PS
: All images credit and content copyright : KBS
[Episode 4: Kehidupan Nenek]
Shi Kyung
masuk kelas memanggil Kim Bom, tapi Kim Bom hanya diam karena mendengarkan
musik dengan earphonenya. Shi Kyung berjalan mendekat dengan menatap kecantikan
Bom, lalu perlahan mendekat melepaskan earphone Bom. Keduanya saling menatap.
“Kenapa?”
tanya Bom. Shi Kyung tersadar dari rasa terkesimanya.
“Oh ya,
aku di sini untuk meyakinkan Bom. Tapi
Bagaimana aku bisa meyakinkan Bom yang
dingin?.. Ah.. Baiklah, aku akan mencoba bersikap cerdas dan logis.” Gumam Shi
Kyung menyakinkan dirinya.
“Jika kau
mau mengatakan sesuatu, katakan saja.”
Kata Bom melihat Shi Kyung hanya diam saja.
“Itu...
Kita akan tampil di talent show. Kami
akan menampilkan tarian. Tapi kami mengalami sedikit masalah. Ini bukan masalah
besar, tapi... Kupikir kami membutuhkan bantuanmu. Jika kau bisa membantu
sedikit...” kata Shi Kyung kebingungan jadi berbicara berbelit-belit.
“Astaga.
Apa yang kukatakan sekarang?” gumam Shi Kyung kebingungan
Bom
tiba-tiba langsung menyetujuinya, Shi Kyung kaget dan binggung apa yang
disetujuinya itu. Bom tahu kalau Shi Kyung meminta untuk tampil di talent show
bersamanya jadi memutuskan akan melakukannya. Shi Kyung makin binggung apa yang
akan dikatakan sekarang.
“Apa yang
akan kau berikan padaku jika aku ikut talent
show bersamamu?” kata Bom
“Entahlah.
Aku juga melakukannya dengan sukarela. Kupikir
kau harus memikirkannya.” Kata Shi Kyung
“Apa aku
harus mencari tahu apa yang kudapatkan
dari acara itu?” kata Bom. Keduanya saling menatap dengan senyuman.
Dua orang
pelajar berjalan dilorong membahas tentang hadiah sepeda. Shi Young
mendengarnya, mereka terus membahas kalau Biasanya tiket ke pusat kebudayaan.
Di kantor guru, salah satu guru melihat banyak pilihan sepeda dilayar
komputernya.
“Astaga,
aku pergi untuk latihan, dan Wakepsek sudah
menyebabkan masalah lagi. Kenapa banyak
sekali jenis sepeda? Aku belum pernah naik sepeda sebelumnya, jadi tidak tahu mana yang lebih bagus.” Keluh
si guru.
“Beli
saja yang paling mahal, Wakepsek akan membayarnya.” Kata Guru Park
“Apa kau
tahu berapa harganya yang paling mahal? Apa aku benar-benar harus melakukan hal ini?” ucap si Guru.
Shi Young
masuk ruangan bertemu dengan Guru Park,
menanyakan tentang hadiah talent
show adalah sepeda. Guru Park mengeluh dengan Gi Hoon tidak bisa diam dan sudah
memberitahu semua orang, akhirnya Ia membenarkan kalau memang itu adalah
hadiahnya.
“Aku juga
ingin tampil di acara itu.” Kata Shi Young yakin
“Namamu
tidak ada dalam daftar yang diberikan Ketua Kelas padaku.” Ucap Guru Park
“Tidak
dengan tim itu, tapi sendirian. Itu bukan acara untuk satu tim per kelas, kan?” laya Shi Young.
Guru Park membenarkan.
“Shi
Young, kau pasti akan bernyanyi atau melakukan pertunjukan satu orang jika kau
melakukannya sendiri. Apa kau butuh asisten? Aku punya banyak waktu luang.”
Kata Guru Park. Shi Young menolaknya lalu keluar dari ruangan.
“Aku
belum pernah melihat dia sebelumnya. Apa dia murid pindahan?” tanya Guru yang
satu. Guru Park membenarka, kalau itu adiknya dari Shi Kyung.
Semua
yang berkumpul di lapangan basket kaget melihat Bom datang bersama Shi Kyung.
Mereka bertanya Sudah berapa lama belajar menari. Bom mengaku belum pernah
belajar menari. Mereka yakin aklau Bom punya bakat alami., karena Orang yang
tidak pernah belajar biasanya lebih baik.
“Tarian
seperti apa yang kau suka? Apa Tarian
seksi atau yang menggemaskan?” tanya teman kacamata
“Saat aku
merasa sedih, aku suka Girls 'Generation atau AOA. Saat aku dalam suasana hati
yang baik, Miss A, EXID, Girl's Day...” kata Bom yakin,
Mereka
pun yakin kalau Juara pertama adalah milik mereka, dan mulai memilih lagu lebih
dulu.
“Kenapa
bukan Shi Kyung dan Bom yang memilih
lagunya? Kami tidak tahu banyak tentang
hal itu. Apa kalian mau melakukannya?” ucap teman mereka
“Aku juga
tidak tahu banyak.” Kata Shi Kyung. Tapi Bom menyetujuinya dan akan mencobanya.
“Aku
tidak punya waktu hari ini. Aku akan makan malam dengan ayahku.”kata Bom pada
Shi Kyung
Shi Kyung
ingin tahu kapan mereka bisa melakukanya.
Bom mengatakan akan meneleponnya nanti dan Shi Kyung juga sudah punya
nomornya. Joo Yeon menatap sinis pada keduanya. Bom bertanya apakah Shi Kyung
sudah menyimpanya, Shi Kyung membuka ponselnya. Keduanya saling berdekatan,
beberapa yang lain terlihat binggung dan Joo Yeon makin sinis melihat keduanya.
Makan Malam
Shi Kyung
terus melihat ponselnya. Ibunya melihat bertanya telp siapa yang ditunggu oleh
anaknya, apakah dari Ga Ram. Shi Kyung mengatakan bukan tapi dari seseorang
yang akan ikut talent show dengannya. Ibunya
tahu kalau Shi Kyung akan ikut talent show di Hospice.
“Ya, Ibu
dan Nenek akan datang untuk menonton, kan?” kata Shi Kyung
“Tentu
saja, aku akan pergi menonton cucuku.
Apa kau sudah memberi tahu mereka?” kata
Nenek Kim pada Nyonya Oh. Shi Young ingin tahu memberitahu tentang apa.
“Aku
sudah bertemu dengannya di Hospice.” Ucap Nyonya Oh. Shi Kyung pikir kalau itu
tentang ibunya yang berkerja di rumah sakit dan ingin tahu tentang apa itu.
“Bu, Apa
kau bekerja di Hospice? Apa yang kau kerjakan? Apa yang bisa Ibu lakukan
disana?” kata Shi Young. Nyonya Oh binggung.
“Pekerjaan
seperti apa? Apa Seperti perawat? Ibu tidak
melakukan pekerjaan seperti Nenek, membuat pakaian pemakaman, kan? Jangan
melakukan pekerjaan seperti itu.” Kata
Shi Young sinis.
“Memangnya
kenapa dengan pekerjaan itu?” kata Nenek
Kim.
“Aku
merasa seperti sedang berjalan ke peti mati setiap kali aku masuk ke ruangan
itu.” Kata Shi Young sinis.
“Aoa Kau
pikir tidak akan pernah meninggal? Apa
Kau tidak perlu memakai pakaian pemakaman?”
ucap Nenek Kim.
Shi Young
yakin kalau Itu masih lama sekali dan menyuruh ibunya agar Jangan lakukan itu,
karena tidak suka ibunya bekerja di sana. Nenek Kim bertanya apa yang salahnya
bekerja di sana dan apa yang akan Shi Young lakukan jika ibunya tidak bekerja
dengan mengejek kalau menyuruh menggali di tanah dan apakahndapat menemukan
sesuatu.
“Nenek
bilang tidak akan pernah mengganggu anjing saat mereka sedang makan. Kenapa kau
terus-menerus menggangguku, Nenek?” keluh Shi Young
“Itu,
itu, itu... mulutmu.” Kata Nenek Kim. Nyonya Oh langsung menyuruh Shi Young
diam dan makan saja dan Shi Kyung pun ikut terkena marah untuk tak melihat ponselnya terus menerus.
Shi Kyung
menatap ponselnya kebingungan karena Bom yang tidak menelepon, lalu berpikir
kalau sinyalnya jelek karenaberada di pedesaan. Ia lal menelp Ga Ram untuk
memastikan ponselnya. Ga Ram
mengangkatnya bertanya Ada apa menelpnya.
“Hanya
untuk mengucapkan selamat malam.” Ucap Shi Kyung. Ga Ram heran menyuruh Shi
Kyung melihat jam karena masih jam 7 malam, Shi Kyung langsung menutup telp
lebih dulu.
Shi Kyung
berbaring dikamarnya karena ponselnya yang tak masalah dan Sinyalnya sangat
bagus.
“Lalu,
hanya ada satu alasan mengapa dia tidak menelepon. Kim Bom lupa meneleponku.”
Gumam Shi Kyung kesal lalu membaringkan tubuhnya dengan melempar ponselnya.
Terdengar
suara bergetar, Shi Kyung buru-bur mencari ponselnya. Senyumanya terlihat
karena Kim Bom yang menelp.
Kim Bom
sudah menunggu di dalam minimarket sambil melihat ponselnya. Shi Kyung berlari
melihat Bom yang berbeda dengan disekolah, sambil bergumam kalau itu adalah Bom
yang seksi.
Keduanya
akhirnya duduk bersama sambil melihat video dance untuk tampil di talent show,
dengan earphone yang didengarkan bersama, tubuh mereka bersentuhan. Shi Kyung
pun menatap Bom yang membuat terkesiam dari awal.
“Aku
tidak merasa seperti ini sejak aku berhenti pergi ke tempat pemandian khusus wanita saat kecil. Semua sel di
tubuhku sudah hidup kembali, dan mereka berteriak. Aku sangat senang. Aku ingin
lebih dekat dengannya.” Gumam Shi Kyung.
Shi Kyung
sudah tertidur di kamarnya, wajahnya tersenyum seperti mimpi indah dan bergumam
“Malam itu, aku menari dengan Bom untuk waktu yang lama dalam mimpiku. Itu
adalah mimpi yang mendebarkan dan
menyenangkan.”
Nenek
membungkus barang dengan kain, lalu melihat ada baju Shi Young keluar dari
lemari, sambil mengeluh kesal membuka pintu lemar ingin membereskanya. Tapi
barang-barang Shi Kyung malah terjatuh begitu saja dan melihat isi kantung
plastik, seperti semua barang-barang Shi Kyung cosplay.
Bibi Oh
duduk dengan wajah lesu didepan rumah, Nenek Oh keluar rumah akan pergi, Bibi
Oh dengan sopan menyapanya dan kembali duduk lesu karena tak ada yang bisa
dikerjakanya.
Semua
anak mencoba menarikan lagu EXID, tapi terlihat gaya kaku yang tak bisa
mengoyangkan panggung mereka. Shi Kyung dan Bom menahan tawa melihat temanya
yang tak bisa menari dengan lentur.
Mereka merasa kalau itu terlalu sulit dan penari yang buruk, jadi Seseorang
perlu menunjukkan caranya.
“Kim Bom,
kau dan Shi Kyung yang memilihnya. Kalian berdua harus melakukannya.” Kata Si
teman bertubuh tambun.
“Hei,
yang kami lakukan hanyalah memilihnya.”
Kata Shi Kyung
“Kita
semua harus melakukan satu gerakan. Bom,
tunjukkan tarianmu.Kami akan mengikuti
gerakanmu. Lakukan.” Kata teman
mereka. Bom memastikan lebih dulu kalau mereka meminta untuk melakukanya.
Semua
hanya bisa melonggo melihat Bom yang kaku menari bahkan tak selincah yang
mereka lakukan. Bom tapi terlihat sangat percaya diri, Sgi Kyung bergumam tak
percaya kalau Bom tidak bisa menari sama sekali, dan mereka memanggilnya ratu
menari.
“Kim Bom,
ada apa denganmu? Kami dengar kau adalah ratu menari.” Ucap Si wanita tambun.
“Aku?
Siapa yang mengatakan itu?” kata Bom.
Temanya pikir sendiri yang bilang begitu, tentang Miss A, EXID, Girl's Day,
kalau bisa melakukan semua tarian mereka.
“Aku
bilang mendengarnya saat sedih dan bahagia. Kapan aku bilang hebat dalam menari? Aku penari yang buruk.”
Ucap Kim Bom
Si wanita
itu menyalahakan temanya yang mengatakan Kim Bom adalah ratu menari. Si pria mengaku kalau Itu
rumornya dan mereka pun kebingungan yang harus dilakukan karena semua
mengandalkan Bom. Bom mengerti maksud teman-temanya mengajak bergabung.
“Kalian
tidak perlu khawatir. Aku akan pergi. Aku
tidak benar-benar ingin ikut talent show itu juga.” Ucap Bom akan pergi.
“Kau mau
kemana? Kita seharusnya melakukannya
bersama. Ayo Lakukan bersama kami. Mari kita ganti ke tarian yang mudah dan melakukannya bersama.” Ucap Shi
Kyung menyakinkan Bom.
Shi Young
membahas mereka kebingungan karena Bom dan sebelumnya bahkan
menertawakantentang cosplay lalu sekarang mereka semua menyesal. Shi Kyung
mengaku kalau Tidak seburuk itu. Shi Young merasa kalau itu sangat buruk.
“Aku
dengar kau mendaftar juga, Shi Young. Bukankah sulit melakukannya sendiri? Haruskah aku
membantumu?”kata Ga Ram
“Tidak
usah, aku harus melakukannya sendiri.
Itu hanya akan bermakna jika aku
melakukannya sendiri.”kata Shi Young
“Oke,
carilah makna yang banyak. Ini akan menjadi
pertunjukkan terakhirmu. Dan juga pastikan untuk memakai sampah itu di
depan Ibu dan Nenek. Hanya berpikir tentang hal
itu membuatku merasa malu.” Ejek Shi Kyung
“Itu
bukan sampah.” Tegas Shi Young. Shi Kyung makin mengejek kalau limbah makanan.
Shi Young
kembali memanggil bernard, Shi Kyung pun
memanggil adiknya Sampah. Keduanya kembali adu mulut, Ga Ram diantara keduanya
binggung. Akhirnya memenangkan Shi Young sebagai sampah. Shi Kyung kesal kalau
dirinya bukan sampah lalu bergegas pergi.
“Dia
tidak punya kesempatan, kan?” ucap Shi
Kyung, Ga Ram pikir Shi Young bukan sampah.
“Hei,
bisakah aku mendengarkan LP di rumahmu?”
kata Ga Ram. Shi Kyung pun mengajak Ga Ram pergi ke rumahnya.
Nyonya Oh
membereskan sampah di kamar Tuan Kim, Tuan Kim duduk dengan menatap ponsel
ditanganya. Nyonya Oh mengajak bicara kalau melihat Tuan Kim sekarang hanya
duduk saja seharian ini, karena biasanya tidur setiap waktu.
“Beritahu
aku jika kau ingin menelepon lagi. Aku
akan meneleponnya untukmu. Kau ingin mendengar suara ibumu. Tapi, aku mungkin
akan mendapat masalah karena itu.
Beritahu dia untuk datang mengunjungimu.
Dia pasti sangat merindukanmu.” Kata Nyonya Oh
“Tidak...
lebih baik aku mati.” Kata Tuan Kim menahan rasa sedihnya. Nenek Kim masuk
ruangan.
“Apa kau
sudah makan sesuatu? Aku sudah
membuat baju pemakamanmu. Aku tidak
mengalami kesulitan saat menjahitnya, jadi
kupikir jalanmu tidak akan menimbulkan rasa sakit.” Kata Nenek Kim. Tuan
Kim melihat baju saat meninggal. Nyonya Oh terlihat binggung.
Ga Ram
melihat koleksi di kamar Shi Kyung tak percaya kalau Ayahnya itu mengumpulkan
banyak barang LP. Shi Kyung pikir kalau
membaca dan mendengarkan musik adalah hobinya dan Hobi ayahnya sangat
mulia tidak seperti dirinya.
“Kenapa
kau berbicara tentang ayahmu seperti dia orang asing?” ucap Ga Ram heran.
“Aku
tidak memiliki banyak kenangan tentang
dia. Dia hilang saat aku berusia tujuh tahun. Dia bersama Dokter Diluar
Perbatasan, pergi ke daerah yang tidak stabil dan hilang.” Cerita Shi Kyung
kesal
“Aku
tidak punya ibu.” Kata Ga Ram. Shi Kyung kaget dan saat itu Shi Young mendengar
keduanya bicara dalam kamar.
“Dia
meninggal karena kanker saat masih muda. Ada banyak keluarga yang rusak di
lingkungan ini selain aku.” Kata Ga Ram
“Hei,
jangan katakan itu. Aku benci mendengarnya
lebih dari siapapun.” Kata Shi Kyung
Shi Kyung
lalu menanyakan apakah Bom bisa melakukanya. Ga Ram mengejek kalau Shi Kyung
itu terlihat sekali menyukai Bom dan bertanya apakah memang tertarik dengannya.
Shi Kyung mengakui kalau Lebih dari itu. Ga Ram kaget Shi Kyung mau
mengakuinya.
“Dia
unik. Terkadang, dia tidak bersalah dan Terkadang, dia seksi. Kadang-kadang,
dia tampak tidak mengerti dan kemudian sangat dingin juga. Dia seperti
karakter video game yang kusuka.” Ungkap
Shi Kyung. Ga Ram tak percaya mendengarnya.
“Jika ini
berhasil dengan baik, harapan wakil kepala sekolah akan terwujud.” Kata Ga Ram.
Shi Kyung bertanya ada apa dengan wakepsek.
“Sekolah
kita tidak punya pasangan. Keinginannya
adalah untuk menjadi pasangan di sekolah.” Jelas Ga Ram.
“Ajumma
itu... Kenapa tidak ada pasangan satupun
di sekolah?” tanya Shi Kyung
“Mungkin
karena kami semua tumbuh besar bersama. Kami tidak memiliki ketertarikan satu
sama lain. Kami saling mengenal dengan baik. Kukira itu berbeda dengan murid
pindahan.” Kata Ga Ram mengoda
“Kami
tidak berkencan. Itu hanya sebuah godaan
untuk sekarang.”kata Shi Kyung. Ga Ram mengejek Bernard yang berani mengodanya.
Tiba-tiba terdengar teriakan Shi Young memanggil bibinya.
Shi Kyung
langsung datang bersama Ga Ram berpikir kalau ada kecoa atau sesuatu yang
menjijikan. Shi Kyung bertanya apakah melihat pakaian yang ada dilemari
kamarnya. Bibi Oh bertanya pakaian
seperti apa.
“Pakaian
cosplay-ku di kantong plastik. Apa kau
pernah melihatnya?” ucap Shi Young
“Bagaimana
aku tahu? Apa kau sudah mencarinya?” kata Bibi Oh
“Aku
mencari beberapa kali, tapi pakaian itu tidak ada.” Kata Shi Young.
“Kau
bilang itu ada di kantong plastik, kan?
Kupikir aku melihat nenekmu yang membawanya tadi.” Bibi Oh. Shi Young kesal
mendengar kalau nenek yang membawanya.
“Dia
pasti sudah membuangnya karena mengira itu sampah Sudah kubilang kalau itu seperti sampah.” Kata Shi Kyung mengejek.
Shi Kyung kesal langsung keluar kamar.
“Syukurlah.
Dia harus meninggalkan cosplay untuk selamanya.” Kata Shi Kyung melihat adiknya
“Hei..
Apa Kau tahu berapa berharganya itu bagi Shi Young.”kata Bibi Oh ikut keluar
memanggil keponakanya.
Shi Young
mencari ke tempat sampah, karena mungkin menemukan baju cosplaynya. Shi Kyung
mengikutinya dengan membawa sepatu menyuruh untuk berhenti, Shi Young tak
peduli menyuruh Shi Kyung untuk mengurus urusanya sendiri saja.
“Letakkan
itu. Kau bisa demam.”kata Shi Kyung memberikan sepatu. Shi Kyung yang kalap tak
peduli berlari masuk ke dalam rumah hanya mengunakan sepatunya.
“Maaf
karena kau harus melihatnya. Kau akan
sering melihat ini jika berada di sekitar kami.” Kata Shi Kyung pada Ga Ram
merasa tak enak hati.
Nyonya Oh
pulang ke rumah binggung melihat sampah yang berserakan, lalu neneknya juga
baru pulang. Shi Young dengan nada tinggi menanyakan keberadaan pakaian
cosplaynya. Nyonya Oh binggung apa sebenarnya yang terjadi. Bibi Oh memberitau Pakaian
cosplay Shi Young hilang.
“Ibu, apa
kau membuang pakaian Shi Young?” tanya Nyonya Oh pada ibu mertuanya.
“Aku
tidak tahu apa-apa tentang co-play atau cot-play itu. Ada beberapa pakaian di
lemari, jadi aku membuangnya. Apa kau tidak
membuang sampah itu?.” Kata Nenek Kim tak bersalah.
“Dimana
kau membuangnya? Aku mencari sampah di lingkungan itu, dan tidak ada di sana.”
Ucap Shi Young.
“Bukankah
menurutmu tukang sampah sudah
mengambilnya?” kata Nenek Kim santai akan masuk rumah
“Nenek, siapa
kau membuang barang-barang milikku dengan seenaknya begitu?” ucap Shi Young
marah.
Nenek Kim
makin marah melihat Shi Young berani bicara padanya. Nyonya Oh memarahi
anaknya, lalu menyuruh Shi Kyung agar mengajaknya membawa ke kamar. Shi Young
menolak ketika Shi Kyung mengajak ke kamar.
“Begitu
Ayah hilang dan kami mendatangimu.Apa yang kau lakukan saat itu, Nenek? Nenek mengusir kami dengan
mengatakan kalau Nenek tidak ingin melihat kami. Jadi Nenek tidak menemui kami
selama 10 tahun. Kau mengunjungiku ketika aku berusia enam tahun. Apa kau
bahkan layak untuk menjadi seorang nenek? Apa kau pikir bisa menjadi nenek jika
bertindak seperti sekarang? “ ucap Shi Young meluapkan rasa kecewa pada
neneknya.
“Kenapa
kau... Apa yang ingin kau katakan?” kata Nenek Kim. Nyonya Oh menyuruh Shi
Young agar berhenti.
“Aku akan
membuangnya bahkan jika nenekmu tidak melakukannya. Kenapa kau menahannya, Bu? Nenek
bilang kau terlalu keras pada suamimu, menyebabkan kematiannya. Lalu Kenapa Ibu
menangis di kamar sendiri? Nenek adalah orang yang selalu bersikap keras pada
semua orang. Menghancurkan suamimu tidak cukup, jadi kau juga menghancurkan anak laki-lakimu sendiri!”
ucap Shi Young marah. Nenek Kim menatap dengan mata melotot.
“Apa yang
terjadi dengan Ayah adalah kesalahanku?” ucap Shi Young. Ibunya mulai
berteriak. Nenek Oh terlihat jatuh lemas karena tak bisa menahan amarah lagi.
Ibunya
langsung Lee Shi Young keluar rumah. Shi Kyung menahan neneknya sebelum
terjatuh. Bibi Oh ikut pergi dengan kakaknya keluar dari rumah. Shi Kyung tetap
merasa tak bersalah dengan yang dikatakan. Nenek Kim melihat wajah Shi Young
kembali memanggil nama anaknya.
Ibu Shi Young
menarik anaknya keluar, Shi Young ingin
tahu apa kesalahanya. Nyonya Oh pikir anaknya sudah tidak waras, menurutnya Meskipun
sangat marah, tak mungkin bisa mengatakan itu pada Neneknya, bahkan tak
mengajarkan seperti itu.
“Kenapa
Ibu menyalahkanku? Nenek menganiayaku lebih dulu.” Kata Shi Young keras kepala.
Ibu Oh merasa tak percaya anaknya bisa melawan seperti itu.
“Apa aku
salah? Ibu berpikir begitu juga. Ibu membenci
Nenek juga, kan?” kata Shi Young dengan nada tinggi.
“Tidak!
Aku tidak membencinya. Dia punya hak untuk
merasa seperti itu.” Tegas Nyonya Oh
“Ibu
pembohong yang hebat.” Kata Shi Young. Nyonya Oh memberikan pukulan untuknya.
Shi Young mengeluh ibunya malah memukulnya.
“Apa yang
kau ketahui tentang Ibu? Apa kau berada di dalam hati Ibu? Dan juga, jika kau
mengatakan apapun yang kau rasakan, kau bukan manusia tapi binatang.” Ucap Ibu
Shi Young memarahi anaknya.
“Jika aku
binatang, maka Ibu juga.”balas Shi Young
“Apa Kau
ingin terus mengatakan omong kosong dengan mulut itu? Jangan mengucapkan
sepatah kata pun, lalu Masuk ke sana dan minta maaf pada Nenek.” Kata Ibu Shi
Young
“Tidak mau!
Aku tidak akan meminta maaf sampai dia membawa pakaianku kembali. Aku tidak
tahu harus berbuat apa dan
benar-benar harus menemukannya..” Tegas Shi
Young
“Ada apa
denganmu? Kapan kau ingin menjadi
manusia?” ucap Ibu Shi Young benar-benar tak habis pikir dengan anaknya.
Shi Kyung
merapihkan alas tidur dan meminta neneknya untuk berbaring, dan meminta agar bisa mengerti tentang
adiknya, karena ketika Shi Young marah maka tidak bisa berpikiran lurus dan
akan mengambilkan air. Tangan Nenek Kim
menahan Shi Kyung untuk pergi.
“Kapan
kau pulang? Ibumu sudah lama menunggumu.” Ucap Nenek Oh memegang wajah Shi
Kyung. Shi Kyung binggung melihat neneknya.
Ibu Shi
Young menarik anaknya agar masuk dan meminta maaf pada neneknya. Shi Young
menolak tak mau melakukanya. Ibu Shi Kyung mengancam kalau tak mau meminta maaf
pada neneknya maka benar-benar tidak akan memaafkannya. Shi Young tetap tak mau
melakukanya.
“Oh,
begitukan? Mari kita lihat apa kau yang akan menang atau aku yang akan menang
hari ini.” Ucap Ibu Yoon sudah siap menarik tangan anaknya. Tiba-tiba Shi Kyung
keluar rumah memanggil ibunya.
“Ibu!!!Ada
yang salah dengan Nenek” kata Shi Kyung. Nyonya Oh dan adiknya bergegas masuk
dengan wajah panik. Shi Young hanya menangis kesal diluar rumah.
Nyonya Oh
membuka pintu ingin melihat ibu mertuanya, tapi Nenek Kim terlihat sedang
membereskan untuk alas tidurnya. Nyonya Oh pun kembali menutup pintu kamar
karena melihat ibu mertuanya yang baik-baik saja. Shi Kyung pikir neneknya tadi
Aneh sekali. Ibunya ingin tahu aneh seperti apa.
“Dia
gemetar dan kemudian lemas. Jadi, aku membawanya ke kamarnya. Tiba-tiba, dia
membelai wajahku dan berkata, "Kapan kau pulang?"” cerita Shi Kyung.
Ibunya pikir anaknya sedang membual sekarang.
“Bisakah
kau, setidaknya tetap waras?” keluh ibunya lalu berjalan pergi. Shi Kyung
memegang wajahnya merasa kalau yang dikatakan Memang benar.
Nyonya Oh
membereskan meja makan, Shi Young keluar dari kamar sudah mengunakan
seragamnya. Bibi Oh mengajak keponakanya untuk sarapan lebih dulu. Shi Young
memilih untuk keluar dari rumah tanpa pamit. Ibunya pikir biarkan saja karena
anaknya itu tidak punya hak untuk makan.
“Bagaimana
dengan Nenek?” tanya Shi Kyung baru saja keluar dari kamar. Ibunya memberitahu
Nenek Kim sudah keluar dari rumah.
“Dimana?
Dia tidak pindah, kan?” kata Shi Kyung panik. Ibunya heran melihat anaknya yang
sangat peduli pada neneknya.
“Sejak
aku makan sup kedelai itu.” Akui Shi Kyung.
Ibunya mengucap syukur Shi Kyung punya
kelas pagi.
“Pergilah
membantu Nenek di Hospice setelah
sekolah. Dia akan merasa lebih baik jika kau membantunya.” Kata Ibu Shi Kyung
“Aku akan
berlatih sepulang sekolah.” Kata Shi
Kyung. Ibunya memperbolehkan dan setelah itu bertemu dengan neneknya. Shi Kyung
pun tak menolaknya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar