Ma Roo
berdiri membalikan badanya, So So masuk memberitahu kalau mereka harus pergi Semua
orang sedang menunggu. Ma Roo tetap diam saja melihat So So kembali keluar
ruangan, So So akhirnya kembali masuk menyuruh Ma Roo agar keluar.
“Apa yang
sedang kau lakukan? Kau harus melihat yang lain dan kembali ke Korea.” Ucap So
So melihat Ma Roo hanya diam saja.
“ So So..
Tolong aku...” ucap Ma Roo memperlihatkan kalau ia mengunakan sabuk kesucian.
So So mengumpat kesal karena membuatnya kesal.
“Kenapa
kau memakai itu? Apa yang harus kita
lakukan?” ucap So So kebingungan ternyata anggota yang dibawanya malah
mengunakan sabuk itu.
Tuan Oh
yang tak sabaran mengomel So So yang tidak kembali, dan akan masuk mengeceknya.
Nyonya Han meminta suaminya agar jangan lakukan itu. Tuan Oh merasa kalau Liburan
ini terlalu mahal untuk membuang-buang waktu di jalanan.
“Aku yang
akan pergi, Pak... Ada banyak tangga.” Ucap Yeon Jung akhirnya bergegas kembali
masuk
“Dia
orang yang baik, kalau jadi manusia itu harus seperti dia!” ungkap Tuan Oh
sengaja mengejek Kyung Jae yang hanya sibuk dengan ponselnya.
Yeon Jung
masuk ke dalam ruangan kaget melihat So So berjongkok didepan Ma Roo, dan
langsung berusaha agar bersembunyi. So So meminta agar Ma Roo diam dan akan
melepasnya. Yeon Jung langsung berpikiran yang lain.
“Kenapa
tidak bisa lepas?” keluh So So seperti tak sabaran. Ma Roo meminta So So agar
perlahan dan mengaduh kesakitan. Yeon Jung mulai berpikiran aneh dengan wajah
melonggo.
“Bagaimana
kau melakukannya?” keluh So So kesal. Ma Roo pikir mereka bisa melepaskanya.
“Ini
adalah aset budaya 700 tahun. Ini lebih berharga dari rumahmu.” Kata So So
marah
“Aku tahu
kau akan melakukan ini.” Ucap Yeon Jung akhirnya masuk melihat Ma Roo yang
mengunakan sabuk kesucian. Ma Roo hanya bisa mengumpat kesal karena ada orang
yang melihatnya.
Yeon Jung
akhirnya kembali, Tuan Oh heran melihat Yeon Jung malah datang sendirian. Yeon
Jung gugup mengatakan Masalahnya adalah.... Dai menyuruh untuk tidak memberi
tahu siapa pun. Tuan Oh malah makin penasaran memberitahu tentang hal apa.
“Jangan
beritahu mereka kalau aku bilang.... Dia memakainya.” Kata Yeon Jung. Mereka
pun kaget tak mengerti maksudnya. Yeon Jung hanya mengatakan kalau benda itu.
“Dia
memakainya sebagai orang Korea pertama dalam sejarah!” kata Yeon Jung. Tuan Oh
pikir itu Sabuk kesucian. Mereka pun bergegas ingin melihatnya.
Semua
melihat Ma Roo dengan menahan tawa,. So So pun berbicara ditelp dengan bahasa
Prancis. Ma Roo ingin bergerak So So memperingatkan agar Ma Roo jangan bergerak
karena sedang berbicara dengan City Hall, jadi diam saja.
“Kau
mengalami banyak masalah. Apa pekerjaan Ayahmu?” ucap Tuan Oh. Nyonya Han
mengeluh suaminya malah bertanya hal itu. Tuan Oh kembali bertanya ingin tahu
pekerjaan ayah Ma Roo.
“Dia
adalah pejabat publik.” Ucap Ma Roo. Tuan Oh ingin tahu dimana tepatnya. Ma Roo
menjawab diBalai Kota. Tuan Oh pun hanya bisa terdiam karena jabatanya cukup
tinggi.
“Aku
berbicara dengan City Hall.” Kata So So. Ma Roo ingin tahu apakah bisa segera
membukanya.
“Mereka
akan melaporkannya ke polisi.” Kata So So. Ma Roo benar-benar tak percaya
mereka harus berurusan dengan polisi juga.
So So
menjadi penerjemaah saat polisi datang yang mengambil gambar Ma Roo dari depan
belakang samping kanan dan kiri layaknya seoran tahanan. So So menjelaskan kalau Mereka selesai
mengambil foto bukti jadi Jangan duduk atau berbaring di mana saja. Dan Jika meninggalkan
tempat ini maka Ma Roo akan ditangkap. Polisi kembali berbicara dan So So
menjelaskan dalam bahasa korea.
“Dan
mereka ingin tahu kenapa kau melakukannya. Apa kau mencoba untuk mencurinya?”
ucap So So
“Tidak,
aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya.” Jawab Ma Roo
“Apa kau
terobsesi dengan produk wanita atau Apa kau memiliki fantasi seksual yang
unik?” tanya So So
“Aku bukan
orang sesat. Bukankah semua orang mau mencobanya sekali saja?” kata Ma Roo
mencoba mencari pembelaan. Semua teman satu timnya mengelengkan kepala. Tuan Oh
mengeluh Ma Roo itu memang harus dipermalukan.
“Kupikir
semua orang merasa seperti itu.” Ucap Ma Roo dengan wajah melas.
“Tukang
kunci yang dipekerjakan oleh pusat kebudayaan ada di Paris. Jadi dia akan ada
di sini dalam lima jam.” Ucap So So, Ma Roo kaget kalau harus menunggu Lima
jam,
“Aku
harus pergi. Tidak bisakah mereka bergegas?” kata Ma Roo yang harus bergegas
kembali ke Korea.
“Itu
adalah yang terbaik yang bisa mereka lakukan. Dan Mereka ingin tahu apa mereka
bisa memotret lagi.” Ucap So So
Ma Roo
pun memperbolehkan, tapi tiga polisi itu ternyata ingin selfie dengan Ma Roo
yang memakain sabuk kesucian. Ma Roo panik karena yang diperbolehkan untuk
barang bukti bukan foto pribadi.
Adik So
So mencari informasi ternyata Dibutuhkan
empat jam dengan mobil ke Mont Saint-Michel, lalu berpikir kalau akan terlambat
jika naik bus atau kereta. Ia mencari
tahu informasi akal naik taksi dan Harganya antara 600.000 won sampai 700.000
won, lalu melihat dompetnya.
“Aku
tidak punya waktu dan juga tidak punya uang.” Keluh Adik So So kesal sendiri
dengan dirinya.
Mereka
berkumpul satu ruangan untuk menunggu Yeon Jung pikir karean mereka semua bernasib sama jadi menyarankan
untuk mengenalkan diri dan meminta Tuan Oh lebih dulu karena yang paling tua
diantara semanya. Tuan Oh pun tak masalah kalau harus memperkenalkan diri.
“Aku
adalah presiden sebuah restoran ayam dan bebek. Yaitu Restoran Taman Gapyeong. Aku
Oh Gab Soo.” Ucap Tuan Oh. Semua hanya terdiam. Tuan Oh pikir mereka harus
bertepuk tangan, semua pun bertepuk tangan dengan terpaksa.
“Ini
adalah istriku.” Kata Tuan Oh. Nyonya Han ingin bicara tapi Tuan Oh lebih dulu
menyela.
“Namanya
Han Bok Ja. Dia adalah wakil presiden Taman Gapyeong.” Kata Tuan Oh
“Restoran
kami menyajikan ayam dan bebek asli...” kata Nyonya Han dan disela oleh Tuan Oh
kalau sudah mengatakannya pada mereka.
“Aku minta
maaf karena berbagai alasan. Silahkan kunjungi restoran kami.” Kata Nyonya Han.
Semua terlihat menghormati Nyonya Han yang tahan dengan tingkah suaminya.
“Saat ini
aku bekerja di Cooperate, dan namaku Jung Yeon Sung. Dan dia...” ucap Yeon Jung
ingin mengenalkan Hyun tapi terpotong oleh Ma Roo.
“Kau
bilang Cooperate? Bukankah itu perusahaan Jasa Ekspedisi?” kata Ma Roo. Yeon
Jung senang Ma Ro yang tahu dengan bidang pekerjaanya.
“Kau
mengirim dua kontainer ke Afrika di awal tahun, kan?” kata Ma Roo
“Aku
pikir kami mengirim lebih dari 100 kontainer...” ucap Yeon Jung. So So
memberitahu kalau ia berkerja Perusahaan farmasi, yaitu Farmasi dunia.
“Aku
tidak berpikir kita bisa bertemu di sini. Kami menjanjikan pelayanan yang optimal
dengan tulus dan sopan. Aku adalah Direktur Cooperate, Jung Yeon Sung.. Tolong
bantuannya.” Kata Yeon Jung memberikan kartu namanya. Ma Roo pun memberikan
kartu nama dalam dompetnya.
“Wow,
pria ini bekerja di perusahaan farmasi ternama di negara kita, yaitu Farmasi
dunia. Dia bekerja dalam perencanaan strategis. Yang terbaik dari yang terbaik.”
Kata Yeon Jung meminta mereka tepuk tangan untuk San Ma Roo.
Sementara
Hyun yang sibuk dengan SNS, mengirim foto Ma Roo dengan caption “Raja sabuk
suci dari Farmasi Dunia.”
Kepala
Yoon sudah bisa melihatnya dari internet, Ma Roo mengunakan sabuk kesucian dan
langsung bertanya dengan nada tinggi apa maksud gambar itu. Nona Oh menjelaskan
kalau itu Laporan real-time dari postingan media sosial tentang perusahaan
mereka yang ikut ditandai.
“Aku tahu
itu! Dikatakan bahwa Farmasi Dunia merilis raja sabuk suci! Apa yang salah
dengan bajingan ini? Kenapa dia pergi ke sana untuk melakukan ini? Bagaimana
kau mengajar juniormu?” ucap Kepala Yoon. Nona Oh hanya bisa tertunduk meminta
maaf. Lalu Kepala Yoon kebingungan untuk mematikan layar komputernya.
Nona Oh
langsung mendatangi Byung Jae karena tidak mendapatkan izin lebih dulu. Byung
Jae pikir Laporan media sosial real-time perlu dikumpulkan secara real time.
Nona Oh menegaskan kalau sudah bilang untuk melapor kepadanya lebi dulu. Byung Jae meminta maaf dan berjanji tidak
akan melakukannya lagi.
Saat itu
ponsel mereka berbunyi, Gambar Ma Roo pun mulai menyebar dengan caption [Farmasi Dunia merilis Raja sabuk suci.]
Kim Kyung
Jae mengenalkan diri kalau bekerja di
sebuah perusahaan kecil. Tuan Oh pikir Kyung Jae itu menjadi bos jadi sudah
berhasil. Kyung Jae tak membahasnya mengenalkan So Ran sebagai pacarnya.
“Aku Han
So Ran. Aku adalah karyawan perusahaan.” Ucap So Ran. Tuan Oh mengeluh kalau
Namanya juga susah untuk dikatakan. So Ran ingin marah tapi Nyonya Han langsung berkomentar.
“Wajahmu
cantik, sama seperti namamu. Kau harus mengunjungi restoran kami kalau ada
waktu.” Kata Nyonya Han. So Ran pun menganguk tak jadi marah.
Ma Roo
merasakan ponselnya bergetar dan langsung mengangkatnya, Nona Oh ingin tahu apa
yang dikerjakannya sekarang. Ma Roo menjelaskan sudah memesan penerbangan untuk
malam ini Tapi ada sesuatu yang terjadi. Nona Oh pikir itu masalah Ma Roo
sendiri.
“Kenapa
kau selalu mendapat masalah? kembalilah!” ucap Nona Oh marah. Ma Roo bertanya
apa ada sesuatu yang salah.
“Itu
pertanyaanku. Apa ini saatnya main-main?” kata Nona Oh. Ma Roo pikir tak ada
yang main-main karena mengatakan akan kembali.
“Ma Roo,
Aku akan membuat diriku jelas Aku mencintaimu. Kau satu-satunya..” Tegas Nona
Oh, Ma Roo mengaku kalau merasakan hal yang sama.
“Tapi... Aku
tidak bisa bersama seseorang yang menyerah pada masa depannya.” Kata Nona Oh.
Ma Roo tak mengerti apa maksudnya itu
“Sepertinya
kau menyerah pada masa depanmu. Jadi Kembalilah! Aku tutup!” kata Nona Oh dan
langsung menutup telpnya. Ma Roo hanya bisa mengumpat kesal dan saat itu So So
kembali datang.
“Silahkan
makan siang dulu, dan kalian bebas melihat-lihat hari ini. Aku harus tinggal di
sini sebagai walinya.” Ucap So So
“Tentu
saja, Kau harus melakukan itu. Kita harus mempertimbangkan situasinya.” Kata
Tuan Oh
“Itu
aneh. Kenapa kau mempertimbangkan situasinya?” ucap Nyonya Han heran. Tuan Oh pikir
pikir Ma Roo yang terpenting, bukan tur mereka.
“Kau bisa
Bicara padaku nanti, oke? Dan jangan beritahu siapapun kau orang Korea. Ini
memalukan” kata Tuan Oh, Ma Roo menganguk mengerti dan So So mengajak mereka
segera bergegas keluar dan meminta Ma Roo agar menunggu.
Semua
sudah ada direstoran Omellete sebelumnya, Yeon Jung dan Hyun sibuk foto
bersama. So Ran terlihat kesal dengan Kyung Jae yang terus sibuk dengan
ponselnya. So So memberitahu kalau mereka akan melanjutkan jadwal besok pagi.
“Tidak
apa-apa dan Kita harus saling membantu.” Kata Tuan Oh terlihat santai
“Kau
benar. Para pekerja di daerah itu melakukan pemogokan tahun lalu. Jadi
transportasi umum ke Mont Saint-Michel terputus. Tapi orang-orang yang mendapat
uang dari para pengunjung yang mendukung pemogokan tersebut. Aku menyadari
bahwa orang-orang memahami situasi masing-masing di Perancis.” Ucap So So
“Tapi
mereka seharusnya tidak mogok kerja. Perekonomian membuat negara tetap hidup. Dan
kita perlu negara kita untuk hidup. Pemogokan adalah masalahnya. Apa aku salah?”
kata Tuan Oh mulai kembali bicara dengan nada tinggi.
So So tak
menjawabnya memilih untuk pamit pergi lebih dulu. Tuan Oh mengajak mereka
menikmati makan lebih dulu. So Ran menatap keluar seperti kesal karena Kyung
Jae masih sibuk dengan ponselnya.
So So
akhirnya datang mengetahui Ma Roo pasti lapar tapi tidak membawakan makananya.
Ma Roo pikir tidak punya hak untuk makan. So So mengatakan bukan itu alasan
tapi tidak ingin Membuat Ma Roo pergi ke kamar kecil.
“Aku tidak
tahu kenapa aku datang ke Perancis. Seharusnya aku tidak datang jauh-jauh
kemari.” Ungkap Ma Roo
“Aku juga
merasa seperti itu. Aku tidak tahu kenapa aku datang ke sini.” Ungkap So So. Ma
Roo heran kenapa So So mengatakan hal itu.
Kita
semua menyesali pilihan masa lalu kita. ..Aku mengerti. Semua pilihan yang kita
buat dibuat saat masih muda. Entah itu 10 tahun yang lalu atau 10 menit yang
lalu, kita masih muda.” Ucap So So
“Apa itu
sebabnya kau mengatakannya? Apa kau terlalu muda untuk mengetahui yang lebih
baik?” kata Ma Roo
“Kita tidak
bisa mengetahui segalanya dan mulai dari sebuah tebakan saja. Aku membuat
banyak kesalahan saat mencoba segalanya Tapi aku tidak malu.” Ungkap So So lalu
mendengar suara berisik.
Ma Roo
bertanya apakah itu tukang kunci, So So melihat dari depan pintu kalau mereka
turis. Terdengar suara beberapa orang mengunakan bahasa korea kalau orang di
dalam jadi ingin memeriksanya. Ma Roo ingin tahu apakah ada banyak orang. So So
menganguk dengan wajah panik.
Ma Roo
ingin tahu turis pria atau wanita, So So menjawab itu Wanita. Mereka akhirnya
masuk, So So memilih untuk menyingkir, salah satunya tahu kalau yang dipakai adalah sabuk kesucian, lalu
berpikir kalau ia adalah orang korea.
Salah
satunya pun bertanya, Ma Roo tak menjawab berpura-pura tak mengerti
perkataanya. Mereka pun berpikir Ma Roo
adalah orang sesat dan ingin ngambil gambar. Ma Roo langsung menolaknya, dengan
bahasa inggris dan menyarankan untuk mengambil foto mereka bertiga saja.
Mereka
pun memberikan kamera, Ma Roo mulai menghitung tapi diakhirnya dengan kata “kimchi!”.
Ketiganya terlihat hanya bisa melonggo dan malu ternyata Ma Roo yang mengunakan
sabuk kesucian adalah orang korea. So So tak bisa menahan tawa berjalan masuk
lalu meminta maaf, Ma Roo terlihat pasrah karena kebohongan membuat di
permalukan.
So Ran
bertanya pada Kyung Jae Apa ada masalah. Kyung Jae mengaku ini bukan apa-apa.
Sa Ran ingin tahu apa yang salah, Kyung Jae mengeluh So Ran yang bersikap
seperti itu lagi. So Ran makin kesal karena
seperti Kyung Jae menyindirnya bertingkah seperti itu lagi.
“Kau
marah sekali saat tadi malam dan Yang kau lakukan hari ini adalah berbicara di
telepon terus” kata So Ran. Kyung Jae mengaku kalau itu karena kerjaan.
“Aku
pikir ada yang salah.” Ucap So Ran. Kyung Jae meminta agar menghentikan saja.
So Ran ingin tahu Hentikan apa maksdunya.
“Tidak
bisakah kita diam saja? Apa kau ingin bertengkar di Perancis?” ucap Kyung Jae.
So Ran pikir tak ada yang bisa dilakukan.
Kyung Jae
mengajak pergi, So Ran ingin tahu kemana. Kyung Jae pikir tak peduli akan
kemana, menurut tak mungkin akan tetap ada ditempat itu. So Ran pikir Kyung Jae bisa berhenti
bertingkah. Kyung Jae meminta So Ran agar berhenti dan mencoba agar suasananya
tetap baik.
“Aku akan
kembali.” Kata So Ran. Kyung Jae ingin tahu kemana. So Ran menjawab ingin
kembali ke hotel karena kepalanya terasa sakit.
“Baik,
kembalilah.” Kata Kyung Jae tak peduli menaiki tangga, sementara So Ran yang
marah memilih untuk menuruni tangga untuk kembali ke hotel. Kyung Jae berbalik
arah, tapi ia hanya mengambil gelas kopi yang dibuang sembarangkan karena kesal
dan memilih untuk tak mengejar So Ran.
So Ran
berjalan sendiran diatas jembatan tempat sebelumnya mengambil foto, pikiran
kembali melayang mengingat kenangan dengan kepala tim.
Flash Back
Keduanya
naik lift bersama, Kepala Tim memberikan bingkisan masker untuk So Ran dan menekan tombil lift. So Ran sedikit panik
karean tubuh kepala tim sangat dekat.
Kepala Tim tahu So Ran bekerja lembur sebelum liburan jadi ingin
memberikan tumpangan. So Ran menolak tapi Kepala Tim tetap ingin memberikanya.
Akhirnya
So Ran pun pulang naik mobil tim. Ketuak tim ingin tahu rumah So Ran, So Ran
pikir Ketua tim bisa mengantarnya ke stasiun terdekat. Ketua Tim tahu kalau itu
pasti harus berjalan jauh dari rumahnya karena Ada yang ingin dikatakan. So Ran
ingin tahu apa itu. Saat itu telp dar
presdir, tapi kepala Tim tak ingin mengangkatnya.
“Bukannya
kau harus menjawab panggilan Presdir?” ucap So Ran. Kepala Tim pikir kalau bisa
bertemu besok. So Ran pikir telp itu mungkin saja penting.
“Waktu
kita bersama sekarang ini lebih
penting.” Ucap Kepala Tim. So Ran terdiam karena kepala tim seperti sedang
mengodanya.
“Aku akan
memberitahumu... Aku akan melamarmu saat kau kembali dari Perancis jadi Ayo
berkencan.” Ucap Kepala Tim
So Ran
mengingat itu semua merasa kalau ini menjengkelkan karena sekarang ia sudah
memiliki pacar dan ketua tim ingin melamaranya.
Kyung Jae
duduk diam ingin mengirimkan pesan pada pacarnya “ So Ran, aku minta maaf. Aku akan ke sana...” tapi saat itu telp dari
seniornya Kim Min Ki dan langsung mengangkatnya, Ia bertanya apakah Investasi mungkin tidak
berhasil, wajahnya terlihat kebingungan.
Adik So
So akhirnya bisa sampai di tempat kakaknya sedang tour, lalu melihat ada banyak
orang dan berusaha mengikuti dengan feelingnya.
Ma Roo
berbicara pada So So kalau ia tidak bisa kembali ke Seoul, So So mengatakan
kalau Ma Roo sudah melewatkannya sejak tadi. Ma Roo mengeluh kalau Semuanya
sudah kacau dan mendapat masalah sejak
pergi untuk perjalanan ini. So So pikir bisa memesan penerbangan besok malam.
Ma Roo seperti sudah tak peduli.
“Masalah apa
yang akan aku hadapi besok? Apa aku bisa pergi? Aku mungkin ditakdirkan untuk menghadapi
masalah ini.” Kata Ma Roo seperti sangat lelah dengan masalahnya.
“Jangan
percaya pada takdir. Itu tidak ada.”kata
So So. Ma Roo mengaku kalau percaya pada takdir.
“Aku
pikir nasib itu tergantung pada perasaan
kita. Itu takdir jika kita merasa seperti itu dan bukan takdir jika kita tidak
merasa seperti itu. Aku sama sekali tidak merasa ini adalah takdir dan inilah
aku.” Ucap So So
Lalu
terdengar suara orang melangkah masuk, So So pikir Tukang kunci sudah datang, lalu memberitahu
Ma Roo kalau dipanggil untuk menemui walikota, jadi harus pergi. Ma Roo
bertanya apakah maksudnya Walikota tempat
ini, So So membenarkan.
“Aku
tidak tahu kenapa dia meminta untuk berbicara dengan Pemandu.” Ucap So So. Ma
Roo bertanya apakah itu sesutu yang buruk
“Aku
tidak berpikir itu bagus. Jadi Aku akan kembali.” Kata So So bergegas pergi. Adik So So terus mencari sang kakak, seperti tak ingin kakaknya itu sendirian.
So So
bertemu walikota di tempat kerjanya memberikan kartu nama dengan memperkenalkan
diri sebagai Pemandu wisata di Eurobike Tour. Walikota pun mempekerkenalkan
diri sebagai walikota Mont Saint-Michel dan mengucapkan selamat datang.
Sementara Ma Roo melihat tukang kunci membawa banyak alat untuk membuka sabuk
kesucian.
Walikota
memberikan foto Ma Roo yang sedang mengunakan sabuk kesucian memberitahu kalau
turis ini bisa saja merusak aset budaya merka jadi ingin menyimpan foto ini
sebagai bukti. So So sudah mengetahuinya.
“Kami
akan menggunakan foto ini, dan foto ini sudah menjadi milik kami. Lalu Kami
akan menampilkan foto ini di sebuah artikel. Ini akan menjadi pesan yang jelas
bagi wisatawan lain.” Ucap walikota.
“Kenapa
kau harus pergi sejauh ini?” kata So So merasa kasihan dengan Ma Roo yang akan
dipermalukan.
“Kami
bahkan ingin membuat pesan peringatan untuk sejarah. Bagaimanapun ini adalah
Mont Saint-Michel.” Kata Walikota.
“Tapi
orang ini mungkin saja merasa malu selama sisa hidupnya.” Ucap So So
“Sebagai
gantinya, kami akan membuka tangga ke kaki malaikat, hanya untukmu. Jika kau
tahu sejarah, maka Kau akan mengerti. Kami tidak pernah membuka jalan menuju kaki
malaikat itu kepada siapapun. Dan kita tidak akan melakukannya setelah waktu
ini. Bisa dibilang orang ini membuka jalan menuju kaki malaikat” Ungkap
walikota. So So hanya terdiam.
So So
berjalan menaiki tangga dan saat itu Adiknya berjalan dibelakangnya, tanpa
disadari masing-masing. Lalu So So berbelok ke arah kiri sementara adiknya
berbelok ke arah kanan. So So berjalan sambil mengingat pertemuan dengan
peramal.
“Keberuntunganmu
sama, Pasti itu takdirmu. Kau akan bertemu dengan cinta abadimu di kaki
malaikat.” Ucap si peramal. So So ingin tahu Dimana kaki malaikat itu. Peramal mengaku tak tahu.
Ma Roo
memberitahu kalau itu ada dibagian atas gereja,
yaitu Santo Michael sang Malaikat Agung.
“Aku
tidak tahu dimana itu. Bagaimana aku bisa menemuinya?” ucap So So pada si
peramal.
“Jangan
khawatir. Orang ini akan membuka jalan menuju kaki malaikat.” Kata Si peramal.
Saat itu juga tukang kunci bisa melepaskan sabuk kesucian dari tubuh Ma Roo.
So So
terus berlari di jalan menuju rumah Bernard. Ma Roo tersenyum bahagia keluar
dari rumah, lalu mengerakan tubuhnya karena harus berdiam diri dan membungkuk
90 derajat lalu melihat So So sudah ada dibelakangnya.
“Apa kau bertemu dengan walikota?” ucap Ma
Roo. So So hanya diam saja.
“Kenapa
kau lari? Apa ada masalah?” tanya Ma Roo. So So tetap diam dan menatapnya.
“Kau
siapa?.... Kau siapa?” ucap So So menatap Ma Roo karena orang itu dianggap
sebagai takdirnya. Sementara Ma Roo tak mengerti seperti melihat So So dimasuki
sosok yang lainya.
Bersambung
ke episode 5
makin seru ceritanya. semangat terus kak buat update kelanjutannya!!!! :)
BalasHapusMakin seru.semangat bt update ya
BalasHapus