PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 24 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 21

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yong Sik duduk lemas bersadar di pohon dan ambulance membawa mayat, wajahnya pucat lalu bergumam “Pengusil yang kembali setelah lima tahun membunuh Hyang-mi. Tuan Byun pun datang sambil mengumpat kesal karena  Dongbaek juga menghilang.
“Dongbaek masih hidup.” Kata Young Sik. Tuan Byun binggung apa maksudnya.
“Hyang-mi tiba di Ongsan dua tahun lalu, dan ini pesan yang ditinggalkan Pengusil untuk Dongbaek. Ini untuk menarik perhatiannya. Dia tak mungkin mati.” Kata Yong Sik
“Lalu bagaimana dengan Hyang-mi? Apa Dia membunuhnya untuk menakuti Dongbaek?” ucap Tuan Byun
“Siapa tahu? Dia mungkin dibunuh hanya untuk hiburan atau untuk alasan tertentu. Hyang-mi bilang dia melihat sesuatu.” Kata Yong Sik. 

Flash Back
Hyang Mi bertemu seseorang yang memberi makan kucing, lalu berkomentar orang itu tak seperti pencinta kucing. Ia memberitahu kalau Yong-sik sungguh penasaran siapa yang memberi makan kucing dan ia juga penasaran...
“Apakah menyenangkan memberi makan kucing di jalanan? Aku juga suka kucing.” Ucap Hyang Mi berjongkok disamping pelaku sambil mengeluh kalau dingin.
“Hari ini agak dingin... Jadi, ada berapa ruangan di rumahmu? Udara sedang dingin, jadi, terlalu dingin tidur di bar. Kau memberi makan kucing jalanan. Anggap saja aku sebagai kucing jalanan.” Ucap Hyang Mi
“Tak ada yang tahu tempat aku tinggal. Dongbaek mengira aku menyewa tempat. Sekalipun aku mati di jalanan, maka tak ada yang peduli padaku.” Kata Hyang Mi akhirnya membawa barang dan mengikuti si pria dari belakang.
Si pria berhenti melangkah, Hyang Mi pikir mereka sampai, lalu bertanya apakah ini gerbang belakang. Akhirnya Hyang Mi masuk ke sebuah ruangan dan melihat  Lantainya pasti hangat jika bisa mengeringkan cabai lalu memastikan apakah ia sungguh bisa tinggal di sini sewaktu-waktu.
“Orang-orang tak boleh tahu ke mana uang depositku, jadi, apa bisa kau rahasiakan aku tinggal di sini?” ucap Hyang Mi sambil mengaduk jajangmyunya.
Saat itu sendoknya jatuh, Hyang Mi membungkuk mengambilny dan melihat sesuatu dibawah meja, lalu kaget karena ada tanda dibawah meja dan itu ternyata bekas dibakar. Tangan Si pria yang sedang menuangkan minum terdiam, Hyang Mi tiba-tiba mendengar ada ketukan pintu.
“Apa ada orang lain di sini?” tanya Hyang Mi penasaran. 



Nyonya Jung masuk ke dalam kamar mencari-cari sesuatu di laci sambil bertanya-tanya dimana Dong Baek menyimpan capnya. Dong Baek seperti sedang tertidur tak sadar kalau jarinya diberi cap merah dan Nyonya Jung menekanya di sebuah surat. 

[Episode 21 - PAHLAWAN YANG MUNCUL DI SAAT AKHIR]
Dong Baek mencoba makanan ibunya sambil mengeluh acar lobaknya sangat kecil, lalu bertanya apkah ibunya itu membumbui nasi juga. Nyonya Jung seperti sedang sibuk membuat kimbap. Pil Goo lalu melihat seperti hidunya berdarah
“Ada noda merah.” Ucap Pil Goo. Dong Baek bingung memegang hidungnya, Nyonya Jung langsung mengusap dengan lapnya.
“Kau pasti menggaruknya... Wahh.. Tak bisa dipercaya.” Ucap Nyonya Jung panik
“Ibu, hentikan!..  Itu sangat kotor.” Keluh Dong Baek kesal. Nyonya Jung menyuruh anaknya diam dan makan saja lalu ingin tahu alasan ibunya membuat kimbap.
“Kau pemukul keempat hari ini, jadi, sebaiknya aku menonton pertandingan.” Kata Nyonya Joo
“Apa gunanya ibu-ibu? Apa Mau menonton pertandingan Pil-gu? Apa Kau akan menonton? Apa Kau gila? Tidak bisa. Aku bahkan tak bisa pergi, kenapa harus pergi? Apa Itu alasan Ibu pakai liontin seperti penyanyi rap?” keluh Dong Baek marah
“Aku akan bawakan gimbap untuk gurumucdan mengambil haticteman-temanmu, Dongbaek.” Kata Nyonya Jung tak peduli menatap Pil Goo.
“Kau Memanggilnya Dongbaek dan pura-pura baik tak akan berhasil.” Tegas Dong Baek kesal.
“Ibu ingin libur sore ini.. Barnya...” kata Nyonya Jung. Dong Baek langsung menolak dan menegaskan ibunya tak boleh ke mana-mana. Nyonya Jung langsung memukul Dong Baek agar makan ujungnya saja. 

Ibu Jessica melihat berita di internet, PEMAIN BISBOL TAMPAKNYA PUNYA SIMPANAN. Jessica mengumpat kesal karena tak bisa terus bersama Kang Jong Ryul. Ia pikir Jika itu dikaitkan dengan Jong Ryul, lebih baik mati daripada mendengar gosipnya.
“Lihat tangan ibu bergetar. Apa Dia muda dan cantik?” tanya ibu Jessica.
“Punya pacar lebih muda adalah kejahatan.” Kata Jesscia. Ibunya pikir wanita itu cantik. Jessica makin mengumpat kesal.
“Aku tidak tahu.” Keluh  Jessica. Ibunya merasa wanita itu pasti cantik.
“Untuk sementara, pura-pura bodoh dan diam saja.” Perintah ibunya. Jessica heran kenapa harus seperti itu  khususnya pada masa sekarang.
“Ibu tak memintamu menahan semuanya. Kita harus tunggu saat yang tepat mengakhiri ini.” Jelas Ibu Jessica. Anaknya bingung.
“Kenapa cerai sekarang dan hanya dapat yang ditawarkan? Kau butuh bukti jelas agar bisa mengambil semua harta si berengsek itu.” Ucap Ibu Jessica.
“Apa Ibu ingin aku bercerai?” keluh Jessica. Ibunya mengingatkan kalau Jesscia tak punya cara mencari nafkah.
“Bagaimana kau bisa membesarkan anakmu sendirian?” tanya ibunya. Jessica panik mendengar Sendirian
“Bagaimana bisa kau tetap menikah dengan sampah itu? Pokoknya, diam saja saat ini. Kau butuh bukti untuk bercerai.” Kata Ibunya.
“Lalu Nyonya Kang Jong Ryul? Bagaimana dengan Nyonya Kang Jong Ryul?” jerit Jessica frustasi. 


Jessica memakai masker lalu mengambil gambarnya dan menuliskan caption “Malam ini pukul 19.00, jangan lupa masker wajahku. Jumlah terbatas, harga diskon. Sampai jumpa malam ini di Kecantikan Nyonya Kang Jong Ryul”
Komentar akhirnya masuk ke acccout Jessica “ Apa kerjanya menjadi Nyonya Kang Jong-ryeol? Itu pekerjaannya.” Jessica kesal bertanya-tanya siapa mereka yang berani berkomentar buruk.
“Astaga, mereka tepat sekali... Mereka benar. Bahkan aku tak tahu lagi  siapa diriku.”kata Jessica.

Di ruang olahraga
Jung Ryul mengirimpan pesan pada Seung Yup  “Apa kedua orang tua biasanya hadir di pertandingan?” Lalu Seung Yup membalas “Seringnya begitu. Kenapa bertanya?”
“Namun, Dongbaek bilang dia tak akan datang. Anak ini akan sendirian lagi. Bagaimana aku bisa baik-baik saja dengan itu? Sial.” Keluh Jong Ryul kesal.

Saat itu Jessica datang, Jong Ryul langsung bertanya ada apa dengan menutup layar ponselnya. Jessica menyuruh Jong Ryul agar memakai masker yang dibawa. Jong Ryul menolak karena Kali terakhir memakainya  dan wajahnya berjerawat.
“Lagi pula, kukira kita akan bercerai.” Sindir Jong Ryul. Jessica tak ingin membahasnya menyuruh Jong Ryul agar Diam dan pakai saja.
“Apa Kau tak bisa hidup tenang? Berhenti ribut soal menjual barang melalui laman media sosialmu.” Keluh Jong Ryul
“Lalu aku harus apa? Bagaimana aku cari nafkah?” keluh Jessica sambil menangis Jong Ryul terlihat bingung.
“Kau kirim pesan ke siapa? Kenapa kau menolak memakai masker wajahnya? Bagaimana dengan masker wajahku? Aku harus apa tanpanya?” kata Jessic  makin menangis.
“Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” tanya Jong Ryul panik. Jessica mengaku  Perusahaan juga ingin Jung Ryul mengiklankannya!
“Ini hanya barang konyol yang kujual, tapi perusahaan bukan hanya ingin fotoku. Mereka juga ingin foto kau memakainya. Masker nutrisi untukku dan masker hidrasi untukmu. Tiga gambar bersama dan satu sendiri. Aku sudah tanda tangan kontrak jadi, kenapa kau tak berpartisipasi?”kata Jessica terus menangis.
“Aku juga ingin menangis.” Gumam Jung Ryul menatap Jessica. 


Di bar, Dong Baek sibuk mengeluarkana daun bawan lalu mengaku   penasaran di mana Hyang-mi karena tak biasanya terlambat. Yong Sik mencoba kimbap buatanya Nyonya Kim lalu berbicara pada Dong Baek kalau harus tonton pertandingan Pil Goo.
“Kenapa kau melewatkannya? Kau belum pernah melihat dia bertanding. Apa Kau tak penasaran? Pergi saja ke pertandingan ini. Kau tak bisa masak enak jika pikiranmu melayang.” Ucap Yong Sik.
“Julukanku waktu masih kecil dahulu adalah "si anak yatim". Dahulu aku dipanggil begitu, alih-alih namaku. Anak-anak memanggilku anak yatim. Namun, kurasa anak-anak itu tak tahu itu kejam. Mereka hanya anak-anak.” Ungkap Dong Baek. Sang ibu terdiam seperti merasa bersalah.
“Namun, apa bagusnya bagi Pil-gu jika orang-orang tahu aku ibunya? Anak tanpa ayah. Putra pemilik bar. Aku tak ingin dia dikenal begitu.” Ungkap Dong Baek sedih.
“Kau Pergi saja... Jangan buat dia merasa bersalah dan pergi saja.” Ucap Nyonya Jung pada Yong Sik.
“Kenapa sekolah suka sekali gimbap ? Aku benci hari-hari yang membutuhkannya.” Ungkap Dong Baek 


Flash Back
Dong Baek memegang uang 1.000 WON didepan bibi penjual kimbap, wajahnya seperti sangat menyediahkan. Seorang teman menemani berjalan, setelah membeli kimbap lalu memberitahu Dong Baek kalau ibunya mengelola restoran sukses.
“Dia terlalu sibuk sehingga tak ada waktu untuk membuat gimbap. Karena dia pemiliknya.” Kata teman Dong Baek. 

Saat itu di taman, para ibu-ibu menemani anak mereka makan bekal bersama. Sementara Dong Baek dan temanya makan sendiri dan duduk berjauhan. Salah seorang ibu pikir mereka mengajaknya makan buah dan ingin tahu kenapa Dong Baek dan temanya duduk berjauhan.
“Biarkan saja. Sebaiknya jangan terlihat bersama mereka. Ada Maria dan jangan-lupakan-aku di satu kelas.” Ucap seorang ibunya. Ibu lain bingung apa maksud ucapanya.
“Kurasa kau tak tahu karena baru di sini. Salah satunya dari Panti Asuhan Angel Maria. Dia anak yatim.” Ucap si ibu melirik pada Dong Baek. Dong Baek duduk sendiri sambil memakan kimbap.
“Serta, Apa kau tahu gang di belakang area industri? "Jangan-lupakan-aku" adalah bar tanpa jendela di sana, Dia putri pemiliknya. Katanya ibunya memiliki restoran tapi Dia pembohong patologis. Kau tahu betapa lihai dan manipulatif anak sepertinya.” Komentar si ibu melirik pada teman Dong Baek. 


Di kelas, ibu menyuruh mereka agar nurunkan tangan lalu membeirtahu Tak ada pencuri di kelas dan menyuruh Hye-in, tolong periksa tasnya lagi. Ibu guru pun meminta Asisten pekan ini, temui usai berbenah dan Lalu, nomor 17 dan 21 agar bertemu dengan segara.
Dong Baek dan temanya duduk di ruang guru menuliskan sesuatu, setelah itu menyerahkan pada ibu guru. Ibu Guru melonggo melihat satu tertulis “PENGAKUAN - AKU TIDAK MENCURI UANG” sementara satu lagi hanya coretan di atas kertas seperti benang kusut. 

Sang guru akhirnya membahas   dua anak di kelasnya dari keluarga kacau dan Mereka selalu tampak suram. Ia menceritakan Satu seperti ada hantu menaungi kepalanya dan satu lagi sudah kacau. Dong Baek mendengarnya dan langsung pergi ke kandang kelinci.
“Aku tak pernah mencuri uang susu orang lain. Bahkan saat menemukan koin di taman bermain, aku tak mengambilnya.” Ucap Dong Baek menangis.
**
Seorang anak perempuan menceritakan Pencurinya berbicara dengan kelinci lagi dan Hanya mereka temannya. Teman lainya bertanya apakah memang dia pelakunya. Si anak yakin karena Dong Baek  anak yatim dan Tanpa bimbingan orang tua, anak yatim menjadi pencuri.
“Karena itu putri pemilik bar juga terus berbohong.” Ucap Hae In sinis.
“Kenapa tak mencarinya dan minta uangnya? Uangmu yang dia ambil.” Komentar temanya.
Saat itu teman Dong Baek yang mendengarnya terlihat marah dan bertanya apa  melihat dia ambil uang itu. Dong Baek hanya berani melihatnya dari balik pintu. Si anak kembali bertanya apakah melihat mereka berbuat jahat
“Prasangka hanya mengikatmu. Ini mencegah sebagian orang untuk lebih baik dan membuat sebagian menjadi pemberontak. Matanya selalu tampak sedih.” 


Dong Baek menceritakan  Menjadi anak yatim di sekolah sudah buruk jadi tak mau membuat Pil-gu dipanggil anak pemilik bar. Ibu Dong Baek terlihat merasa bersalah mendengarnya. Dong Baek pikir  Hanya orang mapan yang bisa membiarkan anaknya menekuni olahraga, jadi, mereka semua hidup mewah.
“Aku tak ingin Pil-gu malu karena aku... Terintimidasi rasanya buruk.” Ucap Dong Baek
“Pil Goo berbeda denganmu... Kau tak punya ibu... Yahh... Kau tak punya ibu, tapi Pil-gu punya ibu yang selalu di sisinya. Kau membesarkan Pil-gu dengan banyak cinta hingga dia tumbuh menjadi anak sehat. Aku yakin dia berbeda.” Ungkap Yong Sik menyakinkan Dong Baek.
“Berhenti berdebat dan datang saja ke pertandingannya. Jika aku Pil-gu, aku akan lebih malu jika kau tak datang. Terlebih lagi, aku tahu kau ingin datang. Kau sungguh ingin pergi, Benar, 'kan?” kata Yong Sik
Dong Baek hanya bisa diams aja, Ibu Dong Baek bergegas menaruh pisaunya. Dong Baek mengeluh ibunya yang akan mengenakan itu ke pertandingan. Hyang Mi baru saja datang mengaku lupa waktu karena tidur di lantai hangat.


Akhirnya ketiganya berjalan masuk ke lapangan baseball, semua orang menatap mereka karena ketiganya terlihat berbeda. Dong Baek mengaku  tak percaya Hyang Mi juga ikut jadi Siapa yang akan mengupas bawang. Hyang Mi pikir itu tak penting.
“Kau pasti tahu karena dikucilkan seumur hidupmu. Lebih baik memiliki banyak orang di sisimu. Kami harus menggantikan ketiadaan ayahnya.” Jelas Hyang Mi
“Aku hanya ingin tenang menonton, tapi kita sangat menonjol. Hyang-mi, bisa setidaknya kau lepaskan bandanamu?” keluh Dong Baek
“Dongbaek, kita mungkin tampak buruk, tapi kita sebenarnya gadis paling cantik di area ini. Karena itu semua melirik kita.” Kata Hyang Mi
“Kau tampak mendukung Tim Biru.”ejek Dong Baek. Hyang Mi menegaskan Ongsan tak bisa menghadapi kecantikannya.
“Lepaskan topi Ibu. Bahkan ada bunganya.” Ujar Dong Baek, Ibu Dong Baek menolaknya. 


Akhirnya semua penonton duduk dibangku khusus dari “Sekolah Dasar Ongsan” Nyonya Park sudah duduk dengan suaminya, Tuan Kim terlihat senang karena Dongbaek datang. Nyony Park menyuruh suaminya agar Bergabunglah dengan mereka jika mau.
“Putranya bermain bisbol.” Kata pria yang lain, istri yang duduk disampingnya terlihat marah.
“Aku tahu ini akan terjadi.” Gumam Dong Baek hanya bisa tertunduk. Hyang M bertanya apakah Dong Baek tak membawa apa pun.
“Membawa apa?” tanya Dong Baek bingung lalu melihat semua orang tua membawa kamera yang mahal. Nyonya Jung melihat camera drone.
“ Kenapa tak bisa biasa saja? Siapa butuh drone di pertandingan bisbol anak? Kau Ambil foto saja. Hanya itu yang kau bisa.” Ucap Hyang Mi.
Dong Baek mengeluarkan ponselnya, Pil Goo melihat ibunya dan berteriak memanggilnya, lalu memberitahu kalau  mencetak home run jadi meminta agar jangan berpaling. Dong Baek menganguk mengerti dan memberikan semangat.
“Lihat betapa bahagianya dia.” Komentar Nyonya Jung, Pil Goo lebih bersemangat mengikuti Seung Yup pemanasan. 
Sementara dibangku penonton BISBOL SD SEOKDAE, Jong Ryul menonton dengan jaket dan topi menutup wajahnya sambil mengeluh kalau  Seharusnya Dong Baek menonton sebelumnya lalu melihat sosok pria barju merah dipinggir lapangan sambil mengelih Semua orang merasa bisa melatih.

“Apa Pelatih mereka Park Yong-gil?” keluh Jong Ryul sinis. Di pinggir lapangan Tuan Park memberitahu  sduah minta acara TV tentang anak berbakat merekam putranya.
“Entah apa mereka akan datang. Aku sungguh benci anak yang ingin unggul menggunakan orang tuanya.” Ucap Tuan Park. Wasit mengaku sudah mengetahuinya.
“Omong-omong, ibunya datang untuk merekamnya bermain hari ini. Jadilah wasit bagus hari ini. Ini hanya pertandingan persahabatan antara anak-anak.” Kata Tuan Park
“Tentu. Aku akan pastikan tak berat sebelah.” Kata si wanita. Tuan Park mengingat keluarga wasit itu mengelola restoran iga.
“Aku harus bawa anak-anakku ke sana untuk makan malam. Kau tahu bahwa aku melatih Kang Jong-ryeol dan Ryu Hyun-jin, 'kan?” kata Tuan Park bangga. 

Pertandingan dimulai, Tim SD Ongsan akan memukul bola. Wasit langsung berteriak Strike. Seung Yup melihatnya langsung mengeluh kalau  mereka bermain kotor. Pil Goo sangat marah dianggap strike dan akan melakukan protes.
“Pil Goo, mundur... Pil-gu, dengarkan aku... Kau pemain bisbol, bukan ahli bela diri... Bersabar adalah bagian dari permainan.” Jelas Seung Yup.
“Jika kau ingin bersabar, duduk saja di pelajaran matematika.”kata Pil Goo
“Haruskah kulepaskan dia dan membuat keributan?”kata Seung Yup memohon pada Pil Goo. 

Akhirnya saat Pil Goo siap memukul bola lalu bergumam “Pahlawan muncul di saat akhir. Dong Baek gugup sambil memegang tangan ibunya karena melihat Pil Goo yang akan memukul bola, lalu emngaku tak pernah lihat dia bermain sebelumnya. Nyonya Jung kaget melihat Dong Baek yang memegang tanganya.
“Dia tampak profesional... Putra Yong-gil bukan masalah. Kau putra Kang Jong- Ryul.” Ucap Jung Ryul bangga dibangku penonton.
Bola dilempar dan saat itu wasit langsung berteriak Strike. Semua anak dibangku penonton pun menjerit bahagia. Dong Baek bingung bolanya dianggap strike.
“Bahkan aku tahu itu bukan strike.” Kata Hyang Mi marah. Nyonya Jung mengumpat tanpa bersuara. 
Pil Goo menahan emosi kembali memukul, wasit kembali berteriak “Strike” Tuan Park langsung memuji anaknya. Pil Goo tak terima karena pukulan tadi dianggap strike padahal semua tahu itu ball dan melemparnya ke luar zona.
“Hei... Nak, Apa kau mau pergi?  Apa kau mau kuusir?” kata si wasit mengancam. Akhirnya Pil Goo kembali siap memukul, drone merekam dari atas. Anak Tuan Park melepar bola tapi malah sengaja melempar pada Pil Goo.
Semua panik melihat Pil Goo sampai terjatuh, Seung Yup memarahi Gil Dong sebagai wasit karena itu sengaja, lalu mengeluh itu caranya mengajari anak-anak.
Anak Tuan Park malah mengejek Pil Goo dengan menjulurkan lidahnya, Pil Goo mengamuk langsung menyerangnya. Akhirnya Jung Gi dkk ikut berrlari menyerang, tim lawan pun tak mau kalah, Dong Baek dan Jung Ryul pun melonggo tak percaya. Pertarungan terjadi ditengah lapangan.
“Seseorang harus melerai mereka. Astaga.” Ucap Dong Baek lemas. Hyang Mi tak percaya Pil Goo bisa menghajar orang dan tahu cara melawan.
“Ini sebabnya pertandingan anak menghibur. Mereka mulai berkelahi sebelum kau tahu.”komenta paman yang suka mabuk. Nyonya Jung marah menyuruh agar pergi saja. 



Akhirnya Pil Goo sudah berdiri dengan wajah babak belur, Tuan Park marah kalau Anak seperti Pil Goo harusnya dilarang bertanding. Ia mengeluh kalau mereka Jika diajari anak nakal ini, kalau Pil Goo berkelahi saat tanding dan mempermalukan para pemain bisbol.
“Itu ball,  Kau bohong. Anak itu melempar bola ke arahku!” teriak Pil Goo marah
“Kau bilang, "anak itu"? Hei! Dia kelas tiga! Kenapa kau tidak sopan pada yang lebih tua?” kata Tuan Park
“Dia yang tidak sopan, dan dia yang nakal.” Balas Pil Goo tak takut,  Tuan Park makin marah.
“Bukankah wasit itu si berengsek yang ke restoran kita? Dia tak bisa dipercaya. ucap Hyang Mi.
Saat itu Jung Ryul terlihat marah membuka jaketnya dan beberapa orang mulai mengenalinya. Nyonya Jung tak bisa menahan emosi akan melawan dengan membuka ikat pinggangnya. Dong Baek meminta ibunya agar memakai ikat pinggang dan meminta Hyang Mi berhenti memaki.
“Dia mungkin akan memanggilnya Dongbaek dan bersikap kasar setelah melihatnya.” Ucap Hyang Mi melihat Dong Baek pergi dari bangku penonton. 
Seung Yup mencoba menahan Pil Go yang sudah mulai menangis. Tuan Park pun meminta Pil Goo minta maaf. Pil Goo hanya diam saja. Seung Yup meminta agar Tuan Park juga harus berhenti karena Ini acara anak dan orang dewasa.
“Hei... Lihat cara dia menatapku. Lihat dia! Apa Kau tak tahu aku siapa?” ucap Tuan Park marah dan memukul Pil Goo. 
“Dia melempar bola ke arahku, dan dia menjulurkan lidahnya!” teriak Pil Goo marah sambil menangis.
Saat itu seseorang masuk ke lapangan, Wasit memperingatkan kalau tak boleh masuk ke lapangan. Pil Goo bergumam Pahlawan... Pahlawan selalu... muncul di saat akhir. Yong Sik datang dengan membawa drone ditanganya.  
Dong Baek akan masuk ke lapangan lalu berhenti karena melihat Yong Sik datang. Bahkan Jung Ryol tak bisa membela anaknya karena sibuk memberikan tanda tangan dan telat untuk turun.
Bersambung ke episode 22

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar