[Episode 3: Ini Sangat Menggangguku]
Nyonya Oh
membersihkan barang-barang untuk dicuci, seorang pria tiba-tiba terus
menatapnya tanpa henti seperti ingin melakukan sesuatu padanya. Nyonya Oh
ketakutan memilih untuk segera pergi. Si pria mendekati Nyonya Oh menarik
trolly karena tahu akan dicuci. Nyonya Oh menolak tapi si pria sudah menariknya
lebih.
“Terima
kasih... Biarkan disana, dan aku akan mengurusnya.” Kata Nyonya Oh
“Pak Kim
Jae Woong, bagaimana keadaanmu hari ini? Cuaca yang bagus untuk berjalan-jalan.”
Kata seorang dokter. Tuan Kim seperti tak suka memilih pergi untuk menghindari
dokter.
Nyonya Oh
menatap merasa kasihan melihat Tuan Kim, lalu Dokter mengetahui Nyonya Oh
adalah menantunya Nenek Duk Boon. Nyonya Oh membenarkan dan si dokter berharap
mereka bisa bekerja sama dengan baik. Nyonya Oh pikir seharusnya ia yang
mengatakan itu.
“Nenek
Duk Boon jauh lebih populer di sini daripada aku.” Cerita Dokter. Si Nyonya Oh
hanya mengangguk saja.
“Omong-omong,
apa yang terjadi dengan pria itu?” tanya Nyonya Oh
“Dia menderita
kanker usus besar, tapi ajaibnya ususnya mengalami drained. Tapi kankernya
tetap ada. Dia mencoba pengobatan alternatif, dan akhirnya bisa buang gas. Aku
hampir menangis melihatnya. Ini bukan untuk orang normal. Bagi pasien di sini,
hal-hal sederhana adalah mukjizat.” Cerita Dokter.
“Kupikir
pasien sangat menginginkan sesuatu. Aku percaya keinginannya untuk hidup itu
kuat. Lalu Apa yang membuatmu bertanya tentang dia? Apa Pak Kim Jae Woong mengatakan
sesuatu?” kata Dokter. Nyonya Oh nampak gugup lalu mengatakan tak ada saat itu
Dokter wanita melihat Nyonya Oh dengan sinis.
“Mari
kita bekerja sama dengan baik untuk
selanjutnya. Bukankah ini terlalu berat bagimu? Pasti sangat sulit.” Kata
Dokter
“Tidak,
aku baik-baik saja. Aku bisa melakukannya.” Ucap Nyonya Oh. Dokter meminta agar
Nyonya Oh tetap makan walaupun sedang bekerja.
Joo Yeon
melihat Shi Kyung menarik Ga Ram ke sisi sekolah, lalu memperlihatkan sesuatu
dibalik jas sekolahnya. Shi Kyung pikir kalau Gae Ram itu menyukai piringan
hitam yang diperlihatkanya dan menawarkan agar membelinya. Ga Ram tahu kalau
Shi Kyung pasti kehabisan uang saku.
“Hei, apa
yang kau bawa untukku?” ejek Ga Ram. Shi Kyung menceritakan sudah ketahuan ada di warnet.
“Wow. Itu
adalah U2... Itu adalah album pertama mereka dari tahun 80-an. Dan Itu sangat
langka. Aku menginginkannya. Tapi Dari mana kau mendapatkannya?” kata Ga Ra.
“Ini dari
kamarku... Maksudku, kamar ayahku... Ah.. Tidak, ini dari kamarku.” Ucap Shi
Kyung gugup.
“Kenapa
kau diam-diam menjualnya?” tanya Ga Ram heran. Shi Kyung pikir menjualnya diam-diam karena tidak boleh tertangkap oleh
orang itu. Ga Ram binggung siapa yang dimaksud "Orang itu"
“Ya,
orang itu... Lee Shi Young, anak sialan itu.” Ungkap Shi Kyung dongkol. Ga Ram
heran ada apa dengan adiknya itu.
“Hei, apa
dia akan membiarkannya saja jika dia tahu aku menjual ini?” ungkap Shi Kyung.
Ga Ram
pun memutuskan akan membelinya dan ingin tahu yang dibutuhkan Shi Kyung. Shi
Kyung mengatakan Sebanyak mungkin. Ga Ram heran seberapa lama Shi kyung bisa
menjual barang terakhir seperti ini dan berapa butuh uang yang banyak. Shi
Kyung mengaku sangat banyak. Shi Kyung mengeluarkan dompetnya, Shi Kyung
langsung mengambil uang dari dompet.
Di kelas
Joo Yeon
langsung menceritakan yang dilihat dari matanya, Temanya tak percaya dan merasa
kalau itu mustahil, kalaau Bernard memaksa Ga Ram memberinya uang. Joo Yeon
menyakinkan kalau ayahnya seorang polisi mengatakan “Gangster dari Seoul datang
untuk menangkap Shi Kyung.” Mereka pun sudah mendengarnya.
“Dia
pasti lari dari gangster. Apa yang dia lakukan
sehingga mereka mengejarnya?” kata wanita si rambut kepang dua.
“Tapi,
Shi Kyung sepertinya tidak seperti itu saat dia bersama kita. Jika benar,
sepertinya dia agak lamban.” Kata Min Suk. Teman yang lain pikir benar
menurutnya Shi Kyung Bernard
“Tidak...
Semuanya masuk akal sekarang. Aku kebetulan mendengar Shi Kyung di telepon.”
Ucap teman berkacamata. Mereka pun langsung berkerumun ingin tahu.
Flash Back
Shi Kyung
menerima telp dengan kesal memberitahu kalau yang telah dialaminya yaitu kalau
teman-temanya itu memaku nya di dalam peti mati untuk mencegahnya bersaksi. Si
Pria kacamata pun mendengar sama ketika akan masuk toilet.
Beberapa
orang bingung apa maksud dari cerita si temanya itu. Si pria berkaca mata menceritakan kalau Sebuah
kasus perkelahian sekolah terungkap karena Shi Kyung, lalu Ia terjebak di dalam
peti mati karena menyaksikan perkelahian itu. Saat itu Bom tiba-tiba
menjatuhkan kursi yang membuat semua kaget, seperti terlihat marah
“Bom, apa
yang membawamu ke sini? Apa Kau berada
di kelas pada jam segini?” Joo Yeon Binggung
“Itulah
sebabnya aku pergi sekarang. Apa ada yang tahu nomor Lee Shi Kyung?” kata Bom.
Joo Yeon mengaku tahu. Bom langsung memberikan ponselnya agar bisa memberikan
nomor Shi Kyung.
Guru Park
membaca lembaran di tanganya sambil tertawa, Wakepsek melihat lalu
bertanya apakah ada yang lucu, supa
aikut tertawa juga. Guru Park menceritakan sedang membaca lembaran puisi yang ditulis oleh para wanita di klub
senior yang diajar, menurutnya Mereka itu hebat. Wakepsek melihat tulisan
"F ---"
“Itu
adalah kata kutukan. Kau harus mengatakan "ding dong" sebagai
gantinya.”kata guru Park
“Kau
menggunakan "Ding Dong" sebagai paduan suara, kan?” ucap Wakepsek.
“Wanita
tua ini memiliki mulut yang cukup gila.” Cerita Guru Park. Wakepsek lalu
bertanya apakah Guru Park pernah mendengar desas-desus tentang Lee Shi Kyung.
Guru Park terlihat binggung.
“Ada
desas-desus kalau dia adalah seorang gangster papan atas di sekolah lamanya,
Jadi Temuilah dia.” Kata Wakepesek. Guru Park binggung. Shi Kyung diangap Seorang gangster.
“Dokumennya
belum masuk dari Seoul.” Kata Guru Park
“Kita
harus menyelesaikan sesuatu jika itu tidak
benar, jadi caritahu tentang itu. "Ding dong."” Kata Wakepsek. Guru
Park kaget dan hanya bisa tertawa.
Shi Young ada di UKS berbaring lemas lalu
menerima telp dari Ji Min, temannya di Seoul memberitahu kalau memang jam makan
siang tapi karena sudah sarapana memilih untuk tidur siang.
“Dengkuran
nenekku seperti gempa 3.5 Skala Richter. Apa yang akan dilakukan Lee Shi
Kyung?!! Tapi Itu bukan kesalahan Shi Kyung. Apa Kau pikir Shi Kyung akan
melakukan itu?”kata Shi Young kaget dan buru-buru menutup telp setelah melihat
Bom ikut masuk ruangan juga.
“Kau
adalah adiknya Lee Shi Kyung, kan?” kata Bom. Shi Young tak mengakuinya. Bom
seperti tak percaya
“Kalau
begitu, kau pasti tidak tahu.” Kata Bom. Shi Young pun bertanya Apa yang ingin
diketahuinya.
“Apa Lee
Shi Kyung pindah ke sini karena dia menggertak seseorang?” kata Bom
“Siapa
yang mengatakan omong kosong itu!?” ucap Shi Young marah. Bom pikir kalau
memang tak benar tak perlu marah. Shi Young bergegas keluar dengan wajah
dongkol.
Bibi Oh
mencari kerjaan di laptop tentang [Kontrak Kerja Guru] lalu kakaknya datang dan
buru-buru menutup laptopnya. Nyonya Oh megeluh kalau badanya jadi sakit semua,
Bibi Oh pun menanyakan hari pertama kakaknya berkerja. Nyonya Oh merasa seperti
sedang sekarat dan memperingatakan adiknya agar Jangan beritahu anak-anak.
“Kenapa?
Eonni tidak melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh kau lakukan.” Kata
Bibi Oh
“Karena...
aku masih merasa canggung.” Ucap Nyonya Oh
“Aku
mendengar kabar dari Shi Young kalau anak-anak sekolah mengunjungi Hospice sepanjang
waktu. Kau akan langsung menemui mereka. Kudengar mereka biasanya jadi relawan
pada hari Sabtu.” Cerita Bibi Oh. Nyonya Oh mengaku kalau tidak ada disana pada
hari itu. Bibi Oh mengerti.
“Tapi Nenek
tahu, kan?” kata Bibi Oh. Nyonya Oh menceritakan Nenek Kim yang mencarikan pekerjaan untuknya.
“Oh, dia
sangat membuatku takut. Kau benar-benar menakjubkan, Eonni.” Ungkap Bibi Oh
“Jung
Soo... Ada seorang pasien, dan dia terus menatapku. Hal ini mulai menjadi
aneh.” Cerita Nyonya Oh.
Bibi Oh
ingin tahu Pasien seperti apa. Nyonya Oh menceritakan Tuan Kim menderita kanker
usus stadium akhir, pekerjaanya kepala geng terkenal, mereka bisa sering
melihat diberita karena terlibat perkelahian hebat. Bibi Oh takut kalau Tuan
Kim yang tiba-tiba menatap kakaknya.
“Eonni
harus berhati-hati. Terkadang, dari sudut yang salah, Eonni sebenarnya bisa
terlihat cantik.” Ucap Bibi Oh. Nyonya Oh binggung apa maksud "Sudut yang
salah"
“Ahh..
Kau Pergilah ke sekolah besok dan temui guru wali kelas Shi Kyung. Dia ingin berbicara
denganku, tapi aku harus bekerja. Aku bilang kau akan pergi sebagai gantinya.”
Jelas Nyonya Oh. Bibi Oh binggun apa yang harus dikatakan pada wali kelas Shi
Kyung.
Shi Kyung
menghitung banyak uang koin diatas meja. Ga Ram melihatnnya hanya takjub
darimana mereka mendapatkan semuanya itu. Shi Kyung menyuruh Ga Ram diam karena
harus menghitungnya sebelum Lee Shi Young kembali, karena sudah mencurinya dari
celengannya jadi tidak tahu.
“Kau
pasti benar-benar membutuhkan uang.” Ungkap Ga Ram. Shi Kyung mengeluh karena
ada banyak uang 10 won membuatnya kesusahan.
Saat itu
pria berkacamata mendekati Shi Kyung dengan wajah ketakutan, semua anak murid
hanya berdiri didekat pintu. Si pria memberitahu kalau Yong Gi ingin memberikan
selembar kertas. Shi Kyung binggung karena seperti tak mengenal Yong Gi tapi
tahu duduk di paling belakang dekat jendela.
“Apa Kau
masih belum tahu siapa Yong Gi itu? Dia adalah petarung terhebat di sekolah
kita.” Ucap si Pria. Shi Kyung ingin tahu apa maksudnya.
“Pokoknya,
ini dia menuliskan surat ini”kata si pria lalu pergi dengan wajah ketakutan.
Shi Kyung membaca kertas dari Yong Gi [Datanglah ke atap. Sekarang juga!]
Beberapa
anak berlari memberitahu kalau Murid pindahan dan Yong Gi sedang berkelahi di
atap dan anak itu adalah petarung terbaik di sekolah lamanya.
Shi Young
baru saja berjalan di lorong binggung, lalu berpikir kalau bukan kakaknya yang
dimaksud, lalu melihat sosok orang yang menunggu didepan sekolah.
Bibi Oh
bertemu dengan Guru Park di kantor. Guru Park baru tahu kalau Shi Kyung bukan
pelakunya, tapi saksi atas serangan itu. Bibi Oh membenarkan kalau Shi Kyung
bukan tipe orang yang menyakiti siapa pun, bahakn Adiknya selalu memukulinya.
Guru Park binggung siapa adiknya, tapi bisa mengerti maksudnya Shi Young.
“Aku
yakin dia hanya menahan diri.” Pikir
Guru Park. Bibi Oh pikir itu tak mungkin.
“Aku
penasaran bagaimana ada rumor seperti itu.” Ungkap Bibi Oh
“Ya, aku
juga penasaran. Aku lega saat tahu rumor itu tidak benar. Terlepas dari rumor
itu... Aku memang ingin berkonsultasi dengan wali. Ini adalah kebijakan sekolah
kami untuk terhubung dengan wali atau orang tua murid.”jelas Guru Park
“Maafkan
aku. Kakakku sangat sibuk.” Ungkap bibi Oh. Guru Park pikir tak masalah karena
Ada murid lain yang orang tuanya tidak bisa datang.
Tiba-tiba
seorang murid datang memberitahu kalau
Yong Gi naik ke atap bersama murid pindahan. Guru Park tak percaya kalau
Yong Gi melakukan itu lagi. Bibi Oh binggung apakah Murid pindahan itu Shi
Kyung.
Semua
murid sudah ada diatap, Shi Kyung sudah berhadapan dengan Yong Gi dengan
tatapan dingin. Yong Gi pikir kalau Shi Kyung yang menantangnya untuk
berkelahi. Shi Kyung binggung apa maksudnya, karena alasanya datang Yong Gi yang ingin bertemu dengannya.
“Kenapa
kau berubah pikiran sekarang Kau bilang dua matahari tidak bisa ada di langit.
Kau menantangku untuk berkelahi dengan omong kosong itu. Apa kau takut sekarang
karena kau sudah melihatku? Lalu jelaskan dan berlututlah.” Ucap Yong Gi dengan
mata gangsternya.
“Selalu ada
salah satu dari orang-orang ini kemanapun kau pergi dan Tidak ada gunanya
membuang-buang waktu.” Gumam Shi Kyung lalu berjalan mendekat seperti sudah
siap berkelahi.
Shi Young
melihat kakaknya dan kaget ternyata Shi Kyung malah berlutu didepan Yong Gi.
Shi Kyung pikir Yong Gi sudah puas karena sudah berlutut, semua murid tak
percaya kalau Shi Kyung bisa berlutut begitu saja.
“Aku
berlutut, dan sekarang aku pergi.. Selain itu Bukan aku yang mengirimkan
catatan itu kepadamu.” Ucap Shi Kyung berjalan pergi.
“Hei,
kembali kesini.” Teriak Yong Gi seperti merasa terhina, Saat itu teriakan guru
Park memanggil nama Yong Gi. Semua langsung berlari ketakutan termasuk Yong Gi.
Guru Park sudah ada di dekat jendela melihat ke arah atap.
Shi Kyung
ikut berlari sambil bergumam karena panik “Dibandingkan dengan keberanian Yong
Gi, maka Aku lebih takut ketahuan oleh pemilik koin ini.” Lalu buru-buru
memasuka ke dalam plastik. Saat itu Shi Youn datang bertanya apa yang sedang
dilakukan Bernard.
“Celengan
babiku ringan,jadi aku memeriksanya. Seseorang memotong perutnya dan
menutupinya dengan pita.” Ucap Shi Young
“Benarkah?
Siapa yang akan melakukan hal seperti itu?”kata Shi Kyung pura-pura tak tahu.
“Aku tahu
berapa banyak uang yang ada di sana. Aku tidak boleh kehilangannya bahkan 10 won.” Kata Shi Young
“Jumlahnya
16.370 won dan Sangat sulit menghitung semuanya.” Keluh shi Kyung
“Apa kau
melihat Bibi Jung Soo? Dia datang ke sekolah karena kau. Ada rumor kalau kau
adalah seorang gangster.” Kata Shi Young. Shi Kyung kaget mendengarnya.
“Lalu,
apa itu sebuah catatan untuk mengujiku?” tanya Shi Kyung. Adiknya juga tak tahu
“Oh, aku
melihat orang yang tidak asing di depan sekolah kita. Apa kebetulan itu...”
kata Shi Young. Shi Kyung tahu kalau Itu adalah Jae Hoon. Shi Young tahu kalau
itu Jae Hoon teman kelas Shi Young di
Seoul.
“Dia ada
di sini karena serangan di sekolah.” Kata Shi Kyung. Shi Young heran kalau
kakaknya tahu tapi malah tidak pergi menemuinya.
Shi Kyung
mengaku tidak ingin menemuinya dan sudah berbicara dengannya di telepon. Shi
Young pikir Tetap saja kakaknya tak boleh melakukan itu, karena Jae Hoon
itu datang jauh-jauh dari Seoul dan
berpikir kakanya seperti selebriti yang tak mau ditemui oleh fansya. Shi Kyung
menegaskan kalau ini tidak ada hubungannya dengan adiknya jadi lebih baik
memikirkan urusan sendiri saja.
Shi Kyung
akhirnya datang menemui Jae Hoon sambil mengeluh kalau sudah mengatakan jangan
datang. Jae Hoon meminta maaf karena tidak tahu harus berbuat apa selain
bertemu dengan Shi Kyung. Shi Kyung menyuruh Jae Hoon untuk pergi saja.
“Sudah
kubilang padamu kalau aku tidak akan menolongmu.” Tegas Shi Kyung. Jae Hoon
memohon
“Aku
sudah memberitahumu apa yang terjadi padaku. Apa kau ingin menjadi saksi jika
kau terjebak dalam peti mati? Maafkan aku.” Kata Shi Kyung.
“Tapi,
tidak bisakah kau membantuku? Orang tua mereka pergi ke polisi, dan mereka
mengklaim kalau aku pelakunya.” Cerita Jae Hoon.
Shi Kyung
kaget mendengarnya, Jae Hoon merasa Semua anak di sekolah tahu kalau Gangster
itu yang menggertaknya tapi Tidak ada yang benar-benar melihatnya, bahkan pergi
ke sekolah dan menyebarkan desas-desus kalau ia adalah pelakunya, jadi terlalu
takut untuk pergi ke sekolah dan akan pindah sekolah.
“Misalkan
aku memberikan sebuah pernyataan, apa menurutmu mereka akan meminta maaf? Apa menurutmu
mereka akan berhenti, dan bilang "aku minta maaf"?” ucap Shi Kyung
merasa tak ada yang berubah.
“Yah... Paling
tidak, kebenarannya akan muncul. Ini menunjukkan kalau orang tuaku tidak berbohong
saat orang tuaku menuntut mereka! Itu tidak akan berakhir dengan aku dipukuli,
terlihat seperti orang bodoh.” Kata Jae Hoon.
“Kau
Pindah saja.... Pergilah dan hiduplah dengan baik.”kata Shi Kyung tak peduli
dan tak ingin ikut campur.
“Aku
benar-benar merasa seperti akan mati. Tidak ada yang mempercayaiku, jadi Tolong
bantu aku.” Kata Jae Hoon memohon.
“Maafkan
aku, tapi aku tidak ingin terlibat lagi, jangan mengharapkan apapun.” Kata Shi
Kyung lalu pergi meninggalkan Jae Hoon.
Ga Ram
tak jauh dari Shi Kyung berjalan mengajak untuk pergi berkerja, paruh waktu dan Bayarannya sangat bagus. Shi
Kyung berhenti berjalan, ga Ram pikir Dengan penampilan Shi Kyung maka bisa
diterima dan mengajaknya pergi. Shi Kyung binggung melihatnya.
Sementara
dikelas mereka tertawa mengingat Shi Kyung berlutut didepan Yong Gi merasa
seperti bisa mati tertawa karena melihatnya. Joo Yeon mengejek Pria macam apa
yang bisa berlutut dengan mudah, menurutnya Shi Kyung terlalu penakut.
“Meski
begitu, aku benar-benar lega kalau kau dan Gi Hoon salah.” Kata si wanita
tambu. Joo Yeon pikir benar juga.
“Ini
adalah video dari Shi Kyung.” Kata Temanya saat melihat ponselnya. Bom pun
menerima video yang sama melihat di sisi lainya terlihat bisa tersenyum melihat
Shi Kyung berlutut.
Tuan Kim
menghampiri Nyonya Oh ingin meminta tolong. Nyonya Oh terlihat ketakutan dan
ingin tahu apa yang dibisa dibantu. Tuan
Kim meminta agar bisa menelp dengan nomor yang ada di ponsenya.
“Tanyakan
apakah itu Ban Min Ja. Dan Kau hanya perlu bertanya apakah nama anaknya adalah
Kim Jae Woong.” Kata Tuan Kim.
Nyonya Oh
terlihat gugup lalu akhirnya sengaja menekan speaker agar Tuan Kim bisa
mendengarnya. Suara seorang wanita terdengar,Nyonya Kim pun langsung bertanya
Apa ini Ban Min Ja. Si wanita membenarkan dan balik bertanya siapa yang
menelpnya.
“Apa nama
anakmu Kim Jae Woong?” tanya Nyonya Oh
“Apa kau
mengenal Jae Woong-ku? Bagaimana
kau bisa mengenalnya? Apa Jae
Woong-ku masih hidup? Dimana dia?
Kumohon dimana Jae Woong-ku?” ucap
Nyonya Ban, Tuan Kim hanya bisa menangis memanggil ibunya lalu menutup telpnya. Setelah
itu langsung jatuh pingsan. Nyonya Oh kaget langsung panik memanggil Dokter
jaga.
Dokter
memeriksa Tuan Kim agar memberikan 10 miligram morfin dan IV. Nyonya Oh merasa
kasihan melihat Tuan Kim yang tak berdaya dikamarnya setelah menerima telp,
Tuan Kim membuka mata langsung memanggil nama Ban Min Ja...
“Ibuku...
35 tahun yang lalu... Aku meninggalkan rumah. Aku belum pernah melihat ibuku
sejak saat itu. Cara ibuku melihat ke belakang lalu... Kau terlihat seperti
dia.” Ungkap Tuan Kim melihat Nyonya Oh. Dokter wanita meminta agar Tuan Kim
bisa tenang.
“Kami
memberimu obat penenang, jadi tidurlah.” Kata Perawat. Dokter wanita pikir
membiarkan saja
“Biarkan
dia mengatakan apa yang dia inginkan.” Kata Dokter melihat Tuan Kim seperti
menyimpan sesuatu dalam hatinya.
“Ibuku...
Aku merindukannya.” Ucap Tuan Kim. Dokter pikir Tuan Kim bisa melihatnya dan
akan meminta Ibunya untuk datang.
“Aku
tidak ingin dia melihatku seperti ini.” Ungkap Tuan Kim menangis memanggil Ibu.
Shi Kyung
masuk ke rumah sakit mengetahui kalau pekerjaannya mencuci kain kafan dan menyiapkan jenazah untuk dimakamkan dan
itu yang akan dilakukan Ga Ram. Ga Ram mengatakan tidak
“Kakek
Yong Gi, pengurus pemakaman sedang memandikan jenazah. Jadi Kita bisa
membantunya.” Ucap Ga Ram
“Apa Dia
akan mempekerjakan siswa SMA?” pikir Shi Kyung
“Aku
bilang kau adalah teman lamaku. Dan Jujur saja, kau tidak terlihat muda seperti
dulu.” Kata Ga Ram
“Tapi,
Pengurus Pemakaman mungkin mengenali wajahku.” Kata Shi Kyung. Ga Ram mengaku
sudah memikirkan hal itu.
“Kakek
Yong Gi tidak pernah mengingat wajah orang-orang yang hidup dengan baik.”kata
Ga Ram
“Aku butuh
uang, tapi aku tidak tahu. Haruskah aku berjanji untuk tidak pergi ke warnet
dan meminta uang kepada ibuku? Tapi Nenekku akan lebih mudah.” Kata Shi Kyung.
Ga Ram
heran kemana Shi Kyung akan pergi. Shi Kyung dengan senyuman mengatakan akan
menemui neneknya dan menolak pekerjaan garam dengan meminta maaf.
Kepaa perawat
memarahi Nyonya Oh kalau seharus menjadi profesional di tempat ini dan tidak
bisa terlibat dengan pasien karena belas kasihannya. Nyonya Oh menjelaskan
kalau Tuan Kim yang meminta bantuan. Shi Kyung melihat ibunya yang dimarahi
oleh kepala perawat.
“
Pekerjaanmu adalah menangani cucian yang tidak bisa dilakukan relawan. Itu saja
yang perlu kau lakukan dengan baik. Jangan berlebihan.” Tegas Perawat.
Shi Kyung
melihat ibunya pergi ke sisi tangga, mendengar sedang menelp neneknya. Nyonya
Oh mengaku hanya ingin mendengar suara ibunya, dengan mengaku kalau Pindahan
mereka Itu berjalan dengan baik, bahkan Nenek Kim bersikap baik pada anak-anak.
“Ah... Tidak,
ada akademi seni di sini, jadi aku mengajar anak-anak di sini. Dan Jung Soo
juga melakukannya dengan baik. Dia akan segera mendapatkan pekerjaan.” Jelas
Ibu Shi Kyung lalu berbohong kalau harus
Shi Kyung
melihat ibunya terlihat sedih, Nyonya Oh meminta ibunya agar bisa bertahan
meminta walaupun tidak dapat mengunjunginya, maka hiduplah dengan baik untuk
waktu yang lama dan tetap mengaku tak terjadi apa-apa.
“Aku
harus pergi sekarang... Sudah waktunya aku mengajar kelasku.” Kata Nyonya Oh
berbohong. Shi Kyung merasa sedih menelp Ga Ram kalau akan membantu memandikan jenazah.
Ga Ram
mengikuti Shi Kyung perg ke ruangan mayat. Shi Kyung sudah mengunakan masker
bertanya apakah Ga Ram akan melakukannya juga. Ga Ram mengaku hanya akan mengamati karea Begitu pergi ke
sekolah kedokteran, harus melihat mayat.
“Kupikir
akan bagus untuk melihatnya sekarang.” Kata Ga Ram. Shi Kyung tak menyangka
kalau Ga Ram ingin menjadi dokter. Ga Ram membenarkan.
“Kita
sudah sampai. Jadi Berhentilah berbicara sekarang, dan lakukan apa yang
kukatakan.” Kata Kakek Yong Gi. Keduanya mengerti tak lagi mengobrol seperti saat
berjalan di lorong.
Shi Kyung
masuk ke ruang mayat, terlihat mayat seorang pria yang baru meninggal. Kakek
Yong Gi meminta mereka agar bisa berdoa dan sbelum mulai mencuci tubuhnya. Shi
Kyung tertunduk, tanpa sengaja melihat bagian kaki si mayat bergerak, lalu
panik menyenggol Ga Ram. Tapi kaki itu terlihat tak bergerak
“Itu
aneh.. Aku sangat yakin kalau jari kakinya bergerak. Apa aku berhalusinasi
karena gugup?” gumam Shi Kyung terus melihat kaki mayat yang bergerak
“Nah,
sekarang saatnya mencucinya dengan bersih. Ambilkan bahan kimia dan handuk di
sana.” Kata Kakek Yoo Gi.
Dokter
Park masuk ruangan melihat Shi Kyung
sebagai Pembantu sewaan. Kakek Yo Gi membenarkan. Dokter Park meminta agar
merasa rawat Pak Kang Sung Hoon dengan baik dan mengajak Kakek Yong Gi agar
bicara sebentar.
“Hei...
Aku melihatnya! Jari kakinya bergerak.” Bisik Shi Kyung panik.
“Oh, itu
karena kataleptik...” kata Ga Ram dan saat itu terlihat kaki mayat bisa naik
sendiri.
Shi Kyung
langsung pingsan, Ga Ram pun ikut panik melihat Shi Kyung malah pingsan. Dokter Park pun kaget ternyata Ga Ram menjadi
pekerjaan sewaan dengan Shi Kyung. Shi Kyung pun tak bisa menutupi wajahnya
karena maskernya sudah dibuka.
Keduanya
keluar dari rumah sakit, Ga Ram menjelasan tadi itu disebut kekakuan dan kejang
katalitis, yaitu efek alami karena protein di otot tubuh. Ia mengeluh dengan
yang dilakukan Shi Kyung membuatnya tak bisa menerima uang.
“Gajiku
bukanlah masalahnya, tapi Aku hampir mati di sana.”kata Shi Kyung ketakutan.
“Ya, sepertinya
kau sudah meninggal dan kembali hidup berkali-kali.” Kata Ga Ram
“Beritahu
aku tentang itu... Kenapa hidupku seperti ini?” kata Shi Kyung sambil
bersandar.
“Apa kau
ingin tahu tentang seseorang yang benar-benar hidup kembali?”ucap Ga Ram. Shi Kyung
ingin tahu siapa itu.
“Ada
seorang wanita yang benar-benar ingin mati. Jadi, dia memutuskan untuk
mengunjungi tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelum meninggal. Dia pergi
ke Grand Canyon. Dia berharap bisa melihat alam dan tempat yang luar biasa. Dia
pikir akan melihatnya dan tersentuh olehnya. Namun, dia sampai di sana dan
tidak merasakan apapun. Jadi, dia memutuskan akan lebih baik mati dengan
benar.” Cerita Ga Ram.
“Di antara
pemandangan yang menakjubkan itu, ada sebuah kaktus kecil Begitu melihat kaktus
kecil di tanah tandus itu...” cerita Ga Ram langsung disela oleh Shi Kyung
“Apa dia
kemudian ingin hidup? Cerita tentang siapa itu?” kata Shi Kyung. Ga Ram mengaku
itu cerita tentang seseorang.
“Kenapa
kau menceritakan kisah itu?” tanya Shi Kyung
Ga Ram
membahas tentang Teman Shi Kyung tadi
dan kesaksian akan... Shi Kyung pikir sudah tahu Ga Ram akan membahasnya dan
ingin tahu ada apa dengan kesaksianya itu. Ga Ram pikir dengan Kesaksian Shi
Kyung maka bisa seperti kaktus kecil
baginya.
“Apa kau
berharap aku tersentuh oleh itu dan pergi bersaksi?” ejek Shi Kyung. Ga Ram
mengangguk. Shi Kyung pikir tak masuk akal.
“Lebih
masuk akal melihat Grand Canyon dan berkata "wow." Bagaimana kaktus
yang bisa kau temukan di setiap toko
bunga sebanding dengan itu? Aku berharap bisa pergi ke Grand Canyon.” Kata Shi
Kyung
“Kau
kehilangan intinya.” Kata Ga Ram. Shi Kyung pikir ini tentang wakil kepala
sekolah
“Dia
tampak seperti tipe orang yang menceritakan kisah semacam ini. Dia bilang
"Aku tidak akan memberitahumu." Aku tahu saat itu juga.” Kata Shi
Kyung dan saat itu terdengar suara kepsek.
Wakepsek
dengan bersenandung mengatakan “Aku mendengar semuanya.” Keduanya pun
memberikan hormat. Lalu menyuruh Lee Shi Kyung, ambil salah satu kaktus yang bisa ditemukan di toko bunga manapun
Lalu datang ke kantor pada hari Senin. Shi Kyung hanya diam saja.
“Pernahkah
kau mendengar hal seperti "ding dong"?” kata Wakepsek lalu berjalan
pergi. Shi Kyung binggung apa yang
dikatakanya.
“Kau bisa
memberikan kesaksianmu, lalu pergi ke kantor besok.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung
mengeluh belum bisa memutuskan dengan frutasi.
“Jangan
berharap terlalu banyak dariku. Ini
sangat menyakitkan.”kata Shi Kyung.
Bersambung
Ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar