PS : All images credit and content copyright :
SBS
Jae Chan
bertanya Apakah menurut Woo Tak
pelakunya Do Hak-young, saat pertama melihat kejadian ini. Woo Tak
membenarkan. Jae Chan ingin tahu alasanya. Woo Tak sudah melihat rekaman kamera
CCTV di berita dan itu Hak-young.
“Tak ada orang
yang terekam lagi, 'kan?”kata Woo Tak Jae Chan. membenarkan kalau tak ada.
“Kami
memeriksa semua kamera CCTV dari tangga, lift, dan lorong sebelum kejadian, tapi
tak ada siapa-siapa lagi. Bahkan tak ada di kamera dasbor.” Jelas Jae Chan. Woo
Tak. berkata sudah mendengarnya.
“Itu
sebabnya aku salah menuduh pelakunya adalah Hak-young.”ucap Woo Tak. Jae Chan
binggng kenapa Woo Tak bisa berkata seperti itu.
Ruangan
Yoo Bum.
“Itu
mungkin saja kecelakaan.” Kata Yoo Bum. Hong Joo binggung apa maksudnya
Kecelakaan
“Jika aku
pengacaranya Hak-young, maka aku akan menekankan itu. Korban pasti meninggal
akibat perdarahan hebat di kepala, saat ia tergelincir dan terbentur meja dan
trjadi Kecelakaan malang.”kata Yoo Bum
“Mustahil...
Maka gambar dari darah di lantai tak bisa dijelaskan.” Ucap Hong Joo
Yoo Bum
pikir Tak ada bukti Hak-young yang menggambarnya. Hong Joo bertanya kalau
memang bukan Hak Young siapa lagi pelakunya.
“Hanya
ada Hak-young dan Soo-kyung di TKP hari itu. Jika Soo-kyung menggambarnya,
pasti ada noda darah. Tapi saat diperiksa, tak ada noda darah di tubuhnya.”
Ucap Hong Joo sudah melihat maya Soo Kyung.
“Begitu
juga Hak-young. tak ada noda darah di tangan, kaki, leher, bahkan sepatunya.
Bersih... Fakta ini meringankannya.” Kata Jae Chan. Hong Joo pikir Itu
karena...
Ruang
Interogasi
“Noda
darah pasti telah dihapus. Dia punya cukup waktu, untuk mandi dan mencuci baju
sebelum mengakuinya.” Kata Jae Chan.
“Itu
asumsi dan Asumsi tak bisa dijadikan bukti.” Kata Woo Tak. Tuan Choi ingin tahu Lalu, bagaimana dengan gambar dari
darah itu
“Apa yang
dikatakan Do Hak-young?” tanya Tuan Choi. Woo Tak berkata kalau Hak Young tak
tahu apa-apa soal itu.
“Dia tak
bisa berkata begitu. Untuk bebas, maka ia harus membuktikan dirinya tak
menggambarnya.”jelas Jae Chan.
“Tidak.
Jaksa harus membuktikan, bahwa Hak-young menggambarnya, agar dia bisa dituntut.
Kau tak tahu apa yang digambar, 'kan?” ucap Woo Tak dengan sangat yakin.
“Coba
Dengar... Hanya Do Hak-young yang masuk kesana saat itu. Apa yang perlu
dibuktikan lagi?” kata Tuan Choi yakin
kalau Hak Youngpasti memakai alat untuk menggambarnya.
Woo Tak
pun bertanya alat apa itu. Tuan Choi pikir kalau Woo Tak sedang mempermainkannya
menurutnya Entahlah apa itu,maka akan menganggap itu alat. Woo Tak menegaska
Tuan Choi harus menyebutkan alat spesifik di daftar tuduhan.
“Jika
tidak, kalian tak bisa menyebutkan dakwaan. Dan Tak menyebutkan bisa menyebabkan
kasus ini ditutup.” Tegas Woo Tak
Jaksa
Park yang melihat Woo Tak heran berpikir kalau ucapanya seperti pengacara yang
membela klienya. Jaksa Son pikir Ini lebih mirip sidang, bukan pemeriksaan. Hee
Mi yakin Polisi itu akan segera mempengaruhi Jaksa Jung.
“Kenapa
ia tak bertanya alasan tersangka kabur dari polisi?” kata Jaksa Lee kesal
“Lalu
kenapa ia kabur?” tanya Jae Chan. Jaksa Lee kaget berpikir mereka bisa
mendengar percakapan dari ruangan control.
Jaksa Park langsung melirik sinis karena berisik. Jaksa Lee hanya bisa
meminta maaf dan kembali serius.
“Jika ia
tak bersalah, kenapa ia tak menjelaskan dan malah kabur?” tanya Jae Chan.
“Karena
kalian tetap mengejarnya meskipun ia tak bersalah. Dia berpikir akan masuk
penjara walaupun tak bersalah.” Jelas Woo Tak
“Kau
membujuk Hak-young saat ia ke rumahmu, tanggal 25 bulan lalu, 'kan?” kata Jae
Chan
“Tidak,
aku menyuruhnya kabur.” Akui Woo Tak. Keduanya kaget mendengar jawaban Woo Tak.
Flash Back
Woo Tak
memberikan Hak Young makan memperingatkan kalau memang sungguh membunuh
Soo-kyung, maka lebih baik kabur dan takkan mengatakan apa-apa. Hak Young
terlihat sangat marah. Woo Tak menegaskan kembali jika tak bersalah, maka
menyerahkan dirinya.
“Percayalah
kepada hukum.” Kata Woo Tak tak ingin temanya jadi buronan.
Woo Tak
memberitahu saat mengatakan itu makan Hak Young menyerahkan diri karena temanya
itu berkata akan mempercayai hukum.
Di luar
ruangan Intregasi
Jaksa Son
berpikir kalau bukan Hak Young pelakunya. Jaksa Park terlihat kesal
mendengarnya menurutnya Tak ada tersangka lain selain Do Hak-young. Jaksa Son
pikir tak bisa menyimpulkan jawaban hanya karena tak punya.
“Kenapa
kau yakin Do Hak-young tak bersalah?” tanya Jae Chan
“Saat
Hak-young ke rumahku .dia memintaku membantunya dan menyatakan ia tak bersalah.”
Kata Woo Tak.
Woo Tak
menceritakan Hak Young yang meminta agar melakukan yang bisa dilakukan, untuk
membuatnya tak bersalah. Lalu ketika bertemu di penjara Hak Young bertanya
apakah ia sudah mencari pelaku sebenarnya.
“Kau
berkata seperti itu, hanya untuk membuktikan dia tak bersalah.” Kata Tuan Choi
“Jika dia
bersalah,maka dia takkan memintaku membuktikan ia tak bersalah. Dia pasti
memintaku membuatnya tak bersalah. Dia takkan memintaku menemukan pelaku
sebenarnya. Dan Dia pasti memintaku membuat alibi.” Kata Woo Tak. Jae Chan
menyetujuinya.
Jaksa Park
terlihat kesal mendengarnya karena malah setuju. Hee Mi pikir kalau Jae Chan kalah dengan
polisi itu, bahkan Benar-benar kalah Jaksa Lee pikir berpikir itu aneh.
“Jika ia
membunuhnya, ia takkan meminta itu. Dia pasti bersikukuh bukan Hak-young pelakunya.”
Kata Jaksa Lee. Jaksa Park berteriak marah menyuruh Jaksa Lee diam saja.
Jae Chan
memberitahu kalau Do Hak-young punya motif untuk membunuh Yoo Soo-kyung. Saat
itu dirumah So Kyung kesal meminta agar memperbaiki kabel dengan benar
“Saat kau
menerima panggilan survei nanti, tolong beri penilaian bagus untukku.” Pinta
Hak Young. Soo Kyung pikir itu diberikan apabila pekerjaannya bagus.
“Soo-kyung
memberi nilai buruk atas pelayanan Hak-young. Dia bahkan memintanya membuang
sampah. Jadi, ini membuat Do Hak-young marah dan membunuhnya.” Kata Tuan Choi
“Lalu
kenapa ia,. membuang sampah itu setelah membunuhnya? Jika itu membuatnya sangat
marah sampai membunuhnya, maka dia pasti sudah membiarkannya. Lalu Kenapa ia
membuang sampah itu untuknya?” kata Woo Tak seperti mencoba agar mereka bisa
berpikir logis.
Jae Chan
hanya diam saja. Woo Tak mengatakan Tak ada alasan. Tuan Choi menyetujuinya.
Hee Mi
berpikiran yang sama kenapa Hak Young
membuang sampah itu. Jaksa Park makin marah mendengar Hee Mi juga setuju dengan
polisi itu. Hee Mi mencoba mengelak. Jaksa Lee sengaja berbicara sambil
berdeham kalau Perkataan polisi itu masuk akal.
“Berhenti
menggerutu!” ucap Jaksa Park marah. Jaksa Lee meminta maaf kalau itu karena
lehernya yang sakit dan memberikan senyuman pada Hee Mi. Tapi Hee Mi tak
mengubrisnya. Jaksa Son terus mengikuti tanpa banyak berkomentar.
Flash Back
Tuan Choi
bertanya apakah Jae Chan tak yakin dengan pemikiranya. Jae Chan bertanya apakah
Tuan Choi sungguh berpikir Do Hak-young membunuh Yoo Soo-kyung, karena
mereka sudah berusaha mendapatkan bukti,
tapi tak bisa menemukanya.
“Apa Kau
ingat detektor kebohongan? Itu tak bisa menentukan kebohongan. Jika ia pelaku,
maka alat itu seharusnya menyatakannya. Dilihat di CCTV, Do Hak-young hanya
diam selama 13 menit di rumahnya. Apabila Membunuh, membersihkan, menggambar
dengan darah, dan membersihkan noda dalam 13 menit. Apa Menurutmu itu mungkin?”
ucap Jae Chan.
“Benar,
itu aneh... Tapi tak ada lagi yang tampak seperti pelakunya kecuali dia. Itu
tak membuktikan bahwa Do Hak-young membunuhnya. Tapi Kepala Park takkan membiarkanmu
membebaskan pria itu.” Ucap Tuan Choi
“Jaksa
bekerja sendiri. Aku tak butuh persetujuan siapapun jika mengikuti prinsip.
Jika kubatalkan dakwaannya...” kata Jae Chan langsung disela oleh Tuan Choi
“Kau akan
dipecat dan Aku juga akan dipecat. Aku kenal banyak jaksa yang dipecat karena
bekerja sendirian.” Kata Jaksa Choi
Jae Chan
binggung apakah harus membuat dakwaan.
Tuan Choi meminta agar Jae Chan agar lebih sedikit rendah hati. Jae Chan
tak percaya kalau dirinya dianggap angkuh.
Tuan Choi pikir kenapa harus Jae Chan yang yang melihat kebenarannya.
“Dari
pemeriksaan hari ini, maka tunjukkan apa yang kau lihat kepada para senior.
Mereka mungkin bisa melihat kebenaran karena mereka senior.” Kata Tuan Choi
memberikan saran.
Jaksa Son
tersenyum karena mengerti alasannya memanggil Jae Chan mengajak untuk
melihatnya karena ingin menunjukkan dan membujuk mereka.
Tuan Choi
yakin kalau para seniornya itu akan
setuju dengan pemikiran Jae Chan dan akan berpikir bersamanya.
Surat
"Pembatalan Penahanan" ada diatas meja, Jaksa Park terlihat kebingungan.
Jaksa Lee menyenggol Hee Mi dan Jaksa Son agar berbicara lebih dulu. Jaksa Son
pun hanya memanggil namanya tapi membuat Jaksa Park marah.
“Tolong
beri aku waktu untuk berpikir sendiri. Aku tahu apa yang ingin kalian katakan.”
Teriak Jaksa Park marah.
Yoo Bum
berharap Semoga kasus ini tak seperti kasus Kang Dae-hee. Hong Joo menyindir Tapi
siapa yang membela Kang Dae-hee dan itu Yoo Bum yang melakukanya. Yoo Bum
menegaskan kalau ia juga memihak Jaksa Jung.
“Dia akan
baik-baik saja tanpa bantuanmu.” Tegas Hong Joo setelah meminum habis cola
dalam gelasnya.
“Jae-chan
tak pernah bisa melakukan ini sendiri, Tapi Bukan berarti kemampuan Jae-chan
kurang. Kasus ini memang sulit dan Bukti yang ia punya tak cukup. Kita butuh
bukti penuh untuk menuntut tersangka. Tapi Jaksa sendiri tak bisa membuat bukti
penuh. Jadi Kau harus membantunya, Hong-joo.” Ucap Yoo Bum
Hong Joo
hanya diam. Yoo Bum memberikan amplop dengan kop surat "Firma Hukum
Haegang" Hong Joo melihat isinya adalah biodata Hak Young. Yoo Bum memberitahu kalau ayah Do hak-young mantan
pengedar narkoba terpidana, maka pasti juga mengikuti jejak kriminal ayahnya,
“Saat dia
sekolah ada kasus Penganiayaan dan pencurian. Dia bukan anak baik dan Dia
adalah sampah. Beri tahu orang-orang apa yang kau lihat. Maka, bukti itu, akan
penuh sendiri.” Kata Yoo Bum, Hong Jo tak mengerti apa maksudnya.
“Kasus Do
Hak-young adalah topik yang sangat terkenal untuk ditulis, oleh reporter. Kau
butuh lebih banyak bukti berguna, dan kurasa ini buktinya. Media lain akan
mengejarnya jika kau memberi mereka, informasi pribadinya.” Ucap Yoo Bum bisa
membayangkan apabila bukti itu sampai ke tangan reporter.
“Dengan
begitu, banyak reporter akan bekerja sebagai detektif.”ucap Yoo bum
Mereka
pun membuat forum "Profil Do Hak-young Mengungkap foto kelulusan Do
Hak-sang pembunuh.” Di dalam warnet salah seorang menuliskan pesan “Aku satu SMA dengan
Hak-young. Aku menemukan foto Do di buku tahunan dan Mengungkap wajah pembunuh
sebenarnya. Ayah Do Hak-young pengedar narkoba” ada juga yang
mengaku sebagai mantan tetangganya
“Saat
berita ini dikeluarkan, ribuan orang akan membagikan informasi mengenai
dirinya. Semua yang dekat dengan Hak-young akan membagikan setiap detilnya. Do
Hak-young akan menjadi penjahat besar, dan orang akan menekan jaksa untuk
mendakwanya.” Jelas Yoo Bum dengan sangat yakin rencana yang dibuatnya.
“Jadi Kau
memintaku memanipulasi media.” Kata Hong Joo. Yoo Bum pikir kalau kata
Manipulasi Itu terlalu vulgar.
“Maksudku,
kau tak seharusnya melawan publik dan Sudah pasti ia pelakunya. Kita tak bisa
membebaskannya. Apa Kau pikir kita harus membebaskannya? Dengan Mematuhi hukum,
maka takkan membuat Jae-chan menang. Jadi Hong-joo, kau harus, membantunya
memenuhi bukti,. agar Jae-chan bisa mendakwanya.” Kata Yoo Bum menuangkan cola
dalam gelas Hong Joo sebagai perumpanan.
Hong Joo
mengemudikan mobil kantor dan berhenti di lampu merah, matanya menatap pada
amplop sebagai barang bukti yang diberikan Yoo Bum. Pikiran mengingat kejadian
yang lalu.
Flash Back
Jae Chan
mengemudikan motornya dengan Hong Joo mengikuti paman yang membawa mobil di
depanya. Mereka sampai di tepi sungai tapi tak melihat si paman, hanya ada
topinya. Jae Chan melihat paman sedang berjalan masuk ke sungai seperti ingin
bunuh diri dan berteriak memanggilnya agar keluar. Tapi si paman sudah
tenggelam masuk ke dalam sungai.
“Aku akan
mencoba menariknya. Jadi Tarik kami dari belakang. Mengerti?” ucap Jae Chan
sudah mengikat talinya. Hong Joo melihat paman yang tenggelam teringat ayahnya
mati karena tentara itu dan bertanya kenapa harus menariknya.
“Dia
sepertinya pria lemah yang tak bisa berenang. Aku bisa berenang.”kata Jae Chan.
“Tidak,
maksudku,. kenapa aku harus menyelamatkannya?” kata Hong Joo penuh penuh rasa
dendam.
“Tentu saja
kau harus menyelamatkannya.” Kata Jae Chan.
“Biarkan
ia tenggelam. Dia kakak dari orang yang membunuh ayah kita. Aku sangat
membencinya. Kenapa harus kuselamatkan? Biarkan dia pergi ke neraka dan menemui
adiknya disana! Biarkan dia bertanya, kenapa adiknya membunuh ayah kita!” ucap
Hong Joo benar-benar marah. Jae Chan memberikan pukulan di wajah Hong JOo sampai terjatuh, karena menganggapnya seorang pria.
“Hei..
Apa Kau gila?? Apa Kita harus
membiarkannya tenggelam karena membencinya? Apa itu alasanmu?” kata Jae Chan.
Hong Joo membenarkan.
“Aku
sangat membencinya. Biarkan ia mati tenggelam!” kata Hong Joo. Jae Chan
berteriak meminta Hong Joo agar sadar.
“Dia
seperti kita Dia juga tak percaya dengan kejadian kemarin dan ingin memutar
waktu untuk menghentikan itu. Dia pasti berharap semua ini hanya mimpi. Selamatkan
dia. Kau harus menyelamatkan dia dan aku jika tak ingin menyesal nanti. Aku
percaya kepadamu.” Ucap Jae Chan.
Hong Joo
tersadar dari lamunanya, bunyi klakson mobil terdengar menyuruh segara maju
karena lampu hijau sudah menyala.
KANTOR
JAKSA DISTRIK HANGANG SEOUL
Jae Chan
keluar ingin menghentikan Taksi tak tak ada yang kosong. Hong Joo datang dengan
mobilnya memanggil Jae Chan, Jae Chan
melihat Hong Jo yang datang heran karena baru saja ingin menjemputnya. Hong Joo
mengatakan kalau ingin menjemput Jae Chan malam ini untuk minum kopi bersama.
Keduanya
sampai di kedai kopi langganya, Cho Hee melihat keduanya yanga memesan semakin
larut denga memberikan pesanan. Hong Joo melihat kalau mereka tak memesan kue
kering. Cho Hee mengaku hanya ingin menyajikannya dan mereka ternyata datang.
Hong Joo pun dengan senang hati menerimanya dan mengucapkan Terima kasih.
Keduanya
duduk di bagian depan lantai dua, Hong Joo langsung menanyakan Bagaimana
pemeriksaan Woo-tak. Jae Chan mengatakan kalau semuanya lancar. Hong Joo
bertarnya apakah Do Hak-young akan didakwa. Jae Chan hanya menatapnya.
“Aku tak
bertanya sebagai reporter. Ini tak direkam.” Kata Hong Joo menyakinkan.
“Aku tak
bisa mendakwanya.” Kata Jae Chan. Hong Joo kaget kalau Hak Young akan segera
bebas dan Jae Chan akan membebaskannya. Jae Chan pikir itu Harus di lakukan.
“Apa Kau
punya bukti lain? Woo-tak mempengaruhimu, 'kan?” kata Hong Joo terlihat kesal.
Jae Chan memegang tangan Hong Joo agar bisa mendengarnya dan lebih tenang.
“Sejak
awal, kupikir pelakunya Do Hak-young. Jadi, aku berusaha keras membuktikan ini
Tapi itu tak terbukti. Kami sudah melakukan autopsi, tapi semuanya
bersih,bahkan Tak ada darah yang menunjukkan perlawanan. Aku menyita dan
memeriksa seluruh rumahnya, tapi tak ada darah sama sekali.” Jelas Jae Chan.
“Lalu
semua masuk akal,. saat aku mulai berpikir Do Hak-young bukan pelakunya. Yoo
Soo-kyung sering pingsan karena penyakit “otolithiasis.” Itu sebabnya ia
pensiun dini.” Kata Jae Chan dengan memperlihatkan gambaran kejadian Soo Kyung
yang jatuh dirumahnya.
“Jadi, Apa
ia meninggal karena pingsan,. akibat otolithiasis setelah Do Hak-young meninggalkan rumah?”
kata Hong Joo
“Ya. Itu
membuat hasil autopsi benar. Tertulis bahwa ia meninggal karena perdarahan otak
dan tak ada luka. Dan Fakta bahwa Do Hak-young membuang sampah untuknya juga
masuk akal. Tak ada noda darah di pakaiannya. Semua masuk akal.” Jelas Jae
Chan.
“Bagaimana
dengan gambar darah di lantai? Bagaimana kau menjelaskannya?” ucap Hong Joo
dengan nada sedikit marah
“Itu yang
tersulit. Saat kuanalisis gambar darah itu,... semua digambar sekali
coretan.”kata Jae Chan. Hong Joo pikir maksudnya Tanpa berhenti.
“Do Hak-young takkan bisa melakukan itu dalam
13 menit tanpa noda. Menurutmu apa mungkin ia menggambar, tanpa ada noda di
kakinya?” kata Jae Chan.
“Lalu
siapa yang menggambarnya?” kata Hong Joo. Jae Chan juga tak tahu.
“Tapi aku
tahu bukan Do Hak-young. Pasti ada yang kita lewatkan. Karena tak bisa kita
temukan, Do Hak-young masuk perangkap.”kata Jae Chan yakin.
Flash Back
Di rumah
setelah Soo Kyung jatuh dan tak sadarkan diri, vacum robot berjalan melewati
darah dan membentuk sebuah garus lurus dan keluar dari jendela rumah. Vacum
jatuh dalam semak-semak dan seorang anak melihat ada vacum langsung menaruhnya
ditempat barang bekas.
“Jadi,
kau akan membebaskannya? Dia tersangka utama!” kata Hong Joo terlihat masih
marah. Jae Chan membenarkan.
“Aku tak
kompeten, 'kan? Aku kalah dengan ucapan Woo-tak,. dan tersangka utama “Akui Jae
Chan. Hong Joo mengatakan tak bisa menyangkalnya ucapan Jae Chan.
“Aku
menyukaimu.... Aku sangat menyukaimu sampai aku benci, karena mengecewakanmu.”
Kata Jae Chan tiba-tiba mengungkapkan isi hatinya.
“Kau ini kenapa?
Kenapa mengatakan itu sekarang?” kata Hong Joo binggung
“Jadi,
aku ingin mengubah dakwaan terhadap Do Hak-young. Tapi aku tak bisa mendakwa
pria tak bersalah dan Itu bisa merusak hidup seseorang. Aku sangat menyukaimu, tapi
perasaanku bukan apa-apa, dibandingkan hidupnya.. Maaf, aku telah
mengecewakanmu.” Ungkap Jae Chan terlihat sangat serius.
Hong Joo
berkaca-kaca mendengarnya, lalu teringat dalam mimpinya Jae Chan kebingungan
mengetahui ukuran jarinya. Ia melihat ada kawat sisa kue dan membentuknya
cincin di jarinya dan memasangkan pada jari Jae Chan. Jae Chan binggung kenapa
memberikan itu.
“Kupikir
kau akan membutuhkannya.” Kata Hong Joo tersipu malu lalu mengaku Jae Chan itu
mirip dengan seseorang. Jae Chan bertanya siapa orangnya.
“Dia
adalah orang yang memukulku dulu.” Cerita Hong Joo. Jae Chan marah karena ada yang
memukul Hong Joo
“Aku tak
tahu namanya atau rumahnya,. tapi ia tak sejahat itu.” Kata Hong Joo
“Dia gila
karena memukul wanita. Itu tak normal. Jangan berhubungan dengan orang seperti
itu.... Aku tak seperti orang itu.” Ucap Jae Chan. Hong Joo menyetujui saja
kalau Jae Chan tak seperti itu.
Hong Joo
melihat "Data Pribadi" lalu bagian kolom Kejahatan: Pencurian,
penganiayaan dan juga Dakwaan tanpa penahanan untuk pencurian dan penganiayaan.
Doo Hyun datang bertanya apakah sudah bertemu dengan Yoo Bum dan ingin tahu
yang dikatakan.
“Dia
memberiku beberapa dokumen tentang Do Hak-young.” Kata Hong Joo. Doo Hyun
penasaran apakah Hong Joo sudah membacanya.
“Ya, ada
catatan dia waktu sekolah.” Kata Hong Joo.
“Ini
Sudah kuduga ia sangat buruk. Aku tahu ia akan melakukan kejahatan. Apa Kau
bisa membuat beritanya?” tanya Doo Hyun. Hong Joo terdiam kembali mengingat
kejadian sebelumnya.
Flash Back
Jae Chan
mengumpat Hong Joo sudah gila dan
membiarkannya tenggelam karena membencinya. Ia meminta agar Hong Joo
menyelamatkan paman itu dan juga dirinya kalau memang Hong Joo tak mau
menyesalinya. Hong Joo hanya diam saja saat Jae Chan mulai masuk ke dalam sungai.
Jae Chan
berhasil menemukan paman yang tenggelam dan akan naik, tapi ia tak bisa
merasakan tarikan tali Hong Joo dan akhirnya ikut tenggelam. Hong Joo masih
terdiam akhirnya sambil berteriak menarik tali. Hong Joo dan paman sudah ada di
pinggir sungai dan tak sadarkan diri.
Hong Joo
menekan bagian dada Jae Chan agar bisa sadar tapi Jae Chan tetap saja diam. Ia
memberikan nafas buatan untuk Jae Chan, beberapa kali. Sementara tangan Paman
mulai bergerak. Jae Chan pun terbatuk
mengeluarkan air dan sadarkan diri, ia terbangun dan melihat paman yang juga
tersadar. Hong Joo hanya bisa menangis dan Jae Chan memeluknya. Jae Chan
mengucapkan Terima kasih karena sudah menyelamatkannya.
Hong Joo
mengatakan pada Doo Hyun kalau bahan itu
takkan diberitakan. Doo Hyun ingin tahu alasanya karena Itu catatan
Hak-young saat kecil. Hong Joo pikir tapi tak ada hubungannya dengan kasus
sekarang dan Akan ada kebingungan dengan penyelidikan jaksa.
“Apa Kau
yakin?” ucap Doo Hyun terlihat ragu. Hong Joo menganguk dan bertanya apakah Doo
Hyun ingin melihatnya.
“Tak
usah. Aku percaya kepadamu.” Kata Doo Hyun.
Jaksa
Park terlihat masih ragu dengan surat "Pembatalan Penahanan" yang ada
didepanya, tapi akhirnya menyakin diri kalau sudah membuat keputusan dan memberikan cap sebagai
tanda persetujuan. Sekertarisnya akan mengambilnya, tapi Jaksa Park menahan
seperti masih ragu. Tapi Sek memiliki kekuatan lebih bisa menariknya. Jaksa Park pasrah kalau akan dimarahi Penuntut Umum.
Sek Yoo
Bum masuk ruangan memberitahu Do Hak-young
dibebaskan. Yoo Bum mengumpat pada Jae Chan dengan menjatuhkan semua barang
dimeja, meminta agar Sek-nya menulis
siaran pers dan minta wawancara media. Sek mengerti dan keluar dari
ruangan.
“Aku
seharusnya tak berbaik hati kepadanya.” Ucap Yoo Bum lalu menelp Reporter Hwang.
Di depan
zebra cross, Jae Chan sudah memegang kotak cincin dan berlatih seolah-oleh akan
memberikan pada Hong Joo. Lalu Hong Joo melihat dari seberang jalan, Jae Chan
tersenyum melambaikan tanganya. Tapi tiba-tiba seorang pria dengan topi dan
pakaian hitam berdiri didepan Jae Chan.
Jae Chan
langsung jatuh dengan luka dibagian perutnya, Hong Joo berlari melihat Jae Chan
yang sudah mengeluarkan banyak darah. Ia pun berteriak meminta tolong agar
segera memanggil ambulance.
Hong Joo
terbangun dari tidurnya langsung menangis karena mimpi buruknya.
“Mimpi
terindah yang pernah ada dalam hidupku, berubah menjadi mimpi terburuk.”
Bersambung
ke episode 17
Mba ini koq udh episode 16, eps 14 15 nya belum,,
BalasHapusMbk dyah klu nileh request buat sinopsis yg our gab soon
BalasHapus