PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yong Sik
berjalan dengan sangat percaya diri sambil bergumam “Jika kau sekolah SMP dan
SMA di sini, maka kau menjadi anggota keluarga komunitas. Semua orang adalah
saudara, saudari, bibi, atau paman orang yang kau kenal. Sistemnya seperti bos
grup mafia.”
“Hei,
menurutmu alisku tak sama?” tanya Bibi Oh pada Yong Sik. Yong Sik menganguk.
“Suamiku
jelas selingkuh dariku. Apa Kau tak bisa menangkapnya?” tanya Bibi lainya.
“Para
wanita di sini memberitahuku semuanya.” Gumam Yong Sik saat itu beberapa orang
diusir pergi oleh Bibi Kim.
“Lupakan
saja! Hal yang kau lakukan bisa dianggap... pelanggaran... Sekalipun kau
memenjarakanku, aku tak akan bicara.” Ucap Bibi Kim marah
“Di
sini... orang-orang sangat kejam pada orang asing.” Gumam Yong Sik.
Semua
akhirnya berkumpul sambil makan kue beras bakar. Bibi Kim mengeluh Yong Sik
menanyakan Pengusil pada mereka saat
polisi gagal menangkapnya. Bibi Park pikir kalau Polisi hanya sebabkan
kekacauan dan menurunkan nilai tanah mereka.
“Ayo Katakan
lagi.” Ucap Yong Sik. Bibi Park pikir hanya itu saja dan memperingatkan bibi
lain agar Jangan katakan apa pun.
“Kita
semua akan katakan tak tahu apa pun. Mari lakukan itu.” Ucap bibi Park. Semua
pun setuju.
“Apa
maksudmu, akan lakukan itu? Kalian memang tak tahu apa pun.” Kata Yong Sik
mengejek.
“Tentu
kami tahu. Kami tahu semuanya.” Ucap bibi dan yang lainya. Yong Sik masih
mengejek mereka tahu apapun.
“Hei... Kau
tak duduk di sini 365 hari setahun. Kami bahkan tahu hal seperti pot bunga siapa
yang retak.” Ucap Bibi Park. Semua bibi mengaku tahu semuanya.
“Kalau
begitu, siapa Pengusil?” tanya Yong Sik. Suasana berubah menjadi gelap Bibi Kim
akan memberitahu Pengusil adalah... Yong Sik pun terlihat sangat serius
mendengarnya.
Jong Ryul
meminum OBAT PENCERNAAN sambil menghela nafas. Jessica datang memberikan surat
bertanya Ada apa di Ongsan. Jong Ryul melihat ada surat TILANG MENGEBUT.
Jessica meminta Jong Ryul agar sadar
“Kali ini
aku bergabung denganmu untuk iklan pemurni airmu, jadi, jika kau kena tilang
mabuk atau mengebut, kau akan buat aku kesal.” Ucap Jessica.
“Apa?
Kita iklankan bersama? Hei, kenapa kau lakukan itu?” kata Jong Ryul panik lalu
mengikuti Jessica.
Jessica
keluar apartement dengan masker, Jong
Ryul pikir Jessica tak tahu betapa mengerikan publik sekarang. Jessica mengaku
tak peduli. Jong Ryul heran Jesscia yang berusaha keras untuk dibenci. Jessica
mengaku Orang-orang menyukainya.
“Fotoku
disukai lebih dari 600 kali setiap kuunggah.” Ucap Jessica yakin. Jong Ryul
mengejek Jessica artis atau atlet
“Kau ini
apa? Bagaimana bisa orang yang dipekerjakan merekam iklan?” keluh Jong Ryul
“Aku
kesal karena kau menyebutku pengangguran.” Ucap Jessica. Jong Ryul meminta
Jessica lebih hormat.
“Aku akan
ke Milan... Aku pergi November.” Ucap Jessica. Jong Ryul tak percaya
mendengarnya dan melihat Jessica santai sekali.
“Bagaimana
dengan anak kita? Kenapa kau pergi...” keluh Jong Ryul. Jessica menegaskan Ini
bukan wisata tapi kuliah.
“Aku
masuk sekolah model dua tahun.” Ucap Jessica. Jong Ryul kaget kalau Jessica
pergi Dua tahun
“Tunggu,
kau akan tinggalkan anakmu dan pergi selama dua...” sindir Jong Ryul marah
“Aku tak
meninggalkannya. Ayahnya penyayang, juga nenek dan pengasuhnya, jadi, aku bisa
pergi selama dua tahun.” Ucap Jessica.
“Hei,
tunggu. Kau tahu dia sangat butuh kau saat ini?” kata Jong Ryul. Jessica pikir
anaknya tak bisa ingat.
“Apa kau ingat
saat kau satu tahun?” ejek Jessica. Jong Ryul tak percaya kalau Jessica tak
punya insting seorang ibu
“Ibu
perlu sukses agar anaknya bahagia.” Tegas Jesscia. Jong Ryul hanya bisa
melonggo dengan sikap Jessica.
Dalam
ruangan gelap, Bibi Park membahas, Pria pengantar itu, Pria pengantar part time
di Restoran Tiongkok Dongwon. Ia pikir
kalau pria tak biasa dan yakin dia juga mencuri sepeda motor suaminya. Semua
bibi setuju dengan hal itu.
“Kalau
begitu, dia salah satu saksi kunci, bukan?” kata Yong Sik. Semua menganguk.
“Tapi dia
sudah mati. Dia orang kedua yang dibunuh Pengusil. Jadi, itu salah paham. Kami
merasa bersalah.” Kata Bibi Jung. Yong Sik melongo tak percaya mendengarnya.
Semua Bibi pun merasa menyesal karena Salah paham.
“Kalau
begitu, siapa Pengusil?” tanya Yong Sik gemas. Bibi Kim merasa pria di tempat
peramal.
“Apa Pria
bertampang aneh yang sering berkunjung? Pria bertampang jahat itu?” kata Bibi
Park. Semua membenarkan.
“Kasus
terjadi setiap kali dia datang.” Kata Bibi Park. Yong Sik bergumam kalau
Tampaknya ini poin bagus.
“Lalu apa
pria bertampang mencurigakan itu...” ucap Yong Sik dan langsung disela kalau
pria itu naik kapal nelayan laut dalam.
Yong Sik melonggo kembali.
“Saat
orang sekarat di Ongsan, dia menangkap makerel di Norwegia Kami tak bisa bantu
jika dia di sana.” Kata Bibi Oh. Yong Sik tak percaya mendengarnya. Bibi Park
pikir pria itu rajin.
“Kenapa
kalian terus katakan hal tak masuk akal? Katamu seseorang mencuri sepeda motor,
mencurigakan, tapi semua itu subjektif. Itu bukan bukti nyata. Beri tahu aku
bukti objektif keadaan.” Keluh Yong Sik kesal.
“Pria
Norwegia itu...” kata Bibi Kim. Yong Sik mengeluh agar melupakan pria Norwegia
itu.
“Jika aku
tahu itu, kenapa aku menjual kue beras?” kata Bibi Kim. Bibi Park pikir Yong Sik akan menjual kue beras selagi Bibi
Kim yang menjadi kepala penyelidik.
“Lupakan
saja. Apa yang kuharapkan? Hei, lupakan. Sudah selesai. Pergilah. Kembalilah ke
bisnis kalian.” Ucap Yong Sik akhirnya suasana kembali terang.
“Ada satu
orang yang hasilkan banyak uang setelah kasus pembunuhan.. Gyu-tae.” Ucap Bibi
Kim. Yong Sik memastikan kalau No
Gyu-tae.
Akhirnya Yong
Sik berdiri didepan gedung KLINIK KULIT OK dan mengambil gambar. Ia teringat
dengan ucapan pada bibi.
“Gyu-tae sama saja membeli gratis
gedung Klinik Kulit Ok. Entah kenapa dia membeli gedung tempat orang mati, tapi
dalam setahun, terminal pindah ke belakang gedung itu. Entah dia tahu sesuatu atau
dia hanya beruntung dengan uang.”
Di dalam
mobil
Jong Ryul
ingin tahu alasan Jessica pergi ke Milan. Jessica menyuru suaminya Diam saja.
Jong Ryul pikir Jessica bukan model pro
atau jurusan mode jadi kenapa tiba-tiba pergi ke Milan. Jessica memberitahu
kalau Kamera itu juga bisa merekam
suara.
“Kau tahu
ini seperti namamu, bukan? Kau seumur hidup di Jeonju, Provinsi Jeolla, tapi
namamu Jessica, jadi, semacam itulah.” Ejek Jong Ryul
“Astaga...
Aku orang New York. Aku sudah menjadi Jessica sejak di sana.” Tegas Jessica.
“Jika kau
orang New York dalam tiga bulan, maka aku orang Jepang karena main untuk
Yomiuri?” sindir Jong Ryul. Jessica menyuruh agar diam saja.
“Kau tak
boleh pergi. Aku tak ada uang untuk bayar studimu.” Tegas Jong Ryul.
“Maka
kita bercerai, aku pergi dengan tunjangan.” Kata Jessica santai.
Jong Ryul
akhirnya berteriak memanggil nama Park
Sang-mi. Jessica pun tak kalah berteriak bertanya Apa, Kang Jong Ryul. Jong Ryul pun menyuruh Jessica pergi kuliah
atau apa pun. Ia akan izinkan. Tapi pergi setelah Ji-seon lebih besar.
“Berhenti
menahan sayapku dengan Rebecca sebagai alasan!” kata Jessica.
“Dia
bukan Rebecca! Dia Kang Ji-seon, putri Kang Jong-ryeol! Lalu kau Park Sang-mi!
Kau Park Sang-mi!” teriak Jong Ryul marah
“Hentikan
mobilnya.” Ucap Jessica tak bisa menahan amarah dipanggil dengan nama aslinya.
“Kau akan
mati karena malu dalam sepuluh tahun. Orang mengejek bintang seumur hidup karena
perbuatan bodoh. Kau harus dewasa!” tegas Jong Ryul
“Kubilang,
hentikan mobilnya!” terak Jessica. Jong Ryul langsung menurunkan Jessica tak
memperdulikan lalu pergi.
Jong Ryul
mengemudikan mobilnya dan melihat papan arah [WONJU, SEOUL BARAT, MOKPO] Ia
mengeluh kalau tak seharusnya ke sana
dan Tak seharusnya melakukan.
“Aku
menemukan pelarian gilaku di tempat absurd.” Gumam Jong Ryul pergi ke SEOUL
BARAT
Dong Baek
melihat hasil TES MATEMATIKA, anaknya
hanya benar satu pertanyaan. Guru Pil Goo memberitahu Jika Pil Goo seburuk ini dalam matematika di kelas satu,
maka akan memburuk saat dia tumbuh. Dong Baek pikir Pil-gu lebih pandai
matematika daripada dirinya. Gurunya hanya bisa melonggo mendengarnya.
“Kurasa
tak apa baginya tak berusaha terlalu keras untuk dapat nilai bagus di matematika
jika itu terlalu berat untuknya.” Kata Dong Baek tak ingin memaksa anaknya.
Gurunya pun bisa mengerti.
“Yang
ingin aku tahu bukan nilai matematikanya. Aku ingin tahu cara dia bergaul dengan
yang lain di sekolah.” Ucap Dong Baek gugup.
“Hanya
karena ibunya mengelola bar.. Karena dia tak punya ayah.” Gumam Dong Baek
khawatir tapi yang keluar dari mulutnya.
“Apa dia
diejek? Atau apakah dia diintimidasi.”
Tanya Dong Baek. Guru memberitahu Pil Goo terkadang pulang setelah berkelahi.
“Pil-gu
tak berada di pihak yang dipukuli.” Kata Ibu Guru. Dong Baek pun seperti
sedikit bernafas lega.
Seung Yup
melihat Tuan Kang di sekolah dan menyapa karena sering datang kemari jadi
berpikir sedang berbisnis di sini. Tuan Kang mengaku bisa buang air besar
setiap datang ke sekolah ini. Seung Yup melonggo binggung mendengarnya.
“Pikiranku
kosong, tapi organku berfungsi. Hatiku merasa tegang, tapi aku merasa damai setelah
melihat sendiri.” Akui Jong Ryul
“Jadi, Apa
kau jauh-jauh datang ke Ongsan untuk buang air besar?.” Kata Seung Yup tak
percaya.
Saat itu
Seung Yup melihat Pil Goo terlihat marah dengan menendang dinding sekolah.
Mereka pun menghampiri Pil goo, Seung Yup bertanya alasan menendang tembok dan
mengejek sedang bermain sepak bola. Pil Goo marah karena harus menulis jurnal
dalam bahasa Inggris.
“Aku
Tidak menulis karena aku patriot.” Ucap Pil Goo kesal. Seung Yup pikir kalau
akan memanggil ibunya.
“Aku
sudah katakan ratusan kali... Ibuku pekerja! Ibu pekerja!” teriak Pil Goo marah
dan langsung berjalan pergi.
“Kenapa
dia juga memiliki emosiku?” gumam Jung Ryul melihatnya. Seung Yup heran dengan
yang dikatakan Pil Goo.
“Astaga,
berandalan itu... Entah siapa yang dituruninya.” Keluh Seung Yup marah
“Kenapa
peduli dia keturunan siapa? Seorang anak juga manusia. Jangan sebut dia
berandalan.” Kata Jung Ryul marah membela anaknya.
“Apa dia
aktivis perlindungan hak anak?” keluh Seung Yup heran melihat sikap Jung Ryul
Dong Baek
berjalan dilorong sekolah tanpa sadar kalau Jung Ryul sedang ada didalam kelas.
Jung Ryul melihat spanduk di kelas [MARI CIPTAKAN SEKOLAH PALING BAHAGIA DI
DUNIA] lalu melihat gambar anaknya dipapan.
[Aku akan
menjadi pemain liga utama dan membuat bar besar untuk ibuku. Kang Pil-gu.] Jung Ryul melihat nama CAMELLIA dibagian
atas.
“Kenapa
anak kecil itu sangat jantan? Membuatku lebih menginginkannya.” Ucap Jung Ryul
merasa anaknya sangat melindungi ibunya.
Tuan Byun
memasang spanduk dengan Yong Sik sambil mengobrol kalau karena itu yong Sik
diam-diam menyelidiki Tuan No. Yong Sik pun bertanya-tanya apakaah Dia mungkin
Pengusil. Tuan Byun tak percaya Yong Sik berpikir No Gyu-tae pria yang bisa
membunuh orang.
“Selalu
seperti itu. Selalu... Di CSI, mereka yang tak mungkin selalu ditahan.” Keluh
Yong Sik dengan Tuan Byun yang mengejeknya.
“Hei, No
Gyu-tae menderita kelumpuhan saraf wajah setelah menabrak rusa dengan mobilnya.”
Jelas Tuan Byun. Yong Sik kaget mendengarnya.
“Mulutnya
timpang karena syok. Bahkan Ada yang berkata dia lakukan pengusiran setan karena
terlalu sering bermimpi buruk. Dia sepengecut itu.” Ucap Tuan Byun
“Apa rusa
menabraknya dalam mimpinya? Astaga, pria ini tak bisa dipercaya. Lagi pula, dia
sungguh aneh. Dia tepat di area abu-abu antara pria jahat dan bodoh.” Jelas
Yong Sik sambil turun setelah menyelesaikan pekerjaanya.
“Hei, dia
bukan hanya pengecut. Tapi Dia juga cukup bodoh. Lalu, jika Tuan No adalah
Pengusil, dia sudah tinggalkan banyak bukti.” Kata Tuan Byun.
“Gedung
itu. Kenapa dia membeli gedung itu? Keadaan menunjukkan hanya dia yang dapat
uang berkat Pengusil.” Ucap Yong Sik curiga.
“Hei. Itu
dijual separuh harga aslinya karena pembunuhan. Aku juga akan membelinya jika
punya uang.” Tegas Tuan Byun.
“Astaga,
lalu siapa dia? Kepala, aku akan jujur. Aku sungguh tak tahu siapa pelakunya.”
Ungkap Yong Sik kesal.
“Astaga...
Normal bagimu untuk buntu. Saat kau buntu seperti itu, maka kau harus temui
Yeong-sim.” Ejek Tuan Byun.
“Astaga,
aku sudah cukup mendengarnya.” Keluh Yong Sik sambil melihat spanduk
bertuliskan [BAHKAN ANAK SD TAHU MENGEMUDI LEBIH LAMBAT DI DEPAN SEKOLAH]
Semua
anak sedang berbaris untuk bergantian memukul bola. Seung Yup layaknya pelatih
menyuruh anak-anak agar Lihat jauh ke depan. Jung Ryul pun ikut melihat dan
saat Pil Goo memukul langsung pindah kesamping anaknya.
“Jangan
lupa pulang dan beri tahu ibumu soal ini. Katakan Kang Jong-ryeol memberi
pelajaran bisbol hari ini. Katakan aku yang mengaturnya, oke?” ucap Seung Yup.
Anak-anak yang lain menjawab mengerti.
“Hei.... Fokus
pada bola! Coba lagi. Ayo.” Teriak Jung Ryul yang membuat Seung Yup kaget. Pil
Goo pun mencoba lagi mukul.
“Kau
harus tetap seimbang. Jaga kakimu tetap mantap berdiri. Lagi!” teriak Jung
Ryul. Pil Goo pun langsung mencoba mukul lagi.
“Pil-gu,
kenapa lenganmu kendur? Ada apa denganmu? Lagi!” teriak Jung Ryul. Pil Goo pun
menghela nafas panjang.
“Hentikan.
Kenapa kau menghela napas sebelum memukul bola? Apa itu kebiasaanmu? Apa Kau
pikir kau keren? Di mana kau belajar hal semacam itu?” teriak Jung Ryul marah.
Pil Goo langsung melepaskan helmnya.
“Bagaimana
denganmu? Kenapa kau selalu mencium helmmu sebelum memukul bola? Apa Kau tahu
itu menjijikkan?” teriak Pil Goo marah
“Pantas
ada yang bilang guru pun tak bisa ajari anaknya.” Gumam Jung Ryul dan melihat
Pil Goo pergi.
Pil Goo
berlari memanggil ibunya baru saja menuruni tangga. Seung Yup pikir kalau terkejut
melihat Dongbaek di sini. Jung Ryul mengeluh Seung Yup itu teman Dong Baek.
Seung Yup binggung dengan sikap Jung Ryul seperti marah.
“Dia orang
tua muridmu, bukan temanmu. Kau harus punya sopan santun.” Tegas Jung Ryul.
Seung Yup mengeluh dengan sikap Jung Ryul.
Dong Baek
berjalan cepat agar Pil Goo tak bertemu denganya, tapi Pil Goo dan
teman-temanya dengan cepat mengejarnya. Ia pun berhenti dengan sedikit gugup.
Pil Goo bertanya apakah ibunya tak mendengarnya padahal memanggilnya dari sana.
“Tidak,
aku tak dengar. Apa Kau memanggilku? Kenapa kalian berlari kemari di tengah
latihan?” ucap Dong Baek. Teman Pil Goo pun langsung menyapa dengan hormat.
“Ibu,
kenapa rambutmu? Kenapa kau datang ke sekolah seperti itu?” keluh Pil Goo
melihat rambut ibunya yang biasa.
“Aku baru
akan pergi... Kalian harus kembali latihan. Ayo.” Kata Dong Baek seperti tak
percaya diri.
“Apa
kubilang, Teman-teman... Kubilang ibuku sangat cantik. Dia lebih cantik jika
rambutnya digulung keatas” kata Pil Goo bangga.
Temanya setuju kalau Pil Goo tak pernah bohong.
“Aku bilang
kau cantik seperti Tzuyu, tapi mereka kira aku bohong. Karena itu aku selalu
memintamu datang dan melihatku di sekolah.” Kata Pil Goo
“Kenapa
datang dengan ikat kuda?” kata Dong Baek. Pil Goo menegaskan kalau rambutnya
digulung ke atasseperti Dahyun.
“Aku terburu-buru
kemari hingga lupa. Lain kali akan digulung keatas” kata Dong Baek.
“Omong-omong,
Dong-gyu. Kau bilang ayahmu wakil direktur, bukan? Ibuku seorang CEO.” Kata Pil
Goo bangga. Dong Baek tersenyum mendengarnya lalu bertanya apakah mereka ingin
es krim.
Pil Goo
dengan bangga kalau Ibunya membelikan ini. Dong Baek pun membagikan es krim
lalu menatap Jong Ryul sambil bergumam “Mau apa dia kemari lagi?” lalu
menawarkan apakah mau es krim juga. Jong Ryul menolaknya seperti gengsi.
“Tapi Sebaiknya
kau ambil.” Kata Dong Baek. Akhirnya Jong Ryul mendekat meminta es yang rasa
kastanye.
Yong Sik
datang ke sekolah dengan wajah bahagia membawa dua kantung plastik, tapi
ternyata semua anak sudah makan, wajahnya langsung sedih melihat Dong Baek
duduk dengan Jong Ryul akhirnya memilih untuk meninggalkan sekolah.
“Aku paham
kau penasaran soal Pil-gu karena dia putramu, walau kita tak berakhir baik. Tapi
kau sungguh tak menghormati istrimu.” Ucap Dong Baek
“Kenapa
kau lakukan hal seperti ini kepadaku? Ini membuatku gila.” Keluh Jong Ryul
kesal.
“Jika
peduli pada Pil-gu, jangan datang lagi. Sebagai gantinya, aku minta bantuan kecil.”
Kata Dong Baek
“Tak
perlu meminta. Kau mungkin tahu dari internet, tapi aku punya banyak uang. Kudengar
pemilik gedung memintamu pindah dari gedung itu.” Udap Jung Ryul
“Apa Kau
tahu The Return of Superman? Apa Kau bisa berhenti dari acara itu?” udap Dong
Bae. Jung Ryul kaget mendengarnya.
“Kau mengajak
putrimu melihat dinosaurus dan berkemah dengannya. Apa Kau bisa tak melakukan
itu demi Pil-gu?” keluh Dong Baek
“Kenapa...
Kenapa kau ingin aku berhenti?” tanya Jung Ryul ingin tahu.
“Jika dia
tahu ayah yang sangat baik di TV adalah ayahnya juga, itu akan melukainya. Kau
sudah dapat banyak uang walau tanpa acara itu. Kau bisa berbuat sesukamu, tapi
tolong hentikan itu. Kumohon.” Ucap Dong Baek
“Bagaimana
denganmu? Apa itu juga melukaimu?” tanya Jung Ryul alau mengeluh Dong Baek itu
harus muncul sekarang, bukan saat mencari
“Aku
tahu...Aku tahu aku berengsek karena katakan ini. Tapi karena bisa bertemu
lagi... Kau dan Pil-gu. Bagaimana aku bisa tahan?” ucap Jung Ryul egois
“Kau tak
berubah... Masih tetap brengsek.” Ungkap Dong Baek sinis lalu tersenyum melihat
anaknya yang makan es krim dengan lahap.
Jong Ryul
minum dibar merasa heran Dong Baek
menyukai berengsek sepertinya. Dong Bake
memberitahu alau Pil-gu akan segera datang jadi harus pergi sekarang. Jong Ryul
mengeluh Selera buruk Dong Baek isoal pria menghancurkan hidupnya.
“Ada apa
dengan hidupku? Hidupku bukan hidupmu.” Ucap Dong Baek. Jong Ryul tak percaya
mendengarnya.
“Aku
berkencan denganmu karena suka dan punya Pil-gu karena ingin. Aku yang
mengendalikan hidupku. Aku bertanggung jawab untuk semua. Kau pikir kau siapa? Kenapa
kau pikir bisa kendalikan hidupku?” ucap Dong Baek
“Kau...
tampak keren sekarang.” Komentar Jong Ryul tak pecaya. Dong Baek pikir dirinya memang
keren.
“Tinggiku
173 cm dengan proporsi tubuh bagus. Aku punya putra menakjubkan, dan aku CEO
bar ini. Aku tak pernah perankan figuran di hidup orang lain. Aku selalu
menjadi aktris utama.” Kata Dong Baek bangga
“Kurasa
kau berpacaran. Apa Orang kampung itu membuatmu keren?” ucap Yong Sik tak
percaya
Saat itu
Yong Sik datang dengan wajah penuh bahagai melihat Dong Baek karena membawa
Heung Sik. Dong Baek pun tersenyum bahagia melihat Yong Sik yang datang. Senyum
Yong Sik langsung hilang saat melihat Jung Ryul ada dalam bar.
“Foto ini
luar biasa... Aku senang memilih bekerja di sini.” Ucap Hyang Mi berhasil
mengambil gambar seperti cinta segitiga.
“Jangan berlebihan.
Kau akan bermasalah.” Ucap Ibu Dong Baek sambl memotong sayur kol.
Heung Sik
memasang CCTV di ruangan, Hyang Mi emminta Heung Sik agar membayar 5.000 won
jadi akan menambahkan madu. Dong Baek pikir Heung Sik tak perlu dibayar dan harus
makan sebelum pergi. Heung Sik pun setuju.
“Apa Kau
memberinya makan gratis? Kenapa dia memberinya gratis? Suasana hatinya cepat
berubah.” Keluh Ibu Dong Baek didapur.
“Aku selalu
cemas meninggalkan Pil-gu sendirian di sini. Terima kasih karena sangat
perhatian.” Kata Dong Baek pada Yong Sik. Yong Sik tersenyum bahagia
mendengarnya.
“Aku juga
ingin terima kasih... Terima kasih.” Kata Jong Ryul dengan tatapan sinis.
“Kau tak
perlu berterima kasih padaku.” Balas Yong Sik. Jong Ryul tetap ingin berterima
kasih. Yong Sik akan mendekati Jong Ryul
“Yong-sik,
kau baru lepas dari masalah kemarin.” Kata Dong Baek menahan agar tak
berkelahi. Yong Sik menyakinkan Dong Baek agar melepaskanya.
“Tuan
Kang... Mari makan bersama.” Kata Yong Sik saat sama-sama saling menatap Jong
Ryul.
Jong Ryul
duduk di warung udon bertanya apakah Yong Sik suka Dongbaek dan ingin tahu alasan
padahal Dia ibu tunggal. Yong Sik balik bertanya Siapa Jung Ryul hingga
bertanya begitu. Jong Ryul mengaku tanya karena berhak tahu.
“Apa ini
karena kau ayah Pil-gu? Apa Karena itu kau pikir kau berhak tahu? Apa
masalahmu?” ucap Yong Sik marah
“Apa Kau
pikir kau tampak keren karena suka wanita malang? Jangan buai dia. Jangan
kasihani dia.” Kata Jong Ryul
“Tuan
Kang... Apa kau mulai menyukai seseorang karena iba?” sindir Yong Sik. Jong Rul melonggo tak percaya mendengarnya.
“Kau
sungguh pria bodoh. Apa Kau tak tahu betapa menariknya Dongbaek? Kau melepaskannya
agar dapat semuanya. Tapi... aku bisa korbankan semua demi Dongbaek. Sehebat
itulah dia. Aku yakin kau tahu itu, Karena itu kau sangat lengket.” Tegas Yong
Sik
“Ya, aku
tahu. Karena itulah aku lengket. Aku ingin perbaiki semua karena kini aku tahu.
Kini karena aku tahu hidupnya, maka aku tak bisa abaikan dia.” Ucap Jong Ryul
“Kenapa
dengan hidupnya? Kau yang paling malang di sini. Peluangmu dengan Dongbaek
sudah hilang. Dia bukan lagi milikmu. Lalu Pil-gu... juga bukan putramu.” Tegas
Yong Sik lalu berjalan pergi.
“Hei, kau
tak berhak memberitahuku dia bukan putraku.” Ucap Jong Ryul marah dan menahan
pundak Yong Sik.
“ Lain
Kali kalau kau pegang aku seperti ini, bersiap untuk patah pundak.” Sindir Yong
Sik
“Kau
sungguh vulgar.” Keluh Jong Ryul melepaskanya. Yong Sik mengaku Pikirannya sederhana.
“Kau ayah
hebat untuk putrimu, atlet terkenal, dan kau banyak iklan. Kau hanya melihat ke
belakang dan mengingat masa lalu saat luang. Tapi aku akan pertaruhkan semua
demi Dongbaek. Jadi, berhenti datang ke Ongsan. Atau aku akan memukulimu.”
Tegas Yong Sik lalu melangkah pergi.
“Dia
mirip aku saat usiaku 25 tahun.” Kata Jong Ryul melihat Yong Sik dari belakang.
Dong Baek
berjalan dengan Yong Sik dipasar bertanya apa yang mereka bicarakan. Yong Sik
mnengaku Tak banyak dan hanya makan mi bersama lalu menawakan Dongbaek, coba
roti kacang ini. Dong Baek tiba-tiba membahas
Semua orang punya laman media sosial. Yong Sik bingung.
“Semua orang
punya sesuatu di masa lalu yang ingin disembunyikan atau rahasia kecil. Orang
berhasil menyimpan rahasia. Tapi kenapa masa laluku selalu terungkap seperti
ini?” keluh Dong Baek.
“Kau tak
perlu menemui ayah Pil-gu dan makan mi dengannya.” Kata Dong Baek merasa tak
enak hati.
“Dongbaek...
Masa lalu adalah masa lalu. Itu tak punya kekuatan apa pun.” Ucap Yong Sik.
“Kau
berkata begitu, tapi semua pria sama saja. Mereka semua mirip.” Kata Dong Baek.
Yong Sik menyuruh Dong Baek agar mencoba roti kacang saja.
“Kau seakan-akan
tak terganggu, tapi pria adalah pria. Siapa tak terusik dengan ini?” komentar
Dong Baek heran.
“Dongbaek...
Berapa pria yang kau kencani? Di dunia, Kang Jong-Ryul bukan satu-satunya pria.
Aku tak seperti dia. Aku kira kau ingin mencoba roti ini. Jika kau pikir aku
sama, kenapa berhubungan denganku?” tanya Yong Sik.
“Bukan
itu maksudku...” kata Dong Baek merasa bersalah. Yong Sik pikir Dong Baek tak
pernah coba apa pun dengannya. Dong Baek bertanya mencoba apa.
“Dongbaek...
Jika kita sungguh memulai hubungan, aku janji... Aku janji bahwa... Astaga. Ini
akan luar biasa. Kau akan bahagia setiap hari hingga kau hilang kendali. Jangan
bandingkan aku dengan pria payah dan bilang kami mirip saat kau tak tahu apa
pun tentangku.” Ucap Yong Sik.
“Aku menemuimu
pukul 05.00 karena sangat rindu. Jadi, berhentilah membuatku marah.” Kata Yong
Sik marah lalu berjalan pergi.
“Kau
berbeda... Kau sangat berbeda, Yong-sik.” Ucap Dong Baek menahan tangan Yong
Sik. Yong Sik terlihat masih marah.
“Karena
itu aku bersyukur...” kata Dong Baek. Yong Sik mengeluh kesal kalau berhenti mengatakan
bersyukur
“Jantungku
berdebar tiap hari. Aku tak tahu membeli ikan sebelah bisa sangat menyenangkan.
Haruskah kupegangi roti kacangnya?” kata Dong Baek mencoba merayu. Yong Sik berpura-pura
masih marah dan menutupi senyuman bahagai.
Didalam
bus, keduanya duduk seperti pasangan kekasih.
Dong Baek menolaktak ingin makan lagi karena sudah kenyang. Yong Sik
menganguk lalu berusaha menceritakan
sesuatu tentang masa lalunya juga. Ia dengan bangga ingin menceritkan cinta
pertamanya
“Cinta
pertamaku... Astaga.. Dia kakak Seung Yup. Kami selalu bermain bersama di
lingkungan yang sama.” Cerita Yong Sik
“Jadi, Apa
kalian berpacaran?” tanya Dong Baek. Yong Sik menganguk dan menceritakakan
Kakak Seung Yup memutuskan segera setelah dia masuk SMP.
“Saat memutuskanku,
dia menulis surat yang berisi dia akan memukulku jika kuberi tahu Seung Yup. Jadi,
aku masih belum memberitahunya. Aku juga punya daftar mantan di lingkungan ini.”
Ungkap Yong Sik. Dong Baek hanya bisa menahan tawa mendengarnya.
“Aku
serius... Tapi ini rahasia sesungguhnya. Aku masih tak tahu kenapa dia
memutuskanku.” Kata Yong Sik. Dong Sik masih saja tak percaya mendengarnya.
“Wanita
sangat sulit dipahami. Tapi kau benar-benar sulit karena aku sangat menyukaimu.
Terlebih lagi, terkadang kau lebih kecil... Ahh.. Tidak, biar kukatakan ulang.
Maksudku, ada saatnya kau tampak mengecil dan layu.”goda Yong Sik. Dong Baek
hanya bisa tertawa.
“Tiap kau
seperti itu, aku tak tahu cara menghiburmu selain membelikanmu makanan manis
seperti ini. Sungguh sulit. Kau hanya akan berpikir aku terlalu cerewet jika
aku banyak bicara, bukan?” kata Yong Sik.
“Aku suka
saat kau cerewet. Kau pria yang mudah.” Ejek Dong Baek. Yong Sik menolak menurutnya
Dong Baek cukup sulit.
“Hidupku
sudah dipenuhi kesulitan. Jadi, kenapa kau tak bisa memaklumiku saja?” keluh
Dong Baek. Yong Sik menganguk mengerti.
Yong Sik
menarik trolly membahas kalau Menurutnya pahlawan yang paling diremehkan adalah
Jin di Aladdin. Karena Jika dipikir-pikir, dia tak punya batas kekuatan. Tapi
dia terus membatasi jumlah permohonan yang bisa dikabulkannya. Itu membuatnya
tampak sangat murah.
“Karena
itu dia tak masuk Avengers.” Ucap Yong Sik. Dong Baek sambil membuka pintu heran
Yong Sik tiba-tiba bicarakan Jin.
“Kau
tampaknya selalu mengatakan yang terlintas di pikiranmu.” Komentar Dong Baek
sambil tersenyum
“Dongbaek...
Aku tak punya batas jika menyangkut soal dirimu. Jika mau 100 permohonan, boleh.
Bahkan Jika mau 1.000, bisa Aku akan menjadi orang paling mudah di Bumi hanya
untukmu.” Kata Yong Sik
“ Kau
tahu, Jin juga disebut peri lampu.” Kata Dong Baek, Yong Sik terlihat binggung.
“Hwang
Yong-sik, peri. Itu cocok denganmu.” Goda Dong Baek. Yong Sik tersenyum bahagia
mendengarnya.
Dong Baek
masuk ke bar menyalakan lamu sambil menceritakan kalau Tempat ini sangat gelap
walau di siang hari karena tak ada jendela. Tapi Yong Sik pikir Menurutnya ini
bagus dan nyaman. Dong Baek lalu menyuruh agar meninggalkan baran disana saja.
“Aku akan
taruh di meja.” Kata Yong Sik mengangkat bahan makan diatas meja dan melotot
kaget.
“Kenapa
lampunya? Mungkin pasang lampu sensor...” ucap Dong Baek dan tiba-tiba Yong Sik
langsung menarik dan memeluknya.
Yong Sik
memeluk Dong Baek agar tak melihatnya, Dong Baek bingung tapi tak melawanya.
Yong Sik memeluk erat Dong Baek sambil menatap ke arah dinding tertulis [SUDAH
KUBILANG JANGAN USIL AKU MENGAWASIMU TIAP HARI SEJAK HARI ITU] dengan cat
merah.
Bersambung
episode 15
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar