PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Jung berjalan dengan Pil Goo bertanya lebih suka siapa dan berpikir tak
membenci ayahnya yang membelikan tas. Pil Goo hanya diam saja menarik tasnya.
Nyonya Jung pikir harus berhenti tanya hal sulit. Pil Goo pikir Daripada beri
tahu yang disukai, ia bisa memberi tahu yang dibenci.
“Siapa
yang lebih kau benci?” tanya Nyonya Jung. Pil Goo pikir Mereka hampir setara tapi lebih membenci
Paman Superman. Nyonya Jung ingin tahu alasanya.
“Acara
itu, The Return of Superman,aku menonton semuanya. Ternyata dia sangat
menyayangi putrinya” akui Pil Goo.
Keduanya
makan toppoki, Pil Goo bertanya apakah
dia seharusnya menjadi adiknya. Nyonya Jung bingung sambil gumam “Aku harus berkata apa” lalu mencoba
mengalihkkan untuk Pesan Sundae lagi. Pil Goo menceritakan Anak perempuan itu, yang buang air di
punggungnya.
“Semua
bayi seperti itu.” Komentar Nyonya Jung. Pil Goo pikir Jong Ryul sangat mengaguminya.
“Dia
memanggilnya tuan putri. Dia gadis botak yang buang air.” Ucap Pil Goo sinis.
“Apa
Karena itu kau cemburu?” tanya Nyonya Jung. Pil Goo menrasa itu tak adil.
“Dia bisa
mengaguminya saja. Kenapa dia mencariku?” ucap Pil Goo. Nyonya Jung mulai mengumpat
marah.
“Kenapa
mematahkan hati anaknya dengan membuat acara itu?” keluh Nyonya Jung.
“Jadi,
aku jelas benci Paman Superman itu, dan aku agak benci Tuan Hwang.” Akui Pil
Goo
“Astaga,
Pil-gu. Kau memilih pihak terbaik... Kau sangat pintar.” Puji Nyonya Jung. Pil
Goo memanggil ibunya, Nyonya Jung pikir Pil Goo ingin pergi ke arkade.
“Nenek..
Kau tahu namaku. Kenapa kau terus memanggilku Dongbaek di depan ibuku?” ucap
Pil Goo
“Astaga...
Kau tak mungkin keturunan siapa pun hingga secerdas ini.” Komentar Nyonya Jung
mengelus kepala Pil Goo
Di depan
rumah
Ibu
Jessica sudah ada didepan Camelia dengan GPS,
lalu mengumpat kalau Jong Ryul yang sering kemari. Jessica mengeluh
ibunya ingin bertemu dengannya karena
anak itu tak terlalu mirip dengan Jong Ryul. Ibu Jessica memikirkan sebuah
rencana.
“Setelah
dapat rambutnya, jalankan tes DNA, dan tuntut dia, maka kita pasti menang.”
Ucap Ibu Jessica yakin
“Kita pasti
menang apa? Mereka bahkan tak mirip.” Keluh Jessica. Ibunya pikir Tentu mirip
dan melihat Pil Goo baru pulang lalu berkomentar kelihatan sama.
Pil Goo
melayani keduanya, Jessica memesan satu babi tumis. Pil Goo heran karena mereka
hanya memesan Hanya satu padahal datang berdua. Ibu Jessica mengeluh anaknya
yan masih memikirkan diet sekarang. Jessica mengeluh kalau tak bisa makan babi.
“Beri
kami dua porsi.... Tunggu, Nak... Berapa usiamu? Apa Sekitar delapan tahun? Di
mana kau lahir?” ucap Ibu Jesicca penasaran. Nyonya Jung menatap curiga
memangil Pil Goo kalau harus pergi les.
“Apa ini
bar?” tanya Jessica. Pil Goo menjawab
Ini restoran biasa lalu berkomentar Jessica itu dari acara Superman.
“Dia
kenal kau.” Ucap Jessica panik. Pil Goo ingat Jessica yang pernah ke depan
sekolahnya. Jessica makin panik.
“Jika kau
tak makan babi, kenapa kemari?” tanya Pil Goo. Jessica menahan amarah bertanya Kapan
ibunya datang
“Ibuku
pandai berkelahi. Aku mengajarinya meninju hidung orang sejak kecil.” Ucap Pil
Go saat itu Ibu Jessica mencoba mengambil rambut Pil Goo, tapi saat tanganya
akan menyentuhnya, Nyonya Jung sudah menarik rambutnya.
“Berani
menyentuhnya?” ucap Nyonya Jung marah, Jessica panik melihat ibunya ditarik
rambutnya.
Nyonya
Jung mendorong keduanya keluar dari bar, Ibu Jessica mengeluh Nyonya Jung itu
sudah gila. Nyonya Jung membenarkan kalau dirin gila dan menderita demensia.
Keduanya melonggo bingung. Nyonya Jung emngaku kalau Dong Baek bertemu lebih
dahulu.
“Kenapa
arogan sekali?” tegas Nyonya Jung. Ibu Jessica tak percaya Nyonya Jung Berani
bicara seperti itu
“Dia
mungkin bukan istri sahnya, tapi dia tinggal dengannya lebih lama darimu. Hukum
mungkin tak mengakuinya, tapi waktu mereka bersama tak hilang.” Tegas Nyonya
Jung membela anaknya.
“Lalu
apa? Maksudmu dia istrinya?” tanya ibu Jessica. Nyonya Jung pikir Jessica bisa
menjadi istrinya.
“Jadi,
maksudmu kau akan mencuri menantuku...” kata Ibu Jessica. Nyonya Jung langsung
menolaknya.
“Menantumu?
Suamimu? Kami tak butuh dia. Katakan padanya, berhenti berkeliaran di sini.”
Ucap Nyonya Jung
“Dia tak
berkeliaran! Kau sangat tak tahu malu saat mereka lakukan afair kotor.” Kata
Ibu Jessica.
“Kau
bilang Affair kotor? Baiklah. Affair bisa mengubah pemilihan presiden di negara
ini. Apa Kau ingin dia berhenti hasilkan uang dari bisbol? Apa Kau ingin suami
pengangguran?” ucap Nyonya Jung. Keduanya hanya bisa tertunduk diam.
“Kita tak
perlu bicara dengan wanita yang punya demensia. Lupakan. Mari bicara dengan
wanita itu saja.” Ucap Jessica mengajak ibunya pergi.
“Datang
lagi jika bisa. Aku tak rugi apa pun, akan kupastikan bertindak demi Dongbaek.”
Teriak ibu Dong Baek.
Saat itu
Hyang Mi melihat keduanya masuk mobil bergumam dengan senyuman bahagia kalau
Waktu yang pas karean Jessica akhirnya muncul. Keduanya sudah dalam mobil,
Jessica memeriksa ibunya apakah berdarah saat itu jendela mobil diketuk.
“Aku yang
pertama... Aku yang pertama menyebarkan rumor Kang Jong-Ryul” ucap Hyang Mi
Akhirnya
disebuah cafe, beberapa orang membahas Hyang-mi sibuk belakangan ini. Hyang Mi
pergi ke KEDAI KOPI SOO berhadapan dengan Jessica dan juga ibunya.
“Aku
ingin memberitahumu sesuatu, tapi kau tak mau membaca pesanmu.” Ucap Hyang Mi.
Jessica ingin tahu ada apa.
“Jika
dipikir-pikir, kau tampak paling putus asa di situasi ini. Pendapatan Kang Jong
Ryul1,2 miliar setahun. Kang Jong-Ryul, suami terbaik. Kang Jong-Ryul, pencinta
putrinya. Kang Jong-Ryul, bintang iklan. Siapa yang lebih putus asa menjaga
semua gelar itu?” ejek Hyang Mi
“Siapa
kau?” tanya Jessica sinis. Hyang Mi malah bertanya apakah Jessica akan menceraikannya dan akan teken suratnya.
“Sekarang,
yang terpenting bukan apa Kang Jong-ryeol selingkuh dengan Dongbaek. Yang penting
adalah menjaga semua gelarmu sebagai Nyonya Kang Jong-ryeol.” Ucap Hyang Mi
“Hei,
siapa kau memutuskan apa dia...” kata Ibu Jessica yang langsung disela oleh
Hyang Mi
“Biar
kuberi tahu sesuatu yang akan membuatmu ketakutan. Kau ingin orang terus
berkata, "Aku iri padamu,"atau kau ingin mereka berkomentar,
"Semangat"? Jujur saja, di antara 80.000 pengikutmu, sekitar 50.000 mungkin
ingin melihatmu hancur.” Kata Hyang Mi
“Jika kau
ingin terus hidup sebagai Nyonya Kang Jong-ryeol, pemengaruh media sosial, maka kau perlu membayar harganya.” Kata Hyang
Mi
“Apa Kau
ingin uang untuk aibnya? Hei, kenapa Dongbaek tak berhubungan dengan orang
normal?” keluh Jessica kesal
Hyang Mi
menuliskan rekening BANK ONGSAN diatas tissue mengaku butuh 30 juta won dan sudah di diskon besar. Ibu
Jessica tak percaya orang gila ini.
Hyang Mi berjanji Rahasia ini tak akan bocor jika orang gila ini diam.
“Ini
harga yang harus dibayar Jessica untuk ketenarannya. Kau harus berusaha keras untuk
menutup mulutku.” Tegas Hyang Mi.
Jessica
keluar dari kedai menuruni tangga, Hyang Mi berkomentar Jika bisa, kirim uang
padanya sekarang karean Ini mendesak untuknya. Jessica langsung mendekati Hyang
Mi menegaskan dirinya itu Jessica jadi Orang seperti Hyang Mi tak bisa
menipunya.
“Kau
bilang Orang sepertiku?” ucap Hyang Mi tak percaya. Jessica membenarkan
ucapanya.
“Kau
palsu rendahan. Kau gadis murah yang hidup sembrono tanpa tahu betapa memalukan
itu.” Kata Jessica.
“Hei, kau
pikir kau sangat berbeda dariku?” balas Hyang Mi, Jessica tak percaya
mendengarnya.
“Kau dan
aku sama saja. Gadis yang butuh perhatian, gadis yang tak pernah dicintai. Jika
beruntung, kau menjadi Jessica. Jika tidak, kau menjadi Hyang-mi. Hanya itu
yang ada.” Ejek Hyang Mi
“Hei! Kau
sungguh ingin mati? Aku tak akan mengirimimu uang!” teriak Jessica marah.
Hyang Mi
sudah berjalan pergi. Ibu Jessica datang bertanya ada apa, apakah Hyang Mi
mengatakan hal lain. Jessica mengataakan kalau akan membunuh Hyang Mi dengan
penuh amarah. Hyang Mi berjalan kesal dianggap Palsu rendahan.
“Berani
sekali jalang muda itu mengatakan kebenaran?” ucap Hyang Mi marah lalu menatap
ke arah belakng merasakan ada orang yang terus mengikutinya tapi tak terlihat.
[5 Jam 4 Menit SEBELUM KEJADIAN]
Hyang Mi
berjalan tak sengaja bertemu dengan Pil Goo, lalu meminta agar berjalan
berpegangan tangan. Pil Goo yang sedang asik maen games mengeluh kalau bukan
anak-anak. Hyang Mi merengek agar mengandeng tanganya saja. Pil Goo mengalah
mengendang tangan Hyang Mi.
“Hariku
buruk... Kau pengisi daya di keluarga kita.” Ucap Hyang Mi. Pil Goo mengeluh
Semua orang di keluarganya mengganggu.
“Hei, aku
baru berkata "keluarga kita," 'kan? Konyol sekali. Kau akan ke tempat
les matematika, 'kan? Kuantar kau ke sana.” Kata Hyang Mi. Pil Goo menolak
karena bukan anak-anak.
“Main
bisbol lebih sering dari belajar matematika. Jadilah pemain liga utama dan
bahagiakan ibumu. Jangan pernah khianati dia.” Ucap Hyang Mi
Saat itu
ponsel Hyang Mi dan terlihat nama “SAMPAH MANUSIA KIM NAK-HO”
Akhirnya
Hyang Mi pergi ke bar membuka kulkas lalu mengambil uang dalam kotak. Ia pun
merasa semua ini salah Dongbaek. Kenapa meninggalkan uang di sini dan memungut
sampah sepertinya.
Sementara
di salon para bibi membahas Apa Dongbaek memakai pengeriting. Bibi Jung mengaku
juga ingin meniru gayanya dan yakin pasti lakukan sesuatu pada wajahnya
belakangan ini.
“Katanya,
"Aku akan datang ke rapat." Lalu tersenyum manis, dan seluruh pasar
terpesona padanya. Dia mulai tampak cantik belakangan setelah mulai berpacaran.”
Ejek Bibi Park yang duduk disamping Nyonya Kwak.
“Apa Kau
senang?” balas Nyonya Kwak menyindir. Bibi Jung berkomentar Dong Baek pakai rok mini dan goyangkan pinggul dengan
sangat menggoda.
“Dongbaek
tak akan melakukannya. Kau harus kendalikan pinggul Geum-mi. Seragamnya terlalu
pendek, mirip baju dalam.” Kata Nyonya Kwak membela.
“Dia
hanya unik, itu saja.” Bela Bibi Jung. Nyonya Kwak mengejek Karena itu dia
pakai rok pendek dan meninggalkan puntung rokok di toiletnya saat SMA.
“Berhenti
menjelekkan Dongbaek. Dia sahabat Nyonya Kwak.” Kata Bibi Kim
Jun Gi
datang memberitahu juga mau mainan battling top tapi tak punya. Nyonya Kwak
heran Jung Gi sendirian belakangan ini dan bertanya Di mana temannya. Pil Goo
menyapa lebih dulu, Nyonya Kwak bertanya apakah sudah berakhir dengan Pil Gu,
apakah mereka bertengkar.
“Mereka
tak bertengkar. Dia pulang dari tempat les dengannya. Mereka masih saling
sayang.” Ungkap Nyonya Park
“Namun,
kenapa belakangan aku jarang melihat Pil-gu? Ada daging goreng sisa di rumah.”
Kata Nyonya Park.
“Dia tak
lewat jalan ini lagi. Dia memutar ke arah sana. Jadi, kami berpamitan.” Kata
Jun Gi
“Kenapa
dia lewat jalan panjang? Apa Karena aku? Ibu dan anak mencoba membuatku merasa
bersalah. Apa Kalian baru berpamitan?” tanya Nyonya Kwak.
Pil Goo
berjalan sendiri sambil menendang batu tak sengaja menyentuh kaki Nyonya Kwak.
Nyonya Kwak sudah ada didepannya bertanya
siapa bos di Ongsan. Jung Gi kaget, Nyonya Kwak menegaskan itu dirinya
dan Semua orang Ongsan di bawahnya.
“Apa Kau
pikir bisa sembunyi dariku?” tanya Nyonya Kwak. Pil Goo mengeluh kalau kota ini
kecil sekali.
“Apa Kau
akan menghindariku selamanya? Kadang kau harus menerobos. Jika tak bisa
menghindariku, kalahkan aku.” Kata Nyonya Kwak
“Apa Kau
ingin aku mengalahkanmu?” tanya Pil Goo polos. Nyonya Kwak mengaku tak perlu
tapi makan daging goreng saja.
“Jangan
terlalu banyak berpikir dan makan daging goreng saja.” Kata Nyonya Kwak.
Akhirnya
Pil Goo makan daging sambil menonton TV,
Nyonya Kwak memainkan tas Pil Goo dengan roda lalu berkomentar Tas sekolah
belakangan ini bagus sekali jadi menurutnya Pasti senang ke sekolah. Pil Goo
mengaku tidak menurutnya sekolah tak pernah menyenangkan.
“Kudengar
ibumu juga mengantar makanan. Apa Dia banyak uang sekarang? Ini tampak mahal.”
Ucap Nyonya Kwak.
“Ibuku
tak membelikan itu. Aku dapat dari seseorang paman.” Akui Pil Goo
“Astaga...
Yong-sik bahkan tak peduli saat roda keretaku rusak.” Keluh Nyonya Kwak
“Bukan
dia yang membelikanku ini.” Kata Pil Goo. Nyonya Kwak bingung dan bertanya
Siapa yang membelikan.
Saat itu
Dong Baek baru saja akan kembali ke bar, Jong Ryul tiba-tiba datang mengambil
nampan dengan wajah kesal mengetahui bahkan mengantar makanan sekarang, lalu
bertanya Dong Baek butuh uang berapa dan Berapa yang cukup
“Itu
dialog film.” Keluh Dong Baek. Jong Ryul bertanya apakah Dong Baek sudah dapat
paketnya
“Apa si
psikopat ada di dalam?” tanya Jong Ryul. Dong Baek pikir kalau ada tak ada
masalah untuk Jong Ryul
“Masuk
dan ambil uangmu kembali. Jessica memintaku memberinya uang agar bisa kuliah di
luar negeri.” Ucap Dong Baek.
“Aku bisa
memberimu 30 juta untuk anakku.” Kata Jong Ryul kesal.
“Maka
ambil uangnya dan berikan kepada Jessica.” Kata Dong Baek tak ingin ada
masalah.
Akhirnya
Dong Baek pergi ke dapur akan mengeluarkan uangnya dari kotak ikan. Jong Ryul
mengeluh agar Dong Baek Jangan ambil uang itu! Dengan begitu bisa membuatnya merasa
lebih buruk. Dong Baek Shock melihat kotaknya kosong.
“Sudah
hilang.... Uangnya hilang.< Takdir sialku.. bercanda lagi denganku.” Gumam
Dong Baek
Saat itu
Yong Sik masuk bar, melihat Dong Baek dengan Jong Ryul. Dong Baek bingung takut
Yong Sik salah paham. Dong Baek dan Yong
Sik dudu berhadapan. Yong Sik mengeluh dengan yang dilakukan Dong Baek dengan
Jong Ryul.
“Aku sudah
perjelas aku tak ingin kau samar-samar atau bimbang. Aku sungguh tak suka
melihatmu dengan bedebah itu.” Ucap Yong Sik marah Jong Ryul tak terima
dianggap "Bedebah itu"
“Lalu apa
yang harus kulakukan? Apa yang kau inginkan dariku? Aku selalu mendapati diriku
terperangkap dalam situasi seperti ini.” Ucap Dong Baek menangis.
“Apa Kau
menangis?” ucap Jong Ryul bingung. Yong Sik juga bingung karean tak berkata banyak jadi Kenapa tiba-tiba
menangis
“Astaga,
seseorang mencuri uang dariku.” Ucap Dong Baek. Yong Sik kaget. Jong Ryul
memastikan kalau itu adalah uang darinya.
[2 Jam 35 Menit Sebelum Kejadian]
Hyang Mi
menelp seseorang mengaku sudah mengiriminya uangny dan juga membeli tiket untuk
besok dengan Pesawatnya larut malam. Terlihat di layar ponsel Hyang Mi nama
“PENGIRIMAN LUAR NEGERI” lalu Hwang Mi terlihat kesal
“Kuberi
tahu tak apa-apa. Aku akan ke sana. Kau tak bisa menjaga semua pasienmu
sendirian. Kenapa terus memintaku tak datang? Aku tak punya tujuan sekarang.”
Ucap Hyang Mi kesal.
Dong Baek
dikamarnya mengeluh karena hal buruk terus terjadi padanya dan kenapa seseorang
mencuri darinya padahal sungguh tak ingin uangnya. Ia merasa tak ada yang
lancar baginya. Jong Ryul pun memarahi Dong Baek karena seharusnya belanjakan
saja.
“Kenapa
meninggalkannya di kulkas?” kata Jong Ryul memarahi Dong Baek. Yong Sik
mengumpat marah.
“Apa Kau
tahu? Aku bedebahnya. Aku hanya bedebah bodoh. Aku tak percaya aku membuatmu
menangis. Mendengarmu menghela napas saja cukup membuat hatiku hancur.
Dongbaek, aku sengsara tiap kali kau menangis.” Ungkap Yong Sik menenangkan
Dong Baek.
“Astaga..
Konyol sekali.” keluh Jong Ryul. Yong Sik berjanji pada Dongbaek. akan lakukan
sebisanya untuk mengurus ini.
“Hei, itu
bahkan bukan uangmu. Kenapa kau mengurusnya? Kami akan urus sendiri. Jadi,
menyingkir saja.” Kata Jong Ryul
“Kau
bilag "Kami"? Kau sungguh mengatakannya? Ada apa? Dia sangat cantik,
'kan? Apa membuatmu gila melihat betapa cantiknya dia?Apa ini membuatmu cemas?”
ejek Yong Sik
“Ya,
benar. Aku tak ingin kehilangan dia lagi.” Balas Jong Ryul. Dong Baek hanya
bisa diam saja.
“Dengar
aku, Tuan Kang... Aku alasan dia tampak cantik.” Tegas Yong Sik. Jong Ryul tak
percaya mendengarnya.
“Pikirkan
saja. Dia selalu tampak suram saat bersamamu, 'kan? Namun, kini saat bersamaku,
dia cantik setiap hari. Dia selalu tersenyum. Aku tak sepertimu. Aku ingin
memastikan dia bahagia hingga mati.” Ucap Yong Sk bangga. Dong Baek tersenyum
malu mendengarnya.
“Apa Kau
sangat menyukai Yong-sik?” keluh Jong Ryul. Yong Sik dengan penuh perhatian
meminta Dong Baek memperlihatkan tanganya.
Hyang Mi
berada dirumah sakit dengan seorang nenek, lalu berbicara ditelp kalau yakin sudah mengiriminya 100 juta won karean orang perlu sejumlah itu
untuk tinggal jadi akan cari kerja di sana dan hasilkan uang. Seperti orang itu
menyuruh Hyang Mi tetap di korea untuk menjaga neneknya.
“Sejak
kapan kau mencemaskan Nenek? Aku sudah menyewa perawat dan akan berkunjung
sewaktu-waktu. Aku dalam masalah, jadi, harus tinggalkan Korea. Lalu aku ingin
bersamamu sekarang. Kenapa terus menjauhkanku?” keluh Hyang Mi
“Aku
sudah tahu pekerjaanmu. Apa Kau mau kerja itu di sini? Orang Korea di sini
saling kenal. Itu sebabnya lebih menakutkan. Terlebih lagi, Su-jeong dan
keluarganya tak tahu aku punya kakak.’ Ucap seorang pria.
“Apa Kau
malu memberi tahu mereka? Aku membayar rumahmu, biaya hidupmu, bahkan biaya
rumah sakitnya. Namun, Apa istrimu bahkan tak tahu aku ada? Kurasa aku idiot
sebenarnya.”ungkap Hyang Mi tak percaya.
“Lalu,
Hyang-mi, kau tak bisa bahasa Inggris. Kau tak bisa apa-apa di sini jika tak
bisa menguasai itu” kata Si pria.
“Bagaimana
denganmu? Apa kau Lupa orang yang bantu kau belajar bahasa Inggris? Seharusnya
kau tak malu denganku. Kau boleh malu pada pekerjaanku, tapi karena itu kau
bisa kuliah di luar negeri.” Sindir Hyang Mi
“Aku
kerjakan semua pekerjaan kotor di sini agar bisa membantumu hidup luar biasa. Aku
tak butuh adik tak bersyukur sepertimu. Mari putuskan hubungan saja.” Ucap
Hyang Mi menangis.
Di bar,
Jong Ryul mempersilahkan mereka bersama jika mau. Tapi jangan libatkan
anaknya Dong Baek kaget mendengarnya,
Jong Ryul pikir kalau Dong Baek ingin
hidup dengan Yong Sik jadi lakukan saja sendiri karena tak akan biarkan pria
lain besarkan putranya.
“Apa
maksudmu? Apa Kau ingin merebutnya dariku?” ucap Dong Baek marah.
“Kau akan
menyerahkannya.” Kata Jong Ryul yakin, Yong Sik terlihat menahan amarahnya.
Nyonya
Jung baru datang melihat Pil Goo ada di depan bar dengan Nyonya Kwak. Pil Goo
berlari menghampiri neneknya. Nyonya Kwak
mengaku senang bertemu dengan
Nyonya Jung karena Pemanas menyala di
tempatnya jadi Pil Gooo tertidur saat menonton bisbol.
“Aku
mengantarnya pulang, dan aku penasaran...” ucap Nyonya Kwak, Pil Goo tiba-tiba
memberitahu kalau ayahnya.
“Maksudku,
Tuan Kang ada di dalam dan Juga Tuan Hwang.” Ucap Pil Goo.
“Apa Bisa
kau bawa dia? Aku ingin katakan sesuatu, tapi aku tak ingin dia mendengarnya.”
Ucap Nyonya Kwak. Nyonya Jung bingung.
“Aku tak
tahu ayahnya sering datang... Aku tak tahu.” Kata Nyonya Kwak. Nyonya Jung
pikir Nyonya Kwak keliru...
“Nyonya,
aku selalu menghargai putrimu. Aku tahu putrimu berharga. Namun, Yong-sik juga
putraku yang berharga. Jadi, aku tak bisa pergi begitu saja saat tahu Yong-sik
di dalam” ucap Nyonya Kwak membela anaknya.
Di dalam
bar, Jong Ryul memberitahu Dongbaek
kalau Pil Goo ingin menjadi pemain MLB dan bertanya apakah Dong Baek bisa bantu
meraihnya. Dong Baek hanya bisa diam saja. Jong Ryul bertanya apakah Dong Baek tahu
berapa biaya untuk mendukungnya
“Apa Kau
tak apa jika Pil-gu berakhir hidup menyedihkan sepertimu? Teman-teman
sekolahnya menyebutnya 2A1I karena dia punya satu ibu dan dua ayah.” Ucap Jong
Ryul. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Jika dia
tinggal denganmu, dia jadi 2A1I yang ibunya punya bar. Jika dia tinggal
denganku, maka dia setidaknya dapat peluang hidup lebih baik.” Kata Jong Ryul
bangga.
“Kau
sungguh berengsek. Apa Kau berpikir mengambil Pil-gu darinya?” ucap Yong Sik
marah
“Apa Kau
tahu? Aku paham kau suka Dongbaek. Aku percaya sungguh begitu. Namun, mari
realistis. Apa Kau bisa besarkan putraku? Kukira aku sudah beri tahu dia bukan
putramu. Kau bisa apa untuk putraku? Kau jelas tak bisa mencintainya lebih dari
aku. Bagaimana dengan hal lain? Apa Kau bisa kerja keras untuk putra orang
lain?” kata Jong Ryul merendahkan.
Dong Baek
marah mendengarnya, Yong Sik ingin membahas tentang uang. Jong Ryul dengan nada
bertanya apakah Yong Sik punya uang. Nyonya Kwak masuk bar sambl mengumpat
berandalan gila. Ia pikir anaknya itu idiot, Kenapa mendengarkannya. Yong Sik
kaget melihat ibunya yang datang.
Akhirnya
Dong Baek dan Yong Sik mengikuti Nyonya Kwak sampai ke depan restoran. Keduanya
terlihat binggung, Nyonya Kwak mengeluh keduanya yang mengikutinya. Dong Baek
hanya bisa tertunduk diam. Nyonya Kwan langsung memberitahu kalau tak suka
dengan Dong Baek lagi.
“Aku
benci kau.” Ucap Nyonya Kwak. Yong Sik panik meminta agar ibunya tenang. Nyonya
Kwak langsung mengumpat pada anaknya.
“Aku Sangat
sakit melihatmu diperlakukan seperti itu!”ucap Nyonya Kwak marah
“Ibu, kau
tahu apa? Kau tak tahu apa-apa!” kata Yong Sik. Nyonya Kwak mengaku cukup tahu.
“Pria yang
selalu di TV itu ayah Pil-gu. Lalu dia kencan denganmu dan membiarkannya datang
kapan pun.” Kata Nyonya Kwak marah
“Astaga,
kau sungguh keliru!” ucap Yong Sik panik. Nyonya Kwak pikir anaknya yang Bodoh
ini tahu semua itu, tapi membiarkannya. Dong Baek ingin menjelaskan tapi Nyonya
Kwak lebih dulu bicara.
“Kau
membuat putraku mengalami kesulitan. Menurutmu, bagaimana perasaanku?” ucap
Nyonya Kwak marah. Yong Sik kebingungan.
Di rumah
sakit
Hyang Mi
melihat isi kopernya, sambil mengeluh beli piama pasangan karena mereka
pengantin baru tapi jadi sekarang lebih baik pakai saja. A lalu berbicara pada
nenek yang masih mengunakan alat bantu nafas, memberitahu kalau bisa dirawat
gratis di Denmark.
“Jujur
saja, aku mengiriminya uang walau tahu itu. Aku hanya tahu dia butuh uang.
Kubiarkan aku ditipu dan berharap dia bahagia. Mari putuskan hubungan saja.
Jangan berkata aku kejam. Aku berbuat benar. Aku harus membantunya agar bisa
lepas dariku.” Ucap Hyang Mi
“Kau
mengerti maksudku, 'kan? Kau tahu dia agak bodoh.” Ungkap Hyang Mi
Flash Back
Hyang-mi
akan masuk ke bar “JANGAN-LUPAKAN-AKU” saat itu seorang anak kecil datang memanggil Hyang Mi dengan
wajah lusuh. Hyang Mi melihat anak kecil mengunakan sandal besar lalu mengeluh
kalau sudah menyuruhnya mengunakan kaus kaki.
“Kau...
Jangan sampai demam... Kau juga akan demam.” Ucap Hyang Mi menatap anak kecil
yang disayanginya lalu masuk ke dalam bar.
“Dia bodoh dan terlalu sayang. Jadi, aku hanya bisa membantunya lepas dariku. Dia harus hidup bahagia dengan keluarganya Dia pantas hidup layak. Hye-hoon pantas hidup layak.” Ungkap Hyang Mi
Di
restoran KEPITING RENDAM BAEKDU, Yong Sik terlihat gelisah sendirian. Dong Baek
berbicara dengan Nyonya Kwak, Nyonya Kwak menegaskan Ini tak adil untuk putrany
sambil mengeluh begitu sulit membesarkan anak
“Apa Kau
pikir aku diam saja karena mengizinkan semuanya?”ucap Nyonya Kwak. Dong Baek
hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Aku tahu putraku pasti terluka jika aku keras padamu. Karena itu aku tak
boleh salah perlakukan kau.” Ucap Nyonya Kwak
“Nyonya
Kwak, aku tahu kau sudah banyak kesulitan. Namun, aku selalu mengacau.” Kata
Dong Baek merasa bersalah.
“Kalian
terus berbuat sesuka kalian. Jadi, aku akan lakukan hal yang sama dan hidup
semauku. Aku lelah menahan marah dan pura-pura baik-baik saja. Aku tak tahu
soal ayah Pil-gu.” Ungkap Nyonya Kwak.
“Nyonya
Kwak, selama ini aku tak pernah menemuinya.” Akui Dong Baek. Nyonya Kwak pikir
Dong Baek akan selalu terlibat dengannya
karena Pil-gu.
“Aku tahu
pasti dia masih punya perasaan padamu. Dongbaek, ini tidak benar. Kenapa kau
melukai putraku seperti ini?” ucap Nyonya Kwak. Dong Baek kembali meminta maaf.
“Jangan
lakukan hal yang membuatmu minta maaf! Aku tak akan biarkan hidup putraku
kesulitan karena mencintaimu. Yong-sik lahir setelah ayahnya tiada, jadi, dia
sangat istimewa bagiku. Aku harus melalui berbagai kesulitan agar hidupnya bisa
bahagia.” Tegas Nyonya Kwak.
“Namun
kini, Apa kau akan membuatnya berbagi kesulitanmu? Maafkan aku, tapi aku tak
bisa biarkan itu. Jangan buat dia iba padamu dengan wajah menyedihkanmu itu.
Jangan tersenyum padanya dengan wajah cantikmu. Tinggalkan saja Yong-sik.” Kata
Nyonya Kwak
“Apa kau Bisa
berhenti berhubungan dengan putraku?” ucap Nyonya Kwak. Dong Baek hanya bisa
menangis.
Di luar
restoran, Dong Baek baru saja keluar. Yong Sik langsung menghampirinya dan
menanyakan keadaanya. Dong Baek pikir Ini hari yang panjang. Yong Sik penasaran
apakah ibunya bersikap keras kepala lagi
da melukai perasaannya.
“Nyonya
Kwak mungkin sedih sekarang. Jadi, kau masuk saja daripada mengikutiku hari
ini.” Ucap Dong Baek.
Di dalam
bar, Dong Baek menerima telp lalu memberitahu kalau tak mengantar larut malam.
Seperti si pria memaksa, Dong Baek pikir tak masalah dan bertanya alamatnya
karena akan antarkan untuknya. Setelah itu Dong Baek memakai celemeknya.
“Aku
masih harus selesaikan pekerjaanku hari ini.” Gumam Dong Baek berusaha untuk
tetap santai.
“Apa Kau
mengantar pesanan?” tanya Nyonya Jung. Dong Baek memberitahu ibunya kalau
mereka harus mulai menjual cumi-cumi dan babi tumis karena Itu sangat populer.
“Apa Kau
mau ke mana dengan mata bengkak? Kenapa kau pura-pura kuat? Pulang saja dan
istirahat.” Ucap Nyonya Jung khawatir.
“Aku
harus tetap sibuk. Jika aku tutup awal setiap menangis, aku tak akan bisa
membayar tempat les Pil-gu.” Kata Dong Baek
“Astaga,
kau sulit dipercaya. Kau tinggi dan cantik karena tak menuruniku. Namun, kenapa
kau hidup sepertiku?” keluh Nyonya Jung
“Biar hidup
berikan pukulan terbaiknya. Aku tetap tak akan jatuh.” Tegas Dong Baek.
“Seharusnya
aku tak datang. Seharusnya aku bunuh diri daripada melihatnya hidup begini.”
Ungkap Nyonya Jung merasa berslaa.
“Secara
tak langsung aku dalam perjalanan membuat diriku terbunuh. Sekalipun Dongbaek
baik, dia tak akan maafkan aku. Namun, aku bisa apa? Aku tak punya tujuan. Kurasa
punya rumah bisa sangat berbahaya.” Ungkap Hyang Mi lalu melihat Dong Baek
sedang mencoba menyalakan motornya.
Dong Baek
menuliskan pesanan “CUMI-CUMI DAN BABI TUMIS SATU PORSI” Hyang Mi menatap dari
kejauhan merasa kalau Dong Baek itu menyebalkan sekali.
“Astaga,
jalang sialan itu... Mi-sun sungguh menyebalkan.” Ucap Dong Baek kesal karena motornya
tak menyala.
Hyang Mi
datang langsung menyuruh Dong Baek minggir, Dong Baek terdiam melihat Hyang Mi
kembali, Hyang Mi mengeluh Dong Baek mengantar walau tak bisa menyalakannya.
Dong Baek bertanya apakah Hyang Mi mau
pergi.
“Mulai
kini, minta mereka memesan dua porsi atau lebih. Ini hanya satu porsi. Bahkan
Kedai kopi pun tak menerima pesanan tunggal.” Ucap Hyang Mi kesal dengan sikap
Dong Baek yang terlalu baik.
“Orang
yang sendirian juga berhak makan cumi-cumi dan babi tumis Ucap Dong Baek
“Kau tak
perlu mencemaskan itu.”kata Hyang Mi menahan air matanya, Dong Baek bingung melihat Hyang Mi menangis.
“Kenapa
kau banyak tanya? Apa kau sungguh bodoh?” keluh Hyang Mi
“Astaga,
kau sangat menyedihkan. Kenapa menangis? Kau bahkan tak bisa kabur dengan 30
juta won” keluh Dong Baek.
“Seharusnya
kau menghajarku sekarang. Kenapa terus permalukan aku seperti ini? Hidup kita
berdua sial. Namun, kenapa kau selalu sangat...” ucap Hyang Mi
“Apa? Kau
akan perlakukan aku seakan-akan lebih muda darimu? Kau lebih tua, 'kan? Astaga, sudah kuduga. Itu jelas bohong.” Ejek
Dong Baek
“Kau tak
dicintai orang tuamu dan dunia tak pernah baik padamu. Kenapa kau selalu murah
hati walau tak pernah dicintai? Kenapa kau berhati besar?” ucap Hyang Mi
menangis.
“Apa Kau
mengambil gelangku? Germanium tak bernilai. Lagi pula, itu gelang tua.” Kata
Dong Baek melihat Hyang Mi memakai gelang yang sudah dilepaskanya.
“Aku
ingin mengingatmu. Aku tak ingin melupakanmu. Karena itu kuambil.” Ungkap Hyang
Mi saat itu lampu di bar menyala
tertulis “AKU HANYA MENCINTAIMU, CAMELLIA”
“Kerja
bagus menamai tempat ini. Hidupmu akan lebih baik berkat makna Camelia. Semua
bunga punya makna bagus. Ada beberapa yang bermakna malang. Apa Kau tahu arti
bunga forget-me-not?” kata Hyang Mi. Dong Baek memikirkan sesuatu.
“Artinya
"Jangan lupakan aku." Jadi Jangan lupakan aku, oke? Aku ditinggalkan
ibu dan adikku. Namun, aku ingin kau mengingatku. Itu setidaknya akan memberi
makna pada hidupku.” Ucap Hyang Mi
“Ada apa,
Hyang-mi? Apa sesuatu terjadi? Ada masalah apa?” tanya Dong Baek melihat sikap
Hyang Mi berbeda.
“Siapkan
rebusan dan alkohol untukku. Jika rasanya enak, aku akan berusaha membayarmu
sebelum pergi.” kata Hyang Mi.
Dong Baek
baru saja selesai masakan makanan dan mematikan kompor. Ia bertanya-tanya
kenapa Dong Baek kembali dan berpikir tersesat. Saat itu telp bar berbunyi, Dong Baek mengangkatnya
“Apa Kau
mengantar pesanan?” tanya seorang pria sambil terbatuk. Dong Baek bingung
tentang pesanan, saat itu ponselnya berbunyi “ALARM”
“Apa kau
akan datang kali ini?” tanya si pria, Dong Baek bingung dan saat itu waktu
kejadian Hyang Mi terbunuh.
“Perkiraan waktu kematian, antara
pukul 22.00 dan 23.00.”
Bersambung
ke episode 24
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar