PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 24 Oktober 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 22

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


“Hei! Apa Kau kemari untuk menjulurkan lidahmu? Anak baik seharusnya tak bermain begitu. Apa Kau pikir boleh melempar bola ke arah temanmu? Boleh atau tidak?”teriak Yong Sik dan memukul  anak Tuan Park
“Apa Kau sudah gila? Apa Kau berani memukulnya?” ucap Tuan Park marah.
“Bagaimana denganmu? Apa Kau berani menyentuh anak orang lain?” tanya Yong Sik. Tuan Park pun bertanya apakah Pil Goo itu anaknya.
“Ya! Dia anakku!” teriak Yong Sik bangga, sementara di bangku penonton Jong Ryul panik sambil memberikan tanda tangan.
“Kenapa memukul kepala anakku? Kenapa?” teriak Yong Sik marah, Dong Baek yang melihatnya bisa tersenyum.
“Kapan aku melakukannya? Kapan aku memukulnya?” teriak Tuan Park. Yong Sik mengejek apakah Tuan Park tak memukulnya
“Kau memukulku!” teriak Pil Goo berdiri disamping Yong Sik. Tuan Park tetap mengelak kalau tak memukulnya.
“Apa Kau tak memukulnya? Aku punya drone. Kamera drone resolusi tinggiku merekam seluruh situasi. Perlukah kita bawa ini ke kantor polisi?” kata Yong Sik menantang.
“Ya. Silakan. Panggil polisi!” balas Tuan Park. Yong Sik menegaskan sudah datang karena ia adalah polisi. Seung Yup dengan bangga memeritahu kalau Yong Sik adalah Polisi terbaik Ongsan
“Apa Perlu kutulis laporan kau menyiksa anak? Perlukah kuputar rekaman ini di kantor polisi? Perlukah?” ucap Yong Sik.
“Ayah, dia memukul hidungku.” Keluh anak Tuan Park. Tuan Park yang panik meminta anaknya diam saja.
“Jika anakmu berharga bagimu,maka anak orang lain juga berharga. Berani sekali kau memukul kepala anakku?” ucap Yong Sik memperingati. Pl Goo mengeluh kalau Kepalanya sakit sekali.
“Jangan berani menyentuh Pil Goo. Jika berani, kubunuh kalian semua. Aku pria dengan drone.” Ucap Yong Sik bangga berjalan pergi dengan Pil Goo. Dong Baek tak bisa menutupi rasa bahagia sambil terus tersenyum. 



Dong Baek akhirnya menemui Yong Sik dibasecamp SD Ongsan, lalu berkomentar kalau Yong Sik sungguh cuti setengah hari. Yong Sk mengaku tak pernah absen seumur hidup jadi bisa lakukan ini sekali saja. Dong Baek bertanya darimana Yong Sik mendapatkan Drone.
“Kau tak bisa rekam semuanya dengan kamera kecil. Tapi Kau harus dapat rekaman seluruh pertandingan. Ini sangat mahal.” Ucap Yong Sik bangga. Dong Baek hanya bisa tertawa melihat sikap Yong Sik yang bisa membela anaknya. 

Gil Dong masuk ruangan memberitahu Tuan Park agar  jangan khawati karena semua baik-baik saja. Saat itu Jong Ryul sudah ada didalam ruangan, Tuan Park dengan bangga menyapa Jong Ryul sebagai anak kesayanganya.
“Kurasa dia datang untuk menontonku.” Ucap Tuan Park bangga. Gil Donbg pun mengaku sebagaipenggemar berat.
“Ayolah, aku melatihnya secara tak langsung.” Kata Tuan Park menyentuh bahu Jong Ryul.
“Jangan sentuh... Apa Kau ingin putramu menjadi pemain?” sindir Jong Ryul. Tuan Park terlihat bingung.
“Kau tahu seperti apa anak nakal saat berolahraga.” Ejek Jong Ryul. Tuan Park tak terima karean Bukan begitu cara membicarakan anak seniornya.
“Nomor tiga Ongsan, Kang Pil-gu, adalah anak yang kulatih. Jika kau sentuh dia lagi, masa depan anakmu akan suram. Koneksiku banyak di dunia bisbol. Jadi, jika kau sentuh Pil-gu lagi, tak ada SMP di area ini yang akan menerima putra Park Yong-gil. Mari jaga perilaku, ya?” ucap Jong Ryul lalu melangkah pergi.
“Lalu yang terakhir, aku latihan sendiri.” Kata Jung Ryul lalu keluar dari ruangan dan melihat Pil Goo. 


Jung Ryul ingin menyapanya, tapi Pil Goo berlari dengan cepat memanggil Yong Sik keluar dari gedung.  Yong Sik sedang berbicara dengan Dong Baek, Pil Goo menghampirinya bertanya apakah bisa menemui teman-temannya.
“Kenapa? Ada apa? Apa Mereka ingin tanda tangan polisi?” tanya Yong Sik bangga memakai kacamata hitamnya.
“Tidak, mereka ingin lihat drone. Mereka terus membujukku untuk melihatnya. Jun-gi bahkan membelikanku soda.” Kata Pil Goo penuh semangat.
“Sungguh? Apa Mereka ingin melihat drone?” kata Dong Baek sedikit kecewa.
“Pil-gu, itu cukup mahal, dan bagaimana jika rusak saat mereka sentuh?” kata Dong Baek khawatir.
“Apa Kami tak boleh lihat? Sungguh? Karena terlalu mahal?” tanya Pil Goo. Yong Sik akhirnya memperbolehkan Pil Goo.
“Baiklah. Tapi jangan semua orang. Hanya anak-anak yang baik padamu. Sekitar sepuluh. Kau bisa Pilih sepuluh anak.” Ucap Yong Sik. Pil goo terlihat bahagia dan memikirkan Siapa yang diajak lalu memanggil temanya untuk berkumpul. 
“Kau dan Pil-gu tampaknya sepaham.” Komentar Dong Baek. Yong Sik pikir  mau menunjukkan kepada semuanya
“Tapi hal seperti ini memberi pria kekuatan, serta cukup menyenangkan.” Ucap Yong Sik
“Ini cara ayah bermain dengan anak. Aku hanya menggandeng dan menenangkannya, itu saja. Aku tak pernah lihat Pil-gu sangat bersemangat. Terima kasih banyak, Yong-sik.” Kata Dong Baek
“Pil-gu suka bermain denganku.” Kata Yong Sik dengan senyuman bahagia. 


Dong Baek akhirnya pulang bersama dengan Yong Sik dan Pil Goo. Nyonya Park mengejek  Ketiganya tampak hebat, tapi Nyonya Kwak akan sedih melihat mereka seperti itu.  Dong Baek merasa mereka akan beri tahu Nyonya Kwak kalau Yong Sik kemari.
“Kita harus bagaimana?” tanya Dong Baek panik. Nyonya Jung pikir tak masalah karena Yong-sik tidak istimewa.
“Dia juga punya ibu.. Dia sedang tidak senang.” Kata DongBaek. Saat itu Nyonya Jung pergi lebih dulu.
“Ibu. Ibu mau ke mana?” teriak Dong Baek. Ibunya sudah berjalan cepat. 

Nyonya Jung ternyata pergi ke restoran Nyonya Kwak makan kepiting asin lalu berkomentar mengira Yong Sik dari keluarga kaya menurutnya Jika ada tiga kelompok pukul 14.30, maka Yong Sik tak istimewa sama sekali. Ia merasa tak ada yang buruk punya anak.
“Ini konyol... Soal tampang, Yong-sik harus bersyukur.” Kata Nyonya Jung. Nyonya Kwak heran Nyonya Jung yang bicara sendiri.
“Kepiting rendam hanya kepiting. Kenapa dibuat menu set?” keluh Nyonya Jung
“Astaga, ini terkesan mewah.”balas Nyonya Kwak. Nyonya Jung pikir  Restoran seperti ini hanya tipuan.
“Nyonya, Apa kau bicara denganku?” tanya Nyonya Kwak. Nyonya Jung mengaku bukan nyonya tua biasa.
“Jika kau bukan nyonya tua biasa, lalu siapa kau?” tanya Nyonya Kwak. Nyonya Jung pikir Nyonya Kwak tak begitu pandai.
“Aku ibu Dongbaek. Jadi, ini benar-benar omong kosong di mataku. Meskipun Madonna terpuruk, dia tak akan pacari Yong-sik.” Ucap Nyonya Jung lalu berjalan pergi
“Helena, bukankah orang bilang dia demensia?” tanya Nyona Kwak bingung, Helena menjawabak tahu karena orang asing.


Yong Sik kembali ke kantor polisi. Tuan Byun memberitahu  Tak ada kamera pengawas Jika ada, maka sudah dapat pelakunya. Ia pikir  Polisi tidak bodoh jadi tak akan lewatkan dan semua polisi itu kuliah. Yong Sik mengingatkan tentang kasusnya terjadi 29 Juni 2014.
“Coba Pada baliho tertulis memulai kelas untuk ujian masuk kuliah tahun 2012. Namun, apa orang datang ke tempat ini?” jelas Yong Sik. Tuan Byun terlihat bingung.
“Aku punya firasat mereka terburu-buru memasang baliho untuk menutupi sesuatu. Coba Lihat ini... Baik, Kepala. Apa Kau tahu pemandangan jalan? Aku memeriksa pemandangan jalanan setiap tahun berkali-kali, lalu diulang lagi.” Cerita Yong Sik.
“Apa Kau melakukan penyelidikan sendiri?” kata Tuan Byun tak percaya. Yong Sik menunjukan sesuatu.
“Lihat pemandangan jalan tahun 2012. Kau tak melihat apa pun pada dinding akademi, 'kan? Namun, lihat ini pada tahun 2013. Dan Sekarang, lihat. Ini... Sesuatu menjulur, 'kan?” kata Yong Sik memperlihatkan ada sebuah CCTV yang dipasang.
Semua langsung menganguk mengerti melihat ada kamera CCTV.  Yong Sik menegaskan Jika itu bukan kamera pengawas, lalu apa itu yang dilihatnya. Tuan Byun hanya bisa diam saja karena Yong Sik ternyata lebih jeli. 


Nyonya Jung bertemu dengan tiga bibi sambil makan kue beras memberitahu  Madonna, artis dunia terkenal, lahir tahun 1958 dan punya dua anak, tapi dia mengencani model 30 tahun lebih muda.Tiga bibi bingung karena Nyonya Jung seperti berbicara sendiri.
“Orang menyebutnya penyihir, tante girang, dan semua omong kosong itu.” Kata Nyonya Jung
“ Apa dia boleh sendirian?” bisik Bibi Park heran, Bibi Kim mengaku tak tahu dan hanya bisa diam saja.
“Namun, itu karena dia hebat. Dia menonjol. Dia sangat cantik hingga semua wanita iri. Jad kau Mau bagaimana lagi? Tak ada salahnya hidup luar biasa... Kenapa tidak?” ucap Nyonya Jung lalu berjalan pergi.
“Apa latar belakangnya?” tanya Nyonya Park. Bibi Kim pikir kalau Nyona Jung dari Amerika dan bibi yang lain kalau itu Americano. Bibi Kim mengeluh kalau itu adalah kopi. 



Oh Joo pun memastikan kalau yang ditempel pada AKADEMI HANBIT tampak seperti kamera pengawas. Tuan Byun tiba-tiba pergi ke ruangan, Yong Sik sudah siap berdiri dan memakai rompinya kalau akan pergi ke kantor real estat. Tuan Byun datang langsung menyuruh Yong Sik  Bawa senjata ini.
“Pastikan kau selalu membawa senjata.” Kata Tuan Byun. Yong Sik bingung.

“Jika bertemu Pengusil, tembak saja. Jangan coba gunakan tangan dan kakimu!” ucap Tuan Byun. Dong Baek mengeluh mendengarnya.
“Hei, senjata api harus dipakai untuk menembak. Jangan pakai untuk pukuli orang.” Tegas Tuan Byun dengan wajah tegang.
“Aku sudah tahu. Ada apa denganmu?” tegas Yong Sik membawa pistol sebagia senjata.


Yong Sik pergi ke kantor real estate, membahas Ada tempat bernama Akademi Hanbit di sana lalu bertanya apakah pernah mendengar hal aneh tentang tempat itu karena Ini agak aneh. Si bibi mengaku  sudah lama tak pernah melihat anak-anak di sana,
“Tapi tandanya tetap ada di sana selama dua tahun.” Kata si bibi. Yong Sik akhirnya mengambil foto didepan gedung sambil mengingat yang dikatakan si bibi.
“Direktur Akademi Hanbit punya utang judi besar, tapi suatu hari, entah bagaimana dia membayar sewa setahun sekaligus.” 

Yong Sik bertanya apakah bibi itu  tahu nomor telepon direkturnya. Sibibi mengaku tak tahu tapi menurutnya Gyu-tae mungkin kenal dia. Yong Sik kaget kalau yang dimaksud adalah No Gyu-tae. Si bibi membenarkan dan mereka itu cukup dan sering bertemu.
“No Gyu-tae ada di ujung setiap jejak.” Gumam Yong Sik. 

Tuan No sedang duduk di bar sambil meminum air gratis yang disediakan Dong Baek, lalu membahas Dong Bae yang tak pindah lalu dengan sopan  memanggil Nona.  Dong Baek menegaskan Bukannya  tak pindah tapi tidak meninggalkan Ongsan.
“Aku mencari toko dekat gang dengan restoran ikan mentah.” Ucap Dong Baek.
“Namun, itu masih Ongsan, jadi, sama saja. Kalau begitu, aku akan jujur denganmu. Mari buat kesepakatan. Aku akan perpanjang kontrak tanpa menaikkan depositnya. Lalu kau bisa balas dengan menyingkirkan Hyang-Mi.” Kata Tuan No. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Sejujurnya, aku ingin membakar gunung untuk menangkap serangga kecil, jadi, bisa tolong singkirkan dia?” pinta Tuan No. 


Di sebuah bank
Hyan Mi memberikan surat “PERMOHONAN PENGIRIMAN UANG, DIKIRIM KEPADA CHOI HYE-HOON dan DITANDATANGANI OLEH CHOI HYANG-MI” Pegawai memberitahu Hyang Mi kalau  harus mencentang kotak yang berisi bukan penipuan untuk transfer ke luar negeri.
“Ini penipuan... Ini menghancurkan hidupku.” Akui Hyang Mi terlihat frutasi. 

Tuan No memjelaskan kalau Dong Baek  selalu bisa mencari pekerja paruh waktu lain.bahkan Entah siapa, pasti lebih baik daripada Hyang-mi. Ia menyakinkan kalau Hyang Itu hanya orang luar jadi bisa kabur kapan pun yang dia mau.
“Jika dia kabur, aku tak bisa apa-apa. Namun, aku tak mau mengusirnya.” Kta Dong Baek. Tuan No tak percaya mendengarnya.
“Aku akan pindah bersamanya.”tegas Dong Baek. Tuan No ingin tahu alasanya seperti tak habis dengan sikap Dong Baek.
“Apa dia keluargamu? Dia anggota keluarga? Kenapa tak bisa memecatnya?” tanya Tuan No
“Karena aku pekerjakan dia.” Jawab Dong Baek. Tuan No mengeluh Dong Baek  yang mempekerjakan orang sepertinya sejak awal
“Itu karena aku merasa dia cocok untuk pekerjaan ini.” Kata Dong Baek santai.
“Biar kuberi kau saran... Kau harus berhati-hati. Dia....” Tegas Tuan No ada Dong Baek. 


Di depan CAMELLIA, Nyonya Hong mengamati dari dalam mobil,melihat mobil suaminya jadi mengartikan Tuan No  pasti tergila-gila. Ia pun tak percaya sumainya bisa kembali ke bar. Saat itu Hyang Mi akan masuk ke dalam bar.
“Prosedur legal normal tak akan cukup melampiaskan marahku.” Gumam Nyonya Hong dan langsung menginjak gas dan tepat didepan Hyang Mi menginjam rem.
“Kenapa kau menyetir seperti itu di gang?” keluh Hyang Mi. Nyonya Hong langsung meminta maaf.
“Aku hampir membunuhmu.” Kata Nyonya Hong. Hyang Mi melonggo kaet melihat Nyonya Hong.
“Masuklah.” Perintah Nyonya Hong. Hyang Mi langsung menanyakan alasan harus masuk.
“Kau tanya "Kenapa"? Apa Kau baru saja tanya kenapa?” sindir Nyonya Hong 


 Di sebuah cafe, Hyang Mi membuat teh dengan santai sambil bergumam  Orang paling bodoh dan paling pintar di Ongsan duduk berhadapan. Nyonya Hong membalas dalam hati kalau Hyang Mi  bahkan tak membuat ingin menghajarnya.
“Aku bahkan tak ingin melawan.” Gumam Nyonya Hong melihat Hyang Mi menaruh sendok teh dalam keranjang dan terlihat ada eye cream ukuran besar.
“Haruskah kutekan dia?” gumam Hyang Mi sambil meminum teh. Nyonya Hong mengaku Pikirannya menjadi sangat jernih, jadi dapat cara menyelamatkan diri.
“Suaranya lebih berpengaruh di rumah tangga itu daripada Gyu-tae.” Gumam Hyang Mi. 
Akhirnya Nyonya Hong  bicara lebih dulu bertanya apakah  tahu apa arti pernikahan. Hyang Mi mengaku sudah sering dengar dan menurutnya Kini saatnya bagi Nyonya Hong untuk bersikap posesif sebagai istri Tuan No. Nyonya Hong pikir akan memberitahu artinya.
“Aku memilih Gyu-tae karena kukira dia cincin emas. Namun, seiring waktu, aku sadar dia bahkan bukan cincin kuningan. Tapi yang lebih buruk ibunya mengira aku menikahi cincin berlian. Ibunya kira dia bernilai.” Ungkap Nyonya Hong
“Aku bisa hancurkan hidup Gyu-tae sepenuhnya. Aku juga bisa ambil semua darimu, termasuk anting-anting 14rb Won yang kau miliki dengan menuntutmu. Namun, itu tak akan membuatmu gentar, dan tak menyenangkan bagiku.” Kata Nyonya Hong
“Ya, kau benar... Tak akan ada yang diuntungkan.” Ucap Hyang Mi. Nyonya Hong pun setuju.
“Jadi, alih-alih kalian senang sendiri, kenapa tidak semuanya menikmati akhir bahagia?” kata Nyonya Hong. Saat itu Tuan No datang ke restoran dan kaget melihat Hyang Mi sebagai istrinya, Hyang Mi pun kaget melihat Tuan No yang datang. 



Dong Baek mengirimkan pesan pada Jong Ryul “Apa Kau tak datang?” Jong Ryul dengan sinis membalas “Kenapa? Kau ingin aku datang?” Dong Baek mengirimkan pesan “Haruskah kukirimkan? Datanglah ambil uangmu.” Lalu menatap kotak ikan yang masih disimpan.
“Kau harus berhati-hati. Dia anjing pelacak uang.” Ucap Nyonya Jung melihat anaknya di dapur. Dong Baek hanya memasukan kotak ke dalam lemari es.
“Kenapa tak membukanya? Bukalah... Kau melihatnya saja berarti sudah curiga.” Komentar Nyonya Jung
Dong Baek terdiam teringat saat menangis mengatakan “Aku tak pernah mencuri uang susu orang lain.” Nyonya Jung bertanya apakah Dong Baek  tak akan membukanya. Dong Baek mengaku tak akan membukanya dan tak perlu periksa.
“Kleptomania tak bisa sembuh. Kebiasaan mencuri bukan memburuk seiring waktu. Kau mencuri yang kau lihat dan itu alami.” Komentar Nyonya Jung.
“Hyang-mi tak seperti itu. Jika kubilang dia tak begitu, maka dia tak begitu.”kata Dong Baek yakin. 


Di restoran
Tuan No duduk dengan wajah tertunduk.  Nyonya Hong mengaku  seratus persen yakin melihat Hyang Mi yang mencuri sendok teh itu. Tuan No panik mengetahui Hyang Mi yang mencuri sendok teh. Nyonya Hong mengaku Hyang Mi itu seperti berkah baginya.
“Tampaknya suamiku akhirnya bertemu jodohnya.” Kata Nyonya Hong. Hyang Mi bingung Nyonya Hong yang terus menatapnya.
“Kenapa kau menatapnya?” tanya Tuan No, Hyang Mi mengaku kalau mereka  hanya main ski bersama.
“Dengar..  Kami hanya main ski air sebagai teman. Kami tak berbuat kelewat batas.” Ucap Tuan No menyakinkan.
“Bukan kau yang menentukan batasnya.” Komentar Nyonya Hong. Hyang Mi hanya bisa bergumam kalau sudah tahu posisinya.
“Aku bukan tandingannya. Aku juga langsung sadar bisa mati jika menyinggungnya”gumam Hyang Mi ketakutan.
“Jika kau setuju membawa Gyu-tae jauh dariku dan semua hal yang berkaitan dengannya, maka aku akan sangat bersyukur.” Kata Nyonya Hong

“Kalian sebaiknya coba menyelesaikannya. Kenapa memintaku...” keluh Hyang Mi
“Apa Kau tahu kapan tak bisa menghindari takdir? Sekarang giliranmu. Kuserahkan dia kepadamu.”ucap Nyonya Hong
“Kau bicara seakan dia objek.” Keluh Hyang Mi. Nyonya Hong pikir  hidupnya akan lebih baik setelah menyingkirkan Gyu-tae.
“Aku percaya kau akan membantuku.” Kata Nyonya Hong, Hyang Mi hanya bisa melonggo.



Para bibi berkumpul, mereka yakin kalau Gyu-tae tak berani berbuat apa pun. Ia pikir kalau Yong Sik pasti bercanda karean Gyu-tae tak mungkin Pengusil dan yakin Bukan Gyu-tae pelakunya. Bibi Park mengeluh karena Ini sebabnya tak percaya polisi.
“Dengarkan aku... Dia membeli gedung sangat murah karena yang terjadi. Dia juga...” ucap Yong Sik terhenti karena bibi Park menyuapinya daging babi.
“Dia juga sangat dekat dengan pria mencurigakan yang menjadi direktur akademi itu. Semua petunjuk mengarah kepadanya.” Jelas Yong Sik
“Kedekatan mereka tidak bisa dijadikan bukti. Tapi Gyu-tae dekat dengan semua orang. Dia menyebut suamiku saudaranya,” kata Nyonya Park
“Dia menyebut suami menyedihkannya belahan jiwanya.” Komentar Bibi Jung.
“ Hei... Kenapa menyebut suamiku menyedihkan? Hanya kau yang tak dekat dengannya. Jangan menjadikan dia tersangka hanya karena tak suka dia.” Kata Nyonya Park.
“Aku tak menargetkannya.” Kata Yong Sik kesal.Bibi Kim pikir Tuan No   mungkin remeh dan berpikiran sempit, tapi dia tak bisa membunuh, Semua di lingkungan tahu itu.
“Lalu siapa kalau begitu? Sialan... Kau pikir siapa Pengusil?” kata Yong Sik kesal sendiri.
“Makan saja babi panggang. Kau tak cukup pandai untuk memecahkannya.” Komentar Nyonya Park memberikan daging lagi
“Tapi kenapa dengan jendela itu? Kenapa jendelanya ditutup dengan kardus?” tanya Bibi Kim. Yong Sik mencari-cari dimana kardus itu.
“Entah apa itu kardus, tapi jendelanya tertutup. Kau bisa tahu dari cahaya yang keluar dari jendela. Ini yang dilakukan suamiku saat memplester dinding.” Jelas bibi lain.
“Mungkin dia menutup jendela agar anak-anak fokus daripada teralihkan pemandangan luar.” Komentar Yong Sik.
“Akademi bukan penjara. Siapa yang akan ke tempat seperti itu?” kata Bibi Jung.
“Mungkin dia menutupi dinding untuk mencegah orang melihat ke dalam.” Komentar Bibi Kim.
“Apa? Dia tak ingin orang melihat ke dalam? Kenapa? Dia menyembunyikan sesuatu di akademi?” ucap Yong Sik
“Itu yang harus kau cari tahu.” Kata Nyonya Park. Bibi Oh datang membritahu Tempat itu bukan akademi karena selalu tutup.
“Astaga, ini membuatku gila. Tempat apa ini? Aku benci saat perlu memakai otakku terlalu banyak.” Ucap Yong Sik kesal sambl mengaruk-garuk tanganya
“Hei, kenapa kau terus menggaruk jarimu? Itu Menjijikkan.” Keluh Bibi Park.
“Itu mungkin infeksi. Temui dokter.. Kau mungkin menulari Dongbaek.Cinta bisa menularkan segala macam penyakit.” Ejek Bibi Jung. 




Hyang Mi menelp seseorang kalau sudah transfer semua uangnya, tapi temanya itu meminta uang lebih. Hyang Mi marah bertanya  berharap dapat uang dari mana lagi. Akhirnya Hyang Mi didepan kotak ikan yang berisi uang.
“Seharusnya sejak awal dia tak mempekerjakanku. Aku hanya penjahat yang tak bisa berubah.” Ungkap Hyang Mi 

Flash Back
DUA TAHUN LALU
Di tengah salju yang turun, Hyang Mi datang dengan koper serta tasnya bahkan hanya mengunakan sandal lalu melihat dibagian depan Bar [LOWONGAN PRAMUSAJI PARUH WAKTU] Ia melihat ada banyak stiker didepan pintu.
“Aku terkejut melihat bar seperti ini di sini.” Gumam Hyang Mi
Hyang Mi mengingatkan saat masih kecil berdiri didepan sebuah tempat yang sama. Dan itu adalah Bar “JANGAN-LUPAKAN-AKU” Dong Baek saat kecil pun masuk ke dalam bar sementar Hyang Mi dewasa masuk ke bar  CAMELLIA
“Kulihat kau membutuhkan pramusaji paruh waktu.” Ucap Hyang Mi. Dong Baek sedang duduk dengan Pil Goo yang masih balita.
“Pakai ini untuk mengeringkan rambutmu.” Ucap Pil Goo memberikan handuk. Hyang Mi mengucapkan  Terima kasih.
“Kurasa kau tampak akrab. Rasanya kita pernah bertemu.” Kata Hyang Mi. Dong Baek juga merasa begitu.
“Pil-gu, mari makan... Kau Duduklah. Makan dengan kami.” Ucap Dong Baek membawa makanan dari dapur.
“Dengan kalian? Apa Kau ingin aku ikut makan?” tanya Hyang Mi tak percaya. 

Flash Back
Di bar sebelumnya, Sang pemilik mengambil gelas yang dipakai Hyang Mi memarahinya kalau ini bukan gelasnya lalu memberikan gelas plastik yang sudah lusuh. Si bibi memarahi Hyang Mi yang terus pakai gelas mereka.
“Astaga, yang benar saja... Kau tak akan sakit karena memakai gelas yang sama.” Keluh Hyang Mi melihat anak pemilik yang makan dengan lahap.
**
Di bar
Hyang Mi seperti tak percaya diajak makan bersama, Dong Baek pun mengajak Pil Guu untuk mulai makan. Pil Goo memotong telur mengatakan kalau akan memberikan potongan lebih besar pada Hyang Mi. Hyang Mi tak percaya kalau ada orang yang memperhatikanya.
**
Di Cafe  
Hyang Mi memberitahu temanya  kalau untuk bekerja di Camellia. Bibi itu mengeluh padahal  mencarikan  kerja agar kbisa langsung mulai dan tak bisa batalkan tiba-tiba. Hyang Mi meminta Mi Sun jika dapat telepon dari Nak-ho, bilang mereka sudah tak berhubungan.
“Dongbaek hanya orang biasa. Kau dibayar per jam di sana. Apa Kau pernah dibayar per jam?” ucap Mi Su
“Aku tak peduli. Aku ingin mencoba.” Kata Hyang Mi. Mi Su ingin tahu alasanya.
“Aku lelah... Aku hanya lelah.” Kata Hyang Mi

Hyang Mi melihat isi kotak teringat dengan ucapan Mi Su “Kita semua punya cara hidup. Hidup lamamu akan mencarimu.” Seseorang masuk, Hyang Mi mengatakan hanya bisa pesan makan pada jam ini. Nak Ho datang dengan tatapan penuh amarah.
“Aku tahu kehidupan lamaku akhirnya akan mencariku lagi.” Gumam Hyang Mi shock.
“Hyang-mi... Kau hanya bisa pesan makan pada jam ini.” Ucap Dong Baek masuk lalu terdiam melihat tatapan Hyang Mi yang berbeda pada pria yang ada didepanya. 

Nak Ho berbicara pada Hyang-mi kalau u ingin menjual alkohol, bukan manusia lalu bertana apakah seberapa buruk itu. Ia menegaskan alau minta Hyang Mi bijaksana dan bekerja sama denganya  agar Hyang Mi tak perlu keterlaluan.
“Namun, kau terlalu gampangan. Jadi, aku memikirkannya sekarang.” Ucap Nak Ho
“Kenapa kau pikir aku gampangan? Aku tidak gampangan.” Tegas Hyang Mi. Nak Ho tetap mengejek Hyang Mi gampangan.
“Kau paling gampangan di dunia. Kau tak punya orang tua atau teman. Tak akan ada yang tahu jika kau hilang.” Kata Nak Ho
“Kuminta Suk-hui melaporkanmu kepada polisi jika aku menghilang.” Balas Hyang Mi
“Hei... Tempat ini berada di pinggiran kota. Menurutmu, kenapa aku bisa menemukanmu? Hanya butuh dua juta won agar dia bicara. Astaga, dia sungguh tak setia. Apa Akhirnya kau dapat tempatmu?” ejek Nak Ho.
“Sekalipun besok kau ditemukan tewas di danau, polisi tak bisa mengontak siapa pun. Mereka mungkin tak bisa mengidentifikasimu. Lebih buruk lagi, tak akan ada orang yang mengadakan pemakaman untukmu. “ kata Nak Ho mengejek. 


Yong Sik pergi dokter dan Dokter memeriksa dengan kaca pembesar di jari Yong Sik lalu berkomentar pasti ke tempat Yeong-sim. Yong Sik mengaku tidak karena terlalu sibuk untuk ke sana. Dokter memberitahu kalau Yeong-sim datang karena gejala yang sama
“Setelah Dia selesai  menyemprot pestisida di ladang kacangnya. Jadi, kukira kau membantunya. Tampaknya infeksimu didapat dari pestisida.” Kata Dokter
“Aku tak pernah menyentuh pestisida. Aku mungkin makan yang tak seharusnya.” Komentar Yong Sik heran
“Lalu kenapa hanya menggaruk tanganmu? Artinya kau sentuh sesuatu.”  Karena hanya jarimu yang gatal jelas berarti kau menyentuh sesuatu.” Kata Dokter sambil menuliskan resep. 

“Apa Aku menyentuh sesuatu yang tidak biasanya?” ucap Yong Sik bingung sambil berjalan pulang.
Ia melihat ada tempat makan berisi kucing, lalu teringat saat memegang makanan kucing karena mengaku aneh, tak ada kucing di tempat ini. Namun, seseorang terus mengisi makanan kucing. Ia pun yakin kalau apa sesuatu di makanan kucing itu.
Nak Ho bertanya pada Hyang Mi tentang saranya, tapi Ia pikir Hyang Mi harus ikut dengannya dan harus bekerja untukku seumur hidup. Hyang Mi merasa tak bisa lari dari takdirnya.  Nak Ho pun menyuruh Hany Mia gar kemasi barangnya dan keluar.

“Namun, tidak sekarang. Aku sedang mengerjakan sesuatu, jadi, aku pergi setelah dapat uang.” Ucap Hyang Mi
“Apa aku seperti sedang membuat penawaran? Begitukah?” teriak Nak Ho. Dong Baek yang mendengarnya sambil terlonjak kaget.
“Apa maumu? Satu-satunya temanku melaporkanku demi dua juta won. Aku tak bisa lari.” Ucap Hyang Mi
“Berhenti mengoceh dan ikut aku. Kau harus ikut sukarela... Hyang-mi. Kau harus bekerja sama. Jika kau mati tanpa keluarga atau teman, akan menyedihkan.” Ucap Nak Ho. Dong Baek langsung duduk di samping Nak Ho
“Apa maumu? Kenapa kau duduk di sana?” ucap Nak Ho marah. Dong Baek menegaskan Agar bisa di samping Hyang-mi.
“Astaga. Tempat ini penuh orang bodoh.” Keluh Nak Ho. Dong Baek menegaskan kalau Hyang-mi punya teman.
“Jika sesuatu terjadi padanya, hal pertama yang kulakukan adalah melaporkanmu ke polisi.” Tegas Dong Baek
“Hei... Aku tak tahu kau punya teman berkuasa.” Ejek Nak Ho memegang bahu Hyang Mi
“Apa Bisa berhenti menyentuh bahunya seperti itu?” tegas Dong Baek.Nak Ho menegaskan Ini bukan bahunya.
“Tubuhnya adalah milikku... Semuanya milikku.” Kata Nak Ho lalu menyuruh Dong Baek Pergi saja dan kupas akar bellflower
“Setiap kali hidupku menjadi kacau dan akan menjatuhkanku...” gumam  Hyang Mi
“Selagi aku masih baik... Pergilah selagi aku masih baik.” Ucap Dong Baek akhirnya berdiri membela Hyang Mi.
“Tak ada yang pernah melindungiku. Wanita ini mulai membuatku marah.” Gumam Hyang Mi. 



Di rumah
Tuan No panik melihat Nyonya Hong keluar dari rumah lalu menjelaskan kalau semua salah paham dan Tak ada yang terjadi di antara mereka. Nyonya Hong tetap menarik  kopernya, Tuan No meminta agar mendengarkan dan percaya padanya.
“Kenapa jika tak bercinta? Apa Kau pikir itu membuatmu tak bersalah?” ucap Nyonya Hong tak bisa menahan tangisnya. Tuan No tak percaya melihat Nyonya Hong.
“Aku tak akan pernah bisa melupakan ini.” Tegas Nyonya Hong, Tuan No hanya bisa diam saja.


Di rumah
Jong Ryul baru saja masuk rumah, dan langsung di siram dengan sampah. Jessica marah besar ingin tahu kenapa suaminya datang ke pertandingan bisbol anak dan Siapa anak itu. Jong Ryul kaget melihat di social media ada foto tanda tanganya.
“Aku melihat Kang Jong-ryeol di pertandingan bisbol anak hari ini.” Tulis fans pada Caption fotonya.
Di dalam bar
Kekacauan terjadi,  Dong Baek hanya sendirian tapi Hyang Mi berteriak meminta agar Nak Do untuk melepaskanya. Dong Baek menatap pisau dimeja sebelah. Nyonya Hong berteriak dari dapur meminta agar Dong Baek sadar.

Hyang Mi di dorong keluar dari bar sambil berterus berteriak agar melepaskanya. Nak Ho berterak marah lalu memberitahu  apa yang sanggup dilakukan. Hyang Mi meminta agar Nak Do melepaskan tanganya. Nak H pikir Hyang Mi lupa jadi harus diingatkan.
Yong Sik melihatnya ingin membantu tapi Dong Baek keluar membawa baskom langsung memukul kepala Nak Ho. Semua melonggo melihat Dong Baek yang berani melawanya.
“Kubilang pergi! Aku cepat marah! Dia juga bisa marah! Semua orang bisa!” teriak Dong Baek.
“Pahlawan selalu muncul di saat akhir... Bos besar juga muncul di saat akhir.”
Yong Sik terdiam melihat Dong Baek yang berbeda dari biasanya, lalu menatap kearah gang seorang pria yang membawa makanan kucing. Pria itu adalah ....
Bersambung ke episode 23

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar