PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nok Du
terus mengikuti si pria dengan wajah penuh amarah kalau mereka semua akan mati.
Ia ingin mendekat, lalu panik melihat si pria yang berganti pakaian jadi
wanita. Ia binggung ternyata yang menyerangnya adalah wanita.
Ia pun
berjalan mengikuti wanita yang berjalan pincang, ke sebuah gua. Lalu masuk
seperti ke perkampuangan, Nok Du
binggung melihat semua penghuni wanita. Para wanita pun binggung dengan Nok Du
yang pria bisa masuk ke tempat mereka.
“Ini
aneh... Kenapa aku hanya melihat wanita? Apa yang terjadi di sini?” gumam Nok
Du bingung.
Saat itu
pumbndaknya ditepuk, Nok Du menatap wanita tambun yang akan memukulnya. Tapi
Nok Du bisa menghindar dan wanita tambun lainya juga akan memukul tapi mengenai
dinding batu dan langsung roboh. Nok Duk binggung dan satu wanita dengan tinggi
besar langsung menendangnya.
“Ada apa
denganmu?” ucap Nok Du binggung yang tiba-tiba diserang. Si wanita besar satu
berpikir Nok Du pasti ingin mati.
“Tidak,
kau pasti salah paham.” Kata Nok Du panik, wanita yang kedua tak percaya
“Kau pasti
datang untuk tujuan licik karena hanya janda yang tinggal di desa ini. Tangkap
dia!” teriak wanita yang kecil
Akhirnya
Nok Du seperti diberi pelajara oleh tiga
wanita, di pukul dan digigit tanpa bisa melawan. Wajahnya pun akhirnya babak
belur dengan topi yang tak karuan. Nok Du menatap sedih melihat tulisan didepan
pintu "Khusus Wanita, Desa untuk
Janda"
“Siall...
Mereka melarang pria memasuki tempat itu, tapi Apa ada pembunuh bayaran di
dalamnya? Aku harus menghancurkan... Ah.. Tidak. Aku akan mati sebelum
menemukan pemimpin mereka.” Ucap Nok Du kesal.
Saat
itu seorang pria seperti saudara kaya
bertanya pada anak buahnya apakah yakin ini jalan yang benar. Si anak buah
memberitahu kalau ini satu-satunya jalan untuk mencapai desa untuk janda.
“Beraninya
dia... Upacaranya sebentar lagi. Beraninya dia kabur. Anak buahmu mengikuti Sung,
kan?” kata si tuan kaya.
“Mereka mencari
di setiap sudut gunung. Kemungkinan besar kita akan menangkapnya di sana. Sekalipun
kita melewatkannya, dia akan datang ke sini, jadi, jangan khawatir.” Kata si
anak buah.
Di hutan
Seorang
wanita dikejar-kejar oleh beberapa pria, lalu terjatuh didepan Nok Du. Nok Du
yang menatap si wanita dan meminta izinkan agar membantunya. Si wanita terlihat
bingung, akhirnya Nok Du meminta maaf dan langsung mengendongnya ke tempat
aman.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Nok Du, tapi tiba-tiba seorang pria menyerangnya.
Keduanya pun berkelahi, si wanita mencoba menjelaskan. Tapi pekelahian terus
terjadi dan si pria tersungkur.
“Siapa kau?”
tanya Nok Du mencengkramnya, si wanita langsung mendorong Nok Du agar menjauh.
“Dol Bok,
kamu baik-baik saja?” tanya si wanita, Si pelayan memangil – Nyonya dan mereka
saling berpelukan. Nuk Do hanya bisa melonggo melihat percintaan antara Nyonya
dan pelayan.
Keduanya akhirnya
duduk tertunduk. Dol Bok berlutut meminta maaf karean sudah menyelamatkan
wanitanya tapi merasa bersalah padanya.
Nok Du terlihat masih kesal, Dol Bok mengaka kalau berpikir Nuk Du berusaha
mencelakainya.
“Lupakan
saja.. Dan Kau.. Jangan pergi ke desa untuk janda. Ayah mertuamu menunggu di
sana.” Ucap Nok Du, Keduanya terlihat kaget
“Apa kau
benar-benar berencana untuk pergi ke sana? Apa Kamu tidak tahu, kalau tidak akan
bertemu denganku lagi jika kau ke sana?” ucap Dol Bok
“Lebih
baik aku tidak bertemu denganmu selamanya daripada melihatmu terluka.” Kata si
wanita.
“Kenapa
kau tidak memahamiku? Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu pergi.” kata Dol Bok
menangis
“Kurasa
ada jalan keluarnya.” Ucap Si Nok Du memikirkan rencana.
Si ayah
sedang menunggu depan gudang kebingungan karena
mereka tidak datang dan berharap mereka tidak pergi ke tempat lain. Anak
buahnya melihat seorang wanita keluar dari gua, si ayah langsung
menghampirinya.
“Brengsek!
Kau harus merasa terhormat mengorbankan nyawamu untuk keluargamu. Beraninya kau
kabur? Kau bahkan tidak akan mati dengan damai lagi.” Ucap si ayah dan akan
menyentuh si wanita.
Wanita
mendorong tangan si anak, dan tanganya mengenai wajah si ayah. Anak buahnya
kaget karena hidungnya malah berdarah. Si ayah pun langsung berteriahk marah
menarik penutup wajah.
“Siapa kau?”
ucap si ayah binggung melihat bukan menantunya tapi Nok Du yang terlihat
layaknya wanita.
“Ini
bukan menantuku.... Maafkan aku.” Kata si ayah mertua. Nok Du pun bergegas
mengambil kain dan langsung bergegas pergi. Ayah mertua dan anak buahnya memuji
kalau Nok Du itu manis Terutama dari belakang.
Nok Du
pun berjalan menemui Dol Buk dan si nyonya yang sudah menunggunya. Mereka tak
bisa menahan tawa, Nok Du merasa sudah membuat kesalahan dan akan mencari cara
lain... Tapi Dol Buk pikir tak sama sekali.
“Kau
tampak sangat cantik. Kau hanya perlu memperbaiki gaya berjalan dan suaramu.”
Ucap si pria
“Benar,
gaya berjalanmu agak...Ini tidak seberapa, tapi aku ingin berterima kasih.”
Ucap Nyonya memberikan sesuatu.
“Itu
tidak perlu.. Tunggu, aku tidak mengharapkan balasan karena membantumu.” Kata
Nok Du melihat barang yang diberikan si wanita.
“Apa aku
membuatmu merasa tidak nyaman lagi? Kalau begitu...” kata si wanita akan
mengambilnya.
“Namun,
aku diajarkan bahwa menolak keramahan seorang wanita bukanlah sesuatu yang
harus dilakukan pria.” Kata Nok Du dan akhirnya si wanita pergi dengan pakaian
pria dan Nok Du tetap mengunakan pakaian wanita.
Nok Du
akhirnya mengintip dari depan desa janda, tiba-tiba si wanita pendek menepuk
bahunya. Nok Du terlihat kaget, Si wanita bertanya siapa namanya. Nok Du
mengaku anggota keluarga Kim dari Hanyang dan datang karena mendengar mereka membantu
janda yang melarikan diri.
“Begitukah?..
Masuklah... Kau bisa Lewat sini.” Ucap si wanita akhirnya mengajak Nok Du masuk
ke desa mereka.
“Desa ini
terbentuk selama invasi Jepang. Para janda yang kehilangan suami mereka dalam
perang datang berkelompok dan mulai tinggal di sini. Mereka menyuruh kami bunuh
diri untuk menjaga kehormatan keluarga kami.” Cerita si wanita.
“Mereka
bicara omong kosong. Tapi demi keuntungan siapa? Setelah tinggal di sini
beberapa waktu, tempat ini telah berubah menjadi desa yang bagus yang bahkan
disetujui Yang Mulia. Menurutmu begitu, kan?” kata si wanita. Nok Du menganguk
setuju saja dan terlihat gugup.
“Jangan
khawatir. Selain jalan masuk yang kamu masuki tadi dan jalan ke rumah gisaeng
di sana, maa tidak ada rute lain di tempat ini.” Jelas si wanita pendek
“Apa
semua wanita berpenampilan biasa ini merupakan satu kelompok?” tanya Nok Du
bingung
“Astaga.
Perawakanmu cukup bagus. Kau calon istri terbaik.” Komentar si wanita melihat
Nok Du yang cukup tinggi.
“Pihak
keluarga ibuku dikenal dengan tinggi mereka. Aku mewarisinya dari ibuku.” Kata
Nok Du. Si wanita menganguk mengerti.
“Ahh... Di
sana kamu rupanya... Kita punya janda baru. Dia dikejar sampai ke sini dari
Hanyang.” Ucap si wanita pendek.
Nok Du
panik melihat dua wanita lain yang sebelumnya memukulnya, Si wanita paling
besar sedang memanggil seorang pria. Temanya meminta Nok Du agar Jangan
terkejut karna Terkadang, ada beberapa pria kurang ajar yang mencoba menyelinap
masuk.
“Tapi
kami, Pasukan Wanita Berbudi, menangkap mereka semua dan mengirim mereka ke
akhirat....” Ucap si wanita tambun.
“Kami
selalu begitu Serahkan para pria itu pada kami.” Kata ketiganya, lalu memanggil
Nyonya Chun!
“Dia
janda baru... Nyonya Chun adalah kepala rumah gisaeng.” Ucap si wanita pendek. Nyonya Chun mendekat dan langsung menyapa Nok
Du.
“Kenapa
ada rumah gisaeng di samping desa untuk janda?” tanya Nok Du binggung
“Energi
wanitanya kuat di sini, jadi, kami pikir itu tempat ideal untuk rumah gisaeng..
“ kata si wanita tambun paling besar.
“Dan
sekarang, para janda membuat alkohol dan menjahit pakaian untuk rumah gisaeng Dan
Nyonya Chun mengurus desa kita dengan baik. Kita saling membantu.” Kata si
wanita paling pendek.
“ Selamat
datang... Dia pasti lelah. Laporkan ini ke Wakil Kurator dan biarkan dia
beristirahat.” Kata Nyonya Chun.
“Tapi
kita tidak punya tempat kosong untuknya. Akan butuh waktu untuk membangun
tempat untuknya.” Kata Si wanita pendek
“Bagaimana
jika membiarkannya tinggal di tempatmu untuk sementara? Sun Nyeo, karena kau
tidur sendiri, bagaimana kalau kamu bawa dia?” kata Nyonya Chun.
“ Tentu,
kedengarannya bagus.” Kata Sun Nyeon, Nok Du panik langsung menolaknya. Semua
terlihat kaget.
“Itu...
Maksudku... Aku menolak karena... Aku merasa sangat bersalah membuatmu tidak
nyaman.” Jelas Nok Du mencoba menghindar.
“Itu
tidak penting. Kita berdua wanita.” Kata Sun Nyeo, Nok Du terus saja menolak.
“Aku
tidak bisa menanggung beban seperti itu. Bukankah Anda bilang rumah gisaeng ada
di sebelah desa? Boleh aku tidur di sana?” kata Nok Du. Nyonya Chun terlihat
kaget kalau akan Di rumah gisaeng mereka.
Beberapa
pria sedang menganguk makanan kedalam rumah gisaeng, Nok Du terlihat sedikit
nyaman. Nyony Chun bertanya apakah Nok Du baik-baik saja karena Akan ada banyak
pria dan Akan tidak nyaman. Nok Duk mengaku tak masalah.
“Hanya
untuk beberapa hari. Aku akan baik-baik saja.” Ucap Nok Du. Nyonya Chun pun
menyuruh Nok Du berbagi kamar Dong Joo.
“Dia
punya kebiasaan tidur yang buruk, tapi cukup baik...” kata Nyonya Chun lalu
berhenti saat mendengar suara tangisan.
Didalam
rumah gisaeng, seorang anak kecil yang ditarik paksa oleh seorang pria dan
menyuruhnya agar berhenti menangis. Si anak mengeluh kesakitan. Dong Joo
akhirnya menarik si anak untuk berada pada ibunya, si pria terlihat marah.
Nyonya Chun akhirnya masuk dan Nok Du terus menatap kearah Dong Joo.
“Tuan,
kenapa Anda kemari?” tanya Nyonya Chun. Si pria mengaku menawarkan memberi gadis itu kesempatan
menjadi gisaeng sejati.
“Tapi
wanita rendahan itu berani menolak. Coba Lihat kekacauan ini!” ejek Si pria
menyindir.
“Dia
bukan gisaeng resmi, dan usianya baru 12 tahun. Kau... Bawa Cho Sun ke gedung
utama.” Ucap Dong Joo
“Tuan,
untuk saat ini...” kata Nyonya Chun yang langsung disela oleh si pria.
“Apa
katamu?.. Kau juga pasti sudah gila.” ucap si pria terlihat sangat marah.
“Kau
tidak akan membawanya pergi!Tuan... Apa Anda tidak tahu ini menentang adat
istiadat?” kata Nyonya Chun dengan nada mengancam.
“Kau
bilang "Adat istiadat"? ulit kupercaya para wanita rendahan
membicarakan adat istiadat.” kata Si pria makin mengejek pada Nyonya Chun.
“Anda
benar... Apa gunanya bagi wanita rendahan seperti kami membahas adat istiadat? Namun,
keadaannya berbeda untuk Anda. Aku hanya mengatakannya karena aku khawatir seseorang
yang sangat tinggi dan penting sepertimu bisa kehilangan harga dirimu karena
emosi sesaat.” Ucap Nyonya Chun mencoba untuk tenang.
“Kalau
begitu, berapa lama aku harus menunggu?” tanya si pria. Nyonya Chun menjawab
kalau harus menunggu tiga atau empat tahun lagi.
“Baiklah...
Aku akan menunggu.” Kata si pria tapi malah mengeluarkan pisau lalu mengancam
si anak dengan memotong rambutnya yang panjang.
“Apa ini
cukup? Akan butuh sekitar tiga sampai empat tahun agar rambutnya bisa tumbuh
kembali.” ucap si pria. Semua panik karena rambut itu yang paling berharag.
“Kenapa?
Aku tidak mau dia untuk direbut oleh pria lain sementara aku menunggunya. Atau
Apa kau akan mengorbankan rambutmu?” ucap Si pria menatap Nyonya Chun. Nyonya
Chun tak bisa berkata-kata. Dong Joo tiba-tiba langsung mengambil pisau dari
tangan si pria.
“Jika
rambut yang kamu inginkan, akan kuberikan kepadamu. Rambut selalu tumbuh
kembali. Tidak mungkin lebih penting daripada gadis kecil itu.” Kata Dong Joo
sudah siap memotong rambutnya.
Semua
menjerit tak percaya saat Dong Joo berani memotong rambutnya yang panjang. Nok
Du seperti terkesima melihat rambut Dong Joo yang pendek tertiup angin. Si pria
menjerit marah pada Dong Joon agar memberikankan pelajaran.
Tiba-tiba
terdengar suara pria dari pintu depan
“Apa Ada orang di dalam?” Para Gisaeng langsung menyapa Cha Yool Moo
masuk ke rumah bordir, Yool Moo yang ramah menyapa wanita Byeon Hong, Ok Ran
lalu mendekati Dong Jooo seperti ingin melindunginya.
“Siapa kau?”
tanya si pria sinis. Yool Moo langsung meminta maaf dan menanyakan keadaanya .
“Apa kau
penyedia makanan?” ucap si pria marah. Yool Moo pikir Anggap saja itu memang benar.
“Kau
pasti sangat kesal karena kejadian ini.” Kata Yool Mo, SI pria mengaku senang
Yool Moo bisa mengerti.
“Lihatlah
perbuatan para wanita berengsek ini kepadaku. Para wanita berengsek ini berani
melawan bangsawan!” teriak si pria marah.
Yool Moo
mengerti lalu menyuapakan sesuatu ke
dalam mulut si pria. Pria itu bertanya apa itu. Yool Moo menyuruh agar
mengunyahlah dengan baik karena Itu akan membantu meredakan kemarahannya. Si
pria mengikutinya dan langsung berteriak panik karena rasanya pahit sekali!
“Apa pun
yang terasa pahit baik untuk kesehatanmu. Bagaimana? Apa Kau mau tambah?” ucap
Yool Moo mengejek.
“Air! Di mana airnya?” teriak si pria. Anak buahnya
pun mencoba mencari air.
Yool Moo
mengeluarkan botol airnya menyuruh si pria meminumnya saja. Si pria minum tapi
langsung memuntahkanya. Yool Moo
mengejek karena tak tahu kalau isinya itu cuka dan menurutnya Ini buruk. Si pria kebingungan mencari air
karena rasa pahit dan asam bercampur.
“Jika kau
makan cuka dengan apa yang baru saja kuberikan padamu, itu akan menjadi racun.”
Ucap Yool Moo
“Tuan,
naiklah ke punggungku.” Kata si anak buah lalu berlari membawa Tuanya naik ke
rumah gisaeng.
“Apa itu
benar-benar menjadi racun?” tanya Gisaeng lainya berjalan mendekati Yool Moo
“Aku
tidak tahu. Aku belum pernah mencobanya.” Kata Yool Moo, Nyonya Chun pun
menyuruh Yool Moo masuk saja lebih dulu
“Mari
kita hentikan. Sekarang, masuklah.” Kata Nyonya Chun pada anak buahnya.
“Maaf
kamu harus melihat itu. Kamarmu di ujung.” Ucap Nyonya Chun pada Nok Du. Nok Du
mengaku mengerti karena bisa menemukannya sendiri.
Seorang
Gisaeng melihat rambut Dong Joo yang pendek merasa sedih,, Duk Mi mengaku kalau
tak masalah. Sementara anak buah Yool Moo berjalan mendekati Nok Du seperti jatuh
cinta pada pandangan pertama. Nyonya Chun melihat Dong Joo dengan tatapan sinis
menyuruhnya masuk.
“Dia
tampak sangat familier... Entah di mana aku melihatnya.” Ucap Nok Du menatap
Dong Joo lalu tersadar kalau ada seseroang yang mendekatinya.
Nok Du
akhirnya masuk kamar terlihat bisa bernafas lega bsia selamat masuk rumah
gisaeng, lalu berpikir kalau si wanita pembunuh itu tidak akan memberitahuku
siapa yang memberi perintah, jadi akan memikirkan cara mencari tahu. Tiba-tiba
matanya melihat tas dibawa meja.
“Kenapa
kau melakukan sesuatu seperti itu?” keluh Nyonya Chun melihat rambut Dong Joo
yang pendek.
“Hyang
Mae baru berusia 13 tahun saat dia membawanya. Tapi dia kembali dalam keadaan
mati dan itu baru terjadi sebulan lalu. Bagaimana bisa aku membiarkannya
melakukan itu lagi?” ucap Dong Joo
“Jadi,
kau memotong rambutmu? Kau gisaeng!” keluh Nyonya Chun kesal
“Aku
tidak bisa membiarkannya memotong rambut Anda! Aku bahkan bukan gisaeng resmi.”
Ucap Dong Joo membela diri
“Apa Kau
bangga masih menjadi siswa latihan? Coba Lihatlah dirimu.” Ejek Nyonya Chun
“Dia
membuatku sangat marah. Kenapa dia memperlakukan kita seperti itu? Dia pikir
siapa dirinya? Si berengsek jelek itu.” Ucap Dong Joo kesal. Nyonya Chun hanya
bisa tersenyum. Dong Joo pun menyuruh Nyonya Chun Istirahat saja.
“Kudengar
kamu baru saja keluar. Jadi Kau pergi ke mana?” tanya Nyonya Chun. Dong Joo
hanya diam saja.
“Jangan
terlibat masalah... Mengerti?” pesan Nyonya Chun. Dong Joo menganguk mengerti.
Saat
keluar dari ruangan, Yool Moo sudah menunggunya. Dong Joo mengeluh Yool Moo
melakukan itu, Yool Moo mengaku sangat marah karena Si brengsek jelek itu menyebabkan
keributan di rumah gisaeng padahal ia sangat mengagumi tempat ini.
“Jangan
terlibat lagi.” Perintah Dong Joo, Yool Mo mengaku tidak bisa menjamin itu.
“Kau
meninggalkan surat wasiat dan menghilang. Bagaimana bisa aku tidak terlibat? Aku
hampir terkena serangan jantung. Kenapa kau meninggalkan ini dan menghilang
begitu saja? Apa Kau tidak peduli betapa cemasnya aku?” Keluh Yool Moo kesal
“Apa Kau
lupa janji kita? Kau berjanji bahwa kau tidak akan mencampuri hidupku.” Kata
Dong Joo sinis
“Apa aku
juga tidak boleh khawatir?” keluh Yool Moo dan Dong Joo mengambil surat
wasiatnya.
“Jika kau
terus melakukan ini, aku akan meninggalkan tempat ini.” Ancam Dong Joo. Yool
Moo akhirnya setuju takan berhenti.
“Kau
punya cara menutup mulutku.” Keluh Yool Moo. Dong Joo pun akhirnya bergegas
pergi.
Di kamar
Dong Joo
panik melihat Nok Du memegang tas rahasianya dan langsung mengambilnya dengan
nada penuh amarah. Ia pun akan memerika
apakah Nok Du mengambil sesuatu. Nok
Du memegang sesuatu dari tasnya, Dong
Joo mencoba mengambilnya sambil memukul lenganya.
“Maafkan
aku... Kenapa kau menggeledah barang-barangku?” keluh Dong Joo merasa bersalah
karena bersikap terlalu kasar
“Kau yang
memegang bajuku.” Keluh Nok Du bersikap layaknya wanita yang lemah.
“Kau
menyentuh barangku tanpa izin. Apa Kau lihat isinya?” tanya Dong Joo panik. Nok
Du mengaku tidak.
“Tapi
tunggu sebentar. Sedang apa kamu di ruangan ini?” tanya Dong Joo bingung. Nok
Du memberitahu Nyonya Chun bilang boleh tinggal di sini.
“Astaga,
aku benci berbagi kamar dengan seseorang.” Keluh Dong Joo kesal
“Apa dia
pikir aku bahagia karena harus berbagi kamar dengannya?” gumam Nok Du kesal
“Tapi hanya
aku yang tidur sendirian. Kurasa dia tidak punya pilihan. Kau bebas merasa
berada di rumah sendiri. Tapi jika kau menyentuh barang-barangku...” ucap Dong
Joo
“Aku
tidak akan menyentuh apa pun. Aku tidak akan menyentuh barang milikmu!” teriak
Nok Du marah langsung keluar kamar.
Nok Du
berjalan lebih dulu dan melirik tas yang dibawa Dong Joo yang berjalan
dibelakangnya.
Flash Back
Nok Du
ternyata sudah membuka tas dan melihat baju pria didalamnya, Ia teringat dengan
sosok pria yang ditemuinya saat dipenjara yang menyalakan karena kehilangan targetnya, tapi ternyata Dong Joo
adalah seorang wanita.
“Kurasa
kau juga orang yang tidak biasa.” Gumam Nok Du tersenyum bahagia dengan masih
terus melirik.
“Aku
tidak mengikutimu.” Kata Dong Joo, Nok Du menganguk mengerti.
Tiba-tiba
di taman terlihat pria berjongkok melihat bunga lalu membacaka sebuah puisi
"Bunga yang indah ini menghibur rasa kesepianku." Dong Joo
binggung bertanya Sedang apa pria itu di
sini. Si pria malah kembali membaca puisi dengan sebuket bunga.
"Namun,
aku berani mengatakan perasaan kesepianku menyenangkan setelah mendapat kehormatan
melihat keindahan Korea." Kata si pria.
“Pasti
maksud Ada, "cukup cantik untuk menyebabkan kejatuhan."Apa Anda
menggodaku karena rambutku tampak berbeda sekarang?” kata Dong Joo saling
menatap bingung pada Nok Du
“Aku tahu
pada pandangan pertama bahwa kau adalah wanita yang selama ini kucari.” Ucap si
pria yang langsung memberikan buket bunga pada Nok Du.
Nok Du
bingung karena tiba-tiba ada seorang pria yang menyukai dirinya. Dan bertanya
pada Dong Joo. Dong Joo dengan wajah kesal berpikir kalau akan menyerahkan Nok
Du lalu melangkah pergi. Nok Du kebingungan tiba-tiba langsung didekati pria.
“Aku
yakin kamu janda baru, yang baru tiba
hari ini.” Ucap si pria. Nok Du panik dan akhirnya mengaku tidak tertarik.
“Dahulu
aku punya posisi yang sangat penting di Hanyang. Untuk mematuhi perintah
kerajaan dari Yang Mulia, maak aku datang ke desa ini sebagai pengawasnya. Posisiku
di Kelas Sembilan. Aku wakil kurator. Namaku Yeon Geun.” Ucap Yeon Geun bangga.
“Itu
posisi yang tidak berguna.” Kata Nok Duk dan akan pergi, tapi Yeon Geun
menahanya.
“Aku akan
menyentuh tanganmu sekarang. Aku tidak bisa masuk, tapi aku bertanggung jawab
atas semua yang terjadi di desa. Tolong beri tahu aku kapan pun” ucap Yeon Geon
merayu
“ Aku
tidak mau ini.” Kata Nok Du lalu berjalan pergi dan tiba-tiba menatap Yeon
Geun.
“Jadi, Apa
kau yang bertanggung jawab atas desa ini?” tanya Yeon Geun.
Nok Du
melihat gambar peta yang berikan Yeon Geon lalu mengucapkan terima kasih karena
Ini akan membantu untuk berteman dengan banyak janda di sini. Yeon Gun pikir ingin
menjadi teman yang sangat baik juga. Nok Du bergegas pergi.
“Nyonya,
tidak perlu merasa malu.” Kata Yeon Gun tersadar melihat Nok Du dan langsung
mengejarnya.
Nok Du
melihat peta dan mencoba mengingatnya, lalu tersadar dengan seorang wanita yang
berjalan pincang masuk ke sebuah rumah. Ia berjalan mengikutinya sambil
mengingat yang dikatakan oleh Tuan Hwang “Meski kamu membalas mereka, itu tidak
akan membawamu ke mana-mana
“Jadi, kau
harus mengikuti pembunuh itu dan menemukan pemimpinnya.” Ucap Tuan Hwang.
Nok Du
pun terlihat senang karena menemukan wanita pembunuh bayaran yang masuk ke
tempat minuman
Tiba-tiba
si wanita besar pertama mendekati Nok Du
karena akhirnya bisa menemukannya juga. Nok Du berjalan mundur ketakutan,
ketiganya pun mengepung Nok Du. Si wanita mengaku sudah mencari ke mana-mana agar mereka bisa bicara
jujur.
“Aku
tidak banyak bicara. Aku ingin menolak.” Kata Nok Du panik. Soo Yeon pikir
yakin pasti sulit jadi Ikut mereka saja. Nok Du bertanya mau kemana.
“Mandi
bersama adalah cara terbaik untuk berteman.” Kata Soo Yeon, Nok Du panik
menurutnya ini konyol.
“Bagaimana
bisa wanita mandi bersama? Aku sangat pemalu.” Kata Nok Du, Si wanita mengaku
mereka awalnya malu.
“Astaga,
kita semua di sini bersama.. Ayolah” kata si wanita. Nok Du mencoba menolak
mengaku sangat pemalu.
“Kamu
menyukainya... Jadi Bergabunglah dengan kami.” Ajak si wanita yang ketiga sudah
siap mengendongnya.
“Sudah
kubilang aku tidak mau mandi... Aku sangat pemalu.” Kata Nok Du. Si wanita
menegaskan kalau mereka itu bertetangga.
Saat itu
Dong Joo berjalan melihat Nok Du yang digendong, Nok Du menyapa Don Joo mengaku
mencarinya karena mereka seharusnya pergi ke tempat itu bersama. Tiga wanita
pun bertanya kemana mereka berencana
pergi, Dong Joo terlihat binggung. Nok Du pun memohon agar membantunya.
“Aku
merasa gatal karena rambutku... Jadi, aku akan mandi.” Ucap Dong Joo. Nok Du
panik karena mengetahui ternyata pergi ke sungai juga.
“Tidak!
Aku tidak bisa melakukan ini!”jerit Nok Du, tapi mereka membawa Nok Du pergi.
Nok Du berteriak agar meminta agar diturunkan.
Nok Du
berdoa sendiri dengan berharap banyak, lalu akan bergegas pergi tapi wajahnya
panik saat melihat tiga wanita sudah membuka pakain dan hanya mengunakan
pakaian dalam.
“Aku
tidak bisa... Kurasa lebih baik aku melewatkan ini.” Ucap Nok Du, Si wanita
merasa Nok Du tak bisa melakukanya
“Sebenarnya,
aku punya penyakit kulit.” Kata Nok Du mencari alasan, si wanita tambun memberitahu Air ini adalah obat dan Itu akan menyembuhkan
penyakitnya jadi menyuruh segera masuk ke dalam air.
“Masalahnya
adalah aku pernah tenggelam saat kecil. Aku punya kenangan buruk tentang air.” Kata
Nok Du
“Hanya
orang lemah yang menghindari masalah mereka. Hadapi ketakutanmu dan taklukkan.”
Ucap Si wanita pertama mulai membuka baju Nok Du.
“Bergabunglah
dengan kami di air. Airnya jernih di sini.” Ucap Soo Yeon ikut membuka baju Nok
Du. Nok Du kembali menutup pakaianya.
“Astaga,
kau terlalu pemalu. Kita semua wanita di sini.” Ucap Dong Joo berjalan
mendekat.
Nok Du
pun berjalan mundur dengan terus menolaknya dan akhirnya masuk ke dalam air
sambil menjerit kalau rasanya Dingin. Tiga
wanita tambun pun tertawa melihat Nok Du karena tahu kalau akan masuk.
Nok Du terlihat
mencoba memrapihkan bagian lenganya, seorang wanita melihat kalau Nok Du yang
tak punya payudarah. Dong Joo pun langsung menutup pakaian dalam karena tahu
Nok Du itu pria.
Tiga
wanita sudah siap untuk mengambil batu dan melemparnya. Nok Du panik menutupi
lenganya yang terlihat sangat berotot.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar