PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Oktober 2017

Sinopsis The Package Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Ma Roo berdiri membalikan badanya, So So masuk memberitahu kalau mereka harus pergi Semua orang sedang menunggu. Ma Roo tetap diam saja melihat So So kembali keluar ruangan, So So akhirnya kembali masuk menyuruh Ma Roo agar keluar.
“Apa yang sedang kau lakukan? Kau harus melihat yang lain dan kembali ke Korea.” Ucap So So melihat Ma Roo hanya diam saja.
“ So So.. Tolong aku...” ucap Ma Roo memperlihatkan kalau ia mengunakan sabuk kesucian. So So mengumpat kesal karena membuatnya kesal.
“Kenapa kau memakai itu?  Apa yang harus kita lakukan?” ucap So So kebingungan ternyata anggota yang dibawanya malah mengunakan sabuk itu.
Tuan Oh yang tak sabaran mengomel So So yang tidak kembali, dan akan masuk mengeceknya. Nyonya Han meminta suaminya agar jangan lakukan itu. Tuan Oh merasa kalau Liburan ini terlalu mahal untuk membuang-buang waktu di jalanan.
“Aku yang akan pergi, Pak... Ada banyak tangga.” Ucap Yeon Jung akhirnya bergegas kembali masuk
“Dia orang yang baik, kalau jadi manusia itu harus seperti dia!” ungkap Tuan Oh sengaja mengejek Kyung Jae yang hanya sibuk dengan ponselnya. 


Yeon Jung masuk ke dalam ruangan kaget melihat So So berjongkok didepan Ma Roo, dan langsung berusaha agar bersembunyi. So So meminta agar Ma Roo diam dan akan melepasnya. Yeon Jung langsung berpikiran yang lain.
“Kenapa tidak bisa lepas?” keluh So So seperti tak sabaran. Ma Roo meminta So So agar perlahan dan mengaduh kesakitan. Yeon Jung mulai berpikiran aneh dengan wajah melonggo.
“Bagaimana kau melakukannya?” keluh So So kesal. Ma Roo pikir mereka bisa melepaskanya.
“Ini adalah aset budaya 700 tahun. Ini lebih berharga dari rumahmu.” Kata So So marah
“Aku tahu kau akan melakukan ini.” Ucap Yeon Jung akhirnya masuk melihat Ma Roo yang mengunakan sabuk kesucian. Ma Roo hanya bisa mengumpat kesal karena ada orang yang melihatnya. 

Yeon Jung akhirnya kembali, Tuan Oh heran melihat Yeon Jung malah datang sendirian. Yeon Jung gugup mengatakan Masalahnya adalah.... Dai menyuruh untuk tidak memberi tahu siapa pun. Tuan Oh malah makin penasaran memberitahu tentang hal apa.
“Jangan beritahu mereka kalau aku bilang.... Dia memakainya.” Kata Yeon Jung. Mereka pun kaget tak mengerti maksudnya. Yeon Jung hanya mengatakan kalau benda itu.
“Dia memakainya sebagai orang Korea pertama dalam sejarah!” kata Yeon Jung. Tuan Oh pikir itu Sabuk kesucian. Mereka pun bergegas ingin melihatnya. 

Semua melihat Ma Roo dengan menahan tawa,. So So pun berbicara ditelp dengan bahasa Prancis. Ma Roo ingin bergerak So So memperingatkan agar Ma Roo jangan bergerak karena sedang berbicara dengan City Hall, jadi diam saja.
“Kau mengalami banyak masalah. Apa pekerjaan Ayahmu?” ucap Tuan Oh. Nyonya Han mengeluh suaminya malah bertanya hal itu. Tuan Oh kembali bertanya ingin tahu pekerjaan ayah Ma Roo.
“Dia adalah pejabat publik.” Ucap Ma Roo. Tuan Oh ingin tahu dimana tepatnya. Ma Roo menjawab diBalai Kota. Tuan Oh pun hanya bisa terdiam karena jabatanya cukup tinggi.
“Aku berbicara dengan City Hall.” Kata So So. Ma Roo ingin tahu apakah bisa segera membukanya.
“Mereka akan melaporkannya ke polisi.” Kata So So. Ma Roo benar-benar tak percaya mereka harus berurusan dengan polisi juga. 

So So menjadi penerjemaah saat polisi datang yang mengambil gambar Ma Roo dari depan belakang samping kanan dan kiri layaknya seoran tahanan.  So So menjelaskan kalau Mereka selesai mengambil foto bukti jadi Jangan duduk atau berbaring di mana saja. Dan Jika meninggalkan tempat ini maka Ma Roo akan ditangkap. Polisi kembali berbicara dan So So menjelaskan dalam bahasa korea.
“Dan mereka ingin tahu kenapa kau melakukannya. Apa kau mencoba untuk mencurinya?” ucap So So
“Tidak, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya.” Jawab Ma Roo
“Apa kau terobsesi dengan produk wanita atau Apa kau memiliki fantasi seksual yang unik?” tanya So So 

“Aku bukan orang sesat. Bukankah semua orang mau mencobanya sekali saja?” kata Ma Roo mencoba mencari pembelaan. Semua teman satu timnya mengelengkan kepala. Tuan Oh mengeluh Ma Roo itu memang harus dipermalukan.
“Kupikir semua orang merasa seperti itu.” Ucap Ma Roo dengan wajah melas.
“Tukang kunci yang dipekerjakan oleh pusat kebudayaan ada di Paris. Jadi dia akan ada di sini dalam lima jam.” Ucap So So, Ma Roo kaget kalau harus menunggu Lima jam,
“Aku harus pergi. Tidak bisakah mereka bergegas?” kata Ma Roo yang harus bergegas kembali ke Korea.

“Itu adalah yang terbaik yang bisa mereka lakukan. Dan Mereka ingin tahu apa mereka bisa memotret lagi.” Ucap So So
Ma Roo pun memperbolehkan, tapi tiga polisi itu ternyata ingin selfie dengan Ma Roo yang memakain sabuk kesucian. Ma Roo panik karena yang diperbolehkan untuk barang bukti bukan foto pribadi. 
Adik So So  mencari informasi ternyata Dibutuhkan empat jam dengan mobil ke Mont Saint-Michel, lalu berpikir kalau akan terlambat jika  naik bus atau kereta. Ia mencari tahu informasi akal naik taksi dan Harganya antara 600.000 won sampai 700.000 won, lalu melihat dompetnya.

“Aku tidak punya waktu dan juga tidak punya uang.” Keluh Adik So So kesal sendiri dengan dirinya. 

Mereka berkumpul satu ruangan untuk menunggu Yeon Jung pikir karean  mereka semua bernasib sama jadi menyarankan untuk mengenalkan diri dan meminta Tuan Oh lebih dulu karena yang paling tua diantara semanya. Tuan Oh pun tak masalah kalau harus memperkenalkan diri.
“Aku adalah presiden sebuah restoran ayam dan bebek. Yaitu Restoran Taman Gapyeong. Aku Oh Gab Soo.” Ucap Tuan Oh. Semua hanya terdiam. Tuan Oh pikir mereka harus bertepuk tangan, semua pun bertepuk tangan dengan terpaksa.
“Ini adalah istriku.” Kata Tuan Oh. Nyonya Han ingin bicara tapi Tuan Oh lebih dulu menyela.
“Namanya Han Bok Ja. Dia adalah wakil presiden Taman Gapyeong.” Kata Tuan Oh
“Restoran kami menyajikan ayam dan bebek asli...” kata Nyonya Han dan disela oleh Tuan Oh kalau sudah mengatakannya pada mereka.
“Aku minta maaf karena berbagai alasan. Silahkan kunjungi restoran kami.” Kata Nyonya Han. Semua terlihat menghormati Nyonya Han yang tahan dengan tingkah suaminya.
“Saat ini aku bekerja di Cooperate, dan namaku Jung Yeon Sung. Dan dia...” ucap Yeon Jung ingin mengenalkan Hyun tapi terpotong oleh Ma Roo.
“Kau bilang Cooperate? Bukankah itu perusahaan Jasa Ekspedisi?” kata Ma Roo. Yeon Jung senang Ma Ro yang tahu dengan bidang pekerjaanya.
“Kau mengirim dua kontainer ke Afrika di awal tahun, kan?” kata Ma Roo
“Aku pikir kami mengirim lebih dari 100 kontainer...” ucap Yeon Jung. So So memberitahu kalau ia berkerja Perusahaan farmasi, yaitu Farmasi dunia.
“Aku tidak berpikir kita bisa bertemu di sini. Kami menjanjikan pelayanan yang optimal dengan tulus dan sopan. Aku adalah Direktur Cooperate, Jung Yeon Sung.. Tolong bantuannya.” Kata Yeon Jung memberikan kartu namanya. Ma Roo pun memberikan kartu nama dalam dompetnya.
“Wow, pria ini bekerja di perusahaan farmasi ternama di negara kita, yaitu Farmasi dunia. Dia bekerja dalam perencanaan strategis. Yang terbaik dari yang terbaik.” Kata Yeon Jung meminta mereka tepuk tangan untuk San Ma Roo.
Sementara Hyun yang sibuk dengan SNS, mengirim foto Ma Roo dengan caption “Raja sabuk suci dari Farmasi Dunia.” 


Kepala Yoon sudah bisa melihatnya dari internet, Ma Roo mengunakan sabuk kesucian dan langsung bertanya dengan nada tinggi apa maksud gambar itu. Nona Oh menjelaskan kalau itu Laporan real-time dari postingan media sosial tentang perusahaan mereka yang ikut ditandai.
“Aku tahu itu! Dikatakan bahwa Farmasi Dunia merilis raja sabuk suci! Apa yang salah dengan bajingan ini? Kenapa dia pergi ke sana untuk melakukan ini? Bagaimana kau mengajar juniormu?” ucap Kepala Yoon. Nona Oh hanya bisa tertunduk meminta maaf. Lalu Kepala Yoon kebingungan untuk mematikan layar komputernya. 

Nona Oh langsung mendatangi Byung Jae karena tidak mendapatkan izin lebih dulu. Byung Jae pikir Laporan media sosial real-time perlu dikumpulkan secara real time. Nona Oh menegaskan kalau sudah bilang untuk melapor kepadanya lebi dulu.  Byung Jae meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Saat itu ponsel mereka berbunyi, Gambar Ma Roo pun mulai menyebar dengan caption  [Farmasi Dunia merilis Raja sabuk suci.]

Kim Kyung Jae mengenalkan diri  kalau bekerja di sebuah perusahaan kecil. Tuan Oh pikir Kyung Jae itu menjadi bos jadi sudah berhasil. Kyung Jae tak membahasnya mengenalkan So Ran sebagai pacarnya.
“Aku Han So Ran. Aku adalah karyawan perusahaan.” Ucap So Ran. Tuan Oh mengeluh kalau Namanya juga susah untuk dikatakan. So Ran ingin marah tapi Nyonya Han  langsung berkomentar.
“Wajahmu cantik, sama seperti namamu. Kau harus mengunjungi restoran kami kalau ada waktu.” Kata Nyonya Han. So Ran pun menganguk tak jadi marah. 

Ma Roo merasakan ponselnya bergetar dan langsung mengangkatnya, Nona Oh ingin tahu apa yang dikerjakannya sekarang. Ma Roo menjelaskan sudah memesan penerbangan untuk malam ini Tapi ada sesuatu yang terjadi. Nona Oh pikir itu masalah Ma Roo sendiri.
“Kenapa kau selalu mendapat masalah? kembalilah!” ucap Nona Oh marah. Ma Roo bertanya apa ada sesuatu yang salah.
“Itu pertanyaanku. Apa ini saatnya main-main?” kata Nona Oh. Ma Roo pikir tak ada yang main-main karena mengatakan akan kembali.

“Ma Roo, Aku akan membuat diriku jelas Aku mencintaimu. Kau satu-satunya..” Tegas Nona Oh, Ma Roo mengaku kalau merasakan hal yang sama.
“Tapi... Aku tidak bisa bersama seseorang yang menyerah pada masa depannya.” Kata Nona Oh. Ma Roo tak mengerti apa maksudnya itu
“Sepertinya kau menyerah pada masa depanmu. Jadi Kembalilah! Aku tutup!” kata Nona Oh dan langsung menutup telpnya. Ma Roo hanya bisa mengumpat kesal dan saat itu So So kembali datang.
“Silahkan makan siang dulu, dan kalian bebas melihat-lihat hari ini. Aku harus tinggal di sini sebagai walinya.” Ucap So So
“Tentu saja, Kau harus melakukan itu. Kita harus mempertimbangkan situasinya.” Kata Tuan Oh
“Itu aneh. Kenapa kau mempertimbangkan situasinya?” ucap Nyonya Han heran.  Tuan Oh pikir  pikir Ma Roo yang terpenting, bukan tur mereka.
“Kau bisa Bicara padaku nanti, oke? Dan jangan beritahu siapapun kau orang Korea. Ini memalukan” kata Tuan Oh, Ma Roo menganguk mengerti dan So So mengajak mereka segera bergegas keluar dan meminta Ma Roo agar menunggu. 

Semua sudah ada direstoran Omellete sebelumnya, Yeon Jung dan Hyun sibuk foto bersama. So Ran terlihat kesal dengan Kyung Jae yang terus sibuk dengan ponselnya. So So memberitahu kalau mereka akan melanjutkan jadwal besok pagi.
“Tidak apa-apa dan Kita harus saling membantu.” Kata Tuan Oh terlihat santai
“Kau benar. Para pekerja di daerah itu melakukan pemogokan tahun lalu. Jadi transportasi umum ke Mont Saint-Michel terputus. Tapi orang-orang yang mendapat uang dari para pengunjung yang mendukung pemogokan tersebut. Aku menyadari bahwa orang-orang memahami situasi masing-masing di Perancis.” Ucap So So
“Tapi mereka seharusnya tidak mogok kerja. Perekonomian membuat negara tetap hidup. Dan kita perlu negara kita untuk hidup. Pemogokan adalah masalahnya. Apa aku salah?” kata Tuan Oh mulai kembali bicara dengan nada tinggi.
So So tak menjawabnya memilih untuk pamit pergi lebih dulu. Tuan Oh mengajak mereka menikmati makan lebih dulu. So Ran menatap keluar seperti kesal karena Kyung Jae masih sibuk dengan ponselnya.

So So akhirnya datang mengetahui Ma Roo pasti lapar tapi tidak membawakan makananya. Ma Roo pikir tidak punya hak untuk makan. So So mengatakan bukan itu alasan tapi tidak ingin Membuat Ma Roo pergi ke kamar kecil.
“Aku tidak tahu kenapa aku datang ke Perancis. Seharusnya aku tidak datang jauh-jauh kemari.” Ungkap Ma Roo
“Aku juga merasa seperti itu. Aku tidak tahu kenapa aku datang ke sini.” Ungkap So So. Ma Roo heran kenapa So So mengatakan hal itu.
Kita semua menyesali pilihan masa lalu kita. ..Aku mengerti. Semua pilihan yang kita buat dibuat saat masih muda. Entah itu 10 tahun yang lalu atau 10 menit yang lalu, kita masih muda.” Ucap So So
“Apa itu sebabnya kau mengatakannya? Apa kau terlalu muda untuk mengetahui yang lebih baik?” kata Ma Roo
“Kita tidak bisa mengetahui segalanya dan mulai dari sebuah tebakan saja. Aku membuat banyak kesalahan saat mencoba segalanya Tapi aku tidak malu.” Ungkap So So lalu mendengar suara berisik. 

Ma Roo bertanya apakah itu tukang kunci, So So melihat dari depan pintu kalau mereka turis. Terdengar suara beberapa orang mengunakan bahasa korea kalau orang di dalam jadi ingin memeriksanya. Ma Roo ingin tahu apakah ada banyak orang. So So menganguk dengan wajah panik.
Ma Roo ingin tahu turis pria atau wanita, So So menjawab itu Wanita. Mereka akhirnya masuk, So So memilih untuk menyingkir, salah satunya tahu kalau  yang dipakai adalah sabuk kesucian, lalu berpikir kalau ia adalah orang korea.
Salah satunya pun bertanya, Ma Roo tak menjawab berpura-pura tak mengerti perkataanya.  Mereka pun berpikir Ma Roo adalah orang sesat dan ingin ngambil gambar. Ma Roo langsung menolaknya, dengan bahasa inggris dan menyarankan untuk mengambil foto mereka bertiga saja.
Mereka pun memberikan kamera, Ma Roo mulai menghitung tapi diakhirnya dengan kata “kimchi!”. Ketiganya terlihat hanya bisa melonggo dan malu ternyata Ma Roo yang mengunakan sabuk kesucian adalah orang korea. So So tak bisa menahan tawa berjalan masuk lalu meminta maaf, Ma Roo terlihat pasrah karena kebohongan membuat di permalukan. 

So Ran bertanya pada Kyung Jae Apa ada masalah. Kyung Jae mengaku ini bukan apa-apa. Sa Ran ingin tahu apa yang salah, Kyung Jae mengeluh So Ran yang bersikap seperti itu lagi.  So Ran makin kesal karena seperti Kyung Jae menyindirnya bertingkah seperti itu lagi.
“Kau marah sekali saat tadi malam dan Yang kau lakukan hari ini adalah berbicara di telepon terus” kata So Ran. Kyung Jae mengaku kalau itu karena kerjaan.
“Aku pikir ada yang salah.” Ucap So Ran. Kyung Jae meminta agar menghentikan saja. So Ran ingin tahu Hentikan apa maksdunya.
“Tidak bisakah kita diam saja? Apa kau ingin bertengkar di Perancis?” ucap Kyung Jae. So Ran pikir tak ada yang bisa dilakukan.
Kyung Jae mengajak pergi, So Ran ingin tahu kemana. Kyung Jae pikir tak peduli akan kemana, menurut tak mungkin akan tetap ada ditempat itu.  So Ran pikir Kyung Jae bisa berhenti bertingkah. Kyung Jae meminta So Ran agar berhenti dan mencoba agar suasananya tetap baik.
“Aku akan kembali.” Kata So Ran. Kyung Jae ingin tahu kemana. So Ran menjawab ingin kembali ke hotel karena kepalanya terasa sakit.
“Baik, kembalilah.” Kata Kyung Jae tak peduli menaiki tangga, sementara So Ran yang marah memilih untuk menuruni tangga untuk kembali ke hotel. Kyung Jae berbalik arah, tapi ia hanya mengambil gelas kopi yang dibuang sembarangkan karena kesal dan memilih untuk tak mengejar So Ran. 


So Ran berjalan sendiran diatas jembatan tempat sebelumnya mengambil foto, pikiran kembali melayang mengingat kenangan dengan kepala tim.
Flash Back
Keduanya naik lift bersama, Kepala Tim memberikan bingkisan masker untuk So Ran dan  menekan tombil lift. So Ran sedikit panik karean tubuh kepala tim sangat dekat.  Kepala Tim tahu So Ran bekerja lembur sebelum liburan jadi ingin memberikan tumpangan. So Ran menolak tapi Kepala Tim tetap ingin memberikanya.
Akhirnya So Ran pun pulang naik mobil tim. Ketuak tim ingin tahu rumah So Ran, So Ran pikir Ketua tim bisa mengantarnya ke stasiun terdekat. Ketua Tim tahu kalau itu pasti harus berjalan jauh dari rumahnya karena Ada yang ingin dikatakan. So Ran ingin tahu apa itu.  Saat itu telp dar presdir, tapi kepala Tim tak ingin mengangkatnya.
“Bukannya kau harus menjawab panggilan Presdir?” ucap So Ran. Kepala Tim pikir kalau bisa bertemu besok. So Ran pikir telp itu mungkin saja penting.
“Waktu kita bersama sekarang  ini lebih penting.” Ucap Kepala Tim. So Ran terdiam karena kepala tim seperti sedang mengodanya.
“Aku akan memberitahumu... Aku akan melamarmu saat kau kembali dari Perancis jadi Ayo berkencan.” Ucap Kepala Tim
So Ran mengingat itu semua merasa kalau ini menjengkelkan karena sekarang ia sudah memiliki pacar dan ketua tim ingin melamaranya. 


Kyung Jae duduk diam ingin mengirimkan pesan pada pacarnya “ So Ran, aku minta maaf.  Aku akan ke sana...” tapi saat itu telp dari seniornya Kim Min Ki dan langsung mengangkatnya,  Ia bertanya apakah Investasi mungkin tidak berhasil, wajahnya terlihat kebingungan.
Adik So So akhirnya bisa sampai di tempat kakaknya sedang tour, lalu melihat ada banyak orang dan berusaha mengikuti dengan feelingnya.  

Ma Roo berbicara pada So So kalau ia tidak bisa kembali ke Seoul, So So mengatakan kalau Ma Roo sudah melewatkannya sejak tadi. Ma Roo mengeluh kalau Semuanya sudah kacau dan  mendapat masalah sejak pergi untuk perjalanan ini. So So pikir bisa memesan penerbangan besok malam. Ma Roo seperti sudah tak peduli.
“Masalah apa yang akan aku hadapi besok? Apa aku bisa pergi? Aku mungkin ditakdirkan untuk menghadapi masalah ini.” Kata Ma Roo seperti sangat lelah dengan masalahnya.
“Jangan percaya pada takdir.  Itu tidak ada.”kata So So. Ma Roo mengaku kalau percaya pada takdir.
“Aku pikir nasib itu tergantung  pada perasaan kita. Itu takdir jika kita merasa seperti itu dan bukan takdir jika kita tidak merasa seperti itu. Aku sama sekali tidak merasa ini adalah takdir dan inilah aku.” Ucap So So
Lalu terdengar suara orang melangkah masuk, So So pikir  Tukang kunci sudah datang, lalu memberitahu Ma Roo kalau dipanggil untuk menemui walikota, jadi harus pergi. Ma Roo bertanya apakah maksudnya  Walikota tempat ini, So So membenarkan.
“Aku tidak tahu kenapa dia meminta untuk berbicara dengan Pemandu.” Ucap So So. Ma Roo bertanya apakah itu sesutu yang buruk
“Aku tidak berpikir itu bagus. Jadi Aku akan kembali.” Kata So So bergegas pergi. Adik So So terus mencari sang kakak, seperti tak ingin kakaknya itu sendirian. 


So So bertemu walikota di tempat kerjanya memberikan kartu nama dengan memperkenalkan diri sebagai Pemandu wisata di Eurobike Tour. Walikota pun mempekerkenalkan diri sebagai walikota Mont Saint-Michel dan mengucapkan selamat datang. Sementara Ma Roo melihat tukang kunci membawa banyak alat untuk membuka sabuk kesucian.
Walikota memberikan foto Ma Roo yang sedang mengunakan sabuk kesucian memberitahu kalau turis ini bisa saja merusak aset budaya merka jadi ingin menyimpan foto ini sebagai bukti. So So sudah mengetahuinya.
“Kami akan menggunakan foto ini, dan foto ini sudah menjadi milik kami. Lalu Kami akan menampilkan foto ini di sebuah artikel. Ini akan menjadi pesan yang jelas bagi wisatawan lain.” Ucap walikota.
“Kenapa kau harus pergi sejauh ini?” kata So So merasa kasihan dengan Ma Roo yang akan dipermalukan.
“Kami bahkan ingin membuat pesan peringatan untuk sejarah. Bagaimanapun ini adalah Mont Saint-Michel.” Kata Walikota.
“Tapi orang ini mungkin saja merasa malu selama sisa hidupnya.” Ucap So So
“Sebagai gantinya, kami akan membuka tangga ke kaki malaikat, hanya untukmu. Jika kau tahu sejarah, maka Kau akan mengerti. Kami tidak pernah membuka jalan menuju kaki malaikat itu kepada siapapun. Dan kita tidak akan melakukannya setelah waktu ini. Bisa dibilang orang ini membuka jalan menuju kaki malaikat” Ungkap walikota. So So hanya terdiam. 


So So berjalan menaiki tangga dan saat itu Adiknya berjalan dibelakangnya, tanpa disadari masing-masing. Lalu So So berbelok ke arah kiri sementara adiknya berbelok ke arah kanan. So So berjalan sambil mengingat pertemuan dengan peramal.
“Keberuntunganmu sama, Pasti itu takdirmu. Kau akan bertemu dengan cinta abadimu di kaki malaikat.” Ucap si peramal. So So ingin tahu Dimana kaki malaikat itu.  Peramal mengaku tak tahu.
Ma Roo memberitahu kalau itu ada dibagian atas gereja,  yaitu Santo Michael sang Malaikat Agung.
“Aku tidak tahu dimana itu. Bagaimana aku bisa menemuinya?” ucap So So pada si peramal.
“Jangan khawatir. Orang ini akan membuka jalan menuju kaki malaikat.” Kata Si peramal. Saat itu juga tukang kunci bisa melepaskan sabuk kesucian dari tubuh Ma Roo. 


So So terus berlari di jalan menuju rumah Bernard. Ma Roo tersenyum bahagia keluar dari rumah, lalu mengerakan tubuhnya karena harus berdiam diri dan membungkuk 90 derajat lalu melihat So So sudah ada dibelakangnya.
 “Apa kau bertemu dengan walikota?” ucap Ma Roo. So So hanya diam saja.
“Kenapa kau lari? Apa ada masalah?” tanya Ma Roo. So So tetap diam dan menatapnya.
“Kau siapa?.... Kau siapa?” ucap So So menatap Ma Roo karena orang itu dianggap sebagai takdirnya. Sementara Ma Roo tak mengerti seperti melihat So So dimasuki sosok yang lainya.
Bersambung ke episode 5

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. makin seru ceritanya. semangat terus kak buat update kelanjutannya!!!! :)

    BalasHapus
  2. Makin seru.semangat bt update ya

    BalasHapus