PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 01 Oktober 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nok Du terus mengikuti si pria dengan wajah penuh amarah kalau mereka semua akan mati. Ia ingin mendekat, lalu panik melihat si pria yang berganti pakaian jadi wanita. Ia binggung ternyata yang menyerangnya adalah wanita.
Ia pun berjalan mengikuti wanita yang berjalan pincang, ke sebuah gua. Lalu masuk seperti ke perkampuangan,  Nok Du binggung melihat semua penghuni wanita. Para wanita pun binggung dengan Nok Du yang pria bisa masuk ke tempat mereka.
“Ini aneh... Kenapa aku hanya melihat wanita? Apa yang terjadi di sini?” gumam Nok Du bingung.
Saat itu pumbndaknya ditepuk, Nok Du menatap wanita tambun yang akan memukulnya. Tapi Nok Du bisa menghindar dan wanita tambun lainya juga akan memukul tapi mengenai dinding batu dan langsung roboh. Nok Duk binggung dan satu wanita dengan tinggi besar langsung menendangnya.
“Ada apa denganmu?” ucap Nok Du binggung yang tiba-tiba diserang. Si wanita besar satu berpikir Nok Du pasti ingin mati.
“Tidak, kau pasti salah paham.” Kata Nok Du panik, wanita yang kedua tak percaya
“Kau pasti datang untuk tujuan licik karena hanya janda yang tinggal di desa ini. Tangkap dia!” teriak wanita yang kecil
Akhirnya Nok Du seperti  diberi pelajara oleh tiga wanita, di pukul dan digigit tanpa bisa melawan. Wajahnya pun akhirnya babak belur dengan topi yang tak karuan. Nok Du menatap sedih melihat tulisan didepan pintu  "Khusus Wanita, Desa untuk Janda"



“Siall... Mereka melarang pria memasuki tempat itu, tapi Apa ada pembunuh bayaran di dalamnya? Aku harus menghancurkan... Ah.. Tidak. Aku akan mati sebelum menemukan pemimpin mereka.” Ucap Nok Du kesal.
Saat itu  seorang pria seperti saudara kaya bertanya pada anak buahnya apakah yakin ini jalan yang benar. Si anak buah memberitahu kalau ini satu-satunya jalan untuk mencapai desa untuk janda.
“Beraninya dia... Upacaranya sebentar lagi. Beraninya dia kabur. Anak buahmu mengikuti Sung, kan?” kata si tuan kaya.
“Mereka mencari di setiap sudut gunung. Kemungkinan besar kita akan menangkapnya di sana. Sekalipun kita melewatkannya, dia akan datang ke sini, jadi, jangan khawatir.” Kata si anak buah. 

Di hutan
Seorang wanita dikejar-kejar oleh beberapa pria, lalu terjatuh didepan Nok Du. Nok Du yang menatap si wanita dan meminta izinkan agar membantunya. Si wanita terlihat bingung, akhirnya Nok Du meminta maaf dan langsung mengendongnya ke tempat aman.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Nok Du, tapi tiba-tiba seorang pria menyerangnya. Keduanya pun berkelahi, si wanita mencoba menjelaskan. Tapi pekelahian terus terjadi dan si pria tersungkur.
“Siapa kau?” tanya Nok Du mencengkramnya, si wanita langsung mendorong Nok Du agar menjauh.
“Dol Bok, kamu baik-baik saja?” tanya si wanita, Si pelayan memangil – Nyonya dan mereka saling berpelukan. Nuk Do hanya bisa melonggo melihat percintaan antara Nyonya dan pelayan. 
Keduanya akhirnya duduk tertunduk. Dol Bok berlutut meminta maaf karean sudah menyelamatkan wanitanya tapi merasa bersalah padanya.  Nok Du terlihat masih kesal, Dol Bok mengaka kalau berpikir Nuk Du berusaha mencelakainya.
“Lupakan saja.. Dan Kau.. Jangan pergi ke desa untuk janda. Ayah mertuamu menunggu di sana.” Ucap Nok Du, Keduanya terlihat kaget
“Apa kau benar-benar berencana untuk pergi ke sana? Apa Kamu tidak tahu, kalau tidak akan bertemu denganku lagi jika kau ke sana?” ucap Dol Bok
“Lebih baik aku tidak bertemu denganmu selamanya daripada melihatmu terluka.” Kata si wanita.
“Kenapa kau tidak memahamiku? Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu pergi.” kata Dol Bok menangis
“Kurasa ada jalan keluarnya.” Ucap Si Nok Du memikirkan rencana. 



Si ayah sedang menunggu depan gudang kebingungan karena  mereka tidak datang dan berharap mereka tidak pergi ke tempat lain. Anak buahnya melihat seorang wanita keluar dari gua, si ayah langsung menghampirinya.
“Brengsek! Kau harus merasa terhormat mengorbankan nyawamu untuk keluargamu. Beraninya kau kabur? Kau bahkan tidak akan mati dengan damai lagi.” Ucap si ayah dan akan menyentuh si wanita.
Wanita mendorong tangan si anak, dan tanganya mengenai wajah si ayah. Anak buahnya kaget karena hidungnya malah berdarah. Si ayah pun langsung berteriahk marah menarik penutup wajah.
“Siapa kau?” ucap si ayah binggung melihat bukan menantunya tapi Nok Du yang terlihat layaknya wanita.
“Ini bukan menantuku.... Maafkan aku.” Kata si ayah mertua. Nok Du pun bergegas mengambil kain dan langsung bergegas pergi. Ayah mertua dan anak buahnya memuji kalau Nok Du itu manis Terutama dari belakang.


Nok Du pun berjalan menemui Dol Buk dan si nyonya yang sudah menunggunya. Mereka tak bisa menahan tawa, Nok Du merasa sudah membuat kesalahan dan akan mencari cara lain... Tapi Dol Buk pikir tak sama sekali.
“Kau tampak sangat cantik. Kau hanya perlu memperbaiki gaya berjalan dan suaramu.” Ucap si pria 
“Benar, gaya berjalanmu agak...Ini tidak seberapa, tapi aku ingin berterima kasih.” Ucap Nyonya memberikan sesuatu.
“Itu tidak perlu.. Tunggu, aku tidak mengharapkan balasan karena membantumu.” Kata Nok Du melihat barang yang diberikan si wanita.
“Apa aku membuatmu merasa tidak nyaman lagi? Kalau begitu...” kata si wanita akan mengambilnya.
“Namun, aku diajarkan bahwa menolak keramahan seorang wanita bukanlah sesuatu yang harus dilakukan pria.” Kata Nok Du dan akhirnya si wanita pergi dengan pakaian pria dan Nok Du tetap mengunakan pakaian wanita.

Nok Du akhirnya mengintip dari depan desa janda, tiba-tiba si wanita pendek menepuk bahunya. Nok Du terlihat kaget, Si wanita bertanya siapa namanya. Nok Du mengaku anggota keluarga Kim dari Hanyang dan datang karena mendengar mereka membantu janda yang melarikan diri.
“Begitukah?.. Masuklah... Kau bisa Lewat sini.” Ucap si wanita akhirnya mengajak Nok Du masuk ke desa mereka. 

“Desa ini terbentuk selama invasi Jepang. Para janda yang kehilangan suami mereka dalam perang datang berkelompok dan mulai tinggal di sini. Mereka menyuruh kami bunuh diri untuk menjaga kehormatan keluarga kami.” Cerita si wanita.
“Mereka bicara omong kosong. Tapi demi keuntungan siapa? Setelah tinggal di sini beberapa waktu, tempat ini telah berubah menjadi desa yang bagus yang bahkan disetujui Yang Mulia. Menurutmu begitu, kan?” kata si wanita. Nok Du menganguk setuju saja dan terlihat gugup.
“Jangan khawatir. Selain jalan masuk yang kamu masuki tadi dan jalan ke rumah gisaeng di sana, maa tidak ada rute lain di tempat ini.” Jelas si wanita pendek
“Apa semua wanita berpenampilan biasa ini merupakan satu kelompok?” tanya Nok Du bingung
“Astaga. Perawakanmu cukup bagus. Kau calon istri terbaik.” Komentar si wanita melihat Nok Du yang cukup tinggi.
“Pihak keluarga ibuku dikenal dengan tinggi mereka. Aku mewarisinya dari ibuku.” Kata Nok Du. Si wanita menganguk mengerti.
“Ahh... Di sana kamu rupanya... Kita punya janda baru. Dia dikejar sampai ke sini dari Hanyang.” Ucap si wanita pendek.
Nok Du panik melihat dua wanita lain yang sebelumnya memukulnya, Si wanita paling besar sedang memanggil seorang pria. Temanya meminta Nok Du agar Jangan terkejut karna Terkadang, ada beberapa pria kurang ajar yang mencoba menyelinap masuk.
“Tapi kami, Pasukan Wanita Berbudi, menangkap mereka semua dan mengirim mereka ke akhirat....” Ucap si wanita tambun.
“Kami selalu begitu Serahkan para pria itu pada kami.” Kata ketiganya, lalu memanggil Nyonya Chun!
“Dia janda baru... Nyonya Chun adalah kepala rumah gisaeng.” Ucap  si wanita pendek.  Nyonya Chun mendekat dan langsung menyapa Nok Du.
“Kenapa ada rumah gisaeng di samping desa untuk janda?” tanya Nok Du binggung
“Energi wanitanya kuat di sini, jadi, kami pikir itu tempat ideal untuk rumah gisaeng.. “ kata si wanita tambun paling besar.
“Dan sekarang, para janda membuat alkohol dan menjahit pakaian untuk rumah gisaeng Dan Nyonya Chun mengurus desa kita dengan baik. Kita saling membantu.” Kata si wanita paling pendek.
“ Selamat datang... Dia pasti lelah. Laporkan ini ke Wakil Kurator dan biarkan dia beristirahat.” Kata Nyonya Chun.
“Tapi kita tidak punya tempat kosong untuknya. Akan butuh waktu untuk membangun tempat untuknya.” Kata Si wanita pendek
“Bagaimana jika membiarkannya tinggal di tempatmu untuk sementara? Sun Nyeo, karena kau tidur sendiri, bagaimana kalau kamu bawa dia?” kata Nyonya Chun.
“ Tentu, kedengarannya bagus.” Kata Sun Nyeon, Nok Du panik langsung menolaknya. Semua terlihat kaget.
“Itu... Maksudku... Aku menolak karena... Aku merasa sangat bersalah membuatmu tidak nyaman.” Jelas Nok Du mencoba menghindar.
“Itu tidak penting. Kita berdua wanita.” Kata Sun Nyeo, Nok Du terus saja menolak.
“Aku tidak bisa menanggung beban seperti itu. Bukankah Anda bilang rumah gisaeng ada di sebelah desa? Boleh aku tidur di sana?” kata Nok Du. Nyonya Chun terlihat kaget kalau akan Di rumah gisaeng mereka.


Beberapa pria sedang menganguk makanan kedalam rumah gisaeng, Nok Du terlihat sedikit nyaman. Nyony Chun bertanya apakah Nok Du baik-baik saja karena Akan ada banyak pria dan Akan tidak nyaman. Nok Duk mengaku tak masalah.
“Hanya untuk beberapa hari. Aku akan baik-baik saja.” Ucap Nok Du. Nyonya Chun pun menyuruh Nok Du berbagi kamar Dong Joo.
“Dia punya kebiasaan tidur yang buruk, tapi cukup baik...” kata Nyonya Chun lalu berhenti saat mendengar suara tangisan. 

Didalam rumah gisaeng, seorang anak kecil yang ditarik paksa oleh seorang pria dan menyuruhnya agar berhenti menangis. Si anak mengeluh kesakitan. Dong Joo akhirnya menarik si anak untuk berada pada ibunya, si pria terlihat marah. Nyonya Chun akhirnya masuk dan Nok Du terus menatap kearah Dong Joo.
“Tuan, kenapa Anda kemari?” tanya Nyonya Chun. Si pria mengaku  menawarkan memberi gadis itu kesempatan menjadi gisaeng sejati.
“Tapi wanita rendahan itu berani menolak. Coba Lihat kekacauan ini!” ejek Si pria menyindir.
“Dia bukan gisaeng resmi, dan usianya baru 12 tahun. Kau... Bawa Cho Sun ke gedung utama.” Ucap Dong Joo
“Tuan, untuk saat ini...” kata Nyonya Chun yang langsung disela oleh si pria.
“Apa katamu?.. Kau juga pasti sudah gila.” ucap si pria terlihat sangat marah.
“Kau tidak akan membawanya pergi!Tuan... Apa Anda tidak tahu ini menentang adat istiadat?” kata Nyonya Chun dengan nada mengancam.
“Kau bilang "Adat istiadat"? ulit kupercaya para wanita rendahan membicarakan adat istiadat.” kata Si pria makin mengejek pada Nyonya Chun.
“Anda benar... Apa gunanya bagi wanita rendahan seperti kami membahas adat istiadat? Namun, keadaannya berbeda untuk Anda. Aku hanya mengatakannya karena aku khawatir seseorang yang sangat tinggi dan penting sepertimu bisa kehilangan harga dirimu karena emosi sesaat.” Ucap Nyonya Chun mencoba untuk tenang.
“Kalau begitu, berapa lama aku harus menunggu?” tanya si pria. Nyonya Chun menjawab kalau harus menunggu tiga atau empat tahun lagi.
“Baiklah... Aku akan menunggu.” Kata si pria tapi malah mengeluarkan pisau lalu mengancam si anak dengan memotong rambutnya yang panjang.
“Apa ini cukup? Akan butuh sekitar tiga sampai empat tahun agar rambutnya bisa tumbuh kembali.” ucap si pria. Semua panik karena rambut itu yang paling berharag.
“Kenapa? Aku tidak mau dia untuk direbut oleh pria lain sementara aku menunggunya. Atau Apa kau akan mengorbankan rambutmu?” ucap Si pria menatap Nyonya Chun. Nyonya Chun tak bisa berkata-kata. Dong Joo tiba-tiba langsung mengambil pisau dari tangan si pria.
“Jika rambut yang kamu inginkan, akan kuberikan kepadamu. Rambut selalu tumbuh kembali. Tidak mungkin lebih penting daripada gadis kecil itu.” Kata Dong Joo sudah siap memotong rambutnya.
Semua menjerit tak percaya saat Dong Joo berani memotong rambutnya yang panjang. Nok Du seperti terkesima melihat rambut Dong Joo yang pendek tertiup angin. Si pria menjerit marah pada Dong Joon agar memberikankan pelajaran. 




Tiba-tiba terdengar suara pria dari pintu depan  “Apa Ada orang di dalam?” Para Gisaeng langsung menyapa Cha Yool Moo masuk ke rumah bordir, Yool Moo yang ramah menyapa wanita Byeon Hong, Ok Ran lalu mendekati Dong Jooo seperti ingin melindunginya.
“Siapa kau?” tanya si pria sinis. Yool Moo langsung meminta maaf dan menanyakan keadaanya .
“Apa kau penyedia makanan?” ucap si pria marah. Yool Moo pikir  Anggap saja itu memang benar.
“Kau pasti sangat kesal karena kejadian ini.” Kata Yool Mo, SI pria mengaku senang Yool Moo bisa mengerti.
“Lihatlah perbuatan para wanita berengsek ini kepadaku. Para wanita berengsek ini berani melawan bangsawan!” teriak si pria marah.
Yool Moo mengerti  lalu menyuapakan sesuatu ke dalam mulut si pria. Pria itu bertanya apa itu. Yool Moo menyuruh agar mengunyahlah dengan baik karena Itu akan membantu meredakan kemarahannya. Si pria mengikutinya dan langsung berteriak panik karena rasanya pahit sekali!
“Apa pun yang terasa pahit baik untuk kesehatanmu. Bagaimana? Apa Kau mau tambah?” ucap Yool Moo mengejek.
“Air!  Di mana airnya?” teriak si pria. Anak buahnya pun mencoba mencari air.
Yool Moo mengeluarkan botol airnya menyuruh si pria meminumnya saja. Si pria minum tapi langsung memuntahkanya.  Yool Moo mengejek karena tak tahu kalau isinya itu cuka dan menurutnya  Ini buruk. Si pria kebingungan mencari air karena rasa pahit dan asam bercampur.
“Jika kau makan cuka dengan apa yang baru saja kuberikan padamu, itu akan menjadi racun.” Ucap Yool Moo
“Tuan, naiklah ke punggungku.” Kata si anak buah lalu berlari membawa Tuanya naik ke rumah gisaeng.
“Apa itu benar-benar menjadi racun?” tanya Gisaeng lainya berjalan mendekati Yool Moo
“Aku tidak tahu. Aku belum pernah mencobanya.” Kata Yool Moo, Nyonya Chun pun menyuruh Yool Moo masuk saja lebih dulu
“Mari kita hentikan. Sekarang, masuklah.” Kata Nyonya Chun pada anak buahnya.
“Maaf kamu harus melihat itu. Kamarmu di ujung.” Ucap Nyonya Chun pada Nok Du. Nok Du mengaku mengerti karena bisa menemukannya sendiri.
Seorang Gisaeng melihat rambut Dong Joo yang pendek merasa sedih,, Duk Mi mengaku kalau tak masalah. Sementara anak buah Yool Moo berjalan mendekati Nok Du seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Nyonya Chun melihat Dong Joo dengan tatapan sinis menyuruhnya masuk.
“Dia tampak sangat familier... Entah di mana aku melihatnya.” Ucap Nok Du menatap Dong Joo lalu tersadar kalau ada seseroang yang mendekatinya. 



Nok Du akhirnya masuk kamar terlihat bisa bernafas lega bsia selamat masuk rumah gisaeng, lalu berpikir kalau si wanita pembunuh itu tidak akan memberitahuku siapa yang memberi perintah, jadi akan memikirkan cara mencari tahu. Tiba-tiba matanya melihat tas dibawa meja.
“Kenapa kau melakukan sesuatu seperti itu?” keluh Nyonya Chun melihat rambut Dong Joo yang pendek.
“Hyang Mae baru berusia 13 tahun saat dia membawanya. Tapi dia kembali dalam keadaan mati dan itu baru terjadi sebulan lalu. Bagaimana bisa aku membiarkannya melakukan itu lagi?” ucap Dong Joo
“Jadi, kau memotong rambutmu? Kau gisaeng!” keluh Nyonya Chun kesal
“Aku tidak bisa membiarkannya memotong rambut Anda! Aku bahkan bukan gisaeng resmi.” Ucap Dong Joo membela diri
“Apa Kau bangga masih menjadi siswa latihan? Coba Lihatlah dirimu.” Ejek Nyonya Chun
“Dia membuatku sangat marah. Kenapa dia memperlakukan kita seperti itu? Dia pikir siapa dirinya? Si berengsek jelek itu.” Ucap Dong Joo kesal. Nyonya Chun hanya bisa tersenyum. Dong Joo pun menyuruh Nyonya Chun   Istirahat saja.
“Kudengar kamu baru saja keluar. Jadi Kau pergi ke mana?” tanya Nyonya Chun. Dong Joo hanya diam saja.
“Jangan terlibat masalah... Mengerti?” pesan Nyonya Chun. Dong Joo menganguk mengerti. 


Saat keluar dari ruangan, Yool Moo sudah menunggunya. Dong Joo mengeluh Yool Moo melakukan itu, Yool Moo mengaku sangat marah karena Si brengsek jelek itu menyebabkan keributan di rumah gisaeng padahal ia sangat mengagumi tempat ini.
“Jangan terlibat lagi.” Perintah Dong Joo, Yool Mo mengaku tidak bisa menjamin itu.
“Kau meninggalkan surat wasiat dan menghilang. Bagaimana bisa aku tidak terlibat? Aku hampir terkena serangan jantung. Kenapa kau meninggalkan ini dan menghilang begitu saja? Apa Kau tidak peduli betapa cemasnya aku?” Keluh Yool Moo kesal
“Apa Kau lupa janji kita? Kau berjanji bahwa kau tidak akan mencampuri hidupku.” Kata Dong Joo sinis
“Apa aku juga tidak boleh khawatir?” keluh Yool Moo dan Dong Joo mengambil surat wasiatnya.
“Jika kau terus melakukan ini, aku akan meninggalkan tempat ini.” Ancam Dong Joo. Yool Moo akhirnya setuju takan berhenti.
“Kau punya cara menutup mulutku.” Keluh Yool Moo. Dong Joo pun akhirnya bergegas pergi. 


Di kamar
Dong Joo panik melihat Nok Du memegang tas rahasianya dan langsung mengambilnya dengan nada penuh amarah.  Ia pun akan memerika apakah  Nok Du mengambil sesuatu. Nok Du  memegang sesuatu dari tasnya, Dong Joo mencoba mengambilnya sambil memukul lenganya.
“Maafkan aku... Kenapa kau menggeledah barang-barangku?” keluh Dong Joo merasa bersalah karena bersikap terlalu kasar
“Kau yang memegang bajuku.” Keluh Nok Du bersikap layaknya wanita yang lemah.
“Kau menyentuh barangku tanpa izin. Apa Kau lihat isinya?” tanya Dong Joo panik. Nok Du mengaku tidak.
“Tapi tunggu sebentar. Sedang apa kamu di ruangan ini?” tanya Dong Joo bingung. Nok Du memberitahu Nyonya Chun bilang boleh tinggal di sini.
“Astaga, aku benci berbagi kamar dengan seseorang.” Keluh Dong Joo kesal
“Apa dia pikir aku bahagia karena harus berbagi kamar dengannya?” gumam Nok Du kesal
“Tapi hanya aku yang tidur sendirian. Kurasa dia tidak punya pilihan. Kau bebas merasa berada di rumah sendiri. Tapi jika kau menyentuh barang-barangku...” ucap Dong Joo
“Aku tidak akan menyentuh apa pun. Aku tidak akan menyentuh barang milikmu!” teriak Nok Du marah langsung keluar kamar. 


Nok Du berjalan lebih dulu dan melirik tas yang dibawa Dong Joo yang berjalan dibelakangnya.
Flash Back
Nok Du ternyata sudah membuka tas dan melihat baju pria didalamnya, Ia teringat dengan sosok pria yang ditemuinya saat dipenjara yang menyalakan karena  kehilangan targetnya, tapi ternyata Dong Joo adalah seorang wanita.
“Kurasa kau juga orang yang tidak biasa.” Gumam Nok Du tersenyum bahagia dengan masih terus melirik.
“Aku tidak mengikutimu.” Kata Dong Joo, Nok Du menganguk mengerti.

Tiba-tiba di taman terlihat pria berjongkok melihat bunga lalu membacaka sebuah puisi "Bunga yang indah ini menghibur rasa kesepianku." Dong Joo binggung  bertanya Sedang apa pria itu di sini. Si pria malah kembali membaca puisi dengan sebuket bunga.
"Namun, aku berani mengatakan perasaan kesepianku menyenangkan setelah mendapat kehormatan melihat keindahan Korea." Kata si pria.
“Pasti maksud Ada, "cukup cantik untuk menyebabkan kejatuhan."Apa Anda menggodaku karena rambutku tampak berbeda sekarang?” kata Dong Joo saling menatap bingung pada Nok Du
“Aku tahu pada pandangan pertama bahwa kau adalah wanita yang selama ini kucari.” Ucap si pria yang langsung memberikan buket bunga pada Nok Du.
Nok Du bingung karena tiba-tiba ada seorang pria yang menyukai dirinya. Dan bertanya pada Dong Joo. Dong Joo dengan wajah kesal berpikir kalau akan menyerahkan Nok Du lalu melangkah pergi. Nok Du kebingungan tiba-tiba langsung didekati pria.
“Aku yakin kamu janda baru,  yang baru tiba hari ini.” Ucap si pria. Nok Du panik dan akhirnya mengaku tidak tertarik.
“Dahulu aku punya posisi yang sangat penting di Hanyang. Untuk mematuhi perintah kerajaan dari Yang Mulia, maak aku datang ke desa ini sebagai pengawasnya. Posisiku di Kelas Sembilan. Aku wakil kurator. Namaku Yeon Geun.” Ucap Yeon Geun bangga.
“Itu posisi yang tidak berguna.” Kata Nok Duk dan akan pergi, tapi Yeon Geun menahanya.
“Aku akan menyentuh tanganmu sekarang. Aku tidak bisa masuk, tapi aku bertanggung jawab atas semua yang terjadi di desa. Tolong beri tahu aku kapan pun” ucap Yeon Geon merayu
“ Aku tidak mau ini.” Kata Nok Du lalu berjalan pergi dan tiba-tiba menatap Yeon Geun.
“Jadi, Apa kau yang bertanggung jawab atas desa ini?” tanya Yeon Geun. 


Nok Du melihat gambar peta yang berikan Yeon Geon lalu mengucapkan terima kasih karena Ini akan membantu untuk berteman dengan banyak janda di sini. Yeon Gun pikir ingin menjadi teman yang sangat baik juga. Nok Du bergegas pergi.
“Nyonya, tidak perlu merasa malu.” Kata Yeon Gun tersadar melihat Nok Du dan langsung mengejarnya. 

Nok Du melihat peta dan mencoba mengingatnya, lalu tersadar dengan seorang wanita yang berjalan pincang masuk ke sebuah rumah. Ia berjalan mengikutinya sambil mengingat yang dikatakan oleh Tuan Hwang “Meski kamu membalas mereka, itu tidak akan membawamu ke mana-mana
“Jadi, kau harus mengikuti pembunuh itu dan menemukan pemimpinnya.” Ucap Tuan Hwang.
Nok Du pun terlihat senang karena menemukan wanita pembunuh bayaran yang masuk ke tempat minuman
Tiba-tiba si  wanita besar pertama mendekati Nok Du karena akhirnya bisa menemukannya juga. Nok Du berjalan mundur ketakutan, ketiganya pun mengepung Nok Du. Si wanita mengaku sudah  mencari ke mana-mana agar mereka bisa bicara jujur.

“Aku tidak banyak bicara. Aku ingin menolak.” Kata Nok Du panik. Soo Yeon pikir yakin pasti sulit jadi Ikut mereka saja. Nok Du bertanya mau kemana.
“Mandi bersama adalah cara terbaik untuk berteman.” Kata Soo Yeon, Nok Du panik menurutnya ini konyol.
“Bagaimana bisa wanita mandi bersama? Aku sangat pemalu.” Kata Nok Du, Si wanita mengaku mereka awalnya malu.
“Astaga, kita semua di sini bersama.. Ayolah” kata si wanita. Nok Du mencoba menolak mengaku sangat pemalu.
“Kamu menyukainya... Jadi Bergabunglah dengan kami.” Ajak si wanita yang ketiga sudah siap mengendongnya.
“Sudah kubilang aku tidak mau mandi... Aku sangat pemalu.” Kata Nok Du. Si wanita menegaskan kalau mereka itu bertetangga. 

Saat itu Dong Joo berjalan melihat Nok Du yang digendong, Nok Du menyapa Don Joo mengaku mencarinya karena mereka seharusnya pergi ke tempat itu bersama. Tiga wanita pun bertanya kemana mereka  berencana pergi, Dong Joo terlihat binggung. Nok Du pun memohon agar membantunya.
“Aku merasa gatal karena rambutku... Jadi, aku akan mandi.” Ucap Dong Joo. Nok Du panik karena mengetahui ternyata pergi ke sungai juga.
“Tidak! Aku tidak bisa melakukan ini!”jerit Nok Du, tapi mereka membawa Nok Du pergi. Nok Du berteriak agar meminta agar diturunkan. 

Nok Du berdoa sendiri dengan berharap banyak, lalu akan bergegas pergi tapi wajahnya panik saat melihat tiga wanita sudah membuka pakain dan hanya mengunakan pakaian dalam.
“Aku tidak bisa... Kurasa lebih baik aku melewatkan ini.” Ucap Nok Du, Si wanita merasa Nok Du tak bisa melakukanya
“Sebenarnya, aku punya penyakit kulit.” Kata Nok Du mencari alasan, si wanita tambun memberitahu  Air ini adalah obat dan Itu akan menyembuhkan penyakitnya jadi menyuruh segera masuk ke dalam air.
“Masalahnya adalah aku pernah tenggelam saat kecil. Aku punya kenangan buruk tentang air.” Kata Nok Du
“Hanya orang lemah yang menghindari masalah mereka. Hadapi ketakutanmu dan taklukkan.” Ucap Si wanita pertama mulai membuka baju Nok Du.
“Bergabunglah dengan kami di air. Airnya jernih di sini.” Ucap Soo Yeon ikut membuka baju Nok Du. Nok Du kembali menutup pakaianya.
“Astaga, kau terlalu pemalu. Kita semua wanita di sini.” Ucap Dong Joo berjalan mendekat.
Nok Du pun berjalan mundur dengan terus menolaknya dan akhirnya masuk ke dalam air sambil menjerit kalau rasanya Dingin.  Tiga wanita tambun pun tertawa melihat Nok Du karena tahu kalau akan masuk.
Nok Du terlihat mencoba memrapihkan bagian lenganya, seorang wanita melihat kalau Nok Du yang tak punya payudarah. Dong Joo pun langsung menutup pakaian dalam karena tahu Nok Du itu pria.
Tiga wanita sudah siap untuk mengambil batu dan melemparnya. Nok Du panik menutupi lenganya yang terlihat sangat berotot.
Bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar