PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dong Joo
jatuh lemas setelah dicekik, saat itu juga seseorang datang langsung
menangkapnya sebelum jatuh ke tanah. Nok Du menatap Dong Joo yang tak sadarkan
diri, beberapa orang datang akan menghadang Nok Du. Nok Du pun membaringkan
Dong Joo lebih dulu.
Ia dengan
pakaian wanita melawan semua anak buah Yool Moo dan melindungi Dong Joo yang
terus diserang. Saat kelompok orang datang lagi, Yool Moo datang dan semua
langsung berhenti. Nok Du melihat semua seperti takut dengan Yool Moo langsung
menatap sinis.
“Aku akan
membawa Dong Joo bersamaku.” Ucap Yool Moo melihat Nok Du dengan sinis.
“Para
bedebah ini sepertinya mengenalmu.” Sindir Nok Du marah. Yool Moo pikir Karena
itulah akan sangat aman jika membawanya.
“Tentu
saja, untuk Dong Joo.” ucap Yool Moo. Nok Du tak ingin membiarkan Yool Moo
membawa Dong Joo
“Hentikan
bualanmu dan minggirlah kecuali kau ingin mati.” Ucap Nok Du marah
“Jika
kulakukan, Dong Joo akan mati. Itukah yang kau inginkan?” kata Yool Moo
Akhirnya
Nok Du membiarkan Yool Moo mebawa Dong Joo pergi, dan beberapa orang berusaha
menyerang Nok Du. Di rumah gisaeng, para pria mulai masuk dan membunuh penjaga pria.
“Bunuh
para janda. Tapi jangan membunuh para gisaeng.” Teriak Si pria saat itu
kepalanya dilempar sesuatu. Tuan Yeon datang dengan para gisaeng.
“Yeon Geun,
biarkan kami melakukan ini! Ayo Pergi!”teriak Tuan Yeon lalu panik karena tak
ada gisaeng yang mengikuti dari belakang.
“Apa Kau
serius?” keluh Tuan Yeon terlihat ketakutan harus melawan sendiri lalu menyuruh
mereka Keluar dari sini sekarang juga.
“Aku akan
sangat menghargai jika kalian mau keluar.” Ucap Tuan Yeon ingin melempar batu
tapi tanganya sudah lemas.
“Melempar
batu padamu adalah kesalahan.” Kata Si pria mengejek. Tuan Yeon akan kabur tapi
si pria memperingatkan Jangan lari.
Akhirnya
semua pria menyerang dan Hwa Su ketakutan, Kim Sook datang langsung memlepaskan
panah. Semua pria pun mati, satu orang ingin menyerang para prajurit wanita,
tapi Hwa Su sudah lebih dulu menusuk dengan pisau dari belakang.
“Nyonya
Chun...” ucap Hwa Su menangis ketakutan. Nyonya Chun langsung memeluknya
menenangkan anak buahnya.
“Pergilah
ke desa para janda.” Perintah Nyonya Chun, Kim Sook dkk pun pergi meninggalkan
Nyonya Chun dan juga Hwa Su.
Dong Joo
dibaringkan diruangan oleh Yool Moo, Yool Moo menatap Dong Joo dengan bekas
darah diwajahnya lalu terlihat bersalah. Ia akhirnya memberitahu Dong Joo
kalau akan memanggil tabib dan bergegas
pergi.
Di desa
janda, Tuan Yeo membantu salah satu trio Nyeon yang terluka dan prajurit kembal
menyerang mereka. Tuan Jung datang terlihat mabuk bisa melawan para prajurit
lalu meminta mereka mengendong anaknya lebih dulu.
“Sesuatu
telah terjadi di sini.” Komentar Tuan Jung santai lalu menyuruh Nyeon pergi saja
karena tanganya yang terluka.
“Pria ini terlalu mabuk dan berani.” Ejek si
pria dengan pedang yang panjang, Tuan Jung bisa melawan semuanya walaupun
terlihat mabuk.
“Aku
merasa lebih mabuk setelah bergerak...Lalu Di mana Nok... Soon?” ucap Tuan Jung
tersadar kalau tak boleh membongkar rahasia Nok Du. Tuan Yeon bingung siapa
"Nok Soon"
Semua
pria menyerang desa janda, Sementara para prajurit wanita sudah tak mampu
melawanya. Bahkan Kim Sook sudah terlihat lelah, akhirnya mereka dikumpulkan
dalam satu tempat.
“Para
wanita ini cukup berani.. Baiklah... Siapa yang mau maju lebih dahulu?” ucap Si
pria
“Aku.” Kata
Nok Du datang dan semua orang bingung siapa pria itu datang. Kim Sook pun
menatapnya dengan wajah bingung.
Akhirnya
perkelahian kembali terjadi, Nok Du melawan semua prajurit sendirian dan
beberapa kali tanganya terkena pedang. Para wanita tak bisa tinggal diam mereka mencoba membantu. Dong Joo tersadar
lalu teringat dengan desa janda dan langsung bergegas pergi.
“Terima
kasih sudah membantu kami... Kau tampak tidak asing.” Ucap Kim Sook akhirnya
berhasil melawan semua prajurit.
“Orabeoni...
Onnnie. Apa Kau sudah ketahuan? Apa kini mereka tahu kau menyamar sebagai
wanita? Apa Kau ketahuan? Dasar bodoh.” Ucap Aeng Du terbangun dan langsung
turun dari gendongan ayahnya.
“Aeng Du,
sudah cukup.” Pinta Nok Du pasrah karena penyamaran sudah terbuka.
“Tetap
saja, kenapa kau memukulnya seperti itu? Kau memang jahat. Kau sangat kejam.” Ucap
Aeng Du memarahi Kim Sook. Semua terlihat kebingungan.
“Kau
Nyonya Kim, bukan?” ucap Kim Soo menebak, semua melonggo tak percaya, Tuan Yeon
pun merasa tak percaya kalau Nyonya Kim ternyata pria dan langsung jatuh
pingsan.
“Apa itu berarti
kau berpura-pura menjadi wanita? Tidak mungkin. Kita bahkan mandi bersama.
Bukankah dia mirip bedebah yang menyelinap ke desa kita?” kata Trio Nyeo tak
percaya.
“Kenapa
kau mendekati kami dengan menyamar sebagai wanita?” tanya Kim Sook mencoba
tenang.
“Di pulau
kami, keluarga kami diserang. Aku harus mencari tahu siapa pelakunya dan
alasannya. Aku benar-benar minta maaf atas segalanya.” Kata Nok Du.
Dong Joo
datang dengan wajah panik lalu memanggil Nok Du, sambil meminta maaf karena semua ini salahnya
dan berpikir sudah mati. Nok Du pikir untuk apa dirinay mati dan memina Dong
Joo melihatnya sekarang kalau baik-baik
saja...
Saat itu
juga Nok Du langsung jatuh pingsan karena sudah tak kuat dengan luka
ditubuhnya.
Yool Moo
sudah ada diatas kuda, Pengawal memberitahu kalau tidak akan bisa menemukan apa
pun di desa karena Api menghancurkan segalanya dan Para janda yang selamat
sudah berpisah.
“Dia
menghilang saat aku pergi mengambil obatnya tanpa mengatakan apa pun.” Kata Yool
Mo kesal. Anak buahnya meminta maaf.
“Seharusnya
aku datang lebih awal.” Kata anak buahnya. Yool Moo pikir tak masalah.
“Aku yang
memberitahumu bahwa kita tidak boleh berada di TKP... Dan Ho. Tentang pria itu Aku
tidak bisa membiarkannya tetap hidup.” Kata Yool Moo
“Aku
mengerti. Aku akan menemukannya dan membunuhnya.” Kata Dan Oh.
“Sebelum
itu, ada satu hal lagi yang harus kita urus.” Ucap Yool Moo.
Semua
para janda berjalan ke arah bukit, Nyonya Chun memberitahu kalau Jika mereka
terus berjalan ke arah ini, bisa ke dermaga tanpa ketahuan. Dan Setelah tiba di
sana, mereka harus berpisah. Para janda mengeluh karena tidak punya tempat
tujuan.
“Para
bandit itu sudah mati Dan kami selalu bisa membangun sebuah desa baru. Jadi,
tolong jangan usir kami.” Kata para janda.
“Kalian
harus pergi sejauh mungkin.” Ucap Nyonya Chun. Prajurit wanita pun akan
mengawal para janda ke sana.
“Aku
ingin membantu kalian hidup di dunia yang kalian tidak perlu sembunyi dan tidak
perlu takut hanya karena kalian wanita. Maafkan aku karena telah gagal menepati
janjiku. Kita hanya berpisah sebentar. Kita bisa berkumpul kembali dan membuat
dunia yang lebih baik lagi.” Kata Nyonya Chun. Semua pun menganguk setuju.
“Aku
yakin dunia itu akan ada meskipun aku gagal. Jangan kehilangan harapan. Pastikan
kalian bertahan sampai akhir.” Kata Nyonya Chun.
“Baik, kuharap
kita bisa bertemu lagi.” Kata Janda lain. Nyonya Chun pun menyuru mereka semua
pergi.
Kim Sook
datang memberitahu kalau membawa semua gisaeng ke kantor pemerintahan. Nyonya
Chun menganguk mengerti, karena Mereka semua cantik dan berbakat jadi pasti
bisa bekerja dengan baik di mana pun.
“Nyonya
Kim... Maksudku, pria itu... Di mana dia...” tanya Nyonya Chun.
“ Dia di
Lembah Songju... Kondisinya sangat buruk.” Kata Kim Sook. Nyonya Chun mengeluh
kalau Nok Du tidak tahu malu berpura-pura menjadi wanita.
“Tapi
jika dia tidak mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan desa...” kata Kim Sook
“Kau pasti
menyayanginya. Aku belum pernah
melihatmu membela seseorang seperti ini.” Ucap Nyonya Chun. Kim Sook mencoba
mengelak.
“Saat
ini, aku tidak punya kekuatan lagi untuk menyakiti siapa pun.” Kata Nyonya Chun.
“Lalu Anda
akan ke mana sekarang?” tanya Kim Sook. Nyonya Chun pikir harus berusaha
semampunya.
“Aku akan
ke Hanyang dan menemui kanselir. Jadi, kamu harus bergegas dan mengikuti yang lain... “ ucap Nyonya Chun.
“Aku
bersumpah akan selalu pendampingi Anda. Tunggu di sini. Aku akan mengambil
kuda.”kata Kim Sook
“Aku
tidak tahu para janda itu pergi ke mana. Selain itu, dia bisa membunuhku di
sana. Tapi aku dibiarkan hidup untuk kembali dan memperingatkan Anda.” kata Si
pria datang memberitahu Tuan Heo.
“Pangeran
Agung Neungyang, si berengsek itu...” kata Tuan Heo akan keluar, si pria
menahanya.
“Yang
Mulia akan segera mendengar tentang kejadian di desa. Anda tidak boleh
melakukan apa pun. Istirahatlah.” Ucap anak buahnya.
Tuan Heo
terdiam teringat saat Nok Dua datang dengan pedangnya lalu berkata “Kenapa kamu
mencoba membunuh kami? Siapa aku?” Ia pun berpikir Nok Du mungkin jalan keluar
mereka dari masalah ini.
Kim Sook
melihat dari kejauhan ternyata Nyonya Chun sudah dibawa oleh pengawal kerajaan.
Akhirnya ia teringat nama saat pertama kali bertemu dengan Nyonya Chun.
Flash Back
Kim Sook terdesak
dengan banyak pria yang mengejarknya, si pria pikir kalau Kim Sook Tidak ada
gunanya melarikan diri. Jadi lebih baik cepat lompat. Kim Sook kebingungan, Si
pria akan memberitahu kalau Kim Sook bunuh diri untuk menjaga integritasnya.
Tapi saat
itu sebuah panah ke arah pada prajurit dan mereka semua mati. Kim Sook kaget
dan saat itu melihat Nyonya Chun dengan prajurit wanita.
“Kenapa
kamu melihat ke bawah tebing itu? Kamu harus melindungi nyawamu, bukan
integritasmu. Mari pergi, dan tetaplah semangat.” Ucap Nyonya Chun.
Kim Sook
tak percaya melihat Nyonya Chun yang rela ditangkap, tapi tiba-tiba seserong
melepaskan panah ke arah jantung Nyonya Chun. Semua prajurit langsung berteriak
marah akan mencari si pria. Dan Oh terlihat ada disemak-semak.
Nyonya Chun jatuh lemas, Kim Sook mencoba
mengejar tapi tubuhnya yang terluka tak bisa mengejarnya. Nyonya Chun akhirnya tak bisa bertahan hidup
karena sudah terkena bagian jantungnya.
Kim Sook
berdiri disebuah gunungan batu, Dong Joo datang berlari dan langsung menangis
untuk Nyonya Chun. Kim Sook pikir tidak
ingin perjalanan Kim Sook ke akhirat
sepi.
“Jadi,
aku memanggilmu kemari meski kondisimu tidak prima.” Kata Kim Sook.
“Apa ini
perbuatan para bandit? Bagaimana... Bagaimana bisa dia mati seperti ini? Nyonya
Chun.” Ucap Dong Joo terus menangis.
“Siapa
pun itu, aku akan menemukannya dan membunuhnya apa pun risikonya.” Kata Kim
Sook dengan penuh dendam.
Nok Du
sudah dirawat dalam sebuah ruangan, Dong Joo menatap Nok Du yang akhirnya
membuka matanya. Nok Du senang karena berpikir meninggalkannya. Ia mengaku
bermimpi Dong Joo yang meninggalkannya. Dong Joo pikir itu Mimpi yang konyol.
“Aku
tidak akan pergi. Jadi, tidurlah.” Kata Dong Joo. Nok Du menolaknya menarik
tangan Dong Joo aga bisa mendekapnya.
Tapi saat
itu Nok Du terbangun dan tersadar kalau bukan Dong Joo tapi Tuan Yeon dan
langsung bergegas bangun. Tuan Yeon memperingatkan Nok Du tidak boleh bergerak
sekarang, Nok Du heran karena Tuan Yeon dan ingin tahu Di mana Dong Joo.
Tuan Yeon
bingung, Nok Du langsung mengambil baju dan bergegas pergi keluar rumah. Tuan
Yeon berteriak memperingatkan Nok Du kalau belum boleh bergerak.
Nok Du
berdiri di tengah ilalang seperti menanti seseorang. Tuan Jung datang bertanya
Sudah berapa hari Nok Du ada disana padahal belum sembuh. Nok Du hanya diam
saja. Tuan Jung mengaku ragu Dong Joo akan kembali karena bersikeras untuk
pergi.
“Aku
tidak menunggunya. Aku hanya keluar mencari udara segar.” Kata Nok Du
berbohong.
“Sepertinya
itu air mata.” Ejek Tuan Jung. Nok Du beralasan Itu karena anginnya dingin.
“Biasanya,
cinta pertama memilukan.” Kata Tuan Jung menasehati. Nok Du ingin tahu Kenapa
dia pergi tanpa berpamitan
“Dia bilang
dia takut aku akan mati. Tapi Tidak sepatah kata pun.” Keluh Nok Du marah
“Apa Kamu
tahu kepala rumah gisaeng?” kata Tuan Jung. Nok Du ingin tahu Apa yang terjadi
padanya
“Saat dia
melarikan diri, dia diserang oleh beberapa bandit yang mengikutinya. Tapi Mereka menguburnya dengan baik. Wakil
kurator ingin merahasiakannya sampai kondisimu membaik. “ jelas Tuan Jung. Nok
Du terlihat sangat lemas dan hampir jatuh.
Tuan Jung
menahannya memastikan Nok Du baik-baik saja, Nok Du mengatakan harus pergi.
Tuan Jung setuju karena Udaranya dingin.
Jadi harus kembali. Nok Du menjelaskan maksudnya pergi ke Hanyang. Tuan Jung kaget mendengarnya.
“Jangan
memaksakan diri dahulu.” Kata Tuan Jung. Nok Du mneegaksan Ada percakapan yang
belum diselesaikan. Tuan Jung hanya bisa menghela nafas panjang.
Flash Back
Dong Joo
menatap Nok Du yang masih belum sadar, mengaku kalau akan pergi. Tuan Jung bingung
apa maksud ucapanya padahal Dong Joo bergadang beberapa malam dan tidak tidur.
Dong Joo pikir harus pergi.
“Karena
itulah aku akan tetap bersamanya sepuasku dahulu. Menatapnya sepuasku dan tetap
di sebelahnya. Nok Du tidak akan tahu. Ini Hanya sebentar.” Ucap Dong Joo
“Dia
terluka parah. Apa Kau akan meninggalkannya seperti ini?” kata Tuan Jung.
“Karena
jika dia bangun, kurasa aku tidak bisa pergi. Tolong jangan beri tahu dia bahwa
aku menemaninya. Katakan kepadanya aku pergi dengan tanpa acuh. Tolong katakan
itu kepadanya.” Ucap Nok Du
“Astaga...
Apa dia patah hati karena tidak tahu Atau dia akan lebih patah hati jika
mengetahuinya?” ucap Tuan Jung bingung.
Saat itu
Dong Joo sudah sampai Hanyang, terlihat semua barang-barang sudah dibawa
olehnya.
Bersambung
ke episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar