Suasana
dan pemandangan kota paris Yoon So So baberjalan dengan sebuket bunga di
tanganya menyapa dengan bahasa Prancis “Bonjour” Pria dan wanita yang ada
disepanjang jalan pun disampa dengan wajah bahagia.
“Kata "Bonjour." Kata ini
terlalu menggelikan di tenggorokanku saat mengucapkannya. Aku tidak tahu apa salam yang indah itu. Aku tidak tahu seperti itulah adanya waktu
yang indah. “ gumam So So masuk ke dalam rumah
lalu memasukan bunganya ke dalam vas bunga.
Terlihat
Kalender dibulan April tahun 2012, dibalik foto terlihat foto So So dengan
seseorang yang tak terlihat.
Disebuah
gereja yang terlihat seperti kastil, So
So menerima cincin dari seseorang seperti melakukan pernikahan di gereja. Ia
pun memeluk sang pria terlihat sangat bahagia.
“Aku tidak berpikir itu akan
berakhir. Cinta, asmara,
kegembiraan. Itu tidak berarti bagiku, tapi
berarti bagiku saat waktu bersamaan. “
Foto di
dalam kamar So So dipecahkan begitu saja, seperti terjadi pertengkaran
pasangan dan meninggalkan cincin diatas meja.. So So pergi meninggalkan rumah, Nenek yang biasa menyapanya tapi
diacuhkan begitu saja.
“Tidak ada yang mengajariku bagaimana
berpisah dengan seseorang. Kehangatan
orang lain meninggalkan hidupku. Gelombang dingin Eropa menimpaku. Dan semuanya membeku, kecuali air mataku. “
So So
hanya bisa menangis sendirian dengan koper dengan pemandangan menara Eiffel
sedang memperlihatkan lampu kerlap kerlip.
[Episode 1 - Aku tidak pernah ingin pergi.]
Bandara
bagian keberangkatan menuju Paris. Seorang pemandu meminta mereka semua berkumpul.
Ada segerombolan ibu-ibu yang terlihat heboh akan pergi keluar negeri. Mereka
sibuk membahas yang akan mereka. Disi lain ada pasangan lain akan ikut
rombongan.
“Dengar
baik-baik... Aku hanya akan memberikan kalian tiket pesawat kalian... Ketika
kalian tiba di Paris, pemandu akan menunggu kalian. Dan, apa semuanya membuat
rencana perjalanan?” ucap si pria. Semua menjawab sudah.
“Ini
untuk 8 malam dan 10 hari, dan untuk jaga-jaga...” kata si pria dan Sekelompok
ibu-ibu sangat berisik melihat teman mereka baru datang menyuruh agar segera
berlari.
“Nomor
telepon pemandu kalian ada di sini, kalau terjadi keadaan darurat. Mengenai
tiket kalian, biar kami yang mengurusnya, jadi tolong berikan paspor kalian.”
Kata Si pegawai.
San Ma Roo pergi sendirian dengan membawa
tongsis memberikan, Pasangan Kim Kyung Jae dan Han So Ran yang mengunakan topi
juga memberikanya. Jung Yeon Sung dan Na Hyun, serta pasangan Han Bok Jo dan
Tuan Oh Gab Soo memberikanya.
Para
ibu-ibu sibuk membahas uang yang diberikan suami untuk jalan-jalan. So Ran
melihat gerombolan ibu-ibu mengeluh kalau sangat berisik, kalau sangat tidak
berpendidikan. Kyung Jae mengeje kalau pacarnya lebih menyebalkan lagi.
“Semuanya!..
Ibu-ibu, tolong berikan paspor kalian.” Teriak si pria. Ibu itu akan memberikan
tapi mengajak untuk foto bersama lebih dulu.
Mereka
semua heboh, bergeser kesana kemari untuk mengambil foto, lalu memanggil Ma Roo
agar meminjam tongsisnya. Ma Roo ingin memberikan tapi ibu lain memberikan
ponselnya pada si pegawai. Ma Roo akhirnya didorong untuk menyingkir. Tiba-tiba ketua rombong minta waktu sebelum
foto.
“Saya
baru saja membeli topi ini. Aku ingin wajahku terlihat kecil, itu sebabnya aku
membelinya.” Ucap si Ibu. So Ran melihat
topi yang sama langsung melepaskanya.
Seorang
pria dengan membersihkan wajahnya di kamar mandi sambil mendengarkan lagu. So
So tertidur dikamar memanggil Evian agar bisa menutup pintunya sambil mengeluh
kalau pagi-pagi sudah berisik. Evia mengatakan kalau Hanya untuk dua hari untuk
menginap karena rumahnya sedang ada perbaikan pipa.
Evian
membangukan pacarnya dengan banyak kecupan diwajahnya, So So sempat melihatnya
tapi seperti tak mau memperdulikan pasangan teman satu kamarnya.
“Ada total
20 pelancong di sini. Aku tidak
penasaran siapa lagi yang akan datang. Semua orang Korea sama. Aku tak
tertarik..” Gumam So So sudah ada di
dalam bus dan sempat mengangkat tanganya sambil menguap dan sampai di bandara.
Direktu
di kantornya menelp. So So memberitahu
kalau sedang menunggu di bandara dan mungkin tidak ada keterlambatan mendarat.
Ia pikir Bonusnya tidak masuk jadi ingin tahu Kapan akan menyetorkannya.
Direktunya mengeluh kalau seharusnya So So agar bisa memberikan waktu untuk bicara
dulu.
“Kalau Anda
akan memberikannya padaku, maka mungkin
juga melakukannya sekarang. Anda tahu aku berada dalam posisi yang ketat.” Ucap
So So
“Hei,
bisakah memberiku kesempatan bicara?” ucap Direktur. So So akhirnya
mempersilahkan bosnya bicara.
“Apa
pemandu diKorea menghubungimu? Ternyata, ada sekelompok 12 wanita paruh baya
untuk kelompok dewasa.” Kata Direktur. So So tahu berjanji akan memperlakukan mereka dengan sangat baik.
“Ada 12
wanita paruh baya tapi mereka tidak bisa ditangani.” Kata direktu. So So melihat
dari catatanya kalau Anggota tim baru agak banyak.
Flash Back
Si
pegawai sudah mengambil gambar, Si Ketua melihat hasilnya kalau wajahnya
terlihat sangat besar dan harusnya melangkah mundur. Si pegawai memberitahu
kalau mereka tak bisa mengambil tiket jadi harus naik ke penerbangan lain
apabila tidak ada tempat duduk.
“Kami tidak
bisa pergi secara terpisah. Itu tidak menyenangkan. Jangan khawatir.” Kata si
Ketua akan mengeluarkan paspor, lalu panik karena tak melihatnya.
Ia pun
langsung membuka koper mengeluarkan semua isi koper sampai berantakan,
menemukan ada banyak masker yang dibawa oleh si ibu. Ma Roo dkk hanya bisa
menatap heran pada si ibu-ibu yang heboh.
Sementara di rumah, Suami Si ketua baru bangun binggung melihat ada
banyak paspor dalam lemari esnya.
Direktur
memberitahu kalau ibu itu mengemasi 12 masker wajah, bukan paspor. So So bertanya apakah mereka tak berangkat.
Direktur mengeluh kalau pasti tak akan bisa berangkat, karena tak mungkin bisa memasang stempel keberangkatan pada
masker wajah. So So terlihat kesal
karena seharusnya Direkturnya memberitahu.
“Bagaimana
dengan restoran dan penerbangan yang kami pesan? Mau diapakan pemesanan itu?
Apa Haruskah aku bertanggung jawab juga?” ucap So So marah
“Dengar
dulu, So So. Aku bukannya memintamu bertanggung jawab. Tapi Kau harus belajar
untuk hidup berdampingan melalui kerja sama.” Kata Direktur
“Anda
selalu bicara tentang konsistensi kalau hal itu menguntungkan Anda. Lalu, Apa
Anda akan menyetorkan bonusku?” kata So So dan tak ada suara dari Direkturnya.
So So kesal direkturnya yang menutup begitu saja.
“Belum
aku tutup... Selain itu ada seorang pelancong bernama Obi atau Obe? Pelancong
itu belum juga berangkat” ucap Direktur lalu menutup telpnya.
“Apa Dia
memintaku menyelesaikan masalah yang terjadi di Korea? Aku sangat marah dan Kesal
sekali.” Kata So So terlihat kesal.
Tuan Oh
Gab Soo bersama istrinya keluar lebih dulu dari pintu keberangkatan, melihat So
So lalu bertanya apakah pemandu mereka. So So memberikan senyuman
lebarnya, melihat merekan yang pasti
capek jadi meminta agar bisa menunggu sampai semua datang. Dan akan segera
berangkat
“Kau
bilang Di sana? Apa di sana lebih nyaman? Adakah ruang tunggu untuk pelancong
seperti kami?” ucap Tuan Oh dengan nada tingg. Han Bok Ja sang istri menarik
suaminya agar pergi saja.
Pasangan
Kyung Je dan So Ran pun datang, So So pun menyuruh sama seperti Tuan Oh dan
Nyonya Han, serta Yeon Sung dan Na Hyun yang berjalan keluar dari kedatangan.
Ma Roo
ada didepan loket imigrasi. Petugas yang terlihat sangat bertanya dengan bahasa
inggris apakah San Ma Roo, itu nama umum di Korea. Ma Roo menjawab “No” lalu
mengubah jadi “Yes.” Petugas makin curiga melihat wajah Ma Roo.
“No, but
yes... Exactly.” Ucap Ma Roo. Dan petugas memeriksa lagi paspor Ma Roo ternyata
ditolak untuk masuk Paris.
So So
pergi menemui semua anggota tour memberitahu kalau Pelancong satunya masih
belum datang, tapi akan segera datang jadi meminta agar bisa menunggu sampai
pria itu datang. Ma Roo sudah duduk di dalam ruangan kantor imigrasi.
So So
menelp atasanya memastikan kalau timnya bukan penjahat, karena Mungkin dia
ditahan di kantor imigrasi dan Tidak ada penjelasan lain, jadi meminta untuk
berjaga-jaga agar jadwalnya ditunda satu jam. Dan juga ia meminta kalau masih
menyimpan setengah bonusnya, Direkturnya langsung menutup ponselnya.
Nyonya
Han memdengar ada bunyi alarm ponselnya, lalu mengeluarka obat dan
meminumnya. So Ran melihat dari kejauhan
kalau Nyonya Han seperti harus minum obat segara teratur. Sementara Tuan Oh
marah karena mereka harus menunggu satu jam, Nyonya Han dengan lemah lembut
merasa kalau ini belum satu jam.
“Permisi,
Pemandu Wanita!” teriak Tuan Oh. Nyonya Han meminta agar suaminya tak
memangginya dengan kasar.
“Hei..
Pemandu wanita Sedang apa kau? Mau berapa lama kami harus menunggu?” teriak
Tuan Oh. Nyonya Han meminta Tuan Oh Jangan
bicara tidak sopan padanya. So So pikir tak masalah pada Nyonya Han.
“Kalau
Anda menunggu...” kata So So dan Tuan Oh kesal karena mereka sudah menunggu
satu jam. Nyonya Han mengatakan kalau Belum satu jam.
“Maaf.
Biasa ini selalu terjadi dan Dia akan di sini dalam 10 menit.” Kata So So.
“Apakah Tepat
10 menit?” kata Tuan Oh. So So menyakinkan kalau dalam 10 atau 20 menit. Tuan Oh ingin sesuatu
yang pasti. Akhirnya Nyonya Han pikir
kalau mungkin sekitar 15 menit.
“Dasar Menyebalkan.”
Ungkap So Ran seperti tak bisa menahan rasa kesalnya lagi. So So pun hanya bisa
meminta maaf dan akan memberitahu lagi nanti.
Saat itu
Ma Roo menelp pada pemandu wisatanya. So So
memberitahu Semua orang menunggu tapi ia belum datang juga, Ma Roo memberitahu
kalau ia tertangkap. So So binggung menanyakan alasanya. Ma Roo mengatakan Tak
tahu, karena petugas membawanya masuk setelah menanyakan nama.
“Tidak
mungkin... Apa Petugas itu sungguh menanyakan nama Anda?” kata So So. Ma Roo
membenarkan lalu membiarkan petugas bicara.
“Seorang
pria dengan nama yang sama ditangkap karena pelecehan seksual jadi kami
pastikan apa dia orang yang sama.” Kata Petugas dengan bahasa Prancis.
“Dia
bilang ada seorang pria bernama San Ma Roo ditangkap karena pelecehan seksual di
Perancis.” Jelas So So
“Aku tak
pernah bepergian di Prancis, dan juga bukan pelaku kejahatan seksual.” Kata Ma
Roo
“Dia ingin
tahu apakah Anda adalah orang itu jadi petugas bertanya apa itu nama umum. Tapi
Anda malah menghindari pertanyaan itu.” Kata So So sebagai penerjemah.
“Itu
tidak benar. Aku menjawabnya dengan baik.” Kata Ma Roo. So So mengatakan
jawaban Ma Roo itu ya dan tidak.
“Ya,
benar... San Ma Ru bukanlah nama yang umum, tapi umum terjadi di keluarga kami.
Sepupuku namanya San Gi Seul Gi. Tapi
itu benar-benar langka.” Kata Ma Roo.
“Kalau
Anda tak bisa jelaskan dengan baik, mereka akan salah paham. Mereka akan
menghubungi pihak lebih lanjut untuk ini, jadi tunggulah saja.” Kata So So
“Aku
bukan orang seperti itu. Jadi Berapa lama waktu yang dibutuhkan?” tanya Ma Roo
“Prancis
terkadang lambat, jadi mungkin butuh waktu lebih satu jam.” Ucap So So
Ma Roo
kaget harus melakukan proses selama satu jam, tapi akhirnya bisa mengerti.
So So
memberitahu anggota tur yang menunggu kalau sudah bicara dengan tamu yang akan
bergabung kalau ada masalah di Imigrasi jadi belum bisa bergabung. Tuan Oh
ingin tahu apa masalahnya. So So mengatakan kalau itu bukan masalah besar jadi
Ma Roo akan segera datang.
“Terus
kenapa dia tidak di sini? Apa butuh waktu 10 sampai 20 menit?” kata Tuan Oh
dengan nada tinggi.
“Butuh
waktu 30 sampai 40 menit.” Kata So So. Tuan Oh akan marah tapi So So bisa lebih
dulu.
“Semuanya,
Kalian bawa tas masing-masing ‘kan? Seperti yang pernah Anda dengar, Perancis
adalah tujuan wisata utama jadi di sini juga rawan pencopetan. Jadi aku meminta
Anda meletakkan alat ini di ritsleting
tas Anda, tidak ada yang bisa membukanya, jadi silakan dicoba. Kalian juga
Hati-hati dengan paspor, dompet, ponsel, dan kamera.” Kata So So seperti gembok
agar tak bisa diambil oleh copet.
“Apa kita
akan sampai di Menara Eiffel dengan kecepatan seperti ini?” tanya Na Hyun pada
Yeon Sung
“Bisakah
kami pergi ke Menara Eiffel hari ini?” tanya Yeon Sung. So So mengatakan bisa.
Yeon Sung ingin tahu dengan kapal pesiar. So So mengatakan akan naik.
“Bagaimana
dengan makan malam?” tanya Yeon Sung. So So menjawab Pasti juga makan malam
kalau bergegas maka bisa melihat
semuanya.
“Mungkin
ini tidak nyaman, tapi tolong tetaplah menunggu jadi kami bisa pergi.” Kata So
So berusaha tersenyum, tapi setelah itu langsung cemberut menahan rasa amarah
dengan semua tamunya. Setelah itu menelp atasanya agar bisa menunda jadwal
makan malam dan naik kapal pesiar dalam dua jam.
Ma Roo menunggu di ruangan dan So So juga menungu Ma Roo agar semua bisa segera berangkat tour.
Kyung Jae
bersandar pada pundak So Ran sambil memainkan ponselnya. So Ran meminta air
minum, Kyung Jae mengatakan kalau Tidak ada air. So Ran menyuruh agar pacarnya
itu membelinya. Kyung Jae pikir tak bisa karena harus menunggu.
“Kenapa
itu kau pentingkan kalau cuma beli air?” keluh So Ran
“Kalau
aku pergi beli air, lalu dia sudah di sini, pasti kita ketinggalan.” Kata Kyung
Jae
“Sudah
kubilang aku benci berlibur begini.” Ucap So Ran. Kyung Jae pikir tak ada
pilihan karena mereka tak bisa bahasa inggris.
“Aku bisa
bahasa Inggris, walau tidak lancar” kata So Ran dan merengek kalau sangat
harus.
Saat itu
Yeon Sung yang duduk didepan mereka bertany nada Hyun mau dibelikan air mineral
atau yang lainya. Hyun dengan dingin mengatakan ingin yang lainya dan Es krim
juga Yeon Sung bertanya apakah Rasa cokelat atau pisang. Hyun mengatakan Setengah.
Yeon Sung sangat melayani Hyun meminta agar menunggu.
Nyonya
Han mendekati So Ran memberikan minumanya. Keduanya langsung menolaknya. Nyonya
Han mengatakan kalau itu minuman baru. Kyung Jae tanpa malu mengambilnya dan
menyuruh So Ran agar meminumnya
So Ran
kesal memilih untuk pergi. Kyung Jae bertanya mau keman pacarnya. So Ran
berteriak kelau akan pergi membeli air.
Kyung Jae dengan sangat kalau meminta agar dibelikan cola juga. Tuan Oh tak bisa lagi menahan amarahnya,
Nyonya Oh meminta agar suaminya tak marah lagi saat menemui So So.
Ma Roo
melihat dari jendela, lalu akhirnya sibuk selfie dalam ruangan menghilangkan
rasa jenuh. Petugas datang memberitahu kalau ada kesalahan jadi sudah mengkonfirmasi
dari pihak Korea dan hasilanya ada orang lain dengan nama yang sama.
“Ya,
bolehkah aku pergi sekarang?” kata Ma Roo sudah tak sabar segera keluar.
“Ya, tapi
untuk formalitas, kami harus memeriksa barang bawaan Anda.” Ucap petugas. Ma
Roo pun mempersilahkanya.
Koper Ma
Roo dibuka, terlihat seperti sebuah peluru. Ma Ro memberitahu kalau SUV. Si
petugas kembali curiga. Ma Roo menjelaskan maksudnya, USB dan akan membukanya.
Tapi Si pegawai tak mengerti. Ma Roo memberitahu dengan gerakan. Akhirnya si
pegawai mengerti membukanya dan memastikan kalau itu adalah USB. Tapi saat itu membuka yang lainya ada banyak
pakaian dalam wanita.
Ma Roo
kembali menelp So So, memberitahu kalau
Petugasnya kali ini sangat aneh karena terus saja menanyainya pertanyaan yang
sama. So So ingin tahu pertanyaan seperti apa.
“Orang
ini sepertinya mencurigakan, Jawabannya tidak masuk akal.” Kata petugas dengan
bahasa Prancis.
“San Ma
Roo, kenapa Anda membawa pakaian dalam wanita?” kata So So. Ma Roo mengatakan
kalau itu Untuk kuberikan pada pacarnya
“Apa anda
datang bersama pacar Anda?” tanya So So. Ma Ro mengatakan tidak.
“Lalu,
Apa pacar Anda tinggal di Prancis?” tanya So So. Ma Roo mengatakan tidak. So So
pun kesal ingin tahu keberadaan pacar Ma Roo sebenarnya.
“Dia
sudah tidak ada.” Ucap So So. Ma Roo pun heran karena Ma Roo yang membawa
pakaian dalam wanita.
“Aku bawa
untuk kuberikan pada pacarku, tapi...” ucap Ma Roo. So So binggung karena
sebelumnya So So mengatakan tak punya pacar.
“Apa dia
ada jimat atau berkeinginan berpakaian seperti wanita?” tanya petugas
So So
bertanya apakah Ma Roo membawanya untuk dipakai sendiri. Ma Roo kesal
mengatakan kalau dirinya bukan orang Mesum. So So meminta agar Ma Roo tak
berteriak padanya. Ma Roo dengan nada pelan menegaskan kembali kalau dirinya Abukan
orang mesum.
“San Ma
Roo, kalau Anda tidak menjawab pertanyaannya, mereka akan salah paham Katakan
saja itu untuk keperluan Perancis toleran terhadap hal seperti itu. Sekarang
Aku tutup.” Ucap So So yang kembali mendengar teriakan dari Tuan Oh.
Tuan Oh
datang dengan wajah marah. So So memebritahu baru saja bicara pada tamu yang
terakhir jadi akan segera datang. Tuan Oh tak mau tahu ingin menelp atasanya
saja. So So meminta maaf untuk bisa menunggu sebentar.
“Telepon
Bosmu! Memang kami ke sini untuk melihat bandara?!!” kata Tuan Oh marah.
Istrinya mengajak duduk kembali karena tamu yang lain juga akan datang.
“Kau diam
saja! Cepat telepon Bosmu! Berapa nomor teleponnya?” teriak Tuan Oh yang tak
sabaran.
“Sayang...
Itu sebabnya kenapa aku tidak ingin berlibur.” Kata Nyonya Han.
“Kami
juga berbisnis tapi bukan seperti ini caranya berbisnis, mengerti?” kata Tuan
Oh dengan nada lembut. So So akhirnya hanya bisa mengucapkan permintaan maaf.
“Aku
tidak bisa menangani mereka.” Ungkap So So merasa tak percaya kalau mereka ini
belum berangkat.
Sementara
di dalam ruangan, Ma Roo mencoba menyakinkan kalau pakaian dalam wanita itu ia
yang akan memakainya. Ditempat lain, Seorang pria duduk melihat fotonya bersama
So So dalam sel penjara. Lalu seorang polisi memberitahu kalau pria itu sudah
dibebaskan.
Pria
dengan wajah kurus dan sedikit tak bersih dibagian wajahnya bisa melihat sinar
matahari kembali, lalu melihat sebuah mobil seperti sudah menunggunya. Pria di
dalam mobil memberikan selembar kertas. Pria itu memastikan kalau tempat
tinggalnya. Si pria pikir kalau tak akan tahu juga tinggal disana.
“Kudengar
dia jadi pemandu wisata di Paris, jadi kau akan segera menemukannya saat
mencarinya. Tapi Apa kau sungguh akan mencarinya?” ucap Si Pria
“Pergi
saja dan Jangan saling bertemu lagi.” Kata si Pria misterius
“Pastilah...
Kita perlu saling bertemu supaya aku bisa melecehkanmu. Hiduplah dengan baik.”
Ejek Si Pria. Pria misterus terlihat marah ingin memukulnya tapi mobil lebih
dulu pergi meninggalkanya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar