Shi Kyung
berbaring ditempat tidur dan menerima pesan dari Jae Hoon “Shi Kyung, besok Aku
tahu ini sulit bagimu, tapi tolong lakukan untukku.” Shi Kyung kembali frutasi
tak tahu harus melakukan apa besok,
“Ini
menggangguku. Sama seperti kata Ga Ram, itu ada di pikiranku.” Gumam Shi Kyung
lalu terdengar suara neneknya bertanya apakah sudah tidur. Shi Kyung langsung
duduk mengatakan belum.
“Apa
pemanasnya berfungsi dengan baik?” tanya Nenek Duduk dilantai. Shi Kyung
mengaku terasa hangat.
“Aku
mendengar tentang semuanya dari ibumu tadi. Jangan memberikan kesaksian. Mereka
bilang sebaiknya jangan berkeliaran di kantor polisi atau di pengadilan.” Ucap
Nenek Kim Shi Kyung mengaku kalau tak
mau dan sudah memberitahu temanya.
“Bagus...
Kau tidak merasa sehat, kan?” kata Nenek Kim khawatir. Shi Kyung mengaku merasa
sehat. Saat itu Nyonya Oh mendengar Nenek Kim sudah ada dikamar cucunya memilih
untuk pergi.
“Kau...sama
seperti ayahmu. Dan Ini adalah uang sakumu.” Ucap Nenek Kim. Shi Kyung ragu
tapi akhirnya menerima uang dari neneknya dan mengucapkan Terima kasih.
“Ayahmu
sering membohongiku dan mengambil uang saku dariku juga. Suatu hari, dia bilang
membutuh uang pada Nenek. Nenek penasaran kenapa dia membutuhkan banyak uang
untuk sekolah. Dan Belakangan, Nenek baru tahu. Dia memberikan semuanya itu
kepada teman-temannya.” Cerita Nenek Kim.
“Dia
memberikan beberapa kepada seorang teman yang miskin dan tidak bisa makan
siang. Seorang siswa yang tidak mampu membeli buku. Dia memberikan semuanya
kepada orang lain. Pada akhirnya...” cerita Nenek Kim yang tak bisa
dilanjutkan.
Ia
menyuruh Shi Kyung untuk tidur saja lalu keluar dari kamar sambil mengucapkan Selamat
malam. Shi Kyung melihat uang pemberian neneknya sambil bergumam.
“Dalam
kenangan Nenek, Ayahku adalah anak yang selalu baik. Lalu, kenapa aku tidak
bisa mengingat Ayah yang baik dalam ingatanku? Apa itu sebabnya aku seperti
ini?” gumam Shi Kyung merasa bersalah.
Shi Young
kembali mengomel sendiri saat tertidur karena Neneknya terus mendengkur. Shi
Kyung bermimpi terkurung dalam peti sambil berteriak meminta tolong dan kaki
mayat yang bergerak pun masuk ke dalam mimpinya. Ia pun terbangun dengan wajah
ketakutan lalu berjalan keluar kamar. Tiba-tiba Shi Young Bangun dengan rambut
terurai seperti hantu.
“Hei...
Apa Kau gila? Kupikir kau hantu.” Jerit Shi Kyung ketakutan saat akan mengambil
minum.
“Hei, ayo
bertukar kamar. Lalu, aku tidak akan memanggilmu Bernard lagi.” Ucap Shi Young.
Shi Kyung menolak.
“Aku akan
memanggilmu "Oppa".” Kata Shi Young. Shi Kyung menyuruh adiknya diam
saja.
“Minumlah
airmu dan diamlah, Bernard.” Keluh Shi Young. Shi Kyung meminum air dengan
sengaja menyuruh adiknya mencium bau kakinya saja.
Ga Ram
memberitahu Semua anak yang menjadi sukarelawan bersekolah di tempat mereka
kecuali Bom. Shi Kyung binggung kenapa Bom tidak datang. Ga Ram pikir tak ada
ada yang tahu.
“Apa Kau
tidak ramah dengannya?” tanya Shi Kyung
“Dia
tidak pernah memberiku kesempatan untuk bersikap ramah. Bom dipindahkan dari
Seoul seperti dirimu. Sepertinya itu
saat dia masih SMP. Dan Bagaimanapun, dia tidak berbicara dengan siapapun
setelah dia dipindahkan. Dia tidak tertarik pada acara sekolah. Kami akhirnya
menjadi orang yang hanya mengenal wajah masing-masing” cerita Ga Ram
“Seperti
yang kuduga, Kim Bom adalah orang yang misterius.” Ungkap Shi Kyung. Ga Ram tak
mengerti ungkapan temanya. Shi Kyung tak membahasnya mengajak Ga Ram untuk
masuk ke rumah sakit saja.
“Ah,
omong-omong, dimana Shi Young?” tanya Ga Ram
Shi Kyung
sedang pergi ke apotik dan tak sengaja bertemu dengan Bom sedang menunggu obat.
Apoteker memberikan obat menyuruh Bom untuk pergi ke rumah sakit jika sakit
kepala begitu parah.Bom pikir kalau lebih baik minum obat saja lalu pergi.
Apoteker pun bertanya bagian mana yang terasa sakit pada Shi Young.
“Apa kau
memiliki sesuatu yang dapat membantuku tidur selama ada gempa?” kata Shi Kyung
seperti ingin tidur saat neneknya mendengkur. Si apoteker terlihat binggung.
Ga Ram
memberitahu lapisan untuk lemari mungkin telah berubah, lalu perlu membersihkan
lantai, mengosongkan loker, serta tempat sampah. Shi Kyung mengerti lalu melihat sebuah foto dan merasa pernah melihat
sebelumnya. Ga Ram pun ikut merlihat foto keluarga dengan satu anak. Shi Kyung
bertanya apakah Ga Ram mengenalnya. Ga Ram merasa mengenalnya juga.
“Apa kita
melihatnya saat menjadi relawan?” pikir Shi Kyung saat itu Tuan Park masuk
ruangan.
“Apa
Kalian berdua membersihkan ruangan ini? Lakukan pekerjaan dengan baik hari
ini.” Ucap Tuan Park
“Ayah,
seseorang meninggalkan foto di sini.” Kata Ga Ram memberikan foto pada ayahnya.
“Apa Kalian
berdua tidak mengenalinya? Ini adalah orang yang sama dengan yang kau lihat di
kamar mayat.” Ucap Tuan Park. Shi Kyung berusaha mengingat dan kaget ternyata
orang itu.
“Apa
orang mati dan hidup itu berbeda?” gumam Shi Kyung melihatnya sangat berbeda.
“Orang
ini meninggal setelah banyak penderitaan fisik dan emosional. Putranya bunuh
diri setelah diserang di sekolah. Dia berhenti dari pekerjaannya untuk fokus
pada tuntutan hukum itu. Karena Dia pergi kesana-kemari dan menjadi sakit.”
Cerita Tuan Park
Shi Kyung
pergi ke tempat abu pria tersebut menaruh foto si ayah, sambil mengingat ucapan
Tuan Park “Putranya meninggal seperti itu. Dan Pelakunya bahkan tidak dihukum dan
baru saja kembali bersekolah. Bayangkan bagaimana perasaan seorang ayah saat
melihatnya.” Dan menatap foto anaknya yang bunuh diri.
Ia
seperti melihat apabila Jae Hoon yang ada di foto itu dan mengingat ucapan
temanya saat datang ke sekolah “Shi Kyung, tidak ada yang mempercayaiku. Aku
benar-benar merasa seperti akan mati. Tolong bantu aku.” Ia pun terlihat kesal sendiri tak mau
memikirkanya.
Shi Kyung
dan Ga Ram pergi ke halte bus dan langsung naik bus yang berhenti. Sampai di
kantor polisi, Shi Kyung terlihat gelisah mondar mandir sampai akhirnya masuk
seperti akan pergi. Ga Ram menahanya bertanya mau kemana sekarang. Shi Kyung
mengaku ingin pergi ke toilet karena terlalu gugup, Ga Ram pun
memperbolehkanya.
“Ceritakan
secara rinci bagaimana dan di mana mereka memukulnya.” Kata Polisi mulai
menginterogasi Shi Kyung sebagai saksi
“Sebagian
besar di daerah dada dan perut. Mereka memukulnya dengan tinjunya dan juga
menendangnya.” Ucap Shi Kyung
“Apa itu
satu-satunya saat kau menyaksikan Jae Hoon dipukul?” tanya Polisi
“Ya, tapi
aku pernah mendengar kalau mereka sering menjemput Jae Hoon. Dan itulah pertama
kalinya aku melihatnya sendiri.” Kata Shi Kyung
“Jika kau
berada di sana juga, mereka pasti pernah melihatmu. Apa kau terluka atau
terluka di bagian mana saja?” tanya Polisi
“Mereka
menangkapku saat aku melarikan diri, dan mereka memukuliku sekali. Tapi Aku
baik-baik saja.” Kata Shi Kyung
“Wow,
orang-orang itu terdengar sangat mengerikan. Dan Kau sangat berani. Kudengar mereka
mengikutimu ke kota barumu dan memakumu di dalam sebuah peti mati.” Ucap Polisi
Shi Kyung kaget karena
polisi bisa mengetahuinya. Polis
memberitahu Beberapa saat yang lalu, murid lain memberikan video padanya dan
memperlihatkan pada Shi Kyung. Shi Kyung melihat rekaman cctv saat genk sekolah
lamanya memakunya dalam peti mati
Flash Back
Tuan Park
membahas tentang Shi Kyung teman Ga Ram ingin tahu keadaanya. Ga Ram ingin tahu
kenapa ayahnya menanyakan hal itu. Tuan Park menceritakan Beberapa waktu lalu,
Shi Kyung terkurung dalam peti mati dan
hampir terkubur hidup-hidup.
“Dia
mengklaim itu karena dia tidak punya tempat lain untuk tidur. Aku tidak tahu.
Kupikir ada hal lain yang terjadi.” Kata Tuan park
“Ayah, bolehkah
aku melihat rekaman CCTV di ruang penyimpanan sejak hari itu?” kata Ga Ram.
Tuan Park pikir Jika belum dihapus, maka pasti masih ada.
“Kenapa
kau membutuhkannya?” tanya Tuan Park. Ga Ram pikir punya tempat yang bagus untuk menggunakannya.
“Hidupku
kacau karena pria itu, Park Ga Ram.” Gumam Shi Kyung kesal lalu saat keluar
dari kantor polisi Jae Hong mengirimkan pesan “Shi Kyung, terima kasih atas
kesaksianmu! Aku tidak akan melupakannya.”
“Aku
benar-benar mungkin akan menjadi kaktus, pada tingkat ini.” gumam Shi Kyung dan
saat itu Ga Ram masih menunggu lalu bertanya apakah temanya sudah melakukannya dengan baik.
“Aku hanya
mengatakan kepada mereka apa yang kulihat. Apa kau ingin membeli makanan?” kata
Shi Kyung. Ga Ram mengejek Shi Kyung pasti punya uang saku sekarang.
“Bisakah
aku makan sesuatu yang mahal?” goda Ga Ram. Shi Kyung mengumpat kalau itu uang
dari neneknya.
“Aku tidak
punya banyak uang setelah menghabiskannya saat menaiki bus.” Kata Shi Kyung. Ga
Ram yakin Jumlahnya pasti kurang dari 5.000 won.
“Apa yang
bisa dibeli dengan 5.000 won akhir-akhir ini? Mie kacang hitam? Mie seafood
pedas?”kata Ga Ram. Shi Kyung mengatakan mereka bisa membeli Mandu.
Bom duduk
di minimarket dengan ponselnya, saat itu melihat sosok yang dikenalnya. Shi
Kyung berlari keluar dari warnet seperti panik dan akhirnya jatuh, lalu melihat
kalau sudah terlambat. Saat itu pesan masuk
“Itu
pasti menyakitkan. Kau ketinggalan bis, kan?” Shi Kyung binggung siapa yang
mengirimkan pesan karena tak menyimpan nomor telpnya.
“Lihatlah
dirimu, menengok kesana-kemari.” Shi Kyung seperti makin binggung karena sedari
tadi mencari-cari orang seperti penguntit.
Bom
datang dengan motor dan maskernya lalu bertanya Di mana rumahnya. Shi Kyung
menunjuk rumahnya arah lurus ke depan mereka. Bom mengerti dan mengantarnya.
Shi Kyung binggung siapa orang dibalik masker. Bom pun menurunkan maskernya.
Shi Kyung kaget ternyata Kim Bom.
“Apa kau
sudah menyelesaikan prasasti batu nisanku?” kata Kim Bom. Shi Kyung hanya diam
saja. Bom pikir Shi Kyung Tidak mau naik. Shi Kyung sempat binggung tapi
akhirnya naik ke atas motor Shi Kyung.
Shi Kyung
bingung dimana akan menaruh tanganya, akhirnya memegang bagian belakang. Bom
malah seperti tak suka dan menarik tangan Shi Kyung untuk memegang pingangnya
lalu mengemudikan motornya.
“Kim
Bom... Berapa banyak wajah yang dimilikinya?” gumam Shi Kyung menatap wajah Bom
dari belakang.
“Ahh Tidak,
maksud ku mana yang sebenarnya? Apa Kim Bom yang berpura-pura menjadi mayat?
Apa Kim Bom yang cerewet dan tidur di kelas Atau... Kim Bom seksi sekarang?”
gumam Shi Kyung sangat terkesima dengan Bom.
Shi Young
masuk kamar melihat barang-barangnya lalu bertanya pada neneknya, kenapa ada
diluar. Nenek park mengaku tidak tahan melihatnya berantakan jadi menyuruh agar
memBersihkan apa yang di butuhkan, dan buang sisanya. Shi Kyung mengatakan
aklau memilahnya karena menyukainya.
“Aku memiliki
peraturan dan kebiasaanku sendiri yang telah kujalani selama 17 tahun. Jangan
beritahu aku untuk hidup sesuai dengan keinginan Nenek.” Tegas Shi Young
“Kau
hidup menumpang denganku. Ada apa denganmu?” balas Nenek Kim. Shi Young
mengeluh dengan neneknya terlalu pilih kasih.
“Apa
Nenek pikir aku tinggal di sini karena aku mau? Aku mengalami kesulitan karena
Nenek.” Kata Shi Kyung
“Kenapa
itu bisa sulit bagimu?” tanya Nenek Kim merasa tak ada yang salah.
“Nenek tidak
tahu seberapa keras Nenek mendengkur, apa kau seorang Nenek? Begitu keras
sehingga rumah bisa roboh, dan aku sama sekali tidak bisa tidur. Tidak bisakah
Nenek melihat lingkaran hitam ini? Coba Lihat apa yang sudah Nenek lakukan pada
wajah cantikku. Aku sudah menanggung semua itu. Kenapa Nenek tidak bisa mengabaikan
hal seperti ini?” kata Shi Young marah
“Aku
tidak mendengkur. Hei. Apa yang kau bicarakan?” ucap Nenek Kim tak mau mengaku.
Shi Young tak bisa berkata-kata lagi memilih untuk mengambil semua barang.
Shi Kyung
turun dari motor memastikan kalau Shi Kyung datang jauh-jauh bukan karena
dirinya. Bom membenarkan, tapi menurutnya bisakah ia melakukan itu karena
sering kesini saat tidak bisa tidur. Shi Kyung bisa mengucap syukur.
“Bagaimana
kau bisa tahu nomorku?” tanya Shi Kyung. Bom mengaku Ketua kelas
memberitahuknya.
“Kenapa
dia melakukan itu?” pikir Shi Kyung. Bom mengatakan itu karena ia bertanya.
“Oh,
apakah dia tertarik padaku?” gumam Shi Kyung bahagia.
“Apa Kau
ingin tahu mengapa aku bertanya?” kata Bom. Shi Kyung menganggk. Bom mengatakan
tentang batu nisannya kaalu ingin mengambil dari Shi Kyung.
“Sudahkah
kau menyelesaikannya?” tanya Bom . Shi Kyung pikir Bom tidak akan tahu karena
sering tidak datang ke sekolah dan mencoba menjelaskanya.
“Aku
ketahuan curang di prasasti nisanku sendiri.” Jelas Shi Kyung
“Aku tahu,
Bernard... Siapa yang tidak tahu tentang Bernard?” ejek Bom,
Shi Kyung
mengerti akan bertanggung jawab dan
melakukannya dengan baik. Bom memastikan kalau Shi Kyung untuk melakukannya.
Terdengar suara ibunya memastikan anaknya sudah pulang. Shi Kyung membenarkan, lalu pamit pergi pada
Bom dengan mengembalikan helmnya.
Bom masih
berada didepan rumah, terdengar suara Ibu Shi Kyung menanyakan kenapa datang
terlambat. Shi Kyung mengaku keluar
dengan Ga Ram. Ibunya tahu anaknya pasti pergi ke warnet. Nenek Kim membela
menyuruh menantunya diam saja lalu menanyakan apakah cucunya itu sudah makan.
Bom terdiam seperti iri dengan Shi Kyung memilki keluarga sementara ia hanya
seorang diri.
Semua
anak turun dari bus, Shi Kyung melihat Bom dan langsung mengejarnya ingin tahu
apakah pulang dengan selamat. Bom hanya diam dan pergi begitu saja. Shi Kyung
hanya bisa bergumam melihat Sikap Bom kembali dingin.
Sementara
Shi Young yang tertidur dalam bus sendirian. Supir bus memanggilnya, kalau
sudah melewati sekolah. Shi Young tersadar lalu turun dari bus sambil mengumpat
kalau tak tahu keberadaanya karena belum pernah melihat tempat ini sebelumnya.
“Lee Shi
Kyung, si brengsek itu, turun tanpa aku. Dan Bisakah aku mendapatkan taksi? Aku
tidak tahu alamatnya.” Kata Shi Young lalu menekan nomor telp taksi.
Shi Young
sudah siap untuk menelp tapi melihat
sosok pria sepeda didepanya. Sementara bagian taksi ingin tahu keberadan Shi
Young, Shi Young pikir tak perlu taksi karena melihat Ga Ram dengan sepedanya.
Ga Ram melihat Shi Young mengejek kalau turun dengan cepat.
“Kau
datang menjemputku, kan?” kata Shi Young. Ga Ram membenarkan menyuruh agar naik
karena merkea terlambat. Shi Young langsung duduk memeluk pinggang Ga Ram.
“Aku akan
mengayuh dengan sangat cepat, jadi jangan tertidur seperti sebelumnya.” Kata Ga
Ram. Shi Young menganguk mengerti.
Tapi
beberapa saat kemudian, Shi Young sudah tertidur. Ga Ram seperti gugup dan
akhirnya tak bisa mengendalikan sepedanya. Keduanya pun terjatuh, Ga Ram panik
melihat keadaan Shi Young lebih dulu, apakah ada yang terluka.
“Aku
baik-baik saja, tapi bagaimana dengan sepedamu?” kata Shi Young melihat bagian
rodanya melengkung.
“Jangan
khawatir tentang hal itu. Sepedanya Sudah tua, jadi sekarang saatnya
membuangnya.” Kata Ga Ram.
Nyonya Oh
sedang berkerja melihat Nenek Kim sedang memijat bagian kaki pasien Tuan Kim.
Perawat masuk bertanya apakah Tuan Kim
meminta pakaian pemakaman. Nenek
Oh membenarkan dengan mengukur mengunakan jengkal jarinya.
“Kau
berhasil mendapatkan hasil yang sempurna dengan mengukur seperti itu. Hal ini
sangat menakjubkan.” Kata Perawat. Nenek Kim bangga kalau dirinya cukup pintar.
“Kupikir
pasien ini mengalami depresi. Tolong sering mengunjunginya, Nenek Duk Boon. Dia
tidak memiliki keluarga atau wali hukum, jadi aku selalu mencemaskannya. “
bisik perawat
“Kenapa
yang paling disayangkan selalu datang dalam terlambat? Menantumu perlu belajar banyak
darimu.” Ucap Nenek Kim seperti sengaja menyindir Nyonya Oh.
Di kelas
Joo Yeon
mengeluh pada guru Park karena mereka diminta untuk melakukan pertunjukan bakat
di Hospice, semua anak murid pun menolak untuk melakukanya. Guru Park meminta
mereka diam dan memberitahu kalau hanya melakukannya sekali sebelum mereka semua
mulai kuliah di sekolah ini.
“Aku
benar-benar terkejut. Para siswa bernyanyi, menari, dan melakukan komedi. Dan Intinya,
aku bertanya-tanya apa itu akan menjadi gangguan bagi pasien.”kata Yong Gi
“Tapi,
pasien sangat menyukainya. Mereka tertawa bersama dan bernyanyi bersama.” Ucap
Guru Park
“Oh,
benarkah? Bisakah kami melakukan apapun yang diinginkan? Apa mereka tidak akan
mati setelah kita mengadakan pertunjukan
dan bercanda? Cara kalian semua berpikir adalah benar-benar palsu.” Kata Yong
Gi sinis
“Kau
benar./ Sama seperti kata Yong Gi, itu bisa tampak benar-benar palsu. Tapi, jika
kau melihatnya dengan cara lain, bukankah kita semua juga mati? Kita hanya
sekarat sedikit demi sedikit. Dan juga, jika kalian sekarat... Apa kalian tidak
diizinkan untuk bahagia?” kata Guru Par, semua pun hanya diam.
“Mereka
suka melakukan segala macam omong kosong di sini. Bekerja keras, semuanya.”
Gumam Shi Kyung ingin berbaring diatas meja sampai akhirnya namanya di panggil.
“Lee Shi
Kyung... Aku diberitahu kalau kau harus membawa kaktus.” Ucap Guru Park. Shi
Kyung mengingat itu permintaan dari Wakil kepala sekolah.
Shi Kyung
memberikan kaktus yang sudah diberi nama
[Lee Shi Kyung] pada wakepsek. Wakepsek tahu kalau Shi Kyung membeli ini seharga 1.000 won di Surga Bunga
di kota dan sudah mendengar cerita kaktus dari Ga Ram dan merasa masih belum
tersentuh oleh cerita itu sama sekali. Shi Kyung mengaku belum.
“Aku ingin
kau mengumpulkan 10 kaktus di sini yang tertuliskan namamu.”kata Wakepsek. Shi
Kyung kaget.
“Aku kan
mengirimmu ke Grand Canyon jika kau bisa mendapatkan 10 di sini. Kau bilang
ingin pergi.” Kata Wakepesek. Shi Kyung kaget dan binggung dengan ucapan
Wakepsek.
“Jadi,
kaktus pertama adalah kau berpartisipasi dalam pertunjukan bakat di Hospice.
Hei... Kenapa tidak mendengarkan Ahjumma ini?” kata Wakepsek mengejek.
“Ini
adalah perjalanan gratis ke Grand Canyon. Jadi, syaratnya adalah aku harus
melakukan sesuatu. Lalu, aku harus membeli kaktus dengan uangku sendiri.” Kata
Shi Kyung. Wakepsek membenarkan.
“Benarkah
Anda mengirimku ke Grand Canyon jika aku berhasil mengumpulkan 10 buah?” ucap
Shi Kyung. Wakepsek membenarkan.
“Apa ada
yang pernah pergi kesana seperti itu?” tanya Shi Kyung. Wakepsek mengaku Tentu
saja pernah. Shi Kyung hanya bisa bergumam kalau Wakepsek itu aneh.
Di
ruangan ballroom
Joo Yeon
ingin tahu dengan Shi Kyung. Shi Young yakin kakaknya tidak akan melakukannya,
karena biasanya membenci kegiatan kelompok. Joo Yeon pikir Shi Kyung harus
bergabung dengan mereka karena ia adalah orang yang paling tampan di sekolah
dan Semua orang akan menyukainya.
“Bernard
mendengarkanmu dengan baik, Park Ga Ram.
Kau saja yang bertanya padanya.” Kata Shi Young. Ga Ram pikir kenapa harus ia
yang melakukanya. Saat itu Shi Kyung datang sendiri.
“Aku
sudah melihat-lihat untuk kalian semua. Kau bukan orang yang mau bergabung
dalam sesuatu seperti ini. Kau diluluhkan oleh wakil kepala sekolah.” Kata Ga
Ram. Shi Kyung mengelak.
“Aku
hanya mencoba sesuatu yang baru.” Kata Shi Kyung
“Baguslah.
Mari kita putuskan apa yang harus dilakukan, sesuatu yang mudah dan unik.” Ucap
Joo Yeon bersemangat melihat Shi Kyung yang datang.
Shi Young
langsung menyarankan untuk cosplay
karena Itu mudah dan unik. Shi Kyung memberitahu kalau adiknya adalah
maniak cosplay. Mereka tak percaya kalau selama ini belum pernah bertemu maniak
cosplay dan ingin tahu apa yang dipakai Shi Young untuk cosplay.
“Apa
Mungkin Sailor Moon? Lalu Kau akan "Atas nama keadilan, aku akan
menghukummu."” Ejek Gi Hoon dan terdiam melihat tatapan Shi Young yang
sinis.
“Tidak
apa-apa jika dia melakukan Sailor Moon. Dia melakukan sesuatu yang aneh,
seperti Alice dari Wonderland.” Cerita Shi Kyung
“Apa kau
bilang Alice dari "Alice in Wonderland”? Apa Dengan kelinci juga?” kata
Joo Yeon tak percaya.
Shi Kyung
memberitahu adiknya kaalu Bahkan yang lain berpikir itu aneh dan itu hanya
sampah. Shi Young menegaskan tidak akan melakukannya jika bukan cosplay, lalu
keluar dari ruangan. Temanya pikir Shi Young marah karena mereka. Shi Kyung
menyuruh mereka agar membiarkan saja, karena diknya tidak akan melakukannya
jika bukan cosplay.
“Bagaimana
dengan konser klasik? Kita semua belajar instrumen semester lalu. Aku bisa
bermain piano.” Kata Joo Yeon bangga
“Aku
tidak bisa memainkan apapun. ” Kata Shi Kyung. Joo Yeon pikir Mari pikirkan hal
lain
“Semua
orang melakukan hal yang sama. Menari, menyanyi, impressions, lip-syncing,
semacam itu.” Kata Gi Hoon
“Ayo kita
berdansa. Kita bisa memilih lagu yang menyenangkan, berlatih sedikit gerakan. Itu
akan sangat mudah.” Kata si wanita tambun.
“Apa
menari itu tidak orisinal? Kita membutuhkan satu penari yang baik, tapi kita
tidak memilikinya.” Kata Joo Yeon.
Teman
lain bertanya pada Shi Kyung apakah bisa menari, Shi Kyung pikir bisa mengikutinya. Gi Hoon
mengingat kalau ada yang bisa yaitu Kim Bom karena menurut feelingnya, Bom
adalah ratu menari dan Ternyata, tariannya bukan lelucon.
Shi Kyung
bergumam tak percaya kalau Bom adalah ratu menari. Gi Hoon memikirkan Dengan
rambut panjang, serta lengan dan kaki panjang itu,akan mengatakan "ooh la,
la, la." Joo Yeon mengeluh melihat temanya kembali mengejek menurutnya
kalau Bom memang mau melakukanya.
“Dia
meninggalkan kelas, ekstrakurikuler, dan menjadi sukarelawan karena sakit
kepala. Dia nyaris tidak datang ke kelas.” Ucap Joo Yeon
“Dia
meminta nomor Shi Kyung sebelumnya. Apa kalian berdua dekat?” kata Min Suk.
“Tidak. Seharusnya
aku yang mengerjakan prasasti nisannya. Itulah kenapa dia meminta nomorku.”
Kata Shi Kyung
“Meskipun
begitu, kau sudah berbicara dengan Bom. Kau pasti bisa mengajaknya. Temui dia
sekarang. Kita tidak punya banyak waktu.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung binggung
karena ia yang harus berbicara dengan Bom.
Akhirnya
Shi Kyung pergi ke kelas dan melihat Bom sendirian mendengarkan musik dengan
earphonenya tapi, ia seperti gugup ingin mendekat karena sebelumnya Bom
bersikap dingin.
Bersambung ke episode 4
ditunggu lanjutan nya eonni..
BalasHapusceritanya seru, apalagi sama shi young
ditunggu kelanjutannya unni, semangat yah...
BalasHapusdaftar drama korea terbaru 2017