PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 04 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 12

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Nyonya Jo memberikan gulungan uang pada Dong Baek karena  bisa beli rumah dengan itu. Dong Baek hanya bergumam kalau tak tersentuh tapi Ini tiba-tiba mengembalikannya pada kenyataan. Nyonya Joo kembali memberikan uang yang lainya.
“Bu, Apa hanya ini yang kau punya untuk putrimu di usiamu?” keluh Dong Baek.
“Ini tertinggal... Atau kau bisa membeli mobil.” Kata Nyonya Jo memberian uang gulungan yang lain.
“Bu,Apa kau tahu? Aku tak akan berakhir sepertimu.” Tegas Dong Baek melihat keadaan ibunya dimasa tua. 

Nyonya Park berbicara pada Nyonya Kwak agar memastikanmengawasi Yong-sik karena Yong-sik mungkin berakhir merawat ibu mertuanya saat ini. Nyonya Jung mengeluh kalau  Hidup Dongbaek penuh kemalangan.
“Dia besar sebagai yatim piatu, punya anak tanpa ayah, dan kini dia harus merawat ibunya yang demensia.” Ucap Nyonya Jung
“Tak peduli cobaan hidupnya, itu tak bisa menang melawannya. Dia gadis pekerja keras. Sekalipun kau menguncinya di ruangan tanpa celah, dia akan mencari cara menemukan cahaya.” Kata Nyonya Kwak yakin. 

Didepan bar
Hyang Mi kaget melihat Nyonya Jo yang dibawa oleh Dong Baek membuka bar. Dong Baek menegaskan Nyonya Joo tak dibayar lebih walaupun keluarga dan hanya akan dapat 8.500 won per jam juga seperti Hyang Mi. 

Yong Sik sibuk membaca buku “PSIKOPAT DALAM KESEHARIAN” dan menuliskan dibuku catatan “TIGA KARAKTER PALING UMUM PSIKOPAT” Tuan Byun mendekatinya bertanya apakah menonton pemrofil di TV. Yong Sik tak mengubrinya terus sibuk mencatat.
“Astaga... Mereka orang-orang bergelar doktor. Sekalipun pelajari buku-buku itu dengan stabilo merah muda, kau tak bisa seperti mereka.” Ucap Tuan Byun mengejek.
“Tak masalah jika mereka bergelar doktor. Aku lebih ingin tangkap Pengusil. Dimana Ada kemauan, ada jalan. Kemauanku cukup untuk dapat gelar doktor.”kata Yong Sik yakin
“Alasan absurd macam apa itu? Kau bisa Kunjungi Camellia, mereka Sudah buka.” Kata Tuan Byun. Yong Sik kaget mendengarnya. 


Hyang Mi membantu Dong Baek lalu menatap Nyonya Joo lalu berkomenta Hidup bosanya sangat keras. Dong Baek menceritakan Hidupnya seperti permen kapas, tak seperti dahulu. Namun, saat ibunya muncul, maka ia kembali ke kenyataan.
“Seperti inilah hidupku sesungguhnya. Aku akan berusaha menjual babi tumis.” Ucap Dong Baek
“Yong-sik menggerakkan hatimu sedikit, kan?” goda Hyang Mi
“Jika pria menyukaiku seperti itu dan aku tak tergerak, aku pasti psikopat.” Akui Dong Baek.
“Aku tak percaya kau mengakuinya.” Kata Hyang Mi. Dong Baek pikir  Semua sudah berakhir karena tak akan bergaul dengannya.
“Kenapa kau tiba-tiba bertekad?” tanya Hyang Mi heran. Dong Baek mengaku  tak ingin Yong-sik menjadi bagian hidupnya yang mengerikan.
“Aku Yatim piatu, ibu tunggal, dan kini ada ibu penderita demensia. Bagaimana aku tega? Aku akan melepaskannya. Dia terlalu menggemaskan untuk terlibat dengan semua ini... Benar, 'kan?” ucap Dong Baek 

Tiba-tiba Yong Sik datang dengan wajah kesal merengek seperti anak kecil yang merasa kesal pada Dong Baek kareana tak dibelikan permen. Dong Baek melonggo begitu juga Hyang Mi. Yong Sik masih terus saja merengek kesal pada Dong Baek dengan banyak barang ditanganya.
“Kukira aku akan mati karena sangat merindukanmu! Aku sangat merindukanmu! Dongbaek!”teriak Yong Sik kesal
“Ayo kita merokok di luar.” Ucap Hyang Mi. Nyonya Jo ikut keluar. Dong Baek bingung ibunya malah mengikuti Hyang Mi. 

Yong Sik membawa POPOK DEWASA dan juga kebutuhan untuk orang yang demensia untuk jaga-jaga. Dong Baek mengaku tak percaya Yong Sik sudah tahu bahkan tahu soal ayah anaknya dan sekarang  ibunya yang demensia lalu mengeluh karena selalu ketahuan
“Aku tak peduli soal itu semua.” Ucap Yong Sik. Dong Baek pikir kalau Yong Sik pasti peduli.
“Kau mungkin berpikir, "Astaga, nyaris saja!" Kau mungkin berpikir, "Aku lega tak terjebak di ladang ranjau ini." Kata Dong Baek yang merasa rendah diri.
“Jika kau bicara omong kosong, kupas bawang putih saja.” Teriak Yong Sik kesal
“Lagi pula, aku terganggu denganmu.” Ucap Dong Baek, Yong Sik heran padahal tak bertingkah jadi Kenapa terganggu
“Karena ini memalukan. Apa Menurutmu nyaman mengetahui seseorang tahu tentang bagian terburukku? Aku juga punya harga diri.” Ucap Dong Baek
“Aku sedang memeriksa catatan sipil dan medis wanita seusianya.” Kata Yong Sik tak memperdulikan ucapan Dong Baek.
“Yong-sik, kau pikir aku bercanda? Aku bilang aku membencimu.” Tegas Dong Bae
“Walau begitu, ini tak bisa kutahan. Jika kau duduk di ladang ranjau, itu satu alasan lagi untuk tak meninggalkanmu.” Ucap Yong Sik. Dong Baek pun hanya bisa diam saja. 



Yong Sik akhirnya keluar dari bar. Dong Baek  pikir Jika  pacaran lagi, maka hanya ingin awal baru. Ia hanya ingin bersama seseorang yang tak tahu apa pun soal masa lalunya dan  ingin pura-pura menerima banyak cinta serta tak mengalami kesulitan.
“Aku ingin bersikap lugu dan naif dalam hubungan. Jadi, aku tak bisa bersamamu. Kau orang terakhir yang akan kupacari.” Ucap Dong Baek
“Orang terakhir... Apa Kau sungguh harus berkata seperti itu?” keluh Yong Sik terlihat kecewa.
“Aku selalu menjadi wanita malang di matamu. Hatimu akan hancur sekalipun aku menghela napas sedikit. Aku akan merasa tak nyaman setiap kita melihat Kang Jong-ryeol di TV, 'kan? Itu berarti aku tak bisa lupakan semuanya begitu saja dan berbahagia denganmu.” Ucap Dong Baek
“Astaga, tampaknya kau sudah persiapkan hari ini. Kalau begitu, aku akan pergi saja hari ini.” Ucap Yong Sik seperti tak mengubrisnya lagi.
“Jadi, jangan kembali lagi.” Kata Dongbaek dingin. Yong Sik menegaskan kalau ia juga pria pemalu.
“Kau tahu, hatiku tak terbuat dari batu. Jadi, kau bisa berhenti menolakku hari ini. Selamat tinggal.” Ucap Yong Sik lalu berjalan pergi
“Kutukan tanggal 29 juga menjauhkan Yong-sik.”gumam Dong Baek menatap Yong Sik. 


Yong Sik makan dan ibunya sedang mencuci pirng, Ia lalu memberitahu Ibunya kalau besok tanggal 29 dan Itu ulang tahunnya, lalu bertanya apakah ibunya tak mau buatkan sup rumput laut. Nyonya Jo hanya bisa terdiam saja.
“Ulang tahunku di musim dingin, 'kan? Namun Tiba-tiba jadi musim panas. Kau meninggalkanku di panti asuhan, itu menjadi hari ulang tahunku. Bukankah itu mengerikan?” kata Dong Baek menyindir. Nyonya Jo hanya bisa diam saja seperti merasa bersalah. 

Flash back
Dong Baek duduk sendirian dengan barang-barang disiapkan ibunya dengan tas besar. Dua orang penjaga panti menceritakan Dong Baek tak mau memberi tahu nama ibunya atau tempat tinggalnya. Pemilik pun bertanya-tanya Apa namanya sungguh Dongbaek
“Entahlah... Dia hanya berkata dia Dongbaek tanpa memberi tahu nama keluarganya.” Ucap Pegawai
“Kita tak tahu ulang tahunnya. Bagaimana mendaftarkannya?” ucap Pemilik bingung
“Namun, katanya usianya tujuh tahun, 'kan? Kita bisa anggap hari datangnya sebagai ulang tahun.” Saran pegawai. Si pemilik panti pun setuju. Dong Baek hanya bisa tertunduk diam. 

“Semua orang menyukai ulang tahunnya, tapi itu menjadi hari terburukku. Jadi, Bu, kapan pun kau waras, terus pikirkan soal perbuatanmu padaku. Aku sangat marah memikirkan kau mungkin melupakan itu dan merasa damai.” Ucap Dong Baek dengan nada penuh amarah.
“Sayangku... Aku akan pastikan melakukan satu hal, setidaknya satu hal sebelum pergi.” kata Nyonya Jo menahan rasa sedihnya. Dong Baek pun setuju tapi seolah tak peduli dengan ibunya.
“Lakukan sebisamu untukku. Aku butuh sesuatu darimu.” Kata Dong Baek. 

Hyang Mi sibuk memilih kacamata yang modis, lalu menyuruh Tuan No agar memikirkan karena menurutnya  Ini jalan keluar lebih murah. Ia pikir Jika istrinya lihat foto-foto itu dan meminta cerai, maka Tuan No harus membayar lebih dari 100 juta won.
“Dia pengacara perceraian, 'kan? Aku ikuti permainan ini setelah melihat yang dipertaruhkan. Aku juga tak serakah. Aku ingin menjualnya dan melupakannya.  Harusnya kau berterima kasih.” Kata Hyang Mi terus sibuk mencari kacamata.
“Aku bersama yang terburuk.” Gumam Tuan No merasa masuk ke dalam ranjau.
“Tidak... Kau tak bersama yang terburuk. Ini terjadi akibat ulahmu sendiri. Gadis sepertiku seperti baju baru kaisar. Pria baik tak bisa melihatku. Jadi, kenapa kau teralihkan? Kenapa kau tinggalkan sutra di rumah dan memungut kain kumal? “ucap Hyang Mi
“Apa itu aku katakan keras-keras?” kata Tuan No bingung Hyang Mi bisa mendengarkan kata hatinya. Hyang Mi bertanya apa yang dikatakan. Tuan No mengaku Tak penting.


Tuan No akhirnya pergi PSIKIATER YUN HONG-GEUN wajahnya sangat lesu, terlihat sangat tertekan lalu mengaku hanya tidur dua jam. Dokter Yoon akan memberiresep untuk tiga hari.
“Namun, obat penenang bisa membuatmu lebih kasar dan terkadang impulsif, walau itu sangat jarang terjadi.” Ucap Dokter Yoon
“Haruskah kusingkirkan saja alasannya?” gumam Tuan No. Dokter Yoon memberitahu  Jika Tuan No merasa agak aneh, maa harus berhenti meminumnya.
“Kau tak boleh minum alkohol selagi minum obat ini.” Jelas Dokter Yoon memperingati.  
“Jika kau tak suka suara jangkrik, maka aku harus mencabut pohonnya saja, 'kan?” ucap Tuan No
“Apa jangkrik membuatmu tak bisa tidur?” tanya Dokter. Tuan No pikir harus bereskan saja akar masalahnya.

Hyang Mi mengantar Nyonya Jo memberi rumput laut,  Yong Sik langsung menyapa Nyonya Jo layaknya seperti ibu mertua. Hyang Mi memberitahu Yong Sik kalau Ini ulang tahun Dongbaek. Yong Sik kaget kalau Hari ini ulang tahun Dongbaek.
“Ini ulang tahun palsunya, Ulang tahunnya di musim dingin.” Ucap Nyonya Jo seperti sedang sehat. Yong Sik menganguk mengerti.
“Kau harus mengajaknya pulang.” Ucap Yong Sik. Ibu Dong Baek memberitahu Hari ini hanya ulang tahunnya di atas kertas.
“Nyonya, kau merasa lebih baik hari ini?” tanya Yong Sik.  Hyang Mi mengeluh kalau Nyonya Jo terus bolak-balik.
“Hari ini, dia ditinggalkan jadi ulang tahunnya. Direktur panti asuhan seperti wanita baik. Namun, dia menyebalkan.” Ucap Nyonya Jo. 



Tuan No datang ke tempat Dong Baek dengan bangga menceritakan saat  menjadi gubernur maka  jalan ini menjadi tempat wisata, Ia pikir akan lebih baik jika seluruh jalan dipenuhi restoran kepiting rendam. Dong Baek hanya bisa diam saja.
“Aku juga merasa tak enak harus menutup tempat ini.” Ucap Tuan No. Dong Baek mengatakan kalau  Istri Tuan No sudah memberitahunya.  Tuan No kaget mendengarnya.
“Dia memintaku pindah sebelum sewa berakhir” kata Dong Baek Tuan No makin kaget kalau Dong Baek bertemu istrinya.
“Namun, aku berharap kau punya pendapat berbeda.” Akui Dong Baek. Tuan No tak percaya kalau Dong Baek mengharapkan sesuatu darinya.
“Kau langganan di sini, jadi, kukira mungkin ada harapan.” Ucap Dong Baek. Tuan No mengeluh Seharusnya Dong Baek merasa begitu lebih awal. Dong Baek kali ini yang  bingung.
“Jika kau lebih ramah padaku, maka semua ini tak akan terjadi.” Kata Tuan No yakin
“Kau dan istriku selalu memandangku rendah.” Kata Dong Baek. Tuan No pikir Itu membuang energinya untuk hal konyol dengan wajah kesal akhirnya memilih minum soju.
Dong Baek bingung apakah Tuan No akan minum sendirian. Tuan No langsung meneguk dari botol menegaskan tak akan minta kacang bahkan tak ingin lagi.


Dong Baek akhirnya memberikan cemilan pada Tuan No yang sudah mabuk. Tuan No mengeluh merkea  kejam padanya dan  Seakan merkea selalu membuatnya kesal. Dong Baek hanya diam menatapnya. Tuan No mengeluh kalau Istrinya bertingkah seakan dia Yang Mulia Sejong.
“Kau tak pernah membiarkanku makan kacang. Kini, bahkan seseorang meminta 100 juta won dariku. Hanya itu yang dikatakannya kepadaku. Jadi, tak mengejutkan aku harus minum obat penenang.” Ungkap Tuan No
“Tuan No, kau tampaknya sangat mabuk. Kau harus berhenti minum.” Kata Dong Baek
“Hei, Apa kau mendengarkanku?” kata Tuan No. Dong Baek pikir Tuan No harus pergi sekarang.
“Hei, maukah kau mendengarkanku? Kenapa kalian tak pernah mendengarkanku?” ucap Tuan No menarik tangan Dong Baek.
“Tolong lepaskan tanganku.” Pinta Don Baek tapi Tuan No masih terus memegang tanganya.
“Apa Kau mengerti maksudku? Aku tanya kenapa kau membuat keadaan menjadi sejauh ini. Aku tak akan seperti ini jika kau memberiku kacang! Lalu kau tak perlu pindah. Apa Kau pikir aku senang mengusirmu?” ucap Tuan No.
“Dengar... Aku sakit melihatmu begini. Aku menganggapmu teman lama. Jadi, kau pikir seberapa sedih aku melihatmu melalui semua ini?” ungkap Tuan No yang mabuk.
“Tuan No, jika kau terus menggenggam tanganku seperti ini, maka aku terpaksa memasang tanda di depan bar. Yaitu "Zona Bebas Gyu-tae." Ini akan menjadi "Zona Bebas Gyu-tae." Kata Dong Baek
“Apa Itu berarti kau hanya menerimaku?” kata Tuan No, Dong Baek menegeskan bukan seperti itu sambil menarik tanganya.
“Apa Kau tahu "Zona Bebas Anak?" Semacam itulah. Seperti "Bebas Anak, Bebas Rokok," maka aku pasang "Bebas Gyu-tae."” Kata Dong Baek. 



Di dapur bunyi panci yang baru saja masak, sementara di pintu belakang seperti ada orang yang ingn masuk tapi pintu terkunci. Dong Baek membahas tentang presiden Amerika yang dikucilkan karena merayu sekretarisnya dan  Mimpi Tuan No adalah menjadi gubernur.
Tuan No seperti lupa dengan pesan dokter “Namun, obat penenang bisa membuatmu lebih kasar dan terkadang impulsif.” Ia pun marah pada Dong Baek yang dianggap mengancamnya sekarang. Dong Baek mengaku  terluka melihatTuan No  begini karena  juga menganggapnya teman.
“Hei, Kau pikir siapa kau mengasihaniku seperti itu?” kata Tuan No. Dong Baek pikir  Teman tak saling menggenggam tangan.
Tuan No lupa pesan dokter “Kau tak boleh minum-minum selagi minum obat ini” Dan trus bicara mengacau kalau Dong Baek pasti tampak elegan jika bertingkah seperti ini. Dong Baek teringat dengan pesan Yong Sik “Jangan bersikap lemah.”
“Namun, kau tahu seperti apa dirimu setiap kali bersikap seperti ini? Kau hanya anak manja menyebalkan. Anak manja menyebalkan.” Ucap Tuan No
“Jika aku anak manja menyebalkan, maka kau... Kau...” teriak Dong Baek menahan emosinya.
“Apa? Apa aku ini?” tanya Tuan No. Dong Baek tak ingin melanjutkan menyuruh pulang saja karena sedang mabuk.
“Kenapa tak selesaikan kalimatmu? Apa aku ini? Apa yang coba kau katakan?” kata Tuan No memegang tangan Dong Baek lagi. Dong Baek meminta agar Tuan No melepaskan tangannya. 



Yong Sik tiba-tiba datang berteriak melihat tangan Dong Baek langsung mengumpat marah. Dong Bae heran melihat Yong Sik datang ke bar.  Yong Sik langsung menendengar Tuan No sambil berteriak marah. Keduan pun berkelahi.
Tuan No meminta berhenti, tapi Yong Sik sangat marah. Dong Baek hanya bisa terdiam melihatnya.  Tuan No marah bertanya  Berapa usinya.  Yong Sik menegaskan tak akan melepaskan Tuan No dan tak akan memaafkanya. karena ini.
“Dasar kau... Kubilang jangan pegang tangannya! Bukankah sudah jelas? Jika aku tahu kau melakukannya lagi, kupatahkan penggelangan tanganmu!” teriak Yong Sik. Dong Baek hanya bisa tertunduk diam seperti memikirkan sesuatu.
“Hei.. Implanku lepas. Apa Polisi baru saja membuat implan calon gubernur lepas? Aku tak akan maafkan kau untuk ini.” Ucap Tuan No memperlihatkan giginya yang copot.
“Lalu aku? Apa  Kau pikir aku akan memaafkanmu? Aku... Aku akan... Aku akan...” ucap Yong Sik terbata-bata. Tuan No bertanya apa yang akan dilakukan.
“Aku... Aku tak akan memilihmu!” teriak Yong Sik marah. Dong Baek saat itu seperti sudah membuat keputusan. 



Akhirnya Tuan Byun datang dengan mobil polisi membawa Yong Sik, Yong Sik sempat menatap Dong Baek seperti tak percaya kalau melaporkanya. Dong Baek hanya diam saja. Tuan No mengeluh karena Tuan Byun tak memborgolnya dan ingin memastikan kalau menahannya.
“Kau harus memborgolnya. Bagaimana jika dia kabur?” ucap Tuan No. Tuan Byun mengatakan  Akan mengandeng lengan Yong Sik.
“Lepaskan aku.” Kata Yong Sik kesal akan masuk dan duduk dibangku depan. Tuan Byun mendorongnya agar duduk di kursi belakang.
“Biar kuluruskan... Apa Pria lajang dan menikah berkelahi karena Dongbaek?” bisik Bibi Park melihat Yong Sik dibawa ke kantor polisi.
“Sepertinya dia merusak Ongsan dengan kecantikannya.” Balas Bibi Jung. 

Nyonya Jo dan  Hyang Mi baru datang bingung melihat ada mobil polisi. Dong Baek sibuk membersihkan bar yang berantakan. Hyang Mi  bertanya apakah Dong  Baek tak akan pergi karean Gyu-tae tampaknya sangat ingin Yong-sik dipecat.
“Apa yang akan kukatakan? Haruskah kukatakan kepada mereka Tuan No menggenggam tanganku dan mereka berkelahi karena Yong-sik membelaku?” kata Dong Baek
“Istri Tuan No pengacara. Jadi Yong-sik butuh dibela.” Kata Hyang Mi memperingati.
“Aku tak mau pergi, Aku lelah menghadapi rumor.” Ucap Dong Baek ta ingin ikut campur. 

Di kantor polisi
Tuan No mengeluh kalau Seorang polisi menyiksa calon gubernur Ongsan dan Itu yang terjadi. Nyonya Hong pun sudah datang, Tuan No berterikak marah kalau itu semua Karena Yong Sik itu gila. Tuan Byun duduk disamping Yong Sik.
“Bisakah kau katakan sesuatu? Kau harus katakan sesuatu agar bisa berdamai atau katakan itu aksi membela diri. Apa yang terjadi? Apa Tuan No mengganggu Dongbaek? Apa dia melecehkannya?” ucap Tuan Byun menunggu jawaban Yong Sik.
Yong Sik terdiam mengingat yang dikatakan Dong Baek “Apa kau pernah menjadi ibu tunggal pengelola restoran dan penjual alkohol? Jika pernah, kau pasti tahu betapa buruk rasanya saat semua orang membicarakanmu.”
“Tidak, tak seperti itu... Jangan libatkan Dongbaek.” Tegas Yong Sik
“Kau akan berakhir di penjara saat berusaha melindungi Dongbaek. Apa Kau paham?” kata Tuan Byun. Tuan No terus meracau kalau tak ingin memegannya.
“Dia sepertinya mengonsumsi obat.” Komentar Tuan Byun melihat tingkah Tuan No
“Apa Kau tahu siapa aku? Hei, jangan sentuh aku! Beraninya kau? Apa Kalian di tim yang sama? Aku sediakan makanan gratis dengan gubernur Ongsan, bahkan makan salmon masu dengannya!” teriak Tuan No. Nyonya Hong hanya bisa diam saja melihat tingkah suaminya.
Tuan Byun menganguk mengerti lalu menyuruh Tuan No agar duduk. Nyonya Kwak datang, Tuan Byun pun menyapa lebih dulu. Yong Sik panik melihat ibunya yang datang. 



Hyang Mi membantu Dong Baek memotong bahan makanan sambil memberitahu kalau Anak baru di kantor polisi mengabari bahwa Yong-sik menolak memberi keterangan jadi Pembela keadilan itu mungkin berakhir dituntut atas penyerangan.
“Dia tetap polisi. Aku yakin dia tak akan dipenjara.  Kepala akan menjaganya.” Ucap Dong Baek seolah tak peduli.
“Bukankah hukuman polisi lebih berat jika mereka melakukan penyerangan? Dia dalam masalah besar.” Kata Hyang Mi. 

Tuan No terus mengaku kalau Yong Sik tiba-tiba memukuliya saat tak melakukan apa pun bahkan sungguh tak berdaya dan implannya lepas karena  Yong Sik. Nyonya Hon menyuruh Diam saja. Tuan No marah tak terima harus diam karena sang istri menyuruhnya.
“Apa kau mengonsumsi obat?” tanya Nyonya Hong, Nyonya Kwak pikir anaknya tidak gila.
“Kenapa dia memukulmu jika kau tak berbuat apa pun? Hei, kenapa kau tak katakan apa pun? Bisakah kau tolong bicara?” ucap Nyonya Kwak . Tuan No tetap mengaku sungguh tak berbuat apa pun.
“Kau bukan tipe orang yang memukuli orang tak bersalah. Aku yakin kau berkelahi karena dia berbuat salah. Apa yang dilakukannya di Camellia?” tanya Nyonya Kwak
“Aku memukulinya karena ingin.” Kata Yong Sik. Tuan No pikir mereka sudah mendengarnya.
“Dia benar-benar psikopat.” Teriak Tuan No, Nyonya Kwok pun menarik anaknya agar dikurung saja. Yong Sik pun panik. 

Hyang Mi dan Nyonya Joo sedang makan mandu bersama. Dong Baek dengan santai mengatakan mereka akan membuka bar.  Hyang Mi pikir Yong Sik tak akan bisa bekerja jika masuk ke sana. Dong Baek yakin kalau Yong Sik  polisi, jadi tak akan dipenjara dan jelas akan maklum.

Tiba-tiba Dong Baek melihat ada kertas penunjuk ke arah pintu belakang lalu tertulis [JALAN DONGBAEK] sambil bertanya-tanya apa itu. Ia melihat ada tulisan [IKUTI PANAHNYA] dan terus berjalan di tanga pun terlihat [BERJALAN SEDIKIT LAGI]
Dong Baek pun terus berjalan menaiki tangga dan melonggo tak percaya meliha sudah banyak bunga yang bertaburan diatap dengan lilin, terlihat sangat romantis.
[Ini jalan untukmu... Jalan Dongbaek... Terus ikuti panahnya, Dongbaek. Mendekat selangkah lagi.] Dong Baek tak percaya melihat banyak botol soju dengan bunga diatasnya, lalu menemukan  kue ulang tahun dan juga foto Yong Sik, Dong Baek pun membaca kartu disamping foto Yong Sik.
“Jika kau tak tahu ultahmu, maka kau bisa ultah tiap hari. Aku akan buat setiap hari pantas dirayakan. Kau sudah cukup hebat selama 34 tahun hidupmu.”
“Kenapa dia melakukan ini kepadaku? Kenapa dia melakukan ini kepada orang sepertiku?” keluh Dong Baek sambil menangis
“Ada kamelia di mana-mana pada hari Dongbaek lahir.” Kata Ibu Dong Baek terlihat bahagia melihat banyak bunga.
“Semua ini karenamu, Ibu... Kenapa kau menelantarkanku? Kau membuatku merasa tak berharga sejak aku tujuh tahun. Karena itu, aku lemah pada hal ini. Aku selalu berjalan menunduk. Namun, dia terus membuat kepalaku terangkat.” Ungkap Dong Baek sambil terus menangis.
“Bunga-bunganya akan segera mekar.” Komentar ibu Dong Baek seperti tak mengubris ucapan anaknya.
“Dia membuatku merasa bernilai. Dia selalu memberitahuku aku penting dan berharga. Dia membuatku merasa itu benar. Itu membuatku marah! Aku ingin berhenti menahan marah!” ungkap Dong Baek. 



Dong Baek pergi ke meja kasir dan langsung membawa  BUKU BESAR. Hyang Mi bertanya apakah Dong baek mau pergi. Dong Baek dengan sangat yakin menyuruh Hyang Mi Tutup bar hari ini lalu keluar bar dengan wajah serius.
“Jangan khawatir... Dia terlahir menjadi kuda nil.” Ucap Hyang Mi tersenyum bahagia melihat Dong Baek
“Saat kuda nil marah, dia akan menguasai Ongsan Orang-orang bodoh karena memandang rendah kuda nil. Kuda nil bahkan tak mengaum. Mereka tak menggigit. Mereka hanya perlu menghantam musuh.”

Yong Sik kaget melihat Dongbaek. Tuan No mengaku senang karena Dong Baek datang karena melihat semua kejadiannya... Dong Baek mengaku tidak karena datang bukan sebagai saksi. Tuan Byun kaget, Yong Sik pun bingung. Dong Baek mengaku datang untuk menuntut.
“Apa? Menuntut siapa?” tanya Tuan Byun makin bingung. Dong Baek membuka buku besar yang dibawanya.
“Tanggal 13 Desember 2016. Tuan No datang memeriksa kebocoran atap. Alih-alih memperbaiki, dia pergi setelah menepuk belakang pundak kiriku dua kali.” Kata Dong Baek. Tuan No terlihat panik
“24 Februari 2017... Tuan No datang menagih biaya perawatan. Namun, dia hanya pura-pura melakukannya dan menyentuh punggung tanganku dua kali. Itu bahkan tak diperlukan.” Kata Dong Baek. Yong Sik mengumpat marah.
“15 Mei 2018. Selagi Tuan No makan tahu dengan kimchi tumis, dia berkata tahunya seputih kulitku dua setengah kali. Dia mabuk dan muntah saat akan mengatakannya ketiga kali. Ini bisa dianggap kekerasan verbal, 'kan?” kata Dong Baek. Tuan Byun menganguk.
“Lalu terakhir, dia pergi tanpa membayar 8.000 won.” Kata Dong Baek. Tuan No membela diri kalau punya alasan.
“ Apa itu catatan semua hal memalukan yang dilakukan orang daerah sini di Camellia? Ini akan menjadi pertumpahan darah.” Kata Tuan Byun. Dong Baek terus menatap sinis pada Tuan No.
“Pelecehan seksual, kekerasan verbal, dan menolak membayar makanannya. Aku ingin menuntut Tuan No untuk semua itu.” Kata Dong Baek
“Apa yang baru saja kau katakan? Apa kau serius? Kau lakukan ini karena aku minta.. kau pindah?.” ucap Tuan No membela diri.
“Aku langsung tahu. Dia tak pernah selingkuh dengan suamiku.” Gumam Nyonya No tersenyum
“Jangan tahan Yong-sik, Harusnya Tuan No yang ditahan.” Kata Dong Baek. Nyonya Kwak yang melihatnya hanya bisa bergumam “Mereka akan saling menyukai”
“Dongbaek, biar kulihat setiap nama yang tertulis di buku itu.” Ucap Yong Sik mendekati Dong Baek.
“Kenapa kau diam saja di pojok? Kau tak berbuat salah!” kata Dong Baek marah
“Dongbaek.. Apa Kau baru saja melindungiku?” kata Yong Sik tak percaya. Dong Baek mengeluh dengan  Yong Sik sangat peduli padanya.
Yong Sik tak bisa menahan rasa haru lagi dan akhirnya menangis. Dong Baek heran melihat Yong Sik menangis. Keduanya pun menangis di kantor polisi. 



Epilog
Tuan No melihat pesan dari pelaku [SUDAH KUBILANG LIMA TAHUN LALU AGAR JANGAN USIL...] Yong Sik dudu dengan wajah sedih dan frustasi. Polisi memberitahu kalau sudah menemukan identitasnya. Tuan Byun melihat isi dompetnya.
“Ini Sesuai dugaanku, 'kan?” kata si polisi. Yong Sik terlihat sangat frustasi merasa tak percaya dan yakin kalau itu tak terjadi dan bukan seperti itu dugaanya.
Bersambung ke episode 13

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar