PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 29 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 16

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Raja kaget mengetahui kalau Tidak ada dan prajurit yang tidak bisa menemukan penyerang desa dan membunuh jand atau penyintas dari serangan itu. Prajurit memberitahu Saksi yang dipindahkan atas perintahnya tewas.
“Apa Kau tetap gagal menemukan pelaku di balik itu? Lalu apa yang kau ketahui? Apa yang bisa kau lakukan untukku? Aku bertanya apa yang bisa kamu lakukan untukku!” ucap raja marah sambil mengancam dengan padang.
“Begini... Aku diberi tahu bahwa kepala rumah gisaeng mengunjungi Tuan Heo pada hari penyerangan.” Ucap Prajurit dan akhirnya berlutut memohon ampun. Raja sangat marah karena semua gara-gara Tuan Heo Yoon. 

Di ruangan
Yool Moo dengan wajah tegang bertanya pada Dan Oh apakah  Belum ada kabar tentang Dong Joo. Dan Oh mengaku  Belum padahal sudah mencarinya ke mana-mana. Yool Moo pikir harus menemukannya
“Jika dia menolak datang, bawa dia kepadaku dengan paksa. Jika dia bersamanya, bunuh dia di tempat.” Perintah Yool Moo. Dan Oh menganguk mengerti. 

Beberapa pelayan sedang dimasker, lalu memuji Dong Joo kalau Tangannya cukup terampil Bahkan gerakan kuasnya pun berbeda. Salah satu dayang melihat barang yang dibawa Dong Joo lalu bertanya Berapa harganya. Dong Joo memberi harga harga satu koin saja.
“Jika kamu menjualnya dengan harga murah, bagaimana kau bisa hidup?” ucap si wanita tak enak hati.
“Begini... Aku bisa mencari nafkah jika kalian membantuku. Bisakah aku mendapat pekerjaan sebagai pelayan di istana?” tanya Dong Joo penasaran. 

Di pasar
Nok Du  berjalan dengan Tuan Jung dan Aeng Du dengan gagah berani, lalu dikagetkan dengan Tuan Jung yang mengikuti dari belakang.  Nok Du mengeluh Sampai kapan akan mengikutinya dan teringat kalau  akan menemani ke Hanyang.
“Kita berpisah sekarang saja.” Ucap Nok Du. Tuan Yeon bertanya apakah mereka punya tempat tinggal
“Kami bisa mengurusnya... Selamat tinggal.” Ucap Nok Du lalu bergegas pergi.
“Apa Kau tahu? Kenapa dia masih menatapmu dengan kesedihan di matanya?” komentar Tuan Jung. Nok Du bingung.
“Benar. Saat kau tidur semalam, dia menempel padamu. "Tidak. Itu tidak mungkin benar." Dia bilang begitu.” Cerita Aeng Du
“Itu konyol... Dia jelas-jelas tahu aku ini pria.” Kata Nok Du kesal dan tiba-tiba Tuan Yeon sudah ada dibelakang lagi.
“Apa? Ada apa? Apa?” tanya Nok Du kesal. 


Dalam sebuah ruangan, Aeng Du dan Tuan Jung sudah makan dengan lahap samgyetang. Tuan Yeon melihat keduanya makan seperti orang yang kelaparan, Nok Du pun bertanya apakah Tuan Yeon  akan membantu mereka memulai hidup di Hanyang.
“Apa Kau pikir aku melakukan ini untukmu? Yang benar saja. Aku hanya membantumu karena aku mengkhawatirkan pria tua ini dan Aeng Du. Apa Kalian tidak setuju? Aku yakin kita sudah akrab.” Ucap Tuan Yeon
“Aku merasa kita sudah seperti keluarga.” Kata Tuan Jung, Tuan Yeon pikir akan memanggilnya kakak mulai sekarang. Tuan Jung menyetujuinya.
“Kami tidak bisa merepotkanmu seperti itu. Setelah kejadian di desa para janda, kau bisa saja dihukum.” Ucap Nok Du khawatir.
“Begini, aku siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk. "Hukuman", katamu? Jika aku harus menerimanya, biarlah kuterima.Inilah yang kurasakan.” Jelas Tuan Yeon terlihat santai.
“Hanyang adalah kota dengan persaingan ketat, jadi, aku khawatir bagaimana kamu akan mengatasinya. Meskipun aku tidak terlalu khawatir... Dengarkan aku. Aku akan menagih biaya jasaku dengan bunga nanti. Mari pergi.” kata Tuan Yeon. Nok Du bingung mereka akan pergi kemana.
“Kita butuh tempat tinggal.” Ucap Nok Du. Tuan Yeon pikir tak perlu memikirkan itu.
“Kita harus melakukan sesuatu dengan pakaian norak itu.” Kata Tuan Yeon.

Di sebuah toko
Tuan Yeon duduk menunggu didepan baju sutra yang digantung, lalu bertanya  apakah belum selesai. Sementara Aeng Du dan Tuan Jung sudah berganti pakaian layaknya seorang bangsawan. Tuan Jung pikir  lalat akan terpeleset di pakaian ini.  Tuan Yeon mengeluh kalau tidak sabar lagi.
“Astaga, kau masih cantik.” Ucap Tuan Yeon saat melihat Nok Du keluar dengan pakaian berwarna pink. Semua bingung mendengarnya.
“Maksudku pakaianmu... Kini kamu mirip penduduk Hanyang... Akhirnya.” Ucap Tuan Yeon memujinya.
“Apa Kau yakin bisa menghabiskan uang sebanyak ini?” tanya Tuan Jung tak yakin.
“Aku menakjubkan dalam banyak hal... Tapi aku punya banyak uang. Cukup banyak... Jadi, jangan khawatir.” Kata Tuan Jung lalu mendekati Nok Du.
“Astaga, kau tampak cukup sederhana, jadi, aku tidak tahu.” Komentar Tuan Yeon.
“Aku tidak membutuhkan pakaian seperti ini.” Kata Nok Du merasa lebih senang dengan pakaian sederhana.
“Kau akan menjadi sepupuku yang sudah lama meninggalkan Hanyang. Saat usiamu kurang dari 10 tahun, kau pindah ke selatan karena rapuh. Lalu kita kehilangan kontak dan Kini kamu kembali. Bagaimana?” cerita Tuan Yeon membuat cerita tentang Nok Du.
“Melihatmu menyamar sebagai wanita di desa untuk janda, kau pasti punya cerita.” Jelas Tuan Yeon.
“Apa Kau yakin aku tidak merepotkanmu?” tanya Nok Du. Tuan Yeon  pikir Jika bukan karena mereka pastti akan mati.
“Aku berutang kepada kalian... Kalian akan memakai nama keluarga kami. Kau akan menjadi Yeon Soo... Baiklah, mari kita cari rumah.” Kata Tuan Yeon lalu mengajak mereka pergi. 


Nok Du berjalan dan melewati ayunan lalu teringat saat Dong Joo menaikinya dengan wajah bahagia, tapi sekarang Dong Joo malah pergi meninggalkanya. Ia mengeluh Dong Joo itu  Perempuan jahat, saat itu tersadar ada seseorang yang lama di atas ayunan.
“Berapa lama kamu akan menggunakannya?” sindir Nok Du, Raja sedang duduk merenung. Para prajurit langsung datang melindungi raja.  Raja langsung menyuruh semua pergi saja.
“Aku menunggu.” Kata Nok Du. Raja bertanya apakah  Untuk naik ayunan ini. Nok Du membenarkan.
“Kamu ingin naik ayunan ini... Aku belum lama duduk di sini.” Kata Raja yang tadinya sudah berdiri dan kembali duduk.

“Baiklah... Aku akan menunggu sebentar lagi..” ucap Nok Du akhirnya duduk disebelah raja.
“Kau tampak khawatir.” Komentar Raja. Nok Du membenarkan. Raja bertanya Bolehkah menanyakannya.
“Aku takut akan tahu tentang sesuatu yang tidak ingin kuketahui, meskipun harus” akui Nok Du
“Kita sama. Apa Kau akan melarikan diri?” tanya Raja. Nok Du mengaku tidak.
“Aku harus menghadapinya dengan berani.” Kata Nok Du lalu berjalan pergi.
“Tunggu sebentar... Apa kita pernah bertemu?”komentar Raja. Nok Du mengaku tak tahu seperti tak ingat. Raja pun mempersilahkan Nok Du pergi. Nok Du pikir kalau takdir bisa bertemu lagi.
“Kurasa aku pernah melihatnya di suatu tempat” kata Raja melihat Nok Du



Nok Du pergi ke tempat Tuan Heo Yoon dengan pedangnya mengancam kalau harus menjawab pertanyaannya kali ini. Tuan Heo menyuruh Nok Du agar ikut denganya. Keduanya masuk ke rumah dan Tuan Heo membuka pintu kamarnya. Nok Du kaget melihat ayahnya dan keduanya saling berpelukan.
“Kau pasti melewati banyak kesulitan.” Ucap Tuan Jung, Nok Du heran ayahnya seperti dikurung dalam kamar.
“Ayah tidak terkurung di sini. Dia teman lamaku. Dia tidak akan menyakiti kita lagi, jadi, jangan khawatir.” Kata Tuan Jung menyakinkan.
“Apa Dia teman? Kenapa teman Ayah mencoba membunuh kami? Dan sekarang, Apa dia tidak akan mencoba menyakiti kita lagi? Apa karena... Aku...” ucap Nok Du dan Tuan Jung langsung memeluknya dengan erat.
“Jangan katakan apa pun. Jangan tanyakan apa pun.” Kata Tuan Jung memeluk anaknya.
“Aku sangat membenci Ibu. Ibu selalu lebih memperhatikan Kak Hwang Tae.” Kata Nok Du kesal
“Mari kita pergi dan cari kakakmu bersama.” Kata Tuan Jung. Nok Du pikir Ibu menjalani seluruh hidupnya dalam kehampaan dan meninggal tanpa menjalani pengobatan.
“Mana mungkin aku tidak punya pertanyaan? Siapa aku?” tanya Nok Du. Tuan Jung terdiam
“Tidak.. Aku harus menghadapinya dengan berani. Apakah aku putra Yang Mulia?” tanya Nok Du penasaran.
“Entah apa yang kamu dengar, tapi itu tidak benar. Kau... Kau putra ayah.” Kata Tuan Jung menyakinkan.
“Aku tidak akan pernah tahu kebenarannya, bukan? Tidak dari Ayah maupun teman lama Ayah.” Kata Nok Du menangis.
Tuan Jung terlihat kebingungan, Nok Du pikir akan kembali. Tuan Jung pun bertanya mau ke mana. Tuan Jung pkir akan meluruskan yang salah dan akan memastikan Ayah dan Kak Hwang Tae hidup dengan terhormat, lalu meminta agar menJaga kesehatan.
“Jangan, Nok Du!” kata Tuan Jung menahanya, Nok Du meminta agar melepaskan tangan. 






Didepan pintu sudah banyak prajurit yang berjaga memperingatan Nok Du tidak boleh pergi dan ikuti saja dengan tenang. Nok Du menolaknya. Anak buah Tuan Heo akan mengeluarkan pedangnya, Nok Du pun siap untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya.
Saat itu terdengar bunyi suara pintu diketuk, akhirnya pandangan mereka teralihkan. Nok Du pun bergegas kabur. Raja terus memukul pintu dengan wajah kesal. Akhirnya prajurit yang membuka paksa, Anak buah Tuan Heo bingung melihat Raja menerobos masuk. 

Di kamar
Tuan Jung ingin tahu Berapa banyak yang diketahui Nok Du dan Berapa banyak yang diketahui Tuan Heo tentang hal ini.  Tuan Heo pun bertanya Menurut Tuan Jung kenapa Yang Mulia ingin menyingkirkan putranya 20 tahun lalu.
“Dia bahkan bersedia membunuhmu. Menurutmu kenapa?” tanya Tuan Jung

Beberapa pria mengejar Nok Du dan ternyata Nok Du bersembunyi dalam sebuah  "Penginapan" lalu bergegas pergi. Saat itu Dong Joo baru saja keluar tanpa sadar kalau Nok Du tadi bersembunyi. Raja berjalan masuk dan kaget melihat Tuan Jung masih hidup.
“Yang Mulia...” ucap Tuan Jung langsung bersujud didepan Raja. Raja masih terlihat gugup. 

Tuan Hwang terbangun dari tidurnya dan kaget melihat Nok Du yang duduk didalam ruangan. Nok Du memberitahu Tuan Hwang kalau harus masuk ke istana dan harus mencari tahu sendiri bahakn Harus melakukan sendiri.

Sementara Tuan Jung dan Tuan Yeon sudah bersujud didepan raja, Raja ingin tahu apakah hanya Tuan Jung yang selamat hari itu. Tuan Jung sempat terdiam sampai akhirnya mnegaku Hanya ia saja yang masih hidup dan hanya ia saja yang bisa bertahan hidup.
“Jika perkataanmu ternyata bohong, maka aku akan mengakhiri hidupmu sendiri.” Ucap Raja lalu keluar ruangan.
“Awasi mereka berdua. Pastikan mereka tidak pergi ke mana pun.” Kata Raja pada pengawal. 

Nok Du melihat dua ekor anak ayam dan mengajaknya bicara, karena sang anak ayam yang tinggal ditempat yang tak nyaman.
“Kalian juga tidak menyukainya, bukan? Yang dibuat Dong Joo bagus dan kukuh. Memangnya kenapa kalau dia pandai membuat sesuatu? Dia berandal kejam yang tidak bertanggung jawab.” Ucap Nok Du kesal 

Di sebuah ruangan
Dong Joo memperlihatkan kotak yang dibawanya karena  Ini jelas sangat sulit didapatkan dan  sudah berjanji, jadi harus menepatinya. Si anak bangswan mendengar kulit Dong Joo  menjadi berkilau dan cerah begitu mencuci wajahnya dengan ini.
“Ini dia. Kalian harus mencobanya.” Ucap Dong Joo membangikanya.
“Kau memberi kami sesuatu yang berharga. Jika kau menyuap kami agar kau bisa mendapat pekerjaan...” kata si wanita.
“Ya, itulah yang kulakukan. Jadi, bisakah kamu...” ucap Dong Joo, dan si wanita langsung bergegas pergi.
“Tapi aku cakap melakukan apa pun.” Kata Dong Joo, Si wanita hanya membayarnya lalu pergi. Dong Joo mengumpat kesal menurutnya lebih mudah memanjat dinding istana.
Di sebuah toko , Nok Du memberitahu kalau bersiap mengikuti ujian militer jadi butuh busur untuk berlatih. Ia pun juga ingin beragam anak panah. Si Pria memilih busur yang bagus,  Dan untuk anak panahnya, aku akan memberi yang terbuat dari kayu dan baja...
“Omong-omong, Apa kau ingat pria yang membeli magnetit di sini? Dia kecil, pendek, dan berkulit putih.” Tanya Nok Du penasaran.
“"Magnetit"? Apa Pria yang berpenampilan cantik itu?” ucap si pria. Nok Du membenarkan.
“Apa dia datang baru-baru ini?” tanya Nok Du. SI pria mengaku Tidak, karena itu kali terakhir melihat Dong Joo
“Dia jarang datang Tapi dia tetap datang sesekali. Pasti dia akan datang lagi.” Ucap Si pria lalu memberikan semua jenis panah yang diminta.
“Hari ini, aku akan membeli ini saja. Aku akan kembali besok dan lusa untuk membeli sisanya.” Ucap Nok Du tersenyum penuh rencana.
“Baik, tapi itu akan merepotkan.” Kata si pria. Nok Du seperti tak peduli hanya membeli sebagian. 


Dua orang anak bangsawan melihat dari ayunan, lalu mengajak salah satu bermain ayunan. Temanya mengeluh Memangnya  anak kecil. Tapi wanita lain merasa tidak bisa menahan diri. Si wanita lain berpikir kalau merke harus pulang sebelum matahari terbenam.
“Permisi... Apa Kamu menyewa ayunan itu? Anak-anak mengantre.” Teriak si wanita yang berwarna hijau.
Nok Du terbangun membiarkan anak-anak main, semua langsung bahagia. Si wanita berbaju pink langsung terkesima melihat Nok Du berpura-pura terjatuh. Nok Du langsung menahanya sebelum jatuh dan mereka saling menatap.
“Dia baik, tapi tidak peduli. Dia sangat menarik.” Ungkap si wanita melihat Nok Du yang membawa panah. 


Nok Du pergi ke toko buku memberitahu ingin membeli buku untuk persiapan ujian militer. Si paman menyuruh agar masuk ke dalam saja. Saat itu raja mendengar suara Nok Du langsung mengenalinya,  dan langsung menemui Nok Du.
“Kurasa kita ditakdirkan bertemu lagi.” Komentar Raja. Nok Du pun bertanya kenapa datang ke toko buku.
“Banyak yang kupikirkan, tapi kupikir kau akan naik ayunan. Apa Kau bersiap mengikuti ujian militer?” ucap Raja. Nok Du membenarkan.
“Aku harus masuk ke istana. Kurasa aku akan lebih baik dalam hal ini daripada ujian PNS.” Kata Nok Du. Raja kaget mendengar  "Istana"
“Kenapa kamu harus masuk ke istana?” tanya Raja penasaran. Nok Du mengaku harus bertemu Yang Mulia.
"Yang Mulia"? Sepertinya bukan untuk alasan baik.” Komentar raja. Nok Du sedikit berpikir
“Aku harus bertemu dengannya agar aku bisa sukses. Aku ingin merebut hati Yang Mulia.” Kata Nok Du.
“Siapa namamu?” tanya Raja. Nok Du menjawab namanya Yeon Soo. Raja pikir mereka dari keluarga yang sama dengan mantan sekretaris utama kerajaan. Nok Du membenarkan.
“Maka aku harus memberimu sesuatu untuk mendukung kesuksesanmu. Kita bertemu di sini lagi dalam lima hari sekitar pukul 15.00.” ucap Raja.Nok Du bingung. 

Dong Joo akan memakai sepatunya teringat saat Nok Du mengantikan kaos kakinya.
Flash Back
Nok Du mengeluh Dong Joo sebodoh itu karena harus mengeringkan kakinya dahulu. Dong Joo tak peduli mengajak pergi saja. Nok Du tetap ingin menganti kaos kaki jadi pasti kedinginan, jadi akan terserang flu.
“Kamu akan membuat hidupku lebih sulit. Nanti aku yang repot.” Ucap Nok Du.
Saat itu Dong Joo seperti melihat Nok Du didepannya, tapi semua hanya bayangan. Dong Joo hanya bisa menangis sambil mengeluh kalau tidak berhak menangis.

Saat itu si wanita berpakaian pink datang menemui Dong Joo yang bisa melakukan apa pun. Dong Joo bingung karena diminta untuk  mencari seorang pria. Si wanita mengaku berkeliaran di sana setiap kali keluar, tapi sepertinya tidak bisa bertemu dengannya lagi.
“Tentu saja, aku wanita milik Yang Mulia Tapi aku hanya ingin bicara dengannya. Karena dia menyelamatkanku dari terluka, jadi aku hanya ingin memberinya hadiah kecil.” Ucap si wanita. Dong Joo mengerti.
“Tapi ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami.” Kata Dong Joo. Si wanita mengaku kalau sudah mengusir pelayan yang bekerja untuknya.
“Jadi Bagaimana rupanya?” tanya Dong Joo bersemangat. 

Akhirnya Dong Joo pergi kepasar dengan petunjuk si pria yang dicarinya.
“Dia mengenakan jubah merah muda yang indah. Dan dia memakai topi bertali mewah dengan ametis. Dia punya rahang indah Kulitnya lebih putih daripada kulit wanita mana pun. Bukan itu saja. Matanya... Matanya begitu dalam dan sedih dengan banyak kisah.”
“Setidaknya dia harus terlihat seperti manusia.” ucap Dong Joo melihat gambar wajah pria.
Si wanita berpesan “Aku bisa keluar lagi dalam empat hari. Suruh dia menemuiku di ayunan malam itu.” Dong Joo pun heran pada si wanita yang harus bertemu di ayunan.
“Dia bisa berganti memakai jubah baru. Tapi dia tidak akan sering mengganti tali mewahnya.” Ucap Dong Joo melihat gambarnya, saat itu Nok Du lewat.
“Sial. Ini membuatku gila. Aku harus menemukannya malam ini... Astaga. Aku harus menemukannya apa pun yang terjadi.” Ucap Dong Joo yakin lalu melihat sosok pria berpakaian warna pink. 
Dong Joo mengejar pria dengan pakaian warna kuning, sampai akhirnya menepuknya. Ternyata Raja yang mengunakan pakaian pink, beberapa pengawal mendekat tapi raja menyuruh pergi. Dong Joo memperlihatikan lebih dalam.
“Mata yang memesona... Dagu yang indah. Kulitnya bisa dianggap cukup putih.. Dia mungkin pria itu. Merah muda dan ametis.” Gumam Dong Joo menatap dalam Raja.
“Apa Kau sudah selesai?” tanya raja. Dong Joo meminta maaf lalu bertanya apakah pernah ke ayunan di sekitar sini beberapa hari lalu.
“Ayunan beberapa hari lalu? Ya. Aku ke sana.” Kata Raja. Dong Joo tersenyum mendengarnya.
“Aku meminta ini pada Anda memang tidak sopan. Apa Anda bisa ke ayunan malam ini sekitar pukul 23.00? Ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan Anda.” Kata Dong Joo. Raja kaget mendengarnya.
“Dia hanya ingin memberi Anda hadiah.. Dia hanya ingin bicara dengan Anda.” Ucap Dong Joo. Raja bingung kalau ada seseorang yang ingin bertemu denganya.
“Aku mohon... Datanglah sekitar pukul 23.00. Jangan lupa. Kuanggap Anda setuju dan aku akan memberitahunya. Anda sudah berjanji.” Ucap Dong Joo


Nok Du bergegas menemui Raja meminta maaf karena menunggu lalu kaget melihat baju yang digunakan Raja. Raja mengaku Bukan hanya takdir kita yang sama, tapi selera pakaian kita sama lalu memberikan sebuah kotak. Nok Du binggung apa itu.
“Ini gulali... Kuharap ujianmu lulus.” Ucap Raja. Nok Du pun mengucapkan  Terima kasih.
“Aku tidak tahu cara membalasnya.” Kata Nok Du. Raja pikir Nok Du   bisa membalasnya dengan lulus ujian.
“Jika kau lulus, jangan menjadi orang asing.” Kata Raja. Nok Du menganguk mengerti. Raja pu mempersilahkan untuk pergi.
“Kau pasti sibuk dengan persiapan ujian.” Ucap Raja Nok Du menganguk mengerti. 


Pengawal datang, Raja bertanya Bagaimana keadaan kanselir. Pegawai pikir dia diam saja dan Raja yang menyuruh untuk menyelidiki cucu keluarga Yeon, lalu memberitahu kalau Fisiknya sangat lemah. Jadi, dia pergi ke area perdesaan untuk menjaga kesehatannya.
“Mereka belum mendengar kabarnya sejak saat itu.” Kata Pengawal. Raja kaget mengetahui Mereka belum mendengar kabarnya lalu menatap Nok Du yang sudah berjalan pergi. 

Nok Du berlatih pedang dengan kayu tap kayunya kembali patah. Tuan Yeon menyuruh Nok Du agar jangan lakukan gerakan yang kaku. Nok Du menganguk mengerti lalu melihat barang yang dibawa Tuan Hwang.
“Kau menyebutkan bunga lonceng dari pulau. Bunga lonceng ada di pulau kita, tapi sulit menemukannya di sini. Ini mengingatkanku pada ayahmu. Dahulu dia sering makan ini karena batuknya. Benar, kan?” ucap Tuan Hwang.
“Omong-omong, kenapa kau menginginkan ini?” tanya Tuan Hwang heran. 

Nok Du mencoba masuk ke dalam rumah, tapi beberapa penjaga menghadangnya lalu bertanya Siapa itu jadi menyuruh agar Ikut dengan tenang. Nok Du mencoba tetap diam, Tuan Jung membuka pintu dan kaget melihat  Nok Du. Akhirnya Nok Du melawan prajurit dan kabur.  
“Dia pria bertopeng hitam. Aku memotong lengan bajunya.” Ucap Pengawal. Ketua menyuruh agar mengejarnya. 

Dong Joo sudah ada menunggu didepan ayunan, dengan wajah bahagai memberitahu pria itu sudah datang. Si wanita dengan wajah bahagia  tak sabar menunggu Nok Du tapi saat melihat pria makin dekat wajahnya panik melihat ternyata raja den mencoba kabur.
“Kau memintaku datang ke sini. Kau mau ke mana?” tanya Raja. Dong Joo terlihat bingung.
“Kurasa aku salah. Kurasa kau bukan pria yang kucari.” Jelas Dong Joo. Si Raja pun ingin tahu siapa yang dicarinya.
“Begini, itu tentang cinta antara pria dan wanita. Sulit memberitahumu secara detail. Pokoknya, maafkan aku. Aku akan pergi sekarang. Maafkan aku.” Ucap Dong Joo lalu bergegas pergi. Raja bingung karena ditinggalkan begitu saja. 

Pengawal datang menemui Raja memberitahu Seorang pria datang mengunjungi Jung Yun Jeo dan bergegas pergi. Raja bertanya apakah melihat wajahnya. Pengawal mengaku tidak punya kesempatan, tapi lengan bajunya dipotong dan namanya Nok Du.
"Nok Du"? ucap Raja mencoba mengingat-ingat lalu menyuruh mereka  harus menangkapnya bagaimanapun caranya. Pengawal mengerti.
Dong Joo berjalan pulang melihat beberapa prajurit sedang mencari- cari seseorang. Ia lalu melihat sosok pria sedang bersembunyi dan berpikir kalau itu Nok Du lalu mencoba mengelabuhi petugas melihat seorang pria yang mencurigakan pergi ke sana. Prajurit pun pergi. 

Akhirnya Dong Joo mencari ke dalam gerobak ternyata sudah tak ada orang disana. Ia mencoba mencari di rumah dan saat itu seseorang menarik tanganya. Dong Joo kaget ternyata Nok Du yang dicari lalu berpikir harus pergi dari sini. Nok Du menahanya.
“Aku akan menarik perhatian mereka... Kau harus bersembunyi di sini.” Kata Dong Joo
“Tidak... Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Tidak akan pernah.” Tegas Nok Du.
Dong Joo melangkah mundur dan saat itu mangkuk jatuh ke lantai dan mengeluarkan bunyi. Pengawal bisa mendengarnya mencoba mendekat, raja datang membawa obor, Nok Du dan  Don Joo panik melihat seseorang yang datang.
Bersambung ke episode 9

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar