PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Hei! Apa
Kau kemari untuk menjulurkan lidahmu? Anak baik seharusnya tak bermain begitu.
Apa Kau pikir boleh melempar bola ke arah temanmu? Boleh atau tidak?”teriak
Yong Sik dan memukul anak Tuan Park
“Apa Kau
sudah gila? Apa Kau berani memukulnya?” ucap Tuan Park marah.
“Bagaimana
denganmu? Apa Kau berani menyentuh anak orang lain?” tanya Yong Sik. Tuan Park
pun bertanya apakah Pil Goo itu anaknya.
“Ya! Dia
anakku!” teriak Yong Sik bangga, sementara di bangku penonton Jong Ryul panik
sambil memberikan tanda tangan.
“Kenapa
memukul kepala anakku? Kenapa?” teriak Yong Sik marah, Dong Baek yang melihatnya
bisa tersenyum.
“Kapan
aku melakukannya? Kapan aku memukulnya?” teriak Tuan Park. Yong Sik mengejek
apakah Tuan Park tak memukulnya
“Kau
memukulku!” teriak Pil Goo berdiri disamping Yong Sik. Tuan Park tetap mengelak
kalau tak memukulnya.
“Apa Kau
tak memukulnya? Aku punya drone. Kamera drone resolusi tinggiku merekam seluruh
situasi. Perlukah kita bawa ini ke kantor polisi?” kata Yong Sik menantang.
“Ya.
Silakan. Panggil polisi!” balas Tuan Park. Yong Sik menegaskan sudah datang
karena ia adalah polisi. Seung Yup dengan bangga memeritahu kalau Yong Sik
adalah Polisi terbaik Ongsan
“Apa Perlu
kutulis laporan kau menyiksa anak? Perlukah kuputar rekaman ini di kantor
polisi? Perlukah?” ucap Yong Sik.
“Ayah,
dia memukul hidungku.” Keluh anak Tuan Park. Tuan Park yang panik meminta
anaknya diam saja.
“Jika
anakmu berharga bagimu,maka anak orang lain juga berharga. Berani sekali kau
memukul kepala anakku?” ucap Yong Sik memperingati. Pl Goo mengeluh kalau
Kepalanya sakit sekali.
“Jangan
berani menyentuh Pil Goo. Jika berani, kubunuh kalian semua. Aku pria dengan
drone.” Ucap Yong Sik bangga berjalan pergi dengan Pil Goo. Dong Baek tak bisa
menutupi rasa bahagia sambil terus tersenyum.
Dong Baek
akhirnya menemui Yong Sik dibasecamp SD Ongsan, lalu berkomentar kalau Yong Sik
sungguh cuti setengah hari. Yong Sk mengaku tak pernah absen seumur hidup jadi
bisa lakukan ini sekali saja. Dong Baek bertanya darimana Yong Sik mendapatkan
Drone.
“Kau tak
bisa rekam semuanya dengan kamera kecil. Tapi Kau harus dapat rekaman seluruh
pertandingan. Ini sangat mahal.” Ucap Yong Sik bangga. Dong Baek hanya bisa
tertawa melihat sikap Yong Sik yang bisa membela anaknya.
Gil Dong
masuk ruangan memberitahu Tuan Park agar
jangan khawati karena semua baik-baik saja. Saat itu Jong Ryul sudah ada
didalam ruangan, Tuan Park dengan bangga menyapa Jong Ryul sebagai anak
kesayanganya.
“Kurasa
dia datang untuk menontonku.” Ucap Tuan Park bangga. Gil Donbg pun mengaku
sebagaipenggemar berat.
“Ayolah,
aku melatihnya secara tak langsung.” Kata Tuan Park menyentuh bahu Jong Ryul.
“Jangan
sentuh... Apa Kau ingin putramu menjadi pemain?” sindir Jong Ryul. Tuan Park
terlihat bingung.
“Kau tahu
seperti apa anak nakal saat berolahraga.” Ejek Jong Ryul. Tuan Park tak terima
karean Bukan begitu cara membicarakan anak seniornya.
“Nomor
tiga Ongsan, Kang Pil-gu, adalah anak yang kulatih. Jika kau sentuh dia lagi,
masa depan anakmu akan suram. Koneksiku banyak di dunia bisbol. Jadi, jika kau
sentuh Pil-gu lagi, tak ada SMP di area ini yang akan menerima putra Park
Yong-gil. Mari jaga perilaku, ya?” ucap Jong Ryul lalu melangkah pergi.
“Lalu yang
terakhir, aku latihan sendiri.” Kata Jung Ryul lalu keluar dari ruangan dan
melihat Pil Goo.
Jung Ryul
ingin menyapanya, tapi Pil Goo berlari dengan cepat memanggil Yong Sik keluar
dari gedung. Yong Sik sedang berbicara
dengan Dong Baek, Pil Goo menghampirinya bertanya apakah bisa menemui
teman-temannya.
“Kenapa?
Ada apa? Apa Mereka ingin tanda tangan polisi?” tanya Yong Sik bangga memakai
kacamata hitamnya.
“Tidak,
mereka ingin lihat drone. Mereka terus membujukku untuk melihatnya. Jun-gi bahkan
membelikanku soda.” Kata Pil Goo penuh semangat.
“Sungguh?
Apa Mereka ingin melihat drone?” kata Dong Baek sedikit kecewa.
“Pil-gu,
itu cukup mahal, dan bagaimana jika rusak saat mereka sentuh?” kata Dong Baek
khawatir.
“Apa Kami
tak boleh lihat? Sungguh? Karena terlalu mahal?” tanya Pil Goo. Yong Sik
akhirnya memperbolehkan Pil Goo.
“Baiklah.
Tapi jangan semua orang. Hanya anak-anak yang baik padamu. Sekitar sepuluh. Kau
bisa Pilih sepuluh anak.” Ucap Yong Sik. Pil goo terlihat bahagia dan
memikirkan Siapa yang diajak lalu memanggil temanya untuk berkumpul.
“Kau dan
Pil-gu tampaknya sepaham.” Komentar Dong Baek. Yong Sik pikir mau menunjukkan kepada semuanya
“Tapi hal
seperti ini memberi pria kekuatan, serta cukup menyenangkan.” Ucap Yong Sik
“Ini cara
ayah bermain dengan anak. Aku hanya menggandeng dan menenangkannya, itu saja.
Aku tak pernah lihat Pil-gu sangat bersemangat. Terima kasih banyak, Yong-sik.”
Kata Dong Baek
“Pil-gu
suka bermain denganku.” Kata Yong Sik dengan senyuman bahagia.
Dong Baek
akhirnya pulang bersama dengan Yong Sik dan Pil Goo. Nyonya Park mengejek Ketiganya tampak hebat, tapi Nyonya Kwak akan
sedih melihat mereka seperti itu. Dong
Baek merasa mereka akan beri tahu Nyonya Kwak kalau Yong Sik kemari.
“Kita
harus bagaimana?” tanya Dong Baek panik. Nyonya Jung pikir tak masalah karena Yong-sik
tidak istimewa.
“Dia juga
punya ibu.. Dia sedang tidak senang.” Kata DongBaek. Saat itu Nyonya Jung pergi
lebih dulu.
“Ibu. Ibu
mau ke mana?” teriak Dong Baek. Ibunya sudah berjalan cepat.
Nyonya
Jung ternyata pergi ke restoran Nyonya Kwak makan kepiting asin lalu
berkomentar mengira Yong Sik dari keluarga kaya menurutnya Jika ada tiga
kelompok pukul 14.30, maka Yong Sik tak istimewa sama sekali. Ia merasa tak ada
yang buruk punya anak.
“Ini
konyol... Soal tampang, Yong-sik harus bersyukur.” Kata Nyonya Jung. Nyonya
Kwak heran Nyonya Jung yang bicara sendiri.
“Kepiting
rendam hanya kepiting. Kenapa dibuat menu set?” keluh Nyonya Jung
“Astaga,
ini terkesan mewah.”balas Nyonya Kwak. Nyonya Jung pikir Restoran seperti ini hanya tipuan.
“Nyonya, Apa
kau bicara denganku?” tanya Nyonya Kwak. Nyonya Jung mengaku bukan nyonya tua
biasa.
“Jika kau
bukan nyonya tua biasa, lalu siapa kau?” tanya Nyonya Kwak. Nyonya Jung pikir
Nyonya Kwak tak begitu pandai.
“Aku ibu
Dongbaek. Jadi, ini benar-benar omong kosong di mataku. Meskipun Madonna
terpuruk, dia tak akan pacari Yong-sik.” Ucap Nyonya Jung lalu berjalan pergi
“Helena,
bukankah orang bilang dia demensia?” tanya Nyona Kwak bingung, Helena
menjawabak tahu karena orang asing.
Yong Sik
kembali ke kantor polisi. Tuan Byun memberitahu
Tak ada kamera pengawas Jika ada, maka sudah dapat pelakunya. Ia
pikir Polisi tidak bodoh jadi tak akan
lewatkan dan semua polisi itu kuliah. Yong Sik mengingatkan tentang kasusnya
terjadi 29 Juni 2014.
“Coba Pada
baliho tertulis memulai kelas untuk ujian masuk kuliah tahun 2012. Namun, apa
orang datang ke tempat ini?” jelas Yong Sik. Tuan Byun terlihat bingung.
“Aku
punya firasat mereka terburu-buru memasang baliho untuk menutupi sesuatu. Coba
Lihat ini... Baik, Kepala. Apa Kau tahu pemandangan jalan? Aku memeriksa
pemandangan jalanan setiap tahun berkali-kali, lalu diulang lagi.” Cerita Yong
Sik.
“Apa Kau
melakukan penyelidikan sendiri?” kata Tuan Byun tak percaya. Yong Sik
menunjukan sesuatu.
“Lihat
pemandangan jalan tahun 2012. Kau tak melihat apa pun pada dinding akademi,
'kan? Namun, lihat ini pada tahun 2013. Dan Sekarang, lihat. Ini... Sesuatu
menjulur, 'kan?” kata Yong Sik memperlihatkan ada sebuah CCTV yang dipasang.
Semua
langsung menganguk mengerti melihat ada kamera CCTV. Yong Sik menegaskan Jika itu bukan kamera
pengawas, lalu apa itu yang dilihatnya. Tuan Byun hanya bisa diam saja karena
Yong Sik ternyata lebih jeli.
Nyonya
Jung bertemu dengan tiga bibi sambil makan kue beras memberitahu Madonna, artis dunia terkenal, lahir tahun
1958 dan punya dua anak, tapi dia mengencani model 30 tahun lebih muda.Tiga
bibi bingung karena Nyonya Jung seperti berbicara sendiri.
“Orang
menyebutnya penyihir, tante girang, dan semua omong kosong itu.” Kata Nyonya
Jung
“ Apa dia
boleh sendirian?” bisik Bibi Park heran, Bibi Kim mengaku tak tahu dan hanya
bisa diam saja.
“Namun,
itu karena dia hebat. Dia menonjol. Dia sangat cantik hingga semua wanita iri.
Jad kau Mau bagaimana lagi? Tak ada salahnya hidup luar biasa... Kenapa tidak?”
ucap Nyonya Jung lalu berjalan pergi.
“Apa
latar belakangnya?” tanya Nyonya Park. Bibi Kim pikir kalau Nyona Jung dari
Amerika dan bibi yang lain kalau itu Americano. Bibi Kim mengeluh kalau itu
adalah kopi.
Oh Joo
pun memastikan kalau yang ditempel pada AKADEMI HANBIT tampak seperti kamera
pengawas. Tuan Byun tiba-tiba pergi ke ruangan, Yong Sik sudah siap berdiri dan
memakai rompinya kalau akan pergi ke kantor real estat. Tuan Byun datang
langsung menyuruh Yong Sik Bawa senjata
ini.
“Pastikan
kau selalu membawa senjata.” Kata Tuan Byun. Yong Sik bingung.
“Jika
bertemu Pengusil, tembak saja. Jangan coba gunakan tangan dan kakimu!” ucap Tuan
Byun. Dong Baek mengeluh mendengarnya.
“Hei,
senjata api harus dipakai untuk menembak. Jangan pakai untuk pukuli orang.”
Tegas Tuan Byun dengan wajah tegang.
“Aku
sudah tahu. Ada apa denganmu?” tegas Yong Sik membawa pistol sebagia senjata.
Yong Sik
pergi ke kantor real estate, membahas Ada tempat bernama Akademi Hanbit di sana
lalu bertanya apakah pernah mendengar hal aneh tentang tempat itu karena Ini agak
aneh. Si bibi mengaku sudah lama tak
pernah melihat anak-anak di sana,
“Tapi
tandanya tetap ada di sana selama dua tahun.” Kata si bibi. Yong Sik akhirnya
mengambil foto didepan gedung sambil mengingat yang dikatakan si bibi.
“Direktur
Akademi Hanbit punya utang judi besar, tapi suatu hari, entah bagaimana dia
membayar sewa setahun sekaligus.”
Yong Sik
bertanya apakah bibi itu tahu nomor
telepon direkturnya. Sibibi mengaku tak tahu tapi menurutnya Gyu-tae mungkin
kenal dia. Yong Sik kaget kalau yang dimaksud adalah No Gyu-tae. Si bibi
membenarkan dan mereka itu cukup dan sering bertemu.
“No
Gyu-tae ada di ujung setiap jejak.” Gumam Yong Sik.
Tuan No
sedang duduk di bar sambil meminum air gratis yang disediakan Dong Baek, lalu
membahas Dong Bae yang tak pindah lalu dengan sopan memanggil Nona. Dong Baek menegaskan Bukannya tak pindah tapi tidak meninggalkan Ongsan.
“Aku
mencari toko dekat gang dengan restoran ikan mentah.” Ucap Dong Baek.
“Namun,
itu masih Ongsan, jadi, sama saja. Kalau begitu, aku akan jujur denganmu. Mari
buat kesepakatan. Aku akan perpanjang kontrak tanpa menaikkan depositnya. Lalu
kau bisa balas dengan menyingkirkan Hyang-Mi.” Kata Tuan No. Dong Baek kaget
mendengarnya.
“Sejujurnya,
aku ingin membakar gunung untuk menangkap serangga kecil, jadi, bisa tolong
singkirkan dia?” pinta Tuan No.
Di sebuah
bank
Hyan Mi
memberikan surat “PERMOHONAN PENGIRIMAN UANG, DIKIRIM KEPADA CHOI HYE-HOON dan DITANDATANGANI
OLEH CHOI HYANG-MI” Pegawai memberitahu Hyang Mi kalau harus mencentang kotak yang berisi bukan
penipuan untuk transfer ke luar negeri.
“Ini
penipuan... Ini menghancurkan hidupku.” Akui Hyang Mi terlihat frutasi.
Tuan No
memjelaskan kalau Dong Baek selalu bisa
mencari pekerja paruh waktu lain.bahkan Entah siapa, pasti lebih baik daripada
Hyang-mi. Ia menyakinkan kalau Hyang Itu hanya orang luar jadi bisa kabur kapan
pun yang dia mau.
“Jika dia
kabur, aku tak bisa apa-apa. Namun, aku tak mau mengusirnya.” Kta Dong Baek.
Tuan No tak percaya mendengarnya.
“Aku akan
pindah bersamanya.”tegas Dong Baek. Tuan No ingin tahu alasanya seperti tak
habis dengan sikap Dong Baek.
“Apa dia
keluargamu? Dia anggota keluarga? Kenapa tak bisa memecatnya?” tanya Tuan No
“Karena
aku pekerjakan dia.” Jawab Dong Baek. Tuan No mengeluh Dong Baek yang mempekerjakan orang sepertinya sejak
awal
“Itu
karena aku merasa dia cocok untuk pekerjaan ini.” Kata Dong Baek santai.
“Biar
kuberi kau saran... Kau harus berhati-hati. Dia....” Tegas Tuan No ada Dong
Baek.
Di depan CAMELLIA,
Nyonya Hong mengamati dari dalam mobil,melihat mobil suaminya jadi mengartikan
Tuan No pasti tergila-gila. Ia pun tak
percaya sumainya bisa kembali ke bar. Saat itu Hyang Mi akan masuk ke dalam
bar.
“Prosedur
legal normal tak akan cukup melampiaskan marahku.” Gumam Nyonya Hong dan
langsung menginjak gas dan tepat didepan Hyang Mi menginjam rem.
“Kenapa kau
menyetir seperti itu di gang?” keluh Hyang Mi. Nyonya Hong langsung meminta
maaf.
“Aku
hampir membunuhmu.” Kata Nyonya Hong. Hyang Mi melonggo kaet melihat Nyonya
Hong.
“Masuklah.”
Perintah Nyonya Hong. Hyang Mi langsung menanyakan alasan harus masuk.
“Kau
tanya "Kenapa"? Apa Kau baru saja tanya kenapa?” sindir Nyonya Hong
“Aku
bahkan tak ingin melawan.” Gumam Nyonya Hong melihat Hyang Mi menaruh sendok
teh dalam keranjang dan terlihat ada eye cream ukuran besar.
“Haruskah
kutekan dia?” gumam Hyang Mi sambil meminum teh. Nyonya Hong mengaku Pikirannya
menjadi sangat jernih, jadi dapat cara menyelamatkan diri.
“Suaranya
lebih berpengaruh di rumah tangga itu daripada Gyu-tae.” Gumam Hyang Mi.
Akhirnya
Nyonya Hong bicara lebih dulu bertanya
apakah tahu apa arti pernikahan. Hyang
Mi mengaku sudah sering dengar dan menurutnya Kini saatnya bagi Nyonya Hong
untuk bersikap posesif sebagai istri Tuan No. Nyonya Hong pikir akan memberitahu
artinya.
“Aku
memilih Gyu-tae karena kukira dia cincin emas. Namun, seiring waktu, aku sadar dia
bahkan bukan cincin kuningan. Tapi yang lebih buruk ibunya mengira aku menikahi
cincin berlian. Ibunya kira dia bernilai.” Ungkap Nyonya Hong
“Aku bisa
hancurkan hidup Gyu-tae sepenuhnya. Aku juga bisa ambil semua darimu, termasuk
anting-anting 14rb Won yang kau miliki dengan menuntutmu. Namun, itu tak akan
membuatmu gentar, dan tak menyenangkan bagiku.” Kata Nyonya Hong
“Ya, kau
benar... Tak akan ada yang diuntungkan.” Ucap Hyang Mi. Nyonya Hong pun setuju.
“Jadi, alih-alih
kalian senang sendiri, kenapa tidak semuanya menikmati akhir bahagia?” kata
Nyonya Hong. Saat itu Tuan No datang ke restoran dan kaget melihat Hyang Mi
sebagai istrinya, Hyang Mi pun kaget melihat Tuan No yang datang.
Dong Baek
mengirimkan pesan pada Jong Ryul “Apa Kau tak datang?” Jong Ryul dengan sinis
membalas “Kenapa? Kau ingin aku datang?” Dong Baek mengirimkan pesan “Haruskah
kukirimkan? Datanglah ambil uangmu.” Lalu menatap kotak ikan yang masih
disimpan.
“Kau
harus berhati-hati. Dia anjing pelacak uang.” Ucap Nyonya Jung melihat anaknya
di dapur. Dong Baek hanya memasukan kotak ke dalam lemari es.
“Kenapa
tak membukanya? Bukalah... Kau melihatnya saja berarti sudah curiga.” Komentar
Nyonya Jung
Dong Baek
terdiam teringat saat menangis mengatakan “Aku tak pernah mencuri uang susu orang
lain.” Nyonya Jung bertanya apakah Dong Baek tak akan membukanya. Dong Baek mengaku tak
akan membukanya dan tak perlu periksa.
“Kleptomania
tak bisa sembuh. Kebiasaan mencuri bukan memburuk seiring waktu. Kau mencuri
yang kau lihat dan itu alami.” Komentar Nyonya Jung.
“Hyang-mi
tak seperti itu. Jika kubilang dia tak begitu, maka dia tak begitu.”kata Dong
Baek yakin.
Di
restoran
Tuan No
duduk dengan wajah tertunduk. Nyonya
Hong mengaku seratus persen yakin
melihat Hyang Mi yang mencuri sendok teh itu. Tuan No panik mengetahui Hyang Mi
yang mencuri sendok teh. Nyonya Hong mengaku Hyang Mi itu seperti berkah
baginya.
“Tampaknya
suamiku akhirnya bertemu jodohnya.” Kata Nyonya Hong. Hyang Mi bingung Nyonya
Hong yang terus menatapnya.
“Kenapa
kau menatapnya?” tanya Tuan No, Hyang Mi mengaku kalau mereka hanya main ski bersama.
“Dengar..
Kami hanya main ski air sebagai teman. Kami
tak berbuat kelewat batas.” Ucap Tuan No menyakinkan.
“Bukan
kau yang menentukan batasnya.” Komentar Nyonya Hong. Hyang Mi hanya bisa bergumam
kalau sudah tahu posisinya.
“Aku
bukan tandingannya. Aku juga langsung sadar bisa mati jika menyinggungnya”gumam
Hyang Mi ketakutan.
“Jika kau
setuju membawa Gyu-tae jauh dariku dan semua hal yang berkaitan dengannya, maka
aku akan sangat bersyukur.” Kata Nyonya Hong
“Kalian sebaiknya
coba menyelesaikannya. Kenapa memintaku...” keluh Hyang Mi
“Apa Kau
tahu kapan tak bisa menghindari takdir? Sekarang giliranmu. Kuserahkan dia
kepadamu.”ucap Nyonya Hong
“Kau
bicara seakan dia objek.” Keluh Hyang Mi. Nyonya Hong pikir hidupnya akan lebih baik setelah
menyingkirkan Gyu-tae.
“Aku
percaya kau akan membantuku.” Kata Nyonya Hong, Hyang Mi hanya bisa melonggo.
Para bibi
berkumpul, mereka yakin kalau Gyu-tae tak berani berbuat apa pun. Ia pikir
kalau Yong Sik pasti bercanda karean Gyu-tae tak mungkin Pengusil dan yakin Bukan
Gyu-tae pelakunya. Bibi Park mengeluh karena Ini sebabnya tak percaya polisi.
“Dengarkan
aku... Dia membeli gedung sangat murah karena yang terjadi. Dia juga...” ucap
Yong Sik terhenti karena bibi Park menyuapinya daging babi.
“Dia juga
sangat dekat dengan pria mencurigakan yang menjadi direktur akademi itu. Semua
petunjuk mengarah kepadanya.” Jelas Yong Sik
“Kedekatan
mereka tidak bisa dijadikan bukti. Tapi Gyu-tae dekat dengan semua orang. Dia
menyebut suamiku saudaranya,” kata Nyonya Park
“Dia
menyebut suami menyedihkannya belahan jiwanya.” Komentar Bibi Jung.
“ Hei... Kenapa
menyebut suamiku menyedihkan? Hanya kau yang tak dekat dengannya. Jangan
menjadikan dia tersangka hanya karena tak suka dia.” Kata Nyonya Park.
“Aku tak
menargetkannya.” Kata Yong Sik kesal.Bibi Kim pikir Tuan No mungkin remeh dan berpikiran sempit, tapi
dia tak bisa membunuh, Semua di lingkungan tahu itu.
“Lalu
siapa kalau begitu? Sialan... Kau pikir siapa Pengusil?” kata Yong Sik kesal
sendiri.
“Makan
saja babi panggang. Kau tak cukup pandai untuk memecahkannya.” Komentar Nyonya
Park memberikan daging lagi
“Tapi
kenapa dengan jendela itu? Kenapa jendelanya ditutup dengan kardus?” tanya Bibi
Kim. Yong Sik mencari-cari dimana kardus itu.
“Entah
apa itu kardus, tapi jendelanya tertutup. Kau bisa tahu dari cahaya yang keluar
dari jendela. Ini yang dilakukan suamiku saat memplester dinding.” Jelas bibi
lain.
“Mungkin
dia menutup jendela agar anak-anak fokus daripada teralihkan pemandangan luar.”
Komentar Yong Sik.
“Akademi
bukan penjara. Siapa yang akan ke tempat seperti itu?” kata Bibi Jung.
“Mungkin
dia menutupi dinding untuk mencegah orang melihat ke dalam.” Komentar Bibi Kim.
“Apa? Dia
tak ingin orang melihat ke dalam? Kenapa? Dia menyembunyikan sesuatu di
akademi?” ucap Yong Sik
“Itu yang
harus kau cari tahu.” Kata Nyonya Park. Bibi Oh datang membritahu Tempat itu
bukan akademi karena selalu tutup.
“Astaga,
ini membuatku gila. Tempat apa ini? Aku benci saat perlu memakai otakku terlalu
banyak.” Ucap Yong Sik kesal sambl mengaruk-garuk tanganya
“Hei, kenapa
kau terus menggaruk jarimu? Itu Menjijikkan.” Keluh Bibi Park.
“Itu
mungkin infeksi. Temui dokter.. Kau mungkin menulari Dongbaek.Cinta bisa
menularkan segala macam penyakit.” Ejek Bibi Jung.
Hyang Mi
menelp seseorang kalau sudah transfer semua uangnya, tapi temanya itu meminta
uang lebih. Hyang Mi marah bertanya
berharap dapat uang dari mana lagi. Akhirnya Hyang Mi didepan kotak ikan
yang berisi uang.
“Seharusnya
sejak awal dia tak mempekerjakanku. Aku hanya penjahat yang tak bisa berubah.” Ungkap
Hyang Mi
Flash Back
DUA TAHUN LALU
Di tengah
salju yang turun, Hyang Mi datang dengan koper serta tasnya bahkan hanya
mengunakan sandal lalu melihat dibagian depan Bar [LOWONGAN PRAMUSAJI PARUH
WAKTU] Ia melihat ada banyak stiker didepan pintu.
“Aku
terkejut melihat bar seperti ini di sini.” Gumam Hyang Mi
Hyang Mi
mengingatkan saat masih kecil berdiri didepan sebuah tempat yang sama. Dan itu
adalah Bar “JANGAN-LUPAKAN-AKU” Dong Baek saat kecil pun masuk ke dalam bar
sementar Hyang Mi dewasa masuk ke bar CAMELLIA
“Kulihat
kau membutuhkan pramusaji paruh waktu.” Ucap Hyang Mi. Dong Baek sedang duduk
dengan Pil Goo yang masih balita.
“Pakai
ini untuk mengeringkan rambutmu.” Ucap Pil Goo memberikan handuk. Hyang Mi
mengucapkan Terima kasih.
“Kurasa
kau tampak akrab. Rasanya kita pernah bertemu.” Kata Hyang Mi. Dong Baek juga
merasa begitu.
“Pil-gu,
mari makan... Kau Duduklah. Makan dengan kami.” Ucap Dong Baek membawa makanan
dari dapur.
“Dengan
kalian? Apa Kau ingin aku ikut makan?” tanya Hyang Mi tak percaya.
Flash Back
Di bar
sebelumnya, Sang pemilik mengambil gelas yang dipakai Hyang Mi memarahinya
kalau ini bukan gelasnya lalu memberikan gelas plastik yang sudah lusuh. Si
bibi memarahi Hyang Mi yang terus pakai gelas mereka.
“Astaga,
yang benar saja... Kau tak akan sakit karena memakai gelas yang sama.” Keluh Hyang
Mi melihat anak pemilik yang makan dengan lahap.
**
Di bar
Hyang Mi
seperti tak percaya diajak makan bersama, Dong Baek pun mengajak Pil Guu untuk
mulai makan. Pil Goo memotong telur mengatakan kalau akan memberikan potongan
lebih besar pada Hyang Mi. Hyang Mi tak percaya kalau ada orang yang
memperhatikanya.
**
Di Cafe
Hyang Mi
memberitahu temanya kalau untuk bekerja
di Camellia. Bibi itu mengeluh padahal
mencarikan kerja agar kbisa
langsung mulai dan tak bisa batalkan tiba-tiba. Hyang Mi meminta Mi Sun jika
dapat telepon dari Nak-ho, bilang mereka sudah tak berhubungan.
“Dongbaek
hanya orang biasa. Kau dibayar per jam di sana. Apa Kau pernah dibayar per jam?”
ucap Mi Su
“Aku tak
peduli. Aku ingin mencoba.” Kata Hyang Mi. Mi Su ingin tahu alasanya.
“Aku
lelah... Aku hanya lelah.” Kata Hyang Mi
Hyang Mi
melihat isi kotak teringat dengan ucapan Mi Su “Kita semua punya cara hidup.
Hidup lamamu akan mencarimu.” Seseorang masuk, Hyang Mi mengatakan hanya bisa
pesan makan pada jam ini. Nak Ho datang dengan tatapan penuh amarah.
“Aku tahu
kehidupan lamaku akhirnya akan mencariku lagi.” Gumam Hyang Mi shock.
“Hyang-mi...
Kau hanya bisa pesan makan pada jam ini.” Ucap Dong Baek masuk lalu terdiam
melihat tatapan Hyang Mi yang berbeda pada pria yang ada didepanya.
Nak Ho
berbicara pada Hyang-mi kalau u ingin menjual alkohol, bukan manusia lalu bertana
apakah seberapa buruk itu. Ia menegaskan alau minta Hyang Mi bijaksana dan
bekerja sama denganya agar Hyang Mi tak
perlu keterlaluan.
“Namun,
kau terlalu gampangan. Jadi, aku memikirkannya sekarang.” Ucap Nak Ho
“Kenapa
kau pikir aku gampangan? Aku tidak gampangan.” Tegas Hyang Mi. Nak Ho tetap
mengejek Hyang Mi gampangan.
“Kau
paling gampangan di dunia. Kau tak punya orang tua atau teman. Tak akan ada
yang tahu jika kau hilang.” Kata Nak Ho
“Kuminta
Suk-hui melaporkanmu kepada polisi jika aku menghilang.” Balas Hyang Mi
“Hei... Tempat
ini berada di pinggiran kota. Menurutmu, kenapa aku bisa menemukanmu? Hanya
butuh dua juta won agar dia bicara. Astaga, dia sungguh tak setia. Apa Akhirnya
kau dapat tempatmu?” ejek Nak Ho.
“Sekalipun
besok kau ditemukan tewas di danau, polisi tak bisa mengontak siapa pun. Mereka
mungkin tak bisa mengidentifikasimu. Lebih buruk lagi, tak akan ada orang yang
mengadakan pemakaman untukmu. “ kata Nak Ho mengejek.
Yong Sik
pergi dokter dan Dokter memeriksa dengan kaca pembesar di jari Yong Sik lalu
berkomentar pasti ke tempat Yeong-sim. Yong Sik mengaku tidak karena terlalu
sibuk untuk ke sana. Dokter memberitahu kalau Yeong-sim datang karena gejala
yang sama
“Setelah
Dia selesai menyemprot pestisida di
ladang kacangnya. Jadi, kukira kau membantunya. Tampaknya infeksimu didapat
dari pestisida.” Kata Dokter
“Aku tak
pernah menyentuh pestisida. Aku mungkin makan yang tak seharusnya.” Komentar Yong
Sik heran
“Lalu kenapa
hanya menggaruk tanganmu? Artinya kau sentuh sesuatu.” Karena hanya jarimu yang gatal jelas berarti
kau menyentuh sesuatu.” Kata Dokter sambil menuliskan resep.
“Apa Aku
menyentuh sesuatu yang tidak biasanya?” ucap Yong Sik bingung sambil berjalan
pulang.
Ia
melihat ada tempat makan berisi kucing, lalu teringat saat memegang makanan
kucing karena mengaku aneh, tak ada kucing di tempat ini. Namun, seseorang
terus mengisi makanan kucing. Ia pun yakin kalau apa sesuatu di makanan kucing
itu.
Nak Ho
bertanya pada Hyang Mi tentang saranya, tapi Ia pikir Hyang Mi harus ikut dengannya
dan harus bekerja untukku seumur hidup. Hyang Mi merasa tak bisa lari dari
takdirnya. Nak Ho pun menyuruh Hany Mia
gar kemasi barangnya dan keluar.
“Namun,
tidak sekarang. Aku sedang mengerjakan sesuatu, jadi, aku pergi setelah dapat
uang.” Ucap Hyang Mi
“Apa aku
seperti sedang membuat penawaran? Begitukah?” teriak Nak Ho. Dong Baek yang
mendengarnya sambil terlonjak kaget.
“Apa
maumu? Satu-satunya temanku melaporkanku demi dua juta won. Aku tak bisa lari.”
Ucap Hyang Mi
“Berhenti
mengoceh dan ikut aku. Kau harus ikut sukarela... Hyang-mi. Kau harus bekerja
sama. Jika kau mati tanpa keluarga atau teman, akan menyedihkan.” Ucap Nak Ho.
Dong Baek langsung duduk di samping Nak Ho
“Apa
maumu? Kenapa kau duduk di sana?” ucap Nak Ho marah. Dong Baek menegaskan Agar bisa
di samping Hyang-mi.
“Astaga. Tempat
ini penuh orang bodoh.” Keluh Nak Ho. Dong Baek menegaskan kalau Hyang-mi punya
teman.
“Jika
sesuatu terjadi padanya, hal pertama yang kulakukan adalah melaporkanmu ke
polisi.” Tegas Dong Baek
“Hei... Aku
tak tahu kau punya teman berkuasa.” Ejek Nak Ho memegang bahu Hyang Mi
“Apa Bisa
berhenti menyentuh bahunya seperti itu?” tegas Dong Baek.Nak Ho menegaskan Ini
bukan bahunya.
“Tubuhnya
adalah milikku... Semuanya milikku.” Kata Nak Ho lalu menyuruh Dong Baek Pergi
saja dan kupas akar bellflower
“Setiap kali
hidupku menjadi kacau dan akan menjatuhkanku...” gumam Hyang Mi
“Selagi
aku masih baik... Pergilah selagi aku masih baik.” Ucap Dong Baek akhirnya
berdiri membela Hyang Mi.
“Tak ada
yang pernah melindungiku. Wanita ini mulai membuatku marah.” Gumam Hyang Mi.
Di rumah
Tuan No
panik melihat Nyonya Hong keluar dari rumah lalu menjelaskan kalau semua salah
paham dan Tak ada yang terjadi di antara mereka. Nyonya Hong tetap menarik kopernya, Tuan No meminta agar mendengarkan
dan percaya padanya.
“Kenapa
jika tak bercinta? Apa Kau pikir itu membuatmu tak bersalah?” ucap Nyonya Hong tak
bisa menahan tangisnya. Tuan No tak percaya melihat Nyonya Hong.
“Aku tak
akan pernah bisa melupakan ini.” Tegas Nyonya Hong, Tuan No hanya bisa diam
saja.
Di rumah
Jong Ryul
baru saja masuk rumah, dan langsung di siram dengan sampah. Jessica marah besar
ingin tahu kenapa suaminya datang ke pertandingan bisbol anak dan Siapa anak
itu. Jong Ryul kaget melihat di social media ada foto tanda tanganya.
“Aku
melihat Kang Jong-ryeol di pertandingan bisbol anak hari ini.” Tulis fans pada
Caption fotonya.
Di dalam
bar
Kekacauan
terjadi, Dong Baek hanya sendirian tapi
Hyang Mi berteriak meminta agar Nak Do untuk melepaskanya. Dong Baek menatap
pisau dimeja sebelah. Nyonya Hong berteriak dari dapur meminta agar Dong Baek
sadar.
Hyang Mi
di dorong keluar dari bar sambil berterus berteriak agar melepaskanya. Nak Ho berterak
marah lalu memberitahu apa yang sanggup dilakukan.
Hyang Mi meminta agar Nak Do melepaskan tanganya. Nak H pikir Hyang Mi lupa
jadi harus diingatkan.
Yong Sik
melihatnya ingin membantu tapi Dong Baek keluar membawa baskom langsung memukul
kepala Nak Ho. Semua melonggo melihat Dong Baek yang berani melawanya.
“Kubilang
pergi! Aku cepat marah! Dia juga bisa marah! Semua orang bisa!” teriak Dong
Baek.
“Pahlawan
selalu muncul di saat akhir... Bos besar juga muncul di saat akhir.”
Yong Sik
terdiam melihat Dong Baek yang berbeda dari biasanya, lalu menatap kearah gang
seorang pria yang membawa makanan kucing. Pria itu adalah ....
Bersambung
ke episode 23
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar