PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 20 Oktober 2017

Sinopsis The Package Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
So So menelp bosnya memberitahu kalau mereka siap berangkat dan menjalani hari bebas masalah. Direktur mengatakan kalau punya sesuatu untuk diceritakan yaitu Seseorang datang untuk menangkapnya. So So binggung siapa yang dimaksud. Direkturnya pikir So So tak berpikir Siapa lagi orangnya. Sementara si Pria masih menungu di depan pintu sampai ditegur oleh seseorang. 

Flash Back
Si PM (Pria Misterius) datang ke kantor Direktur memperlihatkan fotonya bersama So So karena tahu kalau wanita itu berkerjad di kantornya.  Direktur ingin tahu siapa PM yang tiba-tiba datang ke tempatnya.
“Siapa lagi yang datang ke sini untuk menangkapmu? Kenapa kau bertanya?” keluh Direktur
“Aku bisa gila. Bagaimana dia bisa tahu aku bekerja di sini?” kata So So mendengar cerita Direkturnya karena di cari oleh PM
“Apa katamu? Aku membujuknya untuk menyuruh pergi.” Kata Direktur.
 Flash Back
“Aku mengerti situasimu, tapi Aku tidak dapat melakukan apapun. Keberadaan dan nomor teleponnya adalah informasi pribadi. Jika aku mengungkapkan informasi pribadinya, maka Aku akan ditangkap.” Kata Direktur.
“Jadi Apa kau tidak bisa memberitahuku?” kata Si PM dengan dan mengancam. Direktur menyakinkan kalau itu berdasarkan hukum.
“Lalu, Aku kira salah satu dari kita akan berakhir di penjara. Entah itu kau, orang yang terkena masalah informasi pribadi Atau aku, yang merusak tempat ini.” Kata PM mengancam. 


So So pikir PM adalah bukan tipe orang yang bisa didengarkan bingung kenapa si PM bisa tahu lokasi kantornya. Direktur membahas tentang Teman yang tinggal dengan So So apakah itu "Alkay atau Aljazirah” So So memberitahu namanya Algérie?
“Ya, itu benar Algérie...Ahh.. Sepertinya aku tidak ingat namanya tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Apa Algérie memberitahunya? Sepertinya temanya  itu mengantar Pria itu kepadaku saat dia sudah dibuat gila di tempatmu.” Cerita si Bos.
“Bos, Anda tahu situasiku kan? Aku tidak bisa ketahuan sekarang dan tidak melakukan kesalahan.” Ucap So So
“So So, Kau mencuri uang. Dia hanya pergi untuk menangkapmu.” Kata si Direktur. So So mulai panik
“Apa Dia datang kemari? Apa kau mengatakan kepadanya bahwa aku ada di sini?” ucap So So. Direktur pikir itu tentu saja tidak.  So So pun akhirnya menutup telpnya. 

Flash Back
PM mengambil foto dari papan jadwal perjalanan. Direktur memberitahu kalau mereka memiliki beberapa aturan jadi tidak akan bisa menemukannya. PM tahu aklau Paris adalah kota besar Tapi tempat wisatanya terbatas.
“Lalu Ke mana lagi aturannya pergi?” ejek Si Pria lalu menempuk si Direktur lalu pergi.
“Astaga, bocah itu. Berani-beraninya dia menepukku seperti itu?” keluh Direktur. 
Direktur mengaku si pria itu memang pintar. So So kesal Direktur  membiarkan mengambil foto jadwalnya. Direktu pikir sebagai atasan dan "oppa" yang jauh lebih tua akan memberikan saran supaya So So untuk hadapi saja.
“Kau tidak akan memecahkan masalah ini dengan melarikan diri.” Kata Direktur
“Aku tidak melarikan diri, tapi hanya menghindarinya.” Tegas So So
“Kenapa kau tidak berhenti menulis drama, dan menjalani kehidupan yang masuk akal, So So?” kata Direktur
“Ini Sudah hampir berakhir. Aku hanya butuh enam bulan lagi.” Kata So So lalu melihat tamunya mulai berkumpul dan segera menutup telpnya


So So menyapa Tuan Oh dan Nyonya Han bertanya apakah tidurnya nyenyak dan apakah sudah sarapan. Tuan Oh mengeluh kalau kamanya dingin dan tak pantas disebut hotel bintang lima lalu kembali mengomel kalau yang lain belum turun. So So memberitahu kalau belum jam 8.
“Kenapa gadis kotoran itu terlambat lagi?” keluh si Tuan Oh melihat So Ran dan Kyung Jae akhirnya datang.
Di kamar
Hyun melihat Yeon Sung sedang mengunakan cream diwajahnya dan memberitahu kalau mereka sudah terlambat. Yeon Sung mengatakan kalau hampir selesai. Hyun menyuruh agar Yeon Sung untuk Berhenti memakainya.
“Jika pria tidak merawat kulit mereka seusiaku, semuanya sudah berakhir.” Kata Yeon Sung
“Apa wanita itu menyuruhmu merawat kulitmu? Aku tidak... cemburu, seolah Aku itu anak kecil.” Kata Hyun kesal. 

Tuan Oh berteriak memanggil So So “Nona Pemandu”, istrinya meminta suaminya tidak memanggilnya seperti itu. Tuan Oh kembali mengomel karena seharusnya sudah berkumpul jam 8 dan meminta agar segera memanggilnya.  So So menjelaskan kalau Mereka hanya terlambat satu menit jadi tunggu sebentar lagi.
“Entah itu satu menit atau satu jam, mereka tetap telat! Mereka harus memiliki sopan santun jika mereka berada dalam grup. Kami menunggu sejak 7:30 pagi. Kita semua menunggu!” ucap Tuan Oh marah
“Kami baik-baik saja... Kau terlalu berlebihan, Ahjushi.” Komentar So Ran dan akhirnya Yeon Sung bersama Hyun datang dengan segera meminta maaf. 

“Berikan aku kuncinya... Aku akan membantumu check out.” Kata So So. Yeon Sung pikir meninggalkannya di kamar, tapi dengan senyuman mengaku kalau hanya bercanda.
“Kita berada dalam grup, Kau seharusnya tidak terlambat. Kami sudah menunggu sejak jam 7:00 pagi!” kata Tuan Oh. Istrinya mengatakan kalau maksudnya setengah delapan. Yeon Sung langsung meminta maaf.
“Omong-omong, apa kau... Beli jaket ini sendiri?” kata Yeon Sung melihat pakaian yang dipakai Tuan Oh. Tuan Oh dengan ketus balik bertanya kenapa Yeon Sung menanyakan.
“Aku ingin sekali membeli ini,  tapi harganya terlalu mahal.” Ucap Yeon Sung. Tuan Oh tak percaya kalau harganya mahal karena anaknya yang membelikanya.
“Wow, Putra yang baik... Ini sangat mahal.” Puji Yeon Sung. Nyonya Han memberitahu kalau itu putri mereka. Yeon Sung pun meralat dengan memuji Putri Tuan Oh itu adalah yang terbaik.
“Harganya bisa sampai ratusan ribu, jika dijual.” Kata Yeon Sung melihat Jaket yang digunakan. Tuan Oh dengan bangga kalau itu juga dari anaknya.
“Yang mana? Wow, ini yang kau kenakan ke Himalaya.” Kata Yeon Sung. Tuan Oh malah mengeluh anak yang membeli baju mahal untuknya.
“Kita akan pergi ke Montmartre hari ini. Bahkan jika kita hanya mendaki satu bukit...Kau harus memakai sesuatu seperti ini.” Ungkap Yeon Sung.
So So kembali mengajak mereka segera naik ke bus, Yeon Sung kembali meminta maaf karena terlambat dan Sebagai permintaan maaf maka akan membelikan semua orang minuman. So So mengajak semua agar bergegas masuk ke dalam bus.
“Itu tadi begitu lusuh dan Tidak ada yang memakainya lagi.” Bisik Hyun heran.
“Dalam bisnis, pujian diperlukan.” Kata Yeon Sung dan Tuan Oh yang bangga sengaja membuka jaket untuk membanggakan baju yang mahal memuji Yeon Sung itu tahu apa yang dibicarakan
“Apa kau melihat itu? Caranya dia menyanjung orang dan Begitulah cara dia mendapatkan wanita.” Komentar So Ran sinis
“Kau bilang kau membencinya, tapi kau mengamatinya dengan seksama.” Ejek Kyung Jae.
“Hal-hal yang kita benci jauh lebih mudah dilihat.” Kata So Ran.
Ma Roo terdiam didepan pintu lobby menatap So So teringat saat itu mendengar yang pembicaraan di telp “ Aku bisa gila. Bagaimana dia tahuaku bekerja di sini? Dia bukan tipe orang yang bisa didengarkan.” 



“Hari ini, kita akan mengunjungi Montmartre. Makan siang, mengunjungi Auvers-sur-Oise. Dan tiba di Mont Saint-Michel pada malam hari. Kita akan kembali ke Paris pada hari terakhir untuk melakukan semua yang kita lewatkan kemarin.” Jelas So So saat ada didalam bus.
“Apa kau melihat Menara Eiffel di sana? Ini adalah objek wisata yang terkenal di dunia sekarang, Walaupn awalnya dikritik. Seniman mengkritik potongan logam itu Dan datang untuk menyerang Paris yang indah. Maupassant, yang menulis "Une Vie," sangat menentangnya. Namun ia kemudian menjadi pelanggan tetap di restoran di Menara Eiffel.” Jelas So So. Si PM tiba-tiba melihat bus yang dinaiki So So dan berusaha mengejarnya, tapi Bus lebih cepat pergi.
“Orang-orang bertanya kepadanya dengan pertanyaan ini. "Mengapa Kau datang ke sini setelah menentangnya?" Lalu Maupassant mengatakan "Inilah satu-satunya tempat di mana Aku tidak bisa melihat Menara Eiffel."” Kata So So. Semua hanya diam mendengar penjelasan So So , So So binggung karena Orang biasanya tertawa saat mendengarnya.
“Tapi Menara Eiffel telah menjadi simbol tertinggi Paris.” Ucap So So. Ma Roo sibuk dengan laptopnya tapi mataya masih terlihat mengantuk dan terlihat lama kelaman menjadi buram. 

Flash Back
Ma Roo menunggu di tangga darurat. Nona Oh datang mengeluh Ma Roo yang meminta bertemu ditempat itu karena Orang akan curiga. Ma Roo mengatakan aklau punya pertanyaan dan ingin tahu pendapat Nona Oh tentang dirinya. Nona Oh binggung tiba-tiba Ma Roo menanyakan hal itu.
“Jawab aku... Apa yang kau pikirkan tentangku?” kata Ma Roo gugup.  Nona Oh pikir Ma Roo itu seksi.
“Bukan itu maksudku... Apa aku... orang yang dapat dipercaya?” ucap Ma Roo
“Kau sangat bisa dipercaya, dan kau seksi.” Ungkap Nona Oh
“Apa aku... orang yang jujur?” kata Ma Roo. Nona Oh pikir terjadi masalah dan menilai Ma Roo sangat tegas, sampai-sampai bisa dipercaya.
“Maukah kau... tetap di sampingku sampai akhir?” kata Ma Roo. Nona Oh ingin tahu apa masalah sebenarnya. Ma Roo menatapnya.

Nona Oh akhirnya mengatakan aklau akan disisi Ma Roo sampai akhirnya. Ma Roo merasa kalau membuat kesalahan, karena curiga, jadimenarik laporan dan menurutnya Perusahaan ini melakukan hal-hal aneh.
Saat itu Ma Roo kaget melihat So So sudah ada didepan wajahnya. So So memberitahu kalau Ma Roo harus turun karena sudah sampai. 

So So mengajak mereka naik cabel car untuk nik keatas. Tuan Oh pikir kalau itu mirip dengan mobil kabel di Namsan Tower. So So mulai menjelaskan Montmartre dulunya adalah desa di luar kota Paris Dan dimasukkan ke Paris pada 1870-an.
“Setelah desa terbentuk, orang-orang miskin berkumpul di sini, lalu berkembang setelah itu. Tempat-tempat seperti Moulin Rouge dan Moulin de la Galette didirikan, kabaret semacam itu terus ada Pada abad ke-19, Manet, Monet, Gogh, Cézanne, dan Picasso, Berkumpul di sini sebagai seniman miskin untuk melukis dan menjual seni mereka Lalu membuat tempat ini tetap hidup. Junior mereka masih melukis di sini, jadi tempat ini tidak berubah dari waktu ke waktu. Dan menjadi jalan seni.” Terlihat Banyak sekali pelukis berkumpul membuat kota Paris seperti kota wisata.
“Ini adalah gereja Katolik bernama Sacré-Coeur. Dibangun untuk memperingati orang-orang yang dikorbankan di Komune Paris. Dan Ini terlihat berbeda dengan gereja Katolik lainnya, bukankah begitu? Ini menampilkan seni Bizantium yang diambil dari Hagia Sophia di Istanbul, Turki.” Jelas So So mengajak mereka berjalan didepan gereja.
“Ini adalah observatorium gratis di mana Kau bisa melihat semua kota Paris.” Kata So So berjalan dengan terlihat jejeran rumah di Paris.
“Ini terlihat seperti perkampungan dari Menara Namsan Kita bisa duduk di sini dan makan perut babi dengan soju.” Komentar Tuan Oh.
“Kita memiliki waktu luang dan bertemu di sini dalam satu jam. Hati-hati dengan paspor, dompet, telepon, dan kameranya! Jika seorang penjual berbicara denganmu, jangan menjawabnya. Mari kita bertemu di sini dalam satu jam.” Kata So So
Semua mengerti dan langsung berpencar,  Ma Roo hanya diam saja. So So bertanya apakah Ma Roo tidak pergi, Ma Roo bertanya Apa ada tempat dengan Wi-Fi di dekat situ. So So pikir Kafe seharusnya memiliki Wi-Fi dan bertanya apakah Ma Roo akan bekerja. Ma Roo membenarkan.
“Kau sedang berlibur, kan? Kau harus berani untuk beristirahat. Jika tidak, maka Kau akan merusak pekerjaan dan liburanmu.” Kata So So
“Kelima adik elang itu tidak mati karena mereka tidak tahu itu.” Gumam Ma Roo dan mengatakan kalau harus segera mengurus pekerjanya. So So pun meminta Ma Roo agar kembali tepat waktu. Ma Roo menganguk mengerti.


Nyonya Han duduk didepan pelukis meminta agar membuat sketsa dari pinggang ke atas saja. Si pelukis menganguk mengerti walupun hanya bicara dengan bahasa tubuh.
“Kenapa kau melakukan sesuatu yang bisa Kau lakukan di Korea?” keluh Tuan Oh. Nyonya Han mengatakan kalau pria itu adalah seniman Perancis.
“Semua gambarnya sama. Jadi Ayo pergi dan makan beberapa makanan lezat.” Ucap Tuan Oh
“Tolong hentikan... Aku ingin tampil cantik.” Ungkap Nyonya Oh
“Kenapa kau serakah untuk kecantikan seusiamu?” keluh Tuan Oh
“Apa aku tidak diizinkan untuk menjadi serakah? Aku tidak pernah serakah sebelumnya sepanjang hidupku.” Kata Nyonya Han. Tuan Oh pun tak bisa berkata-kata lagi. 

Kyung Jae dan So Ran terjebak dengan hujan yang tiba-tiba turun cukup lebat. So Ran pikir akan menyenangkan menikah di tempat itu dan bisa mengadakan upacara serta  tamunya bisa minum teh di kafe. Kyung Jwa pikir itu terlalu mahal, karena Harganya satu juta won untuk menyewa satu warnet dan mencoba mulai menghitung. So Ran terlihat kesal tak ingin membahasnya lagi.
“Kita bisa menghasilkan lebih banyak uang dan menjalani pernikahan yang indah.” Ungkap Kyung Jae menenangkanya.
“Sudah Lupakan. Ayo pergi ke kedai kopi.” Kata So Ran. Kyung Jae pikir So Ran perlu buang air besar lagi. So Ran membenarkan dan bergegas pergi. 


Yeon Jung berbicara ditelp dengan mesra mengaku  sangat merindukanny dan mengaku klau tidak bisa melakukan panggilan video dengan alasan bersama beberapa orang, jadi sangat ribut. Ia juga mengaku kalau  memikirkan sepanjang hari dan juga mencintainya. Hyun berjalan melihatnya dan semakin dekat setelah Yeon Jung menutup telpnya.
“Kau bisa mati untuknya, kan?” ejek Hyun. Yeon Jung mengaku kalau cinta juga bisnis lalu berjalan memeluknya
“Kepala Senior yang aku cintai. Biarkan aku menggunakan kartumu untuk berbelanja.” Ucap Hyun. Yeon Jung ingin tahu apa yang akan dibeli Hyun. “Astaga, Kau harus membeli barang... Ini kartunya Beli apapun yang kau mau.”kata Yeon Jung. Hyun senang menerimanya langsung berlari pergi untuk berbelanja. 

So So duduk sendiran seperti memikirkan keadaanya, Hyun berjalan mencari toko badju tak sengaja melihat Ma Roo dan mengambil fotonya dari luar. Ma Roo duduk di cafe sambil mengerjakan tugasnya, Si PM masuk cafe berusaha bertanya mencari tahu wisatawan orang korea, apakah mengenal wanita yang ada di fotonya kalau itu adalah pemandu wisata Korea. Mereka mengaku tak mengenalnya.
“Kau orang Korea, kan? Apa Kau tahu dia? Dia adalah pemandu wisata.” Ucap Si PM akhirnya mendekati Ma Roo
Ma Roo melihat foto So So dan matanya terlihat seperti mengenalnya. Si PM pun berpikir Ma Roo mengenalnya.  Ma Roo teringat saat So So pnik karena pria itu bisa tahu tempatnya berkerja bahkantidak bisa ketahuan sekarang. Ia mengaku tidak melakukan kesalahan.
“Kau kenal dia, kan? Jika kau memberitahuku di mana dia berada, Aku akan memberi kompensasi kepadamu.” Ucap Si PM
“Aku minta maaf.”kata Ma Roo dengan bahasa jepang. Si PM pun akhirnya pergi. 


Ma Roo bergegas membereskan semua barang dan mengikuti Si PM kemana perginya. PM terus mencari wisatawan yang mungkin orang Korea maka akan menanyakan tentang So So sebagai pemandu wisata Korea. Beberapa orang mengaku tak melihatnya.
Ma Roo mencoba mencari So So dan teringat dengan fotonya karena So So ada di Komidi Putar. Akhirnya Ia bisa menemukan diatas jembatan So So sedang naik kuda-kuda, lalu mencoba memanggilnya tapi So So seperti tak mendengar akhirnya ia berlari menghampirinya.
Si PM terlihat mulai mendekat, Ma Roo bertemu dengan So So langsung memeluknya. So So binggung tiba-tiba memeluknya ketika akan melepaskan matanya melihat PM langsung meminta meminta waktu sebentar untuk ada dipelukanya. Ma Roo mengerti dan merasakan tangan So So gemetar ketakutan memegangnya.
“Aku tidak tahu jantungku bisa berdegup kencang.” Gumam Ma Roo saat Soo ada dipelukan cukup lama.
“Dia pergi.” Kata Ma Roo melihat si PM sudah pergi ke arah lain.
“Aku melihat seseorang mencarimu. Aku minta maaf jika mengejutkanmu.” Jelas Ma Roo. So So mengucapkan Terima kasih dan meminta maaf dengan gugup mengajak agar mereka bertemu dengan yang lainya. 


Mereka bertemu ditempat semula, tapi tak melihat So So ikut berkumpul dengan mereka. So Ra pikir kalau nanti pemandu juga datang. Tuan Oh berpikir So So kabur karena mereka yang tidak memberi tip karena mendengarnya di berita. Nyonya Han meminta Tuan Oh tak banyak bicara lagi.
“Kenapa kau selalu mengatakan itu padaku? Apa yang aku lakukan. Astaga.” Keluh Tuan Oh.
Ma Roo panik melihat Si PM berjalan ke arahnya setelah menanyakan pada beberapa orang.  Tapi saat melihat Ma Roo bersama yang lainya, melewati begitu saja karena Si PM berpikir mereka bukan orang korea dan mengucapkan salam dengan bahasa Jepang. Semua hanya bisa melonggo. Pesan dari So So masuk “Tolong temui aku di depan cabel car. Aku minta maaf.”

So So sudah menunggu di depan cabel card dan terlihat panik dan meminta mereka semua segera bergegas masuk dan meminta maaf. Si PM bisa melihat So So tak tak bisa mengejarnya.  So So memberitahu kalau akan makan siang sebelum pergi ke Auvers-sur-Oise. Hyun melihat si PM yang berlari menariki tangga dengan berpikir kalau orang Jepang yang dilihatnya tadi.
“Ya, kita akan pergi ke Auvers-sur-Oise...” ucap So So yang ketakutan tak bisa berkata-kata.
“Kudengar itu adalah kuburan seseorang.” Kata Tuan Oh. So So membenarkan tapi kebingungan untuk menjelaskanya.
“Ini adalah makam seorang seniman asal Belanda, Vincent van Gogh.” Kata Ma Roo membantunya.
“Kenapa pria asal Belanda dikuburkan di Perancis?” tanya Tuan Oh. So So tak bisa menjawab
“Gogh bekerja di sebuah perusahaan, tapi aku tidak ingat namanya.” Kata Ma Roo.
“ Dia bekerja di Galeri Goupil Cies di Den Haag. Tapi dia ditugaskan ke cabang di Perancis Dan kemudian dia menyerah bekerja di sana, dan menjadi pelukis.” Ucap Ho Ran mengetahui ceritanya.
“Astaga, dunia ini sulit juga di luar sana. Kenapa dia berhenti dari pekerjaannya? Dasar Bodoh sekali.” Keluh Tuan Oh
Ho Ran heran Tuan Oh kembali marah. Tuan Oh pun mengeluh mereka yang harus pergi ke kuburannya. Ma Roo menyadarkan So So kalau mereka sudah sampai dan harus turun. So So panik mengajak mereka segera cepat berlari karena terlambat makan siang. 


Semua panik ikut berlari seperti dikejar-kejar maling, Kyung Jae memabwa segelas kopi pun terjatuh karena terlalu cepat berlari. So So sudah lebih  dulu menaiki bus, Tuan Oh dan Nyonya Han akan sampai dibus.
Ma Roo sempat berhenti melihat PM akan bisa berlari mengejar So So dan mengingat percakapan sebelumnya kalau tidak melarikan diri tapi hanya menghindarinya. Akhirnya Ia sengaja menyelengkan PM sampai terjatuh.
“Dalam hidup, ini tentang arah, bukan kecepatan. Tapi tidak pernah ada cukup waktu untuk membuat keputusan.” Gumam Ma Roo.
So So berbicara pada supir bus agar menelp atasanya dan bus pun pergi. Ma Roo terlihat bahagia lalu melihat foto PM yang terjadi, Ia mengingat kembali yang dikatakan oleh Kepala Yoon “Kau dikenal karena tidak tahu apa pekerjaanmu dan menyebabkan masalah. Jika kau tidak ingin melakukannya, berhentilah.”
Ma Roo melihat Bus yang berjalan dan merasa pernah melihat bus itu sebelumnya dan akhirnya tersadar kalau di tinggal oleh Grupnya.  Lalu berteriak meminta mereka bisa berhenti. Si PM yang ikut berlari sadar kalau ternyata Ma Roo itu bukan orang Jepang dan ikut mengejarnya.
Bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar