PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Hong sudah ada salon dan seorang wanita sudah siap memotong rambutnya. Nyonya
Hong menolak karena mau direkturnya. Pegawai memberitahu kalau harus buat janji
dua pekan sebelumnya untuk bertemu dengannya.
“Ketua
kami juga bagus. Dia bekerja di area Hongdae selama tiga tahun.” Ucap Pegawai
“Aku
yakin kau hebat. Namun, aku akan bertemu wanita pacar suamiku setelah menata
rambut.” Kata Nyonya Hong. Pegawai panik akhirnya memanggil Direktur.
Akhirnya
Direktu yang memegang langsung rambut Nyonya Hong dan akan pakai produk
terbaik.
“Semua
punya batas yang harus dilindungi. Batasku adalah harga diriku. Aku tak mau
pedulikan orang seperti Dongbaek. Aku ingin mengabaikannya dengan segala yang
kupunya.” Gumam Nyonya Hong.
Dong Baek
kaget melihat Nyonya Hong lalu bertanya ada apa datang ke tempatnya karena
mengira tak pernah mau mampir. Nyonya Hong hanya bisa menatap sinis, Dong Baek
menawarkan apakah Nyonya Hong ingin lobak muda
“Senyumnya
juga manis.” Gumam Nyonya Hong, lalu bertanya apakah Dong Baek tak pakai riasan
dengan nada menyindir.
“Aku agak
sibuk, jadi aku berhenti di tengah-tengah.” Kata Dong Baek memegang wajahnya
karena malu.
“Kau
pikir kau cantik, 'kan? Kurasa, menurutku kau pikir begitu.” Kata Nyonya Hong
sinis.
“Aku tak
menganggap diriku cantik. Namun, kurasa aku tak begitu buruk jika menyangkut
fisiognomi.” Ucap Dong Baek.
“Astaga,
ini memalukan. Aku tak kemari untuk bicarakan fisiognomimu. Secara legal, aku
harus beri tahu sebulan sebelumnya, tapi kurasa aku perlu memberi tahu lebih
awal.” Jelas Nyonya Hong.
Dong Baek
ingin tahu ada apa. Nyonya Hong mengingatkan kalau Kontrak mereka akan habis
Desember. Dong Baek mengetahuinya. Nyonya Hong pun meminta Dong Baek pindah.
Dong Baek kaget begitu juga Hyang Mi hanya bisa melonggo.
“Apa?
Pindah? Kenapa mendadak?” kata Dong Baek bingung. Nyonya Hong pikir Ini tak
mendadak.
“UU
Perlindungan Sewa tak berlaku. Waktumu tiga bulan.” Tegas Nyonya Hong
“Nyonya
Hong, jika ini karena kau ingin menaikkan sewa, kita bisa bicarakan...” kata
Dong Baek
“Tidak,
aku tak akan menaikkan sewa. Ini toko tanpa jendela, jadi, saat kau pindah, ini
akan jadi gudang boga bahari kering lagi. Aku mungkin hanya dapat seperempat dari
yang kudapat darimu.” Ucap Nyonya Baek angkuh
“Lalu
kenapa kau memintaku...” kata Dong Baek bingung. Nyonya Hong menegaskan Uang
bukan masalah di sini.
“Apa aku
harus beberkan? Kau mungkin paham maksudku, jadi, jangan bicarakan ini lagi.
Silakan lanjutkan pekerjaanmu.” Kata Nyonya Hong lalu berjalan pergi.
“Gyu-tae
akan ingin pergi ke Yangpyeong.” Komentar Hyang Mi melihat sikap Nyonya Hong.
Dong Baek
akhirnya mengejar Nyonya Hong yang naik mobil dan mengetuk jendela mobilnya.
Nyonya Hong dengan wajah sinis mengeluh melihatny dan akhirnya menurunkan
jendelanya. Dong Baek pikir Tuan No tak mengatakan apa pun jadi merasa tak
siap.
“Dia juga
tak mengatakan apa pun saat terakhir aku bertemu dengannya. Dia tidak...” ucap
Dong Baek yang langsung disela Nyonya Hong.
“Berani
sekali kau? Apa Kau gunakan suamiku sebagai tameng di depanku?” sindir Nyonya
Hong marah. Dong Baek mengaku Bukan begitu.
“Dongbaek.
Aku ingin pura-pura hingga akhir. Jika Dongbaek terus menghasut, dan aku hilang
kendali, aku ingin terus terang padamu. Maka itu akan membuat kita berdua
tampak buruk. Jadi, kau harus hati-hati.” Tegas Nyonya Hong
“Aku tak
suka kulitmu, caramu bicara, dan fisiognomimu, tapi wajah itu yang terburuk. Aku
benci wajahmu berkata, "Aku tak tahu." Apa Kau paham yang coba
kukatakan?” ucap Nyonya Hong marah.
Dongbaek
berjalan sedih, Yong Sik datang membawakan sesuatu lalu menghampiri Dong Baek
yang berjalan sedih lalu bertanya apa apa dan kenapa seperti sapi sedih lagi.
Dong Baek hanya diam saja.
“Aku
mencuri bubuk cabai merah karena kudengar kau membuat kimchi. Kenapa kau tampak
sedih lagi?” kata Yong Sik binggung.
“Kurasa aku
memunculkan sisi buruk pemilk gedungku.” Kata Dong Baek lalu berlari masuk bar.
Yong Sik terlihat binggung.
Di depan
sekolah terlihat spanduk [MARI MEMBACA BERSAMA, KAMPANYE BERBAGI DAN GUNAKAN
ULANG] Pil Goo sudah membawa buku sendiri dan sempat berhenti karena terlalu
berat. Beberapa anak dibantu oleh orang tuanya.
“Dasar
Sial, kenapa ada banyak orang? Kenapa dia tak datang menjemput anaknya?” keluh
Jung Ryul melihat Pil Goo berjalan sendirian.
“Kenapa
dia biarkan orang sepertinya menjaga putranya?” ucap Jung Ryul saat melihat
Hyang Mi yang menjemputnya.
“Apa Kau
membaca?” tanya Hyang Mi menarik keranjang berisi buku, Pil Goo menjawab kalau hanya
disuruh membawanya.
“Di mana
Ibu?” tanya Pil Goo. Hyang Mi memberitahu kalau mereka sdang membuat kimhci
hari ini.
“Kalau
begitu Ibu sendirian? Apa Polisi itu datang hari ini?” tanya Pil Goo. Hyang Mi
bingung, bertanya apakah Pil Goo tak suka dia
“Aku tak
suka. Kau suka dia?” tanya Pil Goo sinis. Hyang Mi mengaku tak tahu dan tak
yakin harus membela siapa.
“Tapi
polisi itu orang keempat yang kubenci.” Ucap Pil Goo. Hyang Mi bingung kenapa
jadi Yang keempat?
“Posisi
dia setelah Tuan No Gyu-tae, ayah Jun-gi, dan pria dari toko kue beras.” Kata Pil
Goo
“Kalau begitu,
kau paling suka padanya.” Komentar Hyang Mi. Pil Goo mengeluh Kenapa ibunya
jadi 48 kg. Hyang Mi tak mengerti maksudnya.
“Kenapa
ibuku sangat cantik? Dia adalah ibu paling cantik di Ongsan. Itu sangat
menyusahkanku.” Keluh Pil Goo kesal.
“Kau
mulai membuatku ingin punya putra.” Kata Hyang Mi mengelus kepala Pil Goo
dengan senyuman bahagia.
Jung Ryul
melihat Pil Goo berjalan tak percaya kalau Dong Baek tak punya mobil dan Mungkin
sebaiknya membelikannya. Hyang Mi tiba-tiba bertanya pada apakah Pil Goo mau
naik mobil karena panas. Pil Goo binggung bertanya apakah Hyang Mi punya mobil
“Kita
akan menumpang.” Ucap Hyang Mi dan langsung berteriak memanggil Jung Ryul. Jung
Ryul panik karena ternyata Hyang Mi mengenali dirinya dan berpikir sudah gila.
Dong Baek
merapihakn kotak kimchi yang sudah diisi penuh lalu bertanya pada Yong Sik apa
yang dikatakan ibunya dan Apa boleh kembalikan kotak ini kepadanya. Yong Sik
baru tahu kalau kotak itu milik ibunya dan meminta agar meninggalkan saja.
“Aku akan
membawanya saat pergi dan mengembalikannya.” Ucap Yong Sik Dong baek merasa tak seharusnya pergi.
“Ibuku
menyukaimu. Kalian bersahabat.” Kata Yong Sik menyakinkan. Dong Baek
mengingatkan kalau Pil Goo dan ibu Yong Sik menentang ini.
“Jadi,
berhentilah keras kepala, dan berhenti menyukaiku. Aku merasa seperti harus
lebih berhati-hati dengan tindakanku selama dua atau tiga bulan.” Kata Dong
Baek
“Aku
bukan anak remaja. Jika aku mengabaikan kata ibuku, kurasa tak baik bagimu di
masa depan. Jadi, aku akan mundur strategis...” kata Yong Sik
“Kau
sungguh tak perlu menjelaskan semuanya padaku. Ada satu hal yang kupelajari
sejak kecil. Kalu Tak ada yang suka Dongbaek. Siapa yang menyukaiku?” kata Dong
Baek sedih
“Aku
menyukaimu.” Ucap Yong Sik. Dong Baek pikir tak mungkin menurutnya mereka tak
berpacaran.
“Bahkan
aku tak akan senang jika Pil Goo menyukai wanita sepertiku. Namun, aku terbiasa
dengan ini, jadi, aku tak apa-apa. Aku akan relakan saja seperti biasanya.” Ucap
Dong Baek
“Kau
selalu mengingatkanku pada Whac-A-Mole. Kau selalu tersenyum, tapi kau juga
selalu terluka. Itu sangat membuatku frustrasi.” Keluh Yong Sik
“Kau
harus dengarkan ibumu. Tak ada yang lebih peduli padamu di dunia ini selain
dia. Jadi, berhenti bersikap seperti remaja dan mulailah dewasa. Jangan kemari
lagi.” Tegas Dong Baek. Yong Sik hanya bisa terdiam.
Jung Ryul
akhirnya mengemudikan mobilnya, bertanya apakah penyejuk udaranya berfungsi dan terasa sejuk
dibangku belakang. Pil Goo yang duduk dibelakang bertanya pada Jung Ryul yang
seharusnya latihan jadi kenapa datang tiap hari.
“Mungkin
dia ada urusan lebih penting.” Ucap Hyang Mi lalu membuka dibagian bawahh mobil
“Hei, kenapa
kau menggeledah mobilku?”kata Jung Ryul kesal, Hyang Mi lalu memberitahu kalau
pemilik gedung meminta mereka pindah. Jung Ryul kaget mendengarnya.
“Jangan
khawatir... Ibumu punya banyak koneksi.” Kata Hyang Mi pada Pil Goo
“Jika kau
punya cukup uang, belikan saja gedung itu. Kau akan dapat banyak uang.” Kata Hyang
Mi pada Jung Ryul. Jung Ryul terlihat gugup.
“Kenapa
aku harus membelikannya gedung itu?” ucap Jung Ryul mengelak. Hyang Mi pun
mengodanya Apa mereka harus bicarakan alasannya?
“Aku
sangat senang berteman dengan Dongbaek.” Kata Hyang Mi. Jung Ryul pun mengeluh
Hyang Mi duduk di kursi penumpang
“Tuan
Kang, aku mengikuti Jessica di Instagram. Minta dia mengikutiku juga. Kami
mungkin akan sering bertemu.” Kata Hyang Mi.
Di rumah
Jessica melihat surat yang datang, lalu melihat ada surat “TILANG MENGEBUT”
lalu mengeluh tak percaya orang lemah ini ternyata terkena tilang. Ia melihat
lokasinya [ONGSAN, PROVINSI CHUNGCHEONG SELATAN] dan bertanya-tanya Di mana itu Ongsan.
Di kantor
polisi
Tuan Byun
memberikan berkas yang disembunyian dan meminta agar Yong Sik menaga ini tetap rahasia.
Yong Sik bingung melihat berkas KASUS PEMBUNUHAN KLINIK KULIT OK PERNYATAAN
SAKSI. Tuan Byun tahu kalau Yong Sik yang mencintainya.
“Cinta
tak bisa kuhentikan. Apa Kini kau akan beri tahu semua?” tanya Yong Sik tak
percaya
“Jangan
hadapi semuanya terlalu buru-buru hingga menjadi masalah. Ini terkait
perlindungan saksi yang kau cintai, tolong hadapi dengan tenang.” Jelas Tuan
Byun membuka komputer.
“Kenapa
banyak sekali berkas?” tanya Yong Sik bingung, Tuan Byun memilih salah satu
file. Yong Sik kaget kalau Ada video juga.
“Ini
video korban, Han Geum-ok, tepat sebelum dia dibunuh di hari kejadian.” Kata Tuan
Byun.
Apa?
Kenapa ada video korban di berkas saksi?” tanya Yong Sik bingung. Tuan Byun
memberitahu kalau Dongbaek ada di video.
Yong Sik kaget medengarnya.
“Ini dari
pagi saat kejadian, jadi, mulai investigasi dari sini. Aku yakin Pengusil ada di
sana.” Ucap Tuan Byun.
Flash Back
CCTV di
sebuah gereja, Dong Baek duduk dengan seorang wanita seperti sangat dekat
sedikit mengobrol saat duduk bersama dalam gereja. Ia mengaku kalau bertemu
dengannya di gereja.
29 JUNI
2014
“Apa praktiknya selesai dalam dua jam? Aku harus menjemput Pil-gu.” Tanya Dong Baek
“Kau harus
belajar di hari biasa juga. Dapatkan sertifikat perawatan kulit. Lalu ubah
papannya jadi "Klinik Kulit Camellia." Kau akan menjadi orang dengan
karier profesional.” Ucap Nyonya Ok
“Aku
pembuat babi tumis profesional.” Kata Dong Baek bangga dan mereka masuk ke KLINIK
KULIT OK
Dong Baek
sudah mengunakan baju kemben dan rambut yang ditutup dengan handuk. Nyonya Ok
melihat buku petunjuk didepan tabung besar. Dong Baek memastikan kalau tak melakukan pelatihan praktik dan ia
dijadikan percobaan.
“Aku tahu
ini bekas, tapi harganya satu juta won. Jangan cemas.” Kata Nyonya Ok
menyakinakn
“Aku
merasa kau gunakan aku untuk menguji mesin bekas. Apa tak apa?” ucap Dong Baek
memastikan dan merasa Pintunya tampak aneh.
Saat itu
telp di meja depan berdering, Nyonya Ok
pun mengangkatnya ternyata pelanggan
yang ingin membuat Reservasi. Ia menyuruh agar datang sekarang karena sedang
tak ada pelanggan. Dong Baek akhirnya masuk ke dalam tabung.
“Apa aku
tutup saja?” ucap Dong Baek berbaring didalam tabung untuk menghitamkan kulit.
Sementara
Nyonya Ok melhat berita di koran “PENGUSIL ONGSAN, HILANG TIGA BULAN” tapi
seolah tak peduli hanya melhat ramalah
HOROSKOP dari shio MONYET"Hari
ini akan dipenuhi keberuntungan. Buka semua pintumu."
“Apa aku
akan dapat uang hari ini?” ucap Nyonya Ok bahagai, saat itu terdengar bunyi
suara pintunya. Nyonya Ok langsung membuka pintu.
“Apa kau
yang baru reservasi? Bukankah panas memakai masker di musim panas? Apa kau yang
tadi menelepon untuk reservasi?” tanya Nyonya Ok, ternyata yang masuk adalah
seseorang yang misterius dengan wajah tertutup. Nyonya Ok kaget dan berusah
kabur tapi pelaku langsung membekap mulutnya.
Si pelaku
sengaja membesarkan suara radio, didalam tabung Dong Baek tinggal 7 menit
sebelum bisa membuka tabungnya. Dong Baek heran dengan Nyonya Oh yang menaikkan
volumenya
“Tujuh menit itu... Aku bersamanya
selama tujuh menit itu. Dalam tujuh menit itu...Geum-ok tewas.” Dong Baek
menuliskan laporan di kantor polisi.
Suasana klinik
sudah kacau balau, gelas pecah dan ada darah yang tertempel di koran. Tabung
Dong Baek sudah saatnya dibuka, pelaku berpikir kalau tak ada orang dalam rumah
lalu melihat lemari dan menemukan sepatu bunga-bunga.
“Suara yang tak bisa kulupakan... Suara
batuk berat itu...”
Dong Baek
pikir itu pelanggan yang datang, Si
pelaku akhirnya masuk kembali memeriksa semua ruangan.
Polisi
pun datang mengambil foto TKP, dengan rumah yang sudah berantakan. Tuan Byun pikir
mereka Tak perlu periksa pelanggan dan yakin kalau Tampaknya ini jelas ini kali
pertamanya kemari.
“Apa kau
akan tahu jika ada seseorang di sini?” tanya Tuan Byun melihat isi tabung yang
sudah kosong. Juniornya hanya mengelengkan kepala.
“Aku pun
tak tahu apa ini. Dia mungkin juga tak tahu. Kenapa dia mengacak-acak semuanya setelah
membunuh korban di sana? Karena dia gagal menemukan Dongbaek. Seharusnya dia
diam saja.” Kata Tuan Byun
Flash Back
Dong Baek
mencoba membuka tapi memang pintunya macet, lalu memanggil Nona Ok agar bisa membuka
pintunya, Sipelaku mencoba membantu. Dong Baek kaget mendengar suara batuk dan
tanganya terlihat ada bercak darah yang menempel.
Tiba-tiba
smoke detector menyala, Si pelaku panik memilih kabur dari jendela. Dong Baek
pun bisa melihat dari celah pungung si pelaku dan kawat yang dibuang di kolong.
“Suara
batuknya. Batuknya terus-menerus dan tampaknya tak terkendali. Aku masih tak bisa
melupakan batuk anehnya”
Tuan Byun
pun melihat note yang dituliskan pelaku “KAU JUGA JANGAN USIL...” Juniornya
yakin kalau pelaku Pengusil terkejut
karena Wanita ini pasti menangkap basah dia. Dong Baek duduk dengan wajah shock
diberikan jaket untuk menutupi tubuhhnya.
“Tampaknya
dia selalu malang.” Komentar beberapa orang yang melihat Dong Baek keluar dari
TKP>
Wartawan
langsung menanyakan Dong Baek “Kau ingat sesuatu? Apa rasanya? Bagaimana dia
selamat?” Salah seorang melihat Dong Baek tahu kalau ia adalah pemilik bar.
Dong Baek pun akhirnya dibawa pergi dengan mobil polisi.
Tuan Byun
datang ke bar, Dong Baek mengeluh kalau tak bisa begini. Dan sungguh tak bisa
hidup begini. Ia menceritakan Baru saja reporter berita datang, bahkan peramal menawarkan eksorsis untuknya. untuk
membuang sial.
“Namun dengar,
aku sungguh tak melihat apa pun. Aku tak bisa cerita apa pun. Aku hanya
melihatnya dari belakang. Tolong jangan libatkan aku. Kau bisa tangkap dia
tanpaku.” Ucap Dong Baek. Sepertinya saat itu seseroang mengamati sepatu Dong
Baek seperti pelakunya ada didalam bar.
“Dongbaek,
biar kutanya satu hal lagi. Apa pemadam apinya sungguh menyala tepat saat dia
berdiri di depanmu? Apa Dia tak menyalakannya untuk singkirkan bukti? Apa Dia
sungguh kabur karena itu tiba-tiba menyala? Apa Itu yang terjadi?” kata Tuan
Byun.
“Saat dia
berdiri di depanku, kudengar alarm menyala diikuti pemadam api. Kurasa
seseorang mengetuk pintu.” Kata Dong Baek. Tuan Byun terlihat bingung.
“Ya, tapi
aku tak yakin. Semua terjadi tiba-tiba. Namun, dia jelas berdiri di depanku.” Kata
Dong Baek
“Pemadam
api itu menyelamatkan nyawamu.” Kata Tuan Byun. Dong Baek kaget mendengarnya.
“Namun,
kenapa menyala tepat saat itu?” ucap Tuan Byun bingung. Dong Baek pun bergumam “Apa
kebetulan semacam itu mungkin?”
Yong Sik
akhirnya menutup lembaran LAPORAN INSIDEN, KASUS PEMBUNUHAN KLINIK KULIT OK PERNYATAAN
SAKSI. Ia dengan sangat yakin kalau
Dongbaek selamat berkat keberuntungannya saat itu Namun, aku
mencemaskannya.
“Seluruh
lingkungan tahu dia saksi. Jadi, tak mungkin Pengusil tak tahu.” Kata Tuan Byun
“Jadi,
Pengusil yang hebat berhenti membunuh orang setelah dia bertemu Dongbaek?” ucap
Yong Sik
“Siapa
yang tahu dia berhenti atau hanya mengambil jeda?” kata Tuan Byun.
“
Kecemasan perlu dihancurkan. Kita harus temukan akarnya, menghancurkannya, dan membakarnya
hingga menjadi debu.” Kata Yong Sik penuh dendam. Tuan Byun bingung melihat
tatapan mata Yong Sik.
“Aku tak akan
biarkan hal yang tak pasti seperti keberuntungan melindungi Dongbaek.” Tegas Dong
Baek. Tuan Byun meminta mata Dong Baek jangan melotot seperti itu.
“Kepala.
Aku akan menangkap Pengusil. Akan kutangkap dan beri tahu dia mengganggu orang
yang salah.” Tegas Yong sS lalubegega spergi.
Yong Sik
bergegas menyebrang jalan tanpa peduli dengan lampu, Nyonya Kwak disebrang
jalan langsung berteriak memanggilnya. Yong Sik kaget melihat ibunya. Nyonya Kwak memarahi anaknya yang berjalan menerobos padahal seorang polisi.
“Ibu,
kenapa kau kemari?” tanya Yong Sik. Nyonya Kwak mengaku kemari untuk melapor karena Pencuri membobol
rumah mereka. Yong Sik binggung.
“Seseorang
mencuri satu kantong bubuk cabai merah. Aku akan periksa rekaman kamera
pengawas dan menangkap si berengsek itu...” kata Nyonya Kwak
“Ibu... Aku
yang mengambilnya.” Akui Yong Sik. Nyonya Kwak kaget mendengarnya.
“Kuambil
dan kuberikan pada Dongbaek.” Ucap Yong Sik, Nyonya Kwak pikir harus lapor dan tak akan dimaafkan.
“Ibu,
dengarkan aku... Astaga, aku malu mengatakan ini kepadamu.” Ucap Yong Sik.
“Kalau
begitu jangan... Aku tak bisa penuhi permintaanmu dan menjauh darinya selama
dua bulan.” Kata Nyonya Kwak
“Aku tak
bisa!”teriak Yong Sik. Nyonya Kwak pun mengambil sesuatu untuk memukul anaknya.
“Ibu,
berhenti. Astaga... Ibu, kau boleh pukul aku sesukamu, tapi aku tak akan berubah
pikiran. Kau bisa anggap aku belum dewasa dan sewa orang untuk memukuliku, tapi
itu tetap tak akan hentikan aku menyukai Dongbaek.” Kata Yong Sik
“Apa Maksudmu,
kau akan memilihnya daripada ibumu yang membesarkanmu selama 30 tahun?” kata
Nyonya Kwak marah
“Ibu, aku
paham maksudmu. Aku tahu kau membesarkanku selama 30 tahun. Namun, jika aku tak
melindungi Dongbaek, maka aku akan menyesal 30 tahun ke depan.” Ucap Yong Sik
“Kenapa
kau menatap seperti itu lagi?” kata Nyonya Kwak heran. Yong Sik menegaskan
kalau sangat sungguh-sungguh.
“Aku sungguh
minta maaf mengatakan ini. Kau selalu membiarkanku berbuat semauku selama 30
tahun. Jadi, biarkan aku lakukan itu lagi sekali ini saja!” kata Yong Sik lalu
berjalan pergi. Nyonya Kwok kebingungan yang akan dilakukan dengan berandalan
itu.
Dong Baek
berjalan pulang, menengok ke belakang seperti merasakan seseorang mengikutinya.
Ia sampai didepan rumah lalu mengaku
hampir jatuh hati pada Yong Sik lalu masuk ke dalam rumah. Yong Sik
akhirnya datang dengan nafas terengah-engah.
“Entah
apa dia pulang dengan selamat.” Ucap Yong Sik lalu berjalan pulang dan melihat
sosok yang misterius. Ia pun mengejarnya digang sempit dan akhirnya bisa
menarik si tangan dan wajahnya kaget melihat sosok yang mencurigakan.
Bersambung
ke episode 11
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar