[Episode 2: Kelahiran Bernard]
Disebuah
kamar, terlihat ada foto seorang anak kecil dengan ayahnya. Bom duduk sendiri
dengan kamar yang cukup besar dan bonek ada didekatnya, tapi tatapan kosong
seperti tak punya gairah dalam hidupnya. Ia lalu mengingat kenangan dengan
ayahnya.
Flash Back
Bom kecil
digendong oleh ayahnya, lalu menunjuk sebuah pohon besar kalauingin naik ke
sana dan meminta bantuan ayahnya. Ayahnya pikir kalau pohon itu terlalu tinggi
untuk anaknya. Bom tetap bersikukuh ingin naik ke pohon jadi meminta tolong
pada ayahnya.
“Baik,
tapi hanya sekali saja... Ayah sakit sekarang, jadi sulit menahanmu, Bom.” Ucap
Ayam Bom.
Bom
mengingat seperti itu terakhir kali ucapan ayahnya, lalu pesan masuk ke dalam
ponselnya [Selamat ulang tahunmu, berikut
adalah kupon untuk ulang tahunmu.] Bom seperti tak peduli memilih untuk pergi
dengan motornya, sampai disuatu tempat pesan kembali masuk [Pelanggan Kim Bom, 30
persen diskon pada hari ulang tahunmu.] Lalu terlihat nama ibunya yang menelp.
“Sejak kapan
kau mengangkat telepon?” ucap Ibu Bom sinis. Bom pun ingin tahu alasan ibunya
menelp.
“Kau akan
menerima paket hari ini, jadi tetaplah di rumah.” Kata Ibu Bom. Bom terlihat
bahagia berpikir ibunya akan memberikan hadiah bertanya paket seperti apa.
“Aku
mengemasi semua barangmu di sini dan mengirimkannya. Aku sudah bilang untuk
mengambilnya berabad-abad yang lalu.” Ucap Ibu Bom
“Tapi aku
tahu kau tidak menyukainya saat aku datang.” Kata Bom
“Tidak
bisakah kau datang saat keluarga tidak ada disini? Bagaimanapun, aku
mengirimkan semuanya. Jadi tetaplah di sana.” Ucap Ibu Bom lalu menutup
telpnya.
Bom hanya
bisa menahan sedih berjalan sendirian lalu melihat sebuah toko kue dan
mengharapkan di hari ulang tahunya menerima sebuah kue ulang tahun. Akhirnya ia
hanya membeli sebuah kue choco pie dan menaruh lilin diatasnya dengan angka 18,
lalu meniupnya.
Setelah
itu mencoba memanjat pohon, lalu duduk didahan yang cukup besar. Ia menatap
dari atas pohon seperti mengingat dengan ayahnya saat duduk disana, akhirnya ia
pun hanya bisa menangis mengingat kenanganya.
Shi Kyung
duduk di dalam bus melihat hampir semua anak mengunakan ponsel, lalu bergumam
“Apa ini Seoul atau semacamnya, Semua gadis di Korea terlihat sama dari
belakang. Rambut panjang, seragam sekolah, dan rok pendek. Mereka bahkan
terlihat mirip dari samping dan depan dan juga melihat ponsel mereka, berfoto
selfie, atau bergosip.” Lalu melihat kearah Shi Young sudah tertidur pulas.
Saat itu
Shi Kyung melihat sosok yang dikenalnya, Bon membuka jendela bus ingin merasaka
udara di pagi hari. Mata Shi Kyun melotot kaget karena bisa kembali bertemu si
gadis mayat tergantung di pohon.
“Ada
seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya.” Gumam Shi Kyung seperti
mulai jatuh cinta dengan Bon pada pandangan pertama.
Bus
berhenti, Bom pun turun dari bus. Shi Kyung melihatnya langsung membangunkan
Shi Young untuk segera turun. Remaja lain melihat keduanya turun dari bus
binggung. Bom melihat keduanya menatap sinsi lalu berjalan sendirian. Shi Kyung
hanya bisa menatapnya, lalu melihat pohon saat pertama kali bertemu dengan Bom
dan membuatnya penasaran.
“Hei, ini
bukan sekolahnya. Inilah tempat yang kita lewati tadi malam” ucap Shi Young.
Shi Kyung menunjuk Bom yang turun dari bus.
“Apa Semua
orang tinggal dan satu orang turun, namun
kau mengikuti gadis itu?” keluh Shi Young. Shi Kyung menegaskan kalau Bom itu berseragam!
“Wow, semua
yang kau lakukan adalah ...” ejek Shi Young. Shi Kyung juga mengejek Shi Young tidur
dengan mulut terbuka.
“Kalau begitu,
cari jalanmu sendiri!” kata Shi Kyung kesal. Shi Young menegaskan tidak bisa
tidur sama sekali karena Nenek
mendengkur.
“Hei,
haruskah kita mengubah rencana kita dan
tidak pergi ke sekolah?” kata Shi Kyung
Saat itu
Ga Ram datang dengan sepedanya, bertanya apakah memerlukan bantuan. Keduanya
menatap binggung tiba-tiba ada orang yang tak dikenal menyapa mereka. Ga Ram
memperkenalkan namanya lalu menceritakan melihat mereka kemarin selama upacara pemakaman. Shi Kyung baru tahu kalau
Ga Ram juga ada di sana.
Ya, itu
pemakaman nenek Min Suk, Dia ada di kelas kita dan Semua orang ada di sana.
Kudengar kalian berdua tinggal bersama
Nenek Duk Boon. Ayahku bekerja di rumah sakit.” Ucap Ga Ram. Shi Young pun
ingin tau apa maksud ucapanya.
“Bukankah
kau mau ke sekolah?” kata Ga Ram. Shi Kyung membenarkan seklahnya di SMA Gaon.
“Lalu apa
yang kau lakukan di sini? Ini adalah jalan yang cukup panjang. Aku bisa
memberikan salah satu dari kalian tumpangan.” Kata Ga Ram
“Ah...
beri saja Shi Young tumpangan. Aku akan lari kesana” kata Sh Kyung.
Ga Ram
pun setuju, Shi Young langsung duduk dibelakang sepeda dan memeluk pinggang Ga
Ram. Ga Ram sedikit gugup tiba-tiba disentuh oleh seorang wanita lalu mengayuh
sepedanya. Shi Kyung ikut berlari tapi lama kelamaan berjalan mundur lalu
melambaikan tangan pada adiknya. Shi Young berteriak pada kakaknya bertanya
kemana kakaknya mau pergi.
“Bagiku,
sekolah adalah tempat yang bisa aku
ikuti besok. Seperti biasa...” gumam Shi Kyung tak suka pergi ke sekolah
Ia pergi
ke bagian pinggir jalan dan menemukan gambar games yang disukainya, wajahnya
langsung sumringah menurutnya Bukan Korea namanya jika tidak ada warnet lalu
mencari-cari keberadaan.
“Permisi,
anak muda... Apa kau tinggal di lingkungan ini?” tanya seorang pria dengan baju
tentara. Shi Kyung mengelengkan kepala, tapi akhirnya mengaku kalau memang
tinggal didesa tapi cerita rumit.
“Maaf
untuk bertanya padamu karena kita baru saja bertemu, tapi bisakah aku meminta bantuanmu? Apa Kau
tahu rumah sakit itu? Bisakah kau mengirimkannya ke pasien ini?” ucap si pria
“Kau bisa
pergi sendiri, atau mengiriminya pesan di telepon.” Kata Shi Kyung heran
“Dia
tidak akan menanggapi pesanku. Dia menolak untuk bertemu denganku dan tidak akan membiarkanku berada di dekat kamarnya.
Dia pasien dengan mata besar dan senyum yang cantik. Tolong bantu aku.” Kata si
pria. Shi Kyung pun menerima surat dari si pria tapi mencoba mencari keberadaan
warnet.
Sementara
Shi Young sudah tertidur sambil memeluk Ga Ram, sementara Ga Ram walaupun
terlihat gugup terus mengayuh sepedanya sampai ke sekolah. Di kelas semua murid
masih asyik bermain sampai akhirnya langsung duduk tenang karena Guru mereka
masuk kelas dengan Shi Young.
“Perhatian!
Semuanya... Ada dua siswa yang pindah ke kelas kita dari Seoul.” Ucap Pak Guru,
mereka pun terkesima mendengar nama Seoul.
“Astaga,
jangan bertingkah seperti orang kampungan dan Diamlah sekarang juga” kata Pak
Guru lalu menyuruh Shi Young memperkenalkan diri.
“Lee Shi
Young.” Kata Shi Young dengan sifat dingin. Gurunya binggung karena Shi Young
hanya menyebutkan namanya.
“Mereka
adalah teman kelas barumu. Kau harus
mengatakan beberapa kata.” Kata Pak Guru.
“Namaku
Lee Shi Young. Ini adalah pertama kalinya aku pindah. Aku tidak akan mengatakan
hal-hal palsu seperti, "Mari kita
semua akur." Kita akan terbiasa satu sama lain dari waktu ke waktu. Dan
jangan tanya nomor teleponku, karena Aku tidak punya telepon.” Ucap Shi Young.
Seorang
pria melihat Shi Young pembicara yang
hebat dan punya karisma. Pak Gur kembali mengulang kalau Shi Young tidak punya
telepon lalu meminta mereka agar bisa saling berkerja sama, dan menyuruh agar
bisa duduk di samping Ji Ae, lalu bertanya-tanya karena murid pindahan lainnya
tidak datang. Shi Young pun duduk disamping Ji Ae.
“Apa
periode ke 3 dan ke 4 mengalami kematian?” tanya Pak Guru. Murid-murid
membenarkan.
“Kita
semua harus pergi bersama. Dan Shi Young, kenapa kau tidak pergi mengambil foto pemakamanmu sekarang?” kata Pak Guru.
Shi Young terlihat kaget dan binggung.
Shi Young
keluar kelas bertanya pada Ga Ram Apa itu pengalaman kematian. Ga Ram
menjelaskan kalau itu Sama seperti kedengaranny yaitu mengalami kematian dengan
terbaring di peti mati. Shi Young pikir kalau mereka ingin ia mati begitu pindah
kedesa.
“Ini
adalah program karakter dan unik.Itu hanya ada di sekolah ini.” Ucap Ga Ram
bangga.
“Kenapa
kau melakukan hal seperti itu?” tanya Shi Young
“Awalnya
aneh sekali. Bila kau terus mati, tiba-tiba sesuatu datang padamu.” Jelas Ga
Ram. Shi Young ingin tahu apa yang datang pada Ga Ram.
“Ada
sesuatu yang datang. Kau akan
merasakannya nanti dan akan terbiasa dengan itu. Suasana di sini adalah suasana
mati yang unik.” Ucap Ga Ram
“Tidak,
aku tidak ingin seperti itu.” Kata Shi Young
“Apa kau
tahu ke mana harus pergi untuk foto
pemakamanmu? Aku akan membawamu ke sana.” Kata Ga Ram. Shi Young pun tak
menolak mengikuti Ga Ram.
Shi Kyung
sudah ada di warnet bermain games, lalu tiba-tiba merasakan perutnya lapar dan
mencari-cari makanan yang ada diwarnet. Sementara ibu dan bibi Shi Kyung
berjalan melihat keadaan desa. Nyonya Oh merasa tidak tahu berapa tahun yang
telah terjadi, menurutanya Tempat seperti ini tidak banyak berubah.
“Sepertinya
memang tidak, tapi sudah berubah Bahkan ada rumah sakit sekarang Pasti ada
pekerjaan sebagai perawat di rumah sakit. Kau mungkin membutuhkan lisensi.”
Ucap Bibi Oh
“Apa Kau
ingin aku melakukan pekerjaan seperti itu?” kata Nyonya Oh kesal
“Tidak
ada yang bisa kau lakukan di sini. Kau lulus dengan gelar seni dan punya
lisensi dalam terapi seni. Itu sama sekali tidak membantu.” Bibi Oh
“Itu
tidak pernah membantuku. Lalu Bagaimana denganmu? Kapan Dikontrak sebagai
dosen.” Nyonya Oh marah.
“Kuharap
aku juga bisa. Jangan katakan lagi
tentang itu. Tapi Ini terlihat sangat bagus.” Kata Bibi Oh
Tiba-tiba
mata Ibu Oh melihat anaknya membawa mie ramyun dan bergegas masuk ke dalam
warnet. Ibu Oh langsung menarik Shi Kyung untuk keluar sebelum menaiki tangga.
Shi Kyung pun hanya bisa menjerit kesakitan.
“Shi
Kyung, apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak di sekolah? Kau pergi ke
warnet, kan?” ucap Nyonya Oh marah. Shi Kyung menyangkalnya.
“Ah, aku
punya surat dari Seoul. Aku sedang dalam perjalanan ke sekolah sekarang. Dan Tasku...
aku akan mengambil tasku.” Ucap Shi Kyung lalu bergegas masuk.
“Hei, lebih
baik kau segera keluar.” Teriak ibunya pada Shi Kyung.
Shi Kyung
segera masuk mengambil tas dan melupakan surat karena ditarus begitu saja
disamping kursinya. Nyonya Yoon masih menungggu, Shi Kyung menyakinkan ibunya
akan pergi ke sekolah sekarang, Nyonya Oh heran anaknya malah ada di warnet
padahal pergi dengan Shi Young.
“Ini hari
pertamamu, jadi Kau harus di sekolah sekarang. Kenapa kau di warnet? Kenapa?”
ucap Nyonya Oh
“Untuk bermain
game...” kata Shi Kyung jujur. Nyonya Oh
langsung menyindir kalau itu memang Jawaban bagus dan kembali memukul anaknya.
“Ibu...
Ini menyakitkan... Aku harus pergi ke sekolah” ucap Shi Kyung. Ibunya masih
marah pada anaknya yang membuat kesal.
“Kakak...
kirim saja dia ke sekolah untuk saat ini.” Kata Bibi Oh. Shi Kyung langsung
menyetujui ucapan bibinya.
“Bagaimana
aku bisa sekolah?” ucap Shi Kyung binggung karena tak tahu jalan.
Seorang
wanita datang menyapa Shi Kyun bertanya apakah akan pergi ke sekolah karena mendengarn tapi perlu
pergi ke sekolah jadi ia bisa memberikan tumpangan. Nyonya Oh dengan sinis
bertanya siapa wanita itu. Shi Kyung tak menghilangkan kesempatan kalau akan
menumpang lalu bergegas masuk mobil sambil mengucapkan Terima kasih.
“Aku
adalah wakil kepala sekolah SMA Gaon. Aku sedang berada keluar dan dalam perjalanan pulang ke sekolah. Jadi Tolong
jangan khawatir. Siswa itu berada di warnet dan sedang dalam perjalanan pulang ke sekolah. Kita bisa
kembali bersama.” Ucap Ibu Wakepsek. Ibu Oh pun tak bisa berkata-kata lagi,
hanya bisa tertunduk malu.
“Ya, mari
bertemu lagi nanti.” Kata Ibu Wakepsek dan berjalan masuk ke dalam mobil. Ibu
Yoon pun hanya bisa mengumpat kesal pada anaknya yang bisa menghindar.
Dalam
perjalanan, wakepsek merasa tidak pernah melihat Shi Kyung di sekolah
sebelumnya. Shi Kyung mengaku baru saja pindah. Wakepsek tahu mereka adalah kakak-beradik
dari Seoul. Shi Kyung binggung karen Gurunya itu tahu.
“Hanya
ada dua kelas per angkatan. Aku bisa tahu murid-muridnya. Apa Kau penasaran
siapa aku? Tapi Aku tidak akan memberitahumu.” Kata Wakepsek mengodanya.
“Aku
tidak penasaran. Aku tidak pernah bertanya padamu.” Gumam Shi Kyung sambil
bersenandung mengejek.
“Tempat
ini sangat berbeda dengan Seoul, kan? Bagaimana menurutmu?” kata Ibu Guru. Shi
Kyung juga belum tahu.
“Oh, aku
melihat prosesi pemakaman.” Kata Shi Kyung mengingaatnya.
“Kemarin,
mereka menjalani prosesi pemakaman untuk
nenek Min Suk. Apa itu pertama kalinya kau melihatnya?” kata Ibu Guru.
Shi Kyung
membenarkan menurutnya Lingkungannya agak aneh., seperti Prosesi pemakaman, rumah
sakit, dan bahkan peti mati. Ibu Guru membenarkan kalau Tempat ini untuk
kematian. Shi Kyung kaget mendengarnya seperti salah dengar.
“Kau akan
mengerti begitu kau tinggal di sini dan kau akan tahu tempat ini untuk
kematian. Para junior harus berada di kelas "pengalaman kematian"
sekarang. Sebaiknya kau pergi ke rumah sakit.” Kata Ibu Guru.
“Pengalaman
kematian? Apa itu ?” tanya Shi Kyung binggung
“Berbaring
di dalam... peti mati.” Kata ibu guru. Shi Kyun kaget mengetahui Peti mati
karena sempat berada dalam peti mati.
Semua
anak sudah ada di dalam peti mati, termasuk Shi Kyung dengan foto dirinya saat
akan meninggal. Guru pun membaca tulisan untuk diresapi oleh anak-anak murinya,
seperti surat terakhir "Ayah.. Hidup itu seperti melihat ke bawah dari
langit. Rasanya seperti angin sepoi-sepoi yang berhembus. Selamat tinggal. Ayahku,
yang sangat kurindukan."
“Sama
seperti puisi ini, pikirkan seseorang yang kau rindukan. Panggillah orang itu
di dalam hatimu. Orang tua, Teman, Nenek. Dan
Yang terakhir, Seseorang yang ingin kau lihat sekali lagi. Ucapkan
selamat tinggal pada orang-orang itu
untuk terakhir kalinya. Seperti apa hidupmu? Biarkan mereka mendengarnya”ucap
Pak guru. Beberapa anak mulai menangis.
“Ayah.
Hidupku... hidupku...” ucap Shi Kyung seperti tak bisa konsentrasi karena tak
mengingat ayahnya.
“Saatnya
untuk pergi sekarang, jadi Peti mati akan ditutup. Saat di peti mati, pikirkan
batu nisanmu dan Renungkan itu.” Kata Pak guru, lalu menutup semua peti mati.
Shi Young pun berada dalam peti mati yang gelap.
Semua
akhinya selesai dan berjalan dilorong, beberapa anak melihat Min Suk yang
menangis. Min Suk mengaku sedang memikirkan nenekkny adan merasa begitu nyaman
di dalam peti mati, teman lain pikir menurutnya Peti mati pasti sesuai dengan
dan mereka pun bergegas karena harus berkumpul di depan rumah sakit sekarang.
“Bagaimana
itu? Aneh kan?” tanya Ga Ram berjalan dengan Shi Young
“Awalnya
memang aneh sekali. Saat pertengahan, ada sesuatu yang datang padaku seperti yang kau katakan. Aku sedikit
tergerak. Saat itulah guru berkata "pikirkan seseorang yang
kuinginkan." Meski begitu, itu aneh. Apa ada hal lain seperti ini?”kata
Shi Young
“Hm, batu
nisan, relawan di rumah sakit, dan hanya itu.” Kata Ga Ram. Shi Young merasa
kalau ini Sangat gelap.
“Kenapa
kakakmu tidak ada disini? Apa dia tersesat?” tanya Ga Ram. Shi Young pikir
kakaknya tak mungkin datang jadi. Jangan
khawatir tentang dia.
“Mungkin
dia pergi ke sekolah.” Kata Ga Ram. Shi Young seperti tak yakin kakaknya datang
karena tahu sifat pemalasnya.
Shi Kyung
akhirnya turun dari mobil. Guru memberitahu Ada ruang "pengalaman
kematian" di lantai dua jadi bisa
pergi kesana. Shi Kyung menganguk mengerti. Ibu guru memberitahu kalau Mereka
hanya melakukan kelas ini satu kali di tahun pertama jadi Shi Kyung harus pergi
bahkan walaupun terlambat.
“Astaga,
aku sudah cukup berpengalaman dalam peti
mati.” Gumam Shi Kyung ketakutan lalu bertanya siapa ahjumma yang mengantarnya.
“Aku
wakil kepala sekolah. Jangan terlalu sering melewatkan kelas.” Ucap Ibu guru.
Shi Kyung hanya bisa melonggo sampai mobil pergi.
Shi Kyung
melihat kalau ia berada di Rumah Sakit Gaon, lau teringat dengan surat yang di
titipkan olehnya dan akhirnya berlari kembali ke warnet. Ia mencari di komputer
yang sebelum di dudukinya, mencari dibawah keyboard tapi tak menemukanya.
Sampai akhirnya berpikir kalau sudah dibuang, Ia mencari di tempat sampah dan
menemukan dengan kertas lecek dan robek.
Akhirnya
Shi Kyung pergi kembali ke rumah sakit, salah satu guru mengenal Shi Kyung
sebelumnya dirawat, lalu bertanya apakah yang dilakukan dan juga
keadaanya. Shi Kyung mengaku baik-baik
saja sekarang.
“Apa ada
pasien bernama Lee Myung... Lee Myung Joo? Dia punya mata yang besar.” Ucap Shi
Kyung
“Dia baru
saja meninggal beberapa waktu yang lalu. Kenapa?” kata Dokter.
“ Dia
meninggal dunia. Dia wanita dengan mata besar dan senyuman yang cantik. Apa itu
dia?” kata Shi Kyung kaget. Dokter membenarkan.
“Bagaimana
kau mengenal Lee Myung Joo?” tanya dokter.
Shi Kyung
keluar dari rumah sakit dengan wajah sedih merasa bersalah karena Kalau saja
segera mengirimkan surat itu, maka.... semua murid sudah berkumpul didepan rumah
sakit dan melihat Shi Kyung sebagai murid baru akhirnya datang. Gurunya pun
bertanya apa yang dilakukanya, apakah datang untuk melakukan "pengalaman
kematian". Shi Kyung hanya diam saja seperti masih sangat shock
“Perhatian,
aku bilang ada siswa pindahan lain, Lee Shi Kyung.” Ucap Pak guru. Shi Kyung
pun menyapa semua teman-temanya.
“Apa
kalian saudara kandung?” tanya teman yang berwajah bulat. Shi Young mengaku
tidak kenalnya.
“Kalian
sudah bertemu sekarang. Mari kita kembali ke sekolah. Kalian pasti benci jika
terlambat makan siang.” Ucap Pak guru. Semua langsung berteriak bahagia karena
sangat lapar.
“Maukah
kau membantuku?” kata Shi Kyung menahan Ga Ram sebelum kembali ke sekolah.
Ga Ram
masuk ke sebuah ruangan memberitahu kalau ini ruangan duka Lee Myung Joo dan
melihat Hampir tidak ada orang dalam ruangan, lalu menanyakan alasan Shi Kyung
untuk datang ke tempat Myung Joo.
“Ini
sudah seharunya dan setidaknya, aku lakukan
ini.” Kata Shi Kyung duduk didepan Myung
Joo sambil membaca surat yang dititipkan.
"Sekarang...
aku merasa seolah-olah aku mencurahkan seluruh darah ke tubuhku. Saat aku
menulis surat ini untukmu. Aku minta maaf untuk menggunakan ungkapan seperti
ini denganmu sejak kau sakit. Tapi, aku
benar-benar merasa aku mencurahkan semua
yang aku miliki di dalam diriku."
Shi Kyung
membaca dengan menahan rasa sedihnya, Ga Ram pun ikut mendengarkanya.
"Apa
Kau ingat film yang kita saksikan bersama? Orang mati bertemu dengan orang yang
hidup. Seorang anak perempuan lebih tua dari Ayahnya. Waktu dan tempat, hidup
dan mati, Ada dunia yang berbeda dari yang kita kenal. Itulah yang aku percaya.
Jadi, biarpun kau meninggalkan dunia ini" Aku telah memutuskan untuk
percaya bahwa kau tidak benar-benar
pergi."
"Jadi,
jangan katakan kita tidak punya banyak waktu
yang tersisa dan tidak bisa bersama. Aku akan menikahimu. Kau tidak punya
banyak waktu lagi, dan kau dengan bodoh menggunakannya untuk menghindariku. Itu
bukan hal terbaik bagi kita. Mari kita menikah. Ayo kita lakukan sekarang juga.
Itulah satu-satunya jalan."
Ga Ram
terlihat kaget mendengar ucapan Shi
Kyung dan langsung menariknya. Shi Kyung binggung karena tiba-tiba di tarik
keluar.
Shi Kyung
kaget kalau ternyata surat itu bukan untuk wanita itu. Ga Ram memberitahu kalau
Lee Myung Joo sudah menikah dan bahkan punya anak. Shi Kyung pun binggung apa
sebenarnya isi surat itu. Ga Ram pikir tahu apa arti dari surat itu.
“Ada
seorang pasien bernama Lee Myung Ji. Kau mendapatkan surat dari seorang
tentara, kan?” kata Ga Ram. Shi Kyung binggung Ga Ram bisa mengetahuinya.
“Aku
ingat seorang tentara yang datang menemuinya berkali-kali.” Kata Ga Ram.
Mereka
pun pergi menemui seorang wanita yang membaca surat yang di titipan pada Shi
Kyung. Myung Ji membaca surat dari pacarnya sambil menangis karena tetap ingin
mengajaknya menikah walaupun sudah ditolak olehnya.
Ga Ra
mengajak Shi Kyung untuk pergi saja membiarkan Myung Ji untuk menangis sendiri.
Myung Ji menarik tangan Shi Kyung dengan mata yang basah mengucapkan Terima
kasih. Shi Kyung seperti tak biasa melihat orang yang menangis lalu mengucapkan
terimakasih padanya, seperti penyesalanya tadi pun hilang karena bisa
menyampaikan surat.
Di atap
rumah sakit
“Rumah
sakit adalah tempat di mana kau tidak
tahu apa yang akan terjadi besok. Kau berkata pada orang-orang, sampai jumpa
besok. Bila kau datang keesokan harinya,
pasien banyak yang meninggal. Meski begitu, aku lega dia mendapatkan
surat itu sebelum dia meninggal. Kurasa
mereka akan menikah di sini.” Ucap Ga Ram.
“Kau
bilang Menikah di sini?” kata Shi Kyung yang sedari tadi hanya bisa menatap
kosong.
“Ya, pasien
tidak bisa pergi dari sini dan Kau tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi.
Kupikir kita terlalu lama. Guru wali kelas kami ingin bertemu denganmu di kantornya.” Kata Ga Ram lalu
meninggalkan Shi Kyung lebih dulu.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar