PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yong Sik
duduk lemas bersadar di pohon dan ambulance membawa mayat, wajahnya pucat lalu
bergumam “Pengusil yang kembali setelah lima tahun membunuh Hyang-mi. Tuan Byun
pun datang sambil mengumpat kesal karena
Dongbaek juga menghilang.
“Dongbaek
masih hidup.” Kata Young Sik. Tuan Byun binggung apa maksudnya.
“Hyang-mi
tiba di Ongsan dua tahun lalu, dan ini pesan yang ditinggalkan Pengusil untuk
Dongbaek. Ini untuk menarik perhatiannya. Dia tak mungkin mati.” Kata Yong Sik
“Lalu
bagaimana dengan Hyang-mi? Apa Dia membunuhnya untuk menakuti Dongbaek?” ucap
Tuan Byun
“Siapa
tahu? Dia mungkin dibunuh hanya untuk hiburan atau untuk alasan tertentu.
Hyang-mi bilang dia melihat sesuatu.” Kata Yong Sik.
Flash Back
Hyang Mi
bertemu seseorang yang memberi makan kucing, lalu berkomentar orang itu tak
seperti pencinta kucing. Ia memberitahu kalau Yong-sik sungguh penasaran siapa
yang memberi makan kucing dan ia juga penasaran...
“Apakah
menyenangkan memberi makan kucing di jalanan? Aku juga suka kucing.” Ucap Hyang
Mi berjongkok disamping pelaku sambil mengeluh kalau dingin.
“Hari ini
agak dingin... Jadi, ada berapa ruangan di rumahmu? Udara sedang dingin, jadi,
terlalu dingin tidur di bar. Kau memberi makan kucing jalanan. Anggap saja aku
sebagai kucing jalanan.” Ucap Hyang Mi
“Tak ada
yang tahu tempat aku tinggal. Dongbaek mengira aku menyewa tempat. Sekalipun
aku mati di jalanan, maka tak ada yang peduli padaku.” Kata Hyang Mi akhirnya
membawa barang dan mengikuti si pria dari belakang.
Si pria
berhenti melangkah, Hyang Mi pikir mereka sampai, lalu bertanya apakah ini
gerbang belakang. Akhirnya Hyang Mi masuk ke sebuah ruangan dan melihat Lantainya pasti hangat jika bisa mengeringkan
cabai lalu memastikan apakah ia sungguh bisa tinggal di sini sewaktu-waktu.
“Orang-orang
tak boleh tahu ke mana uang depositku, jadi, apa bisa kau rahasiakan aku
tinggal di sini?” ucap Hyang Mi sambil mengaduk jajangmyunya.
Saat itu
sendoknya jatuh, Hyang Mi membungkuk mengambilny dan melihat sesuatu dibawah
meja, lalu kaget karena ada tanda dibawah meja dan itu ternyata bekas dibakar.
Tangan Si pria yang sedang menuangkan minum terdiam, Hyang Mi tiba-tiba
mendengar ada ketukan pintu.
“Apa ada
orang lain di sini?” tanya Hyang Mi penasaran.
Nyonya
Jung masuk ke dalam kamar mencari-cari sesuatu di laci sambil bertanya-tanya
dimana Dong Baek menyimpan capnya. Dong Baek seperti sedang tertidur tak sadar
kalau jarinya diberi cap merah dan Nyonya Jung menekanya di sebuah surat.
[Episode 21 - PAHLAWAN YANG MUNCUL DI SAAT
AKHIR]
Dong Baek
mencoba makanan ibunya sambil mengeluh acar lobaknya sangat kecil, lalu
bertanya apkah ibunya itu membumbui nasi juga. Nyonya Jung seperti sedang sibuk
membuat kimbap. Pil Goo lalu melihat seperti hidunya berdarah
“Ada noda
merah.” Ucap Pil Goo. Dong Baek bingung memegang hidungnya, Nyonya Jung
langsung mengusap dengan lapnya.
“Kau
pasti menggaruknya... Wahh.. Tak bisa dipercaya.” Ucap Nyonya Jung panik
“Ibu,
hentikan!.. Itu sangat kotor.” Keluh
Dong Baek kesal. Nyonya Jung menyuruh anaknya diam dan makan saja lalu ingin
tahu alasan ibunya membuat kimbap.
“Kau
pemukul keempat hari ini, jadi, sebaiknya aku menonton pertandingan.” Kata
Nyonya Joo
“Apa gunanya
ibu-ibu? Apa Mau menonton pertandingan Pil-gu? Apa Kau akan menonton? Apa Kau
gila? Tidak bisa. Aku bahkan tak bisa pergi, kenapa harus pergi? Apa Itu alasan
Ibu pakai liontin seperti penyanyi rap?” keluh Dong Baek marah
“Aku akan
bawakan gimbap untuk gurumucdan mengambil haticteman-temanmu, Dongbaek.” Kata
Nyonya Jung tak peduli menatap Pil Goo.
“Kau
Memanggilnya Dongbaek dan pura-pura baik tak akan berhasil.” Tegas Dong Baek
kesal.
“Ibu
ingin libur sore ini.. Barnya...” kata Nyonya Jung. Dong Baek langsung menolak
dan menegaskan ibunya tak boleh ke mana-mana. Nyonya Jung langsung memukul Dong
Baek agar makan ujungnya saja.
Ibu
Jessica melihat berita di internet, PEMAIN BISBOL TAMPAKNYA PUNYA SIMPANAN.
Jessica mengumpat kesal karena tak bisa terus bersama Kang Jong Ryul. Ia pikir Jika
itu dikaitkan dengan Jong Ryul, lebih baik mati daripada mendengar gosipnya.
“Lihat
tangan ibu bergetar. Apa Dia muda dan cantik?” tanya ibu Jessica.
“Punya
pacar lebih muda adalah kejahatan.” Kata Jesscia. Ibunya pikir wanita itu
cantik. Jessica makin mengumpat kesal.
“Aku
tidak tahu.” Keluh Jessica. Ibunya
merasa wanita itu pasti cantik.
“Untuk
sementara, pura-pura bodoh dan diam saja.” Perintah ibunya. Jessica heran
kenapa harus seperti itu khususnya pada
masa sekarang.
“Ibu tak
memintamu menahan semuanya. Kita harus tunggu saat yang tepat mengakhiri ini.”
Jelas Ibu Jessica. Anaknya bingung.
“Kenapa
cerai sekarang dan hanya dapat yang ditawarkan? Kau butuh bukti jelas agar bisa
mengambil semua harta si berengsek itu.” Ucap Ibu Jessica.
“Apa Ibu
ingin aku bercerai?” keluh Jessica. Ibunya mengingatkan kalau Jesscia tak punya
cara mencari nafkah.
“Bagaimana
kau bisa membesarkan anakmu sendirian?” tanya ibunya. Jessica panik mendengar
Sendirian
“Bagaimana
bisa kau tetap menikah dengan sampah itu? Pokoknya, diam saja saat ini. Kau
butuh bukti untuk bercerai.” Kata Ibunya.
“Lalu
Nyonya Kang Jong Ryul? Bagaimana dengan Nyonya Kang Jong Ryul?” jerit Jessica
frustasi.
Jessica
memakai masker lalu mengambil gambarnya dan menuliskan caption “Malam ini pukul
19.00, jangan lupa masker wajahku. Jumlah terbatas, harga diskon. Sampai jumpa
malam ini di Kecantikan Nyonya Kang Jong Ryul”
Komentar
akhirnya masuk ke acccout Jessica “ Apa kerjanya menjadi Nyonya Kang
Jong-ryeol? Itu pekerjaannya.” Jessica kesal bertanya-tanya siapa mereka yang
berani berkomentar buruk.
“Astaga,
mereka tepat sekali... Mereka benar. Bahkan aku tak tahu lagi siapa diriku.”kata Jessica.
Di ruang
olahraga
Jung Ryul
mengirimpan pesan pada Seung Yup “Apa
kedua orang tua biasanya hadir di pertandingan?” Lalu Seung Yup membalas “Seringnya
begitu. Kenapa bertanya?”
“Namun,
Dongbaek bilang dia tak akan datang. Anak ini akan sendirian lagi. Bagaimana
aku bisa baik-baik saja dengan itu? Sial.” Keluh Jong Ryul kesal.
Saat itu
Jessica datang, Jong Ryul langsung bertanya ada apa dengan menutup layar
ponselnya. Jessica menyuruh Jong Ryul agar memakai masker yang dibawa. Jong
Ryul menolak karena Kali terakhir memakainya
dan wajahnya berjerawat.
“Lagi
pula, kukira kita akan bercerai.” Sindir Jong Ryul. Jessica tak ingin
membahasnya menyuruh Jong Ryul agar Diam dan pakai saja.
“Apa Kau
tak bisa hidup tenang? Berhenti ribut soal menjual barang melalui laman media
sosialmu.” Keluh Jong Ryul
“Lalu aku
harus apa? Bagaimana aku cari nafkah?” keluh Jessica sambil menangis Jong Ryul
terlihat bingung.
“Kau
kirim pesan ke siapa? Kenapa kau menolak memakai masker wajahnya? Bagaimana
dengan masker wajahku? Aku harus apa tanpanya?” kata Jessic makin menangis.
“Kenapa
kau tiba-tiba seperti ini?” tanya Jong Ryul panik. Jessica mengaku Perusahaan juga ingin Jung Ryul mengiklankannya!
“Ini hanya
barang konyol yang kujual, tapi perusahaan bukan hanya ingin fotoku. Mereka juga
ingin foto kau memakainya. Masker nutrisi untukku dan masker hidrasi untukmu. Tiga
gambar bersama dan satu sendiri. Aku sudah tanda tangan kontrak jadi, kenapa
kau tak berpartisipasi?”kata Jessica terus menangis.
“Aku juga
ingin menangis.” Gumam Jung Ryul menatap Jessica.
Di bar,
Dong Baek sibuk mengeluarkana daun bawan lalu mengaku penasaran di mana Hyang-mi karena tak
biasanya terlambat. Yong Sik mencoba kimbap buatanya Nyonya Kim lalu berbicara
pada Dong Baek kalau harus tonton pertandingan Pil Goo.
“Kenapa
kau melewatkannya? Kau belum pernah melihat dia bertanding. Apa Kau tak
penasaran? Pergi saja ke pertandingan ini. Kau tak bisa masak enak jika
pikiranmu melayang.” Ucap Yong Sik.
“Julukanku
waktu masih kecil dahulu adalah "si anak yatim". Dahulu aku dipanggil
begitu, alih-alih namaku. Anak-anak memanggilku anak yatim. Namun, kurasa
anak-anak itu tak tahu itu kejam. Mereka hanya anak-anak.” Ungkap Dong Baek.
Sang ibu terdiam seperti merasa bersalah.
“Namun,
apa bagusnya bagi Pil-gu jika orang-orang tahu aku ibunya? Anak tanpa ayah.
Putra pemilik bar. Aku tak ingin dia dikenal begitu.” Ungkap Dong Baek sedih.
“Kau
Pergi saja... Jangan buat dia merasa bersalah dan pergi saja.” Ucap Nyonya Jung
pada Yong Sik.
“Kenapa
sekolah suka sekali gimbap ? Aku benci hari-hari yang membutuhkannya.” Ungkap
Dong Baek
Flash Back
Dong Baek
memegang uang 1.000 WON didepan bibi penjual kimbap, wajahnya seperti sangat
menyediahkan. Seorang teman menemani berjalan, setelah membeli kimbap lalu
memberitahu Dong Baek kalau ibunya mengelola restoran sukses.
“Dia
terlalu sibuk sehingga tak ada waktu untuk membuat gimbap. Karena dia pemiliknya.”
Kata teman Dong Baek.
Saat itu
di taman, para ibu-ibu menemani anak mereka makan bekal bersama. Sementara Dong
Baek dan temanya makan sendiri dan duduk berjauhan. Salah seorang ibu pikir
mereka mengajaknya makan buah dan ingin tahu kenapa Dong Baek dan temanya duduk
berjauhan.
“Biarkan saja.
Sebaiknya jangan terlihat bersama mereka. Ada Maria dan jangan-lupakan-aku di
satu kelas.” Ucap seorang ibunya. Ibu lain bingung apa maksud ucapanya.
“Kurasa
kau tak tahu karena baru di sini. Salah satunya dari Panti Asuhan Angel Maria. Dia
anak yatim.” Ucap si ibu melirik pada Dong Baek. Dong Baek duduk sendiri sambil
memakan kimbap.
“Serta,
Apa kau tahu gang di belakang area industri? "Jangan-lupakan-aku" adalah
bar tanpa jendela di sana, Dia putri pemiliknya. Katanya ibunya memiliki
restoran tapi Dia pembohong patologis. Kau tahu betapa lihai dan manipulatif
anak sepertinya.” Komentar si ibu melirik pada teman Dong Baek.
Di kelas,
ibu menyuruh mereka agar nurunkan tangan lalu membeirtahu Tak ada pencuri di
kelas dan menyuruh Hye-in, tolong periksa tasnya lagi. Ibu guru pun meminta
Asisten pekan ini, temui usai berbenah dan Lalu, nomor 17 dan 21 agar bertemu
dengan segara.
Dong Baek
dan temanya duduk di ruang guru menuliskan sesuatu, setelah itu menyerahkan
pada ibu guru. Ibu Guru melonggo melihat satu tertulis “PENGAKUAN - AKU TIDAK
MENCURI UANG” sementara satu lagi hanya coretan di atas kertas seperti benang
kusut.
Sang guru
akhirnya membahas dua anak di kelasnya
dari keluarga kacau dan Mereka selalu tampak suram. Ia menceritakan Satu seperti
ada hantu menaungi kepalanya dan satu lagi sudah kacau. Dong Baek mendengarnya
dan langsung pergi ke kandang kelinci.
“Aku tak
pernah mencuri uang susu orang lain. Bahkan saat menemukan koin di taman bermain,
aku tak mengambilnya.” Ucap Dong Baek menangis.
**
Seorang
anak perempuan menceritakan Pencurinya berbicara dengan kelinci lagi dan Hanya
mereka temannya. Teman lainya bertanya apakah memang dia pelakunya. Si anak
yakin karena Dong Baek anak yatim dan
Tanpa bimbingan orang tua, anak yatim menjadi pencuri.
“Karena
itu putri pemilik bar juga terus berbohong.” Ucap Hae In sinis.
“Kenapa
tak mencarinya dan minta uangnya? Uangmu yang dia ambil.” Komentar temanya.
Saat itu
teman Dong Baek yang mendengarnya terlihat marah dan bertanya apa melihat dia ambil uang itu. Dong Baek hanya
berani melihatnya dari balik pintu. Si anak kembali bertanya apakah melihat
mereka berbuat jahat
“Prasangka
hanya mengikatmu. Ini mencegah sebagian orang untuk lebih baik dan membuat sebagian
menjadi pemberontak. Matanya selalu tampak sedih.”
Dong Baek
menceritakan Menjadi anak yatim di
sekolah sudah buruk jadi tak mau membuat Pil-gu dipanggil anak pemilik bar. Ibu
Dong Baek terlihat merasa bersalah mendengarnya. Dong Baek pikir Hanya orang mapan yang bisa membiarkan
anaknya menekuni olahraga, jadi, mereka semua hidup mewah.
“Aku tak
ingin Pil-gu malu karena aku... Terintimidasi rasanya buruk.” Ucap Dong Baek
“Pil Goo
berbeda denganmu... Kau tak punya ibu... Yahh... Kau tak punya ibu, tapi Pil-gu
punya ibu yang selalu di sisinya. Kau membesarkan Pil-gu dengan banyak cinta hingga
dia tumbuh menjadi anak sehat. Aku yakin dia berbeda.” Ungkap Yong Sik
menyakinkan Dong Baek.
“Berhenti
berdebat dan datang saja ke pertandingannya. Jika aku Pil-gu, aku akan lebih
malu jika kau tak datang. Terlebih lagi, aku tahu kau ingin datang. Kau sungguh
ingin pergi, Benar, 'kan?” kata Yong Sik
Dong Baek
hanya bisa diams aja, Ibu Dong Baek bergegas menaruh pisaunya. Dong Baek
mengeluh ibunya yang akan mengenakan itu ke pertandingan. Hyang Mi baru saja
datang mengaku lupa waktu karena tidur di lantai hangat.
Akhirnya
ketiganya berjalan masuk ke lapangan baseball, semua orang menatap mereka
karena ketiganya terlihat berbeda. Dong Baek mengaku tak percaya Hyang Mi juga ikut jadi Siapa
yang akan mengupas bawang. Hyang Mi pikir itu tak penting.
“Kau
pasti tahu karena dikucilkan seumur hidupmu. Lebih baik memiliki banyak orang
di sisimu. Kami harus menggantikan ketiadaan ayahnya.” Jelas Hyang Mi
“Aku
hanya ingin tenang menonton, tapi kita sangat menonjol. Hyang-mi, bisa
setidaknya kau lepaskan bandanamu?” keluh Dong Baek
“Dongbaek,
kita mungkin tampak buruk, tapi kita sebenarnya gadis paling cantik di area
ini. Karena itu semua melirik kita.” Kata Hyang Mi
“Kau
tampak mendukung Tim Biru.”ejek Dong Baek. Hyang Mi menegaskan Ongsan tak bisa
menghadapi kecantikannya.
“Lepaskan
topi Ibu. Bahkan ada bunganya.” Ujar Dong Baek, Ibu Dong Baek menolaknya.
Akhirnya
semua penonton duduk dibangku khusus dari “Sekolah Dasar Ongsan” Nyonya Park
sudah duduk dengan suaminya, Tuan Kim terlihat senang karena Dongbaek datang.
Nyony Park menyuruh suaminya agar Bergabunglah dengan mereka jika mau.
“Putranya
bermain bisbol.” Kata pria yang lain, istri yang duduk disampingnya terlihat
marah.
“Aku tahu
ini akan terjadi.” Gumam Dong Baek hanya bisa tertunduk. Hyang M bertanya
apakah Dong Baek tak membawa apa pun.
“Membawa
apa?” tanya Dong Baek bingung lalu melihat semua orang tua membawa kamera yang
mahal. Nyonya Jung melihat camera drone.
“ Kenapa
tak bisa biasa saja? Siapa butuh drone di pertandingan bisbol anak? Kau Ambil
foto saja. Hanya itu yang kau bisa.” Ucap Hyang Mi.
Dong Baek
mengeluarkan ponselnya, Pil Goo melihat ibunya dan berteriak memanggilnya, lalu
memberitahu kalau mencetak home run jadi
meminta agar jangan berpaling. Dong Baek menganguk mengerti dan memberikan
semangat.
“Lihat
betapa bahagianya dia.” Komentar Nyonya Jung, Pil Goo lebih bersemangat
mengikuti Seung Yup pemanasan.
Sementara
dibangku penonton BISBOL SD SEOKDAE, Jong Ryul menonton dengan jaket dan topi
menutup wajahnya sambil mengeluh kalau
Seharusnya Dong Baek menonton sebelumnya lalu melihat sosok pria barju
merah dipinggir lapangan sambil mengelih Semua orang merasa bisa melatih.
“Apa Pelatih
mereka Park Yong-gil?” keluh Jong Ryul sinis. Di pinggir lapangan Tuan Park
memberitahu sduah minta acara TV tentang
anak berbakat merekam putranya.
“Entah
apa mereka akan datang. Aku sungguh benci anak yang ingin unggul menggunakan
orang tuanya.” Ucap Tuan Park. Wasit mengaku sudah mengetahuinya.
“Omong-omong,
ibunya datang untuk merekamnya bermain hari ini. Jadilah wasit bagus hari ini. Ini
hanya pertandingan persahabatan antara anak-anak.” Kata Tuan Park
“Tentu.
Aku akan pastikan tak berat sebelah.” Kata si wanita. Tuan Park mengingat
keluarga wasit itu mengelola restoran iga.
“Aku
harus bawa anak-anakku ke sana untuk makan malam. Kau tahu bahwa aku melatih
Kang Jong-ryeol dan Ryu Hyun-jin, 'kan?” kata Tuan Park bangga.
Pertandingan
dimulai, Tim SD Ongsan akan memukul bola. Wasit langsung berteriak Strike.
Seung Yup melihatnya langsung mengeluh kalau
mereka bermain kotor. Pil Goo sangat marah dianggap strike dan akan
melakukan protes.
“Pil Goo,
mundur... Pil-gu, dengarkan aku... Kau pemain bisbol, bukan ahli bela diri... Bersabar
adalah bagian dari permainan.” Jelas Seung Yup.
“Jika kau
ingin bersabar, duduk saja di pelajaran matematika.”kata Pil Goo
“Haruskah
kulepaskan dia dan membuat keributan?”kata Seung Yup memohon pada Pil Goo.
Akhirnya
saat Pil Goo siap memukul bola lalu bergumam “Pahlawan muncul di saat akhir.
Dong Baek gugup sambil memegang tangan ibunya karena melihat Pil Goo yang akan
memukul bola, lalu emngaku tak pernah lihat dia bermain sebelumnya. Nyonya Jung
kaget melihat Dong Baek yang memegang tanganya.
“Dia
tampak profesional... Putra Yong-gil bukan masalah. Kau putra Kang Jong- Ryul.”
Ucap Jung Ryul bangga dibangku penonton.
Bola
dilempar dan saat itu wasit langsung berteriak Strike. Semua anak dibangku
penonton pun menjerit bahagia. Dong Baek bingung bolanya dianggap strike.
“Bahkan
aku tahu itu bukan strike.” Kata Hyang Mi marah. Nyonya Jung mengumpat tanpa
bersuara.
Pil Goo
menahan emosi kembali memukul, wasit kembali berteriak “Strike” Tuan Park
langsung memuji anaknya. Pil Goo tak terima karena pukulan tadi dianggap strike
padahal semua tahu itu ball dan melemparnya ke luar zona.
“Hei... Nak,
Apa kau mau pergi? Apa kau mau kuusir?”
kata si wasit mengancam. Akhirnya Pil Goo kembali siap memukul, drone merekam
dari atas. Anak Tuan Park melepar bola tapi malah sengaja melempar pada Pil
Goo.
Semua
panik melihat Pil Goo sampai terjatuh, Seung Yup memarahi Gil Dong sebagai
wasit karena itu sengaja, lalu mengeluh itu caranya mengajari anak-anak.
Anak Tuan
Park malah mengejek Pil Goo dengan menjulurkan lidahnya, Pil Goo mengamuk
langsung menyerangnya. Akhirnya Jung Gi dkk ikut berrlari menyerang, tim lawan
pun tak mau kalah, Dong Baek dan Jung Ryul pun melonggo tak percaya.
Pertarungan terjadi ditengah lapangan.
“Seseorang
harus melerai mereka. Astaga.” Ucap Dong Baek lemas. Hyang Mi tak percaya Pil
Goo bisa menghajar orang dan tahu cara melawan.
“Ini
sebabnya pertandingan anak menghibur. Mereka mulai berkelahi sebelum kau tahu.”komenta
paman yang suka mabuk. Nyonya Jung marah menyuruh agar pergi saja.
Akhirnya
Pil Goo sudah berdiri dengan wajah babak belur, Tuan Park marah kalau Anak
seperti Pil Goo harusnya dilarang bertanding. Ia mengeluh kalau mereka Jika diajari
anak nakal ini, kalau Pil Goo berkelahi saat tanding dan mempermalukan para
pemain bisbol.
“Itu
ball, Kau bohong. Anak itu melempar bola
ke arahku!” teriak Pil Goo marah
“Kau
bilang, "anak itu"? Hei! Dia kelas tiga! Kenapa kau tidak sopan pada
yang lebih tua?” kata Tuan Park
“Dia yang
tidak sopan, dan dia yang nakal.” Balas Pil Goo tak takut, Tuan Park makin marah.
“Bukankah
wasit itu si berengsek yang ke restoran kita? Dia tak bisa dipercaya. ucap
Hyang Mi.
Saat itu
Jung Ryul terlihat marah membuka jaketnya dan beberapa orang mulai
mengenalinya. Nyonya Jung tak bisa menahan emosi akan melawan dengan membuka ikat
pinggangnya. Dong Baek meminta ibunya agar memakai ikat pinggang dan meminta
Hyang Mi berhenti memaki.
“Dia mungkin
akan memanggilnya Dongbaek dan bersikap kasar setelah melihatnya.” Ucap Hyang
Mi melihat Dong Baek pergi dari bangku penonton.
Seung Yup
mencoba menahan Pil Go yang sudah mulai menangis. Tuan Park pun meminta Pil Goo
minta maaf. Pil Goo hanya diam saja. Seung Yup meminta agar Tuan Park juga
harus berhenti karena Ini acara anak dan orang dewasa.
“Hei... Lihat
cara dia menatapku. Lihat dia! Apa Kau tak tahu aku siapa?” ucap Tuan Park
marah dan memukul Pil Goo.
“Dia
melempar bola ke arahku, dan dia menjulurkan lidahnya!” teriak Pil Goo marah
sambil menangis.
Saat itu
seseorang masuk ke lapangan, Wasit memperingatkan kalau tak boleh masuk ke
lapangan. Pil Goo bergumam Pahlawan... Pahlawan selalu... muncul di saat akhir.
Yong Sik datang dengan membawa drone ditanganya.
Dong Baek
akan masuk ke lapangan lalu berhenti karena melihat Yong Sik datang. Bahkan
Jung Ryol tak bisa membela anaknya karena sibuk memberikan tanda tangan dan
telat untuk turun.
Bersambung
ke episode 22
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar