Bibi Kim
memberikan pernyataan kalau Nn. Yoo
orang yang baik dan tulus, bahkan tidak pernah sombong meskipun terkenal, dan
pasti selalu memberi hadiah untuk hari libur. Selain itu Pekerjaannya juga
tidak berat di apartemennya. Jae Chan sibuk mengetik, Tuan Choi dan Hyang Mi
ikut mendengarkan keterangan dari bibi Kim.
“Aku
merasa tidak enak karena dia membayarku. Dan Ya ampun, tidak kusangka pria itu
membunuhnya. Pria itu, Do Hak-Young, harus dihukum!” ucap Bibi Kim marah
“Berapa
kali kau mengunjungi apartemen Nn. Yoo dalam satu pekan? Yanya Jae Chan. Bibi
Kim menjawab Tiga kali. Senin, Rabu, dan Jumat.
“Apa
kegiatan rutinmu saat berada di apartemennya?” tanya Jae Chan. Bibi Kim
mengatakan mencuci dan memasak untuknya.
“Apa Kau
tidak membersihkan apartemennya?” tanya Jae Chan.
“Dia
sangat bersih dan rapi. Dan Sungguhny , tidak pernah ada yang perlu
dibersihkan. Dia selalu membersihkan sofanya dengan rol pembersih serbaguna, dan
ada robot vakum yang membersihkan lantainya setiap hari.” Jelas Bibi Kim. Jae Chan
berhenti mengulang kata Robot vakum.
Doo Hyun
melihat gambar yang diperlihatkan Hong Joo, kalau itu saat robot vakum melindas
kotoran anjing menurutnya itu Lucu sekali. Hong Joo menegaskan kalau Ini bukan
sekadar foto lucu tapi pola yang dibuatnya dari vakum itu
“Tidakkah
ini mengingatkanmu pada sesuatu?” kata Hong Joo. Doo Hyun binggung. Hong Jo
memperlihatkan foto TKP Nona Yoon
“Bagaimana
menurutmu? Kedua foto itu mirip, 'kan?” kata Hong Joo. Doo Hyun terlihat kaget.
“Hei.
Jangan-jangan, darah yang ada di TKP...” teriak Doo Hyun yang membuat semua
orang kantor menatapnya.
Jae Chan
lalu berpikir kalau pola itu dibuat oleh robot vakum. Bibi Kim dan yang lainya
terlihat binggung. Jae Chan pikir itu akan memecahkan kasusnya, mereka selama
ini kesulitan karena tak bisa mengetahui, bagaimana pola darah itu dibuat. Tuan
Choi pikir itu benar.
“Kau
bilang, Nn. Yoo sering pingsan akibat mengidap vertigo BPPV, 'kan?” kata Tuan
Choi
“Ya, dia
bahkan pernah dilarikan ke UGD.” Kata Bibi Kim
“Jadi,
pasti kejadiannya seperti ini. Dia pasti pingsan akibat penyakit vertigo
BPPV-nya, dan meninggal akibat cedera kepala.” kata Tuan Choi bisa
membayangkanya
“Lalu,
pasti robot vakumnya membuat pola itu dengan darahnya.” Ucap Jae Chan Yakin. Hyang Mi yang mendengarnya membuatnya
“Tapi
kita tidak menemukan robot vakum itu di apartemennya.” Kata Tuan Choi. Bibi Kim
mengatakan kalau Nona Yoo itu memilikinya dan merasa kalau Tuan Choi belum memeriksa dengan teliti
“Tentu
Aku sudah memeriksanya dengan teliti. Aku bahkan tahu pelat macam apa yang ada
di lemarinya.” Kata Tuan Choi
“Apa Kau
sudah mencari dengan teliti sampai ke luar apartemennya? Aku juga punya robot
vakum. Tapi robot vakumku bisa terus bergerak. Alat itu akan keluar jika tidak
menutup pintu, Alat itu bahkan jatuh dari balkonku. Mungkin robot vakumnya berada
di sekitar apartemennya. “ kata Hyang Mi
“Apa
warna robot vakumnya?” tanya Jae Chan. Bibi mengatakan warnanya merah. Jae Chan
pun bergegas pergi keluar dari ruangan.
Jae Chan
pergi menemui petugas keamanan apartment, bertanya apkah Pernah melihat robot
vakum yang mondar-mandir, di lorong atau lift. Petugas mengatakan belum pernah
melihatnya di lorong atau lift Tapi bulan lalu, anak-anak menemukan robot
vakum, di tanaman Bangunan 103, lalu memberikannya kepadanya.
“Kau
bilang Bangunan 103?” kata Tuan Choi. Petugas membenarkan.
“Ahh..
Nn. Yoo tinggal di Unit 2009 di Bangunan 103.” Kata Tuan Choi lalu bertanya apa
warnanya. Petugas pikir kalau warnanya itu
merah.
“Sempurna.
Permainan ini akan usai jika terdapat darah pada alat itu. Dimana alat itu
sekarang?” kata Jae Chan penuh semangat.
“Aku
sudah lama membuangnya. Mungkin ada di tempat pembuangan limbah elektronik saat
ini.” Kata Petugas. Keduanya langsung terlihat lesu.
Keduanya
sudah ada ditempat pembuangan seperti sebuah gunung besar, Tuan Choi mengeluh
menurutnya tak mungkin bisa menemukan robot vakum itu. Jae Chan melepakan
jasnya merasa kalau itu lebih mudah daripada mencari narkotika di pabrik
tepung, karena takkan bisa menemukannya.
“Jika ada
bisa menemukan robot vakum itu disini, maka aku akan memanggil dia dengan
hormat selamanya.” Kata Tuan Choi
“Sungguh?
Wah, aku tiba-tiba, merasa begitu termotivasi. Aku sangat bersemangat.” Ucap
Jae Chan bersemangat untuk mencarinya.
“Jaksa Jung...
Ayo kita kembali ke kantor dan meminta bantuan lagi, Kita bisa meminta bantuan asisten
senior lainnya...” ajak Tuan Choi. Jae Chan menyuruh diam saja sambil terus
mencari petunjuk.
“Wah..
Yang benar saja. Aku memakai sepatu baru hari ini... Ah, menyebalkan sekali
hari ini.” Keluh Tuan Choi akhirnya ikut mencari dan sempat mengeluh karena ada
yang membuat kimchi di dalam mesin cuci.
Jae Chan
mendengar suara dari kejauhan “Hong-Joo, aku menemukan robot vakum lainnya.”
Lalu suara perempuan sedikit tinggi “Sudah berapa kali kubilang? Warnanya
merah, bukan hijau. Merah, mengerti?” Jae Chan merasa kalau bisa mengenal suara
itu.
Di balik
timbunan, Jae Chan melihat Hong Joo dengan Woo Tak dan juga Tuan Oh. Hong Joo
kaget melihat Jae Chan karena akan menelepo
saat berhasil menemukannya dan Kenapa bisa tahu ada disini. Jae Chan bertanya
apa yang dilakukan Hong Joo ditempat penampungan sampah.
“Saat
membaca komentar-komentar di internet, aku menemukan foto tinja berserakan yang
disebabkan oleh robot vakum. Itu sangat mirip dengan pola darah di TKP. Netizen
di negara ini memang sangat luar biasa.” Ucap Hong Joo. Jae Chan melihat
penampilan Hong Joo yang mengunakan celana untuk bertani.
“Mereka
seperti pasukan penyidik. Aku yakin pola darah di TKP tewasnya Nn. Yoo,. dibuat
oleh robot vakumnya. Kami sudah menemukan beberapa, jadi, jika kau menganalisis
darah yang terdapat pada...” ucap Hong Joo dan tiba-tiba Jae Chan memeluknya.
Woo Tak
dan yang lainya hanya bisa melotot kaget,
Jae Chan mengucapkan Terima kasih. Tuan Oh mengeluh kalau mereka
semua telah bekerja mati-matian jadi
meminta agar Jangan memberikan perlakuan spesial kepada satu orang saja,
karena sangat menyakiti perasaan dan
harus adil, karena Jae Chan harus berterima kasih kepada mereka semua.
“Baiklah.
Terima kasih.” Ucap Jae Chan menjabat tangan. Tuan Oh ingn memeluk Tuan Choi
tapi Tuan Choi menolak karena bau keringat. Jae Chan pun memberikan terima
kasih pada Woo tak.
“Tenang
saja. Ini akan membersihkan nama Hak-Young. Aku yang seharusnya berterima
kasih.” Kata Woo Tak
“Akulah
yang paling layak mendapatkan ucapan terima kasih dari kalian!”kata Doo Hyun
keluar dari tumpukan sampah. Hong Joo melihat Doo Hyun dibagian atas.
“Ini..
Luar biasa... Dia menemukan tiga buah.” Ungkap Woo Tak melihat Doo Hyun. Doo
Hyun terlihat bangga ingin turun dari bagian depan, karena takut jatuh memilih
untuk turun dari belakang.
“Maaf
soal itu. Setelah analisis darahnya selesai,kau harus mengizinkan SBC
meliputnya secara eksklusif.” Kata Doo Hyun memperlihatkan nama SBC. Jae Chan
pun menganguk setuju. Semua memuji Doo Hyun memang luar biasa.
Tuan Choi
melihat Doo Hyun langsung membicara dengan hormat pada Doo Hyun sesuai
janjinya. Doo Hyun terlihat binggung.
Semua
terlihat tegang diruangan. Jae Cahn bertanya apakah sudah ada kabar dari tim
forensik. Tuan Choi mengatakan Belum, karena mereka akan menelepon saat
hasilnya keluar. Lama sekali. Hyang Mi bertanya Bagaimana jika DNA Yoo
Soo-Kyung, tidak ditemukan pada darahnya
“Berarti,
kita harus kembali kesana untuk mencari yang lainnya.” Kata Jae Chan
“Apa Kau
mau aku kesana lagi?” teriak Tuan Choi kesal, tapi akhirnya meminta maaf
mengakuketiduran,mdan bermimpi mendapatkan surat wajib militer.
Saat itu
telp di meja Tuan Choi berdering, Tuan Choi langsung mengangkatnya. Tuan Choi bertanya apakah hasilnya sudah
keluar, lalu wajahnya terlihat sedih mengucapkan Terima kasih. Jae Chan dan
Hyang Mi gugup berpikir kalau hasilnya buruk.
“Mereka
menemukan darah pada 1 dari 6 robot vakum itu,dan berdasarkan analisis DNA-nya,
itu darah Yoo Soo-Kyung!” kata Tuan Choi
“Ya! Luar
biasa! Kita berhasil!” jerit Jae Chan bahagia memuji Tuan Choi yang sudah Kerja
bagus.
Hyang Mi
terlihat ikut bahagia saling berpegangan
tangan pada Jae Chan. Jae Chan terlihat binggung, Hyang Mi bahagai tak bisa
melepaskan tangan Jae Chan, karena sangat langka.
Hong Joo
menerima dari pesan dari Jae Chan seperti tak percaya, kalau akan langsung
menulis artikel, lalu memberitahu Woo Tak kalau tim jaksa menemukan darah Yoo
Soo-Kyung. Woo Tak terlihat bahagai dan mengucap syukur.
“Siapa di
antara kita yang menemukan robot vakum yang tepat?” kata Tuan Oh bangga. Woo
Tak mengeluh kalau bahkan tidak penting.
“Aku
harus kembali bekerja untuk menulis artikel. Sampai jumpa.” Kata Hong Joo. Woo
Tak mengantar Hong Joo sampai ke dapan kantor.
“Hong-Joo...
Soal pria yang menyerang Jae-Chan di mimpimu... Kurasa itu Hak-Young.” Ungkap
Woo Tak. Hong Joo binggung Bagaimana bisa
mengetahuinya
“Aku
bertemu dengannya beberapa hari lalu, dia memakai topi hitam. Tapi dia sudah
dibebaskan, jadi mimpimu takkan menjadi nyata. Tapi untuk berjaga-jaga, aku
ingin meminta bantuan kepadamu.” Kata Woo Tak. Hong Joo bertanya Bantuan apa
itu
“Bisakah
kau mewawancarai Hak-Young untuk artikel yang akan kau tulis? Selama ini,
orang-orang tidak pernah bosan mengutuknya dan Pasti banyak yang ingin dia
katakan. Dia akan menyedihkan jika tidak sempat meluapkannya. Itu bisa
membuatnya melakukan perbuatan khilaf.” Kata Woo Tak. Hong Jo pikir itu benar.
“Tenang
saja. Aku akan mendengarkan semua yang ingin diucapkannya.”ucap Hong Jo. Woo
Tak pun mengucapkan terimakasih.
Hee Mi
melihat Jae Chan berjalan dilorong bertanya Kenapa begitu bersemangat. Jae Chan mengatakan kalau
Sebentar lagi, putusannya terhadap kasus Do Hak-Young akan disetujui yaitu
Tidak bersalah, dan takkan mendakwanya. Hee Mi berhenti berjalan meminta waktu
Jae Chan agar berbicara berdua.
“Apa Kau
ingin mendakwanya meski dia tidak bersalah?.. Hei.. Apa Kau sudah gila?” ucap
Jae Chan kesal.
“Tidak,
aku waras. Dan aku tahu dia seharusnya tidak didakwa.” Kata Hee Mi. Jae Chan
pun ingin tahu alasan Hee Mi yang bicara sembarangan?
“Jika kau
membebaskannya, maka para reporter akan mengkritik penyidikannya lagi.” Ucap
Hee Mi. Jae Chan ingin tahu apa yang harus dikritik.
“Kami
menemukan bukti konkret bahwa dia tidak bersalah. Robot vakum! Kami bahkan
menemukan darah Yoo Soo-Kyung pada alat itu.” Tegas Jae Chan merasa tak
bersalah.
“Apa Kau
pikir para reporter akan memutar keadaan seperti itu? Dengan menuliskan
"Sebenarnya, kami keliru. Selama ini, kejaksaan benar." Apa Kau pikir
mereka akan menulis itu?” ucap Hee Mi yang membuat Jae Chan terdiam.
Di ruang
rapat
Ketua Tim
pikir mereka hanya menulis bahwa dia telah dibebaskan. Dan Jangan sampai lebih
dari 15 detik. Hoo Jo ingin tahu bagaimana
dengan robot vakum itu, karena harus memberi tahu masyarakat soal hal ini, agar
tidak mengkritik kejaksaan dan putusannya.
“Untuk
apa kita mencemaskan itu? Jadi Buat singkat saja.” Kata Ketua Tim.
“Orang-orang
akan terus memperlakukan Do Hak-Young seperti pembunuh.” Kata Hong Joo membela
“Lalu
harus bagaimana? Selama ini, kita telah mengkritik kejaksaan dan Akan sangat
memalukan jika informasinya diubah seperti itu. Kita harus mengubah
informasinya.” Kata Ketua Tim.
“Bisa-bisanya
kita mengabaikannya, padahal jelas mengetahui faktanya.” Keluh Doo Hyun
“Abaikan
saja. Itu jauh lebih baik ketimbang menanggung malu.” Kata ketua Tim. Doo Hyun
dan Hong Joo berteriak kesal.
“Ada
sebuah hal yang disebut Hukum Gerak di industri berita. Jika kita tiba-tiba
putar balik setelah sempat melaju lurus,. orang-orang akan menganggap kita apa?
Hei, aku pernah menjadi seperti kalian. Jika kita terus mengganti ide, takkan
ada orang yang mau menonton berita kita karena pusing.” Jelas Ketua Tim.
Hee Mi
yakin Tak ada perusahaan media yang akan
melaporkan kebenaran, soal kasus Do Hak-Young, bahakn Takkan pernah. Jae Chan
meminta Hee Mi agar tak menyumpahi Hak Young. Hee Mi mengaku tidak berniat
menyumpahinya tapi memberitahu kenyataannya.
“Media takkan
pernah memihak kita. Pandangan masyarakat juga takkan berubah. Para pengunjuk
rasa akan terus memprotes dan mengutukmu, dan mengkritik kinerjamu, untuk
setiap kasus yang kau ambil.” Kata Hee Mi. Jae Chan hanya terdiam.
Seung Won
duduk di kantin bersama temanya, tapi dua temanya memilih untuk pergi. Tiga
teman lainya mengejek pada salah satu pelajar yan duduk sendirian untuk makan
siang bersama Seung-Won dan sebaiknya berteman dengannya.
“Kakaknya
adalah seorang jaksa. Siapa yang tahu? Mungkin kakaknya bisa membebaskan ayahmu
dari penjara.” Ucap Teman Seung Won.
“Yah.. Begitulah,
keahlian kakaknya adalah membebaskan pelaku kriminal.” Ejek teman lainya. Seung
Won berteriak marah, tapi saat itu teman
yang lainya sudah lebih dulu menyerang dan menendang temanya. Seung Won
berusaha untuk merelai tapi malah seperti terjadi perkelahian antara pria.
Hee Mi
menegaskan kalau Jae Chan harus
mendakwanya. Karena jika Do Hak-Young membawa pengacara, untuk menangani
persidangannya, maka akan tetap bebas. Ia pikir kalau Hak Young akan dibebaskan dan orang yang selama ini
mengkritik Jae Chan akan mengincar
hakim.
“Semua orang
akan bilang bahwa kejaksaan melakukan yang terbaik.” Ucap Hee Mi.
Jae Chan
berjalan ke depan ruangan Jaksa Park masih mengingat ucapan Hee Mi “Kenapa kau
rela menanggung semua kesalahan? Lebih baik Dakwa dia, dan jangan pernah terlibat
lagi dalam masalah ini.” Jae Chan terlihat ragu untuk mengetuk pintu Jaksa Park
dan memilih untuk menyandarkan tubuhnya terlihat binggung.
Flash Back
Jae Chan
dan Hong Joo duduk didepan ruang IGD, Hong Joo menanyakan keadaan Jae Chan. Jae
Chan dengan selimutnya mengaku kalau baik-baik saja dan meminta Maaf kalau
sebelumnya sudah memukulnya. Tiba-tiba terdengar jeritan histeris dari ruang
IGD.
“Lepaskan!...
Kenapa kalian menghidupkanku kembali? Kenapa kalian menyelamatkan nyawaku?”
Jae Chan
dan Hong Joo berlari masuk ruang IGD, kakak pelaku terlihat di pegang oleh
beberapa perawat karena terus mengamuk.
“Kalian
seharusnya membiarkanku mati! Kenapa kalian menolongku?” teriak kakak pelaku.
Dokter meminta agar diambilkan Ultram. Kakak pelaku berteriak kalau ia ingin
mati saja.
“Kau
harus hidup, Pak... Aku... Aku tidak membencimu... Aku senang,... kau masih
hidup... Jadi, kumohon... Tetaplah hidup.” Ucap Hong Joo menahan amarah dengan
mengepalkan tangan lalu berlari pergi. Jae Chan dan kakak pelaku terlihat kaget
mendengarnya.
Jae Chan
berlari keluar ruang IGD, tak melihat Hong Joo hanya ada sebuah note ditempel
di kursi. Lalu berlari keluar dari rumah sakit tapi tak melihat kemana Hong Joo
pergi. Ia membaca note yang dituliskan Hong Joo.
“Ayahku bilang, amarah membuat hal
yang sebenarnya baik-baik saja menjadi amat buruk. Menyelamatkan orang tentunya
adalah hal baik, tapi aku tak bisa menahan diri saat itu karena aku sangat
marah. Terima kasih. Andai tak ada kau, mungkin aku sudah hidup dengan
penyesalan. -Dari Kastanye.-“
Hee Mi
melihat Jae Chan seperti masih bimbang berjongkok didepan ruangan Jaksa
Park. Jae Chan mengaku kalau sudah
membuat keputusan. Hee Mi pikir kalau Jae Chan akan mendakwanya. Jae Chan
mengatakan tidak, yaitu takkan mendakwanya karena Hak Young tidak bersalah dan
itu sudah jelas.
“Ya
ampun, kau dungu sekali. Kau tidak pernah mendengarkan kata-kataku, kan?” keluh
Hee Mi
“Aku mendengar
semua kata-katamu, dan aku mengetahui yang kau cemaskan. Tapi yang akan siapa
tahu? Mungkin ada beberapa reporter yang sama dungunya denganku.” Kata Jae Chan
yakin
Kepala
Tim bertanya apakah Ada lagi yang ingin didiskusikan. Hong Joo dan Doo Hyun
langsung mengangkat tangan.Ketua Tim mengeluh kalau bukan mereka berdua. Hong
Joo mengaatakan Berita bahwa Do Hak-Young telah dibebaskan jadi ingin
membuatnya berdurasi satu setengah menit penuh. Ketua Tim meminta agar tak
membahasnya lagi karena sudah cukup jelas.
“Kita
akan terlihat konyol jika meliput cerita itu secara penuh. Siapa yang mau
melihat siaran berita yang terus mengubah informasi?” kata Ketua Tim.
“Bahkan
sistem navigasi saja mencari rute terbaik lagi, saat pengemudinya salah
mengambil jalan. Apa Anda bisa mengemudi dengan sistem navigasi yang terus
menyuruhmu,. mengambil jalan yang salah? Saat ada sesuatu yang salah, kita
harus memperbaikinya. Siapa yang mempercayai program berita yang membenarkan
kesalahan?” tegas Hong Joo.
“Ya
ampun, baiklah. Apa Kau ini pengawasku atau siapa?” keluh Ketua Tim.
“Untunglah
dia bukan pengawasmu Andai jabatannya lebih tinggi daripada dirimu...” kata Doo
Hyun memberikan kode akan membunuhnya. Ketua Tim hanya bisa menghela nafas
panjang.
Semua
sudah bersiap kalau akan memulai wawancaranya. Ibu Hak young memberikan Hong
Joo Kimbap untuk perjalanan pulang. Hong Joo menolak merasa Tidak perlu
repot-repot. Ibu Hak Young pikir ingin melakukan sesuatu sebagai bentuk rasa
terima kasih. Hong Joo pun tak bisa menolaknya.
“Hei,
jaket itu membuatmu terlihat seperti preman, kau Pakai jaketku saja.” Kata Woo
Tak. Hak Young pun bertukar jaket setelah dipasang mic.
“Hei,
terima kasih. Ratusan reporter mengepungku saat aku ditahan. Tapi Kini setelah
aku dibebaskan, hanya satu tim yang muncul.”ungkap Hak Young. Woo Tak
membenarkan tersenyum melihat Hong Joo yang mau membantunya.
Hong Joo
akan memulai wawancara. Hak Young menatap kamera dan terlihat gugup, bertanya
pada Woo-Tak apa yang harus dikatana. Hong Jo meminta Woo Tak agar Katakan saja sebebasnya semua
yang selama ini di pendam. Hak Young terlihat gugup untuk meluapkan perasaanya
dan berusaha menatap kamera.
“Jadi...
Aku... Aku...tidak membunuhnya. Aku sungguh tidak membunuhnya... Aku,... tidak
membunuh pemanah itu,... Yoo Soo-Kyung.” Kata Hak Young lal menangis histeris.
Ibu dan Woo Tak serta Hong Joo terlihat menahan tangis ingin merasakanya.
“Sejak diduga membunuh Nn. Yoo
Soo-Kyung dan ditahan, Do hak-Young telah menjadi target amukan massa di Korea.
Setelah mendengar putusan jaksa bahwa dia dibebaskan, dia bicara di depan
publik bahwa dia tidak bersalah, tapi tiba-tiba tersedak dan tak bisa
melanjutkannya.”
Semua
pendemo sedang menonton berita dari ponselnya, kalau Kematian Nona Yoo adalah
kecelakaan,bukan pembunuhan, mereka seperti merasa kalau itu sungguh valid.
Jaksa Lee menyamar dengan rambut panjang dan kacamata hitam seperti ahjussi.
“Ya, itu
valid... Pola darah pada lantainya dibuat oleh robot vakum, bukan dia.” Ucap
Jaksa Lee. Dua orang merasa tak percaya kalau itu Robot vakum?
“Wah..
Kejaksaan sungguh hebat dalam menyelidikinya! Mulai sekarang, kita harus
percaya dengan semua putusan jaksa.” Ungkap Jaksa Lee membanggakan
kejaksaan. Seorang pria dengan topi
hitam, terlihat sangat marah membuang poster Nona Yoo yang selama ini melakukan
protes.
“Karena robot vakum yang mengandung
darah Nn. Yoo ditemukan, kritik terhadap kejaksaan, telah reda. Kejaksaan
membebaskan tersangka, Do Hak-Young, dan kasus itu telah ditutup.”
Tuan Yoo
menonton berita dari rumah terlihat menahan amarah, dengan foto Tuan Yoo yang
sedang menembak seperti punya hobi menembak. Yoo Bum sedang olahraga terlihat
kesal.
“Karena Nn. Yoo adalah atlet yang
dicintai seisi negara ini, Do Hak-Young, yang diduga membunuhnya...”
“Ini
Harus kukatakan, Nn. Nam satu-satunya reporter, yang berusaha mengklarifikasi
niat kita.” Ungkap Tuan Choi makan siang sambil menonton berita Hong Joo. Jae
Chan pun berpikiran yang sama.
“Amarah
membuat hal yang sebenarnya baik-baik saja menjadi amat buruk.” Ucap Hong Joo.
Jae Chan
mendengar Hong Joo mengatakan kalimat yang sama dengan note yang ditinggalkan
dirumah sakit, lalu mengingat cerita Hong Joo kalau ada seseorang yang
memukulnya saat masih kecil. Hong Joo pun mohon maaf kepada Do Hak-Young dan
para pemirsa.
Jae Chan
seperti tak percaya kalau Hong Joo adalah orang yang selama ini dicarinya, lalu
bertanya pada pegawai kemana Nyonya Yoon. Pegawai memberitahu ke apotek untuk mengambil
obat pencernaan. Jae Chan langsung berlari pergi, Tuan Choi kembali dibuat
binggung.
Jae Chan
berlari keluar dari restoran mengingat saat pertama kali bicara dengan Hong
Joo. Ia kesal karena juga mengalami mimpi-mimpi itu dan kenapa Hong Jo
memberikannya kepadanya. Hong Joo juga tak tahu. Hong joo yakin Pasti ada
alasannya, kenapa harus mereka berdua yang mengalaminya.Jae Chan seperti sudah
bisa menebak alasanya.
Flash Back
Sebelumnya,
Hong Joo dan Jae Chan kehilangan ayah mereka di hari yang sama dengan pelaku
yang sama. Jae Chan memberikan bola kasti yang sudah terbakar pada Hong Joo di
rumah duka. Jae Chan berlari dengan wajah bahagia
“Anak yang
menyelamatkanmu... Bukankah dia Hong-Joo? Kau terus melihat Hong-Joo di mimpi
berkelana, jadi, dia pasti orang yang telah menyelamatkanmu.” Ucap Woo Tak
“Anak
yang menyelamatkanku adalah anak laki-laki dan Bukan Hong-Joo.” Ucap Hong Joo
yakin.
Jae Chan
langsung menemui Ibu Hong Joo yang baru keluar dari apotek. Nyonya Yoon kaget
tiba- tiba Jae Chan datang dengan nafas terengah-engah. Jae Chan ingin
tahu Apa julukan Hong-Joo, adalah Kastanye. Nyonya Yoon kaget karena Jae Chan bisa tahu
hal itu.
“Dia ingin
menjadi pemain bisbol jadi, rambutnya dipotong pendek, dan itu membuat
kepalanya seperti buah kastanye.” Kata Nyonya Yoon. Jae Chan langsung memeluk
Nyonya Yoon dan mengucapkan Terima kasih banyak lalu berlari pergi. Nyonya Yoon
binggung kenapa harus berterima kasih.
Yoo Bum
baru selesai gym menerima telp dari Tuan Yoo, kalau melihat beritanya bahwa
Kejaksaan menemukan sesuatu yang sangat tidak berguna,. dan membebaskan Do
Hak-Young. Tapi ia meminta Tuan Yoo tenang saja karena akan menemui para
reporter dan membocorkan berita besar.
“Apa Anda
sudah melihat foto-foto yang kukirim tempo hari? Dia Letnan Han Woo-Tak, Teman
dekat Jaksa Jung. Ternyata Letnan Han dan Do Hak-Young,. pernah menjadi teman
satu kamar.” Kata Yoo Bum menyakinkan
“Apa itu
Berarti, jaksa itu membebaskan Do Hak-Young karena mereka saling mengenal?”
kata Tuan Yoo suda melihat fota mereka bertiga yang terlihat dekat.
“Sebenarnya,
aku berharap Jae-Chan... Maksudku, Jaksa Jung, tidak melakukan hal serendah
itu, tapi kenyataannya, dia membebaskannya. Jadi, faktanya pasti seperti itu.”
Kata Yoo Bum.
Jae Chan
pergi ke toko cincin memilih satu dengan permata batu rubi. Pegawai memuji Jae
Chan yang memiliki selera bagus dan ingin tahu ukuran cincin kekasihnya. Jae
Chan binggung karena tak tahu.
Ia
teringat sebelumnya, Hong Joo memberikan tali untuk cake memasangkan di jari
kelingkinya, kalau nanti akan membutuhkannya. Hong Joo tersenyum merasa Hong
Joo pasti telah melihat di mimpinya, lalu mengeluarkan ukuran jari Hong Jo yang
masih disimpan dalam dompet agar mengikuti ukuran itu.
“Baik. Apa
Anda memilih batu rubi, karena ingin mengungkapkan perasaan?” ucap si pegawai
“Aku
ingin menemui teman yang sudah sangat lama kukenal.” Kata Jae Chan dengan
senyuman lebar.
Jae Chan
mengirimkan pesan bertanya keberadaan Hong Joo karena Ada yang ingin dikatakan. Hong Joo terlihat
gugup dan mengirimkan pesan pada Woo Tak karena ingin tahu keberadaan Do Hak
Young sekarang. Woo Tak duduk didepan Hak Young memakai topi hitam.
“Woo-Tak..
Sebenarnya,. Aku.. sempat khilaf saat itu. Dari Si wanita sialan yang melakukan
pengerusakan di restoran ibuku, sampai polisi dan jaksa,. Maka aku berniat
membunuh mereka semua. Aku hanya memikirkannya.” Ungkap Hak Young tak percaya
kalau sampai memikirkan itu.
“Aku
senang kau sudah sadar.” Ungkap Woo Tak melihat Hak Young yang membuka topinya.
“Rahasiamu
aman denganku, jadi, jangan keluar dari kepolisian. Itu bisa dibilang
keberuntungan. Keberuntungan yang tercipta karena kesalahpahaman.” Kata Hak
Young.
Hong Jo
menerima balasan pesan Woo Tak “Aku dan Hak-Young sedang minum bersama. Kau
tidak perlu khawatir soal mimpi itu lagi.” Senyumanya pun terlihat lalu
membalas pesan Jae Chan. “Aku harus menemuimu dimana?”
Jae Chan
keluar dari ruanganya dan Hong Joo tersenyum keluar dari kantor polisi.
Flash Back
“Andai
aku benar-benar mengubah masa depan lebih awal... Maksudku, anggap saja aku
telah melakukannya.< Lantas apa yang akan terjadi?” Hong Joo mengaku tak
tahu.
Tuan Oh
dan polwan mengecek jumlah pistol. Polwan memberitahu senjata api Tn. Yoo belum
dikembalikan. Tuan Oh bertanya apakah sudah mencoba menghubunginya. Polwan
mengatakan sudah tapi tak bisa dihubungi. Tuan Oh merasa kalau nama Yoo Man-Ho terdengar
tidak asing.
Tuan Yoo
siap dengan pistol laras panjang disamping bangku kemudinya, mobilnya melanjut
dengan cepat.
“Jika
kita menghentikan arus yang mengalir, jalannya akan teralihkan. Kita
menghentikan hal yang seharusnya terjadi, maka mungkin waktu akan beralih dari
jalan sebelumnya.” Gumam Hong Joo
“Jika
waktu mengubah arahnya, kemana waktu akan pergi? Segalanya akan lebih baik atau makin buruk?”
gumam Jae Chan yang sudah siap dipinggir jalan memberikan cincin pada Hong Joo.
“Entahlah,
karena aku belum mencoba untuk mengubah takdir. Yang kutahu pasti, mulai
sekarang, waktu akan mengalir dengan cara yang berbeda. Entah itu baik, ataupun
buruk.” Gumam Hong Joo menatap Jae Chan dengan senyuman bahagia melambaikan
tangan.
Hong Joo
melihat bola lampion yang sama dalam mimpinya, tiba-tiba sebuah mobil mengerem
mendadak didepan zebra cross. Mobil dibelakangnya ikut berhenti langsung
menyalakan klakson. Sampai akhirnya terdengar bunyi tembakan, dan mobil hitam
langsung pergi.
Semua
yang ada di pinggir jalan kaget melihat Jae Chan yang tertembak. Lampu hijau
berganti, Hong Joo langsung berlari menyeberang jalan melihat Jae Chan sudah
mengeluarkan banyak darah lalu berteriak histeris agar memanggil ambulance. Jae
Chan tak bisa bertahan akhirnya tak sadarkan diri.
Bersambung
ke episode 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar