Ma Roo
berjongkok melihat So So yang menangis sambil berjongkok di dalam gereja.
“Aku perlu tahu, Apa dia tersenyum
atau menangis. Aku harus melihatnya sebelum aku pergi.” Ungkap PM
Flash Back
“Aku
harus segera menemukannya. Aku tidak punya waktu. “ ungkap PM menyakinkan
Direktur lalu bergumam kalau akan lebih baik jika tidak mengingatnya
Di saat
SMA, PM melawan beberapa pria dan terlihat sangat berani sampai akhirnya polisi
datang dan membawanya kantor polisi.
“Aku memiliki seseorang di sisiku, tidak peduli apa yang terjadi.” Gumam
PM lalu melihat seorang wanita masuk, ia mengatakan kalau bukan wanita itu.
Si wanita
khawatir melihat PM melihat keadaanya lebih dulu, lalu So So datang. PM
menganggap So So sebagai Juru selamat dan pahlawan, bahkan Pilar hidupku. So So
melihat adiknya terlihat sangat marah karena sudah memperingatakan agar jangan
berkelahi.
“Sudah ku
katakan, mereka memulainya lebih dulu!” ucap Adik So So. So So pikir adiknya
tidak merasa menyesal.
“Ahjushi,
aku butuh pistolmu.. Cepat Berikan padaku!” ucap So So sudah tak tahan lagi.
Adiknya menarik kakaknya agar tak melakukanya.
“Kau
tidak merasa buruk atas apa yang kau lakukan!” teriak So So marah. Adiknya
mengaku kalau ia sekarang merasa buruk!
“Dia
adalah pilar hidupku dan juga kuat. Aku hanya bisa mengandalkannya.” Gumam adik
So So
Ketiganya
keluar dari kantor polisi, Adik So So meminta pada kakaknya agar Jangan
beritahu Ibu dan Ayah. So So hanya melirik sinis.
“Noona-ku.. Bahkan ketika aku
berbohong tentang perjalanan sekolah untuk pergi berlibur dengan pacarku...”
So So
mengantar keduanya ke halte bus, Adiknya meminta jangan bilang pada Ibu dan
Ayah. Pacar adiknya juga meminta agar tak memberitahu orang tuaku juga. So So
hanya bisa menendang kaki adiknya karena kesal.
“Bahkan saat dia membuat rapor
bohongan.”
So So
sibuk didepan komputer menganti nilai jadi A dan Adikknya tetap meminta agar jangan
bilang pada Ibu dan Ayah. So So pergi ke sebuah bengkel mobil dengan bagian
depan yang hampir lepas.
“Dan saat aku mengalami kecelakaan
dengan mobil Ayahku.”
Adiknya
kembali mengulangi perkataan untuk tak memberitahu ayah dan ibunya. So So
menahan kesal melihat tingkah adiknya.
“Dia setia Dan dia juga keras
kepala.”
So So
memberitahu kedua orang tuanya ingin pergi keluar negeri. Adiknya seperti baru
bangun melihat kakaknya yang bersikukuh ingin pergi keluar negeri. Ibunya tahu
anaknya hanya ingin pergi dengan pacarnya yang berengksek. Ayahnya terlihat
sangat marah.
“Alasannya sempurna. Dia dalah Ratu
atas penalaran. Apa itu ungkapan yang tepat?” gumam
adik So So
Keduanya
pergi ke tempat bermain air dan adiknya mengambil foto dengan sang kakak.
Keduanya benar-benar terlihat sangat akrab. Adiknya bertanya apakah pria itu
yang ditakdirkan untuk bersama kakaknya. So So mengatakan tidak.
“Bukan
itu? Kupikir peramal keberuntungan memberitahumu tentang takdirmu.” Kata Adik
So So
“Takdir
itu tidak ada di dunia ini. Takdir adalah apa yang aku pilih untuk masa
depanku. Aku berangkat besok.” Ucap So So. Adiknya kaget mendengarnya.
“Jika dia tidak mengatakan itu..” gumam Adik So So. So So mengikuti ucapan adiknya agar tidak
memberi tahu Ibu dan Ayah.
“Jika aku tidak mendengarnya...”
Direktur
melihat adiknya sangat frustasi dan Seharusnya memberi tahu keluarganya tapi
malah merahasiakannya. Adik So So mengaku aklau percaya pada kakaknya. Direktu
pikir itulah alasan adik So So bisa jatuh, dengan mengibaratkan Yesus mati karena ditusuk dari belakang oleh
muridnya Meski, dia kembali hidup.
“Tapi dia
masih Noona-ku. Noona-ku tidak akan pernah menjadi hal buruk bagiku.”ungkap
adik So So yang sangat menyayangi kakaknya.
[Episode 4- Semuanya akan berhasil, selama Kau
tidak mengacaukannya lagi.]
Ma Roo
telihat gugup akan menepuk So So atau tidak, sampai akhirnya So So berhenti
menangis mengangkat wajahnya. Ma Ro memberitahu aklau a sudah datang dan
bertanya apakah sudah selesai menangis. So So menatap Ma Roo dengan wajah
sedikit kaget lalu bertanya Kapan datang
ke tempat itu. Ma Roo mengaku kalau Sebelum
So So mulai menangis.
“Situasi
dan perasaan ini... Aku lega. Aku tidak sendiri. Aku merasa ada seseorang yang
memegangku. Tapi... Aku sangat malu.” Gumam So So membayangkan dirinya yang
akan terjatu dari tebing.
Posisi
badan So So ada dibawah dan kakinya di pegang oleh Ma Roo, melihat Ma Roo
menatap bagian bawah dalam bajunya menyuruh agar pergi saja, Ma Roo memalingkan
wajah mengatakn akan pergi. Tapi So So yang tak bisa melakukan apapun meminta
agar jangan pergi.
“Oke,
Tidak akan.”kata Ma Roo tetap memang kaki So So agar tak terjatuh.
“Aku
menyuruhmu pergi.” Kata So So yang serba salah dengan posisinya.
“Jangan
tinggal di sini, tapi jangan pergi juga.” Gumam So So lalu akan pergi dan ingin
memegang Ma Roo untuk membantunya.
Tapi Ma
Roo malah menghindari tubuhnya agar So So tak menyentuhnya. So So yang terlalu
lama berjongkok akhirnya terjatuh. Ma Roo panik menanyakan keadaan So So yang
terjatuh.
“Aku
minta maaf. Aku memiliki respon yang bagus. Aku seorang atlet.” Ucap Ma Roo.
“Jika kau
memiliki respon yang bagus, bukankah kau harusnya menangkapku? Kau
menghindariku sehingga bisa menyelamatkan diri.” Keluh So So kesal dan berdiri
sendiri. Ma Roo meminta maaf.
“Aku akan
menangkapmu lain kali.” Kata Ma Roo ikut berjalan mengikuti So So
“Tidak
apa-apa. Aku tidak mempercayai pria.” Kata tegas So So
“Kenapa
kau tidak mempercayai pria?” tanya Ma Roo
“Pria
bukan orang yang bisa kau percaya.” Jawab So So.
“Temanku
menceritakan sesuatu yang lain.” Ucap So So
Flash Back
Ma Roo
minum bersama temanya, Si Maknae memberitahu
Ada dua jenis wanita di dunia ini yaitu Wanita yang seharusnya tidak dipercayai,
dan wanita yang tidak dapat dipercayai. Menurutnya Wanita tidak bisa dipercaya.
So So ingin
tahu alasanya. Ma Roo mengatakan Tidak tahu, menurutnya temanya itu Mungkin
tidak mengerti wanita. So So mengejelaskan Wanita tidak mempercayai pria karena
mereka mengenalnya dengan baik.
“Kita sebagai
pria tidak saling percaya karena tidak mengenalmu, tapi kau mengenal pria” kata
Ma Roo
“Itulah
sebabnya hubungan itu tragis, Sama seperti Romeo dan Juliet.” Kata So So
“Bukankah
itu sebuah tragedi karena mereka meninggal?” ucap Ma Roo
“Akan lebih
tragis jika mereka hidup. Juliet berusia 14 tahun dan Romeo berusia 17 tahun.
Coba Bayangkan jika mereka menikah. Apa yang orang-orang tahu? Dan di atas itu
semua, orang tua mereka tidak akur. Mereka mungkin lebih bahagia karena
keduanya meninggal.” Ucap So So
“Tidak
benar mengatakan bahwa mereka bahagia ketika meninggal. Dan Kau seharusnya
tidak mengatakannya di kaki malaikat.” Ucap Ma Roo menunjuk ke bagian atas
gereja. So So kaget dan terdiam.
Flash Back
So So
pergi ke peramal tarot memberitahu kalau Hasilnya
sama lagi dan Pasti itu takdirnya yaitu akan bertemu dengan cinta abadi
di kaki malaikat. So So binggung apa maksud Di kaki malaikat. So So ingin
mencoba pergi ke peramal lain hasilnya sama.
“Cinta
sejatimu ada di kaki malaikat. Kau akhirnya akan menemui cinta abadimu di kaki
malaikat.” Ucap semua peramal yang didatanginya.
“Aku
datang karena ingin tahu dimana letak
kaki malaikat itu.” Tanya So So datang ke peramal pertamanya.
“Kau
bilang Malaikat? Kami tidak menyembah malaikat. Dan Aku tidak tahu.” Ucap si
peramal.
Ma Roo
memberitahu kaki malaikat itu ada dibagian atas gereja, yaituSanto Michael sang
Malaikat Agung dan agak jauh juga. So So terus melihat ke arah atas dan seperti
berharap cinta sejatinya akan datang.
“Jika kita
naik ke sana, kita akan ada di kaki malaikat.” Kata Ma Roo. So So sempat
melamun sampai Ma Roo memanggilnya.
“Bisakah
kita naik ke sana?” tanya Ma Roo. So So menjawab tak bisa. Ma Roo bertanya
apakah terlarang.
“Mereka
menutupnya demi keamanan dan pelestarian budaya. Dan juga tidak berencana untuk
membukanya di masa depan.” Kata So So
“Itu
buruk, padahal Aku ingin melihatnya. Oh.. Yah.. Aku harus kembali ke Korea
besok, karena Ada pekerjaan di kantor. Apa aku bisa menukar tiket pesawatku?”
ucap Ma Roo
“Mungkin
saja , tapi kau tidak bisa mendapatkan pengembalian uang untuk perjalanan.” Jelas
So So
“Tidak
masalah. Ini salahku untuk pergi saat aku tidak memilikinya. Bagaimanapun,
malam ini adalah malam terakhirku di Perancis.” Ungkap M Roo
So So
bertanya Ma Roo ingin segelas anggur. Ma Roo binggung dimana mendapatkanya
karena semua Bar ditutup. So So mengatakan kalau ada yang menjual anggur di hotel. Ma Roo
kaget mendengar kalau itu di hotel dan hanya berdua saja.
“Apa
ada... orang lain di sekitar sini?” kata So So lalu berjalan lebih dulu. Ma Roo
pun mengikutinya.
So So
pergi ke sebuah tempat bernama Hotel dalam sebuah gang, lalu menyuruh Ma Roo
menunggu diluar saja karena akan membelikan anggurnya. Ma Roo gugup didepan
hotel karena So So mengajak minum anggur di hotel.
Dalam
khayalanya, keduanya minum anggur dalam hotel dengan So So yang mengunakan
pakaian sebelumnya. Ma Roo terlihat ketakutan melihat So So setelah minum
mengeluarkan cambuknya.
So So
keluar dari hotel memberikan sebotol anggur, Ma Roo menyadarkan diri kalau ini Tidak
mungkin terjadi dan tidak benar. So So pikir tak masalah karena melakukan ini
kadang-kadang ketika memiliki seseorang yang dekat dengannya. Ma Roo seperti
tak yakin, So So berusaha menyakinnya.
“Jangan
merasa terbebani.” Kata So So. Ma Roo pikir mana mungkin tak bisa seperti itu.
So So ingin tahu alasan Ma Roo merasa terbebani.
“Ada Pria,
wanita, hotel, malam, alkohol. Ini adalah lima sempurna. Apa yang akan terjadi
setelah itu?” kata Ma Roo yang berpikiran liar.
“Hei.. Apa
yang kau katakan? Ikut aku cepat! Di mana-mana sudah tutup, jadi ini satu-satunya
tempat untuk mendapatkan anggur. Apa kau orang sesat yang hanya memikirkan hal
itu? kata So So kesal berjalan lebih dulu. Ma Roo pun akhirnya mengikutinya.
Direktur
dan adik So So minum bersama, seperti keduanya mulai akrab. Direktur pikir
adiknya tahu kalau So So memiliki kepribadian yang kuat yitu Gadis yang mencuri
uang dan kartu orang tuanya untuk melarikan diri dari rumah jadi mana mungkin
akan kembali ke rumah.
“Aku yang
mencurinya dan Noona tidak tahu soal itu. Noona tidak tahu kalau ada kartu dan
uang di sana.” Akui Adik So So. Direktur kaget.
Flash Back
So So
akan pergi dengan pacarnya dan sudah ada dibandara. Adiknya menaruh tas di koper kakaknya, lalu memeluk So
So meminta agar menjaga diri. Setelah berkata pada kakak iparnya sebelum pergi.
“Adikmu
yang lebih muda ini biasa mengatakan "Jika kau membuat Noona-ku menangis,
Kau akan mati."” Ucap Adiknya.
“Tidak
akan. Jangan khawatir.” Kata si kakak ipar dan terlihat wajah itu adalah pria
yang memberikan alamat So So setelah Adik So So keluar dari penjara. Keduanya
pun berpelukan.
“Tapi kau
harus khawatir. Jika kau membuatnya menangis, maka Aku benar-benar akan
membunuhmu.” Ancam adik SoSo. Kakak iparnya terlihat terkejut.
“Kalian
harus menjaga diri” ucap adik ipar So So. Akhirnya So So pamit dengan pacarnya
untuk pergi ke Prancis tanpa memberitahu orang tuanya lebih dulu.
Adik So
So yang kesal langsung menghabiskan satu gelas anggur. Direktur mengeluh meminta
adik So So bisa mengHargai minumanya, karena minuman Anggur Perancis mahal
harganya.
“Jika dia
pergi seperti itu, seharusnya dia hidup bahagia. Aku mendapat telepon darinya.
Dia menangis tanpa mengatakan apapun, jadi aku berteriak padanya. Aku
menyuruhnya berhenti menangis, dan akan membunuhnya jika dia menangis. Aku
tidak tahu itu akan menjadi panggilan telepon terakhir kami.” Cerita Adik So So
“Hei, Kau
seharusnya datang ke Perancis untuk mencarinya saat itu.” Ucap Direktur. Adik So
So mengatakan kalau tidak bisa.
Flash Back
“Hei.. Kenapa
kau menangis? Kukatakan padanya bahwa aku akan membunuhnya jika kau menangis!
Kenapa kau menangis?” teriak Adik So So sedang wamil pulang naik bus dengan
pacarnya. So So hanya menangis dengan pemandangan menara Eiffel.
“Itu
karena bajingan itu kan? Dimana dia? Dimana bajingan itu?” teriak Adik So So
sangat marah sambil memukul bangku bagian depanya.
Direktur
pikir itu keputusan bagus karena tidak mencoba kabur. Adik So So So mengaku
pernah mencobanya, dengan melompat ke dinding unit militer, tapi tertangkap.
Direktur hanya terdiam karena adik So So memang berani.
“Kalau
aku tahu Bae Young Goo meninggalkan Noona-ku setelah mendapatkan posisi di
Korea. Aku tidak bisa diam.” ucap Adik So So marah
“Dengarkan
aku... Ada banyak orang dalam situasi serupa di negara ini. Itu sebabnya film
Perancis... Benar-benar membosankan.” Ucap Direktur.
“Omong-omong...
dimana Noona-ku?” tanya Adik So So ingin bertemu dengan kakaknya.
“Aku akan
memberikan beberapa saran sebagai sosok kakak laki-laki. Ini adalah hal
terpenting yang harus Kau lakukan sebagai keluarga, yaitu Kau harus
menunggunya... Tunggu dia diam-diam, tanpa sepatah kata pun. Karena Kenapa? Keluargamu
akan kembali pada akhirnya... Kecuali istriku... Dia masih belum kembali.” Ucap
Direktur akhirnya curhat dengan masalah menyuruh adik So So kembali minum saja.
So So
berjalan sambil minum winer dari botol menceritakan pada umumnya orang biasa
menangis saat tinggal di luar negeri dan Hal itu biasa terjadi karena
merindukan teman dan keluarganya. Ma Roo ingat kalau So So mengatakan tidak
punya keluarga.
“Itulah
sebabnya. Aku lebih merindukan mereka. Lalu Ma Roo, kenapa kau datang sendiri?”
tanya So So
“Ya
begitulah. Kenapa kau membeli cambuk itu?” tanya Ma Roo
“Kenapa
kau membawa lingerie wanita?” balas So So
“Siapa
orang yang mengejarmu?” tanya Ma Roo kembali
“Kenapa kau
selfie dengan ekspresi itu?” balas So So
“Apa kau
berimigrasi ke Perancis?” tanya Ma Roo
So So
bertanya alasan Ma Roo yang ingin pulang mendadak, Ma Roo membalas kapan So So kembali ke Korea,
Keduanya saling bertanya tanpa mau ada yang menjawab. So So menyuruh Ma Roo
minum saja anggurnya.
Kyung Jae
sudah menyiapkan anggur dan juga gelas, lalu memeluk So Ran dari belakang, So
Ran menoleh kebelakang, Kyung Jae kaget untuk kedua kalinya karena So Ran
kembali mengunakan masker hitam.
“So Ran,
kita ada di Perancis. Mari kita lebih romantis.” Keluh Kyung Jae. So Ran setuju
dan meminta agar menciumnya lebh dulu. Kyung Jae mendekat tapi lebih dulu
membuka masker wajah pacarnya. So Ran mengomel karena maskernya padahal akan
kering dan seharunya Kyung Jae bisa menunggu.
“Kudengar
matahari terbit indah di sini. Mari kita lihat besok pagi.” Kata So Ran
menunjuk ke arah geraja yang ada di jendela kamar.
“Tapi dia
menyuruh kita untuk tetap bersama.” Kata Kyung Jae. So Ran pikir kalau mereka
hanya sebentar.
“Hei,
bagaimana kalau kau tersesat? Kau tidak bisa berbahasa Inggris.” Kata Kyung Jae
“Aku bisa
berbicara bahasa Inggris sehari-hari.” Kata So Ran.
Kyung Jae
buru-buru menghabiskan wine dalam gelas, langsung setuju akan pergi dan menurutnya
kalau ingin melihat matahari terbit, harus tidur lebih awal dan langsung
mengendong So Ran untuk dibawa ke tempat tidur.
“Ini Sama
seperti pecinta Perancis...” bisik Kyung Jae mengoda. So Ran bingung lalu mengaku
kalau harus buang air besar dan meminta agar diturunkan.
“Aku
tidak pergi selama tiga hari disini, jadi Aku harus pergi saat aku bisa.” Kata So
Ran bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Kyung Jae terlihat menahan kesal duduk
di pinggir tempat tidur akhirnya membuka pintu kamar mandi.
“Hei, Kau
terlalu lelah tadi malam, dan Kau harus buang air besar malam ini. Bagaimana
kau bisa seperti itu setelah kita sampai sejauh ini? Apa sulit menahannya?”
teriak Kyung Jae marah. So Ran meminta agar Kyung Jae mengambilkan ponselnya
karena bosan. Kyung Jae langsung mengambilkan ponsel So Ran, tanpa menolaknya.
“Hei, aku
tidak akan melihat matahari terbit!” teriak Kyung Jae. So Ran malah heran
melihat Kyung Jae yang kesal padahal seharusnya bisa menghiburnya.
“Tidak
tahulah... Aku tidak ingin melawan kotoran.” Ucap Kyung Jae kesal. So Ran
mengeluh karena Kyung Jae membuatnya jadi tak bisa fokus.
Pagi Hari
Semua
mengambil foto diatas jembatan dengan latar belakang gereja. So So memberitah
kalau Ini adalah salah satu tempat di
mana bisa melihat keindahan Mont Saint-Michel dan karena panoramanya. Yeon Jung
terlihat seperti fotographer mengambil foto Hyun, sementara So Ran terlihat
kesal melihat Kyung Jae yang sibuk dengan ponselnya.
“Air
pasang datang dua kali sehari di dekat Wihara. Ada penumpukan pasir. Jadi
konservasi lingkungan membangun tempat ini.” Jelas So So mengajak akan menuju
wihara setelah selesai memotret.
Bus kembali
berjalan So So menjelaskan Sejarah Mont Saint-Michel kembali terjadi 1.300
tahun dan satu-satunya tempat yang tidak terpengaruh oleh tentara Inggris. Ma
Roo terus berdiri didekat So So mendengarkan dengan wajah serius.
“Selama
Perang Seratus Tahun antara Perancis dan Inggris. Itulah kenapa ini adalah
tempat suci bagi orang Perancis Dan juga harga diri mereka.” Ucap So So
akhirnya mereka semua pun turun
“Wow,
alangkah baiknya memanggang daging di sini.” Ungkap Tuan Oh kembali. Istrinya
kembali berkata agar suaminya berhenti mengatakan itu.
“Hampir
semua turis Korea hanya datang ke sini selama sehari. Tapi kita akan di sini
selama dua hari.” Kata So So. Tuan Oh pikir tempat kali ini besar.
“Tidak.
Ini kecil, tapi sangat indah. Kita akan melihat-lihat dengan berkelompok hari
ini, dan bebas untuk besok. Dan Apa kalian melihat patung perunggu di atas
gereja?” ucap So So. Beberapa orang tak bisa melihatnya.
“Patung
yang sulit dilihat adalah Saint Michael the Archangel. Uskup mengatakan bahwa
dia diperintahkan untuk membangun wihara ini dalam mimpinya. Pertamanya, dia
tidak mendengarkan karena itu hanya mimpi. Tapi itu muncul lagi, dan ketiga kalinya
dia memimpikannya.” Jelas So So
“Dia
mengernyitkan dahinya karena tidak mau mendengarkan. Dan jari itu ditepis, lalu
membangunkannya dari mimpinya. Legenda yang sama diceritakan di Italia pada
abad keempat...” kata So So
“Ada
banyak legenda seperti itu” ungkap Hyun. Yeon Jung mengatakan kalau ada banyak
di seluruh dunia.
“Saat
itulah mereka mulai membangun wihara. Produk terindah dari wahyu Tuhan dan
kepercayaan manusia Yaitu Mont Saint-Michel. Jadi Ayo kita masuk ke dalam.” Ucap
So So
So So
berjalan disamping Ma Roo, So Ran melihat keduanya kembali membahas dengan
Kyung Jae kalau Ada sesuatu di antara keduanya. Kyung Jae yang sibuk dengan
ponselnya bertanya apa maksud ucapanya. So Ran yakin kalau pasti ada dan bisa
mencium keduanya memiliki sesuatu.
“Hei, Kau
baunya lebih buruk... Kau malah buang kotoran.” Keluh Kyung Jae. So Ran ingin
marah tapi saat itu ponsel Kyung Jae kembali berdering. Kyung Jae langsung
mengangkatnya dan mengatakan kalau sedang ada di Perancis.
Ma Roo
menanyakan tentang tiket pulangnya, So So memberitahu sudah bilang ke
perusahaan kalau Ma Roo akan kembali hari ini jadi akan mengirim mobil pukul 1
siang, dan Ma Roo bisa pergi setelah makan siang.
“Aku akan
memeriksa apa lagi yang masih
tertinggal. Tapi, Apa sangat mendesak dan kau harus pergi sekarang?” ucap So
So.
“Itu
karena kerjaan.” Kata Ma Roo singkat So So membahas tentang Sisa perjalanannya.
“Aku tahu,
tidak dapat dikembalikan.” Kata Ma Roo sudah menjadi konsekuensinya.
“Bukan
itu. Jangan merasa buruk kalau kehilangan sisanya. Jika kau melakukannya, maka itu
akan menjadi penjaramu.” Ucap So So. Ma Roo binggung apakah ia akan dipenjara.
“Tidak...
Orang cenderung terjebak di tempat yang belum mereka kunjungi. Kudengar itu
terjadi pada orang-orang yang pulang ke rumah setelah di tengah jalan.” Kata So
So.
Direktur
dan adik So So tertidur di sofa setelah banyak minum. Direktu mengeluh
mendengar suara ponselnya di pagi hari dan menyebut nama So So. Adik So So
langsung terbangun mendengar nama kakaknya dan sengaja menguping.
“Aku
sudah cek bursa tiket, jadi jangan lupa kirim mobil jam 1 siang.” Ucap So So
“Aku
mengerti. Apa kau mengatakan kepadanya bahwa tiketnya tidak dapat dikembalikan?”
kata Direktur. So So mengatakan itu sudah pasti.
“Dia
setuju untuk membayar biaya proses tiket dan penyewaan mobil. Aku akan memulai
tur sekarang.” Ucap So So lalu menutup telpnya.
Direktur
pun menaruh ponselnya setelah berbicara dengan So So, Adik So So bertanya pada
Direktur keberadaan kakaknya lagi. Direktu masih setengah sadar memberitahu So
So ada di Mont Saint-Michel dan Ada masalah di sana. Adik So So akhirnya
diam-diam kabur dari kantor, Direktur seperti tak sadar kalau adik So So yang
pergi.
“Apa dia
layak mendapatkan ini? Dia meninggalkan keluarganya dan melarikan diri. Dia
sama buruknya dengan bajingan itu.” Gumam Adik So So berlari untuk pergi
bertemu dengan kakaknya.
Flash Back
Di ruang
pertunjukan, Keluarga Yoon sudah siap menonton lalu seorang keluar dan berdiri
diatas panggung. Adik So So kaget ternyata itu kakak iparnya yang meninggalkan
kakaknya, sedang menyanyi diatas panggung. Ia langsung berlari ke panggung
memberikan pukulan pada mantan kakak iparnya.
“Dimana
Noona-ku? Dimana kau meninggalkannya? Aku bilang akan membunuhmu.” Teriak Adik So So marah. Dua
orang pengawal datang menarik Adik So So untuk menjauh di kakak iparnya.
“Jika
Tuhan membiarkanku membunuh dua orang Aku akan membunuh bajingan itu dua kali.”
Gumam Adik So So lalu berhenti karena kebinggungun cara bisa ke Mont
Saint-Michel.
“Saat aku
memandu turis, Aku telah mendengar ini berulang kali. Perancis bisa hidup
berkat nenek moyang mereka. Perancis menghasilkan banyak uang, hanya dari aset
budaya mereka. Namun, Perancis beruntung memiliki keturunan mereka daripada nenek
moyangnya.”
“Upaya
keturunan untuk melindungi dan melestarikan semuanya, Menciptakan Perancis yang
ada sekarang ini. Dengan pembangunan kembali dan rekonstruksi. Mereka mencegah
sejarah mereka hancur.”
So So
menjelaskan dengan lancar dan banyak
peninggalan sejarah yang terawat, dijadikan objek wisata sejarah.
“Sebuah
bisnis kesehatan dimulai pada era Napoleon. Dan pada waktu itu, seorang koki
wanita menemukan telur dadar. Ini menjadi sangat terkenal, dan menetapkannya
sebagai keahliannya. Kita akan makan siang di sini. Haruskah kita melihat-lihat
sekarang?” ucap So So mengajak mereka untuk masuk lebih dulu. Tuan Oh mengeluh
apakah memang bagus tempatnya, sang istri meminta Tuan Oh tak banyak komentar.
“Sekarang
ini adalah masakan terkenal di dunia. Namun mereka masih menggunakan metode yang
mereka gunakan 128 tahun yang lalu Dan mereka membuatnya sendiri.” Jelas So So
membawa mereka ke bagian dapur terbuka.
Ada
beberapa pekerja yang bertugas mengaduk adonan omellete, lalu yang lainya
memangang omellet dalam tungku seperti dibakar dan masih mengunakan metode
lama.
Mereka
berjalan menanjak, Tuan Oh yang tak sabar menyuruh istrinya agar cepat. Nyonya
Han seperti kelelahan, Ma Roo menjaganya agar Nyonya Han tak terjatuh. So So
memberitahu kalau mereka sudah sampai dirumah Bertrand du Guesclin.
“Ini adalah
rumah dinas militer. Dan itu terlihat sama seperti pada Abad Pertengahan. Istri
Bertrand du Guesclin adalah seorang peramal. Sebelum suaminya pergi berperang,
Dia membacakan keberuntungannya untuk meramalkan hasilnya.” Jelas So So dengan
gambaran yang ada drumah Bertrand.
“Ada film
yang menjadi hits di Korea. Pernahkah kalian menonton "Mad Max"?”
tanya So So. Hyun mengatakan sudah pernah menonton. Yeon Jung ingin tahu dengan
siapa. Hyun menyuruh Yeon Jung agar memikirkan urusanya sendiri saja.
“Kau
melihat ini di filmkan, Ini adalah sabuk kesucian. Selama Perang Salib, saat tentara
pergi berperang. Mereka meletakkan benda ini pada istri mereka. Itu untuk
mencegahnya agar istrinya tidak menipu mereka. Tapi mereka mengatakan bahwa para
istri memanggil tukang kunci untuk membukanya.” Jelas So So pada sebuah benda
seperti gembok bentuk celana.
“Bisakah
orang melakukan rutinitas mereka dengan menggunakan itu?”tanya Ma Roo
“Aku
tidak yakin. Aku belum mencobanya. Sekarang kalian bisa Ambil beberapa gambar,
dan temui aku di pintu masuk dalam 10 menit.” Ucap So So.
Yeon Jung
masih sibuk ingin tahu Hyun pergi menonton dengan siapa. Hyun mengatakan kalau
Yeon Jung tidak perlu tahu.
Mereka semua
sudah keluar, Tuan Oh mengeluh pada So So karena Ma Roo yang belum keluar karena
mereka harus bergegas ke tempat berikutnya. Istrinya pikir belum 10 menit. So
Ran terlihat kesal melihat Kyung Jae yang selalu sibuk dengan ponselnya.
“Ini Sudah
waktunya, jadi dia akan segera keluar.” Ucap So So akhirnya datang karena
melihat Ma Roo yang belum keluar. Tuan Oh mulai mengumpat kesal karena Ma Roo
selalu saja telat datang.
“Apa kalian
ingin mendengar cerita lucu? Ini adalah cerita legendaris di sekitar sini.” Ucap
So So. Saat itu Ma Roo sedang didepan sabuk kesucian.
“Lima
tahun yang lalu, seorang turis ingin mencoba sabuk kesucian.” Cerita So So. Semua
kaget dan
“Dia
pastilah orang yang penasaran. Kau tahu pasti ada orang yang ingin mencobanya
semua karena penasaran.” Ucap So So. Ma Roo melihat tak ada orang disekeliling,
akhirnya mencoba sabuk kesucian dan mengambil foto selfie.
“Tapi kau
tidak boleh memakainya, Tidak ada kuncinya. Polisi, walikota, dan menteri datang
dan membuat keributan. Tapi dia harus menahannya selama lima jam sampai tukang
kunci datang.” Kata So So. Ma Roo ingin melepaskanya, tapi tak bisa terbuka dan
mengumpat kesal.
“Mereka mencoba
menyembunyikannya dengan membodohi sejarah Mont Saint-Michel. Tapi dia kabur.”cerita
So So
Tuan Oh
memastikan kalau bukan orang Korea. So So mengaku kalau bukan, Tuan Oh pikir
Itu memalukan dan akan merusak reputasi mereka.
So So mengatakan akan menuju ke tujuan berikutnya. Tuan Oh melihat Ma
Roo yang belum datang juga kembali mengomel Ma Roo yang terlambat setiap saat.
So So pikir akan masuk memanggilnya jadi meminta mereka menunggu.
Bersambung
ke part 2
Haha ma roo kepo sih,rasain tuhh😆😆😆😆😆
BalasHapus