So So
menelp bosnya memberitahu kalau mereka siap berangkat dan menjalani hari bebas
masalah. Direktur mengatakan kalau punya sesuatu untuk diceritakan yaitu Seseorang
datang untuk menangkapnya. So So binggung siapa yang dimaksud. Direkturnya
pikir So So tak berpikir Siapa lagi orangnya. Sementara si Pria masih menungu
di depan pintu sampai ditegur oleh seseorang.
Flash Back
Si PM
(Pria Misterius) datang ke kantor Direktur memperlihatkan fotonya bersama So So
karena tahu kalau wanita itu berkerjad di kantornya. Direktur ingin tahu siapa PM yang tiba-tiba
datang ke tempatnya.
“Siapa
lagi yang datang ke sini untuk menangkapmu? Kenapa kau bertanya?” keluh
Direktur
“Aku bisa
gila. Bagaimana dia bisa tahu aku bekerja di sini?” kata So So mendengar cerita
Direkturnya karena di cari oleh PM
“Apa
katamu? Aku membujuknya untuk menyuruh pergi.” Kata Direktur.
“Aku
mengerti situasimu, tapi Aku tidak dapat melakukan apapun. Keberadaan dan nomor
teleponnya adalah informasi pribadi. Jika aku mengungkapkan informasi
pribadinya, maka Aku akan ditangkap.” Kata Direktur.
“Jadi Apa
kau tidak bisa memberitahuku?” kata Si PM dengan dan mengancam. Direktur
menyakinkan kalau itu berdasarkan hukum.
“Lalu,
Aku kira salah satu dari kita akan berakhir di penjara. Entah itu kau, orang
yang terkena masalah informasi pribadi Atau aku, yang merusak tempat ini.” Kata
PM mengancam.
So So pikir
PM adalah bukan tipe orang yang bisa didengarkan bingung kenapa si PM bisa tahu
lokasi kantornya. Direktur membahas tentang Teman yang tinggal dengan So So
apakah itu "Alkay atau Aljazirah” So So memberitahu namanya Algérie?
“Ya, itu
benar Algérie...Ahh.. Sepertinya aku tidak ingat namanya tidak peduli seberapa
keras aku mencoba. Apa Algérie memberitahunya? Sepertinya temanya itu mengantar Pria itu kepadaku saat dia
sudah dibuat gila di tempatmu.” Cerita si Bos.
“Bos,
Anda tahu situasiku kan? Aku tidak bisa ketahuan sekarang dan tidak melakukan
kesalahan.” Ucap So So
“So So,
Kau mencuri uang. Dia hanya pergi untuk menangkapmu.” Kata si Direktur. So So
mulai panik
“Apa Dia
datang kemari? Apa kau mengatakan kepadanya bahwa aku ada di sini?” ucap So So.
Direktur pikir itu tentu saja tidak. So
So pun akhirnya menutup telpnya.
Flash Back
PM
mengambil foto dari papan jadwal perjalanan. Direktur memberitahu kalau mereka memiliki
beberapa aturan jadi tidak akan bisa menemukannya. PM tahu aklau Paris adalah
kota besar Tapi tempat wisatanya terbatas.
“Lalu Ke
mana lagi aturannya pergi?” ejek Si Pria lalu menempuk si Direktur lalu pergi.
“Astaga,
bocah itu. Berani-beraninya dia menepukku seperti itu?” keluh Direktur.
Direktur
mengaku si pria itu memang pintar. So So kesal Direktur membiarkan mengambil foto jadwalnya. Direktu
pikir sebagai atasan dan "oppa" yang jauh lebih tua akan memberikan
saran supaya So So untuk hadapi saja.
“Kau
tidak akan memecahkan masalah ini dengan melarikan diri.” Kata Direktur
“Aku
tidak melarikan diri, tapi hanya menghindarinya.” Tegas So So
“Kenapa
kau tidak berhenti menulis drama, dan menjalani kehidupan yang masuk akal, So
So?” kata Direktur
“Ini Sudah hampir berakhir.
Aku hanya butuh enam bulan lagi.” Kata So So lalu melihat tamunya mulai
berkumpul dan segera menutup telpnya
So So
menyapa Tuan Oh dan Nyonya Han bertanya apakah tidurnya nyenyak dan apakah
sudah sarapan. Tuan Oh mengeluh kalau kamanya dingin dan tak pantas disebut hotel
bintang lima lalu kembali mengomel kalau yang lain belum turun. So So
memberitahu kalau belum jam 8.
“Kenapa
gadis kotoran itu terlambat lagi?” keluh si Tuan Oh melihat So Ran dan Kyung
Jae akhirnya datang.
Di kamar
Hyun
melihat Yeon Sung sedang mengunakan cream diwajahnya dan memberitahu kalau
mereka sudah terlambat. Yeon Sung mengatakan kalau hampir selesai. Hyun
menyuruh agar Yeon Sung untuk Berhenti memakainya.
“Jika pria
tidak merawat kulit mereka seusiaku, semuanya sudah berakhir.” Kata Yeon Sung
“Apa
wanita itu menyuruhmu merawat kulitmu? Aku tidak... cemburu, seolah Aku itu anak
kecil.” Kata Hyun kesal.
Tuan Oh
berteriak memanggil So So “Nona Pemandu”, istrinya meminta suaminya tidak
memanggilnya seperti itu. Tuan Oh kembali mengomel karena seharusnya sudah
berkumpul jam 8 dan meminta agar segera memanggilnya. So So menjelaskan kalau Mereka hanya
terlambat satu menit jadi tunggu sebentar lagi.
“Entah
itu satu menit atau satu jam, mereka tetap telat! Mereka harus memiliki sopan
santun jika mereka berada dalam grup. Kami menunggu sejak 7:30 pagi. Kita semua
menunggu!” ucap Tuan Oh marah
“Kami
baik-baik saja... Kau terlalu berlebihan, Ahjushi.” Komentar So Ran dan
akhirnya Yeon Sung bersama Hyun datang dengan segera meminta maaf.
“Berikan
aku kuncinya... Aku akan membantumu check out.” Kata So So. Yeon Sung pikir
meninggalkannya di kamar, tapi dengan senyuman mengaku kalau hanya bercanda.
“Kita
berada dalam grup, Kau seharusnya tidak terlambat. Kami sudah menunggu sejak
jam 7:00 pagi!” kata Tuan Oh. Istrinya mengatakan kalau maksudnya setengah
delapan. Yeon Sung langsung meminta maaf.
“Omong-omong,
apa kau... Beli jaket ini sendiri?” kata Yeon Sung melihat pakaian yang dipakai
Tuan Oh. Tuan Oh dengan ketus balik bertanya kenapa Yeon Sung menanyakan.
“Aku
ingin sekali membeli ini, tapi harganya
terlalu mahal.” Ucap Yeon Sung. Tuan Oh tak percaya kalau harganya mahal karena
anaknya yang membelikanya.
“Wow,
Putra yang baik... Ini sangat mahal.” Puji Yeon Sung. Nyonya Han memberitahu
kalau itu putri mereka. Yeon Sung pun meralat dengan memuji Putri Tuan Oh itu
adalah yang terbaik.
“Harganya
bisa sampai ratusan ribu, jika dijual.” Kata Yeon Sung melihat Jaket yang
digunakan. Tuan Oh dengan bangga kalau itu juga dari anaknya.
“Yang
mana? Wow, ini yang kau kenakan ke Himalaya.” Kata Yeon Sung. Tuan Oh malah
mengeluh anak yang membeli baju mahal untuknya.
“Kita akan
pergi ke Montmartre hari ini. Bahkan jika kita hanya mendaki satu bukit...Kau
harus memakai sesuatu seperti ini.” Ungkap Yeon Sung.
So So
kembali mengajak mereka segera naik ke bus, Yeon Sung kembali meminta maaf
karena terlambat dan Sebagai permintaan maaf maka akan membelikan semua orang
minuman. So So mengajak semua agar bergegas masuk ke dalam bus.
“Itu tadi
begitu lusuh dan Tidak ada yang memakainya lagi.” Bisik Hyun heran.
“Dalam
bisnis, pujian diperlukan.” Kata Yeon Sung dan Tuan Oh yang bangga sengaja
membuka jaket untuk membanggakan baju yang mahal memuji Yeon Sung itu tahu apa
yang dibicarakan
“Apa kau
melihat itu? Caranya dia menyanjung orang dan Begitulah cara dia mendapatkan
wanita.” Komentar So Ran sinis
“Kau
bilang kau membencinya, tapi kau mengamatinya dengan seksama.” Ejek Kyung Jae.
“Hal-hal
yang kita benci jauh lebih mudah dilihat.” Kata So Ran.
Ma Roo
terdiam didepan pintu lobby menatap So So teringat saat itu mendengar yang
pembicaraan di telp “ Aku bisa gila. Bagaimana dia tahuaku bekerja di sini? Dia
bukan tipe orang yang bisa didengarkan.”
“Hari
ini, kita akan mengunjungi Montmartre. Makan siang, mengunjungi
Auvers-sur-Oise. Dan tiba di Mont Saint-Michel pada malam hari. Kita akan kembali
ke Paris pada hari terakhir untuk melakukan semua yang kita lewatkan kemarin.”
Jelas So So saat ada didalam bus.
“Apa kau
melihat Menara Eiffel di sana? Ini adalah objek wisata yang terkenal di dunia
sekarang, Walaupn awalnya dikritik. Seniman mengkritik potongan logam itu Dan
datang untuk menyerang Paris yang indah. Maupassant, yang menulis "Une
Vie," sangat menentangnya. Namun ia kemudian menjadi pelanggan tetap di
restoran di Menara Eiffel.” Jelas So So. Si PM tiba-tiba melihat bus yang
dinaiki So So dan berusaha mengejarnya, tapi Bus lebih cepat pergi.
“Orang-orang
bertanya kepadanya dengan pertanyaan ini. "Mengapa Kau datang ke sini
setelah menentangnya?" Lalu Maupassant mengatakan "Inilah
satu-satunya tempat di mana Aku tidak bisa melihat Menara Eiffel."” Kata
So So. Semua hanya diam mendengar penjelasan So So , So So binggung karena Orang
biasanya tertawa saat mendengarnya.
“Tapi
Menara Eiffel telah menjadi simbol tertinggi Paris.” Ucap So So. Ma Roo sibuk
dengan laptopnya tapi mataya masih terlihat mengantuk dan terlihat lama kelaman
menjadi buram.
Flash Back
Ma Roo
menunggu di tangga darurat. Nona Oh datang mengeluh Ma Roo yang meminta bertemu
ditempat itu karena Orang akan curiga. Ma Roo mengatakan aklau punya pertanyaan
dan ingin tahu pendapat Nona Oh tentang dirinya. Nona Oh binggung tiba-tiba Ma
Roo menanyakan hal itu.
“Jawab
aku... Apa yang kau pikirkan tentangku?” kata Ma Roo gugup. Nona Oh pikir Ma Roo itu seksi.
“Bukan
itu maksudku... Apa aku... orang yang dapat dipercaya?” ucap Ma Roo
“Kau
sangat bisa dipercaya, dan kau seksi.” Ungkap Nona Oh
“Apa
aku... orang yang jujur?” kata Ma Roo. Nona Oh pikir terjadi masalah dan
menilai Ma Roo sangat tegas, sampai-sampai bisa dipercaya.
“Maukah
kau... tetap di sampingku sampai akhir?” kata Ma Roo. Nona Oh ingin tahu apa
masalah sebenarnya. Ma Roo menatapnya.
Nona Oh
akhirnya mengatakan aklau akan disisi Ma Roo sampai akhirnya. Ma Roo merasa
kalau membuat kesalahan, karena curiga, jadimenarik laporan dan menurutnya Perusahaan
ini melakukan hal-hal aneh.
Saat itu
Ma Roo kaget melihat So So sudah ada didepan wajahnya. So So memberitahu kalau
Ma Roo harus turun karena sudah sampai.
So So
mengajak mereka naik cabel car untuk nik keatas. Tuan Oh pikir kalau itu mirip
dengan mobil kabel di Namsan Tower. So So mulai menjelaskan Montmartre dulunya
adalah desa di luar kota Paris Dan dimasukkan ke Paris pada 1870-an.
“Setelah
desa terbentuk, orang-orang miskin berkumpul di sini, lalu berkembang setelah
itu. Tempat-tempat seperti Moulin Rouge dan Moulin de la Galette didirikan, kabaret
semacam itu terus ada Pada abad ke-19, Manet, Monet, Gogh, Cézanne, dan Picasso,
Berkumpul di sini sebagai seniman miskin untuk melukis dan menjual seni mereka
Lalu membuat tempat ini tetap hidup. Junior mereka masih melukis di sini, jadi tempat
ini tidak berubah dari waktu ke waktu. Dan menjadi jalan seni.” Terlihat Banyak
sekali pelukis berkumpul membuat kota Paris seperti kota wisata.
“Ini
adalah gereja Katolik bernama Sacré-Coeur. Dibangun untuk memperingati orang-orang
yang dikorbankan di Komune Paris. Dan Ini terlihat berbeda dengan gereja Katolik
lainnya, bukankah begitu? Ini menampilkan seni Bizantium yang diambil dari
Hagia Sophia di Istanbul, Turki.” Jelas So So mengajak mereka berjalan didepan
gereja.
“Ini adalah
observatorium gratis di mana Kau bisa melihat semua kota Paris.” Kata So So
berjalan dengan terlihat jejeran rumah di Paris.
“Ini
terlihat seperti perkampungan dari Menara Namsan Kita bisa duduk di sini dan
makan perut babi dengan soju.” Komentar Tuan Oh.
“Kita
memiliki waktu luang dan bertemu di sini dalam satu jam. Hati-hati dengan
paspor, dompet, telepon, dan kameranya! Jika seorang penjual berbicara
denganmu, jangan menjawabnya. Mari kita bertemu di sini dalam satu jam.” Kata
So So
Semua
mengerti dan langsung berpencar, Ma Roo
hanya diam saja. So So bertanya apakah Ma Roo tidak pergi, Ma Roo bertanya Apa
ada tempat dengan Wi-Fi di dekat situ. So So pikir Kafe seharusnya memiliki
Wi-Fi dan bertanya apakah Ma Roo akan bekerja. Ma Roo membenarkan.
“Kau
sedang berlibur, kan? Kau harus berani untuk beristirahat. Jika tidak, maka Kau
akan merusak pekerjaan dan liburanmu.” Kata So So
“Kelima
adik elang itu tidak mati karena mereka tidak tahu itu.” Gumam Ma Roo dan
mengatakan kalau harus segera mengurus pekerjanya. So So pun meminta Ma Roo
agar kembali tepat waktu. Ma Roo menganguk mengerti.
Nyonya
Han duduk didepan pelukis meminta agar membuat sketsa dari pinggang ke atas
saja. Si pelukis menganguk mengerti walupun hanya bicara dengan bahasa tubuh.
“Kenapa
kau melakukan sesuatu yang bisa Kau lakukan di Korea?” keluh Tuan Oh. Nyonya
Han mengatakan kalau pria itu adalah seniman Perancis.
“Semua
gambarnya sama. Jadi Ayo pergi dan makan beberapa makanan lezat.” Ucap Tuan Oh
“Tolong
hentikan... Aku ingin tampil cantik.” Ungkap Nyonya Oh
“Kenapa
kau serakah untuk kecantikan seusiamu?” keluh Tuan Oh
“Apa aku
tidak diizinkan untuk menjadi serakah? Aku tidak pernah serakah sebelumnya
sepanjang hidupku.” Kata Nyonya Han. Tuan Oh pun tak bisa berkata-kata lagi.
Kyung Jae
dan So Ran terjebak dengan hujan yang tiba-tiba turun cukup lebat. So Ran pikir
akan menyenangkan menikah di tempat itu dan bisa mengadakan upacara serta tamunya bisa minum teh di kafe. Kyung Jwa
pikir itu terlalu mahal, karena Harganya satu juta won untuk menyewa satu
warnet dan mencoba mulai menghitung. So Ran terlihat kesal tak ingin
membahasnya lagi.
“Kita
bisa menghasilkan lebih banyak uang dan menjalani pernikahan yang indah.”
Ungkap Kyung Jae menenangkanya.
“Sudah Lupakan.
Ayo pergi ke kedai kopi.” Kata So Ran. Kyung Jae pikir So Ran perlu buang air
besar lagi. So Ran membenarkan dan bergegas pergi.
Yeon Jung
berbicara ditelp dengan mesra mengaku
sangat merindukanny dan mengaku klau tidak bisa melakukan panggilan
video dengan alasan bersama beberapa orang, jadi sangat ribut. Ia juga mengaku
kalau memikirkan sepanjang hari dan juga
mencintainya. Hyun berjalan melihatnya dan semakin dekat setelah Yeon Jung
menutup telpnya.
“Kau bisa
mati untuknya, kan?” ejek Hyun. Yeon Jung mengaku kalau cinta juga bisnis lalu
berjalan memeluknya
“Kepala
Senior yang aku cintai. Biarkan aku menggunakan kartumu untuk berbelanja.” Ucap
Hyun. Yeon Jung ingin tahu apa yang akan dibeli Hyun. “Astaga, Kau harus
membeli barang... Ini kartunya Beli apapun yang kau mau.”kata Yeon Jung. Hyun
senang menerimanya langsung berlari pergi untuk berbelanja.
So So
duduk sendiran seperti memikirkan keadaanya, Hyun berjalan mencari toko badju
tak sengaja melihat Ma Roo dan mengambil fotonya dari luar. Ma Roo duduk di
cafe sambil mengerjakan tugasnya, Si PM masuk cafe berusaha bertanya mencari
tahu wisatawan orang korea, apakah mengenal wanita yang ada di fotonya kalau
itu adalah pemandu wisata Korea. Mereka mengaku tak mengenalnya.
“Kau orang
Korea, kan? Apa Kau tahu dia? Dia adalah pemandu wisata.” Ucap Si PM akhirnya
mendekati Ma Roo
Ma Roo
melihat foto So So dan matanya terlihat seperti mengenalnya. Si PM pun berpikir
Ma Roo mengenalnya. Ma Roo teringat saat
So So pnik karena pria itu bisa tahu tempatnya berkerja bahkantidak bisa
ketahuan sekarang. Ia mengaku tidak melakukan kesalahan.
“Kau
kenal dia, kan? Jika kau memberitahuku di mana dia berada, Aku akan memberi
kompensasi kepadamu.” Ucap Si PM
“Aku
minta maaf.”kata Ma Roo dengan bahasa jepang. Si PM pun akhirnya pergi.
Ma Roo
bergegas membereskan semua barang dan mengikuti Si PM kemana perginya. PM terus
mencari wisatawan yang mungkin orang Korea maka akan menanyakan tentang So So
sebagai pemandu wisata Korea. Beberapa orang mengaku tak melihatnya.
Ma Roo
mencoba mencari So So dan teringat dengan fotonya karena So So ada di Komidi
Putar. Akhirnya Ia bisa menemukan diatas jembatan So So sedang naik kuda-kuda,
lalu mencoba memanggilnya tapi So So seperti tak mendengar akhirnya ia berlari
menghampirinya.
Si PM
terlihat mulai mendekat, Ma Roo bertemu dengan So So langsung memeluknya. So So
binggung tiba-tiba memeluknya ketika akan melepaskan matanya melihat PM
langsung meminta meminta waktu sebentar untuk ada dipelukanya. Ma Roo mengerti
dan merasakan tangan So So gemetar ketakutan memegangnya.
“Aku
tidak tahu jantungku bisa berdegup kencang.” Gumam Ma Roo saat Soo ada
dipelukan cukup lama.
“Dia
pergi.” Kata Ma Roo melihat si PM sudah pergi ke arah lain.
“Aku
melihat seseorang mencarimu. Aku minta maaf jika mengejutkanmu.” Jelas Ma Roo.
So So mengucapkan Terima kasih dan meminta maaf dengan gugup mengajak agar
mereka bertemu dengan yang lainya.
Mereka
bertemu ditempat semula, tapi tak melihat So So ikut berkumpul dengan mereka.
So Ra pikir kalau nanti pemandu juga datang. Tuan Oh berpikir So So kabur
karena mereka yang tidak memberi tip karena mendengarnya di berita. Nyonya Han
meminta Tuan Oh tak banyak bicara lagi.
“Kenapa
kau selalu mengatakan itu padaku? Apa yang aku lakukan. Astaga.” Keluh Tuan Oh.
Ma Roo
panik melihat Si PM berjalan ke arahnya setelah menanyakan pada beberapa
orang. Tapi saat melihat Ma Roo bersama
yang lainya, melewati begitu saja karena Si PM berpikir mereka bukan orang
korea dan mengucapkan salam dengan bahasa Jepang. Semua hanya bisa melonggo.
Pesan dari So So masuk “Tolong temui aku di depan cabel car. Aku minta maaf.”
So So
sudah menunggu di depan cabel card dan terlihat panik dan meminta mereka semua
segera bergegas masuk dan meminta maaf. Si PM bisa melihat So So tak tak bisa
mengejarnya. So So memberitahu kalau
akan makan siang sebelum pergi ke Auvers-sur-Oise. Hyun melihat si PM yang
berlari menariki tangga dengan berpikir kalau orang Jepang yang dilihatnya
tadi.
“Ya, kita
akan pergi ke Auvers-sur-Oise...” ucap So So yang ketakutan tak bisa
berkata-kata.
“Kudengar
itu adalah kuburan seseorang.” Kata Tuan Oh. So So membenarkan tapi kebingungan
untuk menjelaskanya.
“Ini
adalah makam seorang seniman asal Belanda, Vincent van Gogh.” Kata Ma Roo
membantunya.
“Kenapa
pria asal Belanda dikuburkan di Perancis?” tanya Tuan Oh. So So tak bisa
menjawab
“Gogh
bekerja di sebuah perusahaan, tapi aku tidak ingat namanya.” Kata Ma Roo.
“ Dia
bekerja di Galeri Goupil Cies di Den Haag. Tapi dia ditugaskan ke cabang di
Perancis Dan kemudian dia menyerah bekerja di sana, dan menjadi pelukis.” Ucap
Ho Ran mengetahui ceritanya.
“Astaga,
dunia ini sulit juga di luar sana. Kenapa dia berhenti dari pekerjaannya? Dasar
Bodoh sekali.” Keluh Tuan Oh
Ho Ran heran
Tuan Oh kembali marah. Tuan Oh pun mengeluh mereka yang harus pergi ke
kuburannya. Ma Roo menyadarkan So So kalau mereka sudah sampai dan harus turun.
So So panik mengajak mereka segera cepat berlari karena terlambat makan siang.
Semua
panik ikut berlari seperti dikejar-kejar maling, Kyung Jae memabwa segelas kopi
pun terjatuh karena terlalu cepat berlari. So So sudah lebih dulu menaiki bus, Tuan Oh dan Nyonya Han akan
sampai dibus.
Ma Roo
sempat berhenti melihat PM akan bisa berlari mengejar So So dan mengingat
percakapan sebelumnya kalau tidak melarikan diri tapi hanya menghindarinya.
Akhirnya Ia sengaja menyelengkan PM sampai terjatuh.
“Dalam
hidup, ini tentang arah, bukan kecepatan. Tapi tidak pernah ada cukup waktu
untuk membuat keputusan.” Gumam Ma Roo.
So So
berbicara pada supir bus agar menelp atasanya dan bus pun pergi. Ma Roo
terlihat bahagia lalu melihat foto PM yang terjadi, Ia mengingat kembali yang
dikatakan oleh Kepala Yoon “Kau dikenal karena tidak tahu apa pekerjaanmu dan
menyebabkan masalah. Jika kau tidak ingin melakukannya, berhentilah.”
Ma Roo
melihat Bus yang berjalan dan merasa pernah melihat bus itu sebelumnya dan
akhirnya tersadar kalau di tinggal oleh Grupnya. Lalu berteriak meminta mereka bisa berhenti.
Si PM yang ikut berlari sadar kalau ternyata Ma Roo itu bukan orang Jepang dan
ikut mengejarnya.
Bersambung
ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar