PS :
All images credit and content copyright : KBS
[Episode
5: Apa yang Harus Aku Katakan?]
Pak Guru
mengulang-ngulang nama Lee Shi Yoon, merasa pernah mendengar nama itu
sebelumnya. Lalu Guru Kang baru saja kembali ke kantor guru. Pak Guru ingin
tahu tentang Ayah Lee Shi Young dan Lee Shi Kyung. Guru Kang bertanya mengenai
apa.
“Mereka
berdua mengatakan hal yang berbeda, jadi aku bingung.” Kata Pak Guru.
“Oh, dia
seorang dokter dan pergi ke perang sipil di Afrika. Dia pergi ke sana untuk
membantu dan menghilang.” Jelas Guru Kang
“Kau
bilang Dokter? Apa Ayah mereka tinggal di lingkungan ini?” tanya Pak Guru. Guru
Kang pikir Mungkin.
“Mereka
pindah dari Seoul ke rumah nenek mereka.” Kata Guru Pakh
“Itu
benar, kalau begitu. Lee Shi Yoon! Aku pikir tahu nama itu. Teman sekelasku
yang lama pergi ke sekolah kedokteran. Aku pikir itu Lee Shi Yoon yang sama.”
Ucap Pak Guru terlihat bahagia.
“Wow, Lee
Shi Yoon. Aku belum pernah mendengar namanya sejak lama. Tapi Tunggu... Apa itu
anak-anak Shi Yoon?” kata Pak Guru mulai bertanya-tanya.
Nyonya Oh
keluar dari rumah terlihat gelisah dan menunggu seseorang. Shi Kyung makan
Youghurt dalam kamar sambil bergumam “Aku harus memikirkan semua dengan
perlahan, satu per satu, pada saat
seperti ini. Mari bereskan semuanya. Hal yang paling mendesak adalah menjawab
Bom.”
“Apa yang
harus aku katakan padanya? Dan juga, Shi Young... Aku tidak tahu bagaimana
menghadapi Lee Shi Young. Terutama temperamen buruknya itu... Ahh.. Tidak,
bukan. Aku perlu berbicara dengan Shi Young juga.” Gumam Shi Kyung kembali
berubah pikiran kalau tidak mungkin
untuk berbicara dengannya.
“Siapa
yang mengambilnya?” teriak Shi Young dari luar kamar. Shi Kyung panik merasakan ketakutannya mulai
datang dan buru-buru membaringkan tubuhnya berpura-pura tidur.
Shi Young
melihat dalam lemari es lalu seperti mengetahui siapa yang mengambil dan masuk
ke dalam kamar kakaknya, Shi Kyung tertidur dengan mulut masih belepotan
Youghurt. Shi Young menemukan sisa Youghurt dibawah tempat tidur dan langsung
mengoleskan ke wajah kakaknya.
“Hei. Apa
yang kau lakukan?” teriak Shi Kyung akhirnya bangun,
“Makanlah
semua yang kau inginkan.” Kata Shi Young lalu mengambil uang dari dompet
kakanya.
“Hei.
Kenapa kamu mengambil itu?’ tanya Shi Kyung
“Ini
karena kau berutang makanan padaku.” Ucap Shi Young lalu keluar dari kamar
kakaknya.
Nyonya Oh
melihat anaknya yang keluar tengah malah, Shi Young seperti ingin membeli
sesuatu. Nyonya Oh menahan tangan anaknya ingin tahu apakah ia tidak akan
meminta maaf pada Nenek. Shi Young hanya diam saja.
“Tidakkah
kau menyadari bahwa dia sudah pulang
terlambat sejak kau melakukannya?” ucap Nyonya Oh. Shi Young seperti tak
peduli dan bergegas pergi. Shi Kyung akhirnya keluar berteriak memanggil
adiknya.
“Lee Shi
Young!.. Itu yang uang darurat terakhirku.. kembali!” teriak Shi Kyung
“Dia
tidak menyukai sesuatu yang aneh, kan?” kata Nyonya Oh.
“Hei..
Dekan siswa tersebut mengatakan untuk membawa
permintaan maaf tertulis saat kau pergi ke sekolah. Aku sudah
menyampaikan pesannya.”kata Shi Kyung
“Permintaan
maaf tertulis? Kenapa?” tanya Nyonya Oh. Shi Kyung terlihat binggung.
“Lee Shi
Young selalu menulis ke mana pun dia pergi... Ini Tidak penting” kata Shi Kyung
“Apa yang
salah dengan wajahmu?” keluh Nyonya Oh. Shi Kyung memperlihatkan kalau itu
adalah yoghurt.
“Shi
Young tidak memperlakukanmu seperti kakak
karena kau bertindak seperti ini.” Kata Nyonya Oh. Shi Kyung pikir tak
ada yang salah karena Rasa youghurtnya enak juga.
“Sebaiknya
kau tidak berpikir untuk pergi keluar. Jangan berani pergi ke warnet itu Sangat
kotor.” Keluh Ibunya lalu masuk ke dalam rumah.
Shi Kyung
menerima telp dari neneknya, kalau ternyata
masih di rumah sakit dengan sinenek dengan air mata intan. Nenek Kim
membenarkan kalau Wanita itu yang
terakhir kali ingin belajar bermain Go-Stop.
“Bisakah
kau datang sekarang? Datanglah cepat.” Kata
Nenek Oh menutup telpnya.
“Oh Bong
Sook pasti mencari Shi Kyung.” Kata Tuan Park
“Aku
melakukan sedikit manipulasi. Dia suka bermain Go-Stop. Jadi Aku ingin dia
belajar dari Shi Kyung dan bersenang-senang. Ini lebih baik daripada
mengutuk anak-anaknya sepanjang waktu.”
Jelas Nenek Kim
“Nenek
Duk Boon, kau adalah nenek Shi Kyung. Aku tidak tahu. Aku sudah hidup
seolah-olah tidak punya cucu, cucu
perempuan, atau menantu perempuan. Aku tidak tahu kenapa begitu menentang
melihat mereka..” Ungkap
“Kau merangkul
semua orang di dunia ini Kenapa kau merasa seperti itu?” ungkap Wakepsek.
“Apa
maksudmu dengan "merangkul"? Anakku hilang. Orang-orang di sini yang
membantuku terus hidup. Jika kau benar-benar mengenalku... Aku sebenarnya orang
yang lemah.” Ungkap Nenek Kim. Wakepsek heran Nenek Kim yang mengatakan hal
itu.
“Apa kau
tahu betapa aku menghormatimu, Nenek Duk Boon?”ungkap Wakepsek. Nenek Kim pikir
Jangan katakan hal seperti itu.
“Kenapa
seseorang sepertimu mengatakan hal itu kepada orang yang buta huruf sepertiku?”
ungkap Nenek Kim.
“Oh..
Yah.. Kim Jae Woong setuju untuk bertemu ibunya.”kata Tuan Park
“Tentu
saja, seharusnya begitu. Dia harus menemuinya sebelum meninggal. Ibunya tidak
akan pernah melupakannya jika dia meninggal dunia tanpa melihatnya.” Kata Nenek
Kim
“Tapi,
sulit sekali mengajak ibunya ke sini. Tidak ada orang disini yang bisa
menjemputnya. Dia tidak bisa datang ke sini sendirian. Kita harus membawanya ke
sini sebisa mungkin.” Ucap Dokter Park
“Di mana
dia tinggal?” tanya Nenek Kim
“Di suatu
tempat di tepi laut di Boryeong, Chungcheong-do” kata Tuan Park. Wakepsek ingin
tahu Apa alamat sebenarnya.
Shi Kyung
menemani Nenek Oh bermain Go Stop dalam ponselnya, terlihat Nenek Oh masih kaku
memegang ponsel tapi akhirnya terlihat lancar setelah mencobanya. Keduanya
terlihat seperti sudah saling mengenal lama bahkan Shi Kyung mengajak Nenek Oh
untuk High Five.
“Jika
Anda tidak mau menggunakannya, Anda perlu menekan ini untuk mematikannya.” Ucap
Shi Kyung juga mengajarkan Nenek Oh untuk kelaur dari aplikasi.
“Aku memberikan
ini kepadamu sebagai ucapan terimakasih, jadi ambillah.” Ucap Nenek Oh
memberikan dua lembar uang 50ribu won. Shi Kyung menolaknya.
“Simpan
itu sebelum seseorang datang. Aku berterimakasih kepada nenekmu, tapi dia tidak
akan pernah mau menerima uang dariku. Jadi, aku ingin kau menerimanya.” Kata
Nenek Oh
Shi Kyung
tetap menolaknya, Nenek Kim masuk ruangan bertanya Apa semuanya berjalan dengan
baik, keduanya langsung berpura-pura bermain ponsel dan Shi Kyung memasukan
uang ke dalam saku bajunya.
“Jika aku
memikirkannya... Aku tidak pernah pergi makan bersama Bom. Kami belum pernah
melakukan apapun bersama.” Gumam Shi Kyung menatap uang yang diberikan Nenek
Oh.
“Baiklah,
aku akan menggunakan ini untuk pergi ke suatu tempat dengan Bom. Kami akan makan
sesuatu yang lezat, dan aku akan menjawabnya dengan cara yang keren.” Kata Shi
Kyung.
“Tidak...
Aku akan memberinya jawaban yang keren. Lalu, kami akan makan sesuatu yang
lezat.” Ucap Shi Kyung berubah pikiran sampai akhirnya kembali mengubah
pikiran.
“Aku
hanya akan menggunakannya dengan bijak dan bersikap baik terhadap nenek itu.
Anggap saja ini seperti pekerjaan paruh waktu. Ya, itu sangat normal.” Kata Shi
Kyung
Lalu
pesan masuk ke dalam ponselnya, Wakepsek mengirimkan pesan.Bawa kaktus besok,
dan datanglah ke kantorku.” Wajahnya langsung berubah malas.
Shi Young
menarik bibinya keluar dari kamar, Bibi Oh kaget Shi Young ingin meminjam Hpnya. Shi Young menyakinkan
bibinya kalau Hanya untuk sehari, dan sangat membutuhkannya hari ini karena ada
obrolan kelompok yang sangat penting dengan teman cosplay. Bibi Oh seperti
enggan memberikanya.
“Hah?
Tolong, Bibi Jung Soo Hanya untuk satu hari ini.” Rengek Shi Young. Bibi Oh
menolaknya.
“Tidak
ada orang yang akan meneleponmu, dan Bibi punya laptop. Dan Bibi bisa pulang
sepanjang hari.” Kata Shi Young
“Tidak, aku
juga butuh HP-ku. Maaf, tapi aku tidak bisa meminjamkan ini.” Kata Bibi Oh
pergi.
“Kau
sangat kasar, Bibi... Bibi lainnya membelikan HP untuk keponakan mereka. Apa
Bibi bahkan tidak mau meminjamkan HP-mu? Sudah berapa tahun Bibi tinggal di
rumah kami? Bibi harusnya merasa bersalah, dan meminjamkannya kepadaku.” Kata
Shi Young menyindir.
“Hei, aku
lebih suka membelikanmu HP... Tapi Nanti.” Ucap Bibi Oh dengan wajah bersalah.
“Bibi,
apa kau punya alasan pribadi yang aneh kenapa kau tidak mau meminjamkannya
kepadaku? Apa Bibi punya pacar? Apa Bibi dalam hubungan terlarang?” kata Shi
Young mengodanya.
“Tidak
ada yang seperti itu. Apa yang kau katakan? Aku benar-benar membutuhkan HP hari
ini.” Tegas Bibi Oh
Shi Young
menujuk ke arah depanya, Bibi Oh pun mengarahkan pandanganya, Shi Young dengan
cepat mengambil ponsel Bibinya dan kabur dari rumah. Biib Oh berteriak kesal
mengejarnya kalau sedang menunggu telepon.
Shi
memikirkan apa yang dilakukan pada Bom sambil bergumam “Kemana kita harus
pergi, dan bagaimana aku bisa menjawabnya dan terlihat sangat keren?” lalu
melihat adiknya berjalan didepanya, dan memanggil dengan panggilan “pelajar”
dengan nada mengejek.
“Apa kau
membawa permintaan maaf tertulismu?” tanya Shi Kyung lalu tersadar kalau jaket
yang digunakan pernah melihat sebelumnya.
“Betapa
kasarnya dirimu untuk mengambil pakaian Oppa-mu? Baiklah. Aku akan membiarkanmu
kali ini. Ini bukan pertama kalinya. Jadi Bagaimana dengan 10.000 won yang kau
ambil dariku terakhir kali? Kembalikan 10.000 won-ku.” Ucap Shi Kyung. Shi
Young seperti tak peduli memilih untuk masuk lebih dulu.
“Hei,
berhenti. Pelajar, Pelajar! Apa Kau tidak mendengar Oppa?”teriak Shi Kyung lalu
pamit karena Wakepsek sudah ada di depan sekolah, ia pun mencoba bersembunyi
dibalik teman-temanya yang masuk ke dalam sekolah agar tak terlihat.
Joo Yeon
membahas kalau Bom bilang ada yang ingin dibicarakan dengan Shi Kyung dan ingin
tahu apa itu. Teman yang tambun merasa
kalau ia yang tanya lebih dulu. Joo Yeon pikir temanya itu akrab dengan Shi
Young dan meminta agar menanyakan hal itu.
“Aku juga
tidak tahu.” Ucap Shi Young masuk ke dalam toilet mendengar pembicaraan
keduanya.
“Apa
Bernard tidak mengatakan sesuatu di rumah?” tanya Joo Yeon penasaran.
“Dia
belum mengatakan apapun. Jika kau sangat penasaran, tanya pada Bom atau Bernard
sendiri.” Kata Shi Young
Bom masuk
ke toilet, Shi Young menyuruh mereka bertanya langsung saja. Joo Yeon
menolaknya dan langsung bergegas keluar dari toilet. Bom bertanya Dari mana mendapatkan jaket itu. Shi Young
mengatakan kalau jaket itu milik Shi Kyung.
“Apa kau
ingin bertukar denganku hari ini?” kata Bom. Shi Young tersenyum karena bisa
mencoba jaket yang ingin dimilikinya.
Shi Kyung
mondar mandir sambil bergumam, “Hari ini, aku harus mengatakan sesuatu, apa
saja. Jika aku hanya diam saja seperti ini, seolah-olah aku tidak melakukan
apapun. Tapi, apa yang harus kukatakan padanya?”
“Bom...
Bom... Bom... Ya, haruskah kita berkencan?” ucap Shi Kyung berlatih, tapi
menurutnya perkataan itu terlalu umum.
“Ini ...
Sudah kupikirkan... Ayo berkencan saja.” Kata Shi Kyung berpikir kalau
perkataan itu memang keren,.
“Aku
sangat kesal, Aku membenci diriku sendiri karena tidak mengajakmu untuk
berkencan denganku dulu.” Kata Shi Kyung tiba-tiba akhirnya mual sendiri
mendengarnya. Yong Gi melihat Shi Kyung bicara sendiri mengumpat kalau temanya
sudah gila.
Shi Kyung
melihat jaket yang biasa dipakai oleh Bom, senyumanya pun terlihat lalu mulai
berjalan mendekatinya. Ia dengan percaya diri mengatakan kalau sudah
memikirkannya dan meminta agar beberapa hari lagi. Shi Young mendengar suara
kakaknya berbicara langsung merekamnya.
“Bukan
karena aku tidak menyukaimu atau apapun Aku suka bersamamu juga Dan juga,
terima kasih untuk yang kemarin. Tapi, sepertinya aku butuh lebih banyak waktu untuk
berpikir dan tidak menjawab begitu cepat. Aku tidak tahu alasannya.” Ungkap Shi
Kyung. Shi Young menahan tawa mendengar kakaknya meluapkan perasaanya.
“Baik,
aku akan jujur... Mungkin... Itu karena aku belum pernah punya pacar
sebelumnya. Semua wanita di sekitarku adalah ibuku, bibiku, dan Shi Young. Dan
Jujur saja, kupikir semua wanita seperti Shi Young, yaitu Keras kepala,
kekanak-kanakan, dan egois. Dia melakukan apapun yang diinginkanya.” Ungkap Shi
Kyung. Shi Young mulai kesal.
“Tapi kau
berbeda. Jadi, aku terkejut. Aku tidak akan menarik kata-kataku. Jadi Beri aku
waktu beberapa hari. Kau bisa menungguku, kan?” ucap Shi Kyung. Shi Young hanya
menganggukan kepala.
Shi Young
yang melihatnya langsung tersenyum bahagia dan mengucapkan Terima kasih dan berjanji akan menghubungi
saat siap dengan Memiliki harapan
tinggi. Ia pun memuji Bom yang terlihat
sangat cantik dari belakang juga lalu berjalan pergi.
Shi Young
akhirnya berdiri memanggil kakaknya dengan panggilan “pelajar”. Shi Kyung kaget
ternyata dibalik jaket yang dipakai Bom adalah adiknya sendiri. Shi Young pikir
Kenapa menunggu berhari-hari, menurutnya lebih baik akhiri hari ini. Shi Kyung
benar-benar tak percaya kalau adiknya yang ada ditaman.
“Kau
sedang berbicara dengan Bom yang terlihat cantik dari belakang. Apa yang akan
kau lakukan sekarang karena adik keras kepalamu sudah mendengarnya? Tapi Jangan
khawatir, Bernard.” Ucap Shi Young memperlihatkan ponsel yang bisa merekaman
suara.
“Dari
mana kau mendapatkannya? Apa Kau meminjamnya dari Bibi Jung Soo?” kata Shi
Kyung
Shi Young
sengaja memutar suara kakaknya, “ Aku suka bersamamu juga. Dan juga, terima
kasih untuk yang kemarin.” Shi Kyung panik,
mendengarnya. Shi Young pikir akan menemui Bom dan teman sekelas kita,
dengan memberikan rekaman buruk milik kakaknya tanpa menghilangkan sedikitpun.
“Hei, kau
tidak bisa melakukan itu. Apa kau benar-benar akan memberitahu mereka? Kau
tidak berpikir begitu, 'kan?” ucap Shi Kyung mengejar adiknya
“Tapi kau
benar tentang aku... Aku keras kepala, kekanak-kanakan, dan egois. Apa yang
tidak bisa kulakukan?” kata Shi Young menyindir kakaknya.
“Hei, aku
tidak bermaksud begitu. Jangan lakukan itu.” Rengek Shi Kyung.
“Aku lebih
suka perlakuan kejam yang dilakukan Shi Young kepadaku hari itu.Padahal..., aku
ingin membalaskan dendamku padanya.” Gumam Shi Kyung.
Di
cafe, Ga Ram mendengar cerita Shi Kyung
kaget dan masih memikirkan hal itu. Shi Kyung pikir Ga Rm beruntung, karena
tidak punya adik perempuan. Ga Ram berharap kalau punya adik perempuan seperti
Shi Young.
“Apa kau Mau
mengadopsi dia?” kata Shi Kyung. Ga Ram terlihat binggung.
“Jangan..
.. Lee Shi Young bukan manusia. Mari kita membaginya. Aku akan membiarkanmu
mendapat bagian lebih banyak.” Kata Shi Kyung. Ga Ram menyetujuinya.
“Tapi,
tidak ada yang terjadi dengan Shi Young di kelas.” Kata Ga Ram heran .
“Apa
maksudmu tidak ada yang terjadi? Lee Shi Young adalah penyihir alfa mental
total.” Kata Shi Kyung sangat mengenal adiknya.
Flash Back
Shi Kyung
panik saat melihat adiknya yang memperlihatkan ponsel pada Bom, ia hanya bisa bergumam kalau dirinya
sudah gila. Shi Young mengatakan pada
Bom kalau ada sesuatu di HP. Bom pun ingin melihatnya. Shi Young sengaja
memperlihatkan foto milik bibinya dan Shi Kyung berpikir kalau adiknya
memperlihatkan hasil rekaman suaranya.
“Kumohon...
Letakkan.... Cepat...” gumam Shi Kyung, tapi Shi Young seperti senang membuat
kakaknya kalang kabut
Akhirnya
Shi Young keluar dari kelas, Shi Kyung yang kesal sengaja menyelengkat kaki
adiknya. Shi Young langsung jatuh tersungkur sambil berteriak marah. Shi Kyung terlihat
senang bisa membalaskan dendam pada adiknya.
Ga Ram
mengerti karena sebabnya Shi Young pergi
ke ruang UKS dan ingin tahu apakah Shi Young terluka parah. Shi Kyung
mengingatkan kalau Lee Shi Young adalah penyihir alfa jadi tidak terluka bahkan
pergi ke laut pada musim gugur karena ingin melihatnya.
“Kenapa
itu penting jika Bom mendengarnya? Apa kau tidak mengatakannya untuk didengar
oleh Bom?” kata Ga Ram.
“Hei, apa
itu sama? Dengan Memberitahu dia sendiri dan meminta adik perempuanku untuk
memberitahu Kim Bom. Apa kau pikir itu sama?” ucap Shi Kyung kesal. Ga Ram
pikir itu sama.
“Aku
sedikit tahu tentang hal ini.” Kata Ga Ram. Saat itu Shi Kyung melihat Bom yang
berjalan melewati cafe dan meminta Ga Ram meminjam ponselnya.
Bom
membaca pesan yang masuk dalam ponselnya “Berhenti. Kau akan menabraknya.” Lalu
berhenti dan tepat didepanya ada tiang listrik lalu menengok mencari kesekeliling dan pesan
kembali masih “ Coba Lihatlah. Kau mencari seseorang” dan saat menegok, Shi Kyung
sudah ada disampingnya.
“Aku
menahanmu agar kepalamu tidak terbentur.” Ucap Shi Kyung. Bom senang melihat
Shi Kyung dan ingn tahu apa yang dilakukan di cafe.
“Aku
makan cemilan dengan Ga Ram. Bagaimana denganmu? Aku tidak sempat menemuimu di
sekolah.” Kata Shi Kyung
“Aku
pergi menemui perawat karena merasa tidak enak badan.” Ucap Bom
“Bagaimana
sekarang? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Shi Kyung. Bom mengangguk
“Karena
kita bertemu seperti ini, haruskah kita pergi nonton film? Aku akan
mentraktirmu.” Ucap Shi Kyung
Bom pikir
itu bagus, Ga Ram mengaku Ada film yang ingin ditonton juga. Shi Kyung pikir Ga
Ram itu ranking satu di sekolah jadi harusnya belajar. Ga Ram mengatakan kalau
tidak punya banyak waktu untuk belajar hari ini. Shi Kyung pikir kalau Ga Ram
harus latihan talent show, berusaha agar membiarkan mereka bisa berdua.
“Oh, aku tidak
bisa menari dengan benar. Aku berhenti untuk saat ini. Apa Joo Yeon tidak
menghubungimu?” ucap Ga Ram polos.
“Dia
bilang punya pengetahuan tentang hal ini.
Dasar pria keras kepala.” Keluh Shi Kyung dalam hati karena Ga Ram menganguk
kencan pertamanya.
“Aku akan
pergi sekarang. Tiba-tiba ada yang harus aku pelajari.” Ucap Ga Ram seperti
hanya mengoda Shi Kyung lalu berjalan pergi.
Shi Kyung
berpura-pura sedih mengajak Ga Ram pergi menonton bersama saj dan di dalam
hatinnya mengatakan tiba-tiba sangat bersyukur. Lalu ia bertanya pada Bom
apakah sudah makan malam. Bom mengatakan Belum.
“Apa yang
kau suka? Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin makan sebelum film atau setelah
film?” tanya Shi Kyung
“Kita
harus naik bus untuk sampai ke bioskop. Mereka punya menu usus sapi dan kaki
ayam yang lezat. Aku suka sosis daging sapi goreng juga.” Kata Bom
“Baik.
Aku akan mentraktir banyak makanan hari ini.” Kata Shi Kyung bangga karena
punya banyak uang.
Tiba-tiba
ponselnya berdering, Shi Young menelp dan langsung mengeluh kalau Penyihir alfa
ini sangat membencinya tapi malah selalu menelepon. Dengan nada tinggi bertanya
ada apa menelpnya. Shi Kyung hanya
menangis.
“Apa Kau Kerja
paruh waktu? Ada apa? Dimana kau?” ucap
Shi Kyung lalu mengatakan kalau Oppa
akan segera kesana.
“Aku akan
menemui Shi Young, dan akan segera kembali.” Kata Shi Kyung pada Bom lalu
bergegas pergi. Bom akhirnya ikut berlari. Ga Ram akan berjalan pulang melihat
keduanya berlari mengikutinya juga.
Shi Kyung
melihat adiknya yang ada di depan toko sambil menangis, lalu bertanya Apa yang terjadi dan Siapa yang melakukan ini
padanya. Shi Young menceritakan sambil menangis kalau ada Orang yang memesan es
kopi, tapi... salah memesan dan meminta uangnya kembali.
“Aku..
Dipecat... Pesanan yang salah...” ucap Shi Kyung sesunggukan dengan wajah yang
basah kuyup.
“Hei... Dimana
wanita itu!” ucap Shi Young terlihat sangat marah. Bom dan Ga Ram saling berpandangan
ingin tahu apa yang terjadi, tapi keduanya sama-sama mengelengkan kepala karena
tak tahu.
“Hei,
Ajumma! Kudengar kau melempar es kopi di wajah adikku. Apa kau ingin mengalami hal
yang sama?” teriak Shi Kyung marah mengambil gelas kopi diatas meja. Ga Ram
menahan Shi Kyung agar tak lakukan.
“Hei.. Lepaskan
aku. Lepaskan!” ucap Shi Kyung benar-benar marah. Shi Young melihat kakaknya
seperti tak percaya kakaknya bisa membela.
“Ini
tidak akan membantumu atau Shi Young.” Kata Ga Ram menenangkan.
“Wanita
ini melemparkan es kopi ke Shi Young, dan dia bahkan menuntut uang!” kata Shi
Kyung marah
“Hei! Kau
sekolah dimana? Siapa guru wali kelasmu? Bagaimana bisa anak-anak di sini
sangat menjijikkan? Hei, telepon orangtuamu sekarang juga.” Kata Bibi, menantu
dari Nenek Oh.
“Apa yang
akan kau lakukan jika aku menghubungi orang tuaku? Apa yang Shi Young lakukan salah
sehingga dia pantas mendapatkannya?” kata Shi Kyung terlihat berani melawan
demi membela adiknya. Si Bibi terlihat tak menyangka Shi Kyung berani
melawanya. Bom melihat semuanya memilih untuk pergi.
Ga Ram
dan Shi young pulang bersama. Shi Young tahu Bom datang dengan Shi Kyung, tapi
kenapa malah tiba-tiba pergi. Ga Ram juga tak tahu karena yang ia tahu keduanya
berencana pergi menonton bioskop.
“Bom
nampaknya punya banyak rahasia. Bisakah seorang pria sederhana seperti Shi
Kyung menanganinya?” kata Shi Young ragu.
“Jangan
remehkan Shi Kyung. Dia mungkin tampak sederhana kadang-kadang, tapi dia juga
bisa mengejutkanmu. Kau sudah lihat sebelumnya.” Ungkap Ga Ram. Shi Young
terlihat tak mengerti
“Apa
Maksudmu saat dia marah pada wanita itu? “ kata Shi Young
“Yah..
Itu benar juga. Baik Bom maupun aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Tapi
Shi Kyung benar-benar mengerti semuanya.” Kata Ga Ram.
“Itu
karena dia adalah Oppa-ku.” Kata Shi Young bangga. Ga Ram mengejek kalau Shi
Young memang memang Oppa-nya.
Shi Young
seperti menarik kembali kata “Oppa”. Ga Ram piki apakah ada saatnya bisa
mengerti yang dikatakan Shi Young ketika menangis, menurutnya Itu hampir
seperti bahasa asing. Shi Young menyuruh Ga Ram Berusahalah, karena pintar jadi
akan lebih cepat mengerti daripada Shi Kyung.
“Lalu,
aku akan lebih sering membuatmu menangis Dengan begitu, kau akan berbicara
bahasa asing itu..” Goda Ga Ram
“Apa
maksudmu? Aku tidak sering menangis.” Kata Shi Young
“Ya
benar. Kau sepertinya pernah menangis berkali-kali.” Ejek Ga Ram
Apa Kau tahu kalau kau menjadi lebih dan lebih
seperti Lee Shi Kyung.” Komentar Shi Young seperti tak menyadarinya.
“Shi
Kyung ada di dalam diriku. Itu adalah hal yang baik.” Kata Ga Ram. Shi Young
mengeluh Ga Ram seperti bangga ada kakaknya dalam dirinya.
Shi Kyung
mengejar Bom yang berjalan pergi begitu saja,
Akhirnya Ia berhasil menahaan Bom meminta agar mengatakan sesuatu. Bom
menegaskan tidak ingin berbicara dengan Shi Kyung sekarang. Shi Kyung ingin
tahu alasanya.
“Kita
seharusnya menonton film. Apa ini karena Shi Young?” kata Shi Kyung menahan tas
milik Bom. Bom langsung menariknya dan akan pergi.
“Kau
harus memberitahuku agar aku tahu. Aku tidak akan tahu saat kau tidak memberi
tahuku. Aku belum pernah punya pacar sebelumnya, jadi tidak tahu alasannya. Tolong
beritahu aku. Katakan padaku, oke?” kata Shi Young
“Baik.
Aku akan memberitahumu. Aku harus memberitahumu agar kau benar-benar kecewa
denganku... Aku cemburu.” Akui Bom. Shi Kyung binggung kalau Bom yang Cemburu
dan ingin tahu alasanya.
“Aku
tidak punya siapa-siapa. Bahkan jika aku menelepon seseorang sambil menangis, tidak
ada yang akan datang berlari seperti itu... Tidak pernah... Tidak pernah
sekalipun.” Ucap Bom yang tinggal sendiri.
“Kau
tidak cemburu pada Shi Young, kan? Kau sudah mengenalku. Shi Young dan aku
adalah musuh.” Kata Shi Kyung berusaha menjelaskan
“Aku benci
diriku karena menjadi seperti ini, jadi tinggalkan aku sendiri.” Ucap Bom
Shi Kyung
menahanya karena tahu Bom itu punya ayah dan tampak sangat dekat dengan ayahnya.
Bom terlihat makin marah menyuruh Shi Kyung pergi saja. Shi Kyung tak
mengejarnya lalu ponsel menerima pesan [Ini wakil kepala sekolah. Aku masih
akan menunggu besok.] wajahnya terlihat makin kesal.
Bom duduk
dalam kamar terlihat memikirkan sikapnya dan melihat pesan yang dikirimkan Shi
Kyung sebelumnya [Berhenti. Kau akan
menabraknya.... Lihatlah. Kau melihat-lihat.]
Shi Kyung
duduk dengan wajah sedih melihat kursi Bom yang kosong karena tidak hadir lagi. Lalu saat itu Wakepsek
masuk kelas memanggil Lee Shi Kyung. Shi Kyung buru-buru menutupi wajahnya
dengan buku agar tak terlihat tapi Wakepsek sambil bersenandung mengatakan “Aku
sudah melihatmu.”
Shi Kyung
menemui wakepsek di ruangan, bingung dengan maksud “Pembayaran ditangguhkan.”
Wakepsek meminta Shi Kyung untuk melakukan misi lebih dulu dan jika melakukan
pekerjaan dengan baik pada misi itu, maka bisa membawakan kaktus.
“Itu
tidak akan pernah terjadi.” Gumam Shi Kyung bersenandung kesal. Wakepsek ingin
memberitahu misinya.
“Aku
tidak penasaran.” Gumam Shi Kyung. Wakepsek meminta Shi Kyung mendengarkan saja
walaupun tidak penasaran. Shi Kyung
kaget kalau Wakepsek bisa membaca pikirannya.
“Apa Kau
kenal pasien Kim Jae Woong di Hospice? Kudengar Nenek Duk Boo memberinya sup
pasta kedelai.” Kata Wakepsek. Shi Kyung membenarkan.
“Kau
harus Pergi dan bawa ibunya ke sini. Dia tinggal di laut di Chungcheong-do.”
Ucap Wakepsek.
“Kenapa
saya harus melakukan itu?” tanya Shi Kyung. Wakepsek menjelaskan kalau Pasien
ingin melihatnya dan Tidak ada yang bisa membawanya ke rumah sakit.
“Tapi,
kenapa harus saya yang harus pergi?” tanya Shi Kyung
“Kau akan
diberi kompensasi untuk biaya transportasimu” kata Wakepsek.
Shi Kyung
terlihat senang tapi menolak karena sangat buruk dengan arah jalan. Wakepsek
mengatakan akan sangat menyenangkan bagi pasien untuk menemui ibunya jadi bisa
pergi dengan teman.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar