Shi Kyung
menemui Bom yang berada di luar, Bom mengatakan hanya ingin keluar. Shi Kyung
pikir mereka semua sepakat untuk melakukannya
bersama. Bom pikir mersasa membuat mereka merasa tidak nyaman jadi tak ada
alasan tetap tinggal?
“Kita
mengganti lagu yang lebih mudah, jadi hanya perlu berlatih sedikit. Mari
lakukan bersama.” Kata ShiKyung
“Tidak,
aku benci berada dalam posisi canggung.”
Kata Bom yang tak terbiasa berbicara dengan teman-temanya.
“Kau
sering tidak berangkat sekolah. Bagaimana mungkin tidak canggung?” kata Shi
Kyung menyakinkan. Bom pikir Itulah sebabnya akan keluar.
“Lalu Bagaimana
denganku?” ucap Shi Kyung. Bom binggung memangnya ada apa dengan Shi Kyung
“Jika kau
tidak berada di sana, maka aku juga tidak akan melakukannya.” Kata Shi Kyung.
Bom tak
peduli, Shi Kyung tetap mengajak Bom untuk melakukan bersama dengan
menghalanginya pergi. Bom sedikit tersenyum, Shi Kyung pikir perasaanya sangat
aneh dan hampir mati karena malu, lalu merasa Shi Kyung bisa melihat kalau
dirinya juga merasa canggung.
“Aku
mengatakan "ahh" dan membuatmu
tertawa. Coba saja beberapa kali, dan akhirnya akan terasa nyaman.” Kata Shi
Kyung
“Menari
juga tidak mudah bagiku.” Ungkap Bom. Shi Kyung
pikir bisa berlatih denganya.
“Oh, kau
bilang ayahmu datang. Apa Ayahmu sering datang Kenapa kau tidak tinggal bersamanya?” tanya Shi Kyung seperti
berusaha untuk dekat.
“Ayahku
seorang profesor universitas di Seoul.”kata
Bom.
“Apa?
Jadi, kau adalah gadis kaya?” gumam Shi
Kyung tak percaya.
“Aku
sakit, jadi dia ingin aku pergi ke
sekolah yang memiliki udara bersih. Jadi, dia mengirimku kesini.” Jelas Bom
Shi Kyung
mengangguk mengerti, lalu ponselnya berbunyi. Ibunya menelp seperti ingin
mengetahui keberadan anaknya. Shi Kyung memberitahu kalau sedang berlatih
dengan Ga Ram dan yang lainnya, jadi akan terlambat. Tapi ia dikejutkan kalau
Ga Ram dan teman-temanya sedang berlatih di rumah sakit. Shi Kyung pun mengatakan kalau akan segera
pergi kerumah sakit.
Bom
mendengar pembicaraan Shi Kyung langsung menyuruh pergi setelah temanya menutup
telp. Shi Kyung pun pamit pergi dan meminta agar menelepon kapan pun yang
dinginkanya. Shi Kyung hanya menatapnya.
Bom
akhirnya pulang kerumah memberitahu kalau sudah pulang, matanya menatap foto
ayahnya yang ada di meja. Ia melihat foto dirinya saat masih kecil dan juga
ketika ayahnya sedang ada di rumah sakit dengan seragamnya.
Flash Back
Bom duduk
didepan ayahnya sambil menahan tangis dan bertanya pada ayahnya apa artinya
mati. Tuan Kim terlihat binggung, Bom ingin tahu apakah artinya ayahnya akan
pergi kalau mati dan tidak akan
melihatnya lagi.
“Jika
Ayah mati, apa aku tidak bisat melihatmu?” tanya Bom dengan air mata mengalir.
“Tidak,
kau masih bisa melihat Ayah bahkan ketika Ayah pergi, Bom.” Kata Tuan Kim. Bom
ingin tahu caranya.
“Apa kau
masih menyimpan cincin yang Ayah berikan
padamu?” kata Tuan Kim. Bom menunjukan cincin bunga yang ada di jari manisnya.
“Ini
adalah rahasia yang tak seorang pun
tahu. Cincin itu adalah Cincin Asli.” Ucap Tuan Kim menyakinkan.
“Apa
Selama aku memiliki cincin ini, aku bisa melakukan apa saja?” tanya Bom. Tuan
Kim membenarkan.
“Saat kau
merindukan ayah, gosok cincin itu dan panggil Ayah. Lalu Ayah akan mengatakan
"ta-da" dan muncul di sampingmu, Bom.” Ungkap Tuan Kim.
Bom
mengingat semua ucapan ayahnya, dan merasa kalau ayahnya Benar-benar pembohong.
Shi Kyung
bertemu dengan ibunya dan menanyakan keberadaan teman-temanya, Nyonya Oh
menyuruh Shi Kyung agar menemui Neneknya dulu sebelum bertemu dengan temanya,
lalu mengerjakan beberapa tugas neneknya dan memijat bahunya. Shi Kyung
binggung kalau ia harus memijat bahu juga.
Tiba-tiba
para dokter dan perawat berlari berpikir kalau keadaannya darurat, lalu salah
satu memberitahu kamar Pak Kim Jae Woong. Nyonya Oh mendengar nama Tuan Kim
ikut berlari ingin melihatnya, Shi Kyung pun juga mengikuti ibunya.
Di
ruangan Tuan Kim
Tuan Park
melihat botol yang dipakai oleh Tuan Kim sambil memarahi karena mau meminumnya
dan Darimana mendapatkan pestisida
pertanian. Tuan Kim hanya diam saja. Tuan Park memberitahu kalau itu sangat
berbahaya.
“Tolong
biarkan aku mati. Seorang pria sepertiku tidak
punya hak untuk hidup lagi.” Ucap Tuan Kim
“Kim Jae
Woong.. Apa kau tahu bagaimana pasien lain yang iri ketika usus besarmu mengalami drained ?
Tolong kuatkan dirimu.” Ucap Tuan Park
Ga Ram
dkk juga ikut melihat didepan pintu. Shi Kyung menanyakan apa yang terjadi. Ga
Ram menceritakan Orang itu mencoba meracuni dirinya sendiri sampai mati. Shi
Kyung kaget mendengarnya. Ga Ra menmberitahu kalau Tuan Kim yang ingin minum
pestisida. Tiba-tiba suara Nenek Kim menyuruh mereka semua minggir lalu masuk
ke dalam ruangan.
“Apa
ada... sesuatu yang ingin kau makan?
Makanlah sesuatu sebelum kau pergi. Aku
akan membuatkan apa yang aku bisa.” Kata
Nenek Kim
“Tidak
ada yang kuinginkan.” Kata Tuan Kim merasa sudah tak punya harapan hidup.
“Baiklah,
maka aku akan memutuskan apa yang harus disiapkan sendiri. Makanlah sebelum kau
pergi.” Ucap Nenek Kim lalu mendekati cucunya.
“Shi
Kyung, pergi dan ambil beberapa pasta kedelai. Ada di baris pertama dari
belakang, di paling kiri. Jangan mencampuradukkannya dengan yang lain. Bawa saja yang itu.” Kata Nenek
Kim. Shi Kyung pun segera pergi dari rumah sakit.
Ga Ram
berlari mengikutinya lalu mengajak Shi Kyung untuk pergi bersama, karena akan mengantar dengan
sepeda dan Bus tidak akan datang untuk sementara waktu. Shi Kyung mengangguk
setuju lalu berpikir kalau Ada yang lebih
baik dari sepeda.
Bom
keluar dari rumah sambil menelp bertanya apakah mereka tak maslah mempekerjakan
pekerja paruh waktu yang masih siswa SMA, dan Sekarang masuk sekolah, lalu
mengatakan akan segera datang. Tiba-tiba pesan Shi Kyung masuk [Kim Bom, bisakah kau memberiku tumpangan
dengan skuter-mu lagi?]
Shi Kyung
sudah menunggu didepan rumah sakit dan langsung melambaikan tangan ketika Bom
datang. Shi Kyung bertanya kemana akan pergi. Shi Kyung mengatakan harus
kerumah karena punya tugas penting dari
Neneknya. Bom pun menyuruh Shi Kyung segera naik, Shi Kyung bergegas memakain
helm lalu memegang pundak Shi Kyung.
Shi Kyung
berlari masuk ke dalam rumah mengingat kalau ada di Baris pertama dari belakang, paling kiri. Setelah itu mengambil
pasta kedelai yang disimpan oleh neneknya.
Nenek Bom
sibuk memasakan di dapur rumah sakit, dengan sangat mahir memasak berbagai
macam lauk setelah itu Shi Kyung pun datang dengan membawa pasta kedelai untuk
neneknya
“Apa ini
pasta kedelai yang berusia seratus tahun yang pernah kudengar?” ucap Shi Kyung.
Neneknya membenarkan lalu mulai meracik sup pasta kedelai. Shi Kyung pun
diberikan masakan neneknya agar bisa mencicipnya, wajahnya pun tersenyum
memakanya.
Shi Kyung
menelp Bom menanyakan apakah sudah ada di rumah. Bom mengatakan belum dan baru akan
pergi ke sana sekarang, lalaubertaya
apakah sudah mengantarkan pasta kedelainya. Shi Kyung menjawab sudah dan
mengucapkan terimakasih.
“Omong-omong,
nama Nenekku Duk Boon.” Kata Shi Kyung
“Kau
bulang Nenek Duk Boon? ("Terima kasih" dalam bahasa Korea)” kata Bom
sedikit heran
“Itu
adalah nama yang bagus,kan?” ucap Shi Kyung
bangga. Bom menyetujuinya.
“Aku
berharap bisa melakukan tugas seperti
ini lagi.” Ungkap Shi Kyung bahagia. Bom mendengarnya tak mengerti maksud
ucapan Shi Kyung
“Bukan
apa-apa. Terima kasih untuk hari ini.
Hati-hati dalam perjalan pulang.” Kata Shi
Kyung sedikit gugup.
Nenek Kim
membawakan masakan buatanya, menyuruh Tuan Kim bangun dan makan. Tuan Kim mengatakan tidak mau memakannya dan
menyuruh Nenek Kim keluar saja. Shi Kyung ingin menemani neneknya seperti heran
melihat pasien seperti Tuan Kim.
“Aku
tidak tahu apa yang kau inginkan jadi
Aku membuatkan sup pasta kedelai favorit anakku. Dia bisa menghabiskan satu
mangkuk nasi kapan pun dia makan sup
pasta kacang kedelaiku. Tapi Dia hilang lebih dari 10 tahun yang lalu, dan aku tidak
tahu apakah dia sudah meninggal atau hidup.” Ungkap Nenek Kim. Shi Kyung
terdiam saat menceritakan tentang ayahnya.
“Kudengar
kau dulu pulang dan ingin bertemu ibumu. Jika anakku masih hidup, maka Usianya
akan sama denganmu. Aku menyiapkan makanan ini karena menganggapmu sebagai
anakku. Anggap saja itu sebagai sup kacang kedelai yang disiapkan oleh ibumu. Makanlah
sesendok saja dan Temui ibumu.”kata Nenek Kim
“Tidak
peduli dimana anaknya berada, dengan
Bisa melihat wajahnya sudah lebih dari cukup. Itu adalah hati seorang ibu.”
Kata Nenek Kim lalu keluar dari kamar.
Shi Kyung
ikut keluar dari kamar, lalu melihat Tuan Kim akhirnya bangun dari tempat
tidurnya melihat mulai makan dan langsung memanggil ibunya. Shi Kyung tak
percaya kalau neneknya bisa membuat Tuan Kim mulai makan dengan tenang.
Min Suk
datang memberitahu kalau Tuan Kim itu biasanya tidak makan dengan lahap, bahkan menghabiskan
setengah. Ga Ram tahu Tidak ada yang bisa menolak sup pasta kedelai Nenek Duk
Boon. Joo Yeon pikir Nenek Duk Boon punya banyak karisma ketika mengatakan "Makanlah sesuatu sebelum kau pergi.Kau akan sakit jika tidak
makan." Saat itu mereka kaget melihat Bom.
“Kim Bom,
kau biasanya tidak datang ke Hospice. Kenapa
kau kesini?” ucap temanya.
“Dimana
Shi Kyung?” tanya Bom. Shi Young langsung menanyakan alasan Bom mencari
kakaknya.
“Aku
perlu berbicara dengannya.” Kata Bom. Ga Ram memberitahu Shi Kyung pergi kesana
dengan neneknya. Joo terlihat sinis. Mereka pikir Ini agak mencurigakan dan
inin tahu "Masalah" apa yang ingin dibicarakan.
Nyonya Oh
melihat dari kejauhan kalau Shi Kyung sedang memijat bahu neneknya, Nenek Kim
merasa sangat enak dan juga nyaman karena di pijat oleh cucunya. Shi Kyung
terlihat senang mendengarnya. Ibunya pun ikut tersenyum karena menuruti
permintaanya.
“Aku akan
menagih bayaran 1.000 won per menit.”
Kata Shi Kyung mengodanya. Neneknya setuu kalau akan membayar seribu Per jam.
“Nenek,
pasta kedelai di toples di baris pertama dari belakang... Pasta kedelai seperti
apa itu? Apa itu pasta kedelai yang
berusia seratus tahun?” ucap Shi Kyung penasaran. Saat itu neneknya melihat
sosok wanita yang sedari tadi ada didekat mereka.
Shi Kyung
melihat Bom, berpikir kalau ingin datang menemuinya dan seharusnya menelp lebih
dulu. Nenek Kim bertanya siapa wanita itu. Kim Bim memperkenalkan Kim Bom pada
neneknya dan Kim Bom menyapa nenek dengan senyuman manis.
“Kau
bilang Kim Bom?” kata Nenek Kim. Kim Bom menganguk dan Shi Kyung mengajak
mereka untuk duduk bersama.
“Siapa
yang memberimu nama itu?” tanyahya Nenek Kim. Bom menjawab kalau itu ayahnya.
“ Dia
pasti sangat menyayangimu jadi memberimu nama Bom. Apa pekerjaan ayahmu?” tanya
Nenek Kim
“Dia
adalah seorang profesor universitas di
Seoul.” Ucap Shi Kyung membantu menjawab. Nenek Kim heran karena Bom ada di
pedesaan.
Dia mudah
sakit, jadi ada di sini untuk mendapat udara bersih.” Kata Shi Kyung kembali
menjawabnya.
“Ada
banyak tempat dengan udara bersih, jadi kenapa di sini dari semua tempat? Apa
kau punya saudara di sini?” tanya Nenek Kim.
Shi Kyung
pikir benar juga, kenapa harus tempat aneh ini.
Bom menceritakan kalau datang bersama ayahnya pertama kalau dan
mereka menyukainya mulai dari Pegunungan,
air, dan orang-orangnya sangat baik. Nenek Kim merasa Bom pasti pintar di
sekolah jika putri seorang profesor.
“Tolong
jaga Shi Kyung-ku.” Kata Nenek Kim memegang tangan cucunya. Shi Kyung mengeluh
pada neneknya karena bukan anak kecil lagi. Bom pun menyanggunya, Nenek Kim
langsung memuji kalau Kim sangat menawan.
“Kuharap
Shi Young bisa sepertimu.” Ungkap Nenek Kim. Shi Kyung kembali mengeluh dengan
komentar neneknya.
“Jangan
bandingkan dia dengan Shi Young.” Kata
Shi Kyung. Bom pun mengucapkan Terima kasih.
“Nenek
Duk Boon... Ini tentang Oh Bong Sook. Tolong bergegas.” Teriak seorang perawat.
Nenek Kim mengeluh dengan Wanita tua yang malang itu.
“Menantu
perempuannya ada di sini.”kata perawat. Nenek Kim pun pamit pergi pada
keduanya. Keduanya pun berdiri melihat
Nenek Kim pergi.
“Berapa
banyak wajah yang dimilikinya? Sisi apa
yang dia tunjukkan pada Nenek? Aku tidak
bisa terus hidup. Kau hanya menungguku untuk mati.”gumam Shi Kyung menatap Bom
yang terus berubah-rubah.
Bom lalu
memberitahu kalau mengenal Nenek Kim. Shi Kyung kaget bagaimana Bom
mengenalnya. Bom mengatakan kalau Ada sesuatu tapi nenek Km yang mungkin tidak
mengingatnya. Shi Kyung lalu bertanya apa yang dilakukan Bom di rumah sakit.
“Semua
orang mengatakan kau tidak suka datang
ke Hospice.” Ucap Shi Kyung
“Aku
ingin mengatakan sesuatu padamu.” Kata
Bom mengeluarkan ponselnya. Shi Kyung bertanya mengatakan sesuatu seperti apa.
“Aku akan
pergi.” Kata Bom. Shi Kyung binggung dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
Bom merasa kalau sudah mengatakannya.
“Apa itu
tadi? Dia bilang ingin mengatakan
sesuatu.” Kata Shi Kyung binggung lalu melihat ponselnya yang berbunyi.
Shi Kyung
kaget isi pesan Bom “Apa kau ingin
berkencan denganku?” Ia tak percaya membawa pesan Bom yang ingin
mengajak berkencan, lalu berlari keluar dari rumah sakit dan melihat Bom sudah
pergi.
“Hatiku
berdegup kencang. Hatiku berdegup kencang
seperti orang gila.”gumam Shi Kyung menjerit bahagia.
Saat itu
pesan kembali masuk, berharap Bom yang mengirimkan lagi. Senyuman Shi Kyung
hilang karena ibunya yang mengirimkan pesan “Pulanglah dengan Nenek, Ibu akan
segera pulang.”
Shi Young
mencari ditempat penyimpanan fermentasi neneknya mencari Baris pertama dari
belakang dan Pasta kedelai di sisi paling kiri, lalu menunjuk sebuah guci. Bibi
Oh bertanya ada apa dengan tempat itu.
“Apa ini
benar-benar berusia seratus tahun?” kata Shi Young tak yakin. Bibi Oh kaget
kalau usianya Seratus tahun.
“Itu yang
anak-anak katakan. Nenek memiliki pasta kedelai berusia seratus tahun.” Kata
Shi Young. Bibi Oh kaget dan berusaha mencobanya, seperti baru mengetahuinya.
“Kau bisa
menjualnya dengan harga tinggi jika benar-benar berusia seratus tahun.” Ungkap
Shi Young.
Di depan
rumah, Bom duduk mendengar komentar Shi Young kalau rasa pastanya meleleh perlahan
di mulutmu dan rasanya manis. Shi Young menceritakan kalau Seorang pria di
Hospice menangis karena pasta kedelai
ini.
Flash Back
Bom yang
masih kecil menangis sendirian, Nenek Kim merawatnya dengan menyuapinya
semangkuk sup pasta kedelai lalu memujinya kalau Bom adalah gadis yang baik.
Bom memakan pasta kedelai buatan Nenek Kim langsung terdiam dari tangisanya,
seperti merasakan masakan Nenek Kim yang sangat enak.
Shi Kyung
mendengar teriakan dari ruang rawat, Neneknya sedang berdiri didalam ruangan
Nenek Oh sedang berteriak marah menyuruh anakanya keluar dan menjauh darinya.
Bahkan ia merasa kalau anak mati karena wanita itu jadi menyuruhnya keluar.
“20
miligram morfin dan 5 miligram Valium.” Ucap Dokter. Nenek Oh meminta agar bisa
diselamatkan.
“Semua
orang ini ingin aku mati Bagaimana aku
bisa bangun untuk melihat orang-orang yang akan senang melihatku mati? Jadi,
tolong selamatkan aku.” Ucap Nenek Oh.
“Tentang
itu lagi.. Kau akan mengatakan sesuatu yang lain setelah minum obat dan tidur.”
Kata Nenek Kim
“Ibu, aku
akan melakukan pekerjaan dengan baik.”
Kata Si anak menantu. Nenek Kim melempar barang dari anaknya dan menyuruhnya
keluar karena tak tahan, bahkan tidak bisa
hidup karenanya. Si anak pun keluar dari ruangan. Shi Kyung bisa melihat
senyuman licik dari sang anak dan smart phone yang tergeletak begitu saja di
lantai.
“Saat
hatiku berpacu dengan kata-kata "Apa kau ingin berkencan denganku..."
Jantung orang lain mengerang kesakitan.
Kejamnya dunia ini” gumam Shi Kyung.
Nenek Kim
memijat badan Nenek Oh yang sudah bisa tertidur dengan tenang. Shi Kyung
menemukan ponsel Nenek Oh mulai memainkan games kesukaanya. Nenek Kim melihat
cucunya bertanya apakah itu menyenangkan. Shi Kyung membenarkan. Nenek Kim ingin tahu Apa maksudnyamenyenangkan?
“Aku baru
saja menghidupkannya, jadi lebih mudah penggunaannya.” Kata Shi Kyung
“Kenapa
dia perlu menggunakannya? Baginya, ini seperti melempar mutiara ke babi. Hei..
Apa Kau tidak pulang?” kata Nenek Kim.
“Ibu
menyuruhku pulang bersamamu.” Ucap Shi Kyung tetap asik bermain games.
Nenek Ok
akhirnya terbangun dan meminta minum. Nenek Kim mengambilkanya. Nenek Oh melihat Nenek Kim yang masih dirumah
sakit. Nenek Kim pikir Tidak ada orang yang akan menyambutnya jika pulang ke
rumah dan Cucu perempuannya lebih suka pulang terlambat. Shi Kyung terdiam
karena selama ini neneknya ingin berlama-lama dirumah sakit.
“Terima
kasih... Ketika aku sehat, mereka memanggilku "Gap Jang" dan aku
tidak bisa berbuat apa-apa.” Ungkap
Nenek Kim.
“Jika kau
merasa tidak enak, jangan membuangnya. Kau bilang kau itu lemah.” Komentar
Nenek Kim
“Apa arti
"Gap Jang"?” tanya Shi Kyung. Nenek Oh melihat Shi Kyung binggung
karena ada dikamarnya. Nenek Kim memberitahu kalau Shi Kyung adalah cucunya.
“Dia
tampan. Nenekmu dan aku seumuran. Kami lahir di tahun 48, tahun tikus. Apa Kau
tidak tahu "Gap Jang" berarti orang seusia?” kata Nenek Oh. Shi Kyung
mengatakan Baru pertama kali mendengarnya.
“Kurasa
kita juga tidak mengerti anak-anak zaman sekarang.” Kata Nenek Oh. Lalu Shi
Kyung memberikan ponsel pada Nenek Oh.
“Aku
tidak membutuhkannya.” Kata Nenek Oh. Nenek Kim pikir menantu perempuanya yang membelikannya,
jadi terima saja.
“Menantuku
tidak akan pernah berpikir untuk melakukannya. Dia pikir aku tidak tahu apa
yang dia pikirkan. Mereka tidak peduli apakah aku meninggal kalau bukan karena
cincin ini. Baik putraku dan menantuku.” Kata Nenek Kim
“Anak-anakmu
tidak akan melakukan itu karena cincin, kan?
Berapa harganya?” kata Nenek Oh
“Kau
tidak tahu apa yang akan aku katakan. Ini
harganya satu miliar won. Apa Kau tidak tahu tentang tetesan air mata itu?”
kata Nenek Oh. Shi Kyung dan neneknya kaget kalau harga cincinya Satu miliar
won.
“Semua
uang sudah kuhabiskan untuk penyakitku,
dan inilah yang kutinggalkan. Mereka berusaha memilikinya dan menungguku mati. Aku
sudah melihat berbagai macam orang di sini, tapi tetap saja.” Kata Nenek Oh.
“Kau bisa
membuangnya, atau melakukan apapun yang
kau inginkan. Nenek bisa melakukan
banyak hal dengan ini. Seperti Nenek bisa menelepon atau video call. Apa
kau ingin lihat?” kata Shi Kyung mencoba melakukan pangilan video call pada Ga
Ram.
Ga Ram
mengangkatnya melihat Shi Kyung berpikir kalau membeli HP baru. Nenek Kim agak
kaget melihat Ga Ram di layar ponsel,
Shi Kyung membeiritahu kalau itu bukan miliknya dan akan dijelaskan
nanti, lalu mengajak unuk mendekatkan LP. Ga Ram pun setuju.
Nenek Oh
tetap menolak karnea Tidak ada wajah
yang ingin dilihat. Shi Kyung memberitahu kalau Nenek bisa mendengarkan Musik, bisa membacakan buku dan permainannya. Nenek
Oh tetap tak peduli. Shi Kyung mengatakan kalau Nenek bisa main Go-Stop juga.
Nenek Oh langsung melotot karena mengetahui kalau bisa bermain Go Stop di
ponselnya.
Ga Ram
mulai memutar lagu dikamar Shi Kyung. Shi Kyung mendengarnya merasa kalau suka
suaranya dan ingin tahu siapa penyanyinya. Ga Ram memberitahu judulnya "Beautiful
Person" oleh Kim Min Ki. Shi Kyung mengangguk lalu tiba-tiba terlihat
sangat serius bicara.
“Misalkan
ada perempuan... Apa yang akan kau katakan jika dia meminta untuk berkencan
denganmu?” ucap Shi Kyung
“Apa Bom
mengajakmu berkencan?” kata Ga Ram. Shi Kyung menyangkalnya.
“Aku
hanya memikirkan hal itu sambil mendengarkan musik.” Kata Ga Ram mengoda. Shi
Kyung tetap menyangkalnya.
“Aku
bilang "misalkan", kan?” ucap Shi Kyung. Ga Ram tetap yakin kalau itu
adalah Bom.
“Sebaiknya
aku menelepon wakil kepala sekolah.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung binggung kenapa Ga
Ram akan meneleponnya.
“Untuk
memberitahunya bahwa sekolah akhirnya punya pasangan.” Kata Ga Ram. Shi Kyung
merasa bukan seperti itu maksudnya.
“Aku
harus menjawabnya agar bisa berkencan atau tidak.” Kata Shi Kyung. Ga Ram makin yakin kalau itu memang Bom.
“Hei, Lee
Shi Young!!! Temannya kakakmu ada di sini.” Teriak Shi Kyung memanggil adiknya.
Ga Ram
tahu kalau sebelumnya Shi Kyung bilang adiknya tidak di rumah. Shi Kyung
seperti ingat kalau adiknya memang tak ada dirumah dan bertanya-tanya Kenapa
dia tidak di rumah?
Shi Young
berkerja di restoran cepat saji. Menantu Nenek Oh mengomel dikasir kalau
makanan itu bukan yang pesananya karena tidak ada saus cabai dan tidak ada buah
zaitun. Shi Young meminta maaf dan akan memberitahu koki yang meramunya jadi
akan mengembalikan pesanan lagi.
“Lupakan.
Beri aku pengembalian dana. Apa Kau
tidak mendengarku?” ucap Menantu Nenek Oh. Shi Young binggung karena baru saja berkerja
direstoran.
“Ini
adalah lingkungan yang jelek. Aku tidak suka apa-apa disini. Kau membahas
Pekerjaan paruh waktuku? Kalau Tidak ada yang tahu tentang itu. Aku perlu
membeli HP dan sepeda dan Itulah alasannya.” Ucap Shi Young pada Ji Min lalu
menutup telp dari temanya yang ada diSeoul.
“Ini benar-benar
cocok dengan style-ku dan Ini akan sempurna dengan skinny jeans.” Kata Shi
Young terkesima melihat jaket yang ada dietalase. Tiba-tiba pegawai mengambil
jaket yang dinginkan Shi Young. Shi Young melihat didalam toko kalau Bom sedang
mencoba jaketnya.
Joo Yeon
masuk ruang guru seperti menaruh sesuatu diatas meja guru Park. Guru lain
memanggilnya, bertanya apakah ketua kelas 2. Joo Yeon membenarkan. Guru Itu meminta agar memanggil wali
kelasnya.
“Mintalah
dua catatan murid pindahan dan bawa mereka ke ruang konsultasi. Kemudian
beritahu mereka untuk pergi kesana.” Kata Si guru. Joo Yeon sempat binggung tapi menganguk akan
melakukanya. Bom masuk dengan jaket yang baru dibelinya.
“Aku
sudah menyuruhmu untuk tidak mengenakan apapun selain seragam sekolah selama
dikelas.” Ucap si guru.
“Sekarang
waktu istirahat.” Kata Bom. Si Guru tahu kalau Bom juga memakainya di kelas. Bom mengaku kalau
merasa sakit.
“Aku
tidak ingat pernah melihatmu berpakaian dengan baik dalam seragam. Kenapa kau
memberontak dengan hal-hal kecil seperti ini?” kata si guru. Bom mengulang
kalau dirinya sedang sakit.
“Kau
pergi ke ruang konsultasi juga.” Kata si
guru. Bom pun pergi dengan wajah malas. Joo Yeon tak percaya kalau Bom bisa
melawan guru.
“Semua
orang mengatakan kalau Kepsek adalah orang yang pandai berbohong dan pamer. Dia
juga mendiskriminasikan dan punya hobi
aneh.” Ucap Shi Young sebelum masuk ruangan.
Saat itu
Bom baru saja keluar dari ruang guru. Shi Kyung dan Bom saling menatap. Shi
Young seperti tak peduli memilih untuk masuk lebih dulu. Shi Kyung tak bisa
berkata apa-apa, ikut masuk dengan kakaknya.
Keduanya
sudah duduk di ruangan kepala sekolah. Kepsek bertanya Apa pekerjaan ayah
mereka. Keduanya hanya diam, Kepsek kembali bertanya apa pekerjaan ayah pada Lee Shi Kyung sambil
melihat Biodata.
“Bukankah
kalian berdua saudara? Lalu kenapa? Apa
kalian punya ayah yang berbeda?” ucap
Kepsek Binggung.
“Nama
ayah adalah Lee Shi Yoon, tapi Lee Shi Kyung menuliskan kalau dia tidak punya
ayah. Dan Lee Shi Young menulis kalau ayahnya sedang bekerja di luar negeri,
jadi apa yang terjadi? Dan Lee Shi Kyung, kau tidak punya ayah terdaftar di
sini” ucap Kepsek
“Nah,
itu...Ayah kami hilang 12 tahun yang
lalu. Itu terjadi di wilayah perang.” Kata Shi Kyung
“Lalu
apa? Apa kau ada disana? Apa kau tahu apakah Ayah sudah meninggal atau hidup? Kau tidak berada
di sana, jadi kenapa kau mengatakan kalau kita tidak punya ayah?” ucap Shi
Young marah. Kepsek menyuruh keduanya berhenti beradu mulut.
“Kapan
aku mengatakan itu?” ucap Shi Kyung. Shi Young mengetahui kakaknya yang
menuliskan kalau tidak punya ayah.
“Bagaimana
denganmu? Apa kau mengkonfirmasi apakah dia
sudah meninggal atau hidup?” kata Shi Young. Kepsek meminta keduanya kembali
berhenti karena bisa berkelahi nanti.
“Kau dan
Ibu sama saja. Bagaimana kau bisa melupakan Ayah begitu mudah seperti itu?”
ucap Shi Young. Shi Kyung mengatakan bukan seperti itu maksudnya.
Saat itu
telp berdering, Kepsek mengangkat telp dari Wakepsek. Shi Young ingin tahu alasan Shi Kyung tidak
menuliskannya. Shi Kyung pikir apakah ayahnya tidak bisa untuk menulis di selembar surat sampai sekarang dan Banyak
orang meninggal disana, dan melihat Shi Kyung seerti yakin kalau ayahnya masih
hidup.
“Ada satu
persen kesempatan untuk keajaiban di dunia ini.” Kata Shi Young
“Tentu,
teruskan dan percayalah pada keajaiban. Tapi,
jangan memaksaku melakukannya.” Kata Shi Kyung. Shi Yong pun menyetujuinya.
“Hei... Apa
yang kalian lakukan di depan guru kalian?” ucap Kepsek setelah menutup telp
dari wakepsek dan melihat keduanya masih adu mulut.
“Kenapa
Anda melakukan semua ini? Kenapa Anda peduli apakah ayah kami meninggal, masih hidup, atau apapun yang dia lakukan? Kenapa
kami harus memberitahu Anda? Ah, Andai ingin tahu siapa anak-anak kaya itu, jadi
kau bisa memberikan perlakuan khusus.” Ucap Shi Young yang ceplas ceplos
berbicara.
“Dasar
anak nakal! Berani-beraninya kau
berbicara seperti itu!” kata kepsek
“Anda
tahu kalau ini seperti penyiksaan bagi beberapa siswa untuk menulis hal-hal
ini?” kata Shi Young lalu keluar dari ruangan. Kepsek berteriak memanggilnya
agar berhenti. Shi Kyung hanya bisa diam saja. Bom ternyata sengaja berdiri
didepan ruangan mendengarnya.
Bersambung
ke episode 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar