana perusahaan beroperasi?” kata Kepala Yoo
“Itu
beroperasi dengan dua kata, Yaitu "Baik-baiklah." Dan "Kerja bagus." Kata Nona Oh
“Lakukan
dengan baik. Kau hanya perlu melakukan pekerjaan dengan baik. Begitulah
perusahaan dan Kau tidak perlu tahu hal lain. Dan aku dengar kau pergi ke universitas
yang sama dengan dia.” Kata Kepala Yoo berbicara pada Nona Oh setelah
memberitahu Ma Roo.
“Ya, kita
lulus di tahun yang sama.” Kata Nona Oh. Kepala Yoo meminta agar mereka bisa meLakukan
dengan baik.
“Jika
maknae kita kehabisan energi, maka Bantu saja
dia.” Ucap Kepala Yoo. Nona Oh pun mengajak Ma Roo agar mereka bekerja dengan baik.
Ma Roo
terlihat sangat malas dan mengantuk untuk mengerjakan tugasnya, lalu membuka
kulkas dan mengambil botol air mineral dan kembali duduk didepan laptop untuk
mengerjakan tugasnya.
“Aku
menyadari hal ini nanti. Mari kita lindungi Bumi, sebagai kekuatan khusus untuk
keadilan! Lima elang bersaudara. Kelima adik elang itu, Terus melindungi bumi. Dan
meninggal karena kerja keras.” Gumam Ma Roo terlihat sangat serius mengerjakan
tugasnya.
Bersambung
ke Part 2
Apa hanya perasaankua yaa..kalo kalimat2 dalam sinopsis ini susah di pahami..
BalasHapus