PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Akhirnya
keduanya berjalan pulangg, Nok Du mulai membahas tempat yang mereka datangi
tadi jadi Kenapa polisi tidak menangkap mereka dan Kenapa mereka diam saja.
Dong Joo memberitahu Polisi selalu menggerebek tempat itu bersama pejabat sambil
membuat keributan.
“Jadi,
mereka akan lari lewat pintu belakang saat tahu polisi akan datang.” Jelas Dong
Joo
“Kenapa
kamu pergi ke sana jika tahu berbahaya? Lupakan saja. Jangan dijawab.” Kata Nok
Du
“Hei. Apa
Kau tidak lapar? Apa Kau mau makan gukbap?” kata Nok Du memperlihatkan uang
diambil dari Tuan Park.
“Apa Kau
masih sempat mengambilnya?” keluh Dong Joo lalu memperlihatkan kantungnya dan
diisi banyak uang lebih banyak.
“Hei, Apa
kau mencuri semua uangnya? Di tengah kekacauan itu? Berikan padaku. Kembalikan
uangku.” Kata Nok Duk inging mengambilnya.
“Kenapa? Ini
uangku.” Balas Dong Joo. Nok Du meminta agar Dong joo membayar hutangnya.
“Aku
mengambilnya. Apa maksudmu?” ucap Dong Joo, saat itu seorang wanita lewat terus
menatap keduanya.
“Baiklah.
Jangan membayarku.” Kata Nok Du kesal. Dong Joo menegaskan kalau ia yang
mengambilnya
“Bagaimana
kalau kita bertukar?” ucap Nok Du, Dong Joo pikir kalau itu konyol;
“Aku
menyelamatkanmu... Ayo tukar.. Berikan padaku.” Kata No Du ingin mengambil uang
Dong Jo
“ Lupakan
saja.... Kubilang aku akan membayarmu.” Kata Dong Joo kesal.
“Apakah kalian sudah bertengkar?” goda Raja
melihat keduanya seperti sedang bertengkar antar kekasih. Keduanya pun menyapa
Raja,
Wanita
yang berjalan perlahan terus menoleh
pada Nok Du dan Dong Joo. Si pria akhirnya bertanya ada apa karenaterus menoleh
dan terus melihat ke belakang. Si wanita mengaku Sepertinya itu bukan dia, tapi
kurasa itu dia. Si pria bingung apa maksud ucapanya.
“Kurasa
aku melihat gadis yang dahulu kita layani.” Kata si wanita. Si pria berpikir
Gadis dan mengartikan kalau yang dimaksud Eun Seo.
“Benar...
Aku yakin itu dia. Jika dia masih hidup, maka dia akan seusia itu.” Kata si
wanita.
“Tapi
kita sudah mengurus semua jasad mereka. Omong kosong apa itu?” keluh si wanita.
“Astaga. Apa
Kau tidak ingat? Kita berkali-kali menggali lubangnya, tapi tidak menemukan
jasad gadis itu.” Kata si wanita.
Di depan "Penginapan"
Nok Du,
Dong Joo dan Raja makan malam bersama. Raja berpikir mereka berdua sedang berbahagia dan bertanya Apakah
tepat jika ikut dengan mereka. Dong Joo mengaku merkea tidak bahagia. Raja
mengingat kalau Dong Joo pernah mengusirnya karena ingin berdua dengannya.
“Keadaan
telah berubah.” Komentar Raja. Dong Joo membenarkan kalau menyadari Nok Du itu payah setelah
mengencaninya.
“Harusnya
aku yang bilang begitu.” Keluh Nok Du. Raja hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Lalu Apa
Anda sedang mengintai lagi? Omong-omong, Apa Anda sudah menemukan orang yang
Anda cari?” tanya Nok Du
“Belum...
Malam ini, aku tidak bertugas. Aku tidak bisa tidur, jadi, aku ingin naik
ayunan seperti sebelumnya.” Ucap Raja. Dong Joo bingung tentang Ayunan
“Tidak...
Kami bertemu di ayunan di sana. Dia tampak sangat sedih dan ingin naik ayunan.”
Kata Raja. Nok Du panik mendengarnya.
“Kurasa
Anda kesulitan tidur. Begini,manusia itu harus tidur nyenyak. Jika tidak,
rasanya seperti mau mati.” Ucap Nok Du gugup.
“Karena
insomniaku, aku bisa bertemu kalian. Aku senang kau membuatku tertawa.”
Komentar Raja.
“Apa Mau
kuberi tah sebuah cara?” kata Nok Du.
Di
ruangan
Tuan
Jung bingung tentang cara. Tuan Heo
memberitahu Cara melindungi anak itu
dari Yang Mulia. Tuan Jung bertanya Apa ada yang bisa dilakukan. Tuan Heo
menegaskan kalau Nok Du harus mengambil alih takhta. Tuan Jung kaget
mendengarnya.
“Kau
bilang dia cerdas dan pintar. Putramu tampak seperti itu. Tidak... Maksudku,
putra Yang Mulia. Bagaimana jika kita gulingkan Raja saat ini dan menempatkan
anak itu di takhta?” Kata Tuan Heo yakin.
Nok Du
berjalan lebih dulu lalu berteriak menyuruh agar mereka cepat, Dong Joo
mengeluh agar Berjalan lebih pelan. Raja pun dibawa terengah-engah merasa tak
percaya kalau Nok Du akan menghilangkan insomnianya. Mereka bertiga berusaha
menaiki bukit.
Akhirnya
Nok Du mendorong Dong Joo sampai keatas lalu bergantian mendorong Raja.
Tuan Jung
yang mendengarnya terlihat marah. Tuan Heo memberitahu Raja seperti orang gila dengan mata, telinga
tertutup dan menghunuskan pedang ke semua orang di sekelilingnya. Tuan Jung
bertanya Siapa yang memberinya pedang itu
“Siapa
yang bertanggung jawab menutup mata dan telinganya?” kata Tuan Jung marah
“Karena
aku memberinya pedang itu, aku harus membuatnya meletakkannya.” Kata Tuan Heo
“Itu
konyol... Maksudmu tidak apa-apa mengganti raja jika dia kurang layak? Jika
raja berikutnya tidak membuatmu puas, akankah kamu melakukan hal yang sama?”
kata Tuan Jung
“Bukan
itu maksudku. Jangan sombong dan lakukan yang terbaik di posisimu. Masih ada
beberapa orang yang mendengarkanku. Serahkan anak itu kepadaku...” kata Tuan
Heo
“Cukup!
Apa Kau ingin dia menggantikan posisi ayahnya? Aku tidak ingin Nok Du melakukan
hal mengerikan seperti itu. Kau tidak berhak menggulingkan Raja. Sadarlah.”
Tegas Tuan Jung.
Akhirnya
mereka bertiga berada diatas atas bukit dengan pembatas pager, Nok Du bertanya Bagaimana perasaan Raja
sekarang. Raja mengaku merasa segar.
Nok Du yakin kalau Raja akan tidur nyenyak malam ini karena sudah berolahraga.
“Cobalah
menyibukkan diri sepanjang hari. Dengan begitu, Anda akan sangat mengantuk saat
matahari terbenam. Jangan menyuruh anak buahmu melakukan semua pekerjaan. Tangkap
pencuri itu dan tanyai mereka sendiri. Mengerti?” ucap Nok Du
“Kurasa
banyak orang tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena ketidakmampuan Raja.”
Komentar Raja tentang dirinya.
“Begini...
Maksudku...” ucap Nok Du panik. Raja berkomentar kalau Banyak orang diam-diam membicarakan Rajanya,
keduanya hanya membenarkan saja.
“Apa Anda
pernah bertemu Yang Mulia?” tanya Nok Du, Raja terlihat gugup lalu mengaku Belum
pernah.
“Aku hanya
petugas administratif tua. Omong-omong, sepertinya kau sangat tertarik pada
Raja.” Kata Raja
Dong Joo
dan Nok Du menjawab bersamaan kalau tidak seperti itu. Raja terlihat bingung.
Dong Joo berpikir Raja sedan bertanya padanyaa dan mengaku sama sekali tidak
tertarik. Raja pun bisa mengerti.
Akhirnya
Nok Du menuruni bukti lebih dulu, Dong Joo berbicara dengan Raja walupun merasa
kalau pertanyaanya sedikit keterlaluan, lalu bertanya Apa biasanya Anda tidur
sendirian. Raja membenarkan dan ingin tahu alasan Dong Joo mengatakan hal itu.
“Aku
kesulitan tidur sendirian. Tapi itu membantu.” Ucap Dong Joo menatap ke arah
Nok Du yang selama ini menemaninya.
“Apa
maksudmu?” tanya Raja bingung. Dong Joo mengaku
Memiliki seseorang di sisinya.
Ia
mengingat saat Nok Du menyalakan lilin dan menyakinkan kalau Tidak akan ada
hantu yang datang kemari malam ini. Lalu menemaninya tidur bahkan sambil
bersandar didepan pintu untuk menjaganya.
“Ada
orang yang memedulikan dan mengkhawatirkanmu. Aku tidak tahu keadaan Anda, tapi
jika Anda tidak bisa tidur karena alasan yang sama, mintalah bantuan anggota
keluarga Anda. Minta mereka menemani.” Saran Dong Joo
“Apa Kau
menjelek-jelekkanku?” keluh Nok Du menghampiri keduanya. Raja mengaku tidak.
“Kau
cepat tanggap.” Kata Dong Joo, Nok Du mengeluh Dong Joo itu Menyebalkan.
“Sudah
kuduga. Kamu bicara apa?” tanya Nok Du Dong Joo piki Nok Du pasti tahu yang
dibicarkaan. Raja hanya bisa tersenyum melihat tingkah keduanya yang selalu adu
mulut menutupi perasaanya.
“Hei!
Sudah kubilang jangan beri tahu siapa pun soal itu!” teriak Nok Du. Dong Joo
mengeluh Nok Du itu Sok tahu. Nok Du pun ingin tahu apa dibicarakanya.
Keduanya
sampai dirumah, Dong Joo heran Nok Du yang
tidak masuk. Nok Du mengaku harus mampir ke suatu tempat jadi bisa masuk
lebih dahulu. Dong Joo ingin tahu Ke mana... tapi teringat kalau Nok Du meminta
tidak akan menanyakannya.
“Kau bisa
menyimpan rahasia atau menjauh dariku. Aku tidak keberatan. Tapi jangan
melakukan hal berbahaya. Berjanjilah padaku. Jika kau melakukannya, aku tidak
akan ikut campur.” Kata Nok Du menatap Dong Joo pergi. Dong Joo pikir Jangan
khawatir lalu masuk ke dalam rumah.
Hwang Tae
membahas kalau Ini tidak akan menyebabkan masalah bagi Tuan Jung Yun Jeo. Yool
Moo pikir Lebih baik lagi, karena ini akan melindunginya. Hwang Tae memastikan
Akankah menepati janjinya untuk menemukan dan menjaganya tetap aman.
“Tentu
saja... Ini bukti dari janjiku.” Kata Yool Moo memperlihatkan buku berjudul
lalu memberikan cap atas nama "Jung Yi Hyung"
Hwang Tae
berdiri di balkon mondar mandi terlihat gelisah, saat itu Nok Du diatap rumah
melihatnya. Hwang Tae tiba-tiba melihat ada sebuah batu terlempar ke arahnya,
lalu membaca suratnya dan langsung pergi. Dan Oh melihat Hwang Tae langsung
melapor pada Yool Moo.
“Dia
mengambil umpannya. Tidak lama lagi, aku akan bisa bertemu putra Raja” ucap
Yool Moo bahagia.
Dong Joo
melihat anak ayam dengan memberian makan lalu berkomenta kalau mereka sudah
tumbuh besar selama dirinya pergi lalu mengaku Setelah bertemu dengan Nok Du
menyadari betapa merindukannya tapi
menyadarkan tidak boleh merasa seperti itu.
“Hidup
tidak pernah berjalan sesuai keinginanmu.” Komentar Tuan Hwag
“Kurasa ayam-ayam ini menyukaiku.” Balas Dong
Joo. Tuan Hwang mengaku akan
berpura-pura mempercayaim Dong Joo
“Ayo
pergi. Nok Du memberimu kamar... Maksudku, dia mencuri kamar untukmu.” Kata
Tuan Hwang. Nok Du terlihat bingung.
Tuan Yeon
mencoba mengemas semua barang. Dong Joo meminta maaf karena meminta ini
malam-malam. Tuan Yeon pun memperbolehkan kamar di ujung sangat luas dan biarkan
Dong Joo tidur di kamar yang luas itu Tapi Ia
menyadari ada angin dari pintu...
“Jadi, Apa
tidak masalah jika aku mati kedinginan?” kata Tuan Yeon kesal . Dong Joo pikir bisa
tidur di kamar mana pun.
“Kumohon,
Tuan.” Pinta Nok Du memohon. Tuan Yeon menegaskan kalau ini sangat
menjengkelkan.
“Keluarlah...
Kenapa pintunya tinggi sekali?” keluh Tuan Yeon kesal membawa semua barang. Nok
Du akhinya menarik Dong Joo masuk.
“Kenapa
kamu membuat keributan? Aku bisa tidur di mana saja.” Ucap Nok Du kesa.
“Dia
hanya ingin kau tetap di dekatnya. Kamarmu terhubung oleh jendela.” Komentar
Aeng Du
“Dasar
anak nakal. Kenapa kamu bilang begitu? Kau tidak perlu mengatakan itu. Mereka
berusaha keras berpura-pura tidak saling menyukai. Kau sangat lamban. Jangan
hiraukan kami.” Goda Tuan Hwang.
“Omong-omong,
kau ada ujian besok. Pastikan kau tidur nyenyak.” Kata Tuan Hwang. Dong Joo
ingin tahu ujian apa. Nok Du mengaku
Bukan apa-apa lalu segera menutup pintu agar Dong Joo bisa tidur.
Malam
hari
Nok Du
tersenyum melihat bayangan Dong Joo yang sedang duduk dikamar sebelah. Dong Joo
mulai berbaring menatap ke arah dinding. Nok Du juga mengarah pada dinding
disampingnya, keduanya seperti sedang tidur saling berhadapan.
Raja
menatap ke ruangan Ratu teringat yang dikatakan Dong Joo "Memiliki
seseorang di sisimu yang memedulikan dan mengkhawatirkanmu." Kasim pun
berpikir memberi tahu kedatangan Yang Mulia. Raja menolak dan mengajak pergi
saja.
Di
gerbang pintu istana, Tuan Hwang dkk sudah menunggu sambil berteriak memanggil
Nok Du lalu bertanya Bagaimana ujiannya,
karena pasti lelah. Nok Du mengeluh pada Tuan Hwang agar jangan bawa Aeng Du
keluar seperti ini.
“Dia
sangat ingin tahu sebaik apa penampilanmu.” Kata Aeng Du Tuan Hwang. merasa tak
masalah karena mereka hanya keluar sebentar.
“Omong-omong,
aku merasa kau akan menjadi jenderal.” Ucap Tuan Hwang. Tuan Yeon pikir Ini semua karena kau punya tuan yang hebat.
“Ayo
pulang dan makan daging panggang.” Kata Aeng Du penuh semangat. Tuan Hwang
memberitahu Si bodoh ini menangkap seekor babi.
“Aku
punya banyak barang, tapi uang adalah milikku yang paling banyak. Sudah
kubilang berkali-kali.” Kata Tuan Yeon bangga.
“Kalian
bisa makan tanpa aku. Aku harus ke suatu tempat.. Aeng Du Kamu bisa makan
bagianku.” Kata Nok Du bergegas pergi.
“Baiklah...
Akan kupastikan. Jangan khawatir.” Kata Aeng Du. Tuan Yeon dan Tuan Hwang
terlihat bingung.
Yool Mo
berjalan sama Hwang Tae di pasar. Hwang Tae mengakuu harus membeli buku. Yool
Moo bertanya Apa judulnya karena akan membelikanya. Hwang Tae menolak karena
ingin melihatnya sendiri dan berjanji Tidak akan lama. Yool Moo pun
mempersilahkan.
“Aku akan
menunggumu di tempatku. Pastikan kamu tetap aman.” Kata Yool Moo. Hwang Tae
menganguk mengerti.
Hwang Tae
pergi masuk ke tempat judi mengaku ingin menemui Tuan Park. Dan Oh mengikutinya
dan langsung membuat dua penjaga pingsan. Saat itu Yool Moo masuk dan melihat
Hwang Tae duduk dengan seorang pria seperti Nok Du dengan pakaian hitam.
“Dia bisa
saja menyelinap ke tempatku. Kenapa dia memanggilnya kemari?” komentar Yool Moo
heran.
Tiba-tiba
seorang pria mengebrak meja dan berteriak “Tangkap mereka!” semua panik karena
ketahuan berjudi. Hwang Tae berlari bersama Nok Du menyelamatkan diri. Dan Oh
ingin mengejarnya, tapi saat itu kaget melihat Yool Moo sudah tak ada
dimejanya.
Yool Moo
akhirnya bisa terbebas dari penutup wajahnya, lalu melihat Nok Du yang
menculiknya. Ia merasa kalau sudah menduganya, Nok Du merindukannyan dan
bertanya apakah baik-baik saja. Yool Moo tak terima karena Nok Du Beraninya melakukan
padanya.
“Aku hanya melakukan perbuatanmu kepadaku. Berkhianat
cukup menyenangkan.” Ucap Nok Du mengejek
Flash Back
Nok Du
pergi ke kantor polisi memberitahu
Taruhannya besar dan Ini rumah judi ilegal. Ia membeirtahu Selain itu,
ada beberapa pria jahat yang memeras orang dan memaksa mereka meminjamkan uang.
Si pria mengaku sudah tahu.
“Tapi
tidak mudah untuk menaklukkan penjudi.” Keluh si pria. Nok Du pikir Itu karena
mereka selalu terlihat seperti itu.
“Atasanmu
sangat pandai menyembunyikan diri. Dia berganti pakaian dan melakukan
pengintaian.” Ucap Nok Du. Si pria bingung Nok Du membahas Atasan kami.
“Aku
sangat dekat dengan atasanmu. Omong-omong, kalian akan untung jika menangkap
mereka. Aku akan menyusun rencana.” Kata Nok Du
Akhirnya
semua polisi masuk ke tempat judi, Setelah itu mulai menangkapnya. Nok Du
langsung menutup kepala Yool Mo dengan kain lalu menariknya pergi, saat itu Dan
Oh sedang fokus karena Hwang Tae dibawa pergi.
“Jika kau
ingin membunuhku, hentikan omong kosong itu...” ucap Yool Moo
“Aku bisa
membiarkanmu hidup jika kau menjawab pertanyaanku. Kenapa kau melibatkan
kakakku?” tanya Nok Du penasaran.
“Aku
tidak melibatkannya. Tapi Kami hanya kebetulan bertemu. Dia butuh tempat
tinggal...” ucap Yool Moo
“Aku akan
bertanya sekali lagi. Apa yang kau ketahui tentangku? Apa yang kakakku
katakan?”ucap Nok Du penasaran sambil mencekikinya
“Aku tidak
perlu tahu apa pun tentangmu. Jadi, aku tidak mendengar atau bertanya apa pun.
Apa yang membuatmu penasaran?” kata Yool Moo
“Bukan itu
jawaban yang ingin kudengar.” Tegas Nok Du. Yool Mo mengaku tidak mengerti maksudnya
“Tapi aku
tahu satu hal. Kau akan membunuhku apa pun yang kukatakan kepadamu. Kau... Kau
terlalu cepat tanggap untuk kebaikanmu sendiri. Kau pikir kau tidak akan membayar
atas perbuatanmu kepadaku?” ucap Yool Moo
“Lantas, Apa
kau melakukan itu karena berpikir tidak akan membayarnya? Kepada wanita tidak
berdosa? Jika kau melakukan kejahatan, kamu harus membayarnya siapa pun dirimu.”
Kata Nok Du marah.
Sementara
Hwang Tae kaget ternyata dibalik jubah hitam ternyata Tuan Hwang. Tuan Hwang
langsung memeluk Hwang Tae dengan wajaha
bahagia. Hwang Tae tak percaya aklau Nok Du di balik ini. Tuan Hwang terlihat
bingung dengan reaksi Hwang Tae.
“Dia
bilang ingin bicara denganku. Jika tahu rencananya, aku tidak akan datang.
Sampai jumpa.” Ucap Hwang Tae sinis.
“Tunggu...
Kami baru saja menjauhkanmu dari bedebah itu. Apa maksudmu?” kata Tuan Hwang
bingung.
“Dia
tidak menahanku di sana. Jadi, suruh Nok Du berhenti melakukan aksi seperti ini
dan diam-diam mengunjungiku.” Kata Hwang Tae. Tuan Hwang kembali menahanya.
“Kumohon...
Jangan ganggu aku. Kumohon.” Kata Hwang Tae berjalan pergi.
Dan Oh
akhirnya bisa menemukan Nok Du dihutan dan langsung berkelahi. Dong Joo pun
berusaha menusuk Yool Mo dengan pisau dan menahan pedang dari Dan Oh. Keduanya
saling mengadu pedang di sela-sela pohon bambu sampai akhirnya pedang Nok Du
terjatuh.
“Lain
kali saja... Kita selesaikan ini lain kali.” Ucap Dan Oh, Nok Du bingung.
“Jika kuayunkan
pedangku padamu lagi, kau akan mati.” Kata Dan Oh akhirnya mengendong Yool Mo
pergi.
Nok Du
tak percaya kalau Hwang Tae kembali, Tuan Hwang membenarkan. Padahal berniat menampar
dan membawanya ke sini Tapi sangat tidak ramah. Ia memberitahu kalau Hwang Tae bilang
tidak ditahan di sana dan memintanya untuk menyuruh tidak mengganggunya.
“Jadi
Kita harus bagaimana? Dia bukan sembarang orang. Dia dari keluarga kerajaan. Polisi
akan datang untuk menangkapmu. Kita tidak boleh tinggal di sini. Ayo kabur.”
Ucap Tuan Hwang.
“Tidak.
Aku harus masuk istana... Aku ragu dia akan melaporkanku. Aku tahu dia
merencanakan pengkhianatan.” Kata Nok Du yakin
“Apa dia
tahu sesuatu tentang itu?” tanya Tuan Hwang. Nok Du mengaku tak tahu apa dia
sungguh tidak tahu atau dia menyembunyikannya walaupun dia tahu lalu mengeluh
kalau ini sulit.
Akhirnya
Yool Moo sudah di beri perban pada tubuhnya. Hwang Tae meminta maaf mengaku
kalau itu salahnya dan u sungguh tidak tahu. Ia pikir Andai tahu Nok Du yang
ingin menemuinya.. Yool Moo mengaku
Tidak apa-apa karena Hwang Tae kembali.
“Aku
menemukan fakta menarik bahwa dia putra Yang Mulia.” Ucap Yool Mo. Hwang Tae
kaget mendengarnya.
“Apa Anda
mengenal Nok Du?” tanya Hwang Tae kaget. Yool Moo mengaku sangat mengenalnya.
“Aku
sudah mencarinya ke mana pun untuk kubunuh. Saat tiba waktunya untuk
membunuhnya, maka kau harus membantuku. Apa Kau mengerti?” tanya Yool Moo.
“Aku
sudah berjanji pada Anda.” Kata Hwang Tae dengan meremas tanganya menganguk
setuju.
Pengumuman
ditempat di papan, Nok Du melihat "Peringkat pertama, Yeon Soo" semua
orang pun berkumpul melihatnya. Dong Joo kaget kalau Nok Du akan masuk ke istana.
Nok Du membenarkan kalau meraih peringkat pertama.
“Apa Kau
akan berada di depan Raja?” tanya Dong Joo. Nok Du membenarkan.
“Apa Kau
bisa bertemu Raja?” tanya Dong Jo. Nok Du bertanya apakah Dong Joo akan ikut.
“Mereka bilang
keluargaku boleh datang. Kau bukan keluargaku. Tapi kau bisa pura-pura menjadi
keluargaku dan menemuiku.” Kata Nok Du
“Lupakan
saja. Untuk apa aku ke sana?” kata Dong Joo sinis. Nok Du pun tak peduli lagi.
Nok Du di
dalam ruangan memegang kotak seperti ingin bertemu dengan raja juga. Yool Moo
didepan kamar memberitahu kalau Yang
Mulia ingin bertemu dengannya. Kasim tahu dan memberitahu kalau Yang Mulia
pergi untuk memberikan sertifikat.
Suara
bunyi gong terdengar, acara peringatan dimulai, Nok Du bersama kandidat lainya
membungkuk dan Raja masuk ke dalam acara wajahnya tersenyum bahagia melihat Nok
Du ada dibagian depan.
“Peringkat
pertama ujian PNS, Kim Young Joon. Peringkat pertama ujian militer, Yeon Soo...
Majulah.”teriak petugas. Nok Du pun berjalan kedepan raja.
Dong Joo berdiri
didepan pintu istana teringat dengan ucapan Nok Du “Kau bukan keluargaku. Tapi
kau bisa pura-pura menjadi keluargaku dan menemuiku.” Nok Du terus bersujud
tanpa bisa menatap raja.
“Peringkat
pertama ujian militer.... Yeon Soo... Selamat.” Ucap Raja. Nok Du akan
mengangkat kepalanya dan kaget melihat Yool Moo berdiri didepannya.
“Apa Kau
tidak mau menerima sertifikat itu?” ucap Raja. Nok Du mengangkat kepalanya dan
kaget ternyata pria itu raja dan teringat yang dikatakan Hwang Tae “Semua ini
karenamu. Semua ini karena kamu adalah putra Yang Mulia.”
Bersambung ke episode 19
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar